Anda di halaman 1dari 6

Laboratorium Prodi Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo

MATERI III
SYMTOMATIK

TUJUAN PRAKTIKUM
Diharapkan mahasiswa dapat mendeskripsikan gejala serangan penyakit
tanaman

DASAR TEORI
Symtomatik adalah bagian dari fitipatologi yang menyelidiki, melukiskan dan
membanding-bandingkan gejala penyakit tumbuhan. Pada umumnya tumbuhan yang
sakit akan menunjukkan gejala yang khusus. Gejala (symton) adalah perubahan yang
ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri sebagai akibat serangan penyebab penyakit.
Gejala yang disertai tanda dari patogen (penyebab penyakit), merupakan dasar untuk
mengadakan diagnosa di lapangan. Tanda (sign) adalah semua pengenal dari
penyebab penyakit selain reaksi dari tumbuhan inang (misal: miselium, spora,
cinidia, badan buah, dll.)
Umumnya penyakit-penyakit tertentu pada tumbuhan tertentu menunjukkan
adanya gejala yang khas. Berdasarkan sifatnya gejala dapat dibagi atas gejala lokal
dan sistemik. Gejala lokal adalah gejala yang terbatas (bersifat setempat) yang
disebabkan oleh bakteri dan cendawan biasanya menunjukkan gejala ini. Gejala
sistemik adalah gejala yang menyebar dan meliputi seluruh tubuh tanaman
disebabkan oleh virus dan penyakit-penyakit fisiologis. Namun, meskipun serangan
patogen hanya lokal, tetapi mungkin juga menimbulkan gejala sistemik. Misalnya,
pada penyakit layu yang disebabkan oleh Xanthomonas solanacearum dan penyakit-
penyakit akar lainnya. Dalam hal ini patogen hanya menyerang pembuluh-pembuluh
di leher akar atau pada pangkal batang, akan tetapi tanaman akan menunjukkan
gejala kelayuan dan akhirnya dapat menyebabkan kematian tanaman. Jadi gejala
sistemik tidak selalu ditimbulkan oleh patogen yang menyebar secara sistemik di
dalam tubuh tanaman.
Secara morfologi gejala penyakit dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tipe
pokok:

Modul Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman


Laboratorium Prodi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo

Gejala nekrotik, disebabkan karena adanya kerusakan pada sel atau bagian sel, atau
selnya mati. Gejala hipoplastis disebabkan karena terhambatnya atau terhentinya
pertumbuhan sel. Gejala hiperplastis disebabkan karena pertumbuhan sel yang
melebihi biasa.

I. Gejala-gejala Nekrotis
A. Nekrose
Yaitu, matinya sel atau sekumpulan sel yang terbatas pada jaringan tertentu
sehingga membentuk bercak-bercak (noda-noda=spot) berwarna coklat atau hitam
yang kemudian dapat menjadi kelabu keputih-putihan. Kadang-kadang pada bercak
tersebut terbentuk garis-garis konsntris.
Contoh:
1. Nekrose pada daun kentang yang disebabkan oleh Alternaria solani
2. Nekrose pada daun tembakau yang menderita penyakit lanas daun,
disebabkan oleh Phytophtora parasitica var nicontianae
3. Nekrose daun tembakau yang menderita penyakit patik disebabkan oleh
Cercospora nicotianae

B. Chlorose (menguning)
Yaitu perubahan warna dari bagian tanaman yang seharusnya hijau menjadi
kuning akibat rusaknya chlorophyl. Chlorose dapat dibedakan atas:
Mozaik, merupakan khlorose yang tidak teratur (bagian yang chlorophylnya tidak
terbentuk dapat setempat-setempat, maka terjadi gambaran mozaic dengan corak
tertentu). Kadang-kadang bagian yang memucat lebih luas daripada bagian yang
tetap berwarna hijau.
Contoh:
Mozaic pada tembakau yang disebabkan oleh Marmor tabaci (Tobacco
Mozaic Virus). Gejala menguning yang merata (sistemik), bila gejala ini terdapat
pada semua daun dari tanaman. Biasanya merupakan gejala sekunder yang
disebabkan adanya serangan parasit pada bagian lain dari tanaman itu (misal pada
akar atau pangkal batang). Dapat juga disebabkan oleh keadaan luar yang kurang
baik (misal kekurangan zat lemas N). Contoh: Chlorose pada tebu yang menderita

Modul Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman


Laboratorium Prodi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo

kekurangan zat lemas. Chlorose pada jagung yang menderita penyakit bulai,
disebabkan oleh Sclerospera maydis.
C. Perforasi
Adalah nekrose yang diikuti oleh rontoknya sel-sel yang mati sehingga
terbentuk lubang-lubang. Contoh: Perforasi pada bercak daun karet yang disebabkan
oleh Helminthosporium heveae.

D. Kanker
Adalah matinya sekumpulan sel pada bagian-bagian yang berkayu (bagian
kulit, batang, cabang atau akar) yang bersifat setempat. Bagian yang mati mengering,
berbatas tegas, mengendap, dan pecah-pecah, diikuti oleh rontoknya bagian kulit
yang sakit sehingga tampak bagian kayunya. Di tepi luka kalus berkembang. Contoh:
Kanker pada bidang sadapan karet yang menderita penyakit kanker garis disebabkan
oleh Phytophtora palmivora.

E. Eksudasi (perdarahan)
Adalah keluarnya substansi tertentu dari bagian tumbuhan karena serangan
suatu penyebab penyakit. Cairan yang keluar dapat berupa latex, blendok (gom) atau
damar (resin). Contoh: Eksudasi pada penyakit cendawan upas pada karet yang
disebabkan oleh Corticium salmonicolor, dikenal sebagai nama Lateksosis.

A. Busuk (Rotting)
Adalah gejala nekrose yang biasanya dipakai untuk bagian-bagian
tumbuhan yang tebal. Seperti buah, batang, akar atau umbi. Gejala busuk disebabkan
oleh barbagai patogen yang dibedakan: Busuk basah (soft rot), terjadi pada bagian-
bagian yang berdaging dan bagian yang busuk mengandung cairan. Contoh: Busuk
basah pada kobis, wortel, kentang, yang terserang bakteri Erwinia carotovora. Busuk
kering (dry rot), pada busuk kering bagian yang busuk tidak mengandung cairan.
Contoh: Busuk kering pada kentang disebabkan oleh Fusarium coeroleum

II. Gejala-gejala Hipoplastis


A. Roset,

Modul Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman


Laboratorium Prodi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo

Pada gejala ini ruas-ruas (internodia) tidak memanjang, sedang pembentukan


daun kurang mendapat hambatan sehingga daun-daun berdesak-desakan membentuk
suatu karangan. Contoh: roset pada tanaman tembakau, disebabkan oleh virus, roset
pada kacang tanah, disebabkan oleh mikoplasma.

B. Kerdil,
Merupakan gejala habital yang disebabkan karena terhambatnya pertumbuhan
bagian-bagian tanaman sehingga ukurannya lebih kecil dari biasa. Contoh:
Umumnya penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus banyak menimbulkan
gejala kerdil ( misal: penyakit kerdil rumput pada padi disebabkan oleh virus atau
mikoplasma).

C. Perubahan Simetri,
Adalah hambatan pertumbuhan pada bagian tertentu yang tidak disertai
dengan hambatan pertumbuhan pada bagian lainnya, dapat menyebabkan terjadinya
penyimpangan bentuk. Contoh: Penyakit layu pada tembakau yang disebabkan oleh
Ralstonia solanacearum, daun-daun dapat mengalami kelayuan sepihak (artinya
setengan dari daun terhambat pertumbuhannya sehingga layu, sedang setengah
lainnya tumbuh biasa). Penyakit Pokkah bung pada tebu disebabkan oleh Fusarium
moniliforme var subglutinans, menunjukkan kerusakan pada satu sisi dari batang di
bawah titik tumbuh, sehingga bagian tersebut tidak dapat mengikuti pertumbuhan
batang sehingga batang membelok ke arah bagian yang rusak.

III. Gejala-gejala Hiperplastis


A. Witches Broom (sapu).
Tunas ketiak yang biasanya latent (tidur) dapat berkembang dengan hebat
sehingga terbentuk seberkas tunas-tunas (ranting-ranting) yang rapat dan diikuti
dengan terhambatnya pertumbuhan ruas-ruas batang Contoh: penyakit sapu pada
kacang tanah disebabkan oleh mikoplasma. Penyakit sapu pada coklat disebabkan
oleh Mirasmius pernicious. Penyakit-penyakit sapu pada kacang panjang, crotalaria
yang disebabkan oleh virus.

Modul Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman


Laboratorium Prodi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo

B. Cecidia (Gall=tumor)
Adalah pembengkakan setempat berupa bisul-bisul atau bintil-bintil yang
terdiri dari jaringan tumbuhan bersama-sama dengan penyebab penyakit atau dapat
juga hanya terdiri dari jaringan tumbuhan saja. Berdasarkan penyebabnya Cecidia
dibedakan menjadi dua, yaitu: Zoocecidia, adalah cecidia yang terjadi karena
serangan hewan Contoh: Akar tembakau, tomat, dsb. yang terserang nematoda
(cacing akar). Daun jambu darsono yang terserang tungau. Phytocecidia, adalah
cecidia yang disebabkan oleh tumbuhan. Contoh: Daun Agathis alba (damar) yang
terserang Accidium balance.

B. Intumescensi.
Mmerupakan pembengkakan (oedema) akibat dari memanjangnya
sekumpulan sel pada daerah yang agak luas pada daun atau batang. Contoh:
Pembengkakan pada daun Cassia tumentosa (penyebab belum diketahui).

C. Erinose,
Yaitu terjadinya pembentukan trichoma yang luar biasa sehingga pada
permukaan bagian tanaman (biasanya daun) terdapat bagian yang seperti beledu.
Contoh: Daun Crotalaria retusa yang terserang tungau.

D. Fasciasi
Yaitu perubahan bentuk dari cabang atau batang yang semestinya lurus dan
silindris menjadi bengkok dan pipih. Contoh: Pada batang Cassia fistula, ujung
batang karet yang masih muda (penyebab belum diketahui).

E. Menggulung, mengeriting (krupuk)


Akibat dari pertumbuhan yang tidak seimbang dari bagian-bagian daun.
Contoh: Penyakit kerupuk pada tembakau yang disebabkan oleh virus Ruga tabaci.
Penyakit daun menggulung pada kentang yang disebabkan oleh Corium solani.

Bahan dan alat yang digunakan

Modul Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman


Laboratorium Prodi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo

Bahan yang digunakan, preparat segar atau awetan tumbuhan atau bagian
tumbuhan dari berbagai jenis symtom.

Prosedur kerja
1. Amati berbagai jenis symtom yang saudara dapat
2. Diskripsikan beri penjelasan dan berilah keterangan tentang masing-masing gejala
dengan singkat, jelas dan lengkap (terutama mengenai perubahan warna,
perubahan bentuk, adanya tonjolan serta arah tonjolan, adanya gom dan lain-lain).
Dan sedapat mungkin bandingkan dengan bagian yang sehat

Tugas Praktikan
Hasil praktikum sebagai laporan sementara dimintakan persetujuan (Acc) dari
asisten dosen praktikum.
Laporan resmi diserahkan paling lambat pada saat praktikum berikutnya, jika tidak
menyerahkan laporan resmi dianggap inhale.
Format laporan resmi;
1. Judul acara praktikum, tujuan praktikum, tanggal dan hari pelaksanaan.
2. Prosedur pelaksanaan
3. Hasil praktikum, diskripsi lengkap dari jenis-jenis tipe alat mulut serangga.
4. Referensi

Modul Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman

Anda mungkin juga menyukai