http://ophiiciiduduth.blogspot.com/2013/04/pengertian-profesi-dan-ciri-ciri-
profesi.html
Link http://www.beritasatu.com/nasional/448668-87-mahasiswa-indonesia-salah-jurusan.html (1)
Menurut Syaiful Bahri sendiri, dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Belajar” minat
merupakan aktivitas atau kegiatan yang menetap dan dilakukan untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas yang disukai baik disengaja atau
tidak.
https://dosenpsikologi.com/pengertian-minat-menurut-para-ahli (3)
Tyson, 1951
Penyesuaian diri adalah kemampuan beradaptasi, kemampuan berafeksi, kehidupan seimbang,
kemampuan mengambil keuntungan dari pengalaman, toleransi terhadap frustasi, humor, sikap yang
tidak ekstrem, objektivitas, dan lain-lain (Tyson, 1951).
http://sekolahpsikologi.blogspot.com/2017/12/teori-penyesuaian-diri-menurut-para-ahli.html (4)
https://dosenpsikologi.com/pengertian-bakat-menurut-para-ahli (6)
Sanusi et. al. (1991), mengutarakan ciri-ciri utama suatu profesi itu sebagai berikut.
Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan (krusial).
Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu.
Keterampilan/keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melalui pemecahan masalah dengan
menggunakan teori dan metode ilmiah.
Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistematik dan eksplisit, yang bukan
hanya sekedar pendapat khalayak umum.
Jabatan itu memerlukan pendidikan perguruan tinggi dengan waktu yang cukup lama.
Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional itu
sendiri.
Dalam memberikan layanan kepada masyarakat anggota profesi itu berpegang teguh pada kode etik yang
dikontrol oleh organisasi profesi.
Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan judgment terhadap permasalahan profesi
yang dihadapinya.
Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota profesi otonom dan bebas dari campur tangan orang
luar.
Jabatan ini mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat, dan karenanya memperoleh imbalan yang
tinggi pula.
https://www.hipwee.com/opini/pengangguran-akibat-mahasiswa-asal-mengambil-jurusan-jangan-
sampai-kamu-salah-satu-dantaranya/
1. Pemikiran
Tak jarang masih tersedia yang punyai kesimpulan seperti di atas. Masuk ke Perguruan
Tinggi Negeri seolah jadi target utama. Entah sebab dorongan orang tua, mulai
prestige-nya lebih tinggi, biayanya lebih murah, atau sebab alasan yang lain. Padahal
masuk ke kampus negeri itu nggak cukup.
Ada termasuk calon mahasiswa yang hanya mencari memahami nama jurusan atau
program studi, tanpa mencari Info lebih lanjut perihal belajar yang diterima. Misalnya
memahami tersedia program belajar Teknik Sipil, namun nggak memahami di prodi
selanjutnya belajar apa. Karena tersedia "embel-embel" sipil dikira tersedia
hubungannya bersama Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Seriously, it happened to my friend. Padahal jauh sekali, sebab PNS terkait bersama
pemerintahan sedang kuliah di Teknik Sipil lebih ke belajar perihal arsitektur bangunan
dan perencanaan kota.
Menurut kamu dari 2 jurusan tadi, mana yang termasuk jurusan keren dan mana yang
nggak?. Pasti banyak yang sepakat bahwa HI dirasa lebih keren daripada Peternakan.
Padahal, ini mirip sekali nggak benar. Tanpa peternakan, harga daging sementara
menjelang Lebaran bakal terus tinggi lho sebab pasokan yang nggak mencukupi.
Jadi sebenarnya apa sih yang mutlak dan yang benar buat calon mahasiswa baru ?
Ini yang paling mutlak dan paling utama, kenali pernah minat dan bakat di dalam diri
sendiri. Ketika kamu tertarik bersama sesuatu, kamu bakal mulai puas untuk
mempelajarinya. Tapi sebaliknya, ketika kamu nggak suka, jadinya bakal belajar
bersama terpaksa dan justru nggak maksimal.
Kalau kamu minat dan berbakat bersama seni tari, ya kembangkan bersama masuk ke
jurusan yang terkait bersama tari. Jangan paksakan diri untuk masuk ke Teknik Industri,
apa hubungannya bersama tari?.
Sebagai contoh, sama-sama terkait bersama komputer, namun program belajar Ilmu
Komputer, Teknik Informatika, Sistem Informasi, Manajemen Informasi, dan lebih-lebih
Pendidikan Teknik Informatika, tiap-tiap punyai perbedaan. Supaya tahu, maka cari Info
secara lengkap.
Tujuan Kamu Perguruan Tinggi Negeri sebenarnya baik, namun bukan bermakna yang
terbaik. Tentukan pernah program belajar apa yang mengidamkan kamu coba,
selanjutnya cari memahami perguruan tinggi mana saja yang punyai program belajar
tersebut.
