Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PROGRAM LINEAR
MASALAH PENUGASAN

KELOMPOK 5:

WULANSARI MAUNA P. (A1I1 15 095)


SITTI MUSLIA (A1I1 15 045)
LENI MELANI (A1I1 15 106)
SRI MARYANTI SARA (A1I1 15 118)
WIDIAWATI (A1I1 18 025)
RAHMI NURUL MAULIDYA (A1I1 18 037)
FARYKA MUSTOFA (A1I1 18 055)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan


hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah program linear tentang
“masalah penugasan”. Tak lupa shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menghantarkan kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang-
benderang seperti yang kita rasakan saat ini.

Makalah ini disusun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan


banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih
kepada pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk
itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat
serta pengetahuan yang baru bagi para pembaca.

Kendari, 25 November 2019

i
Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2

ii
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Perumusan Masalah Penugasan.................................................................3

2.2 Penyelesaian Masalah Penugasan.............................................................4

2.3 Langkah – Langkah Penyelesaian Masalah Penugasan..........................14

BAB III PENUTUP..............................................................................................17

3.1 Kesimpulan..............................................................................................17

3.2 Saran........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemrograman Linear merupakan metode matematik dalam


mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk memcapai suatu tujuan seperti
memaksimumkan atau meminimumkan biaya. Pemrograman linear banyak
diterapkan dalam masalah ekonomi, industri, militer, sosial, dan lain – lain. Dalam
pemrograman linear, sering kali kita menjumpai suatu kasus khusus, salah satunya
adalah masalah penugasan.
Masalah penugasan (Assignment Problem) sering muncul dalam banyak
kasus pembuatan keputusan, seperti kasus menentukan siapa mengerjakan apa,
menetapkan fungsi sebuah mesin, menentukan selesman untuk suatu wilayah
pemasaran dan sebagainya.
Dengan kata lain, masalah penugasan berkaitan dengan masalah penetapan
tugas atau pekerjaan sebuah mesin, seorang pekerja, atau suatu proyek dengan
tujuan tertentu dan merupakan suatu kasus khusus dari masalah linier. Tujuan
yang dimaksud, antara lain: memaksimumkan keuntungan, memaksimumkan
hasil produksi, meminimumkan waktu pengerjaan, dan meminimumkan jumlah
pekerja. Oleh karenanya, metode yang diterapkan untuk kasus penugasan telah
didesain khusus untuk menyelesaikan masalah penugasan, yang disebut dengan
Metode Penugasan Hungarian (Hungarian Metode/Flood’s Technique). Metode
ini menggunakan apa yang disebut pengurangan matriks (Matrix Reduction).
Dengan mengurangi dan menambah suatu nilai dalam matriks. Sehingga akan
menghasilkan penyelesaian optimal masalah penugasan. Contoh kegiatan yang
termasuk masalah penugasan antara lain yaitu: penempatan karyawan pada suatu
posisi jabatan di perusahaan, pembagian wilayah tugas salesman, pembagian tugas
dalam suatu tim renang estafet.

1
Melihat pentingnya masalah penugasan ini, maka dalam makalah ini akan
dibahas mengenai masalah penugasan dalam pemrograman linear.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini


adalah sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana perumusan masalah penugasan?
1.2.2 Bagaimana penyelesaian masalah penugasan untuk masalah minimisasi
dan masalah maksimisasi?
1.2.3 Bagaimana langkah – langkah dalam menyelesaikan masalah penugasan?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui perumusan masalah penugasan
1.3.2 Untuk mengetahui penyelesaian masalah penugasan untuk kasus masalah
minimisasi dan masalah maksimisasi
1.3.3 Untuk mengetahui langkah – langkah dalam menyelesaikan masalah
penugasan secara umum

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perumusan Masalah Penugasan

Masalah penugasan adalah masalah yang berhubungan dengan penugasan


optimal dari bermacam-macam sumber yang produktif atau personalia yang
mempunyai tingkat efisiensi yang berbeda-beda untuk tugas-tugas yang berbeda-
beda pula yang merupakan suatu kasus khusus dalam masalah program linier pada
umumnya. Masalah penugasan berkaitan dengan keinginan perusahaan dalam
mendapatkan pembagian atau alokasi tugas (penugasan) yang optimal, dalam arti

3
apabila penugasan tersebut berkaitan dengan keuntungan maka bagaimana alokasi
tugas atau penugasan tersebut dapat  memberikan keuntugan yang  maksimal,
begitu pula sebaliknya bila menyangkut biaya. Contoh kegiatan yang termasuk
masalah penugasan antara lain yaitu: penempatan karyawan pada suatu posisi
jabatan di perusahaan, pembagian wilayah tugas salesman, pembagian tugas dalam
suatu tim renang estafet.

