Anda di halaman 1dari 15

Nama : Muhammad Junaidi

Npm : 0541 15 067

Tugas Energi Saving

1. Sebutkan apakah yang dimaksud dengan energi saving. Beri contoh 3 unit
pada bagunan dan alat apakah yang bisa disaving ?
Jawab

Energi saving atuu dikenal dengan istilah penghematan energi adalah unsur
yang penting dari sebuah kebijakan energi. Penghematan energi menurunkan
konsumsi energi dan permintaan energi per kapita, sehingga dapat menutup
meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi. Hal ini
mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi
kebutuhan pembangkit energi atau impor energi. Berkurangnya permintaan
energi dapat memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi energi.

Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian


penting dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi
juga memudahkan digantinya sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan
sumber-sumber yang dapat diperbaharui. Penghematan energi sering
merupakan cara paling ekonomis dalam menghadapi kekurangan energi, dan
merupakan cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan
meningkatkan produksi energi.

https://id.wikipedia.org/wiki/Penghematan_energi

Penghematan energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi


jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan
penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh
dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi
konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan energi dapat
menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan,
keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan. Organisasi-
organisasi serta perseorangan dapat menghemat biaya dengan melakukan
penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan industri dapat
meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan penghemaan
energi. https://farhadthlb.wordpress.com/2014/10/02/bangunan-hemat-energi/

Contoh energi saving pada bangunan dan alat yang bisa di saving:

 Kapasitor bank

Umumnya beban pada jaringan listrik adalah beban induktif. Beberapa


beban induktif yang ada disebuah jaringan listrik, seperti heater, Neon,
Motor listrik,dan lain lain Sehingga beban listrik kebanyakan adalah
beban inductive. Untuk menghilangkan/mengurangi komponen
daya inductive ini diperlukan kompensator yaitu kapasitor/capacitor
bank. PLN membebankan biaya kelebihan pemakaian KVARH pada
pelanggan, jika rata-rata factor dayanya (Cos phi) kurang dari 0.85.
Untuk memperbaiki factor daya sehingga tidak membayar denda, harus
menggunakan Aplikasi Panel kapasitor Bank.

fungsi utama kapasitor bank

- kapasitor bank menghilangkan denda / kelebihan biaya (kVARh)

- Menghindari kelebihan beban transformer

- Memberikan tambahan daya tersedia

- Menghindari kenaikan arus/suhu pada kabel

- kapasitor bank berfungsi memaksimalkan pemakaian daya (kVA)

- Menghemat daya / efesiensi


- Menghindari Drop Line Voltage

- mengawetkan instalasi & Peralatan Listrik

- Kapasitor bank juga mengurangi rugi – rugi lainnya pada instalasi


listrik

 HS power sarver

Prinsip kerjanya
-Pelopor penghemat daya kontrol dan secara aktif meningkatkan faktor
daya perangkat pribadi dan profesional Anda.
-Ketika diangkut, listrik adalah tunduk pada berbagai fluktuasi dan
kerugian biaya serta untuk adulatory variasi mengarah ke puncak listrik
dijelaskan oleh kami perangkat listrik.
Dengan demikian, bagian dari rumah tangga listrik dikirim ke kami
disampaikan dalam bentuk dijelaskan overcharges, namun krim-ditagih,
Ini puncak listrik membuat kita membayar dan mengkonsumsi lebih
banyak.

 Home Electric Saver


Alat PENGHEMAT LISTRIK ini bekerja dengan cara menurunkan jumlah
arus yang masuk ( ampere) pada tegangan yang tetap ( volt) sehingga
meringankan biaya listrik ( watt) yang harus di bayar.

HOME ELECTRIC SAVER sudah teruji dengan uji ampere meter pada
saat digunakan ampere meter turun 10 s/d 40%

Gunakan alat penghemat listrik ini untuk melakukan penghematan.

HEMAT LISTRIK S/ D 40%

SK MENTERI PU No.: 23/ PRT/ 78

Prinsip kerja : Menurunkan arus yg berlebihan terutama pada peralatan


listrik yg mempunyai cosphi / power factor 0.5 s/d 1

HOME ELECTRIC SAVER ( Penghemat Listrik ) berfungsi antara lain:


* Menghemat biaya listrik s/ d 40%

* Memperpanjang umur peralatan listrik

* Memperbaiki efisiensi jaringan listrik

* Meningkatkan kapasitas system dan peralatan

* Pemasangan yg mudah dan bebas perawatan

Prinsip Kerja

Peralatan yang memakai listrik pada umumnya ( kalau tanpa kapasitor)


menggunakan daya watt ( daya semu) yang lebih besar dari daya watt
sesungguhnya. Misal sebuah mesin cuci mencantumkan ( pada label
mesin cuci) daya 300 watt. Padahal daya sesungguhnya bisa s/ d 500
watt. Hal ini terjadi pada alat listrik yang tidak memakai kapasitor, karena
adanya daya semu dan power factor yang rendah.

Apakah di rumah anda pernah mengalami switch meteran / MCB listrik


jatuh / turun? Padahal anda sudah menghitung jumlah semua daya /
watt peralatan listrik yang sedang digunakan tidak melebihi kapasitas
daya listrik rumah anda. Menghemat Tanpa Mencuri.
Jadi sebenarnya HOME ELECTRIC SAVER ( Penghemat Listrik )
berfungsi menyamakan watt yang dipakai alat-alat listrik menjadi jumlah
watt sesungguhnya. Sama sekali tidak mencuri bahkan mendukung
program pemerintah dan PLN dalam menghemat energi dan daya listrik.
Sesuai dengan syarat penyambungan listrik PLN menganjurkan
memasang kapasitor / kondensor pada alat-alat listrik dan lampu TL.

 Sistem Selubung Bangunan

Selubung bangunan adalah pemisah fisik antara ruang yang


terkondisikan oleh pendingin udara dengan ruang yang tidak
terkondisikan; yaitu berupa dinding, jendela, dan atap tembus atau yang
tidak tembus cahaya. Sebagai elemen yang menyelubungi bangunan
gedung, selubung bangunan dirancang dengan 3 fungsi dasar: 1)
pelindung terhadap pengaruh cuaca, 2) mencegah inflitrasi udara, dan
3) menghambat aliran perpindahan panas. Selubung bangunan yang
baik dapat membatasi perpindahan udara, air, panas (termal), cahaya,
dan kebisingan dari luar ke dalam ruangan.

 Sistem Tata Udara

Dalam usaha perhotelan, kenyamanan dan kepuasan tamu menjadi hal


yang sangat penting untuk dipenuhi. Sistem Tata Udara dirancang untuk
memenuhi fungsi menjaga kenyamanan termal, kebersihan dan
kesegaran udara di dalam gedung. Kenyamanan termal (thermal
comfort) dicapai pada kondisi suhu rata-rata antara 24-27oC, dengan
kelembaban antara 55%-65% untuk daerah tropis8 . Selain
menyediakan suhu yang nyaman, ketersediaan udara segar juga perlu
dijaga untuk kesehatan, serta dapat membantu mengatasi bau tak
sedap. Konfigurasi, kapasitas, dan jenis Sistem Tata Udara pada
gedung hotel sangat tergantung kepada luas gedung hotel tersebut.
Untuk hotel yang besar dengan jumlah kamar yang banyak dan dengan
gedung bertingkat maka diperlukan Sistem Tata Udara sentral.
Sedangkan untuk hotel yang kecil umumnya hanya menggunakan
beberapa unit AC kecil saja. Namun demikian, dalam beberapa kasus
bisa saja gedung hotel yang besar menggunakan Sistem Tata Udara
sentral dengan didukung oleh unit AC kecil.

 Sistem Tata Cahaya

Sistem tata cahaya dalam bangunan hotel merupakan salah satu


elemen dasar yang harus disediakan dengan tujuan untuk: 1)
penerangan dalam ruangan, 2) komponen desain interior dan estetika,
3) kesehatan dan keselamatan, serta 4) penerangan luar ruangan dan
navigasi (signage). Prinsip penataan dan manajemen sistem tata
cahaya di bangunan hotel perlu mengedepankan tata cahaya yang
menarik namun efektif dan efisien untuk memenuhi ke-empat tujuan
tersebut. Dengan penerapan sistem kontrol pencahayaan dan teknologi
yang baik, penggunaan energi untuk sistem tata cahaya dapat dihemat
hingga 50% dari kondisi umum yang ditemui di mayoritas hotel di
Indonesia saat ini.

 Sistem Air Panas

Bisnis perhotelan pada umumnya menyuplai keperluan air panasnya


dengan menggunakan mesin boiler, yaitu dengan menghasilkan uap
panas dan/atau air panas, kemudian didistribusikan ke dapur, laundry,
dan penyimpanan air panas untuk suplai kamar tamu. Dua jenis boiler
yang biasanya digunakan di hotel:

1. Firetube Terdiri dari sebuah tangki air yang diberi lubang untuk dilalui
pipa-pipa, dimana gas panas akan mengaliri pipa-pipa tersebut untuk
memanaskan air di dalam tangki. Air yang dipanaskan akan
menghasilkan uap panas, yang kemudian dapat digunakan untuk
memanaskan air yang akan digunakan dikamar mandi dan untuk
keperluan binatu.

2. Watertube. Pada jenis ini, air dialirkan melalui susunan pipa yang
terdapat didalam gas panas yang dihasilkan dari pembakaran. Pada
boiler watertube, air panas tidak berubah menjadi uap, sehingga bias
langsung digunakan untuk berbagai keperluan seperti air panas di
kamar-kamar, binatu, dan untuk keperluan mencuci piring. Jenis ini lebih
banyak digunakan di Indonesia.
https://www.iced.or.id/wp-content/uploads/2015/11/Panduan-Praktis-
Peghematan-Energi-Di-Hotel.pdf

2. Bagaimana cara membuat saving di gedung ?


Jawab
Sistem kelistrikan gedung · Sistem otomasi terigtegrasi gedung Hal lain yang
menjadi faktor keberhasilan kegiatan konservasi energi di gedung adalah
pemilihan teknologi yang tepat serta kreatifitas untuk membuat disain atau
modifikasi sistem menjadi lebih efektif dalam menghemat energi.
 Selubung bangunan
Selubung bangunan adalah bagian terluar dari gedung yang melingkupi
seluruh bangunan dalan menghambat aliran panas dari lingkungan luar.
Yang menjadi komponen selubung bangunan ini adalah dinding beserta
jendela kaca dan pintu serta selubung atap. Luasan dan jenis selubung
bangunan (dinding dan atap) mempengaruhi perolehan kalor/panas,
akibat konduksi dari luar dan radiasi matahari. Untuk mengurangi
perolehan panas yang berarti pula menurunkan beban pendinginan
sistem AC, maka pemilihan dinding luar dan atap serta kaca dan
kombinasi luasan dinding dengan kacanya akan menjadi penentu
efektifitas selubung bangunan dalam menghambat aliran panas dari
luar. Sistem AC yang menjadi pengguna energi terbesar di gedung
sekitar 60 persen menyebabkan perhatian terhadap selubung bangunan
ini harus lebih mendalam. Disain selubung gedung yang terlalu banyak
melibatkan jendela kaca menyebabkan beban pendinginan AC yang
besar sehingga akan membuat konsumsi listik untuk AC yang besar.
Diperlukan suatu kombinasi antara dinding keras dan kaca dari
selubung bangunan gedung yang optimal serta penggunaan peneduh
dan vegetasi yang baik diluar gedung. Sebagai tolok ukur tingkat
efektiftas selubung bangunan ini dalam mengatasi beban AC telah
ditetapkan untuk kondisi Indonesia ukuran RTTV (Roof Thermal
Transfer Value)untuk selubung atap dan OTTV (Overall Thermal
Transfer Value) untuk selubung dinding.
 Sistem Tataudara
Pada bangunan gedung sistem tataudara menjadi komponen utama
yang paling besar penggunaan energinya yaitu sekitar 60 persen.
Penggunaan yang sangat besar ini menjadikan sistem AC sebagai fokus
utama dalam kegiatan penghematan energi di gedung. Sistem AC pada
gedung pada umumnya dapat dibagi dua bagian utama yaitu sistem
refrigerasi yang merupakan penggerak utama pengkondisian udara.
Sistem refrigerasi ini terdiri atas kompresor, evaporator, kondenser dan
katup ekspansi. Pada umumnya sistem refrigerasi ini menggunakan
refrigerant (freon) yang saat ini masih banyak menggunakan refrigerant
yang menyebabkan kerusakan ozone serta menimbulkan pemanasan
global. Sistem kedua adalah sistem tataudara yang mengalirkan udara
pada duct setelah didinginkan oleh sistem refrigerasi. Pada sistem
tataudara ini terdiri atas duct aliran udara, kipas pengalir udara suplai
dan diffuser pendistribusi udara dingin. Parameter tingkat hemat sistem
AC gedung adalah ditandai dengan efisiensi sistem refirgerasinya dan
pencapaian kenyamanan ruangan sesuai standar kenyamanan orang
Indonesia. Tingkat efisiensi sistem AC ditandai dengan kemampuan
pengambilan panas gedung dibandingkan dengan energi listrik yang
dikonsumsi angka standar efisiensi sistem refrigerasi gedung menurut
SNI tahun 1993 maksimum kw/TR sebesar 0,9. Angka ini menunjukkan
bahwa sistem refrigerasi maksimum menkonsumsi listrik 0,9 kW untuk
menghasilkan kemampuan mengambil panas gedung sebesar 1 Ton
Refrigerasi atau 12.000 Btu/hr atau 3024 kcal/jam. Sementara tingkat
kenyamanan dalam ruangan dimana sistem AC-nya beroperasi pada
kondisi efisien energi adalah pada suhu 25 + 2 oC dan kelembaban
udara relatif sebesar 60 +10 % Suatu sistem yang baik seperti sistem
AC yang efisien perencanaan awal dalam penentuan jenis sistem AC
yang dipilih serta peralatan yang diadakan sangat menentukan dalam
pencapaian tujuan konservasi energi pada sistem AC gedung. Ada
berbagai macam sistem refrigerasi yang dapat dipilih untuk kondisi
gedung tertentu seperti sistem chiller water cooler, chiller air cooler,
sistem package atau kombinasinya. Sementara pada sistem distribusi
udara bisa menggunakan sistem seperti AHU dengan chilled water atau
refrigerant atau juga menggunakan fan coil sistem untuk mengalirkan
udara dingin ke ruangan-ruangan yang dilayani oleh sistem AC.
Pemilihan sistem refrigerasi dan distribusi udara ditentukan oleh banyak
faktor terutama adalah kondisi dan lokasi penempatan dari sistem AC di
gedung serta anggaran yang dimiliki oleh pemilik gedung. Selain itu
yang terutama adalah bahwa sistem AC yang didisain kapasitasnya
sesuai dengan beban panas yang harus diatasi. Program konservasi
energi pada sistem AC lebih baik dilakukan pada saat awal perencaaan
bangunan dibandingkan dengan setelah bangunan itu berdiri karena
modidikasi sistem yang telah ada akan lebih menyulitkan dan akan
mempengaruhi bagian-bagian lain dimana semua sistem telah dihitung
secara terintegrasi.
 Sistem tatacahaya
Pada bangunan gedung sistem tatacahaya menempati urutan kedua
dalam mengkonsumsi energi listrik. Pada bangunan gedung pada
umumnya pencahayaan digunakan untuk area publik seperti membaca
di kantor, lorong-lorong dan lobby sehingga pencahayaannya lebih
terdistribusi. Perencanaan pencahaayan gedung yang hemat energi
akan lebih baik dilakukan sebelum bangunan berdiri karena sifatnya
yang terdistribusi sehingga mempengaruhi area yang luas dari tempat
lampunya berada. Perubahan sistim pencahayaan atau retrofitting
setelah bangunan berdiri akan memberatkan biaya perubahan langit-
langit dari ruangan yang diperbaiki. Untuk mendapatkan pencahayaan
dalam ruangan yang optimal diperlukan pemilihan jensi lampu yang
hemat energi sesuai dengan peruntukkan ruangan serta pemilihan
armatur yang efektif dalam merefleksikan cahaya ke bawah. Penentuan
jenis warna dinding serta letak tinggi dari armatur sangat menentukan
tingakt pencahayaan yang sampai ke bidang yang akan diterangi.
Tingkat terang ini akan menentukan berapa banyak jumlah lampu dan
daya masing-masing lampu yang diperlukan. Pencahayaan ruangan
yang hemat energi ditentukan juga oleh efisiensi lampu yang ditandai
dengan parameter lumen per watt.. Untuk penerangan publik yang
menggunakan jenis lampu fluorescent, penggunaan ballast elektronik
akan lebih mengurangi daya listrik yang dibutuhkan untuk pencahayaan
dalam ruangan. Indonesia adalah negara tropis yang dianugrahi cahaya
matahari yang melimpah sepanjang tahun. Sumber cahaya yang gratis
dan murah ini tidak secara optimal dimanfaatkan sebagai sumber
cahaya penerangan alami siang hari. Ada kekhawatiran bahwa
penggunaan cahaya alami ini akan menambah beban AC gedung.
Sebenarnya hal itu tidak beralasan selama cahaya alami yang
dimanfaatkan itu adalah cahaya pantulan dan bukan cahaya langsung.
Cahaya pantulan memiliki panjang gelombang yang tinggi sementara
cahaya langsung masih mengandung spektrum yang memiliki panjang
gelombang rendah. Spektrum dengan panjang gelombang rendah ini
akan menimbukan efek rumah kaca sementara cahaya pantulan tidak
menimbulkan efek rumah kaca dan menjadi beban pendinginan AC
yang rendah.
 Sistem kelistrikan
Sumber utama energi untuk operasional gedung saat ini adalah dari
listrik. Listrik ini bisa disuplai dari PLN atupun dari genset milik sendiri.
Akan lebih baik jika dalam perencanaan awal sudah dilibatkan aspek
konservasi energi dalam pembuatan sistem kelistrikan gedung. Aspek
konservasi energi dari sistem kelsitrikan gedung adalah terbaginya
beban secara merata pada masing-masing fasa, telah terpisahnya
msing-masing beban seperti AC, penerangan dan lift pada saluran kabel
yang tersendiri. Telah adanya alat pengukur konsumsi energi lisitrik
pada masing-masing sistem pengguna energi sehingga pemakaian
energinya dapat dimonitor. Monitoring dilakukan untuk menilai
keberhasilan sejumlah langkah konservasi energi yang bisa dilakukan
pada sistem-sistem pengguna energi tadi. Selain itu dengan telah
terpisahnya beban listrik sistem pengguna energi pada saluran kabel
yang berbeda akan memudahkan kontrol operasi sistem tadi apalagi jika
gedung menggunakan sistem otomasi terintegrasi (Building Automation
System/BAS). Pemasangan kapasitor bank pada jaringan listrik diawal
pembangunan juga akan meningkatkan efisiensi penggunan listrik
sistem kelistrikan gedung. Jika tidak dilakukan minimal ada alokasi
tempat yang tepat di panel induk untuk pemasangan kapasitor bank ini
dikemudian hari, Pemilihan genset yang efisien dalam mengkonsumsi
bahan bakar juga diperlukan seandainya genset diperlukan untuk
mengganti suplai listrik dari PLN saat beban puncak jika saat dimana
harga energi alternatif pengganti solar yaitu BBN biosolar harganya
cukup murah dan ekonomis.
 Sistem Otomasi Terintegrasi Gedung (BAS)
Dengan kemajuan teknologi komputer dan informasi maka untuk
meningkatkan performa operasi sistem-sistem pengguna energi
digunakan building otomation system (BAS) penggunaan BAS ini juga
dapat mengintegrasikan kerja sistem tadi. Pada operasional sistem AC
penggunaan BAS akan dapat mengatur jam nyala dari sistem chiller dan
AHU serta mengatur jumlah chiller yang nyala. Sementara pada lampu
BAS ini akan dapat mengatur jam nyala dari lampu dan juga mengatur
jumlah lampu yang nyala disesuaikan dengan pencahayaan alami siang
hari yang masuk. Pengaturan lampu dan sistem AC tadi hanya dapat
dilakukan oleh BAS dengan syarat bahwa jaringan kabel listriknya telah
terpisah masing-masing. Sementara itu pada lift penggunaan BAS dapat
mengatur jumlah lift nyala sesuai jam yang telah ditetapkan.
Penggunaan sistem BAS ini sudah tentu akan dapat mendukung
program penggunaan energi listrik yang efisien pada bangunan gedung
dengan syarat bahwa sistem kelistrikan dan semua sistem pengguna
energi tadi direncanakan secara terintegrasi dan dipersiapkan dari awal
untuk dikontrol oleh BAS.
 Pemasangan alat penghemat listrik di seluruh instalasi
Pada prinsipnya pada kebanyakan beban (peralatan yang memakai
listrik), selalu bisa dihemat listriknya walau sedikit. Di sini diperlukan
kejelian dan keahlian untuk menentukan memilih jenis beban dan alat
yang sesuai untuk penghematan. Beban lampu pijar, lampu neon,
pemanas, unit AC, motor, dan lain-lain, semuanya mempunyai alat
penghemat yang spesifik/unik berdasarkan kinerja beban, schedul
pemakaian beban. Dalam persoalan ini, yang lebih penting adalah
?multiplier effect? dari penghematan yang kecil-kecil ini. Pengertian
?multiplier effect? ini yang masih sulit diterima oleh sebagian besar
teknisi/insinyur kita, yang sudah terbiasa dengan penghematan secara
parsial. Berapa tingkat penghematan total yang bisa diperoleh untuk
suatu instalasi, hanya bisa diestimasi berdasarkan statistik dari banyak
program/ proyek yang pernah dilakukan. Perusahaan yang bergerak
dalam bidang penghematan energi listrik ini mempunyai rahasia angka
?multiplier? yang tidak bisa dibuka terhadap clientnya. Dengan
demikian kontrak yang bisa dilakukan berupa ?Result Oriented
Contract?, atau ?Performance Contract?, terhadap tingkat
penghematan yang mencakup seluruh instalasi/jaringan listrik dalam
satu gedung tinggi, kompleks bangunan atau pabrik. Perusahaan
Kontraktor Penghemat Biaya Listrik melakukan audit energi yang biasa
dipakai, mencari peluang kemungkinan di mana saja bisa dilakukan
penghematan, menghitung/estimasi besar penghematan, menjamin
besar penghematan dalam persen, menghitung waktu pengembalian
modal (payback period). Dengan cara ini, tingkat penghematan yang
bisa dicapai antara 5-20%, dengan payback period sekitar 30 bulan.
 Perbaikan kwalitas daya listrik
Dalam seminar HAEI (Himpunan Ahli Elektro Indonesia), November
2001, terungkap bahwa di beberapa instalasi di Jakarta ditemukan
beberapa anomali parameter listrik, misalnya arus netral lebih besar
daripada arus fasa, alat pemutus daya bekerja walau beban arus terukur
masih 60% dari kapasitasnya, motor lebih cepat panas dari biasanya.
Semula hal-hal ini membuat bingung para insinyur listrik dan untuk
mengatasinya sementara, mereka menambah ukuran kawat netral,
sehingga sama dengan ukuran kawat fasa (yang biasanya cukup
setengah dari kawat fasa), memperbesar kapasitas pemutus daya,
kapasitas motor dlsb. Di sinilah ternyata telah dilakukan salah satu
pemborosan baik berupa biaya listrik bulanan maupun biaya modal
investasi. Salah satu penyebabnya adalah adanya ?harmonisa? yang
timbul/ada di dalam jaringan listrik.

http://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/06/upaya-penghematan-
energy-listrik-gedung.html
http://engineeringbuilding.blogspot.com/2012/09/audit-energi-pada-
sebuah-gedung.html
3. Berapakah standar intesitas konsumsi energi (IKE) untuk gedung berac ?
Jawab

Intensitas Konsumsi Energi ( IKE ) Listrik adalah pembagian antara antara


konsumsi energi listrik pada kurun waktu tertentu dengan satuan luas
bangunan gedung. Menurut Pedoman Pelaksanaan Konservasi Energi dan
Pengawasannya di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional nilai IKE dari
suatu bangunan gedung digolongkan dalam dua kriteria, yaitu untuk bangunan
ber–AC dan bangunan tidak ber-AC

Tabel IKE Bangunan Gedung Tidak ber-AC


Kriteria Keterangan
Efisien a) Pengeloaan gedung dan peralatan energi dilakukan
(0,84 – 1,67) dengan prinsip konversi energi listrik
2 b) Pemeliharaan peralatan energi dilakukan sesuai dengan
kWh/m /bulan
prosedur
c) Efisiensi pengguanaan energi masih mungkin ditingkatkan
melalui penerapan system manajemen energi terpadu
Cukup Efisien a) Penggunaan energi cukup efisien namun masih memiliki
(1,67 – 2,5) peluang konservasi energi
2 b) Perbaikan efisiensi melalui pemeliharaan bangunan dan
kWh/m /bulan
peraltan nergi masih dimungkinkan
Boros a) Audit energi perlu dilakukan untukmenentukan langkah-
(2,5 – 3,34) langkah pernbaikan sehingga pemborosan energi dapat
2 dihindari
kWh/m /bulan
b) Desain bangunan maupun pemeliharaan dan
pengoperasian gedung belum mempertimbangkan
konservasi energi
Sangat Boros a) Instalasi peralatan, desain pengoperasian dan
(3,34 – 4,17) pemeliharaan tidak mengacu pada penghematan energi
2
kWh/m /bulan
b) Agar dilakukan peninjauan ulang atas semua instalasi
/peralatan eenergi serta penerapan managemen energi
dalam pengelolaan bangunan
c) Audit energi adalah langkah awal yang perlu dilakukan

Tabel Kriteria IKE Bangunan Gedung ber-AC


Kriteria Keterangan
Sangat Efisien a) Desain gedung sesuai standar tatacara perencanaan teknis
(4,17 – 7,92) konservasi energi
2 b) Pengoperasian peralatan energi dilakukan dengan prinsip-
kWh/m /bulan
prinsip management energi

Efisien a) Pemeliharaan gedung dan peralatan energi dilakukan


(7,93 – 12,08) sesuai prosedur
2 b) Efisiensi penggunaan energi masih mungkin ditingkatkan
kWh/m /bulan
melalui penerapan system manajemen energi terpadu
Cukup Efisien a) Penggunaan energi cukup efisien melalui pemeliharaan
(12,08 – bangunan dan peralatan energi masih memungkinkan
14,58) b) Pengoperasian dan pemeliharaan gedung belum
2 mempertimbangkan prinsip konservasi energi
kWh/m /bulan
Agak Boros a) Audit energi perlu dipertimbangkan untuk menentukan
(14,58 – perbaikan efisiensi yang mungkin dilakukan
19,17) b) Desain bangunan maupun pemeliharaan dan
2 pengoperasian gedung belum mempertimbangkan
kWh/m /bulan
konservasi energi

Berdasarkan hasil data yang diperoleh:


Sesuai dengan tabel Tabel IKE Bangunan Gedung Tidak ber-AC yang
sudah dijelaskan sebelumnya untuk perhitungan kriteria efisien intensitas
konsumsi energi listrik pada waktu kurun waktu tertentu dengan satuan luas
bangunan gedung dinyatakan efisien. Berikut adalah perhitungannya:
Luas ruang = 10 m x 15 m =150 m2
Pemakaian total daya beban = 120 + 256 + 255 = 631 W
Pemakaian total daya beban per bulan = ((120 x 6) + (256 x 6) + (255 x 8) x
30) = (720 + 1536 + 2040) x 30 = 128880Wh = 128,88 kWh
Kriteria efisiensi yaitu pemakaian total daya (kWh) / luas ruangan: 128,88 / 150
= 0.8592 kWh/m2 perbulan

Apabila tingkat efisiensi penggunaan beban yang boros dikenali,


selanjutnya perlu ditindak lanjuti dengan analisa peluang hemat energi, yaitu
dengan cara membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang
harus dibayar untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang
direkomendasikan. Penghematan energi pada bangunan gedung tidak dapat
diperoleh begitu saja dengan cara mengurangi kenyamanan penghuni. Analisa
peluang hemat energi dilakukan dengan usaha – usaha:
a. Mengurangi sekecil mungkin penggunaan energi. ( Mengurangi kW dan jam
operasi ).
b. Memperbaiki kinerja peralatan.
c. Penggunaan sumber energi yang murah

Berikut adalah contoh alternatif peluang penghematan dalam bidang ekonomi:


Lampu 1: menggunakan merek Philips dengan usia 4 tahun, dan harga 30.000
Lampu 2: menggunakan merek lain dengan usia 1 tahun dan harga 10.000

Alternatif 1 menggunakan lampu Philips selama 4 tahun menghabiskan uang


sebesar 30.000,
Alternatif kedua menghabiskan uang sebesar 40.000.
Dari kedua alternatif tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa alternatif
1 lebih layak untuk digunakan karena lebih efisiensi dalam hal ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai