PROGRAM LINEAR
MASALAH PENUGASAN
KELOMPOK 5:
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk
itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat
serta pengetahuan yang baru bagi para pembaca.
i
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
ii
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
3.1 Kesimpulan..............................................................................................17
3.2 Saran........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Melihat pentingnya masalah penugasan ini, maka dalam makalah ini akan
dibahas mengenai masalah penugasan dalam pemrograman linear.
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui perumusan masalah penugasan
1.3.2 Untuk mengetahui penyelesaian masalah penugasan untuk kasus masalah
minimisasi dan masalah maksimisasi
1.3.3 Untuk mengetahui langkah – langkah dalam menyelesaikan masalah
penugasan secara umum
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
apabila penugasan tersebut berkaitan dengan keuntungan maka bagaimana alokasi
tugas atau penugasan tersebut dapat memberikan keuntugan yang maksimal,
begitu pula sebaliknya bila menyangkut biaya. Contoh kegiatan yang termasuk
masalah penugasan antara lain yaitu: penempatan karyawan pada suatu posisi
jabatan di perusahaan, pembagian wilayah tugas salesman, pembagian tugas dalam
suatu tim renang estafet.
Dalam masalah penugasan ini yang menjadi pokok utama yaitu jumlah
dari tugas dan pekerja yang tersedia. Dalam kasus normal jumlah tugas dan
pekerja sama jumlahnya membentuk sebuah matriks persegi (bujur sangkar).
Penugasan ini dapat di samakan dengan tipe dari aktifitas sedangkan pekerja dapat
disamakan dengan berbagai tipe dari sumber yang ada dan juga waktu bagi tenaga
pekerja untuk menyelesaikan tugas dengan baik yang juga dapat dinyatakan
sebagai efektifitas yang sangat terkait dengan penggunaan tipe sumber pada
kebutuhan aktivitasnya.
4
2.2 Penyelesaian Masalah Penugasan
Metode ini cukup sukses dalam modifikasi baris dan kolom matriks,
efektif sampai dengan terdapatnya paling sedikit satu hasil nol pada baris atau
kolom dengan menyatakan proses operasi penunjukan ini sudah mendapat nol
pada setiap baris dan kolom.
Dalam metode Hungarian ini selalu menuju pada penunjukan yang optimal
dalam langkah - langkah yang yang terbatas. Basis dari metode ini adalah suatu
kenyataan bahwa suatu konstanta dapat ditambahkan atau dikurangi dari setiap
baris dan kolom dengan sama sekali tidak mengubah penunjukan yang optimal.
5
mengubah tabel menjadi matrik opportunity loss (ditandai dengan mengurangkan
baris dengan elemen terbesar pada tiap baris dengan mengabaikan nilai negatif).
1. Masalah Minimalisasi
Adapun contoh masalah minimisasi adalah sebagai berikut:
Suatu perusahaan kecil mempunyai 4 pekerjaan yang berbeda untuk
diselesaikan oleh 4 karyawan. Biaya penugasan untuk seorang karyawan untuk
pekerjaan yang berbeda adalah berbeda karena sifat pekerjaan berbeda – beda.
Setiap karyawan mempunyai tingkat keterampilan, pengalaman kerja dan latar
belakang pendidikan serta latihan yang berbeda pula. Sehingga biaya
penyelesaian pekerjaan yang sama oleh para karyawan – karyawan yang
berlainan juga berbeda. Matriks pada Tabel 1.1 menunjukkan biaya penugasan
karyawan untuk bermacam – macam pekerjaan. Sebagai contoh, A dapat
menyelesaikan pekerjaan I pada biaya Rp15.000,-, pekerjaan II pada biaya
Rp20.000,- dan seterusnya.
Tabel 1.1. Matriks Biaya
Pekerjaan
Karyawan
I II III IV
A 15 20 18 22
B 14 16 21 17
C 25 20 23 20
D 17 18 18 16
6
baris dari matriks biaya mula – mula untuk mengurangi seluruh elemen
(bilangan) dalam setiap baris. Sebagai contoh, elemen terkecil dari baris A
adalah 15 yang digunakan untuk mengurangi seluruh elemen pada baris A.
Sehingga paling sedikit akan diperoleh satu elemen yang bernilai nol
sebagai hasilnya. Prosedur yang sama diulang untuk setiap baris pada Tabel
1.1 untuk mendapatkan matriks biaya yang telah dikurangi (reduced-cost
matrix) seperti yang ditunjukkan Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Reduced-cost matrix
Pekerjaan
Karyawan
I II III IV
A 0 5 3 7
B 0 2 7 3
C 5 0 3 0
D 1 2 2 0
7
Dalam contoh total-opportunity-cost matrix pada Tabel 1.3, terdapat paling
sedikit satu nilai nol, dalam setiap baris dan setiap kolom.
Dari langkah diatas, terlihat bahwa terdapat tiga garis yang dibuat, dengan
menyisakan beberapa nilai yang tidak terkena garis.
8
belum terkena garis dan gunakan untuk menambah nilai – nilai yang terkena
garis 2 kali. Matriks yang telah direvisikan pada Tabel 1.5 berikut ini
didapatkan dengan mengikuti prosedur di atas.
Tabel 1.5. Revised matrix and test for optimality
Pekerjaan
Karyawan
I II III IV
A 0 4 0 6
B 0 1 4 3
C 6 0 1 0
D 2 2 0 0
Dari hasil diatas, dapat dikatakan bahwa kasus penugasan tersebut telah
optimal, dengan alokasi penugasan sebagai berikut:
Karyawan A mengerjakan pekerjaan III dengan biaya Rp18.000,-
Karyawan B mengerjakan pekerjaan I dengan biaya Rp14.000,-
Karyawan C mengerjakan pekerjaan II dengan biaya Rp20.000,-
Karyawan D mengerjakan pekerjaan IV dengan biaya Rp10.000,-
(+)
9
Total biaya Rp68.000,-
2. Masalah Maksimalisasi
Untuk memenuhi persyaratan suatu matriks segi empat bujur sangkar,
agar metode Hungarian dapat diterapkan, bila terdapat jumlah pekerjaan lebih
besar dari jumlah karyawan, maka harus ditambahkan suatu karyawan semu
(dummy worker). Biaya semu adalah sama dengan nol, karena tidak akan
terjadi biaya apabila suatu pekerjaan ditugaskan ke karyawan semu. Atau
dengan kata lain karena sebenarnya pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan.
Sebaliknya bila jumlah karyawan lebih besar dari jumlah pekerjaan, maka
harus ditambahkan suatu pekerjaan semu (dummy job). Sebagai contoh,
perhatikan kasus berikut.
Sebuah perusahaan memiliki 5 orang karyawan yang harus
menyelesaikan 5 pekerjaan yang berbeda. Karena sifat pekerjaan dan juga
keterampilan, karakteristik dari masing – masing karyawan, produktivitas atau
keuntungan yang timbul dari berbagai alternatif penugasan dari 5 orang
karyawan tersebut juga berbeda, seperti terlihat pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1
Pekerjaan
Karyawa
n
I II III IV V
A 10 12 10 8 15
B 14 10 9 15 13
C 9 8 7 8 12
10
D 13 15 8 16 11
E 10 13 14 11 17
Pekerjaan
Karyawa
n
I II III IV V
A 5 3 5 7 0
B 1 5 6 0 2
C 3 4 5 4 0
D 3 1 8 0 5
E 7 4 3 6 0
11
b) Langkah kedua. Memastikan semua baris dan kolom sudah memiliki nilai
nol. Dan ternyata masih ada kolom yang belum memiliki nilai nol, yakni 3
kolom. Dengan demikian perlu dicari nilai terkecil pada kolom – kolom
tersebut untuk selanjutnya digunakan untuk mengurangi semua nilai yang
ada pada kolom tersebut, sehingga akan menjadi:
Tabel 2.3
Pekerjaan
Karyawa
n
I II III IV V
A 4 2 2 7 0
B 0 4 3 0 2
C 2 3 2 4 0
D 2 0 5 0 5
E 6 3 0 6 0
12
minimal dua buah nilai nol dalam tabel penugasan tersebut, seperti terlihat
pada Tabel 2.4 atau matriks berikut ini:
Tabel 2.4
Pekerjaan
Karyawa
n
I II III IV V
A 4 2 2 7 0
B 0 4 3 0 2
C 2 3 2 4 0
D 2 0 5 0 5
E 6 3 0 6 0
d) Langkah keempat. perhatikan nilai-nilai yang belum terkena garis. Pilih nilai
yang paling kecil (dari tabel di atas adalah nilai 2), kemudian nilai 2 tersebut
dipergunakan untuk mengurangi nilai-nilai lain yang belum terkena garis,
dan gunakan untuk menambah nilai-nilai yang terkena garis dua kali.
Dengan langkah ini hasilnya adalah:
Tabel 2.5. Tabel optimal
Pekerjaan
Karyawa
n
I II III IV V
A 2 0 0 5 0
B 0 4 3 0 4
13
C 0 1 0 2 0
D 2 0 5 0 7
E 6 3 0 6 2
e) Langkah kelima. Dari hasil langkah di atas tersebut, apakah sekarang telah
berhasil ditemukan nilai nol sejumlah atau sebanyak sumber daya (bisa
karyawan, mesin, alat transportasi, atau sumber daya lainnya) yang juga
tercermin dengan jumlah barisnya (mulai dari baris yang hanya memiliki 1
nilai nol, yakni baris ke-5)?. Dari Tabel 2.5 atau matriks di atas ternyata
telah berhasil ditemukan 5 nilai nol (sejumlah karyawan yang akan
ditugaskan), yang berada di baris dan kolom yang berbeda.
Tabel 2.6
Karyawa Pekerjaan
n I II III IV V
A 2 0 0 5 0
B 0 4 3 0 4
C 0 1 0 2 0
D 2 0 5 0 7
E 6 3 0 6 2
Dari hasil diatas dapat dikatakan bahwa kasus penugasan tersebut telah
optimal dengan alokasi penugasan sebagai berikut.
14
Karyawan D mengerjakan pekerjaan IV dengan biaya Rp16.000,-
Karyawan E mengerjakan pekerjaan III dengan biaya Rp14.000,-
(+)
Namun demikian, alternatif lain dari penugasan diatas dapat dipilih seperti
terlihat pada Tabel 2.7 berikut ini.
Tabel 2.7
Karyawa Pekerjaan
n I II III IV V
A 2 0 0 5 0
B 0 4 3 0 4
C 0 1 0 2 0
D 2 0 5 0 7
E 6 3 0 6 2
15
Karyawan D mengerjakan pekerjaan IV dengan biaya Rp15.000,-
Karyawan E mengerjakan pekerjaan III dengan biaya Rp14.000,-
(+)
16
4. Setelah semua baris dan kolom memiliki nilai nol, maka langkah selanjutnya
adalah memastikan atau mengecek apakah dalam tabel penugasan tersebut,
telah berhasil ditemukan nilai nol, sebanyak sumber daya (bisa karyawan,
mesin, alat transportasi, atau sumber daya lainnya) yang juga tercermin dengan
jumlah barisnya. Misalnya bila yang akan ditugaskan adalah 4 karyawan, maka
harus ditemukan nilai nol sebanyak 4 buah yang terletak di baris dan kolom
yang berbeda. Sebaiknya dimulai dari baris yang hanya memiliki 1 nilai nol.
Langkah ini menganduk arti bahwa setiap karyawan hanya dapan ditugaskan
pada satu pekerjaan saja.
5. Apabila belum, maka langkah selanjutnya adalah menarik garis yang
menghubungkan minimal dua buah nilai nol dalam tabel penugasan tersebut.
6. Selanjutnya, perhatikan nilai-nilai yang belum terkena garis. Pilih nilai yang
paling kecil, kemudian pergunakan untuk mengurangi nilai-nilai lain yang
belum terkena garis, dan gunakan untuk menambah nilai-nilai yang terkena
garis dua kali.
7. Dari hasil langkah ke-6 tersebut, apakah sekarang telah berhasil ditemukan nilai
nol sejumlah atau sebanyak sumber daya (bisa karyawan, mesin, alat
transportasi, atau sumber daya lainnya) yang juga tercermin dengan jumlah
barisnya.
8. Jika sudah, maka masalah penugasan telah optimal, dan apabila belum maka
perlu diulangi langkah penyelesaian ke-5 di atas.
17
model penugasan akan sama dengan masalah transportasi, dimana jumlah sumber
dan tujuan sama, setiap sumber hanya menghasilkan satu demikian pula setiap
tujuan hanya memerlukan satu. Suplai pada semua sumber adalah 1, yaitu i a =1
untuk semua i . Hal yang sama juga terjadi pada tujuan, permintaan pada semua
tujuan adalah 1, yaitu j b =1 untuk semua j . Karena penentuan solusi optimal
dilakukan menggunakan metode Hungarian. Langkah-langkah solusi
menggunakan metode Hungarian secara manual adalah sebagai berikut:
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
19
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
20