Theory : an Analysis of Writing of Marx, Durkheim and Max Weber / Kapitalisme dan Teori Sosiologi Modern 2. Pengarang : Anthony Giddens 3. Penerbit Asli : Cambride University Press (edisi Inggris) 4. Penerbit : Jakarta / Penerbit Universitas Indonesia (UI Press) (edisi Indonesia-Malaysia) 5. Penerjemah : Soeheba Kramadibrata 6. Kategori : Buku Referensi 7. Subjek : Sosiologi 8. ISBN : 979-8034-29-5 9. Deskripsi Fisik : 320 halaman, 23 cm 10. Tahun Terbit : 1986 11. Edisi : Cet. 1
B. Sinopsis
Anthony Giddens, merupakan seorang tokoh sosiologi yang terkenal dengan
pemikiran jalan tengahnya dalam menengahi perseteruan pemikiran sosial yang terlibat dalam tesis, sintesis, anti tesis, hingga ke tesis yang baru, pada penggolongan teori sosialnya. Giddens sendiri belum bisa lepas dari bayang-bayang pemikiran besar tokoh teori sosilogi klasik seperti Marx, Durkheim, dan juga Weber. Hal ini terbukti dengan digunakannya karya tulis ketiga tokoh tersebut dalam menganalisis kapitalisme dan teori sosiologi modern yang ia buat. Resensi singkat ini hendak menghantarkan pembaca bahwa antara Marx, Durkheim, dan Weber, sama-sama mencurahkan perhatian terhadap terbentuknya kapitalisme yang kemudian disajikan sebagai teori untuk menjelaskan fenomena kapitalisme. Marx dengan dialektika materialisme historisnya menjelaskan bagaimana upaya mendapatkan materi membuat orang-orang berupaya untuk memproduksi barang dengan menggunakan segala sumberdaya termasuk manusia (pekerja), yang dengan desain struktur sedemikian rupa, pekerja menjadi miskin terkuras dan terhisap, sementara pemilik usaha menjadi semakin kaya, hal inilah yang kemudian menciptakan kapitalisme, pemupukan juga penumpukan modal (kapital) pada segelintir kalangan. Weber dengan tindakan rasionalitasnya menjelaskan bahwa kapitalisme tumbuh dan berkembang karena adanya etika protestan yang mengharuskan pemeluknya untuk bekerja giat di dunia untuk mencapai tujuan hidup bahagia bersama-sama dengan tuhannya di akhirat kelak, yang mana hal tersebut tidak akan tercapai manakala dalam kehidupan di dunia tidak berhasil menjadi kaya, sebaliknya miskin dianggap sebagai malapetaka. Hal itulah yang membuat orang berlomba-lomba membuat diri menjadi kaya, pada akhirnya hanya sedikit yang sampai pada predikat itu. Jika Marx dan Weber memfokuskan perhatian pada kapitalisme dari sisi ontologi, maka Durkheim lebih berada pada sisi epistemologi, yang mana tergambar dalam teorinya yang berjudul division of labour dan suicide, yakni pembagian kerja dan bunuh diri. Pembagian kerja adalah fokus perhatian Durkheim pada masyarakat industri ketika kapitalisme telah merebak, sedangkan bunuh diri sebagai sebuah fenomena merebak luas dan ditenggarai oleh karena tingginya tuntutan hidup berbanding terbalik dengan ketidakmampuan diri dalam memenuhi tuntutan tersebut. Buku kapitalisme dan teori sosial modern mengajarkan kepada pembaca bagaimana melihat fenomena yang ada di masyarakat dengan menggunakan perspektif sosiologi sebagaimana yang telah pernah diajukan oleh tokoh-tokoh sosiologis, dengan memakai paradigma sosiologis maka akan terasa semua fenomena sosial dapat dijelaskan untuk kemudian diketahui makna dari adanya suatu kejadian (tindakan). Buku ini memiliki daftar isi sebagai berikut ;
Daftar Isi
Kata Pengantar
Kata pendahuluian
Daftar singkatan kata-kata yang dipakai
Bagian 1 : Marx
1. Tulisan-tulisan dini dari Marx
2. Materialisme sejarah 3. Hubungan antara produksi dan struktur kelas 4. Teori perkembangan kapitalis
Bagian 2 : Durkheim
5. Karya-karya dini dari Durkheim
6. Konsepsi-konsepsi fundamental bagi sosiologi 7. Individualisme, sosialisme, dan ‘golongan karya’ 8. Agama dan disiplin moral
Bagian 3 : Max Wber
9. Max Weber : Aliran protestan dan kaptalisme
10. Esai-esai metodologis dari Weber 11. Konsepsi-konsepsi fundamental bagi sosiologi 12. Rasionalisasi, ’agama-agama dunia,’ dan kapitalisme barat
Bagian 4 : Kapitalisme, sosialisme, dan teori sosial
13. Pengaruh Marx
14. Agama, ideologi, dan masyarakat 15. Keanekaragaman sosial dan pembagian kerja
Kata-kata tambahan : Marx dan sosiologi modern
Bibliografi dan karya-karya yang dikutip dalam buku indeks
Indeks
C. Kelebihan Buku
Buku ini memberikan analisis kritis yang menelusuri kompleksitas kapitalisme
dan struktur sosial modern melalui eksplorasi konsep dan teori sosiologi utama, "Kapitalisme dan Teori Sosial Modern" berfungsi sebagai sumber berharga bagi mereka yang tertarik untuk menggali lebih dalam dasar-dasar sosiologi modern. Karya Giddens tidak hanya mensintesis gagasan tokoh-tokoh sosiologi terkemuka namun juga menawarkan perspektif segar mengenai dinamika antara kapitalisme dan teori sosial. Secara keseluruhan, buku Anthony Giddens memberikan analisis pemikiran yang menjembatani pemikiran sosiologi klasik dengan perspektif kontemporer mengenai kapitalisme dan masyarakat.
D. Kekurangan Buku
Buku ini menggambarkan fenomena modernitas dengan fokus pada efisiensi,
kecepatan, dan rasionalitas formal. Namun, kritik menyatakan bahwa teori-teori di dalam buku ini tidak sepenuhnya cocok dengan realitas sosial dunia modern seperti ketidakadilan ekonomi dalam kapitalisme dan sosialisme, kesadaran dan kemanusiaan, hak milik dan monopoli,. Dengan demikian, sebagian orang berpendapat kritik terhadap kapitalisme dan teori sosiologi modern menyoroti berbagai aspek seperti ketidakcocokan teori dengan realitas sosial, ketidakadilan ekonomi, kurangnya komitmen moral, serta masalah hak milik dan monopoli dalam sistem ekonomi tersebut.
E. Kesimpulan
Bagian Max Weber
Di dalam buku tersebut Karl Marx menggunakan istilah Materialisme Sejarah
yang dimana itu merupahan istilah istilah yang sangat berguna untuk memberi nama pada asumsi-asumsi dasar menganai teorinya. Dari The Communist Manifesto dan Das Kapital, dimana penekanan Marx adalah pada kebutuhan materil dan perjuangan kelas sebagai akibat dari usaha-usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Menurut pandangan ini, ide-ide dan kesadaran manusia tidak lain daripada refleksi yang salah tentang kondisi-kondisi materil. Perhatian ini dipusatkan Marx sebagai uasaha Marx untuk meningkatkan revolusi sosialis sehingga kaum proletariat dapat menikmati sebagian besar kelimpahan materil yang dihasilkan oleh industrialisme. Menurut Marx, suatu pemahaman ilmiah yang dapat diterima tentang gejala sosial menuntut si ilmuwan untuk mengambil sikap yang benar terhadap hakikat permasalahan itu. hal ini mencakupi pengakuan bahwa manusia tidak hanya sekedar organisme materil, sebaliknya manusia memiliki kesadaran diri. Dimana, mereka memiliki suatu kesadaran subyektif tentang dirinya sendiri dan situasi-situasi materialnya. Penjelasan Marx pada Materialistis tentang perubahan sejarah, diterapkan pada pola-pola perubahan sejarah yang luas, penekanan materialistis ini berpusat pada perubahan-perubahan cara atau teknik- teknik produksi materil sebagai sumber utama perubahan sosial budaya. Dalam The German Ideology Marx menunjukkan bahwa manusia menciptakan sejarahnya sendiri selama mereka berjuang menghadapi lingkungan materilnya dan terlibat dalam hubungan-hubungan sosial yang terbatas dalam proses-proses ini. Tetapi kemampuan manusia untuk membuat sejarahnya sendiri, dibatasi oleh keadaan lingkungan materil dan sosial yang sudah ada. Ketegangan-ketegangan yang khas dan kontradiksi-kontradiksi yang menonjol akan berbeda-beda menurut tahap sejarahnya serta perkembangan materil sosialnya. Tetapi dalam semua tahap, perjuangan individu dalam kelas-kelas yang berbeda untuk menghadapi lingkungan materil dan sosialnya yang khusus agar bisa tetap hidup dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, merupakan sumber utama perubahan untuk tahap berikutnya. Marx mengandaikan bahwa pemilikan daya-daya produksi masyarakat secara komunal dan suatu distribusi yang lebih merata yang didasarkan pada kebutuhan manusia, bukan kerakusan borjuis. Teori kelas juga muncul dari pemikiran Marx. Seluruh pemikiran Marx berdasarkan tanggapan bahwa pelaku utama dalam masyarakat adalah kelas-kelas sosial. Teori kelas bukanlah sebuah teori ekspilisit, melainkan melatarbelakangi urian Mrx tentang hukum perkembangan sejarah, tentang kapitalisme, dan tentang sosialisme. Kelas social adalah golongan dalam masyarakat yang ditentukan oleh posisi tertentu dalam proses produksi. Bagi Marx sebuah kelas baru dianggap kelas dalam arti sebenarnya, apabila dia bukan hanya "secara objektif merupakan golongan social dengan kepentingan tersendiri, melainkan juga "secara subyektif menyadari diri sebagai kelas, sebagai golongan khusus dalam masyarakat yang mempunyai kepentingan-kepentingan spesifik serta mau memperjuangkanya. Menurut Marx masyarkat kapitalis terdiri dari tiga kelas yaitu kaum buruh (mereka hidup dari upah), kaum pemilik modal (hidup dari laba), dan para tuan tanah (hidup dari rente tanah). Tetapi, karena dalam analisis keterasingan tuan tanah tidak dibicarakan dan pada akhir kapitalisme para tuan tanah akan menjadi sama dengan para pemilik modal, sehingga saat ini hanya terdapat dua kelas saja. Dalam system produksi kapitalis, dua kelas saling berhadapan antara kelas buruh dan kelas pemilik, keduanya saling membutuhkan. Ciri khas masyarakat kapitalis adalah keterbagian dalam kelas atas dan kelas bawah. Kelas atas adalah para pemilik alat-alat produksi dan kelas bawah adalah kaum buruh. Hubungan antara kelas atas dan kelas bawah pada hakikatnya merupakan hubungan penghisapan atau eksploitasi12.
Abraham Maslow, dari hierarki kebutuhan hingga pemenuhan diri: Sebuah perjalanan dalam psikologi humanistik melalui hierarki kebutuhan, motivasi, dan pencapaian potensi manusia sepenuhnya