Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 2

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Manajemen


Engine

Dosen Pengampu:

Gunawan,M.T,

Oleh:

Muhammad Chajib Hary Pamungkas

20021025

DIPLOMA IV TEKNOLOGI REKAYASA OTOMOTIF

POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN

TEGAL

2023
1. Buat data tentang sensor CKP (Crankshaft Position ) yang meliputi :
a. Rangkaian kabel ke ECU

Pada banyak mesin dengan sistem pengapian tanpa distributor dan injeks
i bahan bakar berurutan, sensor posisi poros bubungan digunakan untuk menjag
a agar modul kontrol mesin tetap mengetahui posisi poros bubungan relatif terha
dap poros engkol. Dengan memantau posisi cam (yang memungkinkan modul ko
ntrol untuk menentukan kapan katup masuk dan buang membuka dan menutup),
modul kontrol dapat menggunakan input sensor posisi cam bersamaan dengan i
nput dari sensor posisi poros engkol untuk menentukan silinder mana dalam pem
bakaran mesin. urutan mendekati titik mati atas.
Informasi ini kemudian digunakan oleh modul kontrol mesin untuk menyi
nkronkan pulsa dari injektor bahan bakar berurutan agar sesuai dengan urutan p
embakaran mesin. Pada beberapa aplikasi, input dari sensor posisi camshaft juga
diperlukan untuk waktu pengapian.

b. Akibat jika sensor CKP (Crankshaft Position ) rusak

 Mesin bergetar secara berlebihan > CPK salah melakukan pembacaan yang sal
ah untuk menentukan bahan bakar dan waktu pengapian
 Performa mesin menurun >
 Mesin sering mati >  ECU mengirimkan bahan bakar dan waktu pengapian yan
g salah ke setiap silinder sehingga menyebabkan mobil mogok.
 Mobil sulit distarter

c. Cara Kerja

Pada piringan rotor poros engkol memiliki jumlah gigi yang lebih banyak yai
tu 34 yang ditempatkan setiap 10 ° Crank Angle (CA) dan ditambah dua gigi y
ang hilang untuk mendeteksi Titik Mati Atas ( Top Dead Centre ) yang diletakk
an disekitar diameter luar rotor. Apabila gigi pada pick up rotor melewati pick
up coil, maka akan terjadi peruhan medan magnet di sensor CKP ini. Dari peru
bahan medan magnet inilah yang menghasilkan arus listrik AC / sinyal pada pi
ck up coil, kemudian arus listrik AC ini diteruskan ke ECU sebagai pusat penge
ndali / otak di sistem mesin injeksi.

Jika dilihat lebih dalam, pada motor jenis injeksi terdapat magnet (rotornya) y
ang memiliki banyak tonjolan (gigi pick up rotor) dimana setiap durasi 30°, ma
ka sensor CKP akan mengirim sinyal ke ECU, pada gigi pick up rotor juga ada
waktu jeda 60° (Agak renggang) yang fungsinya agar ECU bisa mengetahui k
ecepatan putaran mesin.

 Sensor Putaran Tipe Induksi

Bekerja menghasilkan tegangan listrik AC dari induksi magnet pada gulun


gan coil sensor.
o Ketika gigi dwel mendekati kutub sensor, medan magnet pada sel
akan berubah.
o Gulungan coil menghasilkan tegangan berdasarkan kekuatan dan
kecepatan perubahan medan magnet.
o Ketahanan gulungan sensor berkisar antara 500-1500 ohm.
o Tegangan rendah pada sensor dapat dicegah dengan cara melapis
i kabel sensor menuju ECU dengan cable shield.

 Sensor Putaran Tipe Hall Efect

o Tegangan yang dihasilkan dapat lebih tinggi karena komponen ele


ktronik yang dipaang pada sensor housing.
o Tegangan dapat mencapai 5 volt hingga 12 volt
d. Spesifikasi teknisnya

Masing-masing pin konektor berfungsi sebagai berikut:

 Pin konektor nomor 1 berfungsi untuk menerima tegangan dari ECM sebesar 5
V–8V
 Pin konektor nomor 2 atau bisa juga di sebut dengan pin konektor ground, kare
na konektor ini berfungsi menerima arus minus (ground)
 Pin konektor nomor 3 atau pin konektor output karena pin inilah yang berfungsi
mengirimkan sinyal posisi crankshaft pada ECM

2. Buat data tentang sensor CMP (Camshaft Position Sensor) yang meliputi :
a. Rangkaian kabel ke ECU
b. Akibat jika sensor CMP (Camshaft Position Sensor) rusak

 Saat mobil di kendarai mesin seakan-akan menyentak atau melonjak ke b


agian depan.
 Khusus buat mobil transmisi otomatis / AT, biasanya akan membuat trans
misi terkunci dan tidak dapat digunakan untuk memindahkan gigi.
 Bahan bakar yang digunakan jauh lebih boros.
 Akselerasi mobil menurun bahkan pada beberapa jenis mobil akselerasi y
ang di dapat hanya ada di angka 30km/jam.
 Mesin mobil mati mendadak saat digunakan.
 Lampu indikator Check Engine menyala.

c. Cara Kerja

Ketika mesin sedang beroperasi maka poros camshaft  berputar dan


mengakibatkan rotor juga berputar. Sinyal PWM berupa tegangan akan muncul
ketika tonjolan rotor memotong medan magnet stator. Pickup coil menjadi asal
dari tegangan kemudian dikirim ke ECU.

Ketika tonjolan rotor mendekati kutub magnet maka terjadi perubahan pada
medan magnet di gulungan coil. Perubahan medan magnet menyebabkan
gulungan menimbulkan tegangan induksi. Kecepatan dan kekuatan perubahan
medan magnet akan mempengaruhi tegangan induksi.

Sinyal tegangan akan lebih cepat jika putaran mesin semakin cepat dan
menyebabkan semakin banyak tonjolan yang akan memotong medan magnet di
stator. Informasi tersebut menjadi penentu waktu injeksi dan waktu pengapian
busi. 
d. Spesifikasi teknisnya
Hambatan kumparan pada kumparan pick up coil adalah 200-2500 ohm,
pada saat yang sama tegangan induksi awal adalah 1-2 volt, dan saat putaran
mesin meningkat maka tegangan induksi akan meningkat. Pada sensor yang
menggunakan jenis hall effect, di mana frekuensi tegangan yang dikirim ke se
nsor berubah sesuai dengan kecepatan putaran. Dengan kata lain, CMP senso
r jenis hall effect tidak bergantung pada perubahan medan magnet. Sinyal digi
tal ini dikirim ke ECU sebagai informasi tentang top  kompresi silinder satu. Bi
asanya, tegangan input adalah 5/12 volt.

3. Buat data tentang Lambda Sensor (Oxygen Sensor) :


a. Rangkaian kabel ke ECU

b. Akibat jika sensor CKP rusak


 Meningkatnya emisi gas buang

 ECM salah menerima sinyal

 Penggunaan bahan bakar yang semakin boros

 Terjadinya kerusakan pada mesin

c. Cara Kerja
Oxygen sensor bekerja apabila ECU mengirimkan tegangan ke heater un
tuk memanaskan oxygen sensor. Selain melalui panas, sensor ini juga akan men
dapatkan panas dari gas buang dan temperatur mesin.

Kandungan oksigen yang terdapat pada gas buang akan terdeteksi oleh zirconia.
Informasi ini akan dikonversi menjadi energi listrik yang kemudian akan dikirimka
n ke ECU. Semakin kurus campuran bahan bakar dan udara maka tegangan outp
ut yang dihasilkan akan semakin kecil. Sebaliknya semakin kaya air fuel ratio mak
a tegangan output yang dihasilkan akan semakin besar.

Perubahan tegangan output tersebut akan dikirimkan ke ECU sebagai informasi u


ntuk fungsi selanjutnya. ECU akan menjaga campuran bahan bakar dan udara at
au air fuel ratio mendekati campuran ideal. Hal ini dapat dilakukan dengan melak
ukan kebalikan dari informasi yang didapatkan dari oxygen sensor.

Apabila oxygen sensor mendeteksi campuran bahan bakar dan udara terlalu kaya
maka tegangan output yang dihasilkan akan dikirimkan ke ECU. Informasi ini ak
an diolah oleh ECU dan ECU akan mengatur durasi injeksi agar lebih pendek untu
k mengurangi jumlah bahan bakar.

