Disusun Oleh :
MUHAMMAD DAFFA VIRATAMA
20021026
TRO A
c. Cara kerja
ECU injeksi bahan bakar bekerja dengan menggerakkan atau mengendalikan
injektor bahan bakar di mesin. Ini dilakukan dengan menghidupkan atau
mematikan sirkuit ground injektor tergantung pada apa yang dibutuhkan oleh
mesin. Jika sirkuit ground injektor dihidupkan bahan bakar disemprotkan di
bagian belakang katup intake.
Ketika bahan bakar disemprotkan, ia bercampur dengan udara. Karena
tekanan rendah di intake manifold, campuran bahan bakar dan udara kemudian
menguap. Di sinilah sensor ECU injeksi bahan bakar bekerja. Ini memberi sinyal
kepada ECU untuk memberikan rasio udara dan bahan bakar yang tepat. Rasio
campuran udara dan bahan bakar ditentukan oleh volume udara yang diambil
oleh mesin dan putaran mesin. Sensor-sensor ini juga memberi ECU beberapa
data lain termasuk beban kerja, komposisi gas buang, serta temperatur
lingkungan dan mesin. Semua data yang dikumpulkan oleh sensor ECU ini
menentukan jumlah bahan bakar yang diperlukan untuk disuntikkan dan
dicampur dengan udara yang masuk.
d. Spesifikasi teknis
Tahanan gulungan sensor ini berkisar antar 500 – 1500 ohm tergantung dari
aplikasi sensor tersebut. Dalam beberapa kasus ada sensor yang menggunakan
tahanan terendah 200 ohm dan tahanan tertinggi mencapai 2500 ohm.
Adapun Tegangan output yang dihasilkan berkisar antara 1 – 2 volt pada saat
mesin distarter, namun pada saat putaran tinggi tegangan yang dihasilkan bisa
lebih tinggi lagi.
Jika sensor CMP rusak menyebabkan mesin mobil sulit hidup dan tak bisa
hidup baik pada mesin bensin ataupun mesin diesel commonrail atau engine bisa
hidup tetapi beberapa injektor tidak bekerja
c. Cara kerja
Saat mesin berputar, poros camshaft juga akan berputar, yang akan
menyebabkan rotor berputar. Ketika nok (tonjolan) memotong medan magnet
stator maka akan muncul sinyal PWM berupa tegangan. Tegangan ini berasal
dari pickup coil dan kemudian dikirim ke ECU sebagai informasi posisi top 1. Saat
tonjolan mendekati stator (kutub magnet) maka medan magnet pada gulungan
coil berubah. Karena perubahan medan magnet, gulungan akan menghasilkan
tegangan induksi. Besarnya tegangan induksi sesuai dengan kecepatan dan
kekuatan perubahan medan magnet.
d. Spesifikasi teknis
Gulungan coil pada pick up coil memiliki tahanan sebesar 200-2500 ohm.
Sementara itu tegangan induksi awal sebesar 1-2 volt dan akan bertambah ketika
kecepatan mesin bertambah. Dalam berbagai kasus, karena tegangan induksi
yang dihasilkan cukup kecil maka biasanya diberikan pelindung pada kabel yang
digunakan yaitu cable shield.
3. Oxygen Sensor
a. Rangkaian kabel ke ECU
c. Cara kerja
Pada sensor oksigen memiliki karakteristik voltase output yang dapat berubah
secara tiba-tiba di sekitar stoichiometric (rasio udara dan bahan bakar). Hal ini
digunakan untuk mendeteksi konsentrasi oksigen dalam gas buang dan
memberikan umpan balik ke ECU untuk mengontrol rasio udara & bahan bakar.
d. Spesifikasi teknis
Kerja sensor oksigen akan membandingkan jumlah kandungan O2 di sisa
pembakaran dengan O2 udara luar (Artinya kandungan oksigen dalam gas
buang (0,3–3 %) dibandingkan dengan kandungan oksigen pada udara
atmosfir (20,8 %).
Selanjutnya, hasil dari perbandingan O2 ini dikonversi oleh ZrO2 (Zirconia
electrolyte) komponen pada O2 sensor agar menjadi arus listrik.
Apabila kandungan oksigen dalam gas buang sekitar 3 % (campuran kurus),
O2 sensor akan menghasilkan tegangan sebesar 0,1 volt. Sedangkan Jika
kandungan oksigen dalam gas buang berkisar 0,3 % (campuran kaya), O2
sensor akan menghasilkan tegangan sebesar 0,9 volt
c. Cara kerja
TPS Sensor Tipe Variabel Resistor
TPS sensor tipe variabel resistor menggunakan resistor sebagai perubah
besarnya sinyal tegangan output sensor, sensor ini menggunakan tiga terminal
yaitu terminal voltase input (VC), terminal voltase output (VTA) dan terminal
massa (E2). Tegangan yang digunakan pada sensor TPS model variabel resistor
ini menggunakan tegangan dari ECU sebesar 5 voltage.
TPS Sensor Tipe Kontak Point
Signal dari TPS sensor jenis ini ada dua yaitu signal IDL dan signal PSW.
Signal IDL dipakai untuk menghentikan aliran bahan bakar sedangkan signal PSW
digunakan untuk menambah penginjeksian bahan bakar.
TPS sensor tipe kontak point ini berfungsi untuk mendeteksi perubahan dari
bukaan throttle gas dan terminal yang digunakan pada TPS sensor tipe kontak
point juga sama dengan dengan TPS sensor tipe variabel resistor yaitu dengan
menggunakan tiga kabel antara lain terminal IDL, PSW serta E1 atau TL.
d. Spesifikasi teknis
Ketika posisi idle tegangan yang dikeluarkan sensor TPS ini adalah antara 0,6
- 0,9 volt, sedangkan ketika throttle valve terbuka penuh maka tegangan yang
dikeluarkan sensor TPS ini adalah antara 3,5 – 4,7 volt.
Ketika mesin atau engine distarter, maka akan terjadi aliran udara dari filter
masuk ke intake. Aliran udara ini akan melewati kawat hot wire tadi yang
mengakibatkan, suhu pada hot wire akan turun. Hal ini karena panas pada
kawat hot wire akan terlepas oleh aliran udara. Saat kecepatan idle, maka listrik
yang mengalir lebih besar dari listrik awal yang hanya 3 volt. Bisa mencapai 5
volt.
Semakin cepat aliran udara, maka semakin banyak pula massa udara yang
masuk kedalam mesin dan semakin banyak pula arus listrik yang dibutuhkan
oleh hot wire. Arus listrik output yang menuju hot wire inilah yang dijadikan ECU
untuk menentukan berapa massa udara yang masuk ke dalam mesin.
d. Spesifikasi teknis
Pada putaran mesin 2000 Rpm, maka udara yang dihisap mesin sekitar 150
sd 160 kg/ltr.Putaran 3000 Rpm udara yang dihisap mesin sekitar 250 sd 300
kg/liter. Jika kita mengamati tegangan sinyal yang dihasilkan MAF maka akan
terlihat nilainya sebesar lebih besar dari 0 Volt dan Kurang dari 5 Volt, Semakin
tinggi putaran mesin maka akan semakin naik juga tegangan sinyal MAF yang
dikirim ke ECU.