Anda di halaman 1dari 74

AMPHIBI 2EWD 2017

BAB II
AMPHIBI
A. Definisi
Amphibi (bahasa Yunani yaitu: Ampi yang berarti
dua dan Bios yang berarti hidup). Amphibi adalah
vertebrata yang secara tipikal hidup di air tawar dan di
darat. Sebagian besar siklus hidup Amphibi mengalami
metamorfosis (Brotowidjoyo, 1989).
B. Ciri-ciri
Menurut Maskoeri (1984) ciri-ciri amphbi sebagai
berikut:
1. Ciri Utama
a) Berdarah dingin (poikiloterm)
b) Kulit halus dan kasar banyak mengandung kelenjar.
c) Memiliki dua pasang tungkai.
2. Ciri Khusus
a) Tengkorak berartikulasi dengan tulang atlas melalui
dua condylus occipitalis.
b) Jantung terdiri dari 3 ruang, 2 atrium, 1 ventrikel.
c) Respirasi menggunakan insang, paru-paru, kulit.
d) Susunan syaraf mempunyai 10 pasang nervi cranial.
1
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

e) Fertilisasi eksternal atau internal


C. Ciri Morfologi

Mata Kloaka Selaput renang

Membran Tympani
Paha Betis Tumit

Gambar 1. Morfologi Amphibi (Koleksi pribadi, 2014).


1. Bagian Kepala
Menurut Tatang (1982) bagian-bagian kepala
amphibi terdiri dari:
a) Sepasang Alat Penglihat
Pada mata terdapat pelupuk mata atas dan pelupuk
mata bawah. Pada pelupuk mata bawah terdapat selaput
tidur (membran niktitans) yang berfungsi untuk menjaga
mata dari gesekan ketika berada di dalam air.

2
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

b) Selaput Pendengar
Selaput pendengar berguna untuk menerima
gelombang-gelombang suara,terletak di belakang mata
c) Mulut
Mulut terdapat di bagian anterior tubuh. Di dalam
mulut terdapat beberapa organ seperti:
(1) Lidah
(2) Rahang
(3) Langit-langit dan
d) Dua lubang hidung terdapat dalam satu ruang
Lubang hidung yang fungsinya sebagai organ
pembau (Maskoeri, 1984).
2. Bagian Badan
Bagian badan terdapat dua pasang tungkai yaitu
sepasang depan, tungkai belakang dan bagian abdomen
(Maskoeri, 1984).
a) Tungkai Depan
Tungkai depan terdiri atas lengan atas, lengan
bawah dan telapak tangan dan jari-jari berjumlah 4 buah
(Cleveland, 2001).

3
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Gambar 2.Contoh tungkai depan


(Koleksi pribadi, 2014).

b) Tungkai Belakang
Terdiri atas paha, betis, telapak kaki, dan jari-jari
berjumlah 5 buah, serta memiliki selaput renang
(Cleveland, 2001).

Gambar 3. Contoh tungkai belakang


(Koleksi pribadi, 2014).

4
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

c) Abdomen
Bagian abdomen merupakan bagian perut yang di
dalamnya terdapat organ-organ fisiologi (Radiopoetra,
2005).
3. Bagian Kaki
Kaki belakang memiliki otot dan memiliki lima
jari panjang yang dihubungkan dengan selaput untuk
membantu berenang,tergantung habitat.
Menurut Eprilurahman (2007) ada empat tipe
kaki tipe pelompat yakni:
1) Tipe perenang
2) Tipe penempel
3) Tipe penggali
Menurut Soetyanto (1997) kaki katak dan kodok
memiliki empat jari di tiap kaki depan,dan lima jari di
tiap kaki belakang,total ada 18 jari. Kodok air memiliki
selaput pada telapak kaki. Kodok pohon memiliki cakram
penyerap di ujung jari untuk menempel di permukaan
vertikal,dan kodok penggali memiliki tonjolan tambahan
di jari kaki belakang yang disebut tuberkula. Tuberkula
berfungsi untuk menggali.
5
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

D. Ciri Anatomi

Oviduk

Usus Kloaka

Lambung
Jantung

Gambar 4. Struktur Anatomi Amphibi


(Koleksi pribadi, 2014).

Pada kepala terdapat rims oris yang lebar untuk


masuknya makanan, nares externs mempunyai peranan
dalam pernafasan, sepasang arganon visus (mata) yang
bulat. Di belakang mata terdapat membrane tympani
untuk menerima getaran suara. Pada akhir tubuh terdapat
anus yang berfungsi sebagai pintu pelepas faeces, urine
dan sel kelamin (Radiopoetro, 2005).
Extremitas muka yang berupa kaki atau tangan
berukuran pendek, terdiri atas: brachium (lengan atas)
yang berupa humerus, antibracium (lengan bawah) yang
6
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

berupa radioulna, carpus (pergelangan tangan), menus


(telapak tangan) yang terdiri atas metacarpus dan
phalangus (jari – jari); pada telapak tangan terdapat palm,
di bawah jari pada hewan jantan terdapat penebalan
terutama pada musim kawin (Radiopoetro, 2005).
Extremitas belakang yang berupa kaki belakang
terdiri atas femur (paha), crus (bagian kaki bawah) yang
terdiri atas tibia dan fibula, tarsus (pergelangan kaki), pes
(telapak kaki) yang terdiri atas meta tarsus dan phalangus
(jari-jari). Katak adalah bilateral simetris. Alat
pencernaan yang tampak dari luar yaitu cavum oris,
dibatasi oleh maxillae (rahang atas) atap pada sebelah
atas, sedang di sebelah bawah di batasi oleh mandibula
(rahang bawah) dan oshyoid (Radiopoetro, 2005).
Kemudian dilanjutkan oleh pharynx, oesophagus,
ventricullus dan intestinum yang terletak di dalam rongga
tubuh. Lingula (lidah) yang pipih berpangkal pada dasar
di sebelah anterior mulut. Pada permukaannya terdapat
kuncup perasa dan papil, dilapisi oleh lendir, dapat
dijulurkan dari belakang ke muka untuk menangkap
mangsa. Lingula disokong oleh oshyoid (yang berupa
7
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

tulang rawan) yang memungkinkan lidah tegar tapi


lemas. Pada maxillae sebelah luar terdapat denta
maxillaris (gigi maxillaris), sedang pada atap cavum oris
terdapt denta vomerin terdapat dua lubang nares interns
yang berhubungan dengan narens externs. Glottis terletak
pada medium ventral pharynx sebelah belakang lingula,
merupakan pintu menuju ke pulmo (paru-paru). Di
belakang mata di dekat sudut mulut terdapat ostium
pharyngeum dari tuba auditiva eustachii yang
menghubungkan cavum oris dengan ruang telinga dalam
(Radiopoetro, 2005).
E. Ciri Fisiologi
1. Sistem Respirasi

Gambar 5. Sistem Respirasi Amphibi


8
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

(Brotowidjoyo, 1989).
Sistem respirasi pada katak di awali dengan
oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan
paru-paru. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan
faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup
sehingga udara berada di rongga mulut berdifusi masuk
melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas
dengan selaput rongga mulut katak juga bernafas melalui
kulit. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati
vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung
untuk diedarkan ke seluruh tubuh (Tatang, 1982).
Selain bernafas dengan selaput rongga mulut,
amphibi bernafas juga dengan kulit, karena kulit selalu
dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler
sehingga gas pernafasan mudah berdifusi. Oksigen yang
masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena
kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke
seluruh tubuh. Sebaliknya karbondioksida dari jaringan
akan dibawa ke jantung, dari jantung akan masuk di kulit
dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru (arteri
pulmokutanea). Setelah itu koane menutup dan otot

9
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi


sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga
mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat
celah-celah. Di dalam paru-paru terjadi pertukaran gas,
oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler
dinding paru-paru dan sebaliknya karbon dioksida
dilepaskan ke lingkungan (Radiopoetra, 2005).
2. Sistem Pencernaan

Gambar 6. Sistem Pencernaan Amphibi


(Brotowidjoyo, 1989).

Sistem pencernaan makanan amphibi diawali oleh


cavum oris dan diakhiri oleh anus kemudian dari tractus
digestoria mempunyai struktur dan ukuruan yang berbeda
10
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

dari cavum oris makanan akan melalui pharynx,


oesophagues yang menghasilkan sekresi alkalis (basis)
dan mendorong makanan masuk dalam ventriculus yang
berfungsi sebagai gudang percernaan. Bagain muka
frentriculus yang besar disebut cardiarc, sedang bagian
posterior mengecil dan berakhir dengan pyloris (Abdul,
1993).
Kontraksi dinding otot ventriculus meremas
makanan jadi hancur dan dicampur dengan sekresi
ventriculus yang mengandung enzim atau verment, yang
merupakan katalisator dan penyerapan zat makanan
terjadi di ventriculus tetapi terutama terjadi di intestinum.
Makanan masuk ke dalam intestinum dari ventriculus
melalui klep pyloris (Maskoeri, 1984).
Menurut Eprilurahman (2007) kelenjar pencernaan
yang besar adalah hepardan pancreaticum yang
memberikan sekresi pada intestinum kecuali itu
intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hepar yang
besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus atau zat
empedu yang dihasilkan akan ditampung sementara
dalam fesica felea, yang kemudian akan dituangkan
11
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

dalam intestinum melalui ductus cystcus dahulu


kemudian melalui duktus cholydocus yang merupakan
saluran gabungan dengan saluran yang dari pankreas.
Fungsi bilus untuk mengimulsikan zat lemak.Bahan
makanan yang merupakan sisa di dalam intestinum
menjadi feces dan selanjutnya dikeluarkan melalui anus.
3. Sistem Ekskresi

Gambar 7. Sistem ekskresi Amphibi


(Michael, 1985).

Amphibi mempunyai dua buah ginjal. Ginjal


merupakan tempat penyaringan yang membuang sisa-sisa
organik dan garam-garam mineral, dan air yang
dikumpulkan dari sel-sel badan dan cairan oleh darah
(Tatang, 1982).
12
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Tipe ginjal terdiri dari corpusculum renalis dan


terdiri dari glomerulus, capsula bowman yang
berhubungan dengan tubulus uriniferus yang dikelilingi
oleh kapiler-kapiler. Jantan mempunyai saluran kencing
yang berasal dari ginjal bersatu dengan saluran sperma
dan bermuara di kloaka. Betina mempunyai saluran
kencing dan saluran reproduksi terpisah dan bermuara di
kloaka (Tatang, 1982).
Ginjal amphibi bertipe mesonefroid dan saluran-
saluran kemih yang disebut saluran-saluran Wollf (atau
saluran-saluran meonefros). Saluran-saluran itu langsung
membawa sekret ke kloaka, walaupun ada juga kandung
kemih di sisi ventral kloaka itu (Brotowidjoyo, 1989).
Kulit bersifat permeable terhadap air, pada saat
berada di air, banyak air masuk ke tubuh secara osmosis.
Amphibi menyesuaikan diri terhadap kandungan air
sesuai dengan lingkungannya dengan cara mengatur laju
filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus, sistem portal
renal berfungsi untuk membuang bahan-bahan yang
diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran darah
13
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

melalui glomerulus dibatasi (Brotowidjoyo, 1989).


Pada saat berada di darat air diserap kembali ke
dalam darah menggantikan air yang hilang melalui
evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan adalah
hormon yang sama dengan ADH. Ginjal amfibi bertipe
mesonefroid dan saluran-saluran kemih yang disebut
saluran-saluran Wollf (atau saluran-saluran meonefros).
Saluran-saluran itu langsung membawa sekret ke kloaka,
walaupun ada juga kandung kemih di sisi ventral kloaka
itu (Moment, 1967).
4. Sistem Reproduksi

Gambar 8. Sistem Reproduksi Amphibi


(Maskoeri, 1984).

14
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Testis amphibi berjumlah sepasang berwarna putih


kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium Di
sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di
bagian posterior rongga abdomen dari testis terdapat
saluran yang disebut vas defferens yang bermuara di
kloaka (Maskoeri ,1984).
Bagian ureter yang dekat dengan kloaka mengalami
pembesaran yang disebut vesicusa seminalis yang
berfungsi untuk penampungan sementara spermatozoa.
Saluran reproduksi adalah tubulus ginjal yang akan
menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari
testis menuju duktus mesonefrus. Di kloaka, duktus
mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar
membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma
sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya
saat musim kawin. Vas aferen merupakan saluran-saluran
halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial
menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari
dorsolateral ginjal (Moment, 1967).

15
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang


ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga
tubuh dan diikat oleh mesovarium. Ovarium berjumlah
sepasang, di sebelah kranial dijumpai jaringan lemak
berwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium
maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis,
masing-masing gonalisdan pars progonalis. Ovarium
digantungkan oleh mesovarium. Saluran reproduksi
berupa oviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok.
Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong
(infundibulum) dengan lubang yang disebut oskum
abdominal. Oviduk di sebelah kaudal mengadakan
pelebaran yang disebut dutus mesonefrus, dan akhirnya
bermuara di kloaka (Moment, 1967).
Perkembangbiakan terjadi secara internal dan
eksternal. Fertilisasi internal diawali dari sperma yang
menuju ovarium, didalam terdapat ovum yang telah
masak, ovum ini kemudian dibuahi dan menuju saluran
yang disebut oviduk. Bagian posterior oviduk membesar
membentuk uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan melalui
kloaka keluar dari tubuh. Fertilisasi eksternal
16
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

(pembuahan di luar tubuh) dilakukan dengan carakatak


jantan menempel di atas punggung betina, lalu
menyemprotkan sel -sel gamet ke luar tubuh (Tatang,
1982).
5. Sistem Sirkulasi
Jantung terdiri dari tiga ruang yaitu: atrium kiri,
atrium kanan, dan ventrikel (2 atrium, 1 ventrikel).
Atrium kanan menerima darah yang miskin oksigen dari
seluruh tubuh, sedangkan atrium kiri menerima darah
dari paru-paru (Hunghes, 2008).

Gambar 9. Sistem Sirkulasi Amphibi (Hunghes, 2008).


