Anda di halaman 1dari 27

TUGAS TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN :

ENERGI SURYA

Disusun oleh :
1. Penjelasan Umum
a. Pengertian Energi Surya
Energi surya adalah energi yang berupa sinar dan panas dari
matahari (radiasi energi dalam bentuk panas dan cahaya yang
dipancarkan oleh matahari). Didapat dengan mengubah energi panas
surya melalui perlatan tertentu menjadi sumberdaya dalam bentuk lain.
Energi surya menjadi salah satu sumber pembangkit daya selain air, uap,
angin, biogas, batubara, dan minyak bumi. Energi ini dapat
dimanfaatkan dengan menggunakan serangkaian teknologi seperti
pemanas surya, fotovoltaik surya, listrik panas surya, arsitektur surya,
dan fotosintesis buatan. Tanpa energi yang datang dari matahari, planet
kita tidak akan mampu mendukung kehidupan dan energi surya adalah
bentuk energi paling berlimpah yang tersedia di planet kita.

Jika dilihat pada proses penyerapan, pengubahan, dan penyaluran


energi surya, teknologi energi surya secara umum dikategorikan menjadi
dua kelompok, yakni teknologi pemanfaatan pasif dan teknologi
pemanfaatan aktif. Contoh pemanfaatan energi surya secara aktif adalah
penggunaan panel fotovoltaik dan panel penyerap panas. Contoh
pemanfaatan energi surya secara pasif meliputi mengarahkan bangunan
ke arah matahari, memilih bangunan dengan massa termal atau
kemampuan dispersi cahaya yang baik, dan merancang ruangan dengan
sirkulasi udara alami.

Energi surya merupakan salah satu energi yang sedang giat


dikembangkan saat ini oleh Pemerintah Indonesia karena sebagai negara
tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar.
Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di
Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut
sebagai berikut: untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan
distribusi penyinaran di Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 4,5
kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar 10%, dan dikawasan Timur
Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar
9%. Dengan demikian, potensi energi surya rata-rata Indonesia sekitar
4,8 kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.

Energi surya memiliki potensi besar dan sudah banyak teknologi


surya yang berkembang dengan sangat cepat. Namun, meskipun
pertumbuhan industri energi surya global berlangsung dengan cepat,
masih dibutuhkan banyak waktu sebelum energi surya menjadi pesaing
yang nyata untuk bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama. Hal ini
karena sektor energi surya masih kalah dalam hal paritas biaya
dibandingkan bahan bakar fosil. Energi surya adalah sumber energi
terbarukan yang paling penting (energi angin pada dasarnya juga berasal
dari energi surya), dan hanya energi panas bumi dan pasang surut yang
tidak memperoleh energi mereka dari matahari. Banyak orang
menggunakan istilah energi surya dan tenaga surya sebagai sinonim
meskipun hal ini mengandung kesalahan karena tenaga surya mengacu
pada konversi sinar matahari menjadi listrik (dalam banyak kasus
menggunakan photovoltaic). Pemanfaatan energi surya memiliki potensi
masa depan yang sangat besar, tidak hanya dalam menyediakan listrik
dan panas tetapi juga untuk digunakan pada proses industri serta
pengembangan kendaraan surya. Meskipun energi surya adalah bentuk
energi paling berlimpah yang tersedia di planet bumi, energi surya tetap
bukanlah sumber energi yang sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk
pada kalahnya paritas biaya dibandingkan bahan bakar fosil tetapi juga
karena masalah intermitten (tidak kontinyu). Seperti yang kita ketahaui,
energi surya tidak tersedia pada malam hari dan karenanya
membutuhkan solusi penyimpanan energi yang memadai untuk menutup
kekurangan ini.

b. Sumber Panas
Bumi menerima 174 petawatt (PW) radiasi surya yang datang
(insolasi) di bagian atas dari Atmosfer. Sekitar 30% dipantulkan kembali
ke luar angkasa, sedangkan sisanya diserap oleh awan, lautan, dan
daratan. Sebagian besar spektrum cahaya matahari yang sampai
dipermukaan Bumi berada pada jangkauan spektrum sinar tampak dan
inframerah dekat. Sebagian kecil berada pada rentang ultraviolet dekat.
Permukaan darat, samudra dan atmosfer menyerap radiasi surya, dan hal
ini mengakibatkan temperatur naik. Udara hangat yang mengandung uap
air hasil penguapan air laut meningkat dan menyebabkan sirkulasi
atmosferik atau konveksi. Ketika udara tersebut mencapai posisi tinggi,
di mana temperatur lebih rendah, uap air mengalami kondensasi
membentuk awan, yang kemudian turun ke Bumi sebagai hujan dan
melengkapi siklus air. Panas laten kondensasi air menguatkan konveksi,
dan menghasilkan fenomena atmosferik seperti angin, siklon, dan anti-
siklon.

Cahaya matahari yang diserap oleh lautan dan daratan menjaga


temperatur rata-rata permukaan pada suhu 14 °C. Melalui proses
fotosintesis, tanaman hijau mengubah energi surya menjadi energi kimia,
yang menghasilkan makanan, kayu, dan biomassa yang merupakan
komponen awal bahan bakar fosil.
Fluks energi surya pertahun dan konsumsi energi
manusia
Energi Surya 3.850.000 EJ

Angin 2.250 EJ

Potensi Biomassa 100-300 EJ

Penggunaan energi utama 539 EJ


(2010)
Listrik (2010) 66,5 EJ
Tabel 1.1 Fluks energi surya pertahun dan konsumsi energi manusia
Total energi surya yang diserap oleh atmosfer, lautan, dan
daratan Bumi sekitar 3.850.000 Energi dari mataharieksajoule (EJ) per
tahun. Pada tahun 2002, jumlah energi ini dalam waktu satu jam lebih
besar dibandingkan jumlah energi yang digunakan dunia selama satu
tahun. Fotosintesis menyerap sekitar 3.000 EJ per tahun dalam bentuk
biomassa. Potensi teknis yang tersedia dari biomassa adalah 100-300 EJ
per tahun.

Jumlah energi surya yang mencapai permukaan planet Bumi


dalam waktu satu tahun sangatlah besar. Jumlah ini diperkirakan dua kali
lebih banyak dibandingkan dengan semua sumber daya alam Bumi yang
tidak terbarukan yang bisa diperoleh digabungkan, seperti batubara,
minyak bumi, gas alam, dan uranium. Energi Surya dapat dimanfaatkan
pada berbagai tingkatan di seluruh dunia, yang utamanya bergantung
pada jarak dari khatulistiwa.

c. Perkembangan Energi Surya


Tenaga listrik dari cahaya matahari pertama kali ditemukan oleh
Alexandre-Edmund Becquerel seorang ahli fisika Perancis pada tahun
1839. Temuanya ini merupakan cikal bakal teknologi solar cell.
Percobaanya dilakukan dengan menyinari dua elektrode dengan berbagai
macam cahaya. Elektroda tersebut dibalut (coated) dengan bahan yang
sensitif terhadap cahaya, yaitu AgCl dan AgBr dan dilakukan pada kotak
hitam yang dikelilingi dengan campuran asam. Dalam percobaanya
ternyata tenaga listrik meningkat manakala intensitas cahaya meningkat.
Selanjutnya penelitian dari Becquerel dilanjutkan oleh peneliti-peneliti
lain. Tahun 1873 seorang insinyur Inggris Willoughby Smith
menemukan Selenium sebagai suatu elemen photo conductivity.
Kemudian tahun 1876, William Grylls dan Richard Evans Day
membuktikan bahwa Selenium menghasilkan arus listrik apabila disinari
dengan cahaya matahari. Hasil penemuan mereka menyatakan bahwa
Selenium dapat mengubah tenaga matahari secara langsung menjadi
listrik tanpa ada bagian bergerak atau panas. Sehingga disimpulkan
bahwa solar cell sangat tidak efisien dan tidak dapat digunakan untuk
menggerakkan peralatan listrik. Tahun 1894 Charles Fris membuat Solar
Cell pertama yang seungguhnya yaitu suatu bahan semiconductor
(selenium) dibalut dengan lapisan tipis emas.

Embargo minyak pada tahun 1973 dan krisis energi pada tahun
1979 menyebabkan perubahan kebijakan energi di dunia dan teknologi
surya kembali dilirik. Strategi pemasangan difokuskan pada program
insentif seperti program pengunaan fotovoltaik di Amerika Serikat dan
program Sunshine di Jepang. Usaha lain yang dilakukan meliputi
pembentukan fasilitas riset di Amerika Serikat (SERI, sekarang NREL),
Jepang (NEDO), dan Perkembangan, penggunaan, dan ekonomiJerman
(Institut Fraunhofer untuk sistem energi surya). Pemanas air surya
komersil mulai dipasarkan di Amerika Serikat pada tahun 1890an.
Penggunaan pemanas ini meningkat sampai dengan tahun 1920 tapi
kemudian digantikan oleh pemanas berbahan bakar yang lebih murah
dan diandalkan. Seperti fotovoltaik, pemanas air surya kembali dilirik
setalah krisis minyak tahun 1970, namun permintaan menurun pada
tahun 1980an dikarenakan menurunnya harga minyak Bumi.
Perkembangan pemanasan air surya berkembang secara berangsur
selama tahun 1990an dan laju pertumbuhan sekitar 20% per tahun sejak
1999.

Tingkat efisiensi yang dicapai baru 1% sehingga belum juga


dapat dipakai sebagai sumber energi, namun kemudian dipakai sebaga
sensor cahaya. Tahun 1905 Albert Einsten mempublikasikan tulisanya
mengenai photoelectric effect. Tuisanya ini mengungkapkan bahwa
cahaya terdiri dari paket-paket atau ―quanta of energy‖ ynag sekarang
ini lazim disebut ―photon‖. Teorinya ini sangat sederhana namun
revolusioner. Kemuian tahun 1916 pendapat Einsten megenai
photoelectric effect dibuktikan oleh percobaan Robert Andrew Millikan
seorang ahli fisika berkebangsaan Amerika dan ia mendapatkan Nobel
Prize untuk karya photoelectric effect yang dipublikasikan 18 tahun
sebelumnya.

Pada tahun 1955 metode itu belum banyak dikembangkan.


Selama kurun waktu lebih dari satu abad itu, sumber energi yang banyak
digunakan adalah minyak bumi dan batu bara. Upaya pengembangan
kembali cara memanfaatkan energi surya baru muncul lagi pada tahun
1958. Sel silikon yang dipergunakan untuk mengubah energi surya
menjadi sumberdaya mulai diperhitungkan sebagai metode baru, karena
dapat digunakan sebagai sumber daya bagi satelit angkasa luar.

Hingga tahun 1980 an efisien dari hasil penelitian terhadap solar


cell masih sangat rendah sehingga belum dapat digunakan sebagai
sumber daya listrik. Tahun 1982, Hans Tholstrup seorang Australia
mengendarai mobil berenaga surya pertama untuk jarak 4000 Km dalam
waktu 20 hari dengan kecepatan maksimum 72 Km/jam. Tahun 1985
University of South Wales Australia memecahkan rekor efisiensi solar
cell mencapai 20% dibawah kondisi satu cahaya matahari. Tahun 2007
University of Delaware berhasil menemukan solar cell technology yang
efisiensinya mencapai 42,8%. Hal ini merupakan rekor terbaru untuk
―thin film photovoltaic solar cell‖. Perkembangan dalam riset solar cell
telah mendorong komersialisasi dan produksi solar cell untuk
penggunaanya sebagai sumber daya listrik.Walaupun umumnya
diremehkan, pemanas dan pendingin air surya adalah teknologi surya
yang paling banyak digunakan dengan perkiraan kapasitas 154 GW pada
tahun 2007.

d. Penggunaan Masa Sekarang


Banyak pakar energi serta ilmuwan percaya bahwa tinggal
masalah waktu sebelum energi surya menjadi sumber energi yang paling
penting di planet bumi. International Energy Agency (IEA) tahun 2011
telah mengumumkan bahwa teknologi energi surya memiliki potensi
untuk memasok sepertiga energi dunia pada tahun 2060, mengingat
bahwa para pemimpin dunia telah berkomitmen untuk membatasi
dampak perubahan iklim. Memanfaatkan energi matahari dan tidak terus
menerus menggunakan bahan bakar fosil akan memperlambat dampak
perubahan iklim dan memberikan cukup waktu bagi banyak spesies
untuk beradaptasi dengan perubahan iklim dan karenanya akan
membantu melestarikan keanekaragaman hayati di planet bumi. Tidak
hanya itu, energi surya akan meningkatkan keamanan energi dan
kemandirian energi di banyak negara di dunia, serta memastikan
kemajuan dalam keberlanjutan masa depan energi bersih.

