Anda di halaman 1dari 24

JARINGAN DISTRIBUSI TL & ALAT PEMBATAS DAN PENGUKURAN

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

INSTALASI TEGANGAN MENENGAH DAN RENDAH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

AKHMAD NUR HIDAYAT (061830311275)

IKHTINA AMANI (061830311282)

ILHAM FAJRI MEYUZA (061830311283)

MUHAMMAD BINTANG NUGRAHA (061830311289)

NADYA PUTRI VIRONISA (061830311292)

KELAS 4 LF

DOSEN PEMBIMBING :

HERI LIAMSI, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

KELAS KERJASAMA PT PLN ( PERSERO )

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2020
BAB IV
JARINGAN DISTRIBUSI TL

5. SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH

Jaringan tegangan rendah dipergunakan untuk memasok tenaga listrik ke Pelanggan dengan
daya 450 VA s/d 197,5 kVA. Pasokan listriknya diperoleh dari gardu distribusi (gardu beton
cantol atau portal).

Jaringan ini mempergunakan kabel lilit (twisted cable) berisolasi yang mempunyai tegangan
isolasi maksimum 1000 V, jadi dalam hal ini kabel lilit TR tidak boleh dipergunakan untuk
penghantar yang mempergunakan tegangan 20 kV.

Pemakaian kabel TR berisolasi, disebabkan banyaknya lintasan pohon yang dilalui oleh kabel
tersebut, jadi dalam ini kalau tidak berisolasi banyak pepohonan yang akan ditebang hal ini
sangat merugikan bagi yang mempunyai pepohonan.

MATERIAL Y ANG DIPERGUNAKAN

o Kabel lilit (twisted cable) = 3 X 95 mm2 + 1 x 70 mm2

= 3 X 70 mm2 +1 x 50 mm2

o Kabel opsteig = NYFGBY 4 X 95-150 mm2


o Kabel lilit untuk sambungan rumah :

2 or 4 X 6 mm2, 2 or 4 X 10 mm2, 2 or 4 X 16 mm2,

4 x 25 mm2, 4 x 35 mm2

o Tiang beton atau besi


o Material pengikat kabel lilit

Khusus pada kabel twisted tegangan rendah terdapat tanda fasa sebagai berikut:

Garis/strip satu = fasa R

Garis/strip dua = fasa S

Garis/strip tiga = fasa T


Dibawah ini dijelaskan bermacam-macam material pendukung untuk kabel lilit.

5.1 Material Untuk Jaringan Lurus

1. SUSPENSION CLAMP BRAKET


2. SUSPENSION CLAMP
3. STAINLESS STEEL STRIP 0.75 mtr
4. STOPPING BUCKLE
5. PLASTIC STRAP
6. PROTEKTIP PLASTIC STRAP 0,5 mtr

5.2 Material Untuk Jaringan Belok 30°

1. TEBSION BRACKET
2. STRAIN CLAMP
3. STAINLESS STEEL STRIP 0,75 mtr
4. STOPPING BUCKLE
5. PLASTIC STRAP
6. PROTEKTIP PLASTIC STRAP 0,5 mtr

POSISI JARINGAN
5.3 Material Untuk Jaringan Ujung

1. TEBSION BRACKET
2. JEPITAN STRAIN
3. STAINLESS STEEL STRIP 0,75 mtr
4. STOPPING BUCKLE
5. STRAP PENJEPIT
6. TUTUP PLASTIK PEMISAH
7. LINK
8. UJUNG BERISOLASI
9. PROTEKTIP PLASTIC STRAP 0,5 mtr

POSISI JARINGAN

5.4 Kebutuhan Material Untuk Persimpangan Jaringan

1. TEBSION BRACKET
2. STRAIN CLAMP
3. STAINLESS STEEL STRIP 0,75 mtr
4. STOPPING BUCKLE
5. PLASTIC STRAP
6. BUNDELD CON, CONECTOIR
70-25/70-25
7. PROTEKTIP PLASTIC STRAP 0,5 mtr
5.5 Kebutuhan Material Untuk Persimpangan Jaringan & Belokan

