Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Setiap penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data dan dalam proses
pengumpulan data tersebut akan menggunakan satu atau beberapa metode. Jenis
metode yang dipilih dan digunakan dalam pengumpulan data, tentunya harus
sesuai dengan sifat dan karakteristik penelitian yang dilakukan. Instrumen adalah
alat yang digunakan untuk mengumpulkan data-data tersebut.
Instrumen dapat dianalogikan sebagai ujung tombak untuk membidik data
dalam sebuah penelitian. Melalui instrumenlah akhirnya terkumpul data yang
nantinya diolah menjadi sebuah informasi hasil penelitian. Untuk itulah, perlu
kiranya memilih dan merumuskan instrumen secara tepat. Hal ini sejalan dengan
ungkapan “garbage tool garbage result”.  Jadi, pada dasarnya salah satu hal yang
mempengaruhi hasil penelitian terletak pada instrumennya. Semakin baik
konstruksi sebuah instrumen, maka semakin baik pula data yang berhasil dijaring,
begitu pula sebaliknya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Taksonomi Bloom?
2. Apa yang dimaksud dengan validitas dan bagaimana validitas tes?
3. Apa yang dimaksud dengan realibilitas dan bagaimana realibilitas tes?
C. Tujuan Pembahasan Masalah
1. Untuk mengetahui maksud dari taksonomi bloom.
2. Untuk mengetahui maksud dan cara menggunakan validitas tes.
3. Untuk mengetahui maksud dan cara menggunakan reabilitas tes.

1
BAB II

ANALISIS SOAL

A. Kisi-kisi Soal

Konsep dasar vektor

Menentukan Vektor posisi

Menentukan kesamaan vektor

B. Soal
1. Besaran berikut yang merupakan besaran vektor adalah...
a. Panjang
b. Massa
c. Volume
d. Gaya
e. Suhu
2. Perhatikan gambar vektor berikut

Vektor MN=....

a. (63)
b. (−36 )
c. (−36 )
d. (−36 )
2
e. (−63 )
3. Perhatikan gambar berikut dan pernyataan-pernyataan dibawahnya

A B

C
5
(i) BA=

0()
−3
(ii) AC = ( )

1
4
(iii) Cb = ( )

3

Pernyataan yang benar adalah......

a. (i) saja
b. (ii)saja
c. (iii)saja
d. (i) dan (ii)
e. (ii) dan (iii)
4. Perhatikan vektor-vektor berikut

Vektor yang sama dengan (−25) adalah......


a. ⃗p
b. q⃗
c. r

3
d. ⃗s
e. t⃗
PQ=........
5. Jika koordinat titik P(4,8) dan Q(2,-3) vektor ⃗

a. ( 45)
b. (−14 )
c. (65)
d. (112 )
−2
e. (−11 )
KL =
6. Diketahui koordinat titik K(2,3) dan Vektor ⃗ (−54). Koordinat titik L
adalah
a. (7,-1)
b. (3, -7)
c. (-3, 7)
d. (-7, 1)
e. (-7 , 7 )

PQ =
7. Diketahui koordinat titik Q(-4,1) dan vektor ⃗ (−6
−5 )
. Koordinat titik P

adalah...
a. (2, 6)
b. (2, -6)
c. (-2, -6)
d. (-10, 4)
e. (-10, -4)
8. Jika koordinat D(-6,12,-3), vektor posisi titik D adalah d⃗ =........
6
a.
()
12
3

4
−6
b.
(12
−3 )
6
c.
( 12
3 )
−6
d.
(12
−3 )
−6
e.
(−12
−3 )
NM = .......
9. Diketahui koordinat titik M(7,-4,2) dan N(1,2,-5). Vektor ⃗
6
a.
( −6
7 )
−6
b.
( 6
−7 )
6
c.
(−6
−3 )
8
d.
(−2
−3 )
8
e.
(−2
3 )
4

( )
10. Jika koordinat titik (-5, 4, 1) dan AB = −2 . Koordinat titik B adalah....
5
a. (9, -6, 4)
b. (9, 2, 6)
c. (-9, 6, -4)
d. (1, -2, -6)
e. (-1, 2, 6)