Pada tahun 2011, Badan Energi Internasional menyatakan bahwa


"perkembangan teknologi energi surya yang terjangkau, tidak habis, dan
bersih akan memberikan keuntungan jangka panjang yang besar.
Perkembangan ini akan meningkatkan keamanan energi negara-negara
melalui pemanfaatan sumber energi yang sudah ada, tidak habis, dan
tidak tergantung pada impor, meningkatkan kesinambungan, mengurangi
polusi, mengurangi biaya mitigasi perubahan iklim, dan menjaga harga
bahan bakar fosil tetap rendah dari sebelumnya. Keuntungan-keuntungan
ini berlaku global. Oleh sebab itu, biaya insentif tambahan untuk
pengembangan awal selayaknya dianggap sebagai investasi untuk
pembelajaran; inventasi ini harus digunakan secara bijak dan perlu
dibagi bersama.

e. Perkembangan Potensi Energi Surya


Badan Energi Internasional mengatakan energi surya dapat
membantu menyelesaikan permasalahan penting dunia:
―Perkembangan teknologi energi surya yang terjangkau, tidak habis,
dan bersih akan memberikan keuntungan jangka panjang yang besar.
Perkembangan ini akan meningkatkan keamanan energi negara-negara
melalui pemanfaatan sumber energi yang sudah ada, tidak habis, dan
tidak tergantung pada impor, meningkatkan kesinambungan, mengurangi
polusi, mengurangi biaya mitigasi perubahan iklim, dan menjaga harga
bahan bakar fosil tetap rendah dari sebelumnya. Keuntungankeuntungan
ini berlaku global. Oleh sebab itu, biaya insentif tambahan untuk
pengembangan awal selayaknya dianggap sebagai investasi untuk
pembelajaran; inventasi ini harus digunakan secara bijak dan perlu
dibagi bersama‖.

Pada tahun 2011, Badan Energi Internasional mengatakan


teknologi energi surya seperti papan fotovoltaik, pemanas air surya, dan
pembangkit listrik dengan cermin dapat menyediakan sepertiga energi
dunia pada tahun 2060 jika politikus mau mengatasi perubahan iklim.
Energi dari matahari dapat memainkan peran penting dalam de-
karbonisasi ekonomi global bersamaan dengan pengembangan efisiensi
energi dan menerapkan biaya pada produsen gas rumah kaca. "Kekuatan
dari teknologi surya adalah varietasnya yang luas dan fleksibilitas dari
aplikasinya, mulai dari skala kecil hingga ke skala besar.

2. Karakteristik Tenaga Surya dan Jenis Radiasi

a. Karakteristik Tenga Surya

Energi surya adalah radiasi yang diproduksi oleh reaksi fusi nuklir pada
inti matahari. Matahari mensuplai hampir semua panas dan cahaya yang
diterima bumi untuk digunakan makhluk hidup. Selain, itu energy surya
berjumlah besar dan bersifat kontinyu terbesar yang tersedia dialam ini,
khususnya energy elektromagnetik yang diancarkan oleh matahari.
 Energi surya tidak bersifat polutif, tak dapat habis dan didapatkan secara
gratis. Akan tetapi kekurangan dari energy ini adalah sangat halus dan
tidak konstan. Energy surya yang rendah mengakibatkan dipakainya
sistem dan kolektor yang luas permukaannya besar untuk
mengkonsentrasikan energy tersebut
 Energy surya dapat dikonversi secara langsung menjadi bentuk lain
dengan tiga proses, yaitu proses helochemical, proses helioelectrical dan
proses heliothermal.

b. Janis-Jenis Radiasi

 Direct Radiation
Radiasi yang mencpai bumi tanpa perubahan arah atau radiasi yang
diterima oleh bumi dalam arah sejajar sinar datang. Salah satu contoh
direct radiation adalah Photovoltaic. PV adalah suatu sistem atau cara
langsung untuk mentransfer radiasi matahari menjadienergi listrik.
Sistem ini bekerja dengan sistem photocoltaic. Efek photovoltaic adalah
fenomena dimana sutu sel photovoltaic dapat menyeap energy cahaya
dan merubahnya menadi energy listrik. Efek photovoltaic didefinisikan
sebagai suatu fenomena munculnya voltase listrik akibat kontak dua
elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairaan saat
diexpose dibawah energy cahaya.
 Diffuse Radiation
Radiasi yang dicerminkan oleh atmosfer dan dapat dipantulkan oleh
awan. Awan dan debu diatmosfer dapat menyerap atau memantulkan
radiasi seb=hingga mengurangi radiasi yang sampai di permukaan bumi.

Cahaya matahari pada permukaan bumi terdiri dari bagian yang


langsung dan bagian yang baur. Radiasi langsung datang dari arah
matahari dan memberikan bayangan yang kuat pada benda. Sebaliknya
radiasi baur yang tersebar dari atas awan tidak memiliki arah yang jelas
tergantung pada keadan awan dan hari tersebut (ketinggian matahari), baik
daya pancar maupun perbandingan antara radiasi langsung dan baur[3].
Energi matahari yang ditransmisikan mempunyai panjang gelombang
dengan range 0,25 mikrometer sampai 3 mikrometer (untuk di luar
atmosfer bumi atau extraterrestrial), sedangkan untuk di atmosfer bumi
berkisar antara 0,32 mikrometer sampai 2,53 mikrometer. Hanya 7%
energi tersebut terdiri dari ultraviolet (AM 0), 47% adalah cahaya tampak
(cahaya tampak memiliki panjang gelombang 0,4 mikrometer sampai 0,75
mikrometer), 46% merupakan cahaya inframerah[4].
Beberapa hal dapat mempengaruhi intensitas irradiance pada atmesfer
bumi. Pengaruh tersebut dapat berupa:
 Pengurangan intensitas karena refleksi (pemantulan) oleh atmosfer
bumi
 Pengurangan intensitas oleh karena penyerapan zat-zat di dalam
atmosfer (terutama oleh O3, H2O, O2, dan CO2)
 Pengurangan intensitas oleh karena Rayleigh scattering Pengurangan
intensitas oleh karena Mie scattering
Sedangkan radiasi yang jatuh pada permukaan material pada
umumnya akan mengalami refleksi, absorbs, dan transmisi. Dari tiga
proses ini maka material akan memiliki refleksivitas (ρ), adsorbsivitas (ά),
dan transmisivitas (τ). Refleksi adalah pemantulan dari sebagian radiasi
tergantung pada harga indeks bias dan sudut datang radiasi. Refleksi
spektakuler terjadi pantulan sinar pada sebuah cermin datar dimana sudut
datang sama dengan sudut pantul. sedangkan refleksi difusi terjadi berupa
pantulan kesegala arah
Transmisi memberikan nilai besar radiasi yang dapat diteruskan oleh
suatu lapisan permukaan.Kemampuan penyerapan (absorbsivitas) dari
suatu permukaan merupakan hal yang penting dalam pemanfaatan radiasi
seperti pada pemanfaatan radiasi surya.Harga absorbsivitas berlainan
untuk sudut datang radiasi yang berlainan. Menurut British Building
Research untuk sudut datang dibawah 75o , harga absorbsivitas terletak
antara 0,8 sampai 0,9 dari absorbsivitas yang dimiliki oleh suatu benda
Absorbsivitas memberikan nilai besarnya radiasi yang dapat
diserap.Misalnya pada bagian absorber pada sebuah pengumpul radiasi
surya. Ketiga proses tersebut diatas yaitu, absorbsi, refleksi, dan transmisi
adalah hal yang penting dalam proses pemanfaatan radiasi surya, karena
ini menyangkut efektifitas pemanfaatan pada sebuah pengumpul radiasi
surya
3. Pemanfaatan Tenaga Surya
a. Panel Surya Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Untuk membangkitkan listrik sendiri di rumah bisa dengan cara


pemasangan panel surya – solar cell. Panel surya – solar cell mengubah
sinar matahari menjadi listrik.Listrik tersebut disimpan di dalam aki,dan aki
akan menghidupkan lampu. Dalam penggunaan panel surya – solar cell
untuk membangkitkan listrik di rumah,ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan karena Panel surya – solar cell memerlukan sinar matahari.
Tempatkan panel surya / solar cell pada posisi dimana tidak terhalangi oleh
objek sepanjang pagi sampai sore.Pemanfaatan energy matahari sebagai
sumber listrik tidak dapat dilakukan atau diambil secara langsung dari solar
cell tetapi masih membutuhkan beberapa komponen tambahan, berikut
aliran dan komponen-komponen penerapan energy listrik:
 Panel Surya
Panel surya berfungsi sebagai penangkap energy matahari dan
merubahnya menjadi energy listrik.
 Controler
Controler ini berfungsi untuk mengatur arus dari solar sell ke battery
serta dari battery ke beban. Prinsip kerja dia adalah berhenti kalau arus ke
battery sudah penuh, dan akan berhenti mengalir ke beban bila tegangan
battery sudah di lower voltage sekitar 10,9 VDC.
 Battery Control Unit / Regulator Steca / Battery Control Regulator
(Bcr).
Battery Control Unit (BCU) adalah peralatan elektronik yang
berfungsi mengontrol tegangan dan arus dari Modul Solar Cell, dari
Battery dan ke Beban agar sistem tersebut berjalan dengan baik dan aman.
 Battery
Battery, aki, accu adalah sebagai tempat penyimpanan energi dari
Solar sell. Dari solar sell adalah tegangan DC dan akan masuk ke BCR
terus ke battery. Arus yang mengakir dari solar sell akan di simpan ke
battery. Arus pengisian tergantung dari kapasitas solar sell. Misalnya 50
WP arus yang masuk ke battery adalah 2,5 A, apabila dalam kondisi
matahari panas. Jenis Battery yang di gunakan antara lain:

1. Battery Basah konvensional /Lead Acid: Merk GS, YUASA,


MASSIVE, INCOE, LEOCH
2. Battery MF: LEOCH, DELKOR, GLOBAL, NEUTON POWER,
3. Battery VRLA AGM: Powerkingdom, MPOWER, RITAR, HAZE,
LEOCH, PANASONIC
4. Battery VRLA GEL: RITAR, SONENSCHEIN,
5. Battery VRLA Deepcycle: LPS LEOCH, HZSL HAZE,
6. Battery Lead Acid Deepcycle : TROJAN

 Inverter
Fungsi Inverter adalah merubah arus DC ke AC. Jadi dari tegangan
battery / solar sell ini di rubah ke AC. Jenis Inverter ada beberapa jenis:

1. Inverter Modified Sinewave : Inverter ini cocok untuk beban linier


seperti lampu, radio, Adaptor Notebook. Tidak rekomendasi untuk
motor, AC, Kulkas, Pompa Listrik Komputer. Biasa yang di gunakan
di sistem solar sell ada 500 watt dan 1000 watt. Untuk kapasitas 500
watt menggunakan input 12 VDC kalau 1000 watt menggunakan input
24 VDC
2. Inverter Pure Sine Wave tanpa charger : Inverter ini biasanya mulai dari
2000 va dengan input 48 VDC.
3. Inverter Pure Sine Wave Plus Charger : Inverter ini biasa di sebut
dengan UPS Home. Sistem kerjane ada kondisi normasl dia bypass
dan sambil ngisi aki. dan kalau listrik mati bisa mengeluarkan
tegangan AC 220.

b. Kompor Matahari
Penggunaan energi matahari dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif untuk memasak sebagai pengganti minyak tanah atau gas.
Mengingat harga minyak tanah dan gas terus menaik. Terdapat berbagai
macam jenis kompor matahari yang dapat digunakan untuk “memanen”
energi matahari, diantaranya;

