Anda di halaman 1dari 11

T RI UT AMI OKT AF I ANI

DANANG T RI PRAS E T YO
M. MAUL ANA Z UL KARNAE N
ETIKA DRIYARKARA
SEKILAS TENTANG DRIYARKARA
Prof. Dr. Nicolaus Driyarkara SJ (lahir di
Kedunggubah, Kaligesing, Purworejo, 13
Juni 1913 meninggal di Girisonta, Ungaran,
Jawa Tengah, 11 Februari 1967 pada umur
53 tahun).
Ajaran pokok Driyarkara yaitu "manusia
adalah kawan bagi sesama". Manusia
adalah rekan atau teman bagi sesamanya
di dunia sosialitas ini (homo homini socius).

MenurutDriyarkara (1969), manusia
seutuhnya adalah manusia yang
memiliki nilai pribadi, kesadarandiri dan
dapat menentukan dirinya dilihat dari
setiap aspek kemanusiaan. Tidak
semau perbuatan manusia dapat
dikategorikan dalam perbuatan moral.
Perbuatan itu bernilai moralapabila
didalamnya terkandung kesadaran dan
kebebasan kehendak pelakunya.
Kesadaranadalah suara hati dan
kebebasan kehendak berdasarkan
kesadaran
ETIKA DRIYARKARA:
KEHENINGAN BUDI
Rasa tertarik adalah permulaan perbuatan, dan
akan menjadi permulaan perbuatan, bila disusul
dengan kemauan dan niat.
Untuk itu, diperlukan sebuah sikap yang harus
diadakan di semua tahap struktrur perbuatan
manusia.
keheningan budi yaitu sikap aktif manusia, dengan
mana meneliti dan mengarahkan seluruh proses
perbuatannya ke arah kesusilaan, sesuai dengan
tuntunan kodratnya. Dalam sikap ini, dijauhkan
semua hal yang dia sebut dengan hati yang
keruh, yaitu sentimen dan nafsu.
Keheningan budi ini mempunyai dialektika yang
selalu berjalan. Dialektika ini berjalan dari penelitian
dan penimbangan. Fase ini adalah fase dimana
manusia harus menduga mana yang sebaiknya.
Setelah melewati penimbangan, dialektika akan
berjalan menuju keputusan yang bijaksana. Ukuran
yang tidak terlihat dalam fase ini adalah
kemerdekaan saat membuat keputusan, dan
pertimbangan akan keseimbangan dari hasil yang
akan dilakukan.
ide yang bijaksana diteruskan ke arah keteguhan
dan keuletan hati untuk sampai pada tindakan
Tahapan terakhir adalah mengetahui kapan waktu
yang tepat untuk melakukan atau to be or not to
be
moralitas adalah kesempurnaan. Dan itu adalah
Tuhan. Tuhan adalah satu-satunya dasar dan
tujuan yang mungkin sebagai dasar moralitas
manusia.
Kodrat manusia adalah berbuat moral. Tetapi rasio
ternyata juga membutuhkan jawaban yang lebih
dari itu. Karena itu Driyarkara memberikan
jawaban yang dapat memuaskan itu. Jawaban itu
adalah menuju kesempurnaan atau bergerak
menuju Tuhan.
ETIKA DEONTOLOGI
Etika dalam pemikiran drijarkara
karena menekankan tangung jawab
moralitas manusia sebagai subjek.
Maka etikanya bisa dipetakkan
sebagai etika deontologist. Penekanan
pada subjek manusia yang tidak
terpisah denagn dunianya utnuk
memutuskan dasar moralitas bagi
dirinay melalui keheningan budi
menunjukkan titik deontologist pada
pemikiran drijarkara.
KELEBIHAN ETIKA DRIYARKARA
Driyarkara, menempatkan suara batin dalam posisi
yang cukup istimewa dalam kaitannya dengan
moralitas
Pada dasarnya setiap manusia mempunyai hati
nurani yang sama. Setiap orang hati nuraninya akan
langsung berteriak jika dia mencuri, atau berbuat
yang tidak etis, yang melanggar normal.
Hati nurani pasti dalam keadaan alamiah akan selalu
menjadi penge-rem tindakan manusia jika itu tidak
bermoral.
Kesadaran moral yang seperti inilah yang dijadikan
ukuran moral oleh Driyarkara.
KEKURANGAN ETIKA DRIYARKARA
Etika Drijarkara terlalu mengunggulkan subjek
sebagai seseorang yang berkewajiban
menentukan dasar dan keputusan moral.
Walapaun subjek manusia yang dimaksud
drijarkara adalah subjek yang mendunia. Tetapi ini
merupakan bentuk kecil ketidak seimbangan
poporsi subjek dalam dasar moral.
RELEVANSI ETIKA DRIYARKARA
Bertitik tolak dari sila kedua menunjukkan realitas
yang dialami manusia sebagai makhluk dengan
cinta kasih
Sila keadilan sosial sebagai isi dari perikemanusiaan
itu sendiri, yaitu membuat, memiliki, dan
menggunakan barang-barang dunia yang
berguna sebagai syarat, alat, perlengkapan hidup
secara bersama-sama.
sila demokrasi sebagai bentuk perikemanusiaan,
yaitu mengadakan kesatuan-karya dengan saling
menghormati dan menerima sesama sebagai
pribadi dengan segala hak dan kewajibannya.
Sila kebangsaan sebagai spesifikasi
perikemanusiaan, yaitu kesatuan dalam hidup
menegara yang saling membantu
memperkembangkan unsur-unsur yang beragam.
sila ketuhanan merupakan dasar dari semua sila,
yaitu menyadari keterbatasan diri,
ketidaksempurnaan diri dalam hidup sehari-hari.
Implikasi dari kelima sila ini cukup besar, karena ide-
ide asasi yang terkandung dalam tiap sila bersifat
universal.

Anda mungkin juga menyukai