Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PRATIKUM GENETIKA

GENETIKA KUANTITATIF

DISUSUN OLEH :
DYAN PITALOKA
(1906110291)

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2020
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Genetika kuantitatif pada berawal dari percobaan 2 ilmuwan yaitu Mendel dan
Kolreuter. Percobaan Mendel mempelajari karakter-karakter yang biasa digolongkan
sebagai ini atau itu misalnya warna bunga ungu atau putih. Akan tetapi untuk banyak
karakter misalnya warna kulit dan tinggi manusia klasifikasi ini atau itu mustahil
karena karakter tersebut bervariasi dalam populasi sepanjang suatu kontinu atau
berkesinambungan (bergradasi). Karakter semacam ini disebut karakter kuantitatif.
Salah satu dari kekeliruan dari kegagalan Mendel berasal dari studi tentang pewarisan
sifat-sifat yang secara kuantitatif berbeda-beda dengan cara yang kualitatif yang
mudah dikenal dan nyata.

Sedangkan Kolreuter melakukan suatu percobaan  dengan menggunakan


tanaman tembakau (Nicotiana tabacum). Saat Kolreuter melakukan percobaan yang
mana pada waktu menyilangkan dua tanaman dengan memperhatikan satu beda sifat
didapatkan tanam-tanaman F1 yang semuanya intermedier, sedangkan F2 berupa
tanam-tanaman yang memperlihatkan banyak variasi antara kedua tanaman induknya.

Jelaslah perbedaannya, yaitu bahwa sifat keturunan yang dikemukakan


Kölreuter itu ditinjau secara kuantitatif, artinya sifat keturunan tampak berderajat
berdasarkan intensitas dari ekspresi sifat itu. Sedangkan Mendel meninjau sifat
keturunan secara kualitatif, artinya sifat keturunan itu tampak atau tidak.

Perbedaan dasar antara sifat kualitatif dan sifat kuantitatif melibatkan jumlah
gen yang berkontribusi pada variabilitas fenotip dan derajat di mana fenotip itu dapat
dimodifikasi oleh faktor-faktor lingkungan. Sifat-sifat kuantitatif dapat diatur oleh
banyak gen  (mungkin 100 sampai 100 atau lebih), masing-masing berkontribusi
terhadap fenotip begitu sedikit sehingga pengaruh-pengaruh individunya tidak dapat
dideteksi dengan metode-metode Mendel. Gen-gen yang bersifat demikian
disebut poligen   
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah
1. Untuk mengetahui apa itu keragaman dan heritabilitas dalam genetika kuantitif.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung keragaman dan heritabilitas
dalam suatu populasi.
II ISI

Karakter kuantitatif umumnya dikendalikan oleh banyak gen dan merupakan


hasil akhir dari suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang berkaitan
langsung dengan karakter fisiologi dan morfologis. Diantara kedua karakter ini,
karakter morfologis lebih mudah diamati, misalnya produksi tanaman sering
dijadikan objek pemuliaan tanaman. Umumnya dalam mempelajari pewarisan
karakter kuantitatif digunakan pendekatan teori genetika kuantitatif. Sifat kuantitatif
yang dipelajari dinyatakan dalam besaran kuantitatif atau satuan metrik yang
selanjutnya digunakan pendekatan analisis untuk sejumlah ukuran karakter tersebut
(Nasir, M. 2001).

Genetika kuantitatif adalah genetika yang membahas teori berhubungan dengan


sifat kuantitatif pada suatu populasi organisme. Sifat kuantitatif biasanya diukur dan
diamati pada suatu organisme dan sifat tersebut mempunyai ukuran atau metrik.
Karena sifat ini mempunyai ukuran maka dalam pembahasannya dilakukan berbagai
perhitungan parameter seperti keragaman dan heritabilitas.

Keragaman adalah parameter statistik yang merupakan hasil kuadraat nilai


individu dibagi dengan derajat bebas (jumlah individu dikurangi 1). Keragaman
genetik merupakan modal dasar dalam pemuliaan tanaman. Berhasil tidaknya
program pemuliaan tanaman sangat tergantung pada keragaman genetik yang tersedia
pada populasi dasar (Suprapto dan Kairudin, 2007; Tiwari, 2015).

Keragaman genetik dapat menggambarkan variasi antarindividu dalam suatu


populasi (Litrico dan Violle, 2015; Sa’diyah et al., 2013). Selain berasal dari plasma
nutfah yang ada, keragaman genetik dapat diinduksi melaui proses introduksi,
persilangan, dan rekayasa genetika. Keragaman genetik yang tinggi selain
memperbesar peluang kombinasi sifat-sifat baik yang diinginkan juga memungkinkan
perbaikan karakter tanaman melalui seleksi secara langsung.
Untuk menghitung keragaman tidak hanya digunakan satu rumus tetapi terlebih
dahulu mencari komponen didalam rumus keragaman. Rumus keragaman ada dua
yaitu keragaman genotip, keragaman lingkungan dan keragaman fenotipe. Rumus
keragaman genotip yaitu
Vg = VF2 – VF1
Rumus mencari keragaman lingkungan yaitu
VE = (Vp1 + Vp2 + VF1) / 3
Dan untuk mencari keragaman fenotipe diperlukan rumus yaitu
VP = Vg + Ve
Untuk mencari keragaman, diperlukan pertama yaitu rumus
JK=ΣΣ𝑋2𝑖−(Σ𝑋2/2)
Dengan X berarti koefisen yang diketahui, dan n berarti banyaknya koefisien. Setelah
JK telah diketahui, barulah mencari Vp yaitu
Vp = JK/n-1
Untuk mencari Vg, VF hanya tinggal mengganti angka nya saja tidak memakai rumus
lainnya.

Heritabilitas adalah proporsi ragam genetik terhadap besaran total ragam


genetik ditambah dengan ragam lingkungan, dengan kata lain heritabilitas
merupakan proporsi besaran ragam genetik terhadap besaran ragam fenotipe untuk
suatu karakter tertentu. Ada dua nilai heritabilitas yang dikenal dalam pemuliaan
tanaman yaitu heritabilitas dalam arti luas dan heritabilitas dalam arti sempit. Nilai
heritabilitas dalam arti luas memperhatikan ragam genetik total dalam kaitannya
dengan keragaman fenotipe. Dalam hal ini genotipe dianggap sebagai unit dalam
kaitannya dengan lingkungan. Sementara itu heritabilitas dalam arti sempit yang
menjadi fokus perhatian adalah keragaman yang diakibatkan oleh peran gen
aditif merupakan bagian dari keragaman genetik total. Berdasarkan penjelasan ini
dapat dipahami bahwa nilai heritabilitas dalam arti sempit tidak akan pernah lebih
besar dibandingkan dengan nilai heritabilitas dalam arti luas untuk suatu karakter
tertentu (Alif, 2008).
Harus ditekankan bahwa heritabilitas suatu sifat hanya berlaku pada
populasi tertentu yang hidup dalam suatu lingkungan khusus. Suatu populasi
yang secara genetik berbeda (mungkin suatu varietas bangsa, ras yang berbeda atau
subspesies dari spesies sama) yang hidup dalam lingkungan yang identik,
kemungkinan besar mempunyai heritabilitas yang berbeda bagi sifat yang sama.

Secara umum ada dua jenis heritabilitas yang dikenal orang, yaitu
heritabilitas arti luas (broad-sense heritability) dan heritabilitas arti sempit
(narrow-sense heritability), yang masing-masing disimbulkan seperti heritabilitas
arti luas (broad-sense heritability) dengan rumus
= H = h2B = Vg/Vp,
Dan heritabilitas arti sempit (narrow-sense heritability) dengan rumus
= h =h2N = VA/Vp.
Untuk mencari heritabilitas perlu mencari keragaman dahulu karena komponen di
rumus heritabilitas ada didalam rumus keragaman.

III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Genetika kuantitatif adalah genetika yang membahas teori berhubungan dengan
sifat kuantitatif pada suatu populasi organisme. Sifat kuantitatif biasanya diukur dan
diamati pada suatu organisme dan sifat tersebut mempunyai ukuran atau metrik.
Karena sifat ini mempunyai ukuran maka dalam pembahasannya dilakukan berbagai
perhitungan parameter seperti keragaman dan heritabilitas.
Menghitung keragaman dan heritabilitas bisa dilakukan secara bersamaan
dikarenakan kedua hal ini saling berkaitan dan bahkan untuk mencari heritabilitas
harus mencari terlebih dahulu keragaman.

3.2 Saran
Agar mahasiswa dapat memahami apa yang terdapat didalam makalah yang
sudah dibuat
DAFTAR PUSTAKA

Alif, Muhammad Dzikri, 2008, Pola Pewarisan Beberapa Karakter Kualitatif dan
Kuantitatif pada Cabai (Capsicum annuum L.), Institut Pertanian Bogor,
Bogor.

Suprapto dan N. M. Kairudin. 2007. Variasi Genetik, Heritabilitas, Tindak Gen dan
Kemajuan Genetik Kedelai (Glycine max Merrill) Pada Ultisol. Jurnal Ilmu-
Ilmu Pertanian Indonesia 9(2): 183–190.

Tiwari, G. C. 2015. Variability, Heritability and Genetic Advance Analysis for Grain
Yield in Rice. Int. Journal of Engineering Research and Applications 5(7):
46–49.

Sa’diyah, N., M. Widiastuti, dan Ardian. 2013. Keragaan, Keragaman, dan


Heritabilitas Karakter Agronomi Kacang Panjang (Vigna Unguiculata)
Generasi F1. Jurnal Agrotek Tropika 1(1): 32–37.

Litrico, I. and C. Violle. 2015. Diversity in Plant Breeding: A New Conceptual


Framework. Trends in Plant Science 20 (10): 604–613.

Nasir, M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Direktorat Jenderal Pendidikan


Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Jakarta.

Priyanto Slamet Bambang, Muhammad Azrai, M. Syakir. 2017. Analisis Ragam


Genetik, dan Sidik Lintas Karakter Agronomik Jagung Hibrida Silang
Tunggal. Informatika Pertanian, Vol. 27 No.1.

Anda mungkin juga menyukai