Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Profesi     a.

      Menurut Prayitno (1994:338), Profesi adalah Suatu jabatan atau pekerjaan


yang menuntut keahlian dari para petugasnya. Artinya pekerjaan yang disebut profesi itu tidak bisa
dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus terlebih dahulu untuk
melakukan pekerjaan itu.

http://ophiiciiduduth.blogspot.com/2013/04/pengertian-profesi-dan-ciri-ciri-
profesi.html
Link http://www.beritasatu.com/nasional/448668-87-mahasiswa-indonesia-salah-jurusan.html (1)

Menurut Syaiful Bahri sendiri, dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Belajar” minat
merupakan aktivitas atau kegiatan yang menetap  dan dilakukan untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas yang disukai baik disengaja atau
tidak.

https://dosenpsikologi.com/pengertian-minat-menurut-para-ahli (3)
Tyson, 1951
Penyesuaian diri adalah kemampuan beradaptasi, kemampuan berafeksi, kehidupan seimbang,
kemampuan mengambil keuntungan dari pengalaman, toleransi terhadap frustasi, humor, sikap yang
tidak ekstrem, objektivitas, dan lain-lain (Tyson, 1951).

http://sekolahpsikologi.blogspot.com/2017/12/teori-penyesuaian-diri-menurut-para-ahli.html (4)

A r t i k a t a   j u r u s a n   m e n u r u t K B B I bagian dari suatu fakultas atau sekolah


tinggi yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mengembangkan
suatu bidang studi, msl jurusan akuntansi, jurusan manajemen
http://www.kamuskbbi.id/kbbi/artikata.php?mod=view&Jurusan&id=34104-kamus-inggris-
indonesia.html (5)

Kartini Kartono (1979)


Menurutnya, bakat merupakan hal yang mencakup segala faktor yang ada di dalam
diri individu yang dimiliki sejak awal pertama kehidupannya dan kemudian
menumbuhkan perkembangan keahlian, ketrampilan, dan kecakapan tertentu. Bakat
ini sifatnya laten potensial, sehingga masi bisa tumbuh dan dikembangkan.

https://dosenpsikologi.com/pengertian-bakat-menurut-para-ahli (6)

 Sanusi et. al. (1991), mengutarakan ciri-ciri utama suatu profesi itu sebagai berikut. 
Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan (krusial). 
Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu. 
Keterampilan/keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melalui pemecahan masalah dengan
menggunakan teori dan metode ilmiah. 
Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistematik dan eksplisit, yang bukan
hanya sekedar pendapat khalayak umum. 
Jabatan itu memerlukan pendidikan perguruan tinggi dengan waktu yang cukup lama. 
Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional itu
sendiri. 
Dalam memberikan layanan kepada masyarakat anggota profesi itu berpegang teguh pada kode etik yang
dikontrol oleh organisasi profesi. 
Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan judgment terhadap permasalahan profesi
yang dihadapinya. 
Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota profesi otonom dan bebas dari campur tangan orang
luar. 
Jabatan ini mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat, dan karenanya memperoleh imbalan yang
tinggi pula.

https://www.hipwee.com/opini/pengangguran-akibat-mahasiswa-asal-mengambil-jurusan-jangan-
sampai-kamu-salah-satu-dantaranya/

1. Pemikiran

Tak jarang masih tersedia yang punyai kesimpulan seperti di atas. Masuk ke Perguruan
Tinggi Negeri seolah jadi target utama. Entah sebab dorongan orang tua, mulai
prestige-nya lebih tinggi, biayanya lebih murah, atau sebab alasan yang lain. Padahal
masuk ke kampus negeri itu nggak cukup.

2. Hanya Tahu Nama Jurusan

Ada termasuk calon mahasiswa yang hanya mencari memahami nama jurusan atau
program studi, tanpa mencari Info lebih lanjut perihal belajar yang diterima. Misalnya
memahami tersedia program belajar Teknik Sipil, namun nggak memahami di prodi
selanjutnya belajar apa. Karena tersedia "embel-embel" sipil dikira tersedia
hubungannya bersama Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Seriously, it happened to my friend. Padahal jauh sekali, sebab PNS terkait bersama
pemerintahan sedang kuliah di Teknik Sipil lebih ke belajar perihal arsitektur bangunan
dan perencanaan kota.

