Kelas : C
NIM : 60700119083
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laktasi merupakan ciri yang spesifik pada ternak mamalia. Susu adalah produk yang
dihasilkan oleh glandula mamae dan merupakan nutrisi bagi anaknya untuk mendapatkan
imunitas pasif. Susu mempunyai susunan kimia yang kompleks. Komponen utamanya adalah air
yaitu sebesar 46 – 90 %, tergantung spesies ternaknya. Komponen utama lainnya adalah
protein, lemak dan laktosa. Susu juga merupakan sumber berbagai mineral seperti Ca,
Mg dan P serta berbagai vitamin (Hurley, 2000). Air susu yang pertama keluar setelah proses
penyakit, disebut kolostrum. Berikut ini komponen utama susu pada beberapa ternak
Komponen lain di dalam susu adalah protein dan lemak. Protein dalam susu disebut
casein. Bentuk casein ini berbeda pada beberapa spesies. Molekul casein beragregasi
membentuk ikatan yang disebut dengan micelles, dan distabilkan oleh komponen Ca,
Phosphate, Citrat dan lain-lain. Casein terdiri dari berbagai asam amino. Asam amino ini
dibutuhkan oleh manusia, maka susu merupakan nutrisi yang tinggi kualitas proteinnya.
Sementara lemak nampak sebagai globul-globul kecil dekat dengan membrane yang berasal
dari sel-sel yang mengeluarkannya yaitu membrane globul lemak susu .Lemak susu mengandung
vitamin yang hanya larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan K (Hasim dan Martindah,
2012). Kadar lemak susu mulai menurun setelah satu sampai dua bulan masa laktasi. Masa
laktasi dua sampai tiga bulan kadar lemak susu mulai konstan, kemudian naik sedikit
(Sudono et al., 2003). Kandungan gizi yang terdapat dalam susu yaitu, laktosa berfungsi sebagai
sumber energi, kalsium membantu dalam pembentukan massa tulang, lemak menghasilkan
energi, protein kaya akan kandungan lisin, niasin dan ferum, serta mineral-mineral lain seperti
magnesium, seng dan potasium (Susilorini dan Sawitri, 2006). Susu mengandung berbagai
macam protein, dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kasein (80%) dan laktoglobulin
(20%). Rasa manis susu karena adanya laktosa berkontribusi sekitar 40% kalori dari susu
penuh (whole milk). Laktosa terdiri atas dua macam gula sederhana yaitu glukosa dan
galaktosa. Secara alami laktosa hanya terdapat pada susu (Hasim dan Martindah, 2012).
Susu diproduksi oleh glandula mammae yang merupakan kumpulan sel-sel epithelial
sekretori yang spesifik. Sel-sel ini membentuk struktur yang disebut alveoli. Sel-sel alveoli
dikelilingi oleh sel-sel kontraktil yang disebutt sel-sel myoepithelial. Sel-sel berkontraksi
sebagai respon dari hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary yaitu oxytocin. Kelenjar
mammae adalah kelenjar eksokrin dimana sekresi eksternal dari alveoli dialirkan melalui system
pembuluh ke puting yang dapat dihisap oleh anaknya. Kelenjar mammae ini adalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Laktasi
Laktasi dimaksudkan untuk memberi nutrisi pada anak segera setelah kelahiran. Pada
peternakan sapi perah, siklus reproduksi dimanipulasi dengan tujuan setiap ekor harus beranak
setiap tahun dengan masa laktasi sekitar 10 bulan. Betina yang belum matang secara seksual
belum memiliki kelenjar mammae yang berkembang namun secara structural pembuluh
mammae dan alveolinya tumbuh. Kelenjar mammae ini tumbuh dan berkembang selama
terjadinya kebuntingan. Banyak hormone yang mempengaruhi hal ini namun estrogen dan
progesterone adalah hormone yang paling berpengaruh. Kedua hormone itu diproduksi oleh
ovarium dibawah pengaruh follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH).
Sapi memiliki siklus reproduksi normal yaitu 21 9 hari. Sapi berahi selama 12 jam kemudian
ovulasi tejadi menyusul terlihatnya tanda-tanda berahi tersebut. Lama kebuntingan yang normal
pada sapi adalah 285 hari. Sebagian besar peternak mengawinkan sapi dara mereka sekitar 15 –
18 bulan untuk memperoleh pedet pada 24 – 27 bulan. Sapi dara dapat saja dikawainkan lebih
dini namun ada resiko mempunyai problem pada saat melahirkan terutama bila ukuran anaknya
besar.
Hal ini lebih tergantung pada berat badan daripada umur sapi dara tersebut untuk dapat
beranak pertama kali. Perkembangan sapi dara perlu diperhatikan untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan kelenjar mammae. Sinkronisasi estrus dengan injeksi hormone
biasa dilakukan untuk mendapatkan pola beranak yang lebih pendek. Hormone yang biasa
yang maksimal terjadi untuk mempersiapkan produksi susu (laktogenesis), yang dimulai pada
saat pedet lahir. Susu yang diproduksi pertama kali disebut colostrum and kaya akan antibody.
Colostrum ini diberikan pada pedet dan tidak dikonsumsi oleh manusia.
Setelah kelahiran, laktasi berlangsung pada periode tertentu. Pada sapi laktasi
berlangsung selama 305 hari. Hormon yang mempengaruhi pada proses laktasi ini adalah
prolactin, insulin, thyroid hormones dan growth hormone (BST). Beberapa minggu setelah
kelahiran, sapi kembali dengan siklus estrus dan menunjukan tanda-tanda nya. Sapi kemudian di
insenminasi buatan (IB) pada saat estrus yang tepat sekitar 70 – 90 hari setelah kelahiran. Tujuan
dari perlakuan ini adalah untuk mendapatkan kelahiran sekali dalam setahun. Produksi susu
menuruin pada saat terjadi kebuntingan. Perubahan hormone yang terjadi selama kebuntingan
pengeluaran air susu. Sekitar 305 hari masa laktasi kemudian berhenti sapi mengalami kering
kandang atau "dried off". Rata-rata beranak dan laktasi per sapi adalah tiga kali. Bila pedet
kelompok ternak diganti setiap tahunnya. Sementara sapi jantan dapat dijual sebagai anakan atau
sapi daging.
B. Mekanisme Hormon
Secara umum, hormon yang merangsang pertumbuhan ambing adalah hormon yang juga sama
mengatur reproduksi. Karena itu, sebagian besar pertumbuhan ambing terjadi pada peristiwa
reproduksi tertentu saja, misalnya saat pubertas, kebuntingan, dan sesaat setelah beranak.
kebuntingan. Hormon ovari spesifik yang berperan dalam respon pertumbuhan ambing
perkembangan lobuli-alveoler.
ambing. Bekerja sama dengan hormon ovari (estrogen dan progesteron) untuk
Laktogen Plasental Sapi. Plasenta adalah sumber estrogen dan laktogen plasental sapi.
Struktur plasental sapi serupa tetapi lebih besar dari prolactin dan hormon
fungsi metabolik umumnya dan tidak dari kepentingan primer dalam menyokong
pertumbuhan ambing.
dan
estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran.
1. Estrogen: menstimulasi sistem saluran mammae untuk Tingkat estrogen
menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui.
3. Luteinizing hormone (LH): berperan dalam proses ovulasi Prolaktin: berperan dalam
membesarnya alveoil pada masa kebuntingandan sekresi air susu dari kelenjar
4. Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelah
melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras
susu menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down.
C. Perkembangan Embrio
Secara umum, untuk dapat memunculkan makhluk hidup baru yang berasal dari
induknya, ada dua tahapan penting yang harus ada dalam proses pembentukan individu baru
yaitu fase reproduksi dan fase pertumbuhan embrio hingga kelahiran. Keseluruhan fase tersebut
dinamakan embriogenesis. Fase reproduksi hanya dapat berlangsung setelah individu mengalami
masa kematangan organ reproduksi dan sangat berkaitan dengan kelenjar-kelenjar reproduksi,
dalam hal ini adalah hormon-hormon reproduksi. Di dalam fase reproduksi, dikenal beberapa
tahapan yaitu: 1. Gametogenesis, pembentukan sel-sel gamet 2. Pematangan sel-sel gamet 3. Fusi
atau peleburan sel-sel gamet dari induk jantan dan induk betina. Dalam tahapan normal setelah
terjadi pembuahan/fusi maka akan fase akan beralih ke embriogenesis yaitu terbentuk morula,
kemudian morula akan tumbuh menjadi blastula (blastocyst). Di dalam embriogenesis ini juga
dapat dibedakan menjadi dua tahap, yaitu: 1. Pertumbuhan dan diferensiasi, termasuk di
dalamnya dijumpai tahap morula, blastula, gastrula 2. Tahap berikutnya dalam embriogenesis
sederhana yang terus tumbuh dan berkembang hingga masa partus (Kelahiran). Dalam tahap
blastulasi (proses pembentukan blastula), ditemukan perbedaan pada tingkatan takson hewan.
Sebagai contoh blastulasi pada amphioxus,katak, ayam dan babi memiliki tahap pembentukan
alat yang berbeda-beda dari tiap daerah bakalnya sendiri-sendiri. Pada bangsa aves (burung)
epiblast, akan menjadi bakal ektoderm, mesoderm dan notochord. Bakal endoderm berasal dari
hypoblast yang sel-selnya tumbuh dan menyebar ke bawah, ke daerah rongga blastosoel. Bakal
ektoderm epidermis mengisi daerah yang bakal jadi anterior embrio lapisan epiblast. Bakal
ektoderm berupa sabit terletak di posterior lapisan epiblast. Bakal notochord dan prechorda di
posterior ektoderm saraf sedang bakal mesoderm di paling posterior lapisan epiblast. Pre-chorda
berupa lempeng terletak tepat di bakal jadi poros embrio. Proses blastulasi akan diiringi oleh
suatu proses berikutnya yaitu gastrulasi. Pada tingkat gastrula ini akan terjadi proses dinamisasi
daerah-daerah bakal pembentuk alat pada blastula, diatur dan dideretkan sesuai bentuk dan
susunan tubuh spesies yang bersangkutan. Melewati masa gastrulasi, perkembangan hewan
Pada tahap embriogenesis mulai terbentuk organorgan primitif (bud) dan pada akhirnya
pembentukan organ-organ definitif yang berasal dari lapis benih yaitu ektoderm, mesoderm dan
lapisan ektoderm akan menghasilkan jantung, menumbuhkan sistem saraf, kulit, rambut serta alat
indera. Sementara itu mesoderm akan menajdi bagian dari jaringan otot, jaringan tulang, alat
perkembangbiakan termasuk testis dan ovarium, alat eksresi dan peredaran darah. Lapisan
Endoderm akan menumbuhkan saluran pencernaan, kelenjar pencernaan, alat pernapasan seperti
paru-paru. Dalam organogenesis pun terjadi induksi dari masing-masing lapisan benih, sebagai
contoh: lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm akan mempengaruhi pembentukan kelopak
mata. Notochord akan menginduksi ektoderm untuk membentuk bumbung neural. Hal tersebut
merupakan contoh dari adanya proses induksi di dalam lapis-lapis benih tersebut. Setelah
melewati tahapan organogenesis dan sudah cukup waktu, maka hasil konsepsi di dalam uterus
harus segera dikeluarkan. Proses tersebut dinamakan partus. Dengan kata lain, partus adalah
proses pengeluaran hasil konsepsi yang masih hidup dari dalam uterus melalui vagina menuju
keluar organ reproduksi. Dalam proses partus normal ada beberapa tahapan atau lebih dikenal
dengan istilah kala. Partus normal dibedakan menjadi 4 kala, masing-masing kala terdapat ciri
dan tanda tersendiri. Jika partus secara normal ini tidak memungkinkan maka alternatif yang
ditempuh diantaranya adalah melalui persalinan buatan atau dikenal dengan seksio sesarea.
Dalam persalinan normal maupun persalinan melalui seksio sesarea, bayi yang dihasilkan dapat
tunggal atau lebih dari satu atau disebut kembar. Peristiwa bayi kembar dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu kembar identik (monozigotik) dan kembar fraternal (Dizigotik).
Kembar identik terjadi karena zigot yang terbentuk dari proses fertilisasi, membelah
menjadi embrio yang berbeda. Kembar identik selalu mempunyai jenis kelamin yang sama dan
secara genetik identik, namun sidik jari tetap berbeda. Sementara itu kembar fraternal, berasal
dari dua sel telur yang dibuahi oleh masing-masing spermatozoa secara terpisah. Dua telur
tersebut kemudian berkembang menjadi masing-masing zigot dan akhirnya tumbuh menjadi
bayi. Kembar fraternal jenis kelaminnya bisa sama namun juga dapat berbeda. Kembar fraternal
ini morfologinya tidak begitu banyak kemiripan. Dalam proses embriogenesis kejadian kembar,
sering kali dijumpai adanya kelainan-kelainan. Kelainan-kelainan tersebut dapat diakibatkan oleh
kegagalan memisah calon bayi kembar secara sempurna dan juga karena faktor kekurangan
nutrisi bagi salah satu janin yang berkembang di dalam rahim. Kekurangan nutrisi salah satu
calon bayi tersebut mengakibatkan salah satu bayi tumbuh tidak sempurna dan ketika dilahirkan
akan di dapat kembar siam. Selain kejadian kembar siam, kelahiran bayi yang tidak sempurna
atau cacat sering juga dialami. Kejadian cacat dapat disebabkan oleh teratogen, yaitu
Senyawa/zat/bahan dan makhluk hidup tersebut dinamakan sebagai teratogen. Sedangkan ilmu
A. Kesimpulan
Laktasi dimaksudkan untuk memberi nutrisi pada anak segera setelah kelahiran. Pada
peternakan sapi perah, siklus reproduksi dimanipulasi dengan tujuan setiap ekor harus beranak
hormone (FSH), Luteinizing hormone (LH) dan Oksitosin. Pada tahap embriogenesis mulai
terbentuk organorgan primitif (bud) dan pada akhirnya menuju organ definitif. Organogenesis
sendiri didefinisikan sebagai serangkaian proses pembentukan organ-organ definitif yang berasal
dari lapis benih yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Lapis-lapis benih tersebut akan
Balinsky, B. I. 1981. An Introduction to Embryology. 5 ed. Tata McGraw -Hill New Delhi.
Hasim & E. Martindah. 2012. Perbandingan susu sapi dengan susu kedelai :tinjauan kandungan
dan biokimia absorbsi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan
Penelitian
Susilorini, T.E., & M. E. Sawitri. 2006. Produk Olahan Susu. Penerbit PT. Penebar Swadaya,
Depok.