Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL

SENSOR LAMBDA dan KNOCK SENSOR


MATA KULIAH SENSOR dan AKTUATOR

Oleh :
Sulthan Zanky Naufal
NIM : 1841220069

KELAS 2A
PRODI D-IV TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2020
A. Sensor Lambda atau Sensor Oksigen
1. Pengertian
Sensor lambda atau sensor oksigen adalah perangkat elektronik yang mengukur proporsi
oksigen dalam gas buang yang dihasilkan dari proses pembakaran pada engine. Dimana
lambda mengacu pada rasio kesetaraan udara-bahan bakar. Diaplikasikan di exhaust
manifold guna mendeteksi gas buang kendaraan dan menghitung perbandingan udara dan
bahan bakar untuk diinformasikan ke ECU.
2. Konstruksi

 Protection Tube
Berfungsi untuk melindungi steel shell dari panas.
 Steel Shell
Berfungsi untuk melindungi heating element.
 Heating Element
Berfungsi sebagai penghantar panas .
 Zirconium Dioxide Element
Sebagai penerima besaran fisik gas oksigen.
 Gasket
Berfungsi mencegah kebocoran gas buang.
 Ceramic Holder
Berfungsi sebagai dudukan zirconium dan heating element.
 Wire Lead
Sebagai penerus besaran fisik dari zirconium yang akan dirubah menjadi besaran
listrik.
 Heater Connection
 Metal Body
Berfungsi sebagai pelindung dari oksigen sensor.

3. Prinsip Kerja
 Oksigen sensor akan membandingkan jumlah kandungan O2 dari sisa pembakaran
dengan O2 udara luar (artinya kandungan oksigen dalam gas buang (0,3-3%)
dibandingkan dengan kandungan oksigen pada udara atmosfir (20,8%)).
 Kemudian hasil perbandingan O2 ini di konversikan oleh ZrO2 (zirconia electrolyte)
komponen pada O2 sensor menjadi arus listrik.
 Jika kandungan oksigen dalam gas buang sekitar 3% (campuran kurus), O2 sensor
menghasilkan tegangan sebesar 0,1 volt.
 Jika kandungan oksigen dalam gas buang sekitar 0,3% (campuran kaya), O2 sensor
menhasilkan tegangan sebesar 0,9 volt.
 Tegangan listrik inilah yang nantinya disebut sinyal output yang akan dikirimkan ke
ECU sebagai informasi hasil pembakaran yang terjadi pada ruang bakar yang
dideteksi melalui gas buang.
 Oksigen sensor bekerja seperti switch yang secara konstan akan memberikan sinyal
setiap ada perubahan campuran bahan bakar.
 ECU akan menjaga campuran bahan bakar mendekati campuran ideal dengan
melakukan kebalikan dari apa yang dilaporkan oleh oksigen sensor.
 Jika oksigen sensor memberikan sinyal bahwa campuran bahan bakar terlalu kaya,
maka ECU akan memperpendek waktu kerja injektor untuk mengurangi jumlah
bahan bakar yang disemprotkan, agar campuran menjadi lebih kurus.
 Saat oksigen sensor mendeteksi bahwa campuran bahan bakar terlalu kurus, ECU
akan memperpanjang waktu kerja injektor untuk menambah jumlah bahan bakar
yang disemprotkan, pengaturan terus menerus seperti ini akan menjaga mesin bekerja
dengan campuran bahan bakar mendekati campuran ideal.
4. Jenis-Jenis Sensor Oksigen atau Sensor Lambda
 Unheated Oxygen Sensor

Unheated oxygen sensor dengan satu atau dua kabel merupakan jenis oksigen sensor
yang paling sederhana dan pertama kali digunakan. Unheated sensor tidak mempunyai
elemen pemanas didalamnya, oksigen sensor hanya dapat bekerja ketika suhunya telah
mencapai 400 °C, maka sensor tipe ini membutuhkan panas dari luar sehingga harus
diletakkan sedekat mungkin ke lubang exhaust mesin.
Sensor ini ada yang menggunakan 1 kabel untuk kabel penghantar sinyal, sedangkan
groundnya menggunakan casing sensor, dan ada sensor yang menggunakan 2 kabel, 1
kabel sebagai penghantar sinyal, sedangkan 1 kabel lagi sebagai kabel ground.

 Heated Oxygen Sensor


Heated oxygen sensor merupakan oksigen sensor yang mempunyai elemen pemans
didalamnya sehingga oxygen sensor akan lebih cepat mencapai temperatur kerja.
Oxygen sensor tipe ini biasanya menggunakan 3 atau 4 kabel. Elemen mesin di dalam
sensor berupa internal resistor yang akan panas saat dialiri arus listrik.
 Fast Light Off dan Ultra-Fast Light Off Sensor

Fast light off dan ultra-fast light off sensor menggunakan low resistance, high watt
density heater untuk mempercepat proses pemanasan. Sensor tipe ini dapat mencapai
temperature kerja dalam waktu kurang dari 20 detik.
Emisi gas buang kendaraan lebih berbahaya pada saat temperature dingin, sensor FLO
dan UFLO mampu membantu mengurangi polusi yang tidak mampu dilakukan sensor
jenis lainnya.

