Anda di halaman 1dari 16

TUGAS APLIKASI PENGENDALIAN VEKTOR DAN TIKUS

“MENGHITUNG KEPADATAN NYAMUK (MHD DAN MBR) PADA 10 RUMAH DI

DAERAH SEKITAR TEMPAT TINGGAL”

DOSEN PEMBIMBING :

KHAIRIL ANWAR, SKM., M.Kes

OLEH :

HILDA RAMADHANTI

21068

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALEMBANG

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tetapi

menyebarkannya dengan membawa patogen dari satu inang ke yang lainnya. Vektor

juga merupakan anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu

Infectious agent dari sumber Infeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi dunia

kesehatan masyarakat, binatang yang termasuk kelompok vektor dapat merugikan

kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara langsung juga sebagai

perantara penularan penyakit seperti yang sudah di jelaskan di atas (Nurmaini,2001).

Penyakit yang ditularkan melalui vektor masih menjadi penyakit endemis yang dapat

menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa serta dapat menimbulkan gangguan

kesehatan masyarakat sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian atas penyebaran

vektor tersebut (Menkes, 2010).

Sedangkan nyamuk sendiri termasuk dalam kelas insekta (hexapoda) dan ordo

diphtera. Kelas ini disebut kelas hexapoda karena mempunyai 6 kaki. Pada prinsipnya

morfologi dan susunan tubuh kelas insekta ini sesuai dengan ciri-ciri umum dari filum

arthropoda yaitu kepala, toraks, abdomen dengan bagian tubuhnya mempunyai batas

batas yang jelas. Contoh nyamukaedes aegypti, anopheles, culex dan mansoni. 

Nyamuk dapat berkembang biak di tempat-tempat air yang tergenang. Beda tempat

perkembangbiakannya beda pula jenis nyamuk yang ada. Lingkungan permukiman di

dusun kemirikebo, girikerto turi ini terdapat banyak pohon salak dan bambu, dan letak

dari rumah satu dengan yang lainya berjarak kira-kira 3-5 meteran. Kemungkinan
nyamuk yang ada dilingkungan tersebut antara lainAnopheles sp, Aedes sp, dan culex

sp. Nyamuk mengalami metamorfosis sempurna dalam perkembang biakannya.

B. Tujuan

1. Agar mahasiswa mengetahui lokasi kepadatan nyamuk dan dapat menghitunng

kepadatan nyamuk dengan rumus MHD dan MBR

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui tingkat kepadatan nyamuk

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menghitung kepadatan nyamuk dengan

rumus MHD dan MBR

4. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis pengendalian yang sesuai untuk

mengurangi tingkat kepadatan nyamuk


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Nyamuk Dewasa

Menurut Ririh Yudhastuti (2011), adapun sifat nyamuk dewasa berbeda-beda

bergantung dari spesies nyamuknya. Berikut sifat-sifat umum yang dimiliki adalah:

1. Nyamuk betina membutuhkan darah untuk proses reproduksi seperti pembentukan

telur, sedangkan nyamuk jantan senang tetap tinggal didaerah dekat

perindukannya, atau di tumbuh-tumbuhan.

2. Nyamuk memiliki jarak terbang yang berbeda-beda tergantung jenis spesiesnya.

Misalnya nyamuk Anopheles bisa mencapai jarak terbang hingga 3 km. Selain itu,

hal tersebut dipengaruhi oleh kelembaban udara. Penyebaran dari nyamuk itu

sendiri bisa bersifat aktif maupun pasif.

3. Nyamuk juga memiliki waktu yang spesifik dalam mencari mangsa. Misalnya

nyamuk Anopheles, Culex dan Mansonia menyukai senja hingga fajar dalam

mencari mangsanya. Sedangkan nyamuk Aedes aegypti mencari mangsa di siang

hari

Nyamuk dewasa hidup diluar air, setelah dari larva dan hinggap di tempat atau

pada benda-benda tertentu dan dapat terbang.