1. TEBSION BRACKET
2. STRAIN CLAMP
3. STAINLESS STEEL STRIP 0,75 mtr
4. STOPPING BUCKLE
5. PLASTIC STRAP
6. BUNDELD CON, CONECTOIR
70-25/70-25
7. SUSPENSION CLAMP BRACKRET
8. SUSPENSION CLAMP
9. PROTEKTIP PLASTIC STRAP 0,5 mtr

5.6 Kebutuhan Material Untuk Persimpangan Jaringan

1. TEBSION BRACKET
2. STRAIN CLAMP
3. STAINLESS STEEL STRIP 0,75 mtr
4. PLASTIC STRAP
5. STOPPING BUCKLE
6. BUNDELD CON, CONECTOIR
70-25/70-25
7. PROTEKTIP PLASTIC STRAP 0,5 mtr
5.7 Kebutuhan Material Untuk Jaringan Lurus

1. TEBSION BRACKET
2. STRAIN CLAMP
3. STAINLESS STEEL STRIP 0,75 mtr
4. STOPPING BUCKLE
5. PLASTIC STRAP
6. PROTEKTIP PLASTIC STRAP 0,5 mtr

5.8 Kebutuhan material untuk jaringan lurus

1. TEBSION BRACKET
2. STRAIN CLAMP
3. STAINLESS STEEL STRIP 0,75 mtr
4. STOPPING BUCKLE
5. PLASTIC STRAP
6. BUNDLED COND, CONNECTIR
70-25/70-25
7. PROTEKTIP PLASTIC STRAP 0,5 mtr
5.9 Kebutuhan Material Untuk Jaringan Pertigaan

1. SUSPENSION CLAMP BRAKET


2. SUSPENSION CLAMP
3. TEBSION BRACKET
4. STRAIN CLAMP
5. STAINLESS STEEL STRIP 0,75 mtr
6. STOPPING BUCKLE
7. PLASTIC STRAP
8. BUNDLED COND, CONNECTIR
70-25/70-25
9. PROTEKTIP PLASTIC STRAP 0,5 mtr

5.10 Kebutuhan Material Untuk Jaringan Sudut 30°

1. TEBSION BRACKET
2. STRAIN CLAMP
3. STAINLESS STEEL STRIP 0,75 mtr
4. PLASTIC STRAP
5. STOPPING BUCKLE
6. BUNDLED COND, CONNECTIR
70-25/70-25

Penjelasan pemakaian kabel lilit:

Konstruksi dan material kabel lilit seperti terlihat pada gambar-gambar diatas, berguna bila
kabel lilit rusak akibat terbakar atau tertimpa pohon , dapat diketahui material apa yang perlu
dibawa.
Gambar ini dipergunakan untuk pemilihan material JTR sesuai sudut jaringan

Gambar Sudut JTR


PEMASANGAN TANDA FASA PADA JTR

Kegunaan tanda fasa:

Karena pada JTR tanda fasa hanya di tandai dengan strip-strip kecil, maka untuk pemasangan
tanda fasa dengan plat plastik pada JTR seperti terlihat pada gambar diatas, sangat berguna
bagi Perencana dan Pelaksana pemasangan sambungan baru, sehingga beban pada tiap
fasanya diusahakan dapat seimbang.