Kalau kamu mengidamkan jadi dokter gigi, ya jangan masukkan UNY di list target kamu
sebab di sini nggak tersedia jurusan Kedokteran Gigi. Selain itu, cari memahami
termasuk akreditasi Perguruan Tinggi yang kamu tuju. Perguruan Tinggi yang
berakreditasi A atau B pasti berlainan bersama Perguruan Tinggi yang tidak
terakreditasi.
Jangan sampai kalian keliru dalam masuk mendaftar bersama ke kampus abal-abal.
Ada banyak mahasiswa yang sesudah masuk kuliah baru memahami bahwa mereka
keliru jurusan. Bahkan teman-temanku tersedia yang telah semester 7, tinggal
merampungkan skripsi untuk lulus, namun justru berencana untuk rubah ke kampus
lain. Sudahlah, belajar dari pengalaman orang lain saja. Jangan hingga ikut-ikutan
keliru jurusan juga.
Profesi http://digilib.unila.ac.id/932/9/BAB%20II.pdf
pengambilan keputusan sebagai proses pemikiran dan pertimbangan yang mendalam yang
dihasilkan dalam sebuah keputusan. Pengambilan keputusan merupakan sebuah proses dinamis
yang dipengaruhi oleh banyak kekuatan termasuk lingkungan organisasi dan pengetahuan,
kecakapan dan motivasi
pengambilan keputusan adalah suatu proses terjadinya identifikasi masalah, menetapkan tujuan
pemecahan, pembuatan keputusan awal, pengembangan dan penilaian alternatif-alternatif, serta
pemilihan salah satu alternatif yang kemudian dilaksanakan dan ditidaklanjuti.
1) Probability sampling
Probability sampling menuntut bahwasanya secara ideal peneliti telah mengetahui besarnya
populasi induk, besarnya sampel yang diinginkan telah ditentukan, dan peneliti bersikap bahwa
setiap unsur atau kelompok unsur harus memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel.
Adapun jenis-jenis Probability sampling adalah sebagai berikut :
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap
pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-
orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Teknik ini dapat
digambarkan di bawah ini.
2) Nonprobability sampling
Non Probability sampling adalah sebuah teknik sampling yang tidak
memperhatikan banyak variabel dalam penarikan sampel. Sampel-sampel dari
Nonprobability Sampling juga disebut sebagai subjek penelitian dimana hasil dari
uji yang dilakukan pada sampling tidak memiliki hubungan dengan populasi.
Tujuan penggunaan teknik sampling ini lebih banyak melekat pada materi yang
diujikan sedangkan pada random sampling atau probability Sampling, tujuan
penelitian melekat pada nilai dari materi pada populasi yang diujikan.
a) Sampling sistematis
Sugiyono (2001:60) menyatakan bahwa sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota
populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota diberi nomor urut, yaitu nomor 1
sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor
ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan
dari bilangan lima. Untuk itu, yang diambil sebagai sampel adalah 5, 10, 15, 20
dan seterusnya sampai 100.
b) Quota sampling
Menurut Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa sampling kuota adalah teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan. Menurut Margono (2004: 127) dalam teknik ini jumlah populasi tidak
diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel
diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok.
Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah kuota
terpenuhi, pengumpulan data dihentikan. Sebagai contoh, akan melakukan
penelitian terhadap pegawai golongan II dan penelitian dilakukan secara
kelompok. Setelah jumlah sampel ditentukan 100 dan jumlah anggota peneliti
berjumlah 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara
bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20
orang.
c) Sampling aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001: 60). Menurut
Margono (2004: 27) menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan sampel
tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit
sampling yang ditemui. Misalnya penelitian tentang pendapat umum mengenai
pemilu dengan mempergunakan setiap warga negara yang telah dewasa
sebagai unit sampling. Peneliti mengumpulkan data langsung dari setiap orang
dewasa yang dijumpainya, sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi.
d) Purposive sampling
Sugiyono (2001: 61) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Menurut Margono (2004:128), pemilihan sekelompok
subjek dalam purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang
sudah diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang dihubungi
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan
penelitian. Misalnya, akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai maka
sampel yang dipilih adalah orang yang memenuhi kriteria-kriteria kedisiplinan
pegawai.
e) Sampling jenuh
Menurut Sugiyono (2001:61) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f) Snowball sampling
(Sugiyono, 2001: 61), Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang
mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-
temannya untuk dijadikan sampel begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel
semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding semakin lama semakin
besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan purposive dan snowball
sampling. Teknik sampel ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 3. Snowball Sampling (Sugiyono, 2001: 61)
Link : https://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-sampling-dan-teknik-
sampling.html
Diakses 4 oktober http://www.beritasatu.com/nasional/448668-87-mahasiswa-indonesia-salah-
jurusan.html (Madiana Makmun / MAR)
Diakses 8 oktober, pengertian jurusan menurut para ahli, ciri-ciri profesi, jurusan, kesalahan
dalam menentukan jurusan, pengambilan keputusan,
Diakses 3 november, wawancara mendalam, kuisioner, populasi,
Diakses 16 november, sampel, jenis” sampel