 Oksigen Sensor Tipe Planar


Sensor ini menggunakan bahan lapisan Zirconia dan alumina yang dijadikan satu,
dengan teknologi ini memungkinkan waktu pemanasan sensor berlangsung lebih cepat
karena massa yang dipanaskan lebih rendah dan pemanas terhubung langsung dengan
bagian yang di sensor.
 Oksigen Sensor Tipe Titania

Sensor ini menggunakan bahan titanium oxide, tipe ini membutuhkan tegangan
referensi untuk dapat bekerja dan akan merubah tahanan saat AFR berubah.

 Wide Band Oxygen Sensor

Sensor tipe ini menghilangkan Lean Rich Cycling yang melekat pada narrow bad
sensor dan memungkinkan ECU untuk menyetel injeksi bahan bakar dan timing
pengapian mesin lebih akurat dan cepat.
Sensor ini memberikan sinyal elektrikal yang tepat dan dapat mengatur berbagai nilai
– nilai referensi seperti mesin diesel, mesin bensin dengan konsep campuran kurus,
mesin gas, dan heated boiler gas.

B. Sensor Knock
1. Pengertian
Knock sensor adalah sebuah sensor yang dipasangkan dikepala silinder, dapat bekerja
karena ada sebuah ketukan/ledakan dari sebuah mesin dari pra ledakan campuran udara
dan bahan bakar. Merupakan suatu sensor yg mendeteksi ketukan-ketukan mesin dan
mengirim sinyal ke ECM atau mendeteksi pembakaran yang tidak normal. Sensor
ketukan menghasilkan satu tegangan listrik ketika getaran diterapkan ke mereka
,memanfaatkan efek piezoelektrik yang menghasilkan tegangan listrik sebanding ke
pemecutan sehubungan dengan getaran tersebut.

2. Konstruksi

Sensor ini terdiri dari piring piezoelektrik dan massa seismik yang terkandung dalam
plastik. fungsinya adalah untuk mengukur getaran yang dihasilkan oleh mesin, dengan
memanfaatkan karakteristik khusus dari bahan piezoelektrik, yang menghasilkan
tegangan keluar ketika mengalami stres mekanik.

3. Prinsip Kerja
Bila terjadi knoking akan terjadi getaran pada sensor knoking berupa nois. ECU akan
memundurkan saat pengapian 2 kali sampai tidak terjadi detonasi lagi. Untuk 4 silinder
perlu 1 sensor, 5 atau 6 silinder perlu 2 sensor, 8 lebih bisa 2 atau lebih sensor. sehingga
mengurangi efek merusak dari pembakaran abnormal pada piston dan komponen mesin
lainnya. . Hal ini disebabkan dengan menggunakan bahan bakar dengan nilai oktan
rendah, terlalu panas, atau lebih dari waktu maju. Kadang-kadang dapat disebabkan oleh
deposit karbon panas pada piston atau kepala silinder yang meningkatkan kompresi .

4. Jenis-Jenis Sensor Knock


 Osilasi Sensor Type
Memiliki karakteristik  sama dengan mengetuk osilasi, dan elemen piezoelektrik yang
mendeteksi tekanan getaran vibrator dan kemudian mengubahnya menjadi sinyal
listrik. Sensor telah dirancang untuk memiliki sensitivitas tinggi pada frekuensi osilasi.
Untuk menggunakan sensor osilasi jenis, produk tersebut harus memiliki frekuensi
osilasi yang sama dengan mengetuk frekuensi mesin. Namun setiap mesin memiliki
frekuensi sendiri mengetuk spesifik dan aplikasi yang cukup keras agar tidak
digunakan saat ini
 Non-Osilasi Sensor Type
Sensor mengakomodasi frekuensi yang lebih tinggi (di atas 20 kHz) dibandingkan
mengetuk frekuensi osilasi getaran, memiliki sensitivitas konstan pada atau di bawah
frekuensi osilasi. Sensor akan mendeteksi jenis langsung mengetuk getaran
menggunakan elemen piezoelektrik. Non-osilasi sensor ketukan dirancang untuk
memiliki frekuensi osilasi yang lebih tinggi daripada mengetuk frekuensi mesin, dan
produk yang memiliki karakteristik sama terlepas dengan model mesin dapat
diterapkan, dan kemudian banyak digunakan saat ini.  Dalam hal menerapkan non-
osilasi jenis ketukan sensor, band pass filter yang memiliki frekuensi pusat yang sama
seperti mengetuk frekuensi mesin, terintegrasi dalam lapisan antarmuka dalam ECM.

Anda mungkin juga menyukai