Anda di halaman 1dari 8

LAPANG MANAJEMEN TERNAK UNGGAS

(LAYOUT DAN BENTUK KANDANG PEMELIHARAAN AYAM


BROILER)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah


Manajemen Ternak Unggas pada Jurusan Ilmu Peternakan
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Alauddin
Makassar

Oleh:

WAHYUNI ANITA FITRIA


60700119083

JURUSAN ILMU PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2021
LAYOUT DAN BENTUK KANDANG PEMELIHARAAN AYAM
BROILER
(Layout And The Type Of Cultrivation Stable Of Broiler Chicken)

Wahyuni Anita Fitria, Muhidal Akbar

Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi


Jalan H. Yasin Limpo No. 36, Samata, Kab. Gowa
Email: wahyunianita08@gmail.com

ABSTRAK

Praktek lapang ini bertujuan untuk mengetahui pembuatan desain layout kandang
satu lokasi peternakan mengaplikasikan sistem One age farming atau All in all out (dalam satu
lokasi peternakan hanya terdiri dari satu jenis ayam dengan umur dan starin yang sama,
masuk secara bersamaan begitupun saat panen) dan penerapan Biosecurity serta mengetahui
dan membandingkan berbagai jenis dan tipe kandang pemeliharaan ternak ayam Broiler.
Waktu dan tempat dilaksanakannya praktek lapang ini yaitu pada hari Sabtu 04 Desember
2021, pukul 07.00-12.00 WITA, bertempat di(SIFS) Samata Integrated Farm System. Alat yang
digunakan yaitu parang, gergaji, terpal, tali, seng, palu, paku, alat tulis dan ponsel. Bahan
yang digunakan yaitu ayam DOC, sekam, koran, bambu, larutan gula merah, larutan
deterjen dan air.

Kata kunci: Layout, bentuk kandang dan broiler.

ABSTRACT

This field practice aims to determine the design of the cage layout in one farm location
applying the one age farming or all in all out system (in one farm location only consists of one type of
chicken with the same age and starin, entering simultaneously as well as at harvest) and the
application of biosecurity as well as knowing and comparing various types and types of broiler and
layer chicken breeding cages. The time and place for this field practice is on Saturday, December 3,
2021, at 07.00-12.00 WITA, at the Animal Husbandry stable, Department of Animal Science, Faculty
of Science and Technology, Alauddin State Islamic University Makassar. The tools used were
machetes, saws, tarpaulins, ropes, zinc, hammers, nails, stationery and cell phones. The materials used
are DOC chicken, husks, newspapers, bamboo, brown sugar solution, detergent solution and water.

Keywords: Layout, form of cages and broilers.


PENDAHULUAN

Ayam broiler yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-
bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi
daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an
dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia
yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal
masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya (Agustin, 2015).
Ayam broiler merupakan jenis ayam hasil dari budidaya teknologi peternakan yang
memiliki ciri khas pertumbuhan yang cepat, sebagai penghasil daging dengan konversi
pakan yang rendah dan siap dipotong pada usia 28-45 hari. Dalam beternak ayam yang perlu
diperhatikan antara lain pemberian pakan ayam yang seimbang dan suhu kandang ayam
yang sesuai. Ayam merupakan termasuk hewan berdarah panas (endotermik) yang suhu
tubuhnya diatur suatu batasan yang sesuai (Sebayang, 2016).
Keunggulan karakteristik ayam broiler menandakan bahwa ayam broiler merupakan
strain unggul yang berasal dari daerah subtropis dan produktivitasnya tidak dapat
disamakan bila dipelihara di daerah tropis. Faktor lingkungan, genetik dan manajemen
pemeliharaan menjadi penghambat dalam pencapaian produksi, kemudian untuk mencapai
pertumbuhan yang optimal usaha yang diperlukan diantaranya dengan pemberian makanan
yang bergizi tinggi, perbaikan manajemen dengan pemberian temperatur lingkungan
pemeliharaan yang optimal (Nadzir, 2015).
Kandang merupakan faktor penting dalam usaha peternakan ayam broiler. Kandang
dipergunakan mulai dari awal hingga masa produksi. Pada prinsipnya kandang yang baik
adalah kandang yang sederhana, biaya pembuatan murah, dan memenuhi persyaratan
teknis dan nyaman bagi ternak. Bentuk kandang dan kondisi tempat yang tersedia, keadaan
tahan yang dipergunakan, biaya yang tersedia dan bahannnya harus menjadi pertimbangan
demi kenyamanan ayam (Prasetyo, 2018).
Bentuk kandang adalah kandang Close house bertingkat berkapasitas 30.000 ekor.
Kandang sistem tertutup atau Close house merupakan system kandang yang harus sanggup
mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air, gas-gas yang berbahaya seperti CO, CO2
dan NH3 yang ada dalam kandang, tetapi disisi lain dapat menyediakan berbagai kebutuhan
oksigen bagi ayam. Berdasarkan ini, kandang dengan model sistem tertutup ini diyakini
mampu meminimalkan pengaruh buruk lingkungan dengan mengedepankan produktivitas
yang dimiliki ayam (Dahlan, 2011).
Pada fase starter, lantai kandang dimodifikasi menggunakan lapisan sekam agar kaki
ayam tidak masuk ke celah-celah lantai dan juga dapat menahan kehilangan panas.Selain itu,
sekam juga dapat menyerap kotoran ayam yang cair dan air minum ayam yang tumpah
dengan baik.Kandang yang lantainya diberi alas (litter) yang berfungsi untuk menyerap air ,
agar lantai kandang tidak basah oleh kotoran ayam, karena itu bahan yang digunakan untuk
litter harus mempunyai sifat mudah menyerap air, tidak berdebu dan tidak basah
(Rachmawati 2011).
Pada fase Grower (pertumbuhan) untuk mengurangi kepadatan kandang terdapat
perlakuan dengan perluasan area sekaligus juga pengambilan sekam secara bertahap. Dan
juga dilakukan pemindahan ayam karena kapasitas kandang sudah tidak mencukupi. Untuk
memenuhi pemerataan konsumsi pakan dan minum pada ayam broiler dilakukan
penambahan peralatan berupa tempat pakan dan minum sesuai kebutuhan ternak. Untuk
mengatur suhu ideal dalam kandang dan kelembapan dilakukan pengaturan tirai dengan
menurunkan dan menaikkan sesuai dengan kondisi lingkungan/cuaca. Memasuki fase
Finisher tirai diturunkan secara keseluruhan dengan tujuan untuk memperlancar sirkulasi
udara dalam kandang pada fase Finisher ayam sangat sensitif dengan keadaan udarah yang
biasa menyebapkan angka kematian sangat tinggi. Saat memasuki pasca panen semua
peralatan dan sarana produksi ternak dibersihkan dengan desinfektan dan disimpan.Tata
laksana kandang yang dilakukan, perlu perhatikan waktu dan ketepatannya karena sangat
berpengaruh dalam pertumbuhan ayam terlebih-lebih bahwa siklus hidup ayam pedaging
atau broiler sangat pendek. Oleh karena itu ternak harus diimbangi dengan manajemen yang
serba intensif (Dahlan, 2011).
Tata laksana perkandangan yang dilakukan dipeternakan ayam broiler adalah
persiapan sebelum DOC datang yaitu pembersihan kandang, perbaikan kandang pasca
panen, menyiapkan peralatan yang dibutuhkan meliputi tempat pakan, minum dan tirai,
penebaran sekam, pemasangan tirai, persiapan brooding (sekat berupa seng dan pagar
pembatas untuk pemerataan), pemanas berupa kap dari seng, kompor gas LPG dan lampu.
Dalam pelaksanaan fase Starter Brooding pelebaran tempat dilakukan setiap 2 hari sekali
dengan rata-rata pelebaran sebesar 1-2 meter sampai pada usia 14 hari. Untuk mengurangi
amonia didalam kandang dilakukan dengan menjaga sekam agar tetap kering dengan cara
dibolak-balik dan apabila sekam sudah terlalu basah maka diganti dengan yang baru dapat.
Selain itu untuk mengatur sirkulasi udara dan mengurangi panas dalam kandang dilakukan
pengaturan pemanas dengan cara mematikan dan menghidupkan pemanas sesuai dengan
suhu yang dibutuhkan yakni 27º -34ºC (Dahlan, 2011).
Suhu dan kelembapan kandang yang seragam pada saat masa Brooding akan
menghasilkan performa ayam pedaging yang baik. Pemeliharaan periode Brooding adalah 14
hari, dengan pengaturan suhu 30--320 C dan kelembapan 60--80%. Dewasa ini,
perkembangan teknologi yang semakin meningkat menyebabkan terciptanya sistem baru
untuk masa Brooding yaitu sistem Brooding Thermos. Sistem Brooding Thermos merupakan
proses Brooding yang menggunakan tirai di dalam dan di luar kandang sehingga suhu dan
kelembapan kandang dapat terjamin konstan. Umumnya peternak ayam pedaging di
Indonesia masih menggunakan metode brooding konvensional yaitu dengan membuat
lingkaran-lingkaran dari bahan seng kemudian dilengkapi satu buah Brooder sebagai
pengatur suhu dan kelembapan kandang (Fatmaningsih, 2016).
Sanitasi kandang dilakukan sebelum dan sesudah panen dilakukan dengan berapa
tahap, pembersihan kandang setelah panen yaitu membersikan tempat makan dan minum
dengan destifektan lalu disimpan kegudang dan membersikan kotoran ayam yang berada di
kandng. Dan tahap kedua pembersihan kandang membunuh bibit penyakit setelah dibiarkan
selama 3 hari sebelum mulai budidaya lagi. Pada saat terpal ( tirai ) juga disemprot juga
sebelum dipasang, tidak lupa dibersikan kembali tempat makan dan minum pada waktu
dipakai, khusus tempat pakan dibersikan setiap hari pada saat pagi dan sore hari dapat
dilihat.Sanitasi yang dilakukan sudah bagus karena semua peralatan kandang yang dipakai
diperhatikan kebersiannya dan dilakukan tiap hari maupun sebelum dan sesudah panen
dengan menggunakan desinfektan dan formalin (Dahlan, 2011).

Adapun ayat QS. Ghafir /40: 79 yang menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan
ternak, sebagaimana firman-Nya yang berbunyi:
        

Terjemahnya:
79. Allah-lah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya
untuk kamu kendarai dan sebagiannya untuk kamu makan.
Ayat di atas menceritakan tentang Allahlah yang menjadikan binatang ternak untuk
kalian) menurut suatu pendapat dikatakan, bahwa yang dimaksud hanyalah unta saja.
Tetapi menurut pendapat yang kuat, ternak yang dimaksud mencakup pula sapi dan
kambing (sebagiannya untuk kalian kendarai dan sebagiannya untuk kalian makan (Jalal
Ad-Din Al-Mahalli dan Jalal Ad-Din As-Suyuti).
Praktek lapang ini bertujuan untuk mengetahui pembuatan desain layout kandang
satu lokasi peternakan mengaplikasikan sistem dalam satu lokasi peternakan hanya terdiri
dari satu jenis ayam dengan umur dan starin yang sama, masuk secara bersamaan begitupun
saat panen) dan penerapan Biosecurity serta mengetahui dan membandingkan berbagai jenis
dan tipe kandang pemeliharaan ternak ayam Broiler.

METODE PRAKTEK LAPANG

Waktu dan Tempat


Waktu dan tempat dilaksanakannya praktek lapang ini yaitu pada hari Sabtu 04
Desember 2021, pukul 07.00-12.00 WITA, bertempat di (SIFS) Samata Integrated Farm System.
Kelurahan Samata, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.

Materi Praktek Lapang


Alat yang digunakan pada praktek lapang ini yaitu Parang, Gergaji, Terpal, Tali,
Seng, Palu, Paku, Alat tulis dan Ponsel. Bahan yang digunakan yaitu ayam DOC, sekam,
Surat kabar, Bambu, larutan Gula Merah, larutan Deterjen dan Air.

Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam kegiatan praktek lapang ini sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Kandang
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Mempersiapkan atap kandang dengan memasang terpal sebagai atap yang digunakan
dalam pemeliharaan.
c. Membersihkan area kandang, tempat pakan, tempat minum yang digunakan dalam
pemeliharaan
d. Mempersiapkan pembatas dengan ukuran diameter yang digunakan dalam
pemeliharaan DOC (tahap Brooding)
e. Mengalas lantai kandang menggunakan sekam dengan ketebalan 5 cm yang selanjutnya
ditutup dengan koran
f. Menyiapkan gasolek sebagai pemanas DOC dengan suhu ideal kandang berkisar antara
28-30ºC
g. Menyiapkan pakan dan air minum sebelum memasukkan DOC ke dalam kandang.
2. Pemeliharaan Broiler
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Menimbang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama dua hari, manajemen
pemeliharaan yang pertama kali dilakukan sebelum DOC masuk yaitu pembersihkan
kandang, penyemprotan, penaburan sekam, pemasangan surat kabar, pemasangan tempat
pakan dan pemasangan tempat minum. Pada saat DOC masuk langkah awal yang dilakukan
yaitu pemberian air gula merah sebanyak 215 gram yang dilarutkan. Teknik pemberian
pakan secara adlibitum dilakukan dua kali sehari pagi jam 06.00 WIB dan siang jam 14.00
WIB. Sebanyak 17 gram/ekor dimana jumlah ayam yaitu 105 ekor jadi total pakannya
sebanyak 1.785 gram/ekor. Dan untuk pemberian minum secara adlibitum juga.

Tabel 1. Kebutuhan Pakan


No Umur Pakan
1 8-14 hari 43 gr/ekor
2 15-21 hari 66 gr/ekor
3 22-29 hari 91 gr/ekor
Sumber: SIFS (Samata Integrated Farm System) 2021.

Tabel 2. Kebutuhan Air


No Umur Air Minum
1 8-14 hari 3,1 liter/100 ekor
2 15-21 hari 4,5 liter/100 ekor
3 22-29 hari 7,7 liter/100 ekor
Sumber: SIFS (Samata Integrated Farm System) 2021.
Fase Starter pada pemeliharaan ayam broiler yaitu fase awal yang dimulai sejak
DOC. Pada fase ini sangat rentang terhadap tingkat kematian tinggi. Hal tersebut terjadi
karena kondisi tubuh ayam masih sangat lemah dan organ belum berfungsi secara optimal
sehingga fase Starter merupakan periode kritis pada masa pemeliharaan.
Fadilah (2013) menyatakan bahwa peternak masih kurang pengetahuan dalam
manejeman pemeliharaan ayam broiler. Kenyataan di lapang sering kali ditemukan periode
pemanasan Brooding hanya sampai 8-10 hari. Periode pemanasan Brooding pada ayam broiler
seharusnya dimulai sejak DOC (Day Old Chick) diterima sampai berumur 2 minggu.
Kenyataan periode Brooding pada fase starter merupakan pondasi awal kehidupan dan
produktivitas ayam, karena pada ini terjadi pembentukan sistem kekebalan tubuh,
pembentukan sistem kardiovaskuler, terjadi pembelahan dan pembesaran sel pembentukan
kerangka tubuh, tingkat konversi pakan menjadi daging paling tinggi, dan respon paling
baik terhadap vaksinasi.
Jenis kandang yang digunakan adalah kandang semi Close House yang merupakan
dari prinsip Close House bentuknya seperti kandang terbuka. Kelebihan kandang semi Close
yaitu biaya lebih murah bagi peternak yang menginginkan produksi baik seperti kandang
Close House tetapi modal kandang Open House, tidak ada kekhawatiran terhadap perubahan
cuaca karena suhu dan kecepatan angin bisa diatur (Nadzir, 2016).
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktek lapang yang dilakukan selama 4 hari dapat disimpulkan
bahwa manajemen pemeliharaan yang pertama kali dilakukan sebelum DOC masuk yaitu
pembersihkan kandang, penyemprotan, penaburan sekam, pemasangan surat kabar,
pemasangan tempat pakan dan pemasangan tempat minum.
Pada pemeliharaan fase Starter harus diperhatikan dengan sangat baik sebab, pada
fase ini tingkat mortalitas sangat tinggi. Maka dari itu penerapan Biosecurity terhadap tami
dan pegawai sebelum memasuki kandang maupun di dalam kandang yaitu dengan
penyemprotan menggunakan disenfektan harus diperketat. Selain itu, bentuk dan letak
kandang erat kaitannya dengan pertumbuhan ayam broiler karena ayam broiler sangat
sensitif terhadap suhu maupun lingkungan. Ayam broiler ini merupakan ayam penghasil
daging dengan pertumbuhan cepat sehingga waktu pemeliharaannya lebih singkat, pakan
lebih efesien dan produksi daging tinggi. Periode pemeliharaan DOC hingga umur 14 hari
dan bertujuan untuk menyediakan lingkungan secara efesien dan ekonomi bagi anak ayam
sehingga menunjang pertumbuhan optimal.

Saran
Untuk penanganan pada periode Brooding Biosecurity harus lebih ditingkatkan
karena pada fase ini angka mortalitas tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, H. P., & Hidayah, T. 2015. Ipteks Bagi Masyarakat (IBM) Kelompok Usaha Bersama
(Kub) Ayam Broiler Di Panti Jember. Jurnal Pengabdian Masyarakat
IPTEKS, 1(2).
Dahlan, M., & Hudi, N. 2011. Studi Manajemen Perkandangan Ayam Broiler Di Dusun
Wangket Desa Kaliwates Kecamatan Kembangbahu Kabupaten
Lamongan. Jurnal ternak, 2(01), 24-29.
Fadilah.2013. Super Lengkap Beternak Ayam. Jakarta [ID]: Agro Media Pustaka.
Fatmaningsih R. 2016. Peforma Ayam Pedaging Pada Sistem Brooding Konvensional dan
Thermos.The Student of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture
Lampung University.
Nadzir, A. T., & Haryanto, A. 2015. Evaluasi Desain Kandang Ayam Broiler Di Desa Rejo
Binangun, Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur Design
Evaluation of Broiler House in Rejo Binangun, Kecamatan Raman Utara,
Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Teknik Pertanian LampungVol, 4(4), 255-
266.
Prasetyo, Kundono Budi. 2018. Kajian Tatalaksana Lingkungan Perkandangan Ayam Di
Pt.Mustika Jaya Lestari Di Desa Gadungan Kecamatan Juwana Kabupaten
Pati, Jawa Tengah. In Rogram Studi Diploma Iii Manajemen Usaha
Peternakan Sekolah Vokasi (Vol. 151, Nomor 2). Universitas Diponegoro
Semarang.
Rachmawati. 2011. Meningkatkan Produksi Ayam Pedaging Melalui Pengaturan Proporsi
Sekam, Pasir, dan Kapur Sebagai Litter. Jurnal Ternak Tropika. Vol. 12, No.1:
38-45.
Sebayang, R. K., Zebua, O., & Soedjarwanto, N. (2016). Perancangan Sistem Pengaturan Suhu
Kandang Ayam Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Informatika dan Teknik Elektro
Terapan, 4(3).

Anda mungkin juga menyukai