Anda di halaman 1dari 6

GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN

PENYUSUN :

NAMA : JULANI BUTON

NIM : 2012-82-106

PRODI : AGROEKOTEKNOLOGI
Gejala histologi dapat dibedakan menjadi 3 tipe gejala:yaitu nekrosis, hipoplasia dan
hiperplasia.
1. Gejala Nekrosis
Gejala nekrotik terjadi karena adanya kerusakan pada sel atau bagian sel bahkan
kematian sel. gejala Nekrotik dibagi kedalam beberapa gejala seperti:
Nekrosis : matinya bagian tanaman Sekumpulan sel yang terbatas dalam jaringan
tertentu mati dan pada alat tanaman terlihat adanya becak-becak atau bintik-bintik
hitam.
Hidrosis : Disebabkan karena air sel keluar dari ruang sel masuk kedalam ruang sela-
sela sel, bagian ini akan tampak kebasah-basahan.
Klorosis : Rusaknya kloroplas menyebabkan menguningnya bagian-bagian yang
lazimnya berwarna hijau.
Layu : gejala sekunder yang disebabkan karena adanya gangguan dalam berkas
pengangkutan atau adanya kerusakan pada susunan akar yang menyebabkan tidak
seimbangknya penguapan dengan pengangkutan air.
Terbakar : mati dan mengeringnya bagian tanaman tertentu hampir sama dengan
gejala nekrosis. Gejala gosong biasanya terjadi karena penyebab abiotik.
Mati ujung : Mati ujung biasanya terjadi pada ranting atau cabang yang dimulai
dari ujungnya baru meluas kepangkal.
Busuk : Busuk disebabkan karena rusaknya sel-sel atau jaringan-jaringan. Sebenarnya
gejala busuk sama dengan gejala nekrosis tetapi lazimnya perkataan busuk dipakai
untuk bagian-bagian yang tebal seperti buah, batang, akar. Busuk terbagi menjadi
dua yaitu busuk basah dan busuk kering. Busuk basah biasanya disertai bau yang
tidak enak atau cairan-cairan yang kental biasanya terjadi pada
bagian tanaman yang berdaging, sedangkan busuk kering jarang berbau.
Rebah : semai Jamur yang biasanya menyerang adalah jenis Rhizoctonia,
Sclerotium, Fusarium, Phytium, Phytophthora dan menyebkan batang membusuk
atau tanaman rebah
Kanker : Gejala ini lazimnya terjadi pada bagian-bagian yang berkayu pada batang,
ranting ataupun akar.
Eksudasi : Gejala ini biasanya ditunjukkan dengan adanya cairan-cairan yang keluar
bagian tanaman.
B. Gejala Hipolastik
Gejala Hipoblastik adalah gejala yang disebabkan karena terhambat atau terhentinya
pertumbuhan sel , gejala ini terbagi menjadi berikut:
Etiolasi : tumbuhan menjadi pucat, tumbuh memanjang dan mempunyai daun-daun
yang sempit karena mengalami kekurangan cahaya.
Kerdil (atrophy) : gejala habital yang disebabkan karena terhambatnya pertumbuhan
sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dari pada biasanya.
Klorosis : terjadinya penghambatan pembentukan klorofil sehingga bagian yang
seharusnya berwarna hijau menjadi berwarna kuning atau pucat. Bila pada daun hanya
bagian sekitar tulang daun yang berwarna hijaumaka disebut voin banding. Sebaliknnya
jika bagian-bagian daun di sekitar tulang daun yang menguning disebut voin clearing.
Perubahan simetri : hambatan pertumbuhan pada bagian tertentu yang tidak disertai
dengan hambatan pada bagian di depannya, sehingga menyebabkan terjadinya
penyimpangan bentuk.
Roset : hambatan pertumbuhan ruas-ruas (internodia) batang tetapi pembentukan
daun-daunnya tidak terhambat, sebagai akibatnya daun-daun berdesak-desakan
membentuk suatu karangan.
C. Gejala Hiperplastik
Gejala hiperplastik ini disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya
(overdevelopment). Gejala hiperplastik terbagi sebagai berikut:

Erinosa : terbentuknya banyak trikom (trichomata) yang luar biasa sehingga pada
permukaan alat itu (biasanya daun) terdapat bagian yang seperti beledu.
Fasiasi (Fasciasi, Fasciation) : suatu organ yang seharusnya bulat dan lurus berubah menjadi
pipih, lebar dan membelok, bahkan ada yang membentuk seperti spiral.
Intumesensia (intumesoensia) : sekumpulan sel pada daerah yang agak luas pada daun atau
batang memanjang sehingga bagian itu nampak membengkak, karena itu gejala ini disebut
gejala busung (cedema).
Kudis (scab) : bercak atau noda kasar, terbatas dan agak menonjol. Kadang-kadang pecah-
pecah. Di bagian tersebut terdapat sel-sel yang berubah menjadi sel-sel gabus. Gejala ini
dapat dijumpai pada daun, batang, buah atau umbi.
Menggulung atau mengeriting : gejala ini disebabkan karena pertumbuhan yang tidak
seimbang dari bagian-bagian daun. Gejala menggulung terjadi apabila salah satu sisi
pertumbuhannya selalu lebih cepat dari yang lain, sedang gejala mengeriting terjadi apabila
sisi yang pertumbuhannya lebih cepat bergantian.
Pembentukan alat yang luar biasa :
a. Antolisis (antholysis) : perubahan dari bunga menjadi daun-daun kecil.
b. Enasi : pembentukan anak daun yang sangat kecil pada sisi bawah tulang daun.
Perubahan Warna : perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan yang bukan klorosis
yang terjadi pada suatu organ (alat tanam).
Prolepsis : berkembangnya tunas-tunas tidur atau istirahat (dormant) yang berada dekat di
bawah bagian yang sakit, berkembang menjadi ranting-ranting segar yang tumbuh vertikal
dengan cepat yang juga dikenal dengan tunas air.
Rontoknya alat-alat : rontoknya daun, bunga atau buah yang terjadi sebelum waktunya dan
dalam jumlah yang lebih besar dari biasanya. Rontoknya alat tersebut karena terbentuknya
lapisan pemisah (abcission layar) yang terdiri dari sel-sel yang berbentuk bulat dan satu sama
lain terlepas.
Sapu (witches broom) : berkembangnya tunas-tunas ketiak atau samping yang biasanya tidur
(latent) menjadi seberkas ranting-ranting rapat. Gejala ini umumnya disertai dengan
terhambatnya perkembangan ruas-ruas (internodia) batang, daun pada tunas baru.
Sesidia (cecidia) atau tumor : pembenkakan setempat pada jaringan tumbuhan sehingga
terbentuk bintil-bintil atau bisul-bisul. Bintil ini dapat terdiri dari jaringan tanaman dengan
atau tanpa koloni patogennya.

Anda mungkin juga menyukai