 Box cooker, kebanyakan dari kompor matahari jenis ini digunakan oleh
sector rumah tangga di India.
 Parabolic/concentrator cooker, didesain sebagai konsentrator jenis ini
dapat menghasilkan temperature panas yang sangat tinggi seperti api,
sehingga sangat bahaya dan membutuhkan perhatian yang ekstra dalam
penggunaannya. Biasanyadigunakan untuk memasak dalam skala besar,
dan pengguna kompor jenis inikebanyakan di negara China.
 Kombinasi antara parabolic cooker dengan box cooker atau sering
disebut panelcooker, kompor jenis ini yang paling banyak digunakan
karena memiliki berbagaikeunggulan, diantaranya adalah temperature
yang dihasilkan tidak sepanaskompor parabolic sehingga relative aman,
bentuknya yang flat juga aman bagimata kita (karena biasanya kompor
parabolik memantulkan cahaya matahari yang berbahaya bagi mata),
mudah diproduksi dengan teknologi sederhana dan biayayang murah,
serta mudah dibawa dan disimpan. Dalam potingan ini akandisuguhkan
bagaimana membuat kompor tenaga matahari jenis kombinasi ini.

c. Sistem ventilasi

Kipas-kipas ventilasi seperti exhaust fan kamar mandi atau dapur, kipas
lantai, sampai kipas langit beroperasi hampir setiap kali. Gunanya ialah
untuk mengontrol bau, kelembaban, dan membuang panas dalam ruangan.
Penggunaan energi surya dengan memanfaatkan panel surya dapat
mengurangi tagihan listrik tanpa mengurangi fungsi tujuan ventilator.
d. Pompa Air
Selain untuk membangkitkan listrik, pemanfaatan panel surya juga
dapat diaplikasikan untuk menghidupkan sirkulasi air. Pompa air tenaga
surya memanfaatkan sinar matahari sebagai tenaga penggeraknya.
Kelebihannya adalah tidak ada biaya energi penggerak, tidak direpotkan
oleh ketersediaan bahan bakar atau listrik, sehingga sangat cocok untuk
daerah yang belum terjangkau listrik PLN atau daerah yang sulit diakses.
e. Lampu Penerangan Tenaga Surya (PJU)
Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya  (PJUTS) adalah
lampu penerangan jalan yang menggunakan cahaya matahari sebagai
sumber energi listriknya. Penerangan Jalan Umum  Tenaga Surya (PJUTS)
sangat cocok untuk daerah yang belum terjangkau oleh listrik PLN dan
daerah yang mengalami listrik terutama di daerah terpencil. Belakangan ini
PJU Tenaga Surya juga marak digunakana di daerah perkotaan seperti di
jalan utama, jalan perumahan, halte bis, tempat parkir, pompa bensin
(SPBU) dan banyak lagi.

4. Penjelasan Dan Prinsip Kerja Panel Surya


Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah
cahaya menjadi listrik. Mereka disebut surya atau matahari atau "sol"
karena matahari merupakan sumber cahaya terkuat yang dapat
dimanfaatkan. Panel surya sering kali disebut sel photovoltaic, photovoltaic
dapat diartikan sebagai "cahaya listrik". Sel surya bergantung pada efek
photovoltaic untuk menyerap energi.
Pada umumnya, solar cell merupakan sebuah hamparan semi
konduktor yang dapat menyerap photon dari sinar matahari dan
mengubahnya menjadi listrik. Sel surya tersebut dari potongan silikon yang
sangat kecil dengan dilapisi bahan kimia khusus untuk membentuk dasar
dari sel surya. Sel surya pada umumnya memiliki ketebalan minimum 0,3
mm yang terbuat dari irisan bahan semikonduktor dengan kutub positif dan
negatif. Pada sel surya terdapat sambungan (function) antara dua lapisan
tipis yang terbuat dari bahan semikonduktor yang masing - masing yang
diketahui sebagai semikonduktor jenis “P” (positif) dan semikonduktor jenis
“N” (Negatif). Silikon jenis P merupakan lapisan permukaan yang dibuat
sangat tipis supaya cahaya matahari dapat menembus langsung mencapai
junction. Bagian P ini diberi lapisan nikel yang berbentuk cincin, sebagai
terminal keluaran positif . Dibawah bagian P terdapat bagian jenis N yang
dilapisi dengan nikel juga sebagai terminal keluaran negatif.
Sebuah semikonduktor adalah sebuah elemen dengan kemampuan
listrik di antara sebuah konduktor dan isolator. (Albert Paul Malvino,
2003: 35). Sel surya adalah suatu perangkat yang memiliki kemampuan
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan
mengikuti prinsip photovoltaic, adanya energi dari cahaya (foton) pada
panjang gelombang tertentu akan mengeksitasi sebagian elektron pada
suatu material ke pita energi yang ditemukan oleh Alexandre Edmond
Bacquerel (Belgia) pada 1894. Efek ini dapat timbul terutama pada
semikonduktor listrik yang memiliki konduktivitas menengah
dikarenakan sifat elektron di dalam material yang terpisah dalam pita-
pita energi tertentu yang disebut pita konduksi dan pita valensi.
Kedua pita energi tersebut berturut-turut dari yang berenergi lebih
rendah adalah pita valensi dan pita konduksi, sedangkan keadaan tanpa
elektron disebut dengan celah pita. Celah pita ini besarnya berbeda-beda
untuk setiap material semikonduktor,tapi disyaratkan tidak melebihi 3

atau 4 eV (1 eV = 1,60 x 10-19 J).

Gambar 2.1 Solar Cell


(sumber: http://imall.iteadstudio.com, diakses tanggal 21 mei 2014 )
Berdasarkan teori Maxwell tenteng radiasi electromagnet, cahaya
dapat dianggap sebagai spektrum gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang yang berbeda. Pendekatan yang berbeda dijabarkan
oleh Einstein bahwa efek photovoltaic mengindikasikan cahaya
merupakan partikel diskrit atau quanta energi. Dualitas cahaya sebagai
partikel dan gelombang.

Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini


dimungkinkan karena bahan material yang menyusun sel surya berupa
semikonduktor. Lebih tepatnya tersusun atas dua jenis semikonduktor,
yakni jenis n dan jenis p. Semikonduktor jenis n merupakan
semikonduktor yang memiliki kelebihan elektron, sehingga kelebihan
muatan negatif, (n = negatif). Sedangkan semikonduktor jenis p memiliki
kelebihan hole, sehingga disebut dengan p ( p = positif) karena kelebihan
muatan positif.
Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan
untuk meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya
hantar listrik dan panas semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor
alami ini, elektron maupun hole memiliki jumlah yang sama. Kelebihan
elektron atau hole dapat meningkatkan daya hantar listrik maupun panas
dari sebuah semikoduktor. Dua jenis semikonduktor n dan p ini jika
disatukan akan membentuk sambungan p-n atau dioda p-n. Istilah lain
menyebutnya dengan sambungan metalurgi (metallurgical junction) yang
dapat digambarkan sebagai berikut.
a. Semikonduktor jenis p dan n sebelum disambung.
Gambar 2.2 Semikonduktor jenis p dan n Sebelum Disambung
(Sumber: http://energisurya.wordpress.com/2008/07/10/melihat-prinsip-
kerja-sel-surya-lebih- dekat/, diakses tanggal 5 juni 2014)

Sesaat setelah dua jenis semikonduktor ini disambung, terjadi


perpindahan elektron-elektron dari semikonduktor n menuju
semikonduktor p, dan perpindahan hole dari semikonduktor p menuju
semikonduktor n.

Gambar 2.3 Perpindahan elektron dan hole pada semikonduktor


(Sumber: http://energisurya.wordpress.com/2008/07/10/melihat-prinsip-
kerja-sel-surya-lebih- dekat/, diakses tanggal 5 juni 2014)

b. Elektron dari semikonduktor n bersatu dengan hole pada


semikonduktor p yang mengakibatkan jumlah hole pada semikonduktor
p akan berkurang. Daerah ini akhirnya berubah menjadi lebih
bermuatan negatif. Pada saat yang sama. hole dari semikonduktor p
bersatu dengan elektron yang ada pada semikonduktor n yang
mengakibatkan jumlah elektron di daerah ini berkurang. Daerah ini
akhirnya lebih bermuatan positif.

Gambar 2.4 Hasil muatan positif dan negatif pada semikonduktor


(Sumber: http://energisurya.wordpress.com/2008/07/10/melihat-prinsip-
kerja-sel-surya-lebih- dekat/, diakses tanggal 5 juni 2014)

c. Daerah negatif dan positif ini disebut dengan daerah deplesi (depletion
region) ditandai dengan huruf W.
d. Baik elektron maupun hole yang ada pada daerah deplesi disebut
dengan pembawa muatan minoritas (minority charge carriers) karena
keberadaannya di jenis semikonduktor yang berbeda.

e. Dikarenakan adanya perbedaan muatan positif dan negatif di daerah


deplesi, maka timbul dengan sendirinya medan listrik internal E dari
sisi positif ke sisi negatif, yang mencoba menarik kembali hole ke
semikonduktor p dan elektron ke semikonduktor n. Medan listrik ini
cenderung berlawanan dengan perpindahan hole maupun elektron pada
awal terjadinya daerah deplesi.

Gambar 2.5 Timbulnya Medan Listrik Internal E


(Sumber: http://energisurya.wordpress.com/2008/07/10/melihat-
prinsip-kerja-sel-surya-lebih- dekat/,
diakses tanggal 5 juni 2014)

f. Adanya medan listrik mengakibatkan sambungan pn berada pada titik


setimbang, yakni saat di mana jumlah hole yang berpindah dari
semikonduktor p ke n dikompensasi dengan jumlah hole yang tertarik
kembali kearah semikonduktor p akibat medan listrik E. Begitu pula
dengan jumlah elektron yang berpindah dari semikonduktor n ke p,
dikompensasi dengan mengalirnya kembali elektron ke semikonduktor
n akibat tarikan medan listrik E.

Pada sambungan p-n inilah proses konversi cahaya matahari


menjadi listrik terjadi. Untuk keperluan sel surya, semikonduktor n
berada pada lapisan atas sambungan p yang menghadap kearah
datangnya cahaya matahari, dan dibuat jauh lebih tipis dari
semikonduktor p, sehingga cahaya matahari yang jatuh ke permukaan
sel surya dapat terus terserap dan masuk ke daerah deplesi dan
semikonduktor p.

Gambar 2.6 Sambungan Semikonduktor Terkena Cahaya Matahari


(Sumber: http://energisurya.wordpress.com/2008/07/10/melihat-
prinsip-kerja-sel-surya-lebih- dekat/, diakses tanggal 5 juni 2014)

Ketika sambungan semikonduktor ini terkena cahaya matahari,


maka elektron mendapat energi dari cahaya matahari untuk melepaskan
dirinya dari semikonduktor n, daerah deplesi maupun semikonduktor.
Terlepasnya elektron ini meninggalkan hole pada daerah yang
ditinggalkan oleh elektron yang disebut dengan fotogenerasi electron
hole yakni, terbentuknya pasangan elektron dan hole akibat cahaya
matahari.

Gambar 2.7 Sambungan Semikonduktor Ditembus Cahaya Mataharm


(Sumber: http://energisurya.wordpress.com/2008/07/10/melihat-prinsip-
kerja-sel-surya-lebih- dekat/, diakses tanggal 5 juni 2014)
Cahaya matahari dengan panjang gelombang (dilambangkan
dengan simbol “lamda” sebagian di gambar atas) yang berbeda,
membuat fotogenerasi pada sambungan pn berada pada bagian
sambungan pn yang berbeda pula. Spektrum merah dari cahaya
matahari yang memiliki panjang gelombang lebih panjang, mampu
menembus daerah deplesi hingga terserap di semikonduktor p yang
akhirnya menghasilkan proses fotogenerasi di sana. Spektrum biru
dengan panjang gelombang yang jauh lebih pendek hanya terserap di
daerah semikonduktor n.
Selanjutnya, dikarenakan pada sambungan pn terdapat medan
listrik E, elektron hasil fotogenerasi tertarik ke arah semikonduktor n,
begitu pula dengan hole yang tertarik ke arah semikonduktor p.
Apabila rangkaian kabel dihubungkan ke dua bagian
semikonduktor, maka elektron akan mengalir melalui kabel. Jika
sebuah lampu kecil dihubungkan ke kabel, lampu tersebut menyala
dikarenakan mendapat arus listrik, dimana arus listrik ini timbul akibat
pergerakan elektron.

Gambar 2.8 Kabel Dari Sambungan Semikonduktor Dihungkan Ke


Lampu (Sumber:
http://energisurya.wordpress.com/2008/07/10/melihat-prinsip-kerja-sel-
surya-lebih- dekat/ diakses tanggal 5 juni 201
5. Komponen Penel Surya

Berikut ini contoh struktur dari sel surya yang umum berada dipasaran saat
ini yaitu sel surya berbasis material silikon yang juga secara umum mencakup
struktur dan cara kerja sel surya generasi pertama (sel surya silikon) dan
kedua (thin film/lapisan tipis).

a. Substrat/Metal backing

Substrat adalah material yang menopang seluruh komponen sel surya.


Material substrat juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik
karena juga berfungsi sebagai kontak terminal positif sel surya, sehinga
umumnya digunakan material metal atau logam seperti aluminium atau
molybdenum. Untuk sel surya dye-sensitized (DSSC) dan sel surya
organik, substrat juga berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya sehingga
material yang digunakan yaitu material yang konduktif tapi juga transparan
seperti indium tin oxide (ITO) dan flourine doped tin oxide (FTO).

b. Material semikonduktor
Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang biasanya
mempunyai tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya
generasi pertama (silikon), dan 1-3 mikrometer untuk sel surya lapisan tipis.
Material semikonduktor inilah yang berfungsi menyerap cahaya dari sinar
matahari. Untuk kasus gambar diatas, semikonduktor yang digunakan
adalah material silikon, yang umum diaplikasikan di industri elektronik.
Sedangkan untuk sel surya lapisan tipis, material semikonduktor yang
umum digunakan dan telah masuk pasaran yaitu contohnya material
Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS), CdTe (kadmium telluride), dan amorphous
silikon, disamping material-material semikonduktor potensial lain yang
dalam sedang dalam penelitian intensif seperti Cu2ZnSn(S,Se)4 (CZTS) dan
Cu2O (copper oxide).
Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari dua
material semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p (material-material yang
disebutkan diatas) dan tipe-n (silikon tipe-n, CdS,dll) yang membentuk p-n
junction. P-n junction ini menjadi kunci dari prinsip kerja sel surya. Sebagai
contoh, pada solar convensional digunakan material silikon (golongan IV
pada tabel periodik) sebagai semikonduktor. Untuk menghasilkan dua
muatan yang berbeda maka pada satu sisi diberikan dopandt dari golongan
periodik V yang mempunyai elektron valensi lima. Hal ini menyebabkan
silikon kelebihan elektron (n-type). Sedangkan pada sisi berlainan
digunakan dopandt dari golongan perioik III yaang mengakibatkan silikon
kekurangan elektron (p-type). Dikarenakan untuk membentuk struktur yang
stabil dibutuhkan empat elektron,maka kekurngn satu elektron akan didapat
dari donor n-type. Peran p-n junction ini adalah untuk membentuk medan
listrik sehingga elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak
untuk menghsilkan listrik.

c. Kontak metal / contact grid


Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material
semikonduktor biasanya dilapiskan material metal atau material
konduktif transparan sebagai kontak negatif.
d .Lapisan antireflektif
Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yang
terserap oleh semikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi
oleh lapisan anti-refleksi. Material anti-refleksi ini adalah lapisan tipis
material dengan besar indeks refraktif optik antara semikonduktor dan
udara yang menyebabkan cahaya dibelokkan ke arah semikonduktor
sehingga meminimumkan cahaya yang dipantulkan kembali. Biasanya
silikon memantulkan 30 % cahaya yang diterimnya. Lapisan antireflektif
berupa silikon monoksida (SiO) akan mengurangi persentasi cahaya
yang direfleksi. Untuk single layer SiO dapat mengurangi pantulan
permukaan sel silikon menjadi sekitar 10%, sedangkan ouble layer SiO
dapat mengurangi pantulan permukaan sel silikon hingga 3%.
e .Enkapsulasi / cover glass
Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi modul surya
dari hujan atau kotoran.

6. Struktur panel surya

Teknologi panel surya berkembang pesat dengan efisiensi yang lebih besar dan harga
yang lebih rendah menghasilkan peningkatan permintaan yang sangat besar. Namun
terlepas dari investasi besar-besaran, pembangunan panel surya belum banyak berubah
selama bertahun-tahun. Sebagian besar panel surya masih terdiri dari serangkaian sel
kristal silikon yang diapit di antara pelat kaca depan dan lembaran plastik polimer yang
didukung dalam bingkai aluminium.

