Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“Penilaian Pembelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum 2013”

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum Matematika


yang di ampu oleh: Hartini, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

Muliati Nur Padilah 2016.11.0857


Sofia Rizqi Norfitriana 2016.11.0863

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PARIS BARANTAI
KOTABARU
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan
hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Penilaian
Pembelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum 2013” ini tepat waktu.
Meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada
Ibu Hartini,S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Telaah Kurikulum Matematika
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membaca. Serta dapat membuka wawasan kita dan
pengetahuan kita mengenai Penilaian Pembelajaran Matematika Berdasarkan
Kurikulum 2013 dalam Mata Kuliah Telaah Kurikulum Matematika.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik dan saran yang membangun oleh pembaca demi penyempurnaan makalah
yang kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa kritik dan saran yang membangun.

Kotabaru, November 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 1
D. Manfaat penulisan .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian ............................................................................ 3
B. Prinsip –Prinsip Penilaian .................................................................. 3
C. Jenis-Jenis Penilaian Kurikulum 2013 ................................................ 6
D. Pengertian Instrumen Penilaian ........................................................... 7
E. Jenis-Jenis Instrumen Penilaian Kurikulum 2013 ............................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................... 14
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian merupakan hal yang sangat penting dalam suatu pembelajaran,
tanpa penilaian guru tidak dapat mengetahui kemampuan peserta didik
menerima informasi yang telah diberikan. Penilaian dirancang dan
dilaksanakan oleh guru sesuai dengan perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran. Penilaian digunakan oleh guru untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam menguasai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, juga dapat
mengetahui bagian-bagian mana dari program pengajaran yang masih lemah
dan perlu diperbaiki.
Pada pembelajaran Kurikulum 2013 sangat diperlukan penilaian yang
dapat digunakan untuk menilai semua aspek secara komprehensif (penilaian
dilakukan mulai dari input, proses, hingga output siswa dalam pembelajaran
atau dikenal dengan penilaian autentik) (Kemendikbud, 2013: 3).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian?
2. Sebutkan prinsip-prinsip penilaian?
3. Sebutkan jenis-jenis penilaian?
4. Apa yang dimaksud dengan instrumen penilaian?
5. Sebutkan jenis-jenis instrumen penilaian?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat memahami pengertian dari penilaian.
2. Dapat mengetahui prinsip-prinsip penilaian.
3. Dapat mengetahui jenis-jenis penilaian.
4. Dapat memahami pengertian dari instrumen penilaian.
5. Dapat mengetahui jenis-jenis instrumen penilaian.

1
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini bermanfaat sebagai acuan pembelajaran agar kita dapat
memahami dan menambah pengetahuan kita serta mampu menjelaskan
tentang hal-hal yang berhubungan dalam Penilaian Pembelajaran Matematika
Berdasar Kurikulum 2013.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian penilaian
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Pengumpulan informasi
tersebut ditempuh melalui berbagai teknik penilaian, menggunakan berbagai
instrumen, dan berasal dari berbagai sumber. Penilaian harus dilakukan secara
efektif. Oleh karena itu, meskipun informasi dikumpulkan sebanyak-
banyaknya dengan berbagai upaya,tapi kumpulan informasi tersebut tidak
hanya lengkap dalam memberikan gambaran, tetapi juga harus akurat untuk
menghasilkan keputusan. Pengumpulan informasi pencapaian hasil belajar
peserta didik memerlukan metode dan instrument penilaian, serta prosedur
analisis sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Kurikulum 2013
merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan KD sebagai kompetensi
minimal yang harus dicapai oleh peserta didik. Untuk mengetahui
ketercapaian KD, pendidik haru smerumuskan sejumlah indicator sebagai
acuan penilaian. Pendidik atau sekolah juga harus menetukan kriteria untuk
memutuskan apakah seorang peserta didik sudah mencapai KKM atau belum.
Penilaian tidak hanya difokuskan pada hasil belajar tetapi juga pada proses
belajar. Peserta didik dilibatkan dalam proses penilaian terhadap dirinya
sendiri dan penilaian antar teman sebagai sarana untuk berlatih melakukan
penilaian.
B. Prinsip – Prinsip Penilaian
Penilaian harus memberikann hasil yang dapat diterima oleh semua pihak,
baik yang dinilai, yang menilai, maupun pihak lain yang akan menggunakan
hasil penilaian tersebut. Hasil penilaian akan akurat bila instrumen yang
digunakan untuk menilai, proses penilaian, analisis hasil penilaian, dan
objektivitas penilaian dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu perlu
dirumuskan prinsip-prinsip penilaian yang dapat menjaga agar orientasi
penilaian tetap pada framework atau rel yang telah ditetapkan.

3
Penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut.
1. Sahih
Agar sahih (valid), penilaian harus dilakukan berdasar pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur. Untuk memperoleh data yang
dapat mencerminkan kemampuan yang diukur harus digunakan
instrumen yang sahih juga, yaitu instrumen yang mengukur apa yang
seharusnya diukur.
2. Objektif
Penilaian tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Karena itu perlu
dirumuskan pedoman penilaian (rubrik) sehingga dapat menyamakan
persepsi penilai dan meminimalisir subjektivitas, apalagi dalam penilaian
kinerja yang cakupan,otentisitas,dan kriteria penilaiannya sangat
kompleks. Untuk penilai lebih dari satu perlu dilihat reliabilitas atau
konsistensi antar penilai (interraterreliability) untuk menjamin
objektivitas setiap penilai.
3. Adil
Penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status social
ekonomi, gender, dan hal-hal lain. Perbedaan hasil penilaian semata-
mataharus disebabkan oleh berbedanya capaian belajar peserta didik
pada kompetensi yang dinilai.
4. Terpadu
Penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Penilaian merupakan proses
untuk mengetahui apakah suatu kompetensi telah tercapai. Kompetensi
tersebut dicapai melalui serangkaian aktivitas pembelajaran. Karena itu
penilaian tidak boleh terlepas apalagi melenceng dari pembelajaran.
Penilaian harus mengacu pada proses pembelajaran yang dilakukan.
5. Terbuka
Prosedur penilaian dan kriteria penilaian harus terbuka, jelas, dan dapat
dietahui oleh siapapun. Dalam era keterbukaan seperti sekarang, pihak

4
yang dinilai dan pengguna hasil penilaian berhak tahu proses dan acuan
yang digunakan dalam penilaian, sehingga hasil penilaian dapat diterima
oleh siapapun.
6. Menyeluruh dan Berkesinambungan
Penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik atau peserta didik. Instrument
penilaian yang digunakan, secara konstruk harus mempresentasikan
aspek yang dinilai secara utuh. Penilaian dilakukan dengan berbagai
teknik dan instrument, diselenggarakan sepanjang proses pembelajaran,
dan menggunakan pendekatan assesmentas learning, dan of learning
secara proporsional.
7. Sistematis
Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
lagkah-langkah baku. Penilaian sebaiknya diawali dengan pemetaan.
Dilakukan identifikasi dan analissi KD, dan indikatoketercspsisn KD.
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis tersebut dipetakan teknik
penilaian, bentuk instrument, dan waktu penilaian yang sesuai.
8. Beracuan Kriteria
Penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi menggunakan acuan
kriteria. Artinya untuk menyatakan seorang peserta didik telah kompeten
atau belum bukan dibandingkan terhadap capaian teman-teman atau
kelompoknya, melainkandibandingkan terhadap kriteria minimal yang
ditetapkan. Peserta yang sudah mencapai kompetensi berikutnya,
sedangkan peserta didik yang belum mencapai kriteria minimal wajib
menempuh remedial.
9. Akuntabel
Penilain dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya. Akuntabilitas penilaian dapat dipenuhi bila penilaian
dilakukan secara sahih, objektif, adil, dan terbua, sebagaimana telah
diuraikan di atas. Bahkan perlu dipikirkan konsep meaningful

5
assessment. Selain dipertanggungjawabkan teknik, prosedur, dan
hasilnya, penilaian juga harus dipertanggungjawabkan kebermaknaanya
bagi peserta didik dan proses belajarnya.

C. Jenis-jenis penilaian berdasarkan kurikulum 2013


Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup:
penilaian otentik, penilaian diri, penilaian projek, ulangan, ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi,
ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah,
yang diuraikan sebagai berikut:
1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan
keluaran (output) pembelajaran.
2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta
didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
3. Penilaian Projek adalah penilaian masing-masing peserta didik atas
proses dan hasil pengerjaan projek yang dilakukan secara kelompok;
4. Penilaian harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik
untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
kompetensi dasar (KD) atau lebih.
5. Penilaian tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan penilaian
tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.
6. Penilaian akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir
semester. Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

6
7. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti
pada tingkat kompetensi tersebut.
8. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan kompetensi inti
pada tingkat kompetensi tersebut.
9. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan
pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka
menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan
secara nasional.
10. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh
satuan pendidikan.
D. Pengertian Instrumen Penilaian
Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis,
sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur
atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel.
Dalam bidang penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk
mengumpulkan data mengenai variabel – variabel penelitian untuk kebutuhan
penelitian, sementara dalam bidang pendidikan instrumen digunakan untuk
mengukur prestasi belajar siswa, faktor – faktor yang diduga mempunyai
hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar
siswa, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan
pencapaian suatu program tertentu. Sedangkan menurut Permendikbud No.
104 Tahun 2014, instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk
menilai capaian pembelajaran peserta didik, misalnya: tes, dan skala sikap.

7
Pengertian lainnya menjelaskan, bahwa instrumen adalah alat ukur yang
digunakan untuk mengumpulkan data, dapat berupa tes atau nontes. Tes atau
penilaian merupakan alat ukur pengumpulan data yang mendorong peserta
memberikan penampilan maksimal. Sedangkan Instrumen non-tes merupakan
alat ukur yang mendorong peserta didik untuk memberikan penampilan
tipikal, yaitu melaporkan keadaan dirinya dengan memberikan respons secara
jujur sesuai dengan pikiran dan perasaannya
E. Jenis-jenis Instrumen penilaian
Dalam pendidikan terdapat bermacam-macam instrumen penilaian yang
dapat dipergunakan untuk mengukur dan menilai proses dan hasil
pembelajaran yang telah dilakukan terhadap peserta didik.
Instrumen tersebut terdapat dua bagian, yaitu; tes dan nontes. Yang
termasuk kelompok tes adalah tes prestasi belajar, tes intelegensi, tes bakat,
dan tes kemampuan akademik. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok
non-tes adalah skala sikap, skala penilaian, pedoman observasi, pedoman
wawancara, angket, pemeriksaan dokumen dan sebagainya. Instrumen yang
berbentuk tes bersifat performansi maksimum sedang instrumen non-tes
bersifat performansi tipikal.
Untuk memperjelas instrumen penilaian tersebut, mari kita bahas lebih lanjut
pemaparan berikut ini:
Tes sebagai instrumen penilaian
Tes sebagai instrumen penilaian adalah pertanyaan – pertanyaan yang
diberikan pada peserta didik untuk mendapat jawaban dari siswa dalam
bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulis (tes tulis), dan dalam bentuk
perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan
mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan
pendidkan dan pengajaran.
Ada dua jenis tes, yakni: tes uraian (subjektif) dan tes objektif. Tes uraian
terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas, dan uraian terstruktur. Sedangkan tes
objektif terdiri dari beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan benar salah, pilihan

8
ganda dengan banyak variasi, menjodohkan, dan isian pendek atau
melengkapi.
1. Tes Uraian (Tes Subjektif)
Tes Uraian yang dalam uraian disebut juga essay, merupakan instrumen
penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah
pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab dalam bentuk
menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan
alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan
dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.
Sejak tahun 1960-an bentuk tes ini banyak ditinggalkan orang karena
munculnya tes objektif. Bahkan sampai saat ini tes objektif sangat populer
dan digunakan oleh hampir semua guru atau dosen mulai dari tingkat dasar
hingga perguruan tinggi. Namun ada semacam kecenderungan dikalangan
para pendidik untuk kembali menggunakan tes uraian sebagai alat
penilaian hasil belajar, terutama di perguruan tinggi.
Bentuk tes uraian dibedakan menjadi tiga, yaitu: uraian bebas, uraian
terbatas dan uraian berstruktur.
 Uraian Bebas (Extended Respons Items)
Dalam uraian bebas jawaban peserta didik tidak dibatasi, bergantung
pada pandangan peserta didik itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi
pertanyaan uraian bebas sifatnya umum.
 Uraian Terbatas (Restricted Respons Items)
Bentuk kedua dari tes uraian adalah tes uraian terbatas. Dalam bentuk
ini pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada
pembatasan tertentu.
 Uraian Berstruktur
Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan
soal-soal essay. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban
singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas memberikan jawaban.
2. Tes Objektif

9
Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi (dichotomously scored
item) karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau
0. Tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, antara lain:
 Pilihan Ganda(Multiple Choice)
Soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil
belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan,
pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pilihan
jawaban (option) terdiri atas jawaban yang benar atau paling benar,
selanjutnya disebut kunci jawaban dan kemungkinan jawaban salah
yang dinamakan pengecoh (distraction/decoy/fails).
 Benar-Salah(True-False, or Yes-No)
Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang mengandung dua
kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Salah satu fungsi bentuk
soal benar-salah adalah untuk mengukur kemampuan peserta didik
dalam membedakan antara fakta dengan pendapat. Bentuk soal seperti
ini lebih banyak digunakan unyuk mengukur kemampuan
mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana.
 Menjodohkan(Matching)
Soal tes bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan
jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom berbeda, yaitu
kolom sebelah kiri menunjukkan kumpulan persoalan, dan kolom
sebelah kanan menunjukkan kumpulan jawaban. Bentuk soal seperti ini
sangat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
mengidentifikasi hubungan antara dua hal.
 Melengkapi(Completion)
Soal bentuk melengkapi (completion) dikemukakan dalam kalimat yang
tidak lengkap.
a. Tes Lisan
Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan
mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan
peserta didik.

10
b. Tes Perbuatan
Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam
bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan
dengan perbuatan atau unjuk kerja. Penilaian tes perbuatan dilakukan
sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan tugas,
sampai dengan hasil yang dicapainya.
Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah
format pengamatan, yang bentuknya dibuat sedemikian rupa agar
pendidik dapat menuliskan angka-angka yang diperolehnya pada
tempat yang sudah disediakan. Bentuk formatnya dapat disesuaikan
menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual,
sebaiknya menggunakan format pengamatan individual. Untuk tes
perbuatan yang dilaksanakan secara kelompok digunakan format
tertentu yang sudah disesuaikan untuk keperluan pengamatan
kelompok.
Non-tes sebagai instrumen penilaian
Instrumen non-tes sangat penting dalam mengevaluasi peserta didik pada
ranah afektif dan psikomotor, berbeda dengan instrumen tes yang lebih
menekankan aspek kognitif. Ada beberapa macam instrumen non-tes, yakni:
pengamatan (observation), wawancara (interview), kuesioner atau angket
(quetionaire).
Berikut ini penjelasan instrumen penilaian non-tes:
1. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat
digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik, seperti
tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, berdiskusi, mengerjakan
tugas, dan lain-lain. Instrumen yang digunakan untuk melakukan observasi
disebut pedoman observasi.
Ada tiga jenis observasi, yakni:

11
1. Observasi Lagsung, adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala
atau proses yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat.
2. Observasi tidak langsung, adalah observasi yang dilakasanakan dengan
menggunakan alat seperti mikroskop utuk mengamati bakteri,
suryakanta untuk melihat pori-pori kulit.
3. Observasi partisipasi, adalah observasi yang dilaksanakan dengan cara
pengamat harus melibatkan diri atau ikut serta dalam kegiatan yang
dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diamati, sehingga
pengamat bisa lebih menghayati, merasakan dan mengalami sendiri
seperti individu yang sedang diamatinya.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk instrumen evaluasi jenis non-tes
yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Melalui wawancara, data bisa diperoleh dalam bentuk kualitatif dan
kuantitatif. Pertanyaan yang tidak jelas dapat diulang dan dijelaskan lagi,
begitupun dengan jawaban yang belum jelas. Ada dua jenis wawancara,
yakni: wawancara terstruktur dan wawanncara bebas.
3. Angket
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang
akan diukur (responden). Angket adalah instrumen penilaian hasil belajar
yang berupa daftar pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi tentang
sesuatu, misalnya tentang latar belakang keluarga peserta didik, kesehatan
peserta didik, tanggapan peserta didik terhadap metode pembelajaran,
media, dan lain- lain. Angket umumnya dipergunakan pada ranah afektif.
4. Daftar Cek
Daftar cek adalah deretan pertanyaan singkat dimana responden yang
dievaluasi tinggal membubukan tanda centang (√) pada aspek yang
diamati sesuai dengan hasil penilaiannya.
5. Studi Kasus

12
Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu
yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya mempelajari secara
khusus anak nakal, anak yang tidak bisa bergaul dengan orang lain, anak
yang selalu gagal dalam belajar, dan lain – lain.
Kasus tersebut dipelajari secara mendalam dan dalam kurun waktu yang
cukup lama. Mendalam artinya mengungkapkan semua variable yang
menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek yang
mempengaruhi dirinya.
Penekanan yang utama dalam studi kasus adalah mengapa individu
melalukan apa yang dilakukannya dan bagaimana tingkah lakunya dalam
kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Datanya bisa diperoleh dari
berbagai sumber, seperti; orang tua, teman dekatnya, guru, bahkan juga
dari dirinya.
6. Portofolio
Portofolio berasal dari bahasa Inggris “portfolio” yang berarti dokumen
atau surat-surat. Penilaian portofolio (portfolio assesment) merupakan
salah satu bentuk “performance assesment”. Portofolio (portfolio) adalah
kumpulan hasil tugas/tes atau hasil karya peserta ddik yang dikaitkan
dengan standar atau kriteria yang telah ditentukan. Dengan kata lain,
model penilaian yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik
dalam membangun dan merefleksi suatu pekerjaan/tugas atau karya
melalui pengumpulan (collection) hasil karaya peserta didik yang
sistematis dalam satu periode.
Prinsip dalam penilaian portofolio (portfolio assesment) adalah dokumen
atau data hasil pekerjaan peserta didik, baik berupa pekerjaan rumah, tugas
atau tes tertulis seluruhnya digunakan untuk membuat inferensi
kemampuan dan perkembangan kemampuan peserta didik. Informasi ini
juga digunakan untuk menyusun strategi dalam meningkatkan kualitas
proses pembelajaran.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian
dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan
setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil/produk). Instrumen
adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau
mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Sedangkan menurut
Permendikbud No. 104 Tahun 2014, instrumen penilaian adalah alat yang
digunakan untuk menilai capaian pembelajaran peserta didik, misalnya: tes,
dan skala sikap
B. Saran
Dengan makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat memahami
dan mengetahui beberapa hal yang mengenai penilaian pembelajaran
matematika berdasarkan kurikulum 2013 dalam pembelajaran mata kuliah
telaah kurikulum matematika. Dan tentunya, makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Dengan itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang
membangun oleh para pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan
penulisan makalah dikemudian hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Wahid. 2016.” Instrumen Penilaian”.


https://nurwahidabdulloh.wordpress.com/2016/01/27/instrumen-penilaian/. (di
akses pada tanggal 26 September 2018).

Prianto, Koko. 2015. “Penilaian Kurikulum 2013”.


https://belajarbersamakoko.wordpress.com/2015/06/10/penilaian-kurikulum-2013/
( di akses pada tanggal 26 September 2018).

15

Anda mungkin juga menyukai