Anda di halaman 1dari 7

OKSIDASI ALFA DAN BETA

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


•ASNITA PURNAMA
•ARINDYA ANDRIAN
•FAUZIAH ASMAR
•FUADATUSSAADAH
•HADI MULKI SATRIA
•YOANA SUKMA
Oksidasi alfa adalah proses degradasi asam lemak dimana dalam
prosesnya hanya satu atom karbon saja yang dilepaskan. Berbeda
dengan oksidasi beta yang memotong asam lemak setiap dua atom
karbon dalam bentuk asetil koA, Oksidasi alfa memotong asam
lemak tiap satu atom karbon dan melepaskan dalam bentuk CO2.

Oksidasi alfa umumnya terjadi terjadi pada biji yang


sedang berkecambah. Sedangkan pada hewan dan
manusia, oksidasi alfa terjadi pada peroksisom untuk
memecah asam pitanat yang tidak bisa dipecah
dengan oksidasi beta karena adanya cabang beta-
metil. Dalam peroksisom asam pitanat akan
mengalami oksidasi alfa dan berubah menjadi asam
pristanat, proses ini akan melepaskan formil-koA
yang akan diproses menjadi CO2.
Asam pitanat berikatan dengan koA membentuk pitanoil-
koA, reaksi ini dikatalisis oleh enzim asil-koA sintetase.

Pitanoil-koA akan dioksidasi menjadi 2-hidroksipitanoil-


koA yang dikatalisis oleh enzim pitanoil-koA dioksigenase

2-hidroksipitanoil-koA akan dipecah oleh enzim 2-


hidroksipitanoil-koA liase menjadi pristanal dan formil-koA.

Formil-koA akan diproses menjadi asam format kemudian


menjadi CO2.

pristanal akan dioksidasi oleh aldehid dehidrogenase membentuk


asam pristanat. Asam pristanat kemudian dapat didegradasi
dengan oksidasi beta.
Ketidakmampuan tubuh melakukan oksidasi alfa
dapat menyebabkan penumpukan asam pitanat dalam sel
dan jaringan yang menjadi sebab munculnya penyakit
refsum. Penyakit ini timbul karena tubuh tidak menghasilkan
enzim pitanoil-koA dioksigenase dalam jumlah cukup.

Penumpukan asam pitanat akan menyebabkan


kerusakan saraf pada manusia. Gejala penyakit refsum antara
lain ataxia, kulit bersisik, gangguan pedengaran, dan
gangguan penglihatan.
Oksidasi beta adalah proses metabolisme di mana
asam lemak dipecah di dalam mitokondria
dan/atau di dalam perioksisoma untuk
menghasilkan asetil-KoA. Oksidasi β merupakan
jalur utama dari degradasi asam lemak

Proses degradasi asam lemak terjadi di mitokondria. Asam lemak


yang terdapat pada sitoplasma harus diaktivasi terlebih dahulu
menjadi asil lemak-KoA sebelum masuk mitokondria. Asil lemak-
KoA tidak dapat begitu saja menembus membran mitokondria,
molekul tersebut harus dibawa oleh pembawa (karier) yang
disebut karnitin. Asil lemak-KoA akan berikatan dengan karnitin
membentuk asil lemak karnitin dan menembus membran
mitokondria. Di dalam mitokondria, asil lemak kornitin akan
bereaksi dengan koenzim A sehingga terbentuk asil lemak KoA
dan karnitin kembali. Karnitin kemudian akan keluar mitokondria
untuk membawa sil lemak-KoA yang lainnya.
Proses dehidrogenasi asil lemak-KoA dengan
enzim asil-KoA dehidrogenase menghasilkan
senyawa enoil-KoA. Pada reaksi ini FAD sebagai
koenzim direduksi menjadi FADH

Ikatan rangkap pada enoil-KoA dihidrasi menjadi


hidroksiasil-KoA oleh enzim enoil Ko-A hidratase

Hidroksiasil Ko-A dioksidasi menjadi ketoasil-


KoA menggunakan enzim β hidroksiasil-KoA
dehidrogenase. Pada reaksi ini NAD sebagai
koenzim direduksi menjadi NADH.

Reaksi tahap akhir dimana β hidroksiasil-KoA


bereaksi dengan KoA bebas menghasilkan asetil-
KoA dan sisa asam lemak, reaksi tersebut karena
aktivitas enzim asetil-KoA asiltransferase. Asetil-
KoA akan lepas dan meninggalkan sisa asam
lemak yang akan dipotong-potong lebih lanjut
menjadi asetil-KoA yang lain.
Setiap asam lemak akan dipecah setiap 2 atom
C sehingga apabila asam palmitat (16 atom C)
akan didegradasi menjadi 8 asetil-KoA
(masing-masing 2atom C). Asetil-KoA
kemudian dapat masuk ke dalam siklus krebs
untuk menghasilkan ATP.

Karena tiap jenis asam lemak memiliki atom C


yang bervariasi maka jumlah asetil-KoA yang
dihasilkan berbeda-beda. Sebagai contoh asam
palmitat di atas didegradasi menjadi 8 molekul
asetil-KoA, asam oleat menjadi 9 asetil-KoA,
dan asam arakidonat menjadi 10 asetil-KoA.

Anda mungkin juga menyukai