Besar tubuh 6 mm, bentuk mulut memanjang untuk menusuk dan menghisap

disebut moncong atau probocis. Disamping Probocis terdapat Palpi. Mempunyai

sepasang sayap pada dada tengah (Mesothorax) urat-urat sayap bersisik, demikian

pula pada tepi bawah sayap bersisik disebut jumbai.

Pada dada belakang (Metathorax) terdapat sepasang halter yaitu sayap yang

tidak berkembang (Rudimeter). Di dunia kesehatan nyamuk yang perlu di ketahui

adalah Tribus Culicini dan Anophelini. Tribus anophelini di antaranya yang paling
penting adalah genus anopheles sedangkan dari Tribud culaini yang penting adalah

Genus Aedes, Culex, dan Mansonia. Pada tiap ruas dada terdapat sepasang kaki yang

panjang.

Ada 5 genera yang sering dijumpai di indonesia yaitu : Aedes, Anopheles,

Mansonia, Culex, dan Armigeres. Bagian-bagian tubuh nyamuk yang di pakai untuk

mengenal jenis Nyamuk antara lain

a. Ukuran dan bagian-bagian tubuh nyamuk

b. Percabangan urat sayap

c. Bentuk, jumlah dan warna sisik atau bulu-bulu yang terdapat pada bagian-bagian

tubuh nyamuk.

Siklus hidup nyamuk, sejak dari telur hungga menjadi nyamuk dewasa sama

dengan serangga yang mengalami tingkatan (stadia) yang berbeda-beda.  Dalam

siklus hidup nyamuk terdapat empat stadia, yaitu : Stadium dewasa  →  telur  → 

pupa / kepompong. Keterangan : Stadium dewasa sebagai nyamuk yang hidup dialam

bebas, sedangkan ketiga stadium yang hidup dan berkembang didalam air.

Berdasarkan kesenangannya nyamuk suka mencari darah, dikenal 2 golongan

nyamuk yaitu :

1) Nyamuk yang senang mencari darah orang

2) Nyamuk yang senang mencari darah binatang

Waktu keaktifan mencari darah bagi nyamuk berbeda-beda, di bedakan atas :

a) Nyamuk yang aktif pada waktu malam hari misalnya : Anopheles dan

Culex

b) Nyamuk yang aktif pada waktu siang hari misalnya : Aedes

Untuk tiap jenis nyamuk tipe breeding places yang berlainan. Nyamuk Culex

dapat berkembang disembarang tempat air, Aedes hanya mau di tempat air yang
airnya cukup bersih dan tidak kontak langsung dengan tanah. Mansonia senang di

kolam, rawa-rawa, danau yang banyak tanaman airnya. Sedangkan Anopheles

kesenanganya untuk memilih breeding places sangat bervariasi.

B. Ciri – Ciri Nyamuk

1. Nyamuk Culex :

a) Abdomen ujung tumpul

b) Warna coklat muda tanpa tanda khusus

c) Sayap dengan sisik sempit panjang dengan ujung runcing

d) Kai depan tarsel 1 tidak lebih panjang dari gabungan tarsel II-V

e) Ada Pulvili pada semua ujung

2. Nyamuk Mansonia :

a) Sayapnya bintik-bintik

b) Pada sayap terdapat bentuk-bentuk yang asimetris dan kasar

c) Sikap hinggap sejajar dengan tempat hinggap

d) Sebagai vektor filariasis

e) Spesiesnya Mansonia Yuniformis dan Mansonia Anulifera

f) Warna hitam atau coklat bercampur putih

3. Nyamuk Aedes :

a) Hampir seluruh bagian tubuh terdapat warna putih keperak-perakan dapat

digunakan sebagai alat (pedoman) identifikasi aedes

b) Pada kai terdapat garis-garis putih

c) Fedding Habitat Jam 09.00-11.00 Wib (Pagi) dan 16.00-17.00 Wib (Sore)

mangsanya khusus manusia.

d) Jarak terbang maksimal 200 meter dari sarang


e) Reesting Places : di dalam rumah terutama di tempat-tempat yang gelap dan

lembab, di dinding-dinding rumah, gorden, yang warna-warna gelap.

4. Nyamuk Anopheles :

a) Palpinya hampir sama panjang dengan Probocis

b) Sayap bernoda

c) Posisi mengigit istirahat tidak sejajar (membentuk sudut)

C. Perilaku Nyamuk

1. Nyamuk Anopheles sp

Anopheles (nyamuk malaria) merupakan salah satu genus nyamuk.

Terdapat 400 spesies nyamuk Anopheles, namun hanya 30-40 menyebarkan

malaria (contoh, merupakan "vektor") secara alami.  Anopheles gambiae adalah

paling terkenal akibat peranannya sebagai penyebar

parasit malaria (contoh Plasmodium falciparum) dalam kawasan endemik di

Afrika, sedangkan Anopheles sundaicus adalah penyebar malaria di Asia.

Anopheles juga merupakan vektor bagi cacing jantung anjing Dirofilaria immitis.

1) Perilaku mencari darah

Perilaku mencari darah nyamuk ini dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu:

a) Perilaku mencari darah dikaitkan dengan waktu.

Nyamuk Anopheles pada umumnya aktif mencari darah pada waktu malarn

hari.apabila dipelajari dengan teliti  ternyata tiap spesies mempunyai sifat

yang tertentu, ada spesies yang aktif mulai senja hingga menjelang tengah

malam dan sampai pagi hari

b) Perilaku mencari darah dikaitkan dengan tempat.


Apabila dengan metode yang sama kita adakan. Penangkapan nyarnuk

didalam dan diluar rumah maka dari hasil penangkapan tersebut dapat

diketahui ada dua golongan nyamuk, yaitu: eksofagik yang lebih senang

mencari darah diluar rumah dan endofagik yang lebih senang mencari darah

didalam rumah.

c) Perilaku mencari darah dikaitkan dengan sumber darah

Berdasarkan macam darah yang disenangi, kita dapat membedakan atas:

antropofilik apabila lebih senang darah manusia, dan zoofilik apabila nyamuk

lebih senang menghisap darah binatang dan golongan yang tidak mempunyai

pilihan tertentu.

2) Frekuensi menusuk

Telah diketahui bahwa nyamuk betina biasanya hanya kawin satu kali

selama hidupnya Untuk mempertahankan dan memperbanyak keturunannya,

nyamuk betina hanya memerlukan darah untuk proses pertumbuhan telurnya.

Tiap sekian hari sekali nyamuk akan mencari darah. Interval tersebut

tergantung pada species, dan dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban,

dan disebut siklus gonotrofik.Untuk iklim Indonesia memerlukan waktu antara

48-96 jam.

3) Perilaku Istirahat.

Istirahat bagi nyamuk mempunyai 2 macam artinya: istirahat yang

sebenarnya selama waktu menunggu proses perkembangan telur dan istirahat

sementara yaitu pada waktu nyamuk sedang aktif mencari darah. Meskipun

pada umumnya nyamuk memilih tempat yang teduh, lembab dan aman untuk

beristirahat tetapi apabila diteliti lebih lanjut tiap species ternyata mempunyai

perilaku yang berbeda-beda.Ada spesies yang halnya hinggap tempat-tempat


dekat dengan tanah (AnAconitus) tetapi ada pula species yang hinggap di

tempat-tempat yang cukup tinggi (An.Sundaicus).Pada waktu malam ada

nyamuk yang masuk kedalam rumah hanya untuk menghisap darah orang dan

kemudian langsung keluar. Ada pula yang baik sebelum maupun sesudah

menghisap darah orang akan hinggap pada dinding untuk beristirahat.

4) Perilaku Berkembang Biak.


