TEORI MARXISME
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Sastra Mutakhir yang diampu
oleh Dr. Abdul Hasyim, M.Pd.
Disusun oleh :
Ridwan Anas
NPM. 23881010
Popon Rohaeti
NPM. 23881008
SEKOLAH PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
GARUT
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Marxisme adalah paham yang bertujuan untuk memperjuangkan kaum
Proletar untuk melawan kaum Borjuis. Teori Marxisme yang secara umum
dipandang sebagai dasar ideologi komunisme dicetuskan dan dikembangkan oleh
Karl Marx dan Friedrich Engel sejak 150 tahun yang lalu sebagaimana dalam
bukunya The Manifesto of the Communist Party yang diterbitkan pada tanggal 21
February 1845 merupakan sebuah manifesto politik mengenai teori komunis yang
menekankan pada perjuangan kelas dan kesejahteraan ekonomi. Menurut Marx
dalam sebuah masayrakat terdapat dua kelas/kaum yaitu kaum yang memiliki alat
produksi (borjuis) dan kaum yang tidak memiliki alat produksi (proletar).
Alat produksi yang dimaksudkan di sini adalah segala hal yang dapat
menghasilkan sebuah komoditas yang merupakan barang kebutuhan masyrakat.
Karena telah menjadi kebutuhan mau tidak mau masyarakat akan tetap
membelinya. Apabila dilihat dari keadaan kaum borjuis sebagai pemilik alat
produksi akan memperoleh keuntungan dari proses pembelian tersebut. Adanya
pandangan bahwa marxisme dan komunisme merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan. Banyaknya Masyarakat yang memandang sebelah mata kaum
komunis dan langsung menghakimi bahwa kaum komunis itu adalah hal yang
salah, begitupun juga dengan marxisme dan sosialisme yang dianggap sebagai
cikal bakal dari ideologi komunis.
Saya sebagai penulis akan membahas lebih lanjut tentang teori marxisme,
lebih khususnya pada kelebihan dan kekurangan Marxisme dan kritik sastra
marxisme.
B. Rumusan Masalah
Dari hasil pengamatan dan pemahaman yang telah penulis lakukan ada
beberapa pokok permasalahan yang akan di \paparkan dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana sejarah awal muncunya ideologi marxisme?
2. Bagaimana ulasan teori marxisme?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan teori marxisme?
4. Bagaimana kritik sastra marxisme dan tokoh-tokohnya?
B. Teori Marxisme
Meskipun Marx dan Engels mengembangkan teori-teori Sosialisme yang
terperinci di pertengahan abad 19, namun Teori Sastra Marxis sendiri baru
disistematisasikan pada tahun 1920an. Daya pendorong terbesar terhadap
standarisasi ini muncul setelah Revolusi Oktober 1917 di Rusia. Peristiwa ini
mendorong perubahan dalam kepercayaan terhadap cita-cita sosialis di pemerintah
dan masyarakat. Sembari cita-cita ini berkembang, realisme sosialis kemudian
diterima sebagai bentuk tertinggi sastra—suatu teori yang berbasiskan gerakan
sastra yang menggambarkan dan mengagungkan perjuangan proletariat menuju
kemajuan masyarakat.
Pemikiran ini memandu baik kreasi sastra maupun kritisisme sastra di Uni
Soviet dimana karya-karya berfokus pada hidup kelas-kelas yang berbeda. Dalam
tahun-tahun kemudian, keyakinan beberapa aliran Marxis menyangkut teori sastra
kemudian dimodifikasi untuk mengakui bahwa kreasi sastra adalah hasil dari baik
inspirasi subjektif dan pengaruh objektif lingkungan sastrawan. Sistem keyakinan
ini bersandar pada kelas-kelas sosial sekaligus perkembangan ekonomi politik
masyarakat. Oleh karena itu teori-teori Marx saling jalin-menjalin dengan
ideologi-ideologi yang bangkit di gerakan Rusia baru serta kemudian menyebar ke
dunia.
Pandangan marxisme muncul dan berkembang pada saat dunia sedang
terpetak-petakan dengan kelas-kelas sosial. Kelas-kelas itu muncul akibat sistem
kapitalisme yang merebak dan mulai mengalirkan pemikirannya pada sistem
ekonomi pada saat itu. Kelas-kelas sosial itu terbagi menjadi dua, yaitu antara
kelas borjuis yang memiliki aset-aset atau sumber produksi, dan kelas proletar
atau kelas yang hanya memilki kemampuan untuk bekerja. Kaum marxis menilai
adanya eksploitasi dari kelas borjuis terhadap kelas proletar, dan adanya
ketimpangan kelas itulah yang pada awalnya memunculkan pandangan marxis ini.
Pandangan marxisme meyakini bahwa kaum proletar ada dalam sepanjang
sejarah umat manusia yang beraktivitas seacara fisik dan yang berbasiskan kelas
serta bekerja untuk kekayaan kaum lainnya. Dalam perspektif marxisme juga
mempercayai bahwa ketimpangan kelas itu harus diubah dengan pergerakan kaum
proletar dan dengan menghapuskan kelas yang ada dalam masyarakat.
Menurut pandangan marxis, pemerintahan yang ideal adalah pemerintahan
yang dikelola oleh negara bukan oleh kaum borjuis. Karena di dalam
pemerintahan yang baik, harus ada keseimbangan kelas, meskipun masih tetap ada
satu aktor yang mengatur, namun sifat dari aktor itu tak akan lebih hegemon dari
sifat kaum borjuis, mereka akan hanya mengatur pemerintahan, bukan
mengeksploitasi kaum lemah. Karena marxisme pada dasarnya juga merupakan
sebuah panggilan keadilan untuk semua orang, terutama dalam hal pengembangan
dunia.
Dalam Wikipedia disebutkan studi-studi yang dilakukan Karl Marx telah
menyediakan suatu basis bagi banyak penelitian dan teori sosialis. Marxisme
bertujuan merevolusi konsep kerja melalui pembangunan masyarakat tanpa kelas
dimana alat-alat produksi dikuasai dan dikendalikan bersama. Marx meyakini
bahwasanya Determinisme Ekonomi, Materialisme Dialektika, dan Perjuangan
Kelas adalah tiga prinsip utama teori-teorinya.
Teori-teori dan ideologi ini bisa ditemukan dalam tiga karya utama yaitu
Manifesto Komunis (1848) yang menyatakan bahwa sejarah masyarakat adalah
sejarah perjuangan kelas, Pengantar Kontribusi Kritik Ekonomi Politik (1859)
yang berisi tentang ekonomi masyarakat terdiri dari suatu pola tenaga-tenaga
produksi dan hubungan-hubungan produksi yang khusus., dan Kapital (1867)
yang nanberisi tentang asal-usul dan dinamika kapitalisme.
Melalui teori-teori ekonomi, politik, dan perjuangan kelas demikianlah
kritik sastra Marxis muncul. Pemikiran di balik Kritik Sastra Marxis memandang
karya sastra adalah produk sejarah yang bisa dianalisis dengan memandang
kondisi-kondisi sosial dan material dimana karya tersebut disusun. Kapital karya
Marx menyatakan bahwa corak produksi kehidupan material menentukan semua
proses kehidupan sosial, politik, dan intelektual.
Dalam bidang kesusastraan, teori sastra Marxis ini tidak melihat lagi pada
persoalan pengarang sebagai individu ataupun masalah tekstualitas, tetapi
menempatkan sastra dalam bangunan atau struktur sosial yang lain, seperti hokum
dan politik. Dalam disiplin kesusastraan, teori sastra Marxis ini sering
dikelompokkan dalam kajian sosiologi sastra. Sosiologi sastra tidak hanya melihat
kesusastraan sebagai fakta atau realitas semata, melainkan konteks hubungan
struktur dan kondisi kemasyarakatan dengan segala aspeknya. (Susanto, 2012:
157)
2. Kekurangan Marxisme
Kelas proletarian adalah kelas dari mereka yang diwajibkan karena paksaan
ekonomi untuk menjual tenaga kerja mereka dalam suatu cara yang berlangsung
secara terus menerus. Artinya masyarakat harus bekerja untuk memenuhi
kehidupannya, sebahagian besar masyarakat miskin banyak yang berprofesi
sebagai buruh, mereka melakukan itu karena tuntutan hidup yang cukup tinggi,
pendidikan yang sendah serta keahlian yang biasa saja membuat mereka
mendapatkan upah yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan primer mereka
saja yang di bayar dengan tenaga dan jam kerja yang panjang.
1. Keyakinan akan terciptanya kesadaran kolektif atau kesadaran kelas dalam
kelas buruh yang permanen.
2. Tidak mampunnya dalam melihat masalah konflik yang lebih mendetail.
3. analisisnya dalam memandang konflik yang masih terlalu simpel/sempit.
A. Kesimpulan
Dalam bidang kesusastraan, teori sastra Marxis ini tidak melihat lagi pada
persoalan pengarang sebagai individu ataupun masalah tekstualitas, tetapi
menempatkan sastra dalam bangunan atau struktur sosial yang lain. Sosiologi
sastra tidak hanya melihat kesusastraan sebagai fakta atau realitas semata,
melainkan konteks hubungan struktur dan kondisi kemasyarakatan dengan segala
aspeknya.
Para tokoh sastra Marxisme yang disebutkan dalam makalah ini yaitu; Karl
Marx, Lenin, Lukacs, Brecht, dan Eagleton. Mereka mempunyai pandangan
masing-masing mengenai kritik sastra Marxis yang berkaitan dengan kenyataan.
B. Saran
Untuk Indonesia sendiri rasanya ideologi ini tidak baik untuk diterapkan.
Karena ideologi marxisme lebih mengarah pada ideologi komunisme dan
bertentangan dalam kepercayaan atau agama di Indonesia. Anggapan bahwa
tenaga kerja menjadi dasar nilai barang merupakan dasar yang lemah dan tidak
bertahan, nilai barang tidak hanya tergantung pada tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Luxemburg, Jan Van, dkk. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT Gramedia
Susanto, Dwi. 2012. Pengantar Teori Sastra. Yogyakarta: Caps.
Wicaksono, Aditya. dkk. Pengaruh Ideologi Marxisme terhadap Kebijakan Politik
Dunia abad ke 19-20
http://pendidikansejaraha2012.blogspot.com/search/?q=MARXISME
(diakses pada tanggal 01 Desember 2023)
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1962. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT.
Gramedia.