Anda di halaman 1dari 14

Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768

Vol. 2, No. 2 (Juli 2016) Hal. 184-197


PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
TERHADAP PENGETAHUAN BENCANA ALAM DI INDONESIA
DAN PERILAKU CINTA LINGKUNGAN HIDUP
SISWA KELAS X SMA N 2 SURAKARTA
TAHUN 2015
Sarwono 1, Sigit Santosa 2, Soegiyanto S.U. 3
Email : sarwonosar@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah; (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran Project Based Learning
terhadap peningkatan pengetahuan bencana alam di Indonesia siswa kelas x SMA Negeri 2 Surakarta pada
pembelajaran geografi kompetensi dasar mitigasi bencana; (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran
Project Based Learning terhadap peningkatan perilaku cinta lingkungan hidup siswa kelas X SMA Negeri 2
Surakarta pada pembelajaran geografi kompetensi dasar mitigasi bencana.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasiexperimental research) dengan desain
penelitian randomized control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X Ilmu-Ilmu Sosial
(IIS) SMA Negeri 2 Surakarta. Sampel dari penelitian ini sebanyak dua kelas yaitu kelas X IIS 1 sebagai
kelas eksperimen dan kelas X IIS 2 sebagai kelas kontrol.
Teknik penentuan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan Simple Random
Sampling, dimana penelitian ini tidak dilakukan pada seluruh populasi, tetapi terfokus pada target atau kelas
tertentu. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dua tahap yaitu pada tahap prapenelitian yang meliputi
dokumentasi, observasi, wawancara dan pengumpulan data pada saat penelitian yaitu dengan menggunakan
tes evaluasi untuk variabel pengetahuan bencana alam di Indonesia dan tes sikap dengan skala Likert untuk
variabel perilaku cinta lingkungan. Teknik analisa data yang digunakan adalah anava (analisis varian) sel tak
sama dan uji lanjut pasca anava. Uji prasyarat analisis yang digunakan adalah uji liliefors untuk uji
normalitas dan uji barttlet untuk uji homogenitas.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa; (1)Model Pembelajaran Project Based Learning sangat
efektif dalam upaya meningkatkanpengetahuan bencana alam di Indonesia siswa kelas X SMA Negeri 2
Surakarta pada pembelajaran geografi kompetensi dasar mitigasi bencana; (2) Model Pembelajaran Project
Based Learning sangat efektif dalam upaya meningkatkan perilaku cinta lingkungan siswa kelas X SMA
Negeri 2 Surakarta pada pembelajaran geografi kompetensi dasar mitigasi bencana.

Kata Kunci: Pengetahuan Bencana Alam, Perilaku Cinta Lingkungan, Model Pembelajaran Project Based
Learning

184

*1 Staff Mengajar SMA N 2 Surakarta


*2 Staff Mengajar Magister PKLH FKIP UNS
*3 Staff Mengajar Magister PKLH FKIP UNS
Jurnal GeoEco ISSN:2460-0768
Vol. 2, No. 2 (Juli 2016) Hal. 184-197
PENDAHULUAN kualitas output (lulusan), sedangkan stakeholder
Pembangunan manusia menjadi sebuah yang terdiri atas siswa, guru, kepala sekolah,
keniscayaan bagi kemajuan suatu bangsa. Tanpa wali murid, dinas terkait dan pemerintah daerah
adanya pembangunan manusia maka mustahil harus satu visi dan sinergi sehingga
suatu bangsa dapat maju dan berkembang seperti memperlancar dan mempermudah pencapaian
sekarang ini. Salah satu modal utama tujuan baik tujuan akademis maupun
pembangunan suatu bangsa adalah Sumber Daya pembentukan moral.
Manusia yang handal. Terlepas dari pentingnya Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini
Sumber Daya Alam dan Teknologi, Sumber dinilai banyak pihak belum mencapai kualitas
Daya Manusia menjadi hal yang perlu yang maksimal, sebagai indikatornya adalah
mendapatkan perhatian yang khusus. kualitas Human Development Index (Indeks
Dalam upayanya meningkatkan sumber daya Kualitas Manusia) berada di bawah negara-
manusia maka tidak dapat terlepas dari peran negara Asia Tenggara lainnya seperti
pentingnya dunia pendidikan. Masalah Singgapura, Thailand, bahkan Vietnam. Indeks
pendidikan haruslah menjadi bagian yang perlu Pembangunan Manusia (IPM) / Human
mendapatkan perhatian yang cukup serius oleh Development Index (HDI) adalah pengukuran
selurus stakeholder dunia pendidikan. Secara perbandingan dari harapan hidup, melek huruf,
sederhana, stakeholder sering dinyatakan sebagai pendidikan dan standar hidup untuk semua
para pihak, lintas pelaku, atau pihak-pihak yang negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk
terkait dengan suatu issu atau suatu rencana. mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah
Dalam hal ini pemerintah dan masyarakat negara maju, negara berkembang atau negara
menjadi komponen yang paling berperan dalm terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. dari kebijaksanaa ekonomi terhadap kualitas
Jhon Pestalozzi seorang pakar pendidikan, hidup(https://id.wikipedia.org/wiki/IndeksPemba
menyatakan bahwa “Pendidikan harus ngunan Manusia, 10 Januari 2016). Lebih lanjut
memusatkan dirinya pada proses pemanusiaan dikatakan pada website ini bahwa beberapa
manusia agar menjadi manusia yang lebih luhur faktor penyebab rendahnya kualitas pendidikan
dan mulia (http://www.gpibyudea.org/ 2 Januari di tanah air antara lain: proses pembelajaran
2016). Dengan demikian kesepahaman visi masih berpusat pada guru (teacher center),
diantara seluruh stake holder pendidikan lazim pengembangan kreatifitas siswa yang masih
dibutuhkan dalam rangka pemanusiaan tersebut. sangat terbatas, pembelajaran yang masih
Komponen pendidikan yang meliputi raw terfokus pada ranah kognitif dan lain sebagainya.
material (input siswa), tools (alat-alat dan sarana Sekolah sebagai salah satu institusi
prasarana), serta proses (metode pembelajaran) pendidikan menjadi ujung tombak dalam
adalah sebuah sistem yang akan menentukan pembangunan sumber daya manusia. Sekolah

185
Jurnal GeoEco ISSN:2460-0768
Vol. 2, No. 2 (Juli 2016) Hal. 184-197
adalah sebuah lembaga yang dirancang terciptanya kompetensi ranah yang berimbang
untukpengajaran siswa/ murid di bawah antara attitude/sikap, skill/ keterampilan, dan
pengawasan guru. Jika kualitas sekolah rendah, knowledge / pengetahuan, disamping cara
maka pembangunan manusia juga rendah. pembelajarannya yang holistic dan
Rendahnya kualitas sumber daya manusia menyenangkan. Perubahan yang paling mendasar
sebagai output/ lulusan dari sebuat institusi yang diharapkan pemerintah nantinya adalah
pendidikan tidak dapat terlepas dari kualitas bahwa pendidikan akan berbasis sain dan tidak
proses yang diterapkan dalam kegiatan lagi berbasis pada hafalan seperti Kurikulum
pembelajaran. Jika proses yang dilakukan baik Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Setiap
maka output yang diharapkan adalah baik, perubahan kurikulum tentunya akan membawa
sebaliknya jika prosesnya kurang baik maka karakteristik tersendiri. Demikian juga dengan
output yang dihasilkan kurang baik. model pembelajaran yang akan diterapkan pada
Kurang maksimalnya kualitas pendidikan di kurikulum baru tersebut. Dengan kurikulum
Indonesia tidak bisa terlepas dari kurikulum yang 2013 tersebut diharapkan akan terjadi perubahan-
diterapkan di sekolah. Orientasi kurikulum yang perubahan prinsip-prinsip pembelajaran dari pola
lebih mengedepankan keberhasilan kognitif lama ke pola yang baru.
mempunyai kecenderungan menghambat peserta Dengan kurikulum 2013 ini peserta didik
didik sebagai insan pebelajar untuk dapat tidak lagi diberi tahu, melainkan mencari tahu.
menggali potensi yang ada pada dirinya ssendiri. Guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar,
Kematangan berfikir, kemampuan menuangkan melainkan sebagai fasilitator dan peserta didik
ide-ide gagasan, keberanian mengeluarkan belajar dengan aneka sumber belajar. Peserta
pendapat dan kemampuan membuat argumentasi didik tidak lagi belajar dengan menggunakan
dari realita nyata yang ada sangat kurang pendekatan tekstual, tetapi lebih pada penguatan
terakomodasi didalam kegiatan belajar mengajar. penggunaan pendekatan-pendekatan ilmiah/
Tujuan belajar semata-mata hanyalah bagaimana scientificapproach. Kegiatan pembelajarn tidak
mencari nilai setinggi-tingginya tanpa berfikir lagi berbasis pada konten, tetapi lebih pada
bagaimana untuk mengasah dan menggali berbasis kompetensi. Kegiatan pembelajaran
potensi yang ada pada peserta didik masing- tidak lagi bersifat verbalistik/ kata-kata belaka,
masing. melainkan lebih bersifat aplikatif/ terapan.
Pemerintah melalui kementerian pendidikan Kegiatan pembelajaran lebih mengutamakan
dan kebudayaan saat ini ingin merubah pola-pola pembudayaan dan pemberdayaan dan komunitas
yang telah diterapkan saat ini melalui perubahan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang
kurikulum dari kurikulum tingkat satuan hayat. Peningkatan keseimbangan antara
pendidikan ke kurikulum 2013. Hosnan (2014), keterampilan fisik (hard skills) dan keterampilan
orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah mental soft skills. Pelaksanaan kegiatan

185
186
Jurnal GeoEco ISSN:2460-0768
Vol. 2, No. 2 (Juli 2016) Hal. 184-197
pembelajaran tidak harus dilaksanakan dari betangan gunung api aktif dan sebaran titik
disekolah, tetapi bisa dilakukan di rumah, gempa baik tektonik maupun vulkanik. Wilayah
dilapangan maupun di masyarakat. Pemanfaatan lautan yang lebih kurang 2/3 dari keseluruhan
teknologi informasi dan komunikasi untuk atau dua kali luas daratan. Kondisi geologis
meningkatkan efisiensi dan efektifitas Indonesia merupakan pertemuan tiga lempeng
pembelajaran, dan yang tidak kalah pentingnya besar dunia aktif yaitu lempeng India-Australia,
adalah adanya pengakuan perbedaan individual Eurasia dan Lempeng Pasifik. Letak astronomi
dan latar belakang budaya peserta didik.\ Indonesia berada tepat pada garis lintang 0o
Melihat prinsip-prinsip dasar yang (equator) atau katulistiwa. Berbagai kondisi
digunakan pada kurikulum 2013 diatas yang geologis, geografis, astronomis maupun kondisi
dikembangkan dengan modus pembelajaran maritim diatas menjadikan Indonesia menjadi
langsung dan pembelajaran tidak langsung, negara yang sangat kaya akan bencana, baik
menuntut para guru untuk menggunakan bencana geologis, maupun bencana
berbagai model pembelajaran baru yang tentunya hidroklimatologis.
dapat mengakomodasi prinsip empowernment/ Melihat banyaknya berbagai bencana alam
pemberdayaan komunitas dalam kegiatan yang terjadi di Indonesia baik bencana geologis
pembelajaran. Di dalam dokumen kurikulum maupun bencana hidroklimatologis maka penting
2013 (Kemendikbud: 2012) merekomendasikan bagi peserta didik untuk meningkatkan
model pembelajaran yang dapat digunakan pengetahuan kebencanaan khususnya bencana
dalam pembelajaran diantaranya adalah; model alam terutama yang terjadi di Indonesia. Lebih
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based daripada itu sebagai insan akademis yang
Learning), Model Pembelajaran Berbasis memahami kondisi Indonesia, maka perlunya
Penemuan (inquery), dan model Pembelajaran bagaimana memitigasi bencana alam yang terjadi
Berbasis proyek (Project Based Learning). dengan cara memupuk perilaku kecintaan perta
Mata pelajaran geografi adalah mata didik terhadap lingkungan sekitar. Melalui
pelajaran yang berorientasi pada unsur-unsur kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran
kebumian, baik yang bersifat material maupun geografi dengan penerapan kurikulum 2013
non-material. Objek kajian geografi yang bersifat melalui penerapan model pembelajaran berbasis
material adalah bumi itu sendiri dengan berbagai proyek (Project Based Learning) diharapkan
gejala yang terjadi serta corak yang khas dari dapat meningkatkan pengetahuan bencana alam
gejala-gejalan tersebut yang dipelajari dalam siswa khususnya di Indonesia dan dapat
setiap ruang dan waktu. Indonesia sebagai negara memupuk kecintaan siswa terhadap lingkungan.
kepulauan, lebih dari 17.500 pulau tersebar di Mengingat pentingnya pengetahuan bencana
seluruh wilayah Indonesia. Lebih kurang alam yang terjadi di Indonesia bagi siswa dan
sepertiga wilayahnya berupa daratan yang terdiri pentinganya perilaku cinta lingkungan hidup

185
187
Jurnal GeoEco ISSN:2460-0768
Vol. 2, No. 2 (Juli 2016) Hal. 184-197
sekitar, maka peneliti merasa perlu mengadakan 1. Teknik Pengumpulan data
kegiatan penelitian dengan mengambil Teknik pengumpulan data pada penelitian
judul:“Pengaruh Model Pembelajaran Project ini meliputi Pengumpulan data pra-penelitian dan
Based Learning terhadap Pengetahuan Bencana pengumpulan data pada saat penelitian. Adapun
Alam di Indonesia dan Perilaku Cinta pengumpulan data yang dilakukan sebelum
Lingkungan Siswa Kelas X SMA N 2 Surakarta proses penelitian antara lain:
Tahun 2015”. a. Teknik Pengumpulan Data Pra-Penelitian
yang meliputi: Dokumentasi, Observasi dan
METODE PENELITIAN
wawancara
Penelitian ini merupakan penelitian
b. Teknik pengumpulan data pada saat
eksperimen semu (Quasi experimental reseach)
penelitian yang meliputi: Pengumpulan data
dengan tidak memecah kelas yang sudah ada,
pengetahuan bencana alam di Indonesia
sehingga perlakuan tetap menggunakan kelas
melalui tes dan angket perilaku cinta
sebagaimana adanya. Quasi eksperimen adalah
lingkungan.
mengadakan kegiatan percobaan dengan
memberikan perlakuan semu. Perlakuan semu
2. Uji Hipotesis Penelitian
yang diberikan adalah memberikan perlakuan
Pengujian hipotesis pada penelitian ini
dengan kegiatan uji coba pada kegiatan
dilakukan dengan dua tahap, yaitu dengan
pembelajaran dengan model pembelajaran
analisis variansi (anava) 2 jalan dengan sel tak
Project Based Learning. Adapun pengukuran
samadan uji lanjut pasca Anava 2 jalan sel tak
tingkat keberhasilan perlakuan di dalam
sama.Desain analisis penelitian ini di desain
penelitian ini menggunakan post test yang
dengan menggunakan faktorial penelitian 2 x 2
diberikan kepada kelompok eksperimen dan
yang secara eksplisit bisa digambarkan dalam
kelompok kontrol.
tabel desain faktorial sebagai berikut:
Desain penelitian pada penelitian adalah
dengan menggunakan Randomized Control Tabel 1. Desain Faktorial
Group Design, yang secara umum digambarkan Faktorial (X) Media
Media Berbasis
pada bagan berikut ini; Konvensional
Geospasial (X1)
Faktorial (Y) (X2)
Pengetahuan
X1Y1 X2Y1
Exsperimen Intervention Post Test (Y1)
Group XT dengan PjBL (OT)
Kesiapsiagaan
Randomized X1Y2 X2Y2
Control Group (Y2)
Design
Control Group No Post Test 3. Uji Prasyarat Analisis
XC Intervention (OC)
1) Uji Normalitas
Uji Normalitas pada penelitian ini
menggunakan uji Liliefors dengan taraf
185
188
Jurnal GeoEco ISSN:2460-0768
Vol. 2, No. 2 (Juli 2016) Hal. 184-197
signifikansi 5%. Pengujian Normalitas pada H1B i

penelitian ini dilakukan pada semua variabel yang tidak nol


penelitian termasuk kompilasi dari dua H0AB ij = 0 untuk setiap i = 1.
variabel terikat yaitu variabel pengetahuan 2 dan j = 1. 2.
bencana alam di Indonesia dan perilaku cinta H1AB ij

lingkungan, baik pada kelas eksperimen yang tidak nol


maupun kelas kontrol. Tujuannya adalah  .05
untuk mengetahui sebaran data apakah  Statistik yang digunakan :
sampel berasal dari populasi yang RKA RKB
FA  FB 
berdistribusi normal atau tidak. RKG RKG

2) Uji Homogenitas
RKAB
Pengujian homogenitas pada penelitian FAB 
RKG
ini menggunakan Uji Bartlett dengan taraf
signifikansi 5%. Uji homogenitas
2) Uji Lanjut Pasca Anava
diberlakukan pada data hasil post test

data/skor yang dihasilkan oleh kelas
 Komputasi.
eksperimen maupun data/skor yang
dihasilkan oleh kelas kontrol pada masing- X  Xj
2

Fij 
i

1 1 
masing variabel. Tujuannya adalah untuk
RKG   
n n 
mengetahui apakah variansi-variansi dari  i j 

populasi penelitian bersifat seragam atau


homogen atau tidak. HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan perhitungan dengan
4. Pengujian Hipotesis
bantuan Microsoft Excel 2013 dengan
Pengujian hipotesis pada penelitian ini
menggunakan formula diatas, hasil
dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
perhitungan analisis variansi dua jalan dengan
analisis variansi (anava) dan uji lanjut
sel tak sama ditampilkan dalam tabel rangkuman
Anava.
analisis varian sebagai berikut :
1) Uji Analisi variansi
Tabel 2. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan
 Hipotesis
sel tak sama
H0A i = 0 untuk setiap i = 1. 2.
H1A i

yang tidak nol


H0B i = 0 untuk setiap j = 1. 2.

185
189
Jurnal GeoEco ISSN:2460-0768
Vol. 2, No. 2 (Juli 2016) Hal. 184-197
ternyata Fobs> Ftabel dengan demikian H0A
Sumber JK dk RK Fobs Ftabel Hipotesis
Variabel 31811.030
ditolak. Hal ini berarti pada tingkat
31811.0301 1 368.1896 3.87 Ditolak
Terikat (A) 1
Variabel
.05 terdapat perbedaan
2179.1728 1 2179.1728 25.2223 3.87 Ditolak
Bebas (B)
Interaksi
pengetahuan bencana alam dan perilaku
51.7984 1 51.7984 0.5995 3.87 Diterima
AB
cinta lingkungan antara pembelajaran
Galat (G) 10540.6130 122 86.3985
dengan model pembelajaran Project Based
Total (T) 44582.6143 125
Learning dan pembelajaran dengan model

1. Hasil uji analisis variansi dua jalan sel ceramah.

tak sama 2) Pada efek utama B (variabel bebas yang

Berdasarkan tabel rangkuman uji variansi meliputi model pembelajaran Project Based

dengan sel tak sama diatas maka dapat di Learning dan model ceramah).harga

jelaskan bahwa: statistik uji Fobs = 25.2223 dan Ftabel= 3.87,

a) Pada efek utama (A) Terdapat pengaruh ternyata Fobs> Ftabel dengan demikian H0B

pembelajaran dengan model pembelajaran .05

Project Based Learnig dan pembelajaran hal ini berarti pembelajaran dengan model

dengan model ceramah terhadap pembelajaran Project Based Learning

pengetahuan bencana dan perilaku cinta dengan pembelajaran dengan model ceramah

lingkungan mempunyai efek yang berbeda.

b) Pembelajaran dengan model pembelajaran 3) Pada efek utama AB (Baris dan Kolom),

Project Based Learnig dengan pembelajaran harga statistik uji Fobs = 0.5995 dan Ftabel=

dengan model ceramah memberikan efek 3.87, ternyata Fobs< Ftabel dengan demikian

yang berbeda terhadap pengetahuan bencana H0B

dan perilaku cinta lingkungan. 0.05 hal ini berarti tidak ada interaksi

c) Tidak terdapat interaksi antara variable antara efek utama A (Pengetahuan

dependen (A) dan variable independen (B) bencana alam di Indonesia dan perilaku

atau tidak ada efek ketergantungan antara cinta lingkungan) dengan efek utama B

pengetahuan bencana dengan perilaku cinta (pembelajaran dengan model pembelajaran

lingkungan Project Based Learning dan pembelajaran

Berdasarkan tabel rangkuman uji variansi dengan model Ceramah). Artinya tidak ada

dengan sel tak sama diatas maka dapat di ketergantungan antara pengatahuan bencana

jelaskan bahwa: alam di Indonesia dengan perilaku cinta

1) Pada efek utama A (variabel terikat yang lingkungan siswa. Dengan kata lain skor

meliputi pengetahuan bencana alam dan pengetahuan bencana alam baik belum tentu

perilaku cinta lingkungan alam), harga menentukan perilaku cinta lingkunganya

statistik uji Fobs = 368.1896 dan Ftabel = 3.87, baik. Hal ini dikarenakan pengetahuan

185
190
Jurnal GeoEco ISSN:2460-0768
Vol. 2, No. 2 (Juli 2016) Hal. 184-197
4) bencana yang begitu luas, baik yang 1/ni +
Komparasi (Xi-Xj)2 RKG F FTabel Hipotesis
1/nj
disebabkan olek karena faktor alam maupun
4040.5092 0.0212 86.3985 2209.630 4.00 Ditolak
bencana yang diakibatkan oleh campur
tangan manusia atau sebaliknya.
3) Komputasi rataan antar sel A dan B
Tabel 6. Komputasi rataan antar sel A dan
2. Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi B
Dua Jalan Komparasi (Xi-Xj)2
1/ni +
RKG F FTabel Hipotesis
1/nj
Dari analisis di atas belum dapat
49,5053 0,0645 86,3985 8,8813 8,27 Ditolak
menunjukan tingkat perbedaan pengaruh dari
92,1792 0,0625 86,3985 17,0705 8,27 Ditolak
masing-masing variabel terikat yang meliputi
1093,2942 0,0635 86,3985 199,2517 8,27 Ditolak
variabel pengetahuan bencana alam dan
930,2500 0,0635 86,3985 169,5370 8,27 Ditolak
variabel perilaku cinta lingkungan. Untuk
mengetahuan tingkat perbedaan dari masing-
4) Daerah Kritik
masing kelompok eksperimen maka perlu
DK = { F | F > (k–1) F -1;N-k}
dilakukan pengujian lebih lanjut pasca anava.
= { F | F > (1) F 0.05;1;62}
Pada penelitian ini uji lanjut pasca anava yang
= { F | F > (1)(4.00)}
digunakan adalah dengan metode Scheffe
= { F | F > 4.00}
untuk anava dua jalan.
a. Diketahui :
= { F | F > (3) F 0.05;3;60}
Tabel 3. Rataan dan Jumlah Rataan Anava Sel
= { F | F > (3)(2.76)}
Tak Sama
= { F | F > 8.27}
Rerata Skor SD skor Rerata Skor SD Skor
Pengetahuan Pengetahuan Perilaku Perilaku
Kegiatan 5) Keputusan Uji :
Bencana Bencana Cinta Cinta
Alam Alam Lingkungan Lingkungan
Kelas Dari hasil uji scheffe, dapat disimpulkan
34.16 3.14 67.23 14.35
Eksperimen
bahwa:
Kelas
27.13 3.29 57.63 10.97
Kontrol 1) Komparasi antar baris
Pengetahuan bencana alam dan
1) Komparasi Ganda Antar Baris perilaku cinta lingkungan dari kelompok
Tabel 4. Komparasi Ganda Antar Baris eksperimen dan kelompok kontrol
1/ni + menunjukan adanya pengaruh yang
Komparasi (Xi-Xj)2 RKG F FTabel Hipotesis
1/nj
signifikan.
276.7898 0.0318 86.3985 100.8893 4.00 Ditolak 2) Komparasi antar kolom
Pembelajaran dengan model Project
2) Komparasi Ganda Antar kolom Based Learning dan pembelajaran dengan
Tabel 5. Komparasi Ganda Antar Kolom
191
185
Jurnal GeoEco ISSN:2460-0768
Vol. 2, No. 2 (Juli 2016) Hal. 184-197
model ceramah menunjukan adanya cukup signifikan.
perbedaan pengaruh yang signifikan. b) Uji komparasi rataan antar kolom dengan
3) Komputasi rataan antar sel A dan B komparasi .diperoleh harga
a) Pada tabel point C, Komparasi statistik uji FHitung = 2209.630 dan Ftabel =
4.00.ternyata Fb> Ftabel dengan demikian
pengetahuan bencana pada kelas Ho
eksperiman dan pengetahuan bencana 0.05 (Ho ditolak) artinya pembelajaran
pada kelas kontrol. Pada taraf dengan model Project Based Learning dan
signifikansi model ceramah menunjukan adanya
diketahui bahwa pengetahuan kelas perbedaan pengaruh yang signifikan.
eksperimen dan kelas kontrol c) Pada tabel point C. Komparasi
menunjukan adanya perbedaan pengaruh merupakan komparasi antar sel pengetahuan
yang signifikan. bencana alam pada kelas eksperiman dan
b) Pada tabel point C, Komparasi pengetahuan bencana alam pada kelas
kontrol. Pada taraf signifikansi .05
perilaku cinta lingkungan pada kelas diperoleh FHitung = 8.8813 dan Ftabel =
eksperiman dan perilaku cinta 8.27.ternyata Fab> Ftabel dengan demikian
lingkungan pada kelas kontrol. Pada Hoditolak maka dapat diketahui bahwa
taraf signifikansi pengetahuan bencana alam kelas eksperimen
diketahui bahwa perilaku cinta dan kelas kontrol menunjukan adanya
lingkungan kelas eksperimen dan kelas perbedaan yang signifikan.
kontrol menunjukan adanya perbedaan d) Pada tabel point C. Komparasi
pengaruh yang signifikan. merupakan komparasi antar sel perilaku cinta
lingkungan pada kelas eksperiman dan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka perilaku cinta lingkungan pada kelas kontrol.
dapat disimpulkan: Pada taraf signifikansi 0.05 diperoleh
a) Uji komparasi rataan antar baris dengan FHitung = 17.0705 dan Ftabel = 8.27.ternyata
komparasi diperoleh harga Fab> Ftabel dengan demikian Hoditolak maka
statistik uji FHitung = 100.8893 dan Ftabel = dapat diketahui bahwa perilaku cinta
4.00.ternyata Fa> Ftabel dengan demikian lingkungan kelas eksperimen dan kelas
Ho kontrol menunjukan adanya perbedaan yang
0.05 (Ho ditolak) artinya Pengetahuan signifikan.
bencana alam dan perilaku cinta lingkungan e) Pada tabel point C. Komp
dari kelompok eksperimen dan kelompok merupakan komparasi antar sel pengetahuan
kontrol menunjukan adanya perbedaan yang bencana alam kelas eksperimen dan Perilaku

185
192
Jurnal GeoEco ISSN:2460-0768
Vol. 2, No. 2 (Juli 2016) Hal. 184-197
cinta lingkungan kelas eksperimen. Pada memberikan hasil yang lebih baik dari pada
taraf signifikansi .05 diperoleh FHitung = model pembelajaran dengan ceramah
199.2517 dan Ftabel = 8.27.ternyata Fab> Ftabel Sebagai bahan perbandingan, perbedaaan
dengan demikian Hoditolak maka dapat rerata skor pengetahuan bencana alam dan rerata
diketahui bahwa pengetahuan bencana alam skor perilaku cinta lingkungan antara kelas
kelas eksperimen dan kelas kontrol eksperimen dengan model Project Based
menunjukan adanya perbedaan yang Learning dan kelas control dengan model
signifikan. Ceramah disajikan dalam tabel berikut ini:
f) Pada tabel point C.
merupakan komparasi antar sel pengetahuan Tabel 7. Perbandingan skor Rerata dan Standar
bencana alam kelas kontrol dan Perilaku Deviasi Eksperimen dan Kelas Kontrol
cinta lingkungan kelas kontrol. Pada taraf
Kelas
signifikansi .05 diperoleh FHitung = (B) Kelas
Eksperi- Total
(A) Kontrol
men
169.5370 dan Ftabel = 8.27.ternyata Fab> Ftabel
Pengetahuan
34.161 27.125 61.286 (A1)
dengan demikian Hoditolak maka dapat bencana alam

diketahui bahwa perilaku cinta lingkungan Perilaku cinta


67.226 57.625
124.851
lingkungan (A2)
kelas eksperimen dan kelas kontrol
101.387 84.750 186.137
Total
menunjukan adanya perbedaan yang (B1) (B2) (G)

signifikan.
Grafik 1. Perbandingan Rerata dan Standar
PEMBAHASAN Deviasi skor pengetahuan bencana
Pada uji analisis variansi antar variabel alam dan perilaku cinta lingkungan
terikat A (pengetahuan bencana alam dan Grafik Perbandingan Rerata dan Standar Deviasi
Pengetahuan Bencan Alam dan Perilaku Cinta Lingkungan
perilaku cinta lingkungan diperoleh bahwa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Eksperim en Kelas Kontrol


Fobs= 368.1896. dan Ftabel=3.87. ternyata Fobs > 5
4,5
Ftabeldengan demikian H0 ditolak. Hal ini berarti 4
3,5
.05 yang artinya 3
2,5
terdapat perbedaan yang cukup signifikan 2
1,5
pengetahuan bencana alam dan perilaku cinta 1
0,5
lingkungan antara kelas eksperimen 0
SD Skor Perilaku Cinta
Rerata Skor Perilaku Cinta
SD Skor Pengetahuan
Rerata Skor Pengetahuan

(pembelajaran geografi dengan model


Bencana Alam
Bencana Alam

Lingkungan
Lingkungan

pembelajaran Project Based Learning) maupun


kelas kontrol (pembelajaran geografi dengan
model ceramah). Artinya model pembelajaran
Project Based Learning lebih efektifdan

185
193
Jurnal GeoEco ISSN:2460-0768
Vol. 2, No. 2 (Juli 2016) Hal. 184-197
Melihat dari tabel skor rerata dan standar Berdasarkan uji lanjut pasca analisis
deviasi pengetahuan bencana alam dan perilaku variansi dua jalan untuk sel tak sama untuk efek
cinta lingkungan antara kelas eskperimen utama faktor B (Kelas Eksperimen/dan kelas
(pembelajaran dengan model Project Based kontrol) pada komparasi antar sel
Learning) dan kelas control (pembelajaran diperoleh harga statistik uji F =8.8813 dan F
dengan model Ceramah), maka dapat dilihat tabel /daerah kritik= 8.27.ternyata Fhitung>
bahwa ada perbedaaan rerata baik skor Ftabel. demikian H0
pengetahuan bencana alam maupun skor Perilaku ditolak. Hal ini berarti pada tingkat
Cinta Lingkungan. Dari tabel 20. diatas dapat .05 terdapat perbedaan
dilihat bahwa terdapat selisih skor pada kelas pengaruh yang signifikan model pembelajaran
eksperimen lebih tinggi yaitu terpaut 7.03 untuk Project Based Learningterhadap pengetahuan
skor pengetahuan bencana alam, dan selisih 9.60 bencana alam. Dalam hal ini model
lebih tinggi untuk skor perilaku cinta lingkungan. pembelajaran Project Based Learning
Dengan melihat tabel dan grafik diatas maka berpengaruh cukup signifikan terhadap
dapat disimpulkan bahwa secara garis besar pengetahuan bencana alam di indonesia siswa
terdapat perbedaan skor pengetahuan bencana kelas X SMA Negeri 2 Surakarta.
alam dan skor perilaku cinta lingkungan baik Melihat hasil rataan marginal antara
untuk kelas eksperimen maupun kelas control. rerata pengetahuan bencana alam pembelajaran
Hal ini berarti bahwa dengan adanya kegiatan dengan menggunakan model pembelajaran
perlakuan yaitu pembelajaran dengan Project Based Learning diperoleh 34.161
menggunakan model pembelajaran Project sedangkan rerata pengetahuan bencana alam
Based Learning memberikan efek yang positif pada pembelajaran dengan model ceramah
artinya ada perbedaan skor yang lebih baik pada diperoleh 27.125. Tampak bahwa rerata
kelas eksperimen terkait skor pengetahuan pengaruh pengetahuan bencana alam
bencana alam maupun skor perilaku cinta pembelajaran dengan menggunakan model
lingkungan. pembelajaran Project Based Learning lebih
tinggi dari rerata pengetahuan bencana alam
1. Hasil pengujian hipotesis pertama
pembelajaran dengan model ceramah.
Hipotesis pertama dalam penelitian ini
Pernyataan ini sesuai dengan hipotesis
mengatakan bahwa “Terdapat pengaruh
penelitian pada bab ii. Hal ini dimungkinkan
penggunaan model Project Based Learning
karena model pembelajaran Project Based
(PjBL) terhadap pengetahuan bencana alam
Learning lebih tepat jika digunakan dalam
di Indonesia siswa kelas X SMA Negeri 2
kegiatan pembelajaran yang bersifat kooperatif,
Surakarta pada pembelajaran geografi
dimana pada pembelajaran ini sangan menuntut
kompetensi dasar mitigasi bencana”.
keaktifan siswa dalam mengekplorasi materi

185
194
Jurnal GeoEco ISSN:2460-0768
Vol. 2, No. 2 (Juli 2016) Hal. 184-197
kajian geografi terkait dengan kebencanaan di pembelajaran Project Based Learning lebih
Indonesia. tinggi dari rerata skor perilaku cinta lingkungan
2. Hasil pengujian hipotesis kedua pada pembelajaran dengan model ceramah.
Hipotesis kedua dalam penelitian ini Pernyataan ini sesuai dengan hipotesis
mengatakan bahwa “Terdapat pengaruh penelitian pada bab ii. Hal ini dimungkinkan
penggunaan model Project Based karena model pembelajaran Project Based
Learning(PjBL) terhadap perilaku cinta Learning lebih cocok dalam membangkitkan
lingkungan siswa, siswa kelas X SMA Negeri 2 psikomotorik siswa kaitannya dengan
Surakartapada pembelajaran geografi kemamuan untuk berperilaku baik terhadap
kompetensi dasar mitigasi bencana”. lingkungan. Sikap kooperatif siswa dalam
Berdasarkan uji lanjut pasca analisis kelompok dalam bekerja sama mengerjakan
variansi dua jalan untuk sel tak sama untuk efek proyek yang di berikan oleh guru, merupakan
utama faktor B (Kelas Eksperimen/dan kelas representasi dari perilaku cinta lingkungan baik
kontrol) pada komparasi antar sel di lingkungan sekolah maupun di lingkungan
diperoleh harga statistik uji F =17.0705 dan F tempat tinggal. Dengan memahami pengetahuan
tabel /daerah kritik= 8.27.ternyata Fhitung> bencana alam maka muaranya adalah
Ftabel. demikian H0 menanaman sikap perilaku cinta lingkungan
ditolak. Hal ini berarti pada tingkat siswa SMA Negeri 2 Surakarta
.05 terdapat perbedaan
pengaruh yang signifikan model pembelajaran REFERENSI
Project Based Learning terhadap perilaku cinta Allen L. Edwards. 1994. Techniques Of Attitude
lingkungan alam. Dalam hal ini model Scale Construction. USA: Irvington
pembelajaran Project Based Learning Publishers, Inc.
berpengaruh cukup signifikan terhadap perilaku
Arends. 1997. Classroom Instruction and
cinta lingkungan siswa kelas X SMA Negeri 2
Management. New York: McGraw
Surakarta.
Hill.
Melihat hasil rataan marginal antara
Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian.
rerata perilaku cinta lingkungan
Surakarta: UNS Press.
padapembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Project Based Learning diperoleh BPSDMPK. 2013. Model Pembelajaran
67.226 sedangkan rerata perilaku cinta Berbasis Proyek (Project Based
lingkungan pada pembelajaran dengan model Learning), Jakarta: Kemendikbud.
ceramah diperoleh 57.625. Tampak bahwa rerata Erly Zohrian Pembriat1. 2013. Tesis: “Pengaruh
skor perilaku cinta lingkungan pada Model Pembelajaran Terpadu Pada
pembelajaran dengan menggunakan model Pengintegrasian Materi Pengurangan
185
195
Jurnal GeoEco ISSN:2460-0768
Vol. 2, No. 2 (Juli 2016) Hal. 184-197
Resiko Bencana Erupsi Merapi dalam Siswa Kelas X Sma N 1 Mojolaban
Mata Pelajaran IPS terhadap Tahun 2013”. Surakarta: UNS.
Pengetahuan Kebencanaan dan
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian pendidikan,
Kesiapsiagaan Bencana pada Siswa
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
SMP di Lereng Gunungapi Merapi
R&D. Bandung: Alfabeta.
Kecamatan Kemalang Kabupaten
Suharsimi Arikunto. 2008. Dasar-dasar Evaluasi
Klaten”. Surakarta: UNS.
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Hasan Alwi. dkk. 2001. Kamus Besar Bahasa
Rineka Cipta.
Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
Suwarto. 2013. Model Pembelajaran
Hohn W. Creswell. 2010. Research Design
Berwawasan Lingkungan Hidup.
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Bandung: Graha Mulia Utama.
Mixed. Yugyakarta: Pustaka Pelajar.
Theresia Widyantini. 2014. Penerapan Model
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifikdan
Project Based Learning (Model
Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
Pembelajaran Berbasis Proyek) dalam
21, Kunci Sukses Implementasi
Materi Pola Bilangan Kelas VII.
Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia
Yugyakarta: PPPPTK.
Indonesia.
Tipa Putri Anasi. 2013. Tesis: “Penerapan Model
Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan.
Pembelajaran Group Investigation
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Untuk Meningkatkan Pengetahuan dan
Rahma, S.U. dkk. 2013. Pelaksanaan Kesiapsiagaan Siswa Untuk
Pembelajaran Matematika dengan Mengurangi Resiko Bencana Erupsi
Model Project Based Learning (PBL) Gunungapi Merapi Pada Siswa Kelas X
di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya. SMAN 1 Karangnongko dan SMAN 1
Palembang: UNSRI. Prambanan”. Surakarta: UNS.

Saifuddin Azwar. 2000. Sikap Manusia, Teori Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran
dan Pengukuran. Yogyakarta: Pustaka Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Pelajar. Prenada Media Group.

Sugiarto, A. 2013. Tesis: “Pengaruh Media Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2007.


Pembelajaran Berbasis Geospasial Tentang Penanggulangan Bencana.
Terhadap Pengetahuan Dan Republik Indonesia: Presiden .
Kesiapsiagaan Banjir Bengawan Solo
185
196
Jurnal GeoEco ISSN:2460-0768
Vol. 2, No. 2 (Juli 2016) Hal. 184-197
Undang-undang RI No. 23 Tahun 1997. Tentang
Pengelolaan Lingkungn Hidup.
Republik Indonesia: Presiden.

Yahya, M.M. dkk. 2012. Penerapan Model


Project Based Learning Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Teknologi Informasi
Dan Komunikasi. Bandung: UPI.

http://www.penelitiantindakankelas.blogspot.co
m/2013/04/10-fungsi-media-
pembelajaran.html. diakses 15 Januari
2015.

http://www.kafeilmu.com/konsep-dan-definisi-
pengetahuan.diakses 17 Januari 2015.

http://www.himtifapertauh.blogspot.co.id/2013/0
2/menguak-kualitas-pendidikan-
indonesia.html. diakses 6 Januari 2016.

http://www.5h1mh4tup4n6.blogspot.co.id/2013/0
4/makalah-ilmu-
pendidikan.html.diakses 11 Januari
2016.

http://www.pengertianahli.com/2014/09/pengerti
an-cinta-menurut-para-ahli.html.
diakses 17 Januari 2016

https://www.bagaskawarasan.wordpress.com/tag/
definisi-cinta-kepada-lingkungan-dan-
alam. diakses 17 Januari 2016

185
197

Anda mungkin juga menyukai