Darah dari kedua atrium bersama-sama masuk
ventrikel. Walaupun tampak terjadi percampuran antara

17
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

darah yang miskin oksigen dengan darah yang kaya


oksigen namun campuran diminimalisasi oleh adanya
sekat-sekat ventrikel. Dari ventrikel, darah masuk ke
pembuluh darah yang bercabang tiga. Arteri anterior
mengalirkan darah ke kepala dan ke otak (Radiopoetra,
2005).
Secara sistematik system peredaran darah amfibi
di awali dengan darah dari seluruh tubuh mengalir masuk
ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke
atrium kanan. Dari atrium kanan, darah mengalir ke
ventrikel yang kemudian dipompa keluar melalui arteri
pulmonalis → paru-paru → vena pulmonalis → atrium
kanan. Lintasan peredaran darah ini disebut peredaran
darah paru-paru. Selain peredaran darah paru-paru, pada
katak → sinus venosus → atrium kanan (Moment, 1967).
6. Sistem Otot
Tubuh katak dan juga (vertebrate lainnya) tersusun
atas 3 macam otot. Otot polos yang kerjanya diluar
kemauan kita. Otot lurik yang kerjanya dalam kesadaran
kita dan otot jantung yang secara morfologi seperti otot
lurik, namun bekerja diluar kendali kita (Moment, 1967).
18
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Menurut Radiopoetro (2005) Otot lurik disebut


juga otot skelet terbagi atas:
1) Otot daging lebar dan pipih misalnya adalah oblicus
externus dan trans versus yang membentuk dinding
perut.
2) Otot daging gilig misalnya otot bisep (pada lengan).
3) Otot daging sfingter dengan carat melintang misalnya
sfingter pada anus atau kloaka.
Otot lurik mengikat atau melekat pada tulang dan
pada saat kontraksi atau relaksasi akan menggerakkan
tulang tersebut. Koordinasi kontraksi otot dilaksanakan
oleh sistem saraf (Radiopoetro, 2005).
7. Sistem Rangka

19
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Gambar 10. Sistem Rangka Amphibi (Sukiya, 2003).


Sistem rangka amfibi dibangun oleh kerangka
dalam (endoskeleton) yang tersusun atas tulang-tulang.
Terdapat 2 skeleton yang menyusun sistem kerangka
yaitu skeleton aksial dan skeleton apendikular. Skeleton
aksial tersusun atas tempurung kepala, vertebrae (ruas-
ruas belakang dan tulang dada). Skeleton apendikular
tersusun dari ekstremitas anterior dan posterior
(Brotowidjoyo, 1989).
Tempurung kepala tersusun atas beberapa tulang
yaitu cranium, kapsul sensoris (kapsul hidung, kapsul
pendengar, kapsul besar untuk mata, dan tulang-tulang
rahang). Katak memiliki 9 ruas tulang belakang.
Ekstrenitas anterior (lengan) dan ekstrenitas posterior
(tungkai) tersusun atas tulang-tulang yang hampir sama
(Tatang, 1982).
8. Sistem Endokrin
kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi
intern yang disebut hormon. Fungsinya mengatur atau

20
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

mengontrol tubuh dan merangsang, baik yang bersifat


mengaktifakan pertumbuhan, mengaktifakan bermacam-
macam jaringan dan berpengaruh terhadap tingkah laku
mahluk (Tatang, 1982).
Pada dasar otak terdapat glandulae pituitaria
atcuglandula ehypophysa bagian anterior kelenjar ini
pada larva menghasilkan hormon pertumbuhan. Hormon
ini mengontrol pertumbuhan tubuh terutama panajang
tulang, kecuali itu mempengaruhi glandulae thyroidea.
Seekor berudu diambil dan bagian anterior glndulae
hypophysannya, berudu tersebut tak akan tumbuh
menjadi katak tapi bila potongan itu ditransplatasikan
kemabali, maka pertumbuhan akan terjadi sebagai mana
mestinya. Pemberian hormon yang dihasilkan oleh
bagian anterior hypophysa ini baik secara oral atau
suntikan menyebabkan pertumbuhan raksasa (Tatang,
1982).
a. Kelenjar pada bagian anterior
Amphibi dewasa bagian anterior glandulae
pitutaria ini menghasilkan homon yang merangsang
gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Implantasi pada
21
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

betina mengakibatkan hewan itu menghasilkan ovum


yang telah masak. Implantasi pada jantan mengakibatkan
hewan itu mengahasilkan sperma. Bagian tengah pituitari
akan menghasilkan hormon intermidine yang mempunyai
peranan dalam pengaturan kromotofora dalam kulit
(Tatang, 1982).
b. Kelenjar pada bagian posterior
Bagian posterior pituitaria menghasilkan suatu
hormon yang mengatur pengambilan air. Glandulae
phyroidea yang terdapat di belakang tulang rawan hyoid
menghasilkan hormon thryoid yang mengatur
metabolisme secara umum. Kelenjar ini menjadi besar
pada berudu sebelum metamorfose menjadi katak. Jika
kelenjar itu diambil maka berudu tidak akan menjadi
katak. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin
yang mengatur metabolisme (memacu pengubahan
glukosa menjadi glikogen. Pada permukaan luar ginjal
terdapat glandula suprarenalis atau glandula adrenalis
yang kerjanya berlawanan dengan insulin (mengubah
glikogen menjadi glukosa) (Tatang, 1982).

22
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

9. Sistem Syaraf

Gambar 11. Bagian-bagian otak amfibi (Tatang, 1982).

Sistem syaraf terdiri atas syaraf pusat dan syaraf


tepi. Syaraf pusat terususun atas otak dan tali spinal,
sedangkan saraf tepi tersusun atas saraf cranial dan saraf
spinal. Otak dan tali spinal dibungkus oleh 2 membran
yang tebal yaitu durameter yang berbatasan dengan
tulang dan pipiamater yang batasan dengan jaringan saraf
(Maskoeri, 1984).
23
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Menurut (Abdul, 1993) Otak terdiri dari bagian-


bagian berikut:
a. 2 lobus olfactorius yang bertanggung jawab untuk
menerima rangsangan.
b. 2 Erfhaemisphariumcerebri yang berfungsi
menyimpan ingatan.
c. Diencephalonmedialis yang berhubungan dengan
mata dan keseimbangan.
d. 2 bulatan lobus opticus untuk koordinasi penglihatan.
e. Otak kecil untuk koordiansi pergerakan.
f. Medula obongata untuk mengkoordinasi sebagian
besar aktifitas tubuh.
F. Habitat dan Penyebaran
Menurut Eprilurahman (2007) Amphibi hidup di
daerah tropis dan sub tropis. Amphibi merupakan semi
akuatik, yang hidup di darat pada daerah yang terdapat
air tawar yang tenang dan dangkal. Amphibi banyak
ditemukan di areal sawah, daerah sekitar sungai, rawa,
kolam, dapat ditemui diperumahan.
24
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

A. Klasifikasi Amphibi
Menurut Eprilurahman (2007) amphibi terdiri dari
tiga ordo yaitu Urodela, Anura dan Gymnophiona.
Urodela dikenal juga dengan caudate atau salamander
merupakan satu-satunya bangsa yang tidak terdapat
dihampir seluruh asia tenggara, termasuk Indonesia.
Daerah terdekat yang dihuni oleh salamander adalah
Vietnam utara dan Thailand utara. Ordo kedua yang
paling terkenal, yang paling kecil dan sangat jarang
ditemui adalah Gymnophiona atau Cecilia, bentuknya
seperti cacing dengan kepala dan mata yang tampak jelas
dan mudah dikelirukan dengan cacing. Sebagian besar
amphibi Indonesia termasuk kedalam ordo ketiga yaitu
anura atau katak (Soetyanto, 1997).
Katak paling primitive terdapat di Kalimantan dan
termasuk kedalam suku Bombinatoridae (Discoglissidae).
Kelompok katak lain yang dianggap primitive termasuk
kedalam suku kedua yaitu Megophryidae (Paleobattidae)
dan 2 jenis introduksi dari suku pipidae (Xenopuslaevis
25
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

dan Hymenochirus sp). Katak lain yang tidak termasuk


kedalam kedua golongan tersebut akan mewakili semua
katakdianggap sebagai katak yang telah maju (Soetyanto,
1997).
Menurut Soetyanto (1997) secara umum kelas
Amphibi terdiri atas 3 ordo:
1. Ordo Apoda/ Caecilia
a. Ciri-ciri umum
1) Tidak memiliki kaki.
2) Tubuh menyerupai cacing, bersegmen, tidak
bertungkai dan ekor mereduksi.
3) Terdapat tentakel pada bagian anterior
4) Fertilisasi internal
Mengalami 2 bentuk dalam siklus hidup. Fase
larva hidup dalam air dan bernafas dengan insang. Fase
dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya
ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik
(Salamah, 2008).

26
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Menurut Brotowidjoyo (1989) Ordo Apoda terdiri


atas 5 famili:
1.1 Famili Ichtyopiidae
Klasifikasi Ilmiah menurut Michael (1985).

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Urodela
Famili : Ichtyopiidae
Genus : Ichtyophis
Spesies : Ichtyophis sp

Gambar 12. Ichtyophis sp (Abdul, 1993).


a. Ciri-ciri
1) Bentuk tubuh panjang dan bersegmen.
2) Mata yang kecil dan ditutupi dengan kulit, dan
persepsi visual mereka terbatas untuk menentukan
antara terang dan gelap.
3) Mampu mengambil O2 dari kulit dan paru-paru
4) Memiliki ekor yang pendek dan kloaka di ujung
tubuh.
27
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

5) Memiliki 2 tentakel sensori kecil yang berada di


kepala yang dapat membantu dalam menemukan
sumber makanan (Soetyanto, 1997)
b. Habitat
Hidup ditanah yang lembab dan sampah dedaunan
Soetyanto (1997).
c. Penyebaran
Spesies amfibi tersebar di Florida, Mexico Utara,
Mexico Selatan, dan Indonesia Soetyanto (1997).
1.2 Family Uraeotyphilidae
Klasifikasi Ilmiah menurut Michael (1985).

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Urodela
Famili : Uraeotyphilidae
Genus : Uraeotyphlus
Spesies : Uraeotyphlus peters

Gambar 13. Uraeotyphlus peters (Abdul, 1993).

28
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

a. Ciri-ciri
1) Berukuran relative kecil (23-30 cm).
2) Memiliki ekor.
3) Memiliki struktur tengkorak yang kompleks
4) Mulut tersembunyi di bawah moncong (Michael,
1985).
b. Habitat
Hidup didalam tanah di wilayah hutan hujan tropis
(Soetyanto, 1997).
c. Penyebaran
Spesies amfibi tersebar di seluruh pegunungan Jawa
(Soetyanto, 1997).
1.3 Family Scolecomorphidae
Klasifikasi Ilmiah menurut Michael (1985).
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Urodela
Famili : Scolecomorphidae
Genus : Scolecomorphus
Spesies : S. Vittatus

29
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Gambar 14. Scolecomorphus vittatus (Soetyanto, 1997).

a. Ciri-Ciri
1) Mata melekat pada dasar tentakel di bawah moncong.
2) Hanya memiliki annuli primer
3) Tubuhnya panjang dan bersegmen (Cleveland, 2001).
b. Habitat
Habitat umum dari spesies ini yaitu hidup didalam
tanah (Soetyanto, 1997).
c. Penyebaran
Tersebar di wilayah Mexico Utara dan Florida.
(Soetyanto, 1997).
d. Keunikan
Keunikan spesies yakni tidak memiliki stapes tulang
telinga bagian tengah (Cleveland, 2001)
1.4 Family Caecilidae
Klasifikasi Ilmiah menurut Eprilurahman (2007):
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Urodela
Family : Caecilidae

30
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Genus : Caecilia
Spesies : Caecilia tentaculat

Gambar 15.Caecilia tentaculat (Soetyanto, 1997).


a. Ciri-Ciri
1) Tubuh menyerupai cacing dan ada pula yang
menyerupai ular.
2) Ekornya pendek dan kloaka dekat akhir tubuh
3) Kulit halus dan berwarna gelap (Cleveland, 2001).
b. Habitat
Spesies kebanyakan tinggal dan bersembunyi di
dalam tanah (Soetyanto, 1997)
c. Penyebaran
Spesies tersebar di wilayah Asia Tenggara
(Moment, 1967)
d. Keunikan
Spesies merupakan satu-satunya amphibi yang
melakukan fertilisasi secara internal (Cleveland, 2001).
2. Ordo Urodela
Menurut Eprilurahman (2007) Urodela disebut juga
caudata. Ordo Urodela mempunyai ciri bentuk tubuh

31
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

memanjang, mempunyai anggota gerak dan ekor serta


tidak memiliki tympanum. Tubuh dapat dibedakan antara
kepala, leher dan badan. Beberapa spesies mempunyai
insang dan yang lainnya bernafas dengan paru-paru. Pada
bagaian kepala terdapat mata yang kecil dan pada
beberapa jenis, mata mengalami reduksi. Fase larva
hampir mirip dengan fase dewasa. Anggota ordo Urodela
hidup di darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air.
Urodella mempunyai 3 sub ordo yaitu Sirenidea,
Cryptobranchoidea dan Salamandroidea.
Sub ordo Sirenidae hanya memiliki 1 famili yaitu
Sirenidae, sedangkan sub ordo Cryptobranchoidea
memiliki 2 famili yaitu Cryptobranchidae dan
Hynobiidae. Sub ordo Salamandroidea memiliki 7 famili
yaitu Amphiumidae, Plethodontidae, Rhyacotritoniade,
Proteidae, Ambystomatidae, Dicamptodontidae dan
Salamandridae (Cleveland, 2001).
Urodela disebut juga caudata. Ordo ini
mempunyai ciri bentuk tubuh memanjang, mempunyai
anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum.
Tubuh dapat dibedakan antara kepala, leher dan badan.
32
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Beberapa spesies mempunyai insang dan yang lainnya


bernafas dengan paru-paru. Pada bagaian kepala terdapat
mata yang kecil dan pada beberapa jenis, matamengalami
reduksi. Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa.
Anggota ordo Urodela hidup di darat akan tetapi
tidak dapat lepas dari air. Urodella mempunyai 3 sub
ordo yaitu Sirenidea, Cryptobranchoidea dan
Salamandroidea. Sub ordo Sirenidae hanya memiliki 1
famili yaitu Sirenidae, sedangkan sub ordo
Cryptobranchoidea memiliki 2 famili yaitu
Cryptobranchidae dan Hynobiidae. Sub ordo
Salamandroidea memiliki 7 famili yaitu Amphiumidae,
Plethodontidae, Rhyacotritoniade, Proteidae,
Ambystomatidae, Dicamptodontidae dan Salamandridae
(Cleveland, 2001).
a. Morfologi ordo Urodela

33
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Gambar 16. Morfologi ordo Urodela (Abdul, 1993).

Gambar 35. Tulang rangka Urodela (Adnan, 2011)

Gambar 17. Tulang Rangka ordo urodela (Abdul, 1993).


b. Ciri-ciri
1) Bentuk tubuh memanjang, mempunyai anggota gerak
2) Tubuh dapat dibedakan atas kepala, leher dan badan.
3) Pada bagian kepala terdapat mata kecil, dan pada
beberapa spesies matanya mengalami reduksi.
4) Beberapa spesies mempunyai insang dan yang
lainnya bernapas dengan paru-paru.
5) Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa (Tatang
1982).
34
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Menurut Eprilurahman (2007) Ordo Urodela terdiri


atas beberapa famili yaitu:
2.1 Subordo : Cryptobranchoidea
Menurut Eprilurahman (2007) Sub ordo
Cryptobranchoidea memiliki 2 famili yaitu:
2.1.1 Familia Cryptobranchidae
Klasifikasi ilmiah menurut Salamah (2008)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Salamander
Family : Cryptobranchidae
Genus : Andrias
Spesies : Andrias aslan

Gambar 18. Andrias aslan (Hunghes, 2008).


a. Ciri-ciri
1) Ukuran tubuh 1,44 meter.
2) Makananberupa ikan dan sejenis udang-udangan.

