A. Analisis pertumbuhan sekunder pada batang monokotil
Pertumbuhan sekunder batang merupakan hasil dari keaktifan kambium pembuluh yang membelah secara terus menerus sehingga menambah jumlah jaringan pembuluh. Pada umumnya monokotil tidak memiliki pertumbuhan sekunder dari kambium pembuluh, tetapi batangnya dapat berkembang menjadi tebal. Penebalan ini berasal dari pembelahan dan pembesaran sel parenkim dasar, dan memiliki meristem penebalan primer. Pertumbuhan ini disebut pertumbuhan sekunder menyebar (diffuse). Pada monokotil tidak terjadi pertumbuhan sekunder karena tidak memiliki kambium, sehingga batang monokotil tidak bisa terus tumbuh membesar seperti dikotil. Misalnya pada batang jagung, walaupun telah tua batang jagung ukurannya akan tetap, tidak terus bertambah besar karena tidak adanya kambium yang menyebabkan bertambah besarnya batang Banyak monokotil basah tak terdapat atau sedikit sekali terdapat pertumbuhan yang menambah tebal batang. Monokotil yang berbatang tebal dengan ruas pendek dan dedauna yang merapat memiliki meristem primer. Meristem itu berada didaerah perisikel dan terdiri dari suatu kawasan meristematik yang menghasilkan derivat radial. B. Struktur anomali batang Sebagian besar tumbuhan mempunyai struktur stele yang normal, tetapi ada berbagai tumbuhan mempunyai struktur yang menyimpang. Struktur menyimpang ini ada banyak ragamnya. Struktur menyimpang pada batang disebut anomali. Anomali umumnya terdapat pada tumbuhan Angiospermae dan beberapa ditemukan pada tumbuhan dikotil. Pada batang terdapat juga anomali pertumbuhan. Pada beberapa tanaman seperti Leptodenia, Tunbergia alata floem tidak hanya berbentuk kearah luar, tetapi juga kearah dalam dari batang. Beberapa monokotil juga mengalami pertumbuhan sekunder seperti pada tanaman Aloe, Cordiline, Dracaena, Sansiviera. Pada Boug envillea sp. Pertumbuha anomali, dimana kambium terdapat populer didalam batang dan kambium yang tidak terlihat. Pada batang Amaranthaceae, suatu rangkaian dari kambium muncul kearah luar dari sumbu batang, masing-masing membentuk xilem kearah dalam dan floem kearah luar. Pada Cordyline, cambium dibentuk disebelah luar berkas-berkas primer dan menghasilkan berkas-berkas sekunder serta parenkim kearah dalam dan sejumlah kecil parenkim kearah luar. Anomali batang berasal dari peristiwa seperti berikut: 1. Pertumbuhan sekunder yang tidak normal pada tumbuhan dikotil a. Posisi kambium yang abnormal Pada Sarjania ichthyoctoma, kambium yang diabngun muncul dalam beberapa pita yang terpisah, masing-masing perkiraan bagian-bagian xilem dan floem primer, tipe batang ini tampak terbentuk dari beberapa batang yang melebur. b. Aktivitas abnormal dari kambium yang normal Pada Aristolochia (tumbuhan liana), beberapa segmen hanya menghasilkan sel- sel parenkim baik kearah sis luar maupun kedalam sehingga dihasilkan parenkima seperti jejari, xilem terlihat seperti bercelah. c. Pembentukan kambium aksesoris dan aktivitasnya Pada tanaman Boerhavia sp, beberapa kambium muncul berturut-turut dengan arah sentrifugal. Timbul lingkaran-lingkaran berkas vaskulel konsentrasi yang terutama dalam jaringan penghubung. d. Floem diantara xilem Pada Acorus sp, floem intersiler selalu sekunder dan terdapat sebagai pulau-pulau yang tenggelam didalam xilem sekunder 2. Tidak adanya trakea pada xilem 3. Adanya berkas pengangkut terkenal pada tumbuhan dikotil 4. Adanya berkas floem dan xilem yang eksklusif (menyendiri) 5. Adanya berkas pengangkut medular, berkas-berkas yang berada pada empelur 6. Adanya berkas pengangkut kortejx 7. Adanya floem intraxilar 8. Berkas pengangkut tersusun seperti lingkaran pada tumbuhan monokotil 9. Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan monokotil
C. Struktur anomali akar
Macam-macam anomali pada akar, akar tunggang (Tap root) yaitu akar utama umumnya berasal dari radikula, tumbuh tegak ke bawah dan tumbuh cabang-cabang akar. Contoh akar wortel (Daucus carota) fusiform yaitu bentuk tombak akar, bengkuang (Pachyrizus erosus) napiporm yaitu berbentuk gasing. Akar serabut (fibrous root) yaitu akar samping yang keluar dari pangkal batang atau buku-buku, umumnya menggerombol dan berfungsi mengganti akar tunggang yang tidak berkembang. Contohnya akar rumput gajah (Pentrisetum purpureum). Akar tunjang (prop root) yaitu akar yang keluar dari batang di atas tanah dan masuk ketanah untuk menunjang batang atau akar tunjang yaitu akar-akar yang tumbuh dari bagian bawah batang kesegala arah dan seakan-akan menunjang batang ini jangan sampai rebah, karena batang tumbuhan yang mempunyai akar demikian ini terdapat diatas tanah atau air. Akar tunjang ini terdapat pada tumbuha yang hidup di dalam tanah atau air, yang tempat tumbuhnya kurang oksigen, sehingga akar-akar ini selain untuk menunjang batangnya juga berguna untuk pengambilan oksigen dari udara. Contoh pandan (Pandaru tectorius). Akar udara (aerial root) yaitu akar yang keluar dari bagian batang di atas tanah dan menggantung diudara. Akar ini keluar dari bagian-bagian diatas tanah, menggantung diudara dan menggantung ke arah tanah. Akar gantung dapat mencapai panjang sekitar 30 m. Selama masih menggantung akar ini hanya dapat membantu menyerap air dan zat gas dari udara dan mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air atau udara yang disebut felamen, misalnya akar anggrek kalajenking (Arachnis flos-aeris). Akar nafas (Pneumatophora) yaitu akar yang keluar secara tegak lurus dan akar yang terbenam dalam tanah. Pada umumnya akar nafas berfungsi untuk pernapasan atau cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus keatas hingga muncul dari permukaan tanah atau air tempat tumbuhnya tumbuhan. Akar ini mempunyai banyak liang-liang atau celah-celah (Pnemathoda0 untuk jalan masuknya udara yang diperlukan dalam pernafasan. Contoh pedada (Sonneratia sp) yang tumbuh ditempat yang sering terjadi pasang surut.