Nyamuk Anopheles betina mempunyai kemampuan memilih tempat
perindukan atau tempat untuk berkembang biak yang sesuai dengan
kesenangan dan kebutuhannya Ada species yang senang pada tempat-tempat
yang kena sinar matahari langsung (an. Sundaicus), ada pula yang senang
pada tempat-tempat teduh (An. Umrosus). Species yang satu berkembang
dengan baik di air payau (campuran tawar dan air laut) misalnya (An.
Aconitus) dan seterusnya Oleh karena perilaku berkembang biak ini sangat
bervariasi, maka diperlukan suatu survai yang intensif untuk inventarisasi
tempat perindukan, yang sangat diperlukan dalam program pemberantasan.

1. Nyamuk  Aedes aegypti


Aedes aegypti bersifat aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit
dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal
itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk
memproduksi telur. Nyamuk Betina tidak membutuhkan darah, dan memperoleh
energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan
benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-
anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari
dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk
jenis ini.
1) Perilaku Mencari Darah
a) Mempunyai perilaku makan yaitu mengisap nectar  dan jus tanaman sebagai
sumber energinya.
b) Setelah kawin, nyamuk betina memerlukan darah untuk bertelur
c) Nyamuk betina menghisap darah manusia setiap 2 – 3 hari sekali
d) Menghisap darah pada pagi hari sampai sore hari, dan lebih suka pada jam 08.00 –
12.00 dan jam 15.00 – 17.00.
e) Untuk mendapatkan darah yang cukup, nyamuk betina sering menusuk lebih dari
satu orang.
f) Jarak terbang nyamuk sekitar 100 meter.
g) Umur nyamuk betina dapat mencapai sekitar 1 bulan.
2) Perilaku Pada Saat Istirahat
a) Setelah kenyang menghisap darah, nyamuk betina perlu istirahat sekitar 2 – 3 hari
untuk mematangkan telur.
b) Tempat istirahat yang disukai :
c) Tempat-tempat yang lembab dan kurang terang, seperti kamar mandi, dapur, WC
d) Di dalam rumah seperti baju yang digantung, kelambu, tirai
e) Di luar rumah seperti pada tanaman hias di halaman rumah.
3) Perilaku Berkembang Biak
a) Nyamuk Aedes Aegypti bertelur dan berkembang biak di tempat
penampungan air bersih seperti : Tempat penampungan air untuk keperluan
sehari-hari : bak mandi, WC, tempayan, drum air, bak menara (Tower air)
yang tidak tertutup, sumur gali.
b) Wadah yang berisi air bersih atau air hujan : tempat minum burung, vas
bunga, pot bunga, ban bekas, potongan bambu yang dapat menampung air,
kaleng, botol, tempat pembuangan air di kulkas dan barang bekas lainnya
yang dapat menampung air meskipun dalam volume kecil.
c) Telur diletakkan menempel pada dinding penampungan air, sedikit di atas
permukaan air.
d) Setiap kali bertelur, nyamuk betina dapat mengeluarkan sekitar 100 butir
telur dengan ukuran sekitar 0,7 mm per butir.
e) Telur ini di tempat kering (tanpa air) dapat bertahan sampai 6 bulan.
f) Telur akan menetas menjadi jentik setelah sekitar 2 hari terendam air.
g) Jentik nyamuk setelah 6 – 8 hari akan tumbuh menjadi pupa nyamuk.
h) Pupa nyamuk masih dapat aktif bergerak didalam air, tetapi tidak makan dan
setelah 1– 2 hari akan memunculkan nyamuk Aedes Aegypti yang baru.

4) Penyebaran Aedes aegypti


Aedes aegypti merupakan pembawa utama (primary vektor) dan
bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota.
Aedes aegypti di pedesaan akhir-akhir ini relatif sering terjadi yang dikaitkan dengan
pembangunan system persediaan air pedesaan dan berbaikan system
transportasi.Nyamuk Aedes aegypti sangat suka tinggal dan berbiak di genangan
airbersih yang tidak berkontak langsung dengan tanah.

2. Nyamuk Culex sp
Nyamuk Culex mempunyai kebiasaan mengisap darah pada malam hari. Jarak
terbang biasanya pendek mencapai jarak rata- rata beberapa puluh meter saja. Umur
nyamuk Culex baik di alam maupun di laboratorium sama seperti Anopheles, biasanya
kira- kira dua minggu.Culex sp. bertindak sebagai vektor Filariasis, Japanese
Encephalitis, dan demam Chikungunya. Japanese encephalitis adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus.Virus ini disebarkan melalui tusukan nyamuk Culex. Bila
nyamuk mengisap darah penderita yang mengandung bibit filariasis, maka cacing dari
penderita tersebut bisa terbawa dan ditularkan pada orang lain lewat gigitannya.
Nyamuk ini menggigit pada malam hari. Terdapat di lingkungan yang kotor seperti di
got atau saluran air yang keru.Culex sp. bertindak sebagai vektor Filariasis, Japanese
Encephalitis, dan demam Chikungunya. Japanese encephalitis adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus. Virus ini disebarkan melalui tusukan nyamuk Culex.

3. Nyamuk Mansonia
Nyamuk Mansonia berasosiasi dengan rawa-rawa, sungai besar di tepi hutan
atau dalam hutan; larvae dan pupa melekat dengan sifonnya pada akar-akar atau
ranting tanaman air, spt enceng gondok, teratai,kangkung,dsb. Bersifat
zoofilik/antropofilik, eksofagik, eksofilik, nokturnal. Sebagai pengganggu: sifatnya
yang antropofilik, nokturnal, eksofagik, mengganggu tidur atau aktivitas manusia di
luar rumah sewaktu malam.Sebagai vektor filariasis: Filariasis malayi, disebabkan
oleh Brugia malayi.

D. Siklus Hidup Nyamuk


Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera
termasuk Anopheles, Culex, , Aedes,. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh
yang langsing, dan enam kaki panjang; antar spesies berbeda-beda tetapi jarang sekali
melebihi 15 mm. Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva,
pupa, dan dewasa.
1. Telur
Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembab atau kolam yang
kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan
reseptor yang ada di bawah perutnya. Reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu
dan kelembaban. setelah tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami
telurnya. Telur-telur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris,
baik dalam kelompok maupun satu persatu. beberapa spesies nyamuk meletakkan
telur-telurnya saling menggabung membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari
300 telur. Telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman). inkubasi
sempurna terjadi pada musim dingin. Setelah itu larva mulai keluar dari telurnya
semua hampir dalam waktu yang sama. Sampai siklus pertumbuhan ini selesai
secara keseluruhan menjadi larva nyamuk.
2. Larva
Larva nyamuk memiliki kepala yang berkembang dengan baik. Larva
bernapas melalui spirakelyang terletak pada segmen perut kedelapan, atau melalui
siphon, dan karena itu harus sering muncul ke permukaan.. Larva menghabiskan
sebagian besar waktu mereka untuk makan ganggang , bakteri , dan mikro-
organisme lain. Mereka menyelam di bawah permukaan hanya bila terganggu.
Larva berenang dengan gerakan tersentak-sentak dari seluruh tubuh. Larva
berkembang melalui empat tahap, atau instar , setelah itu
mereka bermetamorfosis menjadi kepompong. Pada akhir setiap instar, yang
berganti bulu larva, exoskeleton shedding mereka, atau kulit, untuk
memungkinkan pertumbuhan lebih lanjut.

3. Pupa
Setelah berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi. Fase ini
dinamakan "fase pupa". Pada fase ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran
pupa. Agar tetap bertahan, sebelum pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir
kalinya, 2 pipa nyamuk muncul ke atas air. pipa itu digunakan untuk alat
pernafasan. Kepala dan dada digabung menjadi cephalothorax dengan perut
melengkung di bawahnya. 
Seperti halnya larva, pupa harus datang ke permukaan sering untuk
bernapas, yang mereka lakukan melalui sepasang terompet pernafasan pada
cephalothorax tersebut. Selama tahap ini pupa tidak makan. Setelah beberapa hari,
pupa naik ke permukaan air, nyamuk dewasa muncul. Nyamuk harus keluar dari
air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinyalah menyentuh
permukaan.
4. Dewasa
Nyamuk memiliki mulut yang disesuaikan untuk menembus kulit
tumbuhan dan hewan. Sementara laki-laki biasanya nektar dan jus tanaman,
wanita perlu mendapatkan gizi dari menghisap darah  sebelum dia dapat
menghasilkan telur.
Durasi dari telur menjadi dewasa bervariasi antara spesies dan sangat
dipengaruhi oleh suhu lingkungan.. Nyamuk dapat berkembang dari telur menjadi
dewasa dalam sebagai hanya lima hari, tetapi biasanya 10-14 hari dalam kondisi
tropis. Variasi ukuran tubuh nyamuk dewasa tergantung pada kerapatan populasi
larva dan suplai makanan di dalam air. Panjang dewasa bervariasi tetapi jarang
lebih besar dari 16 mm (0,6 in) , dan berat sampai dengan 2,5 mg. Semua nyamuk
memiliki tubuh langsing dengan tiga bagian:kepala , dada dan perut.
Nyamuk betina juga akan memakan sumber gula untuk energi tetapi
biasanya memerlukan darah untuk pengembangan telur. Setelah menghisap darah,
nyamuk betina akan beristirahat selama beberapa hari untuk pematangan telur.
Proses ini tergantung pada suhu, namun biasanya berlangsung 2-3 hari dalam
kondisi tropis.
Kepala memiliki mata, banyak-tersegmentasi antena . antena ini untuk
mendeteksi bau host. Pada nyamuk betina, bagian mulutnya
memiliki probosis panjang untuk menembus kulit untuk menghisap darah.
Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur, kebanyakan
nyamuk betina perlu menghisapdarah untuk mendapatkan protein yang
diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut
yang tidak sesuai untuk menghisap darah. Nyamuk betina dari satu
genus,Toxorhynchites, tidak pernah menghisap darah. Larva nyamuk besar ini
merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang lain.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Hari / Tanggal : Selasa, 12 Oktober 2020
Waktu : 09:00 WIB s.d Selesai
Tempat : JL. Mayor Salim Batu Bara Lr. Hanan RT 34 RW 10 Kelurahan : Sekip
Jaya. Kota Palembang
B. Alat dan Bahan
a) Alat
1. Kaca pembesar / Loop
b) Bahan
1. Alat tulis
2. Form survei kepadatan nyamuk
3. Papper cup
4. Umpan
5. Kertas label

C. Cara Kerja
1. Menentukan wilayah yang akan disurvey kepadatan nyamuk
2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan untuk survei kepadatan nyamuk
dewasa
3. Memasang umpan orang ( tidak menggunakan lotion anti nyamuk atau parfum)
4. Melakukan pengamatan kepadatan nyamuk pada pagi hari dan malam hari
5. Nyamuk yang tertangkap dimasukkan ke dalam paper cup. Sebelum dilakukan
penghitungan kepadatan nyamuk dewasa paper cup harus diberi label tentang lokasi,
jam, tanggal dan nama collector.
6. Survey dilakukan selama 3 waktu dan tempat, dengan 1 jam
7. Lakukan pencatatan hasil nyamuk yang telah di dapatkan pada form survei kepadatan
nyamuk
8. Lakukan kegiatan tersebut secara berulang sampai pada 10 rumah
9. Kemudian hitung kepadatan nyamuk dengan rumus MHD dan MBR, lalu catat hasil
perhitungan kepadatan nyamuk pada form survei
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Anda mungkin juga menyukai