Anda di halaman 1dari 27

BAB II

PEMBAHASAN

A. Aspek-Aspek Teriotis

1. Pengertian Sensor

Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi

gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi

seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi

mekanik dan sebagainya (D Sharon, 1982).

Transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh suatu energi

di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam

bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi

berikutnya. Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik, kimia, optik

(radiasi) atau thermal (panas). (William D.C, 1993).

Jadi, sensor adalah komponen yang dapat digunakan untuk

mengkonversikan suatu besaran tertentu menjadi satuan analog sehingga

dapat dibaca oleh suatu rangkaian elektronik. Sensor merupakan

komponen utama dari suatu transduser, sedangkan transduser merupakan

sistem yang melengkapi agar sensor tersebut mempunyai keluaran sesuai

yang kita inginkan dan dapat langsung dibaca pada keluarannya.

25
26

2. Oxygen Sensor

Pada aplikasi otomotif, oksigen sensor digunakan untuk mengukur

perbandingan Udara dan Bahan bakar (A/F Ratio) pada bagian gas buang

dan untuk mengendalikan kondisi optimal dari A/F Ratio demi

sempurnanya gas buang setelah perlakuan yang dilakukan di catalityc-

converter (J.Marek, 2003).

Gambar 2. Sistem Gas Buang Setelah Perlakuan (J.Marek,

2003).

Oksigen sensor yang dipasangkan pada saluran gas buang sebelum

katalik konverter, dengan demikian katalitik konverter hanya akan

mereduksi kadar racun pada emisi setelah diperoleh perbandingan

campuran yang mendekati ideal. Sensor oksigen ini terbuat dari zirconia,

elektroda platinum, dan pemanas.


27

Gambar 3. Konstruksi Sensor Oksigen (PT. Toyota Astra Motor. 2004)

Gambar 4. Bagian Oksigen Sensor (PT. Honda Prospect Motor,

2002).

Tipe dari sensor ini berbeda tergantung jenis mesin yang digunakan.

Sensor oksigen zirconia (zirconia oxygen) ada yang menggunakan

pemanas (heater) yang memanaskan elemen zirconia. Pemanas ini

dikontrol oleh ECU. Bila volume udara masuk rendah (yaitu, bila

temperatur gas buang rendah, maka arus listrik mengalir ke pemanas

(heater) untuk memanaskan sensor). Zirconia (semacam material

keramik) dimana zirconia untuk melindungi elemen sensor, sebuah cover


28

untuk mengarahkan emisi exhaust dan sebuah terminal penghubung untuk

menyalurkan gaya gerak listrik. Elemen ini dilapisi lapisan tipis platina

pada bagian dalam dan luarnya.

Sensor oksigen menghasilkan sinyal tegangan berdasarkan jumlah

oksigen yang berada didalam dan diluar sensor. Unsur zirconia satu sisi

terkena aliran gas buang, sisi lain yang terbuka ke atmosfer. Masing-

masing pihak memiliki elektroda platinum yang melekat pada unsur

zirconia. Apabila elektroda platinum atau elemen zirconia kotor atau

korosi maka output sinyal tegangan akan berkurang.

Bila konsenstrasi oksigen pada permukaan dalam element zirconia

lebih berbeda dari pada konsentrasi oksigen di udara luar disaat

temperatur elemen zirconia 400°C atau lebih, maka Elemen zirconia akan

membangkitkan tegangan yang bekerja berdasarkan sinyal OX dari ECU.

Bila perbandingan campuran udara dan bahan bakar kurus, di dalam

gas buang terdapat banyak oksigen, karna itu sedikit sekali perbedaan

konsentrasi antara oksigen pada bagian dalam dan luar sensor. Sehingga

tegangan yang terbentuk oleh elemen zirconia rendah mendekati 0 V.

Sebaliknya bila campuran udara dan bahan bakar gemuk, oksigen didalam

gas buang hampir tidak ada. Hal ini terjadi perbedaan konsentrasi oksigen

yang besar di bagian dalam dan diluar sensor sehingga tegangan yang

dihasilkan elemen zirconia besar ± 1 V.


29

Platinum yang dilapisi elemen zirconia bekerja sebagai Catalyst,

menyebabkan oksigen dan CO dalam gas buang bereaksi. Hal ini akan

mengurangi volume oksigen dan sensitivitas sensor.

Berdasarkan sinyal dari sensor ini, engine ECU menambah atau

mengurangi volume penginjeksian agar perbandingan udara dan bahan

bakar ideal (mendekati perbandingan teoritis).

3. Jenis-Jenis Oxygen Sensor

a. Unheated oxygen sensor

Gambar 5. Unheated oxygen sensor


(sumber: https://www.montirpro.com/2016/08/jenis-jenis-oxygen-
sensor-yang.html).

Unheated oksigen sensor tidak mempunyai elemen pemanas

didalamnya, tipe ini yang pertama kali digunakan pada otomotif.

Karena oksigen sensor hanya dapat bekerja ketika suhunya telah


30

mencapai 400 derajat celcius, maka sensor tipe ini membutuhkan

panas dari luar sehingga harus diletakkan sedekat mugkin ke lubang

exhaust mesin, walaupun sebenarnya lokasi ini sangat tidak ideal

untuk melakukan pengukuran A/F ratio. Satu lagi kekurangan sensor

tipe ini adalah membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai

temperature kerja.

Sensor tipe ini ada yang hanya menggunakan dengan 1 kabel

untuk kabel sinyal, sedangkan groundnya menggunakan casing sensor,

dan ada sensor yang menggunakan 2 kabel, 1 kabel sebagai kabel

sinyal, sedangkan 1 kabel lagi sebagai kabel ground.

b. Heated oxygen sensor

Gambar 6. Heated Oxygen Sensor


(sumber: https://www.montirpro.com/2016/08/jenis-jenis-oxygen-
sensor-yang.html)
31

Heated oxygen sensor merupakan Oxygen sensor yang

mempunyai elemen pemanas didalamnya sehingga oxygen sensor akan

lebih cepat mencapai temperatur kerja. Oxygen sensor tipe ini biasanya

menggunakan 3 atau 4 kabel. Elemen pemanas di dalam sensor berupa

internal resistor yang akan panas saat dialiri arus listrik

Heated oxygen sensor dapat dipasang lebih jauh dari mesin dan

dapat berada dalam temperature yang tepat dalam waktu yang lebih

lama dibandingkan unheated oxygen sensor. Semua oxygen sensor

yang modern menggunakan pemanas, namun jenis dan waktu

pemanasannya dapat berbeda – beda.

Saat ini semua oksigen sensor yang digunakan di otomotif telah

dilengkapi dengan elemen pemanas, sehingga sensor dapat diletakkan

lebih jauh dari mesin dan memberikan beberapa keuntungan

diantaranya :

1) Oxygen sensor tidak terkena panas yang tinggi.

2) Dapat mencapai temperature kerja lebih cepat. Sehingga dapat

mempersingkat periode dimana O2 sensor tidak aktif.

3) Mencegah pendinginan yang berlebihan pada saat idling, dimana

temperature gas buang tidak terlalu tinggi.

4) Heated oxygen sensor dapat bereaksi lebih cepat yang akan

memberikan dampak positif pada pengaturan putaran mesin.


32

c. Fast Light Off dan Utra – Fast Light Off sensor

Gambar 7. Fast Light Off dan Utra – Fast Light Off sensor
(sumber: https://www.montirpro.com/2016/08/jenis-jenis-oxygen-
sensor-yang.html.)

Fast Light Off dan Utra – Fast Light Off sensor menggunakan

low resistance , high watt density heater untuk mempercepat proses

pemanasan. Sensor tipe ini dapat mencapai temperatur kerja dalam

waktu kurang dari 20 detik. Emisi gas buang kendaraan lebih

berbahaya pada saat temperatur dingin Sensor FLO dan UFLO

mampu membantu mengurangi polusi yang tidak mampu dilakukan

sensor jenis lainnya.

d. Oksigen Sensor type Planar


33

Gambar 8. Oksigen Sensor type Planar


(sumber: https://www.montirpro.com/2016/08/jenis-jenis-oxygen-
sensor-yang.html).