35
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

3) Hidup selama lebih dari 50 tahun di penangkaran.


(Cleveland, 2001)
b. Habitat
Hidup di daerah pinggiran sungai dan kolam
(Eprilurahman, 2007).
c. Penyebaran
Tersebar di Amerika serikat, Cina dan Jepang
(Eprilurahman, 2007).
2.1.2 Familia Hynobiidae
Klasifikasi ilmiah menurut Moment (1967)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Salamander
Family : Hynobiidae
Genus : Hynonibus
Spesies : Hynonibus amare

Gambar 19. Hynonibus amare (Hunghes, 2008).


a. Ciri-ciri
1) Panjang dapat melebihi 1,5 meter.
2) Spesies fosil mencapai ukuran yang lebih besar
bahkan, melebihi 2 meter panjang tubuhnya.

36
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

3) Metamorfosis adalah sebagian, insang eksternal yang


hilang pada dewasa tetapi kelopak mata tidak
mengembangkan dan ekor tetap lateral (Maskoeri
1984).

b. Habitat
Spesies dapat ditemukan di cekungan bawa batu
dan sepanjang aliran sungai (Maskoeri, 1984).
c. Penyebaran
Terseber di Florida dan utara Mexico sampai
selatanKanada (Denton, 1985).
2.2 Subordo Salamandroidea
Menurut Eprilurahman (2007) Subordo
Salamandroidea memiliki 7 famili yaitu:
2.2.1 Familia Salamandridae
Klasifikasi ilmiah menurut Salamah (2008)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Salamander
Family : Salamandridae
37
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Genus : Triturus
Spesies : Triturus cristatus

Gambar 20. Triturus cristatus (Abdul, 1993)


a. Ciri-ciri
1) Memiliki pola warna-warna cerah dan kontras.
2) Memiliki empat anggota badan berkembang dengan
baik.
3) Memiliki empat jari kaki pada forelimbs,dan lima
jari pada hindlimbs.
4) Ukuran tubuh berbeda-beda dari 7 cm sampai 30 cm
(Cleveland, 2001).
b. Habitat
Terdapat didaerah berlumpur dan rawa-rawa
(Soetyanto, 1997).
c. Penyebaran
Tersebar di daerah beriklim dingin seperti Jepang,
Korea Utara, dan Australia (Cleveland, 2001).
2.2.2 Familia Proteidae
Klasifikasi ilmiah menurut Maskoeri(1984)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata

38
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

kelas : Amphibia
Ordo : Salamander
Famili : Proteidae
Genus : Proteidae
Spesies :Proteidae necturus

Gambar 21. Proteidae necturus (Hunghes, 2008).

a. Ciri-ciri
1) Bentuk tubuh memanjang
2) Mata kurang berkembang
3) Bersifat nocturnal
4) Kurang pigmentasi kulit (Tatang, 1982).
b. Habitat
Menempati daerah seperti Gua (Hughes, 2008).
c. Penyebaran
Tersebar di daerah Semenanjung Balkan, Eropa
Utara dan Amerika Utara (Hughes, 2008).
d. Keunikan

39
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Spesies ini tampak seperti Albino karena


kurangnya pigmentasi kulit (Hughes, 2008).
2.3 Familia Ambystomatidae
Klasifikasi ilmiah menurut Michael (1985)
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Salamander
Famili : Ambystomatidae
Genus : Ambystoma
Spesies : Ambystoma
lacanus

Gambar 22. Ambystoma lacanus (Abdul, 1993)


a. Ciri-ciri
1) Memiliki 3 pasang insang eksternal di belakang
kepaladan di atas celah insang.
2) Larva memiliki ekorsirip yang memanjang dari
belakang kepala ke ekor.
3) Kaki tumbuh segera setelah menetas, dengan empat
jari pada lengan, dan lima jari di hindlegs.
4) Mata sepasang yang lebar.
5) Selama metamorfosis, insang larva menghilang,
seperti halnya sirip (Tatang, 1982).
40
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

b. Habitat
Speseis Ambystomatidae hidup didaerah lembab
dan daerah berlumpur seperti rawa-rawa (Hughes, 2008).
c. Penyebaran
Spesies ini tersebar hampir di seluruh Indonesia
terutama daerah kepulauan Bangka Belitung (Hughes,
2008).

2.4 Familia Amphiumidae


Klasifikasi ilmiah menurut Soetyanto (1997)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Salamander
Family : Amphiumidae
Genus : Necturus
Spesies :Necturus maculosus

Gambar 23. Necturus maculosus (Soetyanto, 1997).


a. Ciri-ciri

41
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

1) Kepala berbentuk lonjong


2) Tidak memiliki kaki
3) Tubuh licin
4) Tubuh relatif besar menyerupai ular (Hughes, 2008).
b. Habitat
Menghabiskan sebagian besar waktu untuk
bersembunyi di daerah yang sangat bervegetasi badan
permanen air yang bergerak lambat, seperti rawa, kolam
dan danau (Hughes, 2008).
c. Penyebaran
Spesies ini tersebar hampir di seluruh Indonesia
dan Australia (Hughes, 2008).
2.5 Familia Dicamtodontidae
Klasifikasi ilmiah menurut Soetyanto (1997)
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Salamander
Family : Dicamtodontidae
Genus : Dicamptodon
Spesies :Dicamptodon
ensatus

Gambar 24. Dicamptodon ensatus (Hughes, 2008).


42
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

a. Ciri-ciri
1) Panjang ukuran tubuh sampai 30 cm.
2) Mirip dengan salamander (Salamah, 2008).
b. Habitat
Anggota spesies dapat di temukan di darat
maupun di perairan ketika telah dewasa (Salamah, 2008).
c. Penyebaran
Ditemukan di bagian barat Amerika Serikat dan
Barat Selatan British Columbia (Salamah, 2008).

2.6 Familia Plethodontidae


Klasifikasi ilmiah menurut Hughes (2008)
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Salamander
Family : Plethodontidae
Genus : Eurycea
Spesis :Eurycea rathbuni

43
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Gambar 25. Eurycea rathbuni (Michael, 1985).

3. Ordo Anura
Menurut Tatang (1982), tubuh Anura terdiri dari
kepala dan badan, leher belum nampak jelas padanya.
Kulit sebagi\an terlepas dari otot, sehingga yang ada
disebelah dalam saja yang melekat pada otot, kulit katak
yang terlepas dari otot merupakan rongga-rongga yang
berisi cairann karena adanya sekresi kelenjer-kelenjer
mucus, yang bnayak sekali terdapat pada kelas amphibia
ini. Selain itu, kulit-kulit katak ini juga mengandung
kapiler-kapiler darah dan cabang-cabang vena kurenea
magna dan arterikuranea
Anura merupakan kelompok amphibi yang terbesar
dan sangat beragam, terdiri dari lebih 4100 jenis katak
atau kodok. Sekitar 450 jenis telah dicatat dari Indonesia,
merupakan taksa individu diluar Amerika Selatan
mewakili 11% dari seluruh anura di dunia (Radiopoetro,
2005).
Anura tidak mempunyai alat fisik untuk
mempertahankan diri, hampir semua anggota dari genus
44
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Limnonectes mempunyai geligi seperti taring dibagian


depan rahang atas yang berfungsi sebagai alat pertahanan
diri. Hanya ada 4 jenis katak yang dapat menggigit bila
dipegang yaitu pada jenis Asterophyrys tumpicota dari
nugini, Ceratobathracus guantheri dari Solomon dan dari
jenis/genus Ceratophrys serta Hemipractus dari amerika
selatan (Radiopoetro, 2005).
Sebagian Anura mengandalkan kaki belakangnya
untuk melompat dan menghindarkan dari bahaya, karena
memiliki kaki yang pendek, suku Megophrydae dan
Bufonidae umumnya menyelamtkan diri sesuai dengan
habitatnya untuk menghindari mangsanya. Selain itu
banyak juga jenis Bufonidae dan beberapa jenis Ranidae
yang dikenal karena kelenjar racun yang ada di kulitnya.
Walaupun semua jenis Bufonidae dan beberapa jenis lain
memang beracun, tapi racun ini tidak bisa mematikan
manusia (Radiopoetro, 2005).
Menurut Eprilurahman (2007) ciri-ciri umum
OrdoAnura:
a) Tidak memiliki ekor
b) Kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher
45
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

c) Tungkai belakang lebih besar dari pada tungkai depan


d) Membrane tympanum terletak di permukaan kulit
e) Kelopak mata dapat digerakkan
f) Mata berukuran besar
g) Fertilisasi eksternal

Menurut Soetyanto (1997) Ordo Anura terdiri


dari beberapa Family yaitu:
3.1 Famili Ascapidae
Klasifikasi ilmiah menurut Rahayu (2008)
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Famili : Ascapidae
Genus : Xenopus
Spesies : Xenopus laevis
46
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Gambar 26. Xenopus laevis (Adnan, 2011).


a. Ciri-Ciri
1) Kaki berbentuk cakar
2) Bentuk badan bulat, dan memiliki kulit yang licin
3) Selalu berganti kulit pada setiap musim (5-15 tahun)
4) Ukuran tubuh jantan lebih kecil daripada betina
(Soetyanto, 1997).
b. Habitat
Spesies ini hidup di tanah lembab, di kolam dan
di air tenang (Soetyanto, 1997).

c. Penyebaran
Spesies ini dapat ditemukan di Selandia baru dan
Semenanjung Malaka (Soetyanto, 1997)
d. Keunikan
Memiliki kaki yang berbentuk cakar untuk
merobek makanan (Soetyanto, 1997).
3.2 Famili Leiopelmatidae
Klasifikasi ilmiah menurut Salamah (2008)

47
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Famili : Leiopelmatidae
Genus : Leiopelma
Spesies : Leiopelma archeyi

Gambar 27. Leiopelma archeyi (Salamah,2008)


a. Ciri-Ciri
1) Panjang tubuh jantan 31 mm dan betina 37 mm.
2) Warna tubuh bervariasi kebanyakan hijau dan coklat
(Danang, 2011).
b. Habitat
Terdapat di vegetasi hutan lembab, di hutan asli
(Danang, 2011).
c. Penyebaran
Spesies banyak ditemukan di Maried, Great
Barier, kepulauan Sephens (Soetyanto, 1997).
d. Keunikan
Siklus hidup tidak melalui fase kecebong
(Soetyanto, 1997).
3.3 Famili Bombinatoridae

48
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Klasifikasi ilmiah menurut Hughes (2008)


Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family : Bombinatoridae
Genus : Bombina
Spesies : Bombina orientalis

Gambar 28. Bombina orientalis (Soetyanto, 1997).


a. Ciri-ciri
1) Tubuh gemuk dengan kepala datar dan lebar
2) Kelenjar punggung diatur dalam pola longitudinal di
sepanjang belakang (Radiopoetro, 2005).

b. Habitat
Terdapat di daerah terbuka pasir pantai dan
padang rumput, dan di air payau (Radiopoetro, 2005).
c. Penyebaran
Mediterania dan Alaska Keunikan (Radiopoetro,
2005).
d. Keunikan
49
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Memiliki racun dan disebut sebagai katak api


(Radiopoetro, 2005).
3.4 Famili Discoglossidae
Klasifkasi family menurut Radiopoetro (2005)
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Famili : Discoglossidae
Genus : Rhinophrynus
Spesies : R.dorsalis

Gambar 29. Rhinophrynus dorsalis (Abdul, 1993).


a. Ciri-Ciri
1) Katak kecil dengan kepala relative besar
2) Kulit berkutil dengan deretan besar
3) Panjang tubuh 55 mm
4) Warna tubuh bervariasi dari titik-titik hitam kecil
dan titik coklat sampai hijau
5) Tenggorokkan dan dada berwarna abu-abu
(Eprilurahman, 2007).
b. Habitat

50
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Menempati daerah yang lembab, di kawasan


hutan (Eprilurahman, 2007).
c. Penyebaran
Tersebar di wilayah Eropa, Portugal, Spanyol,
Prancis, Belgia, Swiss (Soetyanto, 1997.)
d. Keunikan
Katak jantan melampirkan masa telur sampai
menetas dan katak betina mampu memproduksi 4
cengkeraman telur (Soetyanto, 1997)
3.5 Famili Pipida
Klasifikasi ilmiah menururt Salamah (2008)
Kingdom: Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family : Pipidae
Genus : Xenopus
Spesies : Xenopus leavis
Gambar 30. Xenopus leavis (Salamah, 2008).
a. Ciri-ciri
1) Kaki memiliki selaput
2) Memiliki telingan yang berfungsi untuk
memproduksi dan menerima suara bawah air

51
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

3) Hewan ini tidak memiliki pita suara


4) Lebar tubuh 4-19 cm (Hughes, 2008)
b. Habitat
Hidup di perairan dangkal (Soetyanto, 1997)
c. Penyebaran
Spesies tersebar di daerah tropis Amerika Selatan
dan Afrika (Eprilurahman, 2007)
d. Keunikan
Memiliki telinga yang dimodifikasi untuk
memproduksi dan menerima suara walaupun bawah air
(Soetyanto, 1997).

3.6 Famili Rhinophrynidae


Klasifikasi ilmiah menurut Salamah (2008)

Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
52
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Famil : Rhinophrynidae
Genu : Rhinophrynus
Spesies :Rhinophrynusdorsalis

Gambar 31. Rhinophrynus dorsalis (Abdul,1993).


a. Ciri-Ciri
1) Ukuran tubuh 8 cm
2) Pada bagian tubuh memiliki bintik-bintik merah
3) Memiliki kaki yang pendek
4) Bentuk kepala kecil, runcing dan matanya relative
kecil
5) Membrane tymphanum tidak terlihat (Eprilurahman,
2007).
b. Habitat
Hidup di bawah tanah (Soetyanto, 1997).
c. Penyebaran
Tersebar di Pulau Maud, Selandia Baru
(Eprilurahman, 2007).
d. Keunikan

53
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Katak ini mampu membenamkan lidahnya


langsung keluar dari depan mulut, bukannya membalik
keluar, seperti pada katak lain (Eprilurahman, 2007).
3.7 Famili Megophrydae
Klasifikasi ilmiah menurut Salamah (2008)
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family : Megophrydae
Genus : Megophys
Spesies : Megophys montana

Gambar 32. Megophys montana (Radiopoetro, 2005).


a. Ciri-Ciri
1) Ukuran tubuh pendek dan agak gendut
2) Memiliki kepala besar
3) Ukuran katak jantan lebih kecil dibandingkan dengan
katak betina
4) Bagian punggung berkulit halus
5) Memiliki selaput renang kaki yang pendek
(Brotowidjoyo, 1989).