Maksud dari penugasan adalah menetapkan jumlah sumber-sumber yang


tugaskan kepada sejumlah tujuan (satu sumber untuk satu tujuan), sedemikian
hingga didapat ongkos total yang minimum atau keuntungan total yang
maksimum. Biasanya yang dimaksud dengan sumber ialah pekerja, sedangkan
yang dimaksud dengan tujuan adalah obyek dari pekerjaan tersebut. Jadi, masalah
penugasan akan mencakup sejumlah n sumber yang mempunyai n tugas. Ada n !
(n faktorial) penugasan yang mungkin dalam suatu masalah karena perpasangan
satu – satu. Apabila pekerjaan i (i = 1,2,3,...,n) ditugaskan kepada objek j (j =
1,2,3,...,m), maka akan muncul biaya penugasan Cn, sehingga jelas bahwa tujuan
dari penugasan adalah mencari biaya dari tiap-tiap pekerjaan kepada obyek
dengan total ongkos yang minimum atau memberikan keuntungan yang
maksimum. Masalah ini dapat dijelaskan dengan mudah oleh bentuk matriks segi
empat, dimana baris – barisnya menunjukkan sumber – sumber dan kolom –
kolomnya menunjukkan tugas – tugas.

Dalam masalah penugasan ini yang menjadi pokok utama yaitu jumlah
dari tugas dan pekerja yang tersedia. Dalam kasus normal jumlah tugas dan
pekerja sama jumlahnya membentuk sebuah matriks persegi (bujur sangkar).
Penugasan ini dapat di samakan dengan tipe dari aktifitas sedangkan pekerja dapat
disamakan dengan berbagai tipe dari sumber yang ada dan juga waktu bagi tenaga
pekerja untuk menyelesaikan tugas dengan baik yang juga dapat dinyatakan
sebagai efektifitas yang sangat terkait dengan penggunaan tipe sumber pada
kebutuhan aktivitasnya.

4
2.2 Penyelesaian Masalah Penugasan

Dalam menghitung masalah penugasan ini dikenal sebuah metode yang


bernama metode Hungarian. Metode ini ditemukan oleh seorang matematikawan
yang bernama D. Konig yang berasal dari Hungaria. Penemuan inilah ia
membuktikan teorema penting untuk mengembangkan metode tersebut.

Metode ini cukup sukses dalam modifikasi baris dan kolom matriks,
efektif sampai dengan terdapatnya paling sedikit satu hasil nol pada baris atau
kolom dengan menyatakan proses operasi penunjukan ini sudah mendapat nol
pada setiap baris dan kolom.

Dalam metode Hungarian ini selalu menuju pada penunjukan yang optimal
dalam langkah - langkah yang yang terbatas. Basis dari metode ini adalah suatu
kenyataan bahwa suatu konstanta dapat ditambahkan atau dikurangi dari setiap
baris dan kolom dengan sama sekali tidak mengubah penunjukan yang optimal.

Ada dua cara yang digunakan untuk menghitung masalah penugasan


dengan metode Hungarian yaitu:

1. Algoritma perhitungan minimalisasi


2. Algoritma perhitungan maksimalisasi

Keduanya dalam penghitungan memiliki langkah yang hampir sama,


hanya saja untuk langkah pertama dalam minimalisasi membentuk tabel menjadi
matrik opportunity cost (ditandai dengan mengurangkan baris dengan elemen
terkecil pada tiap baris), sedangkan untuk maksimalisasi dalam langkah pertama

5
mengubah tabel menjadi matrik opportunity loss (ditandai dengan mengurangkan
baris dengan elemen terbesar pada tiap baris dengan mengabaikan nilai negatif).

1. Masalah Minimalisasi
Adapun contoh masalah minimisasi adalah sebagai berikut:
Suatu perusahaan kecil mempunyai 4 pekerjaan yang berbeda untuk
diselesaikan oleh 4 karyawan. Biaya penugasan untuk seorang karyawan untuk
pekerjaan yang berbeda adalah berbeda karena sifat pekerjaan berbeda – beda.
Setiap karyawan mempunyai tingkat keterampilan, pengalaman kerja dan latar
belakang pendidikan serta latihan yang berbeda pula. Sehingga biaya
penyelesaian pekerjaan yang sama oleh para karyawan – karyawan yang
berlainan juga berbeda. Matriks pada Tabel 1.1 menunjukkan biaya penugasan
karyawan untuk bermacam – macam pekerjaan. Sebagai contoh, A dapat
menyelesaikan pekerjaan I pada biaya Rp15.000,-, pekerjaan II pada biaya
Rp20.000,- dan seterusnya.
Tabel 1.1. Matriks Biaya
Pekerjaan
Karyawan
I II III IV
A 15 20 18 22
B 14 16 21 17
C 25 20 23 20
D 17 18 18 16

Catatan: Nilai – nilai dalam tabel diatas dalam Rupiah (Rp).


Penyelesaian dari kasus penugasan diatas adalah sebagai berikut.
Karena metode penugasan Hungarian mensyaratkan perpasangan satu – satu,
maka ada 4 !(4 ∙3 ∙ 2 ∙1=24) kemungkinan penugasan. Langkah – langkah
penyelesaiannya adalah sebagai berikut.
a) Langkah pertama adalah mengubah matriks biaya menjadi matriks
opportunity cost. Ini dicapai dengan memilih elemen terkecil dari setiap

6
baris dari matriks biaya mula – mula untuk mengurangi seluruh elemen
(bilangan) dalam setiap baris. Sebagai contoh, elemen terkecil dari baris A
adalah 15 yang digunakan untuk mengurangi seluruh elemen pada baris A.
Sehingga paling sedikit akan diperoleh satu elemen yang bernilai nol
sebagai hasilnya. Prosedur yang sama diulang untuk setiap baris pada Tabel
1.1 untuk mendapatkan matriks biaya yang telah dikurangi (reduced-cost
matrix) seperti yang ditunjukkan Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Reduced-cost matrix
Pekerjaan
Karyawan
I II III IV
A 0 5 3 7
B 0 2 7 3
C 5 0 3 0
D 1 2 2 0

b) Langkah kedua. Reduced-cost matrix diatas terus dikurangi untuk


mendapatkan total-opportunity-cost matrix. Hal ini dapat dicapai dengan
memilih elemen terkecil dari setiap kolom pada reduced-cost matrix untuk
mengurangi seluruh elemen dalam kolom – kolom tersebut. Pada contoh
diatas hanya dilakukan pada kolom III karena semua kolom lainnya telah
mempunyai elemen yang bernilai nol. Bila langkah pertama telah
menghasilkan paling sedikit satu nilai nol pada setiap kolom, langkah kedua
ini dapat dihilangkan. Adapun matriks total-opportunity-cost ditunjukkan
dalam Tabel 1.3.
Tabel 1.3. Total-opportunity-cost matrix
Pekerjaan
Karyawan
I II III IV
A 0 5 1 7
B 0 2 5 3
C 5 0 1 0
D 1 2 0 0

7
Dalam contoh total-opportunity-cost matrix pada Tabel 1.3, terdapat paling
sedikit satu nilai nol, dalam setiap baris dan setiap kolom.

c) Langkah ketiga, yaitu memastikan atau mengecek apakah dalam tabel


penugasan tersebut, telah berhasil ditemukan nilai nol, sebanyak sumber
daya (bisa karyawan, mesin, alat transportasi, atau sumber daya lainnya)
yang juga tercermin dengan jumlah barisnya. Misalnya bila yang akan
ditugaskan adalah 4 karyawan, maka harus ditemukan nilai nol sebanyak 4
buah yang terletak di baris dan kolom yang berbeda. Sebaiknya dimulai dari
baris yang hanya memiliki 1 nilai nol. Langkah ini mengandung arti bahwa
setiap karyawan hanya dapat ditugaskan pada satu pekerjaan saja.
Dari matriks pada Tabel 1.3, ternyata nilai nol yang ditemukan dalam baris 1
dan 2, meskipun berbeda baris namun masih berada dalam kolom yang
sama, sehingga dapat dipastikan masalah belum optimal dan perlu
dilanjutkan ke langkah berikutnya.
Karena belum optimal, maka langkah selanjutnya adalah menarik garis yang
menghubungkan minimal dua buah nol ke dalam tabel penugasan tersebut,
seperti terlihat pada Tabel 1.4 berikut.
Tabel 1.4. Test for optimality
Pekerjaan
Karyawan
I II III IV
A 0 5 1 7
B 0 2 5 3
C 5 0 1 0
D 1 2 0 0

Dari langkah diatas, terlihat bahwa terdapat tiga garis yang dibuat, dengan
menyisakan beberapa nilai yang tidak terkena garis.

d) Langkah keempat. Untuk merevisi total-opportunity-cost matrix, pilih


elemen terkecil yang belum terliput garis – garis, yaitu nilai yang paling
kecil (dari tabel diatas adalah 1) untuk mengurangi nilai – nilai lain yang

8
belum terkena garis dan gunakan untuk menambah nilai – nilai yang terkena
garis 2 kali. Matriks yang telah direvisikan pada Tabel 1.5 berikut ini
didapatkan dengan mengikuti prosedur di atas.
Tabel 1.5. Revised matrix and test for optimality
Pekerjaan
Karyawan
I II III IV
A 0 4 0 6
B 0 1 4 3
C 6 0 1 0
D 2 2 0 0

e) Langkah kelima. Dengan memeriksa apakah telah berhasil ditemukan nilai


nol sejumlah atau sebanyak sumber daya (bisa karyawan, mesin, alat
transportasi, atau sumber daya lainnya) yang juga tercermin dengan jumlah
barisnya (mulai dari baris yang hanya memiliki 1 nilai nol)? Dari tabel atau
matriks di atas ternyata telah berhasil ditemukan 4 nilai nol (sejumlah
karyawan yang akan ditugaskan), yang berada di baris dan kolom yang
berbeda.
Tabel 1.6
Pekerjaan
Karyawan
I II III IV
A 0 4 0 6
B 0 1 4 3
C 6 0 1 0
D 2 2 0 0

Dari hasil diatas, dapat dikatakan bahwa kasus penugasan tersebut telah
optimal, dengan alokasi penugasan sebagai berikut:
Karyawan A mengerjakan pekerjaan III dengan biaya Rp18.000,-
Karyawan B mengerjakan pekerjaan I dengan biaya Rp14.000,-
Karyawan C mengerjakan pekerjaan II dengan biaya Rp20.000,-
Karyawan D mengerjakan pekerjaan IV dengan biaya Rp10.000,-
(+)

9
Total biaya Rp68.000,-

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan metode Hungarian,


kasus penugasan dalam perusahaan diatas dapat diselesaikan dengan biaya
optimal sebesar Rp68.000,-.

2. Masalah Maksimalisasi
Untuk memenuhi persyaratan suatu matriks segi empat bujur sangkar,
agar metode Hungarian dapat diterapkan, bila terdapat jumlah pekerjaan lebih
besar dari jumlah karyawan, maka harus ditambahkan suatu karyawan semu
(dummy worker). Biaya semu adalah sama dengan nol, karena tidak akan
terjadi biaya apabila suatu pekerjaan ditugaskan ke karyawan semu. Atau
dengan kata lain karena sebenarnya pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan.
Sebaliknya bila jumlah karyawan lebih besar dari jumlah pekerjaan, maka
harus ditambahkan suatu pekerjaan semu (dummy job). Sebagai contoh,
perhatikan kasus berikut.
Sebuah perusahaan memiliki 5 orang karyawan yang harus
menyelesaikan 5 pekerjaan yang berbeda. Karena sifat pekerjaan dan juga
keterampilan, karakteristik dari masing – masing karyawan, produktivitas atau
keuntungan yang timbul dari berbagai alternatif penugasan dari 5 orang
karyawan tersebut juga berbeda, seperti terlihat pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1

Pekerjaan
Karyawa
n
I II III IV V

A 10 12 10 8 15

B 14 10 9 15 13

C 9 8 7 8 12

10
D 13 15 8 16 11

E 10 13 14 11 17

Catatan: Nilai – nilai dalam tabel diatas dalam Rupiah (Rp).


Dari kasus penugasan diatas, adapun langkah – langkah penyelesaiannya
adalah sebagai berikut.
a) Langkah pertama adalah mengubah matriks keuntungan diatas menjadi suatu
matriks opportunity-loss. Dalam masalah ini, A menyumbang keuntungan
tertinggi sebesar Rp15.000,- bila ia ditugaskan pada pekerjaan V. Oleh
karena itu, bila A ditugaskan pada pekerjaan I (yang kontribusi
keuntungannya adalah Rp10.000,-), ada sebesar Rp5.000,- sebagai
opportunity-loss yang terjadi dengan penugasan ini dan seterusnya. Seluruh
elemen dalam setiap baris dikurangi dengan nilai maksimum dalam baris
yang sama. Prosedur ini menghasilkan matriks opportunity-loss yang
ditunjukkan dalam Tabel 2.2.Matriks ini sebenarnya bernilai negatif.
Tabel 2.2. Matriks opportunity-loss

Pekerjaan
Karyawa
n
I II III IV V

A 5 3 5 7 0

B 1 5 6 0 2

C 3 4 5 4 0

D 3 1 8 0 5

E 7 4 3 6 0

11
b) Langkah kedua. Memastikan semua baris dan kolom sudah memiliki nilai
nol. Dan ternyata masih ada kolom yang belum memiliki nilai nol, yakni 3
kolom. Dengan demikian perlu dicari nilai terkecil pada kolom – kolom
tersebut untuk selanjutnya digunakan untuk mengurangi semua nilai yang
ada pada kolom tersebut, sehingga akan menjadi:
Tabel 2.3

Pekerjaan
Karyawa
n
I II III IV V

A 4 2 2 7 0

B 0 4 3 0 2

C 2 3 2 4 0

D 2 0 5 0 5

E 6 3 0 6 0

c) Langkah ketiga. Memastikan atau mengecek apakah dalam tabel penugasan


tersebut, telah berhasil ditemukan nilai nol sebanyak sumber daya (bisa
karyawan, mesin, alat transportasi, atau sumber daya lainnya) yang juga
tercermin dengan jumlah barisnya. Misalnya bila yang akan ditugaskan
adalah 5 karyawan, maka harus ditemukan nilai nol sebanyak 5 buah yang
terletak di baris dan kolom yang berbeda. Sebaiknya dimulai dari baris yang
hanya memiliki 1 nilai nol. Langkah ini mengandung arti bahwa setiap
karyawan hanya dapan ditugaskan pada satu pekerjaan saja.
Dari matriks di atas ternyata nilai nol yang ditemukan dalam baris 1 dan 3,
meskipun berbeda baris namun masih berada dalam kolom yang sama,
sehingga dapat dipastikan masalah belum optimal. Karena belum optimal
maka langkah selanjutnya adalah menarik garis yang menghubungkan

12
minimal dua buah nilai nol dalam tabel penugasan tersebut, seperti terlihat
pada Tabel 2.4 atau matriks berikut ini:
Tabel 2.4

Pekerjaan
Karyawa
n
I II III IV V

A 4 2 2 7 0

B 0 4 3 0 2

C 2 3 2 4 0

D 2 0 5 0 5

E 6 3 0 6 0

d) Langkah keempat. perhatikan nilai-nilai yang belum terkena garis. Pilih nilai
yang paling kecil (dari tabel di atas adalah nilai 2), kemudian nilai 2 tersebut
dipergunakan untuk mengurangi nilai-nilai lain yang belum terkena garis,
dan gunakan untuk menambah nilai-nilai yang terkena garis dua kali.
Dengan langkah ini hasilnya adalah:
Tabel 2.5. Tabel optimal

Pekerjaan
Karyawa
n
I II III IV V

A 2 0 0 5 0

B 0 4 3 0 4

13
C 0 1 0 2 0

D 2 0 5 0 7

E 6 3 0 6 2

e) Langkah kelima. Dari hasil langkah di atas tersebut, apakah sekarang telah
berhasil ditemukan nilai nol sejumlah atau sebanyak sumber daya (bisa
karyawan, mesin, alat transportasi, atau sumber daya lainnya) yang juga
tercermin dengan jumlah barisnya (mulai dari baris yang hanya memiliki 1
nilai nol, yakni baris ke-5)?. Dari Tabel 2.5 atau matriks di atas ternyata
telah berhasil ditemukan 5 nilai nol (sejumlah karyawan yang akan
ditugaskan), yang berada di baris dan kolom yang berbeda.

Tabel 2.6
Karyawa Pekerjaan
n I II III IV V
A 2 0 0 5 0
B 0 4 3 0 4
C 0 1 0 2 0
D 2 0 5 0 7
E 6 3 0 6 2

Dari hasil diatas dapat dikatakan bahwa kasus penugasan tersebut telah
optimal dengan alokasi penugasan sebagai berikut.

Karyawan A mengerjakan pekerjaan II dengan biaya Rp12.000,-


Karyawan B mengerjakan pekerjaan I dengan biaya Rp14.000,-
Karyawan C mengerjakan pekerjaan V dengan biaya Rp12.000,-

14
Karyawan D mengerjakan pekerjaan IV dengan biaya Rp16.000,-
Karyawan E mengerjakan pekerjaan III dengan biaya Rp14.000,-

(+)

Total biaya Rp68.000,-

Namun demikian, alternatif lain dari penugasan diatas dapat dipilih seperti
terlihat pada Tabel 2.7 berikut ini.

Tabel 2.7
Karyawa Pekerjaan
n I II III IV V
A 2 0 0 5 0
B 0 4 3 0 4
C 0 1 0 2 0
D 2 0 5 0 7
E 6 3 0 6 2

Karyawan A mengerjakan pekerjaan II dengan biaya Rp15.000,-


Karyawan B mengerjakan pekerjaan I dengan biaya Rp15.000,-
Karyawan C mengerjakan pekerjaan V dengan biaya Rp9.000,-

15
Karyawan D mengerjakan pekerjaan IV dengan biaya Rp15.000,-
Karyawan E mengerjakan pekerjaan III dengan biaya Rp14.000,-

(+)

Total biaya Rp68.000,-

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, dengan metode Hungarian,


kasus penugasan dalam perusahaan di atas dapat diselesaikan dengan biaya
optimal sebesar Rp68.000,-.

2.3 Langkah – Langkah Penyelesaian Masalah Penugasan

Secara umum langkah-langkah penyelesaian masalah penugasan adalah:

1. Identifikasi dan penyederhanaan masalah dalam bentuk tabel penugasan.


2. Untuk kasus minimalisasi, mencari biaya terkecil untuk setiap baris, dan
kemudian menggunakan  biaya  terkecil tersebut untuk mengurangi semua biaya
yang ada pada baris yang sama. Sedangkan untuk kasus maksimalisasi, mencari
nilai tertinggi untuk setiap baris yang kemudian nilai tertinggi tersebut dikurangi
dengan semua nilai yang ada dalam baris tersebut.
3. Memastikan semua baris dan kolom sudah memiliki nilai nol. Apabila masih
ada kolom yang belum memiliki nilai nol, maka dicari nilai terkecil pada kolom
tersebut untuk selanjutnya digunakan untuk mengurangi semua nilai yang ada
pada kolom tersebut.

16
4. Setelah semua baris dan kolom memiliki nilai nol, maka langkah selanjutnya
adalah memastikan atau  mengecek apakah dalam tabel penugasan tersebut,
telah berhasil ditemukan nilai nol, sebanyak sumber daya (bisa karyawan,
mesin, alat transportasi, atau sumber daya lainnya) yang juga tercermin dengan
jumlah barisnya. Misalnya bila yang akan ditugaskan adalah 4 karyawan, maka
harus ditemukan nilai nol sebanyak 4 buah yang terletak di baris dan kolom
yang berbeda. Sebaiknya dimulai dari baris yang hanya memiliki 1 nilai nol.
Langkah ini menganduk arti bahwa setiap karyawan hanya dapan ditugaskan
pada satu pekerjaan saja.
5. Apabila belum, maka langkah selanjutnya adalah menarik garis yang
menghubungkan minimal dua buah nilai nol dalam tabel penugasan tersebut.
6. Selanjutnya, perhatikan nilai-nilai yang belum terkena garis. Pilih nilai yang
paling kecil, kemudian pergunakan untuk mengurangi nilai-nilai lain yang
belum terkena garis, dan gunakan untuk menambah nilai-nilai yang terkena
garis dua kali.
7. Dari hasil langkah ke-6 tersebut, apakah sekarang telah berhasil ditemukan nilai
nol sejumlah atau sebanyak sumber daya (bisa karyawan, mesin, alat
transportasi, atau sumber daya lainnya) yang juga tercermin dengan jumlah
barisnya.
8. Jika sudah, maka masalah penugasan telah optimal, dan apabila belum maka
perlu diulangi langkah penyelesaian ke-5 di atas.

Salah satu metode yang digunakan untuk masalah penugasan optimal


adalah Metode Hungarian. Metode ini dikembangkan oleh seorang ahli
matematika yang berkebangsaan Hungaria yang bernama D Konig pada tahun
1916. Masalah penugasan bermula dari penempatan para pekerja pada bidang
yang tersedia agar biaya yang ditanggung perusahaan dapat diminimalkan. Jika
pekerja dianggap sebagai sumber dan pekerjaan dianggap sebagai tujuan, maka

17
model penugasan akan sama dengan masalah transportasi, dimana jumlah sumber
dan tujuan sama, setiap sumber hanya menghasilkan satu demikian pula setiap
tujuan hanya memerlukan satu. Suplai pada semua sumber adalah 1, yaitu i a =1
untuk semua i . Hal yang sama juga terjadi pada tujuan, permintaan pada semua
tujuan adalah 1, yaitu j b =1 untuk semua j . Karena penentuan solusi optimal
dilakukan menggunakan metode Hungarian. Langkah-langkah solusi
menggunakan metode Hungarian secara manual adalah sebagai berikut:

1. Menyusun tabel penugasan. Letakkan pekerjaan sebagai baris dan pekerja


(mesin) sebagai kolom). Jumlah baris sama dengan jumlah kolom, untuk
memenuhi asumsi. Jika tidak sama maka diperlukan dummy.
2. Untuk setiap baris, kurangkan semua nilai dengan dengan nilai terbesar (untuk
kasus maksimalisasi) atau nilai terkecil (untuk kasus minimalisasi) yang ada
pada baris tersebut.
3. Periksa kolom, jika ada kolom yang belum memiliki nilai nol, maka semua
nilai pada kolom tersebut dikurangi dengan nil terkecil yang ada pada kolom
yang bersangkutan.
4. Periksa apakah solusi layak sudah optimum. Pemeriksaan dilakukan dengan
menggambarkan garis-garis vertikal dan horizontal yang melewati nilai nol.
Jika jumlah garis yang terbentuk sama dengan jumlah baris/kolom maka solusi
layak optimal sudah diperoleh.
5. Jika solusi layak optimal belum diperoleh, kurangkan semua nilai yang tidak
dilewati garis dengan nilai terkecil, dan tambahkan nilai terkecil tersebut pada
nilai yang terletak pada perpotongan garis. Nilai lainnya (yang dilewati garis
tapi tidak terletak pada perpotongan) tidak berubah.
6. Kembali ke langkah 4.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjabaran masalah penugasan dalam pemrograman linear diatas,


dapat ditarik beberapa kesimpulan. Masalah penugasan adalah masalah yang
berhubungan dengan penugasan optimal dari bermacam-macam sumber yang
produktif atau personalia yang mempunyai tingkat efisiensi yang berbeda-beda
untuk tugas-tugas yang berbeda-beda pula yang merupakan suatu kasus khusus
dalam masalah program linier pada umumnya. Dalam menghitung masalah
penugasan ini dikenal sebuah metode yang bernama metode Hungarian. Metode
ini ditemukan oleh seorang matematikawan yang bernama D. Konig yang berasal
dari Hungaria. Ada dua cara yang digunakan untuk menghitung masalah
penugasan dengan metode Hungarian yaitu: algoritma perhitungan minimalisasi
dan algoritma perhitungan maksimalisasi.

19
3.2 Saran

Metode Hungarian adalah metode yang digunakan untuk menyelesaikan


suatu masalah penugasan yang dapat berupa algoritma minimisasi dan algoritma
maksimisasi, sehingga metode ini sangat perlu untuk dikembangkan untuk
kebutuhan masalah penugasan dalam berbagai bidang.

Menyadari bahwa penyusun masih jauh dari kata sempurna, kedepannya


kami akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan suatu materi dengan sumber
referensi yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan bagi kami.

DAFTAR PUSTAKA

Dwi Indriastuti, Lusiana. (2011). Makalah Masalah Penugasan. Dipetik 25 – 11 –


2019, dari Blogspot: http://indriastuti90.blogspot.com/2011/06/makalah-
masalah-penugasan.html
Ardika, Mila. (2017). Makalah Program Linear Masalah Penugasan. Dipetik 25
November 2019, dari Scribd:
https://www.scribd.com/document/360516522/Makalah-Program-Linear-
Masalah-Penugasan

20

Anda mungkin juga menyukai