Pemasangan tanda fasa:

o Rak TR di gardu distribusi


o Tiang pertama JTR
o Tiang pada JTR lurus, belokan dan ujung yang ada sambungan rumahnya.
5.11 Kemampuan Hantar Arus (KHA) Kabel N2XY (CU) dan NA2XY (AL) 0,6/1kV
berinti banyak (SPLN 43-6.1994)

Jumlah inti, luas KHA (Amp)


o
penampang (mm2) Di tanah (30 ) Di udara (40o)
3 fase 4 kawat CU AL CU AL
3 x 50/25 201 156 172 133
3 x 70/35 249 193 218 168
3 x 95/50 299 232 269 207
3 x 120/70 340 268 311 241
3 x 150/95 381 296 356 276
3 x 185/95 434 336 413 320
3 x 240/120 506 429 491 381
3 x 300/150 585 447 569 441

Kegunaan tabel :

Kegunaan tabel diatas adalah untuk pembebanan penghantar kabel lilit (Amp), harus melihat
Kemampuan Hantar Arus seperti terlihat pada tabel diatas.

PERHATIAN

NH fuse tidak boleh DIBENDENG (DI SHORT), SANGAT BERBAHAYA. Karena :

o Bendengan melebihi KHA kabel lilit seperti terlihat tabel diatas. Bila terjadi
short circuit pada kabel llilit, NH fuse bisa tidak trip, sehingga dapat
menimbulkan kebakaran pada kabel lilit.
o Karena NH fuse dibendeng, beban dapat melebihi kapasitas trafo, yang dapat
memanaskan trafo akibatnya trafo short circuit/terbakar.
5.12 TABEL UNTUK BENTANGAN KABEL TWISTED TR

UKURAN TIANG
KABEL 200 daN 350 daN 500 daN 800 daN
3 x 25 32 m 43 m 54 m 77 m
3 х 35 31 m 41 m 51 m 71 m
З x 50 31 m 41 m 50 m 69 m
З x 70 27 m 36 m 44 m 67 m
3 x 35 + 2 x 16 30 m 40 m 49 m 60 m
3 x 50 + 2 x 16 29 m 36 m 47 m 64 m
3 x 70 + 2 x 16 26 m 35 m 42 m 56 m

Tinggi tiang = 7,5 m dng kabel 0,5 m tergantung

dari puncak dan lendutan 6 m ketanah

Bagaimana cara pemasangan kabel lilit TR

A. Memasang peralatan kerja


o Gulungan kabel sekitar 15 m dari tiang
o Ground winch sekitar 15 m dari tiang dimana string
o Ing block terakhir dipasang

B. pemasangan stringing block yang langsung dipasang pada tiang lurus atau belokan

C. Memasang kawat bahan pengarah

D. Jepitkan kawat baja pengarah pada kawat penggantung

E. Menarik kabel twisted (lilit)

F. Menjepit ujung kabel dengan strain clamp


G. Pekerjaan peregangan
o Metode lendutan caranya :
Jepitkan sebuah strain clamp dikawat penggantung, kaitkan starin clamp ke kabel
dari sebuah comealong automatis, pasang tanda-tanda untuk pengecekan dan setel
lendutan dan selesaikan pekerjaan ini dengan menjepit kawat penggantung netral
disetiap peralatan pada setiap tiang.
o Metode dinamometer caranya :
Jepit sebuah strain clamp pada kawat penggantung netral. kaitkan strain clamp,
kaitkan ujung kabel, rentangkan kawat penggantung dan selesaikan pekerjaan
dengan menjepit kawat penggantung disetiap tiang.

Apa saja peralatan kerja yang diperlukan:

o Kunci sock, tractel-tirfor super T13, sikat pembersih, comealong tipe frog 35 mm 2
s/d 70 mm2.
o Walkie talkie, peralatan kompresi mekanis dengan tangan.
o Tang penjepit, pemotong kabel, penahan rol drum.
o Sistem katrol dengan tangan, tali kawat polyster, pemutar.
o Kabel tackle blocks 500 daN, sackle perentang, block perentang tunggal.
o Tambang serat, dinamometer (kekuatan dlm daN = 1000).
o Tangga luncur portable, kerangka gergaji besi, pisau.
o Peralatan khusus untuk stainless steel strip :
Tang pelipat steel strip, tang pengikat bergerigi, tang penggunting dan palu tukang
listrik.
o Pemutar skrup segi delapan, kunci pas dan sