Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KLIMATOLOGI DASAR

PENGOLAHAN LAHAN DAN PENANAMAN JAGUNG MANIS

OLEH :

FILKY RAIHAN. S
2206111902

AGROTEKNOLOGI-D

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN
PENGOLAHAN LAHAN DAN PENANAMAN JAGUNG MANIS

Pekanbaru, 19 September 2023


Praktikan

FILKYRAIHAN. S
2206111902

MENGETAHUI
ASISTEN PRAKTIKUM I ASISTEN PRAKTIKUM II

HARRY VATANEN POHAN REZTIANA


1806112027 2006124688

ASISTEN PRAKTIKUM III ASISTEN PRAKTIKUM IV

DINA NATISHA M RIZKY DARMAWAN


1806111769 1906155372

ASISTEN PRAKTIKUM V ASISTEN PRAKTIKUM VI

ANWARY MAHSA URIKA FEBIOLA ADHA


2006112493 1906156408

ASISTEN PRAKTIKUM VII

VENI DWI NABILA


1806124892
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lahan merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak terbaharui

(unrenewable). Hampir semua sector pembangunan fisik membutuhkan lahan.

Lahan kering adalah lahan yang berada di suatu wilayah yang berkedudukan lebih

tinggi yang diusahakan tanpa penggenangan air. Lahan kering juga merupakan

sebidang lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian dengan menggunakan

air secara terbatas dan biasanya bergantung pada air hujan.

Persiapan tanah, proses ini meliputi pengolahan tanah, pemupukan, dan

pembersihan lahan dari gulma dan hama. Penanaman, proses ini meliputi

pemilihan bibit, penyiangan, dan penanaman. Pemeliharaan tanaman, proses ini

meliputi pemupukan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, pemangkasan,

dan pemeliharaan lainnya yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan

produktivitas tanaman. Pemanenan, proses ini meliputi pengamatan tanaman,

pengukuran produksi, dan pemanenan tanaman pada saat yang tepat. Pasca panen,

proses ini meliputi pengolahan hasil panen, penyimpanan, dan pemasaran.

Pengendalian lingkungan, proses ini meliputi pengelolaan lingkungan yang baik,

seperti pengelolaan air, tanah, dan udara serta pengendalian polusi lingkungan.

Semua proses ini saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Proses

yang baik dalam satu tahap akan mempengaruhi hasil dari tahap selanjutnya.

Teknologi budidaya tanaman yang tepat dapat meningkatkan produktivitas dan

kualitas tanaman, serta mengurangi resiko kerugian hasil pertanian.

Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan biji-bijian yang

berasal dari Amerika. Jagung tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis
orang-orang Eropa ke Amerika. Di Indonesia, Jagung manis (Zea mays

Saccharata), merupakan komoditi yang dapat diusahakan secara intensif karena

banyak digemari sehingga terbuka peluang pasar yang baik. Jagung manis selain

dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan juga digunakan untuk bahan baku

industri gula jagung (Bakhri, 2007).

1.2 Tujuan

Adapun dilaksanakannya pratikum ini dengan tujuan agar praktikan dapat

mengetahui bagaimana cara pengolahan tanah terhadap kualitas sifat fisik tanah,

pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari mengikuti kegiatan praktikum ini yaitu praktikan

dapat mengetahui bagaimana cara pengolahan tanah yang baik, dapat

menerapkannya dalam kegiatan yang lain dan dapat mengetahui bagaimana cara

penanaman yang tepat.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengolahan Lahan

Lahan merupakan suatu wilayah yang terdapat dipermukaan bumi dan

terhadap semua kompenen yang ada di dalamnya. Lahan merupakan bagian dari

bentang lahan yang meliputi lingkungan fisik, termasuk iklim, tofografi atau

relief, hidrologi tanah, keadaan vegetasi alami secara potensial akan berpengaruh

terhadap panggunaan lahan atau areal tanah yang ingin ditanami, dan

mendapatkan hasil produksi yang dapat dimanfaatkan manusia sebagai sumber

energi bagi manusia di muka bumi. Pembukaan lahan merupakan suatu rangkaian

kegiatan merubah fungsi lahan dalam bentuk alami menjadi lahan yang dapat 24

dijadikan sebagai suatu area perkebunan. Untuk merealisasikan hal tersebut

dibutuhkan sumber energi yang berguna untuk mendukung perwujudan fungsi itu

sendiri. Sederhananya, pembukaan lahan dikerjakan dengan mengubah hutan

menjadi perkebunan yang di dukung oleh ketersediaan fasilitas-fasilitas tertentu

(Bella, 2020).

Pembukaan lahan merupakan langkah awal untuk bercocok tanam pada

suatu area atau lokasi lahan hutan gambut yang sebelumnya banyak ditumbuhi

oleh pephohonan dan kemudian diolah dijadikan lahan untuk keperluan seperti

lahan perkebunan, pertanian, transmigrasi, dan keperluan lainnya (Sutedjo,2010).

Bedengan adalah gundukan tanah yang sengaja dibuat untuk menanam

tanaman pangan dengan lebar dan tinggi tertentu, dan di antara dua bedengan

dipisahkan oleh saluran atau parit drainase yang berguna untuk mengalirkan air

agar aerasi tanah atau kelembapan tanah dalam bedengan tetap terjaga dan stabil
(Kurnia et al., 2000).

Sutedja (2001) mendefinisikan sistem pengelolaan tanah merupakan suatu

proses mengelola tanah untuk menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah.

Sistem pengelolaaan tanah dapat dilakukan dengan pemupukan organik dan

anorganik. Pengelolaan tanah secara organik banyak dikembangkan oleh

masyarakat sehubungan dengan penggunanan pupuk kimia. Penggunaan pupuk

kimia secara terus menerus dapat menyebabkan perubahan struktur tanah dan

kekurangan hara. Pengelolaan tanah organik lebih menekankan pada penggunaan

pupuk organik yang ramah lingkungan dan dapat memperbaiki struktur tanah

(Hadisuwito, 2007).

Pemupukan dasar dapat diartikan sebagai pemberian bahan organik

maupun bahan non organik untuk mengganti kehilangan unsur hara di dalam

tanah dan untuk memnuhi kebuthan unsur hara bagi tanaman sehingga

produktivitas tanaman meningkat. Dengan kata lain pemupukan adalah tindakan

mengaplikasikan pupuk pada tanaman (Mansyur et al., 2021).

Pemupukan dasar bertujuan untuk menambah unsur hara dalam tanah agar

tanah menjadi lebih subur dan tercukupi kebutuhan unsur tanahnya.Pemupukan

dasar yang diberikan lebih awal dapat merangsang perkembangan akar lebih

dalam.Jika si tanah diketahui adalah bereaksi asam,maka petani disarankan untuk

menaburkan kapur dolomit agar ph tanah pada lahan pertanian (Farmida dan

Wartapa, 2018).

Pembuatan lubang tanam pada tanah mineral digali secara manual dengan

menggunakan cangkul, dimana anak pancang digunakan sebagai titik tengah dari

lubang tersebut. Pembuatan lubang tanam pada tanh mineral, baik diareal datar
pada teras individu maupun pada teras bersambung, hanya dibuat satu lubang

tanam (tunggal). Tanah galian lubang bagian atas (top soil) diletakan disebelah

anak pancang tanaman, sedangkan tanah galian lubang bagian bawah (sub soil)

diletakan disebelah kiri anak pancang. Lubang tanam selain memberikan manfaat

tumbuh, berkembangnya perakaran tanaman pokok, juga mempermudahkan

perawatan tanaman serta menjaga konservasi lahan, karena pembuatan lubang

tanam biasanya disesuiakan dengan kontur lahan dan jarak tanam (Danarti, 2007).

2.2 Deskripsi Tanaman Jagung

Tanaman Jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan aneka biji

dari keluarga aneka rumput. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman pangan

yang penting, selain Padi dan Gandum. Tanaman Jagung berasal dari Amerika

yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke

Amerika. Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia

termasuk Indonesia (Prahasta, 2009).

Jagung merupakan komoditi strategis kedua setelah padi karena

dibeberapa daerah, Jagung masih merupakan bahan makanan pokok kedua setelah

beras. Jagung juga mempunyai arti penting dalam pengembangan industri di

Indonesia karena merupakan bahan baku untuk industri pangan maupun industri

pakan ternak khusus pakan ayam (Rukmana, 2009).

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan

berbiji tunggal (monokotil). Jagung merupakan tanaman rumput kuat, sedikit

berumpun dengan batang kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m. Tanaman jagung

termasuk jenis tumbuhan musiman dengan umur ± 3 bulan (Nuridayanti, 2011).

Kedudukan taksonomi jagung, yaitu: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta,


Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Monocotyledone, Ordo: Graminae, Famili:

Graminaceae, Genus: Zea, dan Spesies: Zea mays L. (Paeru dan Dewi, 2017).

Secara umum jagung mempunyai pola pertumbuhan yang sama, namun

interval waktu antar tahap pertumbuhan dan jumlah daun yang berkembang dapat

berbeda. Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu fase

perkecambahan, fase pertumbuhan vegetatif, dan fase reproduktif.

Biji jagung tunggal berbentuk pipih dengan permukaan atas yang cembung

atau cekung dan dasar runcing. Bijinya terdiri atas tiga bagian, yaitu pericarp,

endosperma, dan embrio. Pericarp atau kulit merupakan bagian paling luar

sebagai lapisan pembungkus. Endosperma merupakan bagian atau lapisan kedua

sebagai cadangan makanan biji (Paeru dan Dewi, 2017)

Tanaman Jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan aneka biji

dari keluarga aneka rumput. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman pangan

yang penting, selain Padi dan Gandum. Tanaman Jagung berasal dari Amerika

yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke

Amerika. Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia

termasuk Indonesia (Prahasta, 2009). Jagung merupakan komoditi strategis kedua

setelah padi karena dibeberapa daerah, Jagung masih merupakan bahan makanan

pokok kedua setelah beras. Jagung juga mempunyai arti penting dalam

pengembangan industri di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk industri

pangan maupun industri pakan ternak khusus pakan ayam (Rukmana, 2009).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun waktu pelaksanaan praktikum Klimatologi Dasar Pengolahan

Lahan Dan Penanaman Jagung Manis yaitu pada hari Selasa, 12 September 2023

pukul 10.00-11.40 WIB.

Adapun tempat dilaksanakannnya praktikum ini berlokasi di UPT Kebun

Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum Klimatologi Dasar

Pengolahan Lahan dan Penanaman Jagung Manis ini yaitu cangkul, parang, tali,

meteran dan penggaris.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu kapur dolomit,

ajir, benih jagung dan air.

3.3 Metode Pelaksana

A. Pengolahan Lahan

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Diukur lahan yang akan digunakan untuk pembuatan bedengan dengan

ukuran seluruh nya 114 x 1 m dan untuk perkelompok sebanyak 28,5 x 1 m.

3. Di beri pancang dan tali agar bedengan yang dibuat sesuai dengan

ukurannya.

4. Di bersihkan gulma yang terdapat pada bedengan lalu dibuang gulma

tersebut.
5. Di ukur jarak tanam untuk penanaman jagung dengan ukuran 15 × 50 cm

lalu di tarik tanah pada bedengan dari ujung ke ujung.

B. Penanaman Jagung

1. Diukur jarak tanam untuk penanaman jagung dengan ukuran 15 × 50 cm.

2. Di buat lubang tanam.

3. Di tanam biji jagung sesuai dengan varietas yang telah ditentukan di setiap

bedengan.

4. Di beri pupuk dolomit pada bedengan yang sudah ditanamin jagung.

5. Di siram bedengan agar pupuk dolomit dapat terserap pada tanah.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

Pada praktikum klimatologi dasar kali ini dilakukan pengolahan lahan dan

penanaman jagung manis di bedengan seluas 28,5 m x 1 m. Setiap kelas dibagikan

menjadi 4 kelompok yang mana pada masing masing kelompok memiliki

ketentuan penanaman yang berbeda. Penulis merupakan anggota dari kelompok 2

yang memiliki penetapan jarak tanam yaitu 50 x 25 cm, dan memiliki jumlah

lubang tanam pada bedengan pertama berjumlah 204, pada bedengan ke 2 dengan

jumlah 204 dan pada bedengan ke 3 berjumlah 190.

Penentuan jarak tanam yang tepat sangat penting. Hal ini karena berhubungan

erat dengan populasi tanaman persatuan luas areal. Populasi tanaman yang terlalu

rapat dapat menyebabkan terjadinya persaingan antara satu tanaman dengan

tanaman lainnya. Faktor kesuburan tanah juga akan menimbulkan persaingan

apabila kerapatan tanaman semakin kecil. Jadi agar tidak terjadi persaingan antara

tanaman satu dengan yang lainnya, harus diusahakan pengaturan jarak tanam yang

sesuai dengan pertumbuhan tanaman (Napitupulu et al., 1997).

Secara umum tanaman jagung dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 0

- 1.300 m dari permukaan laut dan dapat hidup baik di daerah panas maupun

dingin. Selama pertumbuhannya, tanaman Jagung memerlukan sinar matahari

yang cukup (Sutoro et al.. 1988). Jumlah radiasi surya yang diterima tanaman

selama stadia pertumbuhannya merupakan faktor yang penting untuk penentuan


jumlah biji. Bila kekurangan cahaya batangnya akan kurus, lemah, dan tongkol

kecil serta hasil yang didapatkan rendah (Muhadjir, 1988).

Kemudian setelah dilakukan proses penanaman, selanjutnya akan dilakukan

proses pemberian dolomit pada benih yamg telah ditanam. Pemberian dolomit

pada benih yang sudah ditanam ini bertujuan untuk mengatur tingkat keasaman

atau pH tanah yang ideal. Tanah yang terlalu asam dapat menghambat

pertumbuhan tanaman dan penyerapan nutrisi yang diperlukan. Salah satu upaya

yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan sifat buruk media

pembibitan yaitu dengan pengapuran media.

Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asalkan mendapatkan

pengolahan yang baik. Tanah dengan tekstur lempung berdebu adalah yang

terbaik untuk pertumbuhannya. Tanah-tanah dengan tekstur berat masih dapat

ditanami Jagung dengan hasil yang baik bila pengolahan tanah dikerjakan secara

optimal, sehingga aerase dan ketersediaan air di dalam tanah berada dalam kondisi

baik. Kemasaman tanah (pH) yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung

antara 5,6 -7,5 (Rochani, 2007).


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan praktikum klimatologi dasar kali ini dapat

disimpulkan bahwa tahap pertama yang harus dilakukan untuk meningkatkan

produktivitas tanaman jagung adalah mengolah lahan. Pengolahan lahan yang

tepat memiliki efek yang menguntungkan terhadap pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Pengaturan jarak antar tanaman juga berdampak pada

tingkat produktivitas tanaman. Penting untuk melakukan dolomit terakhir dalam

proses pemberian. Karena tidak semua tanaman dapat mentolerir tingkat

keasaman pH tanah, maka perlu diberikan dolomit sebagai langkah yang

diperlukan. Namun, perlu diingat bahwa dolomit tidak boleh diberikan dalam

jumlah yang berlebihan karena dapat menyebabkan tanaman menjadi kecil karena

kandungan Mn dan P dalam tanah tidak tersedia.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan pada kegiatan praktikum kali ini yaitu

agar selalu mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sebelum kegiatan

berlangsung dan dapat datang lebih awal atau tepat waktu lagi agar praktikun

dapat berjalan dengan efisien.


DAFTAR PUSTAKA

Bakhri, S. 2007. Budidaya Jagung Dengan Konsep Pengelolaan Tanaman Terpadu


(PTT). Balai pengkajian teknologi pertanian (BPTP). Sulawesi Tengah.

Bella, A. 2020. Pembukaan Lahan Perkebunan Menurut Unang Undang Nomor


32 Tahun Tentang Perlindungan dan Pengolahan Lingkungan Hidup
Perpekstif Fiqh Siyasah. Universitas Islam Negeri Raden Intan. Lampung.

Danarti. 2007. Budidaya Kopi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Farmida, A dan A. Wartapa. 2018. Produksi Benih Hibrida. Pusat Pendidikan


Pertanian. Jakarta.

Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. PT. Agromedia Pustaka.


Jakarta.

Kurnia, U., H. Suganda, D. Erfandi dan H. Kusnadi. 2004. Teknologi konservasi


tanah pada budidaya sayuran dataran tinggi. Dalam Teknologi Konservasi
Tanah pada Lahan Kering Berlereng. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor.

Mansyur, N. I., E. H. Pudjiwati dan A. Murtilaksono. 2021. Pupuk dan


Pemupukan. Syiah Kuala University Press. Aceh.

Muhadjir, F. 1988. Karakter tanaman jagung. BPPT. Pusat penelitian dan


pengembangan tanaman. Bogor.

Napitupulu, I, M. Nur dan K. Edison.1997. Pengaruh Kerapatan Tanam dan


Ukuran Umbi Asal Sprout terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang
(Solanum tuberosum L.). Kultura Fakultas Pertanian USU. (1): 34-38.

Paeru, R. H dan T. Q. Dewi. 2017. Panduan Praktis Budidaya Jagung. Penebar


Swadaya. Jakarta.

Prahasta, A. 2009. Agribisnis Jagung. CV Pustaka Grafika. Bandung.

Rochani, S. 2007. Bercocok Tanam Jagung. Azka Press. Jakarta.

Rukmana, R. 2009. Usaha Tani Jagung. Kanisius. Yogyakarta.

Sutedja, S. 2001. Pengelolaan Tanah Pertanian. Penerbit Indoraya. Bogor.


Sutedjo, M. 2010. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Sutoro, S. Y. dan Iskandar. 1998. Budidaya Tanaman Jagung. Pusat Penelitian


dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
LAMPIRAN

Gambar 1. Pengukuran Gambar 2. Pemasangan


Lahan. pancang.

Gambar 3. Pembuatan Gambar 4. Pembuatan


larikan. lubang tanam.

Gambar 5. Penanaman benih. Gambar 6. Penyiraman.

Anda mungkin juga menyukai