54
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

b. Habitat
Tinggal serasan hutan, di lantai hutan dan di
pinggiran sungai (Brotowidjoyo, 1989).
c. Penyebaran
Philippines (Palawan, Mindanao, Leyte, Samar,
Bohol) termasuk Indonesia(Brotowidjoyo, 1989).
d. Keunikan
Fase berudu mulut berupa corong, biasanya
ditemukan di bagian sungai yang menggenang atau yang
kurang berarus (Brotowidjoyo, 1989).
3.8 Famili Pelodytidae
Klasifikasi ilmiah menurut Hughes (2008)
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family : Pelodytidae
Genus : Pelodytes
Spesies : Pelodytes puncatatus

Gambar 33. Pelodytes puncatatus (Brotowidjoyo, 1989).

55
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

a. Ciri-Ciri
1) Memiliki warna tubuh yang mengkilap dan bintik-
bintik kehijauan
2) Mata yang menonjol ke depan
3) Tidak memiliki selaput renang Moment (1967).
b. Habitat
Tinggal di tempat yang lembab dan berlumpur
(Moment 1967).
c. Penyebaran
Tersebar di wilayah Eropa dan Asia Barat ke
Afrika Barat Laut. Amerika Utara, ditemukan di Meksiko
selatan melalui Amerika Serikat dan Kanada bagian
Selatan (Moment 1967).
d. Keunikan
Ketika merasa terancam, katak ini mengeluarkan
suara yang sangat keras dan dapat mengeluarkan sekresi
beracun yang berbau bawang putih, oleh karena itu katak
ini disebut juga sebagai "katak bawang putih"(Moment
1967).

56
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

3.8 Famili Bufonidae


Klasifikasi ilmiah menurut Hughes (2008)
Kingdom: Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family : Bufonidae
Genus : Bufo
Spesies : Bufo calamita

Gambar 34. Bufo calamita (Koleksi pribadi, 2016).


a. Ciri-Ciri
1) Memiliki kulit kasar dan berbintil
2) Mempunyai tipe gelang bahu arciferal
3) Mempunyai mulut yang lebar dan tidak memiliki gigi
4) Tungkai belakang lebih panjang dari pada tungkai
depan
5) Jari-jari tidak mempunyai selaput
6) Fertilisasi berlangsung secara eksternal (Hickman,
2001).
b. Habitat

57
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Family ini mendiami berbagai lingkungan, dari


daerah kering ke hutan (Cleveland, 2001).

c. Penyebaran
Spesies family ini tersebar di daerah-daerah tropis
(Cleveland, 2001).
d. Keunikan
Terdapat kelenjar paratoid di belakang tympanum
(Cleveland, 2001).
3.9 Famili Hylidae
Klasifikasi ilmiah menurut Salamah (2008)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family : Hylidae
Genus : Hyla
Spesies : Hyla arborea

Gambar 35. Hyla arborea (Cleveland, 2001).


a. Ciri-Ciri
1) Terdapat bantalan perekat pada jari tangan dan kaki

58
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

2) Hewan ini kebanyakan memakan serangga dan


invertebrata lainnya
3) Memiliki adaptasi arboreal (Denton, 1985).

b. Habitat
Spesies di temukan di pepohonan (Michael,
1985).
c. Penyebaran
Australia Utara, Amerika Tengah, Eropa, Timur
dan bagian Asia Tenggara, Australia, Afrika Utara
(Michael, 1985).
3.10 Famili Leiopelmatidae
Klasifikasi ilmiah menurut Salamh (2008)
Kingdom: Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family : Leiopelmatidae
Genus : Leiopelma
Spesies :Leiopelma hochscetteri

Gambar 36. Leiopelma hochscetteri (Abdul, 1993)

59
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

a. Ciri-Ciri
1) Ukuran tubuh sangat kecil
2) Panjang tubuhnya hanya 5 cm (Eprilurhman, 2007).
b. Habitat
Hidup di dalam tanah lembab, biasanya di bawah
batu atau vegetasi (Eprilurhman, 2007).
c. Penyebaran
Tersebar di Pulau Maud di Selandia Baru
(Eprilurhman, 2007).
d. Keunikan
Mempunyai bentuk tubuh yang kecil jika
dibandingkan dengan katak yang lain dan dapat hidup
lebih dari 30 tahun (Eprilurhman, 2007).
3.11 Famili Myobatrachidae
Klasifikasi ilmiah menurut Zug (2008)
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family : Myobatrachidae
Genus : Limnodynastes
Spesies :L. tasimaniensis

60
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Gambar 37. L. tasimaniensis (Adnan, 2011)


a. Ciri-Ciri
1) Panjang tubuh 1,5 cm (0,59 in)
2) Termasuk katak terbesar kedua di Australia, Giant
Barred (Mixophyes iteratus)
3) Memiliki panjang sekitar 12 cm (Hickman, 2001)

b. Habitat
Hidup di daerah bebatuan (Cleveland, 2001).
c. Penyebaran
Spesies tersebar di Australia dan New Guinea
(Soetyanto, 1997)
3.12 Famili Pseudidae
Klasifikasi ilmiah menurut Moment (1967)
Kingdom: Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family : Pseudidae
Genus : Pseudis
Spesies : Pseudis paradoxa

Gambar 38. Pseudis paradoxa (Radiopoetro, 2008).

61
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

a. Ciri-ciri
1) Memiliki mata menonjol
2) Memiliki hindlims yang kuat dan kaki berselaput
sepenuhnya
3) Tergolong seperti katak pohon
4) Warna tubuh kehijau-hijauan (Soetyanto, 1997).

b. Habitat
Spesies banyak ditemukan di kolam (Soetyanto,
1997).
c. Penyebaran
Spesies tersebar di Amerika Selatan (Soetyanto,
1997).
d. Keunikan
Spesies banyak dikenal, karena kacebong raksasa
mereka bisa mencapai 26 cm (Soetyanto, 1997)
3.13 Famili Sooglossidae
Klasifikasi ilmiah menurut Moment (1967)
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata

62
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Famili : Sooglossidae
Genus : Nasikatrachus
Spesies : N.sahyadrensis

Gambar 39. Nasikatrachus sahyadrensis (Abdul, 1993).


a. Ciri-ciri
1) Warna tubuh mengkilap dan berlendir
2) Ukuran tubuh 4 cm
3) Bersemunyi di bawah daun-daun jatuh atau di celah-
celah batu (Eprilurahman, 2007).
b. Habitat
Hidup di tanah yang lembab (Eprilurahman,
2007).
c. Penyebaran
Tersebar di pulau-pulau Mahé dan Silhouette
(Eprilurahman, 2007).
d. Keunikan
Bentuk tubuh yang licin dan tidak berbintik-bintik
(Eprilurahman, 2007).
3.14 Famili Microhylidae

63
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Klasifikasi ilmiah menurut Moment (1967)


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family : Microhylidae
Genus : Dyscophus
Spesies : Dyscophus sp

Gambar 40. Dyscophus sp (Abdul, 1993).

a. Ciri-Ciri
1) Mempunyai kulit yang mengerutu
2) Berwarna coklat tua atau kekuning-kuningan
3) Kaki relatif panjang dibandingkan dengan tubuh
4) Terdapat gigi pada maxilla dan mandibula
(Michael,1985).
b. Habitat
Terdapat di dataran rendah, di rawa dan kubangan
air yang dangkal (Michael,1985).
c. Penyebaran

64
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Spesies tersebar di Barat-Laut Madagaskar


(Michael,1985).
d. Keunikan
Mampu mengeluarkan suatu enzim keputih-
putihan yang dapat merekat di mulut dan gigi, yang
menimbulkan alergi pada kulit (Michael,1985).

3.15 Famili Dendrobatidae


Klasifikasi ilmiah menurut Moment (1967)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family : Dendrobatidae
Genus : Dendrobates
Spesies : Dendrobates sp

Gambar 41. Dendrobates sp (Michael, 1985).


a. Ciri-Ciri

65
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

1) Ukuran tubuh 1,5 cm- 6 cm


2) Berat badan 2 gram
3) Memiliki warna tubuh yang unik (Soetyanto, 1997).
b. Habitat
Hidup di tempat-tempat lembab (Soetyanto, 1997).
c. Penyebaran
Spesies di Argentina Timur, Amerika Utara dan
Brazil (Soetyanto, 1997)
d. Keunikan
Pewarnaan yang cerah di tubuh katak dapat
berkaitan dengan toksitas dan tingkat alkoloid.
(Soetyanto, 1997).
3.16 Famili Ranidae
Klasifikasi ilmiah menurut Moment (1967)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Famili : Ranidae
Genus : Rana
Spesies : Rana temporaria

Gambar 42. Rana temporaria (Koleksi Pribadi, 2014).

66
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

a. Ciri-Ciri
1) Memiliki kaki yang kuat dan paha berotot
2) Panjang tubuh 70 nm-150 nm
3) Warna tubuh coklat terang hingga kehitam-hitaman
4) Kulit punggung yang halus
5) Sisi bawah selaput renang berwarna hitam
(Cleveland, 2001).
b. Habitat
Spesies tinggal di antara bebatuan (Cleveland,
2001).

c. Penyebaran
Spesies tersebar di sekitaran sungai dari pusat
Afrika Barat dari Kamerun Selatan ke bagian Guinea
(Cleveland, 2001).
d. Keunikan
Katak jantan mampu menghisap udara ke siulan
untuk menarik perhatian betina.
3.17 Famili Rachoporidae
67
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Klasifikasi ilmiah menurut Salamh (2008)


Kindom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family : Rachoporidae
Genus : Mantella
Spesies : Mantella sp

Gambar 43. Mantella sp (Abdul, 1993).


a. Ciri-Ciri
1) Ukuran tubuh 1,5 cm -12 cm (4.7 in)
2) Memiliki discus kaki
3) Memiliki anyaman luas antara tangan dan kaki, yang
memungkinkan mereka untuk melayang di udara.
(Soetyanto, 1997).
b. Habitat
Tinggal di pohon-pohon yang rimbun dan besar
(Soetyanto, 1997).
c. Penyebaran
Tersebar di wilayah tropis dan sub tropis, di Asia
tenggara termasuk di seluruh Indonesia (Soetyanto, 1997)
d. Keunikan

68
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

Tidak memiliki stapes tulang di telinga tengah.


(Soetyanto, 1997)

Peranan Amphibi
Menurut Abdul (1993) peranan amphibi anatara
lain:
1. Dalam rantai makanan, peranan amfibi cukup penting
untuk mengatur populasi serangga. Amfibi juga
merupakan makanan bagi berbagai vertebrata lain,
misalnya ular atau burung. Sebagian orang menjadikan
69
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

amfibi (misalnya, katak hijau) sebagian makanan


untuk memperoleh asupan protein.
2. Estetika (bagaimana katak dan kodok menjadi bagian
dalam harmoni kehidupan alam terlebih saat hujan),
3. Etik (nilai lebih satwa tersebut dan kaitannya dengan
hak mereka untuk tetap eksis),
4. Ekonomi (katak dan kodok seringkali menjadi bahan
makanan, bahkan bagian tubuh tertentu terkadang di
ambil sebagai obat untuk manusia), serta fungsi
5. Katak dan kodok memiliki peranan dalam aliran
energy dan siklus nutrient, mereka menempati posisi
baik sebagai pemangsa maupun yang dimangsa. Apa
jadinya jika mereka tidak ada, serentetan efek akan
muncul seperti berkurangnya jumlah satwa yang
menjadi pemangsa, ataupun melonjaknya jumlah
mangsa mereka. Hal ini akan berdampak pada
peristiwa-peristiwa lain (melonjaknya jumlah nyamuk,
lalat, atau serangga hama yang mengganggu tanaman
pertanian)- tentunya dapat mengganggu kehidupan
kita, manusia. Tidak dapat dibayangkan jika
ketimpangan-ketimpangan tersebut terjadi.
70
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

6. Katak dan kodok memiliki peran penting dalam


menjaga keseimbangan ekosistem yaitu sebagai
penyeimbang pada rantai makanan. Makanan katak
dan kodok pada umumnya adalah serangga, dalam hal
ini katak dan kodok dapat membantu menekan
populasi serangga yang berpotensi sebagai hama atau
pembawa sumber penyakit.
7. Beberapa katak dan kodok seperti katak tanduk
jawa(Megophrys montana) dan katak
serasah(Leptobrachium hasseltii) berudunya amat
rentan terhadap perubahan kualitas air sehingga bias
dijadikan sebagai pendeteksi biologis untuk memantau
tingkat pencemaran air maupun indikator kondisi
lingkungan.
8. Di beberapa daerah terutama luar negeri katak dan
kodok dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan
protein hewani.
9. Beberapa Janis yang umum dijadian sebagai
peliharaan diantaranya Pacman(Ceratophrys
cranwelli), Dumpy frog(Litoria caerulea), Whitelip

71
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

frog(Litoria infrafrenata) dan Poison dart


frog(Dendrobatids).
10. Amfibi memainkan peran penting dalam banyak
ekosistem, terutama karena pemain tengah di banyak
rantai makanan dan jaring makanan.
11. amfibi adalah mangsa untuk kura-kura dan ular,
serta beberapa ikan dan burung.
12. Berudu menjaga saluran air tetap bersih dengan
memberi makan pada alga.
13. Katak yang menjadi terhormat sebagai sumber
makanan bagi manusia. Kaki katak yang lezat di
Cina, Perancis, Filipina, Yunani utara, dan selatan
Amerika, terutama di bagian Frensh yang berbahasa
Louisiana. Hanya sendi atas dari kaki belakang yang
disajikan, yang memiliki satu tulang mirip dengan
sendi atas sayap ayam atau kalkun.

14. Amfibi telah lama digunakan dalam penelitian ilmiah,


terutama dalam proses perkembangan dan fisiologis,
sebagian besar karena kemampuan mereka yang unik

72
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

yang mengalami metamorfosis, dan dalam beberapa


spesies, dapat meregenerasi anggota badan.

15. Amfibi juga digunakan dalam penelitian kloning.


Kloning melibatkan pembuatan salinan identik dari
organisme induk, dan telur amfibi yang besar
membantu dalam proses ini. Mereka juga digunakan
untuk mempelajari embrio karena telur mereka tidak
memiliki cangkang, sehingga mudah untuk
menyaksikan perkembangan mereka.

16. Katak bercakar Afrika, Xenopus laevis, adalah


spesies yang dipelajari untuk memahami aspek
biologi perkembangan. Ini adalah organisme model
yang baik karena mudah untuk dikumpulkan di
laboratorium dan memiliki embrio besar, yang mudah
untuk belajar

17. Banyak ilmuwan percaya bahwa lingkungan amfibi


termasuk katak, memberi tanda bila lingkungan
rusak. Ketika spesies katak mulai menurun, sering
menunjukkan bahwa ada masalah yang lebih besar
73
Titi Hawanda Metania
AMPHIBI 2EWD 2017

dalam ekosistem. Hal ini dapat memiliki efek


dramatis pada jaring makanan dan ekosistem.

74
Titi Hawanda Metania

Anda mungkin juga menyukai