5
3

−5( )
11. Diketahui vektor CD = 2 . Jika koordinat titik D(-2, 0, 1), koordinat

titik C adalah....
a. (5, 2, -6)
b. (-5, 2, -6)
c. (-5, -2, 6)
d. (1, 2, 4)
e. (1, 2, -4)
12. Diketahui koordinat titik A(2,-1) dan B(5,3). Jika vektor posisi titik C
adalah c⃗ = ⃗
AB, koordinat titik C adalah......
a. (4,3)
b. (3,4)
c. (-3,4)
d. (-3,-4)
e. (-4,3)
13. Diketahui koordinat titik P(-1,-3), Q(3,-2) dan R(2,3). Jika Vektor posisi
PQ=⃗
⃗ RS, koordinat titik S adalah ....
a. (6,4)
b. (6,2)
c. (4,4)
d. (-4,4)
e. (-6, 4)
14. Diketahui koordinat titik K(-4, -2, 5) dan L (-2, 3, 1). Jika vektor posisi
titik K adalah k⃗ = ⃗
LM , koordinat titik M adalah.....
a. (2, 5, -4)
b. (-2, -5, 4)
c. (-2, 5, -4)
d. (6, -1, -6)
e. (-6, 1, 6)

6
15. Diketahui koordinat titik A(3, -1, 4), B(-2, 5, 3), dan D(1, 6, -2). Jika
AB = ⃗
vektor ⃗ CD, vektor posisi titik C adalah....
6
a.
()
0
1

6
b.
( )
0
−1

−6
c.
( )
0
1

6
d.
()
12
1

6
e.
( )
12
−1

C. Validitas

N ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
1. Rxy = 2 2
√(N ( ∑ X )−∑ X ) – (N ( ∑Y )( ∑ Y 2 ))
15(202)– (15)(202)
=
√(15 ( 15 )−225) – (15 ( 2750 ) ( 40804 ))
3030 – 3030
=
0

7
=0 (tidak valid)
N ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
2. Rxy = 2 2
√(N ( ∑ X )−∑ X ) – (N ( ∑Y )( ∑ Y 2 ))
15(202)– (15)(202)
=
√(15 ( 15 )−225) – (15 ( 2750 ) ( 40804 ))
3030 – 3030
=
0
=0(tidak valid)
N ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
3. Rxy = 2 2
√(N ( ∑ X )−∑ X ) – (N ( ∑Y )( ∑ Y 2 ))
15( 45) – (3)(202)
=
√(15 ( 3 )−32 ) – (15 ( 2750 ) ( 40804 ))
675−606
=
√¿¿¿
69
= = 0,545
√16056
N ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
4. Rxy = 2 2
√(N ( ∑ X )−∑ X ) – (N ( ∑Y )( ∑ Y 2 ))
15(202)– (15)(202)
=
√(15 ( 15 )−225) – (15 ( 2750 ) ( 40804 ))
3030 – 3030
=
0
=0 (tidak valid)
N ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
5. Rxy = 2 2
√(N ( ∑ X )−∑ X ) – (N ( ∑Y )( ∑ Y 2 ))
15(202)– (15)(202)
=
√(15 ( 15 )−225) – (15 ( 2750 ) ( 40804 ))
3030 – 3030
=
0
=0 (tidak valid)
N ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
6. Rxy = 2 2
√(N ( ∑ X )−∑ X ) – (N ( ∑Y )( ∑ Y 2 ))

8
15(202)– (15)(202)
=
√(15 ( 15 )−225) – (15 ( 2750 ) ( 40804 ))
3030 – 3030
=
0
=0 ( tidak valid)
N ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
7. Rxy = 2 2
√(N ( ∑ X )−∑ X ) – (N ( ∑Y )( ∑ Y 2 ))
15(202)– (15)(202)
=
√(15 ( 15 )−225) – (15 ( 2750 ) ( 40804 ))
3030 – 3030
=
0
=0 (tidak valid)
N ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
8. Rxy = 2 2
√(N ( ∑ X )−∑ X ) – (N ( ∑Y )( ∑ Y 2 ))
15(190) – (14)(202)
=
√(15 ( 14 )−14 2 )– (15 ( 2750 ) ( 40804 ) )
2850−2828
=
√ 14.446
22
= = 0,278 (rendah)
√ 6244
N ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
9. Rxy = 2 2
√(N ( ∑ X )−∑ X ) – (N ( ∑Y )( ∑ Y 2 ))
15 (143) – (10)(202)
=
√(15 ( 10 )−102 ) – (15 ( 2750 ) ( 40804 ))
2145−2020 125
= = =0,837 (Sangat tinggi)
√ 50.446 149,33
N ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
10. Rxy = 2 2
√(N ( ∑ X )−∑ X ) – (N ( ∑Y )( ∑ Y 2 ))
15(202)– (15)(202)
=
√(15 ( 15 )−225) – (15 ( 2750 ) ( 40804 ))
3030 – 3030
=
0
=0 (tidak valid)

9
N ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
11. Rxy = 2 2
√(N ( ∑ X )−∑ X ) – (N ( ∑Y )( ∑ Y 2 ))
15(191) – (10)(202)
=
√(15 ( 14 )−14 2 )– (15 ( 2750 ) ( 40804 ) )
2865−2828
= = 0,468 (cukup)
√ 6244
N ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
12. =0,468 Rxy = 2 2
√(N ( ∑ X )−∑ X ) – (N ( ∑Y )( ∑ Y 2 ))
15(202)– (15)(202)
=
√(15 ( 15 )−225) – (15 ( 2750 ) ( 40804 ))
3030 – 3030
=
0
=0 (tidak valid)
N ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
13. Rxy = 2 2
√(N ( ∑ X )−∑ X ) – (N ( ∑Y )( ∑ Y 2 ))
15(181) – (13)(202)
=
√(15 ( 13 )−132 ) – (15 ( 2750 ) ( 40804 ))
2715−2626
=
√26. 446
89
= = 0,826(Sangat tinggi)
√ 11596
N ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
14. Rxy = 2 2
√(N ( ∑ X )−∑ X ) – (N ( ∑Y )( ∑ Y 2 ))
15(192) – (14)(202)
=
√(15 ( 14 )−14 2 )– (15 ( 2750 ) ( 40804 ) )
2880−2828
=
√ 14 . 446
52
= = 0,658(tinggi)
79,018
N ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
15. Rxy = 2 2
√(N ( ∑ X )−∑ X ) – (N ( ∑Y )( ∑ Y 2 ))
15(192) – (14)(202)
=
√(15 ( 14 )−14 2 )– (15 ( 2750 ) ( 40804 ) )

10
2880−2828
=
√ 14 . 446
52
= = 0,658(tinggi)
79,018

D. Reabilitas
2
S= √∑ X
√k

11
=

196+ 196+196+196+169+144 +196+121+100+225+169+196 +196+225+225


√ 15
2750
=
√ 15
= 13, 54

Sehingga S2 = 183,33

15 183,33−0,7553
KR20 =
15−1 ( 183,33 )
= (1,071) (0,995)
= 1,065

Sehingga dapat di simpulkan bahwa reabilitas pada soal UH MA NURUL


FALAH Airmolek memiliki reabilitas sangat tinggi dengan hasil analisis 1,065.

A. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran tes adalah pernyataan tentang seberapa mudah atau


seberapa sukar sebuah butir tes itu bagi testee atau siswa terkait. Tingkat
kesukaran merupakan salah satu ciri tes yang perlu diperhatikan, karena tingkat
kesukaran tes menunjukkan seberapa sukar atau mudahnya butir-butir tes atau tes
secara keseluruhan yang telah diselenggarakan. Butir tes yang baik adalah butir
yang memiliki tingkat kesukaran yang sedang, yaitu yang dapat dijawab dengan
benar oleh sekitar 40 sampai 80 % peserta tes. Sebab butir tes yang hanya dijawab
oleh 10 % atau bahkan 90 %, akan sulit dibedakan, manakah kelompok yang
benar-benar mampu dan kelompok yang benar-benar kurang mampu dalam
menjawab soal. Rumus tingkat kesungkaran

P=
∑x
Sm N
P = proposi menjawab benar atau tingkat kesukaran
∑ x = banyaknya peserta tes yang menjawab benar
Sm=¿ skor maksimum

12
N= jumlah peserta
Tingkat kesukaran soal

P(1) =
∑x
Sm N
15
= = 1,00(mudah)
1 x 15

P(2) =
∑x
Sm N
15
= = 1,00(mudah)
1 x 15

P(3) =
∑x
Sm N
3
= = 0,20(sukar)
1 x 15

P(4) =
∑x
Sm N
15
= = 1,00(mudah)
1 x 15

P(5) =
∑x
Sm N
15
= = 1,00(mudah)
1 x 15

P(6) =
∑x
Sm N
15
= = 1,00(mudah)
1 x 15

P(7) =
∑x
Sm N
15
= = 1,00(mudah)
1 x 15

13
P(8) =
∑x
Sm N
14
= = 0,93(sedang)
1 x 15

P(9) =
∑x
Sm N
10
= = 0,66(mudah)
1 x 15

P(10) =
∑x
Sm N
15
= = 1,00(mudah)
1 x 15

P(11) =
∑x
Sm N
14
= = 0, 93(sedang)
1 x 15

P(12) =
∑x
Sm N
15
= = 1,00(mudah)
1 x 15

P(13) =
∑x
Sm N
13
= = 0, 86(sedang)
1 x 15

P(14) =
∑x
Sm N
14
= = 0, 93(sedang)
1 x 15

P(15) =
∑x
Sm N
14
= = 0, 93(sedang)
1 x 15

14
Kategori tingkat kesukaran

Nilai P Kategori
p < 0,3 Sukar
0,3 ≤ p ≤ 0,7 Sedang
p ¿ 0,7 Mudah

E. Daya Pembeda

Daya pembeda dicari dengan menggunakan tingkat kesukaran, dengan rumus:

1. Membagi 27% kelas atas dan kelas bawah

2. Rumus tingkat kesukaran P =


∑x
Sm N
3. Setelah mencari tingkat kesukaran antara kelas atas dan kelas bawah maka
dikurangi tingkat kesukaran kelas bawah dengan tingkat kesukaran atas.

NO NAMA SISWA Skors


1 ADELIA RIYANTI 14
2 AFIRA TALIA 14
3 AGUSTINA NADIA 14
4 FATIMAH ARSAYCH INDAH 14
5 FITRI ARSYAH INDAH 13
Kelompok atas
6 INDAH TRI ASTUTI 12
7 MAROLO PARTOLONGAN SIREGAR 14
8 MIA TRI ASTUTI 11
9 NUR FAIRUZ AZIM 10
10 RAFLI FEBRIAN ABDILLAH 15
Kelompok bawah
11 ROLIFATDILLAH 13
12 SITI HOLIZAH 14
13 YANTRI ALINDA 14

15
14 YOUGI PRATAMA SEA 15
15 ZUBYAN MUZAKI 15

Daya Beda Soal

soal Tingkat kesukaran Tingkat kesukaran kelas Daya pembeda soal (D)
kelas bawah atas
1 0,3 0,3 0,00
2 0,3 0,3 0,00
3 0 0,2 -0,20
4 0,3 0,3 0,00
5 0,3 0,3 0,00
6 0,3 0,3 0,00
7 0,3 0,3 0,00
8 0,27 0,3 -0,03
9 0 0,3 -0,30
10 0,3 0,3 0,00
11 0,27 0,3 -0,03
12 0,3 0,3 0,00
13 0,2 0,3 -0,10
14 0,27 0,3 -0,03
15 0,27 0,3 -0,03

Soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 10, dan 12 berdaya 0 yang berarti soal tersebut


tidak dapat menunjuk adanya perbedaan kemampuan antara peserta tes yang
pintar(kelompok yang memperoleh skor yang tinggi) dengan peserta tes yang
kurang pintar(kelompok yang memperoleh skor yang rendah). Daya pembeda
nomor 3, 8, 9, 11,13, 14,15 bertanda negatif, yang menunjukan bahwa kelompok
bawah dapat menjawab benar soal tersebut sedangkan kelompok atas yang
skornya tinggi menjawab salah.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari 15 soal UH kelas X peminatan MA Nurul Falah Airmolek sebagian


besarnya analisis validitas tesnya tidak valid. Reliabilitas soal UH kelas X
peminatan MA Nurul Falah Airmolek sangat tinggi. Tingkat kesukaran dari soal
15 soal, 1 soal sukar, 5 soal sedang, 9 soal mudah.

Untuk daya beda soal, Soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 10, dan 12 berdaya 0 yang
berarti soal tersebut tidak dapat menunjuk adanya perbedaan kemampuan antara
peserta tes yang pintar(kelompok yang memperoleh skor yang tinggi) dengan
peserta tes yang kurang pintar(kelompok yang memperoleh skor yang rendah).
Daya pembeda nomor 3, 8, 9, 11,13, 14,15 bertanda negatif, yang menunjukan
bahwa kelompok bawah dapat menjawab benar soal tersebut sedangkan kelompok
atas yang skornya tinggi menjawab salah.

B. Saran

Analisis butir soal sangat diperlu oleh guru, tujuannya agar dalam
pembuatan butir soal bisa membuat butir soal menjadi lebih berkualitas.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/IKA_MUSTIKA_SA
RI/EVALUASI_PENDIDIKAN/BAHAN_AJAR_
%28MINGGU_KE_14%29_ANALISIS_INSTRUMEN_%28VALIDITAS_
%26_RELIABILITAS%29.pdf

http://lukmanreza.blogspot.com/2011/12/uji-validitas-dan-reabilitas.html

http://binham.wordpress.com/2012/01/07/validitas-reliabilitas-instrumen-evaluasi/

18
19

Anda mungkin juga menyukai