Oxygen sensor type Planar menggunakan bahan lapisan

Zirconia dan alumina yang dijadikan satu, dengan teknologi ini

memungkinkan waktu pemanasan sensor berlangsung lebih cepat

karena massa yang dipanaskan lebih rendah dan pemanas terhubung

langsung dengan bagian yang di sensor. Waktu pemanasan oxygen

sensor type planar ini berkisar antara 5 sampai 30 detik.

e. Oxygen Sensor type Titania


34

Gambar 9. Oxygen Sensor type Titania


(sumber: https://www.montirpro.com/2016/08/jenis-jenis-oxygen-
sensor-yang.html.

Titania sensor menggunakan bahan dari titanium oxide ( bukan

zirconia ). Tidak seperti sensor zirconia , tipe ini membutuhkan

tegangan referensi untuk dapat bekerja dan akan merubah tahanan saat

A/F rasio berubah. Sensor titania banyak digunakan kendaraan Nissan

pada pertengahan 80- an sampai 90 - an dan pada beberapa kendaraan

eropa, saat ini sudah tidak digunakan lagi pada kendaraan terbaru.

f. Wide band Oxygen Sensor


35

Gambar 10. Wide band Oxygen Sensor


(sumber: https://www.montirpro.com/2016/08/jenis-jenis-oxygen-
sensor-yang.html.

Five wire wide band sensor diperkenalkan pada tahun 1994yang

bersama dengan four wire air fuel ratio sensor merupakan representasi

dari kemajuan teknologi sensor. Sensor tipe ini menghilangkan Lean

Rich Cycling yang melekat pada narrow – bad sensor dan

memungkinkan ECU untuk menyetel injeksi bahan bakar dan timing

pengapian mesin lebih akurat dan cepat.

4. Cara kerja Oxygen Sensor


36

Gambar 11. Konstruksi Oxygen Sensor


(sumber: https://www.otospeedcar.com/2018/05/fungsi-dan-cara-kerja-
oksigen-sensor.html)

Gambar 12. Skema Oxygen Sensor


(sumber: https://www.otospeedcar.com/2018/05/fungsi-dan-cara-kerja-
oksigen-sensor.html)
37

a. Oksigen sensor akan membandingkan jumlah kandungan O2 dari sisa

pembakaran dengan O2 udara luar (Artinya kandungan oksigen dalam

gas buang ( 0,3 – 3 % ) dibandingkan dengan kandungan oksigen pada

udara atmosfir ( 20,8 % )).

b. Kemudian hasil perbandingan O2 ini di konversikan oleh ZrO2

(Zirconia electrolyte) komponen pada O2 Sensor menjadi arus listrik.

c. Jika kandungan oksigen dalam gas buang sekitar 3 % ( campuran

kurus ), O2 sensor menghasilkan tegangan 0,1 volt.

d. Jika kandungan oksigen dalam gas buang sekitar 0,3 % ( campuran

kaya ), O2 sensor menghasilkan tegangan 0,9 volt.

e. Tegangan listrik inilah yang nantinya disebut sinyal output yang akan

di kirimkan ke ECU sebagai informasi hasil pembakaran yang terjadi

pada ruang bakar yg dideteksi melalui gas buang.

f. Oksigen sensor bekerja seperti switch yang secara konstan akan

memberikan sinyal setiap ada perubahan campuran bahan bakar.

g. ECU akan menjaga campuran bahan bakar mendekati campuran ideal

dengan melakukan kebalikan dari apa yang dilaporkan oleh oksigen

sensor.

h. Jika oksigen sensor memberikan sinyal bahwa campuran bahan bakar

terlalu gemuk, maka ECU akan memperpendek waktu kerja injektor


38

untuk mengurangi jumlah bahan bakar yang disemprotkan, agar

campuran menjadi lebih kurus.

i. Saat oksigen sensor mendeteksi bahwa campuran bahan bakar terlalu

kurus ECU akan memperpanjang waktu kerja injektor untuk

menambah jumlah bahan bakar yang disemprotkan, pengaturan terus

menerus seperti ini akan menjaga mesin bekerja dengan campuran

bahan bakar mendekati campuran ideal.

B. Proses Pengerjaan/Produksi

Mobil Gran-Max 1,5 datang ke bengkel PT. Astra Internasional Tbk.

Daihatsu Sales Operation-Cabang Padang dengan keluhan check engine pada

dashboard hidup dan konsumsi bahan bakar boros. Di lakukan beberapa

pengecekan pada mobil tersebut. Dilakukan pengecekan sensor-sensor yang

berkemungkinan terjadi trouble shooting dan didapatlah trouble shooting pada

oxygen sensor.

Tipe Oxygen Sensor yang digunakan pada mobil Gran-Max adalah tipe

Heated oxygen sensor. Heated oxygen sensor merupakan Oxygen sensor yang

mempunyai elemen pemanas didalamnya sehingga oxygen sensor akan lebih

cepat mencapai temperatur kerja. Oxygen sensor tipe ini biasanya

menggunakan 3 atau 4 kabel. Elemen pemanas di dalam sensor berupa

internal resistor yang akan panas saat dialiri arus listrik.


39

Gambar 13. Heated Oxygen Sensor pada Mobil Gran-Max


(sumber:Dokumetasi PLIl)

Berikut spesifikasi mobil Gran-Max yang terjadi trouble shooting pada

oxygen sensornya :

Tabel 3. Spesifikasi Gran-Max 1,5

SPESIFIKASI TEKNIK DAIHATSU GRAN-MAX PICK-UP 1.5


Dimensi
Panjang keseluruhan (mm) 4.195
Lebar keseluruhan (mm) 1.665
Tinggi keseluruhan (mm) 1.850
Jarak sumbu roda (mm) 2.650
Jarak pijak roda depan (mm) 1.460
Jarak pijak roda belakang (mm) 1440
Tinngi dari tanah (mm) 175
Radius putar minimum (m) 4,7
Berat total kendaraan (kg) 2.100
Kapasitas tempat duduk 3
Bak/box : Panjang (mm) 2.310
Lebar (mm) 1.585
40

Tinggi (mm) 300


Mesin
Tipe 3SZ-VE, DOHC, VVT-i
Kapasitas Silinder (cc) 1.495
Jumlah silinder 4 silinder segaris
Jumlah katup 16
Diameter x langkah (mm) 72,0 x 91,8
Tenaga maksimum (ps/rpm) 97/6.000
Torsi maksimum (Nm/rpm) 134/4.400
Sistem Bahan Bakar Fuel injection
Bahan bakar Bensin tanpa timbale
Kapasitas tangki bahan bakar 43
(liter)
Transmissi
Tipe Manual, 5 kecepatan maju
Perbandingan gigi Gigi 1 : 3,769
Gigi 2 : 2,045
Gigi 3 : 3,376
Gigi 4 : 1,000
Gigi 5 : 0,838
Gigi mundur : 4,128
Rasio gigi akhir 5,125
Sistem kemudi
Tipe Rack & pinion
Rem
Depan Cakram dengan booster
Belakang Drum, leading dan trailing
Rem perkir Mekanis pada roda belakang
Suspensi
Depan McPherson strut dengan per
keong
Belakang Rigid-axle dengan per daun
Ban
Ukuran 175R13-8PR
Kenyamana (AC) Ada
41

Melakukan pengecekan trouble shooting pada sensor-sensor (Oxygen

Sensor ) harus dilakukan dengan cara dan prosedur yang sesuai dengan

Standar Operasioanal Prosedur (SOP). Ada 2 cara untuk melakukan

pegecekan trouble shooting pada oxygen sensor. Berikut cara pengecekan

trouble shooting pada Oxygen Sensor :

1. Pengecekan Secara Manual :

Pengecekan secara manual trouble shooting pada Oxygen Sensor

adalah cara yang mudah, namun harus memiliki pengetahuan tentang

terminal DLC yang akan di hubungkan menggunakan kabel jamper

( SST ). Melakukan pengecekan seperti ini harus dilakukan dengan benar

sesuai Standar Operasioanal Prosedur (SOP) agar tidak terjadi malfungsi

yang akan menyebabkan kerusakan lain pada kendaraan. Berikut cara

melakukan pengecekan trouble shooting pada Oxygen Sensor secara

manual :

a. Pastikan kendaran dalam keadaan mati

b. Lepas sekring EFI dan pasang kembali

c. Hubungkan terminal 12 (EFI-T) dan 4E dari DLC menggunakan kabel

jamper ( SST ) yang sudah ditentukan (Gambar 4).


42

Gambar 14. Terminal 12 (EFI-T) dan 4E dari DLC


(Sumber: Dokumentasi PLI)
d. Pastikan kembali terminal yang dihubungkan tidak salah agar tidak

terjadi malfungsi.

e. Posisikan kunci kontak pada posisi “ON”.

f. Tunggu beberapa detik lampu check lamp akan menyala (gambar 5).

Gambar 15. Check Lamp Menyala


(Sumber: Dokumentasi PLI)
g. Setelah lampu Check Lamp menyala, hitung kedipan pada lampu

Check Lamp. Untuk Oxygen Sensor kedepin yang terjadi yaitu

PO135/23 (Gambar 6).


43

Gambar 16. Panduan kedipan Check Lamp


(Sumber: Dokumentasi PLI)
2. Pengecekan Dengan Menggunakan Alat DSIII

DSIII adalah alat yang digunakan untuk mengecek trouble shooting

pada kendaraan pabrikan Daihatsu. Untuk mengecek trouble shooting

menggunakan DSIII menghasilkan trouble shooting yang pasti atau akurat

karena pada layar minitor atau layar notebook hasil pengecekan akan

langsung terlihat. Adapun cara pengecekan trouble shooting menggunakan

alat DSIII adalah sebagai berikut :

a. Siapkan alat yang digunakan. Alat yang digunakan yaitu :

1) DSIII
44

Gambar 17 . DSIII
(Sumber: Dokumentasi PLI)
2) Notebook/laptop

b. Lepas sekring EFI dan pasang kembali

c. Pastikan kendaraan dalam keadaan hidup

d. Colokan soket yang ada pada DSIII ke soket DLC dan hubungkan juga

soket yang ada pada DSIII ke notebook

Gambar 18. Soket DSIII


(Sumber: Dokumentasi PLI)
e. Nyalakan notebook dan pilih Aplikasi DSIII pada notebook
45

Gambar 19. Aplikasi DSIII


(Sumber: Dokumentasi PLI)
f. Pilih Start Diagnosis, tunggu beberapa saat

Gambar20. Start Diagnosis


(Sumber: Dokumentasi PLI)
g. Kemudian akan tampil menu Vehicle Selection.
46

Gambar 21. Vehicle Selection


(Sumber: Dokumentasi PLI)
h. Klik menu Destination  Indonesia

i. Klik menu Engine  3SZ-VE

j. Klik menu Model  S402

k. Klik menu Periode  Oct.07-Nov14

l. Untuk menu option 1 dan 2 tidak diisi.

m. Setelah semua menu pada Vehicle Selection diisi. Klik tanda ceklis di

pojok kanak bawah. Tunggu beberapa saat klik Sistem Diagnosis akan

muncul menu sistem mobil yang kita lakukan penegecekan.


47

Gambar 22. Sistem Diagnosa


(Sumber: Dokumentasi PLI)
n. Pilih EFI  Enter.

o. Klik Trouble Code  Save Data (Yes/No). hasil Trouble shooting

akan terlihat dilayar notebook.

Gambar 23. hasil pengecekan Trouble shooting


(Sumber: Dokumentasi PLI)
48

Setelah dilakukan pengecekan akan didapatkan trouble apa yang

terjadi pada kendaraan. Pada mobil Gran-Max ini seperti yang sudah

dibahas diatas troublenya adalah oxygen sensor. Untuk

mengembalikan performa kendaraan seperti semula kita harus

melakukan perbaikan atau melakukan penggantian pada Oxygen

sensor.

