Disusun Oleh:
1
BAB I
PENDAHULUAN
sekelilingnya yang menekankan pada aspek spasial dan ekologis dari eksistensi
pengetahuan belaka, tetapi juga untuk mampu menggunakan ilmu yang telah
dipelajari dan membentuk peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
mengajar, dalam hal ini kegiatan pembelajaran geografi, maka perlu didesain dan
2
sendiri model pembelajaran yang sesuai. Model tersebut, dapat mengajak peserta
untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru
peserta didik secara aktif dan kreatif dimana guru bertindak sebagai fasilitator,
didik dewasa ini beranggapan bahwa Geografi merupakan mata pelajaran yang
menjemukan dan kurang menantang minat belajar, bahkan lebih dari itu geografi
siswa yang pasif, seperti malas bertanya, dan tidak fokus pada saat proses belajar-
mengajar diakibatkan oleh tidak adanya variasi guru dalam menyampaikan materi
pelajaran.
Kecenderungan tersebut selain membuat peserta didik merasa jenuh
sehingga diikuti juga dengan penurunan hasil belajar. Selain hal tersebut,
3
pembelajaran Geografi juga lebih berpusat pada Guru (teacher centered)
bukan berpusat pada Peserta didik (student center), aktivitas guru lebih menonjol dari
pada kegiatan peserta didik sehingga peserta didik tidak kreatif, tidak mandiri dalam
belajar dan belajar terbatas pada hafalan materi pelajaran saja. Faktor penyebab
ketidak mandirian peserta didik dalam belajar dapat dilihat dari aktifitasnya
seperti tidak mau mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan karena takut
salah, kurang semangat dan tidak antusias, rasa ingin tahu yang rendah sehingga
karena guru berperan sebagai fasilitator yang memungkinkan terciptanya kondisi yang
lebih baik bagi peserta didik untuk belajar. Guru harus bisa menciptakan situasi
didik untuk aktif. Selain itu guru juga bertanggungjawab atas tercapainya hasil
bergantung pada kemampuan guru dalam memahami dan memilih suatu model
serta metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan dalam
tersebut sangat bergantung pada tujuan dan isi proses pembelajaran. Sebagaimana
diketahui masalah kemadirian belajar selama ini sering terabaikan, seperti yang
4
Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Geografi di kelas X adalah 65.
Namun pada kenyataanya, masih banyak peserta didik yang belum mampu
ketidak tepatan model pembelajaran yang digunakan pada saat proses belajar
oleh guru. Dengan memberikan pengalaman yang nyata kepada peserta didik
menerima penjelasan dari guru. Oleh karena itu, guru harus memunculkan
akan masuk pada memori jangka panjang peserta didik jika materi sudah
masuk pada memori jangka panjang peserta didik maka peserta didik akan selalu
5
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan sebagai
atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam
model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan
belajar siswa. Untuk itu perlu adanya perubahan pengajaran yang dilakukan oleh
Jerome Bruner. Menurut Jerome Bruner dalam Abdul Aziz Wahab (2007: 93),
kuat terhadap siswa karena secara pribadi siswa terlibat (baik fisik maupun
digunakan untuk bernalar terhadap hal-hal yang bersifat khusus dari pengalaman
informasi.
Dalam Discovery Learning peserta didik didorong untuk belajar sendiri
secara mandiri. Model ini menempatkan peserta didik sebagai pembelajar aktif
6
dalam membangun pengetahuan yang diharapkan sehingga dapat meningkatkan
didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan
mengorganisasi sendiri.
Model discovery learning adalah model pembelajaran yang mengatur
prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada
perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini. Pada Discovery Learning lebih
ialah bahwa pada discovery learning masalah yang diperhadapkan kepada peserta
didik untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat
tujuan. Kondisi seperti ini jingin merubah kegiatan belajar mengajar yang
7
solver, seorang scientis, historin, atau ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan
dalam bentuk akhir, tetapi peserta didik dituntut untuk melakukan berbagai
didik.
Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri. Seringkali orang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Ikapi, 2003: 15) yang
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Jelaslah bahwa kata mandiri
telah muncul sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional kita. Karena itu
penanganannya memerlukan perhatian khusus semua guru, apalagi tidak ada mata
tergantung pada orang lain, memiliki kemauan serta bertanggung jawab sendiri
apabila peserta didik aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan,
8
pembelajaran yang dilalui dan peserta didik juga mau aktif dalam proses
Sudjana (2009) mendefinisikan hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas
learning. Dalam hai ini, guru tidak lagi berperan sebagai penyampai materi dan
peserta didik bukan berperan sebagai botol kosong yang akan diisi oleh guru.
didik hanya duduk, diam, mendengar, mencatat, dan mentaati segala perlakuan
guru. Dalam hal ini pendidikan tidak hanya berorientasi pada nilai akademik yang
bersifat kognitif saja, tetapi juga berorientasi pada bagaimana peserta didik bisa
belajar dari lingkungannya, dari pengalaman dan dari alam, sehingga mereka bisa
Negeri 1 Kandis?
2. Apakah penerapan metode pembelajaran discovery learning dapat
Kandis?
3.3 Rumusan Masalah
9
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah dengan
hasil belajar Geografi peserta didik kelas X.1 di SMA Negeri 1 Kandis “.
3.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian untuk
meningkatkan kemandirian dan hasil belajar Geografi peserta didik kelas X.1 di
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
3.1 Landasan teori
3.1.1 Hakekat Geografi
Istilah geografi berasal dari kata dasar geo dan graphein (dalam bahasa
Yunani Kuno). Kata geo berarti ”bumi” dan graphein berarti ”menulis”
atau wilayah yang ditempati oleh makhluk hidup. Berdasarkan asal kata
dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.”
Pendapat yang sama Richard Hartshorne,”Geografi adalah disiplin
10
Berdasarkan penjabaran makna geografi dapat di simpulkan bahwa
alam dari aspek fisik dan social meluputi suatu wilayah yang ada di
memiliki keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu
maka guru akan dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat bagi
peserta didiknya.
ini tidak hanya ruang belajar, tetapi juga meliputi guru, alat peraga,
11
perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan
12
belajar merupakan kesadaran diri, digerakkan oleh diri sendiri,
belajar akan terwujud apabila peserta didik aktif mengontrol sendiri segala
sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dilalui dan peserta didik juga
kegiatan belajarnya, dia tidak perlu disuruh bila belajar dan kegiatan
mewujudkan harapan.
13
e. Memiliki kecenderungan untuk mencapai kemajuan, yaitu untuk
3.1.4 Belajar
dinyatakan dalam cara tingkah laku yang baru berkat pengalaman dan
latihan”.
14
Winkel adalah aktivitas mental/psikis yang berlansung dalam interaksi
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya
pengajaran dari puncak proses belajar. Hasil belajar sebagai salah satu
15
tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar
16
pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat dilakukan
peserta didik dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan
satu dengan yang lain. Oleh karena itu, guru perlu menguasai dan dapat
memberikan peran yang berbeda kepada peserta didik, pada ruang fisik,
dan pada sistem sosial kelas. Sifat materi dari sistem syaraf banyak konsep
dan informasi-informasi dari teks buku bacaan, materi ajar peserta didik,
akan dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan proses) dari kegiatan
pemahaman bacaan dan lembar kegiatan peserta didik (Trianto, 2010: 55).
mengajar.
17
mendorong kemampuan peserta didik untuk melakukan
sebagai berikut.
a. Menciptakan stimulus
18
bahan. Ketika memberikan stimulus, guru dapat menggunakan teknik
bereksplorasi.
c. Mengumpulkan data/mencoba
d. Mengolah Data
19
observasi, dan model lainnya, lalu ditafsirkan. Semua informasi yang
e. Memverifikasi data
f. Menarik kesimpulan
pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang
20
a. membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan
kegiatannya;
merumuskan hipotesis;
21
3.2 Kerangka Berfikir
Metode pembelajaran konvensional menyebabkan proses
simbolik.
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
22
Pembelajaran dengan Discovery learning dapat meningkatkan
aktifitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu juga dapat
di muka umum.
3.3 Hipotesa Tindakan
Hipotesa tindakan penelitian ini adalah :
Penggunaan model Discovery Learning dapat meningkatkan
kemandirian dan hasil belajar Geografi peserta didik kelas X.1 di SMAN
1 Kandis.
23