Dengan hal tersebut maka oxygen sensor bekerja untuk menjaga air fuel ratio ag
ar ideal. Tentunya dengan campuran bahan bakar dan udara yang ideal dapat m
enghasilkan tenaga mesin yang maksimal serta kandungan emisi gas buang yang
ramah lingkungan.

d. Spesifikasi teknisnya
Jika kandungan oksigen dalam gas buang sekitar 0,3 % ( campuran kaya
), O2 sensor menghasilkan tegangan 0,9 volt. Tegangan listrik inilah yang nantin
ya disebut sinyal output yang akan di kirimkan ke ECU sebagai informasi hasil pe
mbakaran yang terjadi pada ruang bakar yg dideteksi melalui gas buang.
4. Buat data tentang TPS Sensor (Throttle Position Sensor) :
a. Rangkaian kabel ke ECU

 Akibat jika sensor CKP rusak


Terjadi delay saat akselerasi
 Kendala dalam pengaturan idle
 Check engine light menyala
 Rpm mesin meningkat
 Roda gigi transmisi sulit dipindahkan
 Mesin susah dihidupkan / starter
 Masalah di pembersihan udara dan katalis

b. Cara Kerja
Ketika pedal gas ditekan sebuah kabel gas akan menarik katup throttle
sehingga terbuka dan memungkinkan aliran udara masuk ke dalam mesin.
TPS akan mengukur posisi katup throttle pada saat itu, dan mengirimkan
informasi tentang posisi tersebut ke ECU (Electronic Control Unit) kendaraan.
ECU akan menggunakan informasi ini untuk mengontrol jumlah bahan bakar
yang disemprotkan oleh injektor bahan bakar, sehingga tercipta campuran
udara-bahan bakar yang optimal untuk pembakaran di dalam mesin.
TPS juga dapat memberikan informasi kepada ECU tentang kecepatan perubahan
posisi katup throttle, sehingga ECU dapat menyesuaikan kinerja mesin untuk
memenuhi kebutuhan pengemudi.
c. Spesifikasi teknisnya

Memiliki perbandingan terbalik antara bukaan throttle gas dengan tahananny


a, pada saat idle maka tegangan yang dikeluarkan sensor TPS yaitu 0,6 hingga
0,9 volt, berbeda dengan throttle valve yang sedang terbuka penuh, karena teg
angannya adalah 3,5 sampai 4,7 volt.

5. Buat data tentang MAF Sensor (Mass Air Flow Sensor) :


a. Rangkaian kabel ke ECU

b. Akibat jika sensor CKP rusak


 Putaran Mesin Akan Mengayun
 Saat Digas Tenaga Mesin Agak Hilang atau RPM mentok 2500

 Mesin Bergetar

 Knalpot Menembak

c. Cara Kerja
saat kunci kontak ON, maka arus listrik dari baterai mengalir masuk menuj
u ke hot wire. Akibatnya, terjadilah peningkatan suhu pada kawat ini (panas akib
at penumpukan elektron), anggaplah listrik awal yang mengalir sekitar 3 Volt.
Ketika mesin  atau engine distarter, maka akan terjadi aliran udara dari filter mas
uk ke intake. Aliran udara ini akan melewati kawat hot wire tadi yang mengakibat
kan, suhu pada hot wire akan turun. Hal ini karena panas pada kawat hot wire ak
an terlepas oleh aliran udara.
Karena hot wire ini bersifat konstan maka ketika ada penurunan suhu, m
aka arus listrik yang mengalir juga menjadi lebih besar. Saat kecepatan idle, mak
a listrik yang mengalir lebih besar dari listrik awal yang hanya 3 volt. Bisa menca
pai 5 volt.
Semakin cepat aliran udara, maka semakin banyak pula massa udara yan
g masuk kedalam mesin dan semakin banyak pula arus listrik yang dibutuhkan ol
eh hot wire. Arus listrik output yang menuju hot wire inilah yang dijadikan ECU u
ntuk menentukan berapa massa udara yang masuk ke dalam mesin.

d. Spesifikasi teknisnya

Pada putaran mesin 2000 Rpm, maka udara yang dihisap mesin sekitar 150
sd 160 kg/ltr. Putaran 3000 Rpm udara yang dihisap mesin sekitar 250 sd 300 k
g/liter. Jika kita mengamati tegangan sinyal yang dihasilkan MAF maka akan ter
lihat nilainya sebesar lebih besar dari 0 Volt dan Kurang dari 5 Volt, Semakin tin
ggi putaran mesin maka akan semakin naik juga tegangan sinyal MAF yang dikir
im ke ECU.

Anda mungkin juga menyukai