Pada dasarnya oxygen sensor selalu dilalui oleh hasil

pembakaran yang terjadi pada ruag bakar. Hal ini akan rentan

membuat oxygen sensor kotor, yang akan membuat output sinyal

tegangan akan berkurang. Hal yang dilakukan agar sensor oksigen

kembali bekerja dengan optimal adalah dengan membersihkan oksigen

sensor, namun hal ini tidak bertahan lama sensor oksigen akan

kembali mengalami trouble. Sebaiknya oxygen sensor diganti dengan

yang baru. Adapun cara melakukan penggantian pada oxygen sensor

adalah sebagai berikut:

a. Lepaskan terminal negatif baterai

b. Naikan kendaraan menggunakan car lift

c. Lepaskan cover penutup/pelindung oxygen sensor

d. Lepaskan oxygen sensor menggunakan SST


49

Gambar 24. SST Oxygen Sensor


(Sumber: Dokumentasi PLI)

Gambar 25. Melepas Oxygen Sensor menggunakan SST


(Sumber: Dokumentasi PLI)
e. Pasang Oxygen Sensor yang baru menggunakan SST

f. Pasang kembali cover penutup/pelindung Oxygen Sensor

g. Turunkan kendaraan dan pasang kembali negatif baterai

h. Lepas sekring EFI tunggu kurang lebih 60 detik, pasang kembali


50

i. Lakuakan pengecekan kembali secara manual ataupun menggunakan

alat DSIII(sudah dijelaskan pada pengecekan trouble shooting secara

manual dan menggunakan DSIII)

j. Jika sudah tidak ada trouble shooting, maka kendaraan sudah bisa di

operasikan kembali.

C. Pembahasan/Ulasan

Berbagai masalah dan gangguan yang sering ditemui serta yang menjadi

penyebabnya, biasanya sebelum kendaraan dilakukan perawatan ada saja

masalah dan gangguan yang terjadi. Menyebabkan pengemudi merasa kurang

nyaman dan aman ketika mengendarainya. Salah satunya trouble shooting

yang terjadi pada Oxygen Sensor.

Pada saat melakukan praktek industri di PT. Astra Internasional Tbk.

Daihatsu Padang, penulis melakukan perbaikan pada oxygen sensor, yang

mana pengalaman pertama penulis melakukan perbaikan tersebut. Dari

pengalaman tersebut penulis akan memberikan ulasan tentang trouble sooting

oxygen sensor yang di pelajari pada saat perkuliahan dengan apa yang didapat

sewaktu praktek lapangan industri dan keunikan yang ada di PT. Astra

Internasional Tbk. Daihatsu Padang serta memberikan masukan untuk PT.

Astra Internasional Tbk. Daihatsu Padang kedepannya. Adapun beberapa hal

tersebut adalah sebagai berikut:


51

1. Peralatan yang digunakan untuk melakukan penegecekan dan perbaikan

trouble shooting oxygen sensor yang penulis temukan pada bengkel PT.

Astra International Daihatsu Tbk. padang adalah alat yang belum pernah

dipelajari di kampus atau dimanapun.

2. Berdasarkan manajemen pengerjaannya, diperusahaan sudah terstruktur

dengan baik. Dimulai dari proses penerimaan mobil oleh service advisor

sampai mobil kembali lagi ke tangan customer, semuanya melalui proses

administrasi dan pelayanan yang optimal.

3. Mekanik untuk spooring dan balanced di PT. Astra Internasional Tbk.

Daihatsu Padang dibedakan dari mekanik yang lainnya, hal ini dikarenakan

mekanik untuk spooring dan balance ini harus benar-benar ahli dalam

bidang keahliannya dan tidak semua mekanik memiliki kemampuan untuk

melakukan spooring dan balance.

4. Dengan perkembangan kendaraan yang pesat dan tingginya tingkat gaya

hidup manusia yang sudah banyak menggunakan kendaraan pabrikan

Daihatsu, mudah-mudahan PT. Astra Internasional Tbk. Daihatsu Padang

membuka cabang di setiap kota dan kabupaten yang ada di sumatera barat

sehingga setiap terjadinya trouble shooting pada kendaraan pabrikan

Daihatsu tidak perlu lagi datang kepadang untuk memperbaiki kendaraan.

Anda mungkin juga menyukai