Setelah dipasang di atap, panel surya dapat digunakan dalam berbagai kondisi hingga 25
tahun. Variasi ekstrim dalam suhu, kelembaban, angin dan radiasi UV dapat memberikan
tekanan besar pada panel surya. Sebagian besar panel direkayasa dengan baik untuk tahan
terhadap cuaca ekstrem tetapi meskipun demikian beberapa panel masih belum sempurna
untuk menghadapi beberapa masalah, termasuk masuknya air, fraktur mikro sel dan
potensi degradasi yang diinduksi atau PID, inilah mengapa sangat penting panel surya
dibuat hanya dengan menggunakan komponen kualitas tertinggi.
Panel surya fotovoltaik atau 'PV' dibuat menggunakan 6 komponen utama yang diuraikan
di bawah ini dan dirakit di fasilitas manufaktur canggih dengan akurasi ekstrem. 6
komponen utama dari panel surya
1. Frame (Bingkai) Aluminium
2. Tempered Glass
3. Sel PV silikon
4. EVA Film
5. Backsheet polimer
6. Junction box - dioda dan konektor
1. SEL PV
Sel photovoltaic silikon atau sel PV mengubah sinar matahari langsung
menjadi energi listrik DC. Kinerja panel surya ditentukan oleh jenis sel dan
karakteristik silikon yang digunakan, dengan dua jenis utama adalah silikon
monokristalin dan polikristalin. Selain itu dasar sel dapat dibangun menggunakan
aditif yang berbeda untuk membuat silikon tipe-p positif atau silikon tipe-n
negatif. Namun ada beberapa konfigurasi sel yang tersedia yang menawarkan
tingkat efisiensi dan kinerja yang berbeda. Lihat informasi lebih lanjut dalam
tinjauan teknologi PV surya lengkap.
Sebagian besar panel surya perumahan berisi 60 sel dihubungkan bersama
melalui busbar secara seri untuk menghasilkan tegangan antara 30-40 volt
tergantung pada jenis sel yang digunakan. Panel surya yang lebih besar
digunakan untuk sistem komersial dan skala utilitas pertanian surya mengandung
72 atau bahkan 90 sel dan pada gilirannya beroperasi pada tegangan yang lebih
tinggi. Kontak listrik yang menghubungkan sel-sel dikenal sebagai busbar dan
memungkinkan arus mengalir melalui semua sel dalam suatu rangkaian.

2. GLASS
Lembar kaca depan berfungsi melindungi sel-sel PV dari cuaca ekstrim,
hujan es. Kaca ini biasanya terbuat dari kaca tempered berkekuatan tinggi yang
tebal 3.0 hingga 4.0mm dan dirancang untuk menahan beban mekanis dan
perubahan suhu yang ekstrem. Uji dampak standar minimum IEC membutuhkan
panel surya untuk menahan dampak batu es dengan diameter 1 inci (25 mm) yang
bergerak hingga 60 mph (27 m / s). Jika terjadi kecelakaan atau benturan keras,
kaca temper juga jauh lebih aman daripada kaca standar karena pecah menjadi
pecahan-pecahan kecil daripada bagian tajam yang bergerigi.

Untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja, kaca transmisif tinggi


digunakan oleh sebagian besar pabrikan yang memiliki kandungan besi sangat
rendah dan lapisan anti-reflektif di sisi belakang untuk mengurangi kerugian dan
meningkatkan transmisi cahaya.

3. FRAME
Bingkai (frame) aluminium memainkan peran penting dengan
melindungi tepi bagian laminasi yang menampung sel-sel dan menyediakan
struktur yang kokoh untuk memasang panel surya pada posisinya. Bagian
aluminium yang diekstrusi dirancang untuk menjadi sangat ringan, kaku dan
mampu menahan tekanan ekstrem dan pemuatan dari angin kencang dan
kekuatan eksternal.

Bingkai aluminium bisa berwarna perak atau hitam anodisa dan


tergantung pada pabrikan panel, bagian sudut dapat disekrup, ditekan atau dijepit
bersama-sama memberikan tingkat kekuatan dan kekakuan yang berbeda.

4. EVA Film
EVA adalah singkatan dari 'ethylene vinyl acetate' yang merupakan
lapisan polimer (plastik) yang sangat transparan yang digunakan untuk
mengenkapsulasi sel dan menahannya pada posisi selama pembuatan. Bahan
EVA harus sangat tahan lama dan toleran terhadap suhu dan kelembaban yang
ekstrim, bahan ini memainkan peran penting dalam kinerja jangka panjang
dengan mencegah masuknya uap air dan kotoran. Laminasi kedua sisi sel PV
memberikan beberapa penyerapan kejutan dan membantu melindungi sel dan
menghubungkan kabel dari getaran dan dampak tiba-tiba dari batu hujan es dan
benda-benda lainnya. Film EVA berkualitas tinggi dengan tingkat tinggi dari apa
yang dikenal sebagai 'cross-linking' dapat menjadi perbedaan antara umur
panjang atau kegagalan panel karena masuknya air. Selama pembuatan, sel-sel
pertama-tama dienkapsulasi dengan EVA sebelum dirakit di dalam kaca dan
lembaran belakang.

5. BACKSHEET
Backsheet adalah lapisan paling belakang panel surya umum yang
bertindak sebagai penghalang kelembaban dan bagian terluar untuk memberikan
perlindungan mekanis dan isolasi listrik. Bahan lembar belakang terbuat dari
berbagai polimer atau plastik termasuk PP, PET dan PVF yang menawarkan
berbagai tingkat perlindungan, stabilitas termal dan ketahanan UV jangka
panjang. Lapisan backsheet biasanya berwarna putih tetapi juga tersedia sebagai
warna jernih atau hitam tergantung pada produsen dan modul. Bahan PVF
'Tedlar' dari Dupont dikenal sebagai salah satu lembar kerja berkinerja tinggi
terkemuka untuk pembuatan modul PV. Panel kaca ganda - Beberapa panel
seperti panel bifacial menggunakan panel kaca belakang sebagai pengganti
backsheet polimer.

6. JUNCTION BOX
Junction box (kotak persimpangan) adalah tempat tahan cuaca kecil yang
terletak di dekat bagian atas di sisi belakang panel. Diperlukan untuk secara aman
memasang kabel yang dibutuhkan untuk menghubungkan panel. Kotak
persimpangan penting karena merupakan titik pusat di mana semua sel mengatur
interkoneksi dan harus dilindungi dari kelembaban dan kotoran.
Kotak persimpangan juga menyimpan dioda bypass yang diperlukan
untuk mencegah arus balik yang terjadi ketika beberapa sel diarsir atau kotor.
Dioda hanya memungkinkan arus mengalir dalam satu arah dan panel 60 sel khas
memiliki 3 baris 20 sel PV dan pada gilirannya ada 3 dioda memotong, satu
untuk mencegah arus balik ke masing-masing dari 3 set sel. Sayangnya dioda
bypass dapat gagal dari waktu ke waktu dan mungkin perlu diganti, sehingga
penutup kotak persimpangan biasanya dapat dilepas untuk diservis, meskipun
banyak panel surya modern sekarang menggunakan dioda tahan lama yang lebih
maju dan kotak persimpangan yang tidak dapat diperbaiki.

Anda mungkin juga menyukai