3. Sekedar Cari Jurusan yang Dianggap Keren

Disadari atau nggak, namun sebenarnya faktanya tersedia jurusan-jurusan yang


dianggap keren dan tersedia jurusan yang dianggap sebaliknya. Misalnya cobalah
kamu pilih, rela masuk jurusan Hubungan Internasional (HI) atau Peternakan?.

Menurut kamu dari 2 jurusan tadi, mana yang termasuk jurusan keren dan mana yang
nggak?. Pasti banyak yang sepakat bahwa HI dirasa lebih keren daripada Peternakan.
Padahal, ini mirip sekali nggak benar. Tanpa peternakan, harga daging sementara
menjelang Lebaran bakal terus tinggi lho sebab pasokan yang nggak mencukupi.

Jadi sebenarnya apa sih yang mutlak dan yang benar buat calon mahasiswa baru ?

Ini persiapan-persiapan yang wajib kami laksanakan sebelum melanjutkan studi:

1. Kenali Minat dan Bakat Dalam Diri Masing-Masing

Ini yang paling mutlak dan paling utama, kenali pernah minat dan bakat di dalam diri
sendiri. Ketika kamu tertarik bersama sesuatu, kamu bakal mulai puas untuk
mempelajarinya. Tapi sebaliknya, ketika kamu nggak suka, jadinya bakal belajar
bersama terpaksa dan justru nggak maksimal.

Kalau kamu minat dan berbakat bersama seni tari, ya kembangkan bersama masuk ke
jurusan yang terkait bersama tari. Jangan paksakan diri untuk masuk ke Teknik Industri,
apa hubungannya bersama tari?.

2. Cari Tahu Tentang Program Studi yang Dituju Secara Lengkap

Kamu tidak lumayan hanya memahami daftar nama-nama program studi/jurusan


selanjutnya mengira-ira jurusan itu nantinya belajar perihal apa. Tapi kamu wajib tahu,
jikalau masuk prodi A nanti bakal mendapat mata kuliah perihal a, b, c, d. Berapa SKS
yang wajib ditempuh, sesudah lulus nanti bakal mendapat gelar akademik apa, dan lain
sebagainya.

Sebagai contoh, sama-sama terkait bersama komputer, namun program belajar Ilmu
Komputer, Teknik Informatika, Sistem Informasi, Manajemen Informasi, dan lebih-lebih
Pendidikan Teknik Informatika, tiap-tiap punyai perbedaan. Supaya tahu, maka cari Info
secara lengkap.

3. Cari Tahu Perguruan Tinggi Mana yang Memiliki Program Studi

Tujuan Kamu Perguruan Tinggi Negeri sebenarnya baik, namun bukan bermakna yang
terbaik. Tentukan pernah program belajar apa yang mengidamkan kamu coba,
selanjutnya cari memahami perguruan tinggi mana saja yang punyai program belajar
tersebut.

Kalau kamu mengidamkan jadi dokter gigi, ya jangan masukkan UNY di list target kamu
sebab di sini nggak tersedia jurusan Kedokteran Gigi. Selain itu, cari memahami
termasuk akreditasi Perguruan Tinggi yang kamu tuju. Perguruan Tinggi yang
berakreditasi A atau B pasti berlainan bersama Perguruan Tinggi yang tidak
terakreditasi.
Jangan sampai kalian keliru dalam masuk mendaftar bersama ke kampus abal-abal.
Ada banyak mahasiswa yang sesudah masuk kuliah baru memahami bahwa mereka
keliru jurusan. Bahkan teman-temanku tersedia yang telah semester 7, tinggal
merampungkan skripsi untuk lulus, namun justru berencana untuk rubah ke kampus
lain. Sudahlah, belajar dari pengalaman orang lain saja. Jangan hingga ikut-ikutan
keliru jurusan juga.

Profesi http://digilib.unila.ac.id/932/9/BAB%20II.pdf

PENGAMBILAN KEPUTUSAN : http://teknikpengambilankeputasan.blogspot.com/2017/10/20-definisi-


teknik-pengambilan.html

 Gibson, dkk, (1997: 103)

pengambilan keputusan sebagai proses pemikiran dan pertimbangan yang mendalam yang
dihasilkan dalam sebuah keputusan. Pengambilan keputusan merupakan sebuah proses dinamis
yang dipengaruhi oleh banyak kekuatan termasuk lingkungan organisasi dan pengetahuan,
kecakapan dan motivasi

12. Baron (1986: 69)

pengambilan keputusan adalah suatu proses terjadinya identifikasi masalah, menetapkan tujuan
pemecahan, pembuatan keputusan awal, pengembangan dan penilaian alternatif-alternatif, serta
pemilihan salah satu alternatif yang kemudian dilaksanakan dan ditidaklanjuti.

 Wawancara : Lexy   J   Moleong   (1991:135)

Menjelaskan bahwa wawancara dengan tujuan percakapan tertentu. Dalam


metode ini peneliti dan responden berhadapanlangsung (tatap muka) untuk
mendapatkan informasi secara lisan dengan mendapatkandata tujuan yang
dapat menjelaskan masalah penelitian.
https://www.gurupendidikan.co.id/8-jenis-bentuk-dan-pengertian-wawancara-menurut-para-ahli-
beserta-contohnya/

WAWANCARA MENDALAM : (In-depth Interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk


tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
responden atau orang yang diwawncarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama
(Sutopo 2006: 72) https://qmc.binus.ac.id/2014/10/28/in-depth-interview-wawancara-mendalam/
POPULASI DAN SAMPEL: http://repository.upi.edu/203/6/S_PJKR_0802558_CHAPTER
%203.pdf

F. Jenis dan Metode Sampling


Sampling secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua (2) kelompok,
yaitu Probability sampling dan Nonprobability sampling. Adapun Probability
sampling menurut Sugiyono adalah teknik sampling yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Sedangkan Nonprobability sampling menurut Sugiyono adalah teknik yang tidak
memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.

1) Probability sampling
Probability sampling menuntut bahwasanya secara ideal peneliti telah mengetahui besarnya
populasi induk, besarnya sampel yang diinginkan telah ditentukan, dan peneliti bersikap bahwa
setiap unsur atau kelompok unsur harus memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel.
Adapun jenis-jenis Probability sampling adalah sebagai berikut :

a) Simple random sampling


Menurut Kerlinger (2006:188), simple random sampling adalah metode
penarikan dari sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu sehingga
setiap anggota populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang sama untuk
terpilih atau terambil.

Menurut Sugiyono (2001:57) dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan


sampel anggota populasi  dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu. Margono (2004:126) menyatakan bahwa  simple
random sampling adalah teknik untuk mendapatkan  sampel yang langsung
dilakukan pada unit sampling. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen. Teknik ini dapat dipergunakan bilamana jumlah unit
sampling di dalam suatu populasi tidak terlalu besar.  Misal, populasi terdiri dari
500 orang mahasiswa program  S1 (unit sampling). Untuk memperoleh sampel
sebanyak  150 orang dari populasi  tersebut, digunakan teknik  ini,  baik dengan
cara undian, ordinal, maupun tabel bilangan random. Teknik ini dapat
digambarkan di bawah ini.
Gambar 1. Teknik Simpel Random Sampling (Sugiyono, 2001: 58)

b) Proportionate stratified random sampling


Margono (2004: 126) menyatakan bahwa stratified random sampling biasa
digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berstrata.
Menurut  Sugiyono (2001: 58) teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Misalnya
suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari berbagai latar belakang
pendidikan, maka populasi pegawai itu berstrata. Populasi berjumlah 100 orang
diketahui bahwa 25 orang berpendidikan SMA, 15 orang diploma, 30 orang S1,
15 orang S2 dan 15 orang S3. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata
pendidikan tersebut dan diambil secara proporsional.

c) Disproportionate stratified random sampling


Sugiyono (2001: 59) menyatakan bahwa teknik ini digunakan untuk menentukan
jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya
pegawai dari PT tertentu mempunyai mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang
lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU, 700 orang lulusan
SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya
sebagai sampel. Karena dua kelompok itu terlalu kecil bila dibandingkan dengan
kelompok S1, SMU dan SMP.

d) Area (cluster) sampling (sampling menurut daerah)


Teknik ini disebut juga cluster random sampling. Menurut Margono (2004: 127),
teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu,
melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik sampling
daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau
kabupaten.

Indonesia memiliki 34 propinsi dan akan menggunakan 10 propinsi. Pengambilan


10 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-
propinsi di Indonesia itu berstrata maka pengambilan sampelnya perlu
menggunakan stratified random sampling. Contoh tersebut dikemukakan oleh
Sugiyono sedangkan contoh lainnya dikemukakan oleh Margono (2004: 127). Ia
mencotohkan bila penelitian dilakukan terhadap populasi pelajar SMU di suatu
kota. Untuk random tidak dilakukan langsung pada semua pelajar-pelajar tetapi
pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster.

Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap
pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-
orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Teknik ini dapat
digambarkan di bawah ini.

Gambar 2. Teknik Cluster Random Sampling (Sugiyono, 2001: 59)

2) Nonprobability sampling
Non Probability sampling adalah sebuah teknik sampling yang tidak
memperhatikan banyak variabel dalam penarikan sampel. Sampel-sampel dari
Nonprobability Sampling juga disebut sebagai subjek penelitian dimana hasil dari
uji yang dilakukan pada sampling tidak memiliki hubungan dengan populasi.
Tujuan penggunaan teknik sampling ini lebih banyak melekat pada materi yang
diujikan sedangkan pada random sampling atau probability Sampling, tujuan
penelitian melekat pada nilai dari materi pada populasi yang diujikan.
a) Sampling sistematis
Sugiyono (2001:60) menyatakan bahwa sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota
populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota diberi nomor urut, yaitu nomor 1
sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor
ganjil  saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan
dari bilangan lima. Untuk itu, yang diambil sebagai sampel adalah 5, 10, 15, 20
dan seterusnya sampai 100.

b) Quota sampling
Menurut Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa  sampling kuota adalah teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan. Menurut Margono (2004: 127) dalam  teknik  ini  jumlah populasi tidak
diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel
diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok.
Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah kuota
terpenuhi, pengumpulan data dihentikan. Sebagai contoh, akan melakukan
penelitian terhadap pegawai golongan II dan penelitian dilakukan secara
kelompok. Setelah jumlah sampel ditentukan 100 dan jumlah anggota peneliti
berjumlah 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara
bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20
orang.

c) Sampling aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel  berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001: 60). Menurut
Margono (2004: 27) menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan sampel
tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit
sampling yang ditemui. Misalnya penelitian tentang pendapat umum mengenai
pemilu dengan mempergunakan setiap warga  negara yang telah dewasa
sebagai unit sampling. Peneliti mengumpulkan data langsung dari setiap orang
dewasa yang dijumpainya, sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi.

d) Purposive sampling
Sugiyono (2001: 61) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan  pertimbangan tertentu. Menurut Margono (2004:128),  pemilihan sekelompok
subjek dalam purposive sampling  didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang
sudah  diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang  dihubungi
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang  diterapkan berdasarkan tujuan
penelitian. Misalnya, akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai maka
sampel yang dipilih adalah orang yang memenuhi kriteria-kriteria kedisiplinan
pegawai.

e) Sampling jenuh
Menurut Sugiyono (2001:61) sampling jenuh adalah  teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi  digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila  jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah  lain
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

f) Snowball sampling
(Sugiyono, 2001: 61), Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel  yang
mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-
temannya untuk dijadikan sampel begitu seterusnya, sehingga jumlah  sampel
semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding semakin lama semakin
besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan purposive dan snowball
sampling. Teknik sampel ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 3. Snowball Sampling (Sugiyono, 2001: 61)
Link : https://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-sampling-dan-teknik-
sampling.html
Diakses 4 oktober http://www.beritasatu.com/nasional/448668-87-mahasiswa-indonesia-salah-
jurusan.html (Madiana Makmun / MAR)
Diakses 8 oktober, pengertian jurusan menurut para ahli, ciri-ciri profesi, jurusan, kesalahan
dalam menentukan jurusan, pengambilan keputusan,
Diakses 3 november, wawancara mendalam, kuisioner, populasi,
Diakses 16 november, sampel, jenis” sampel

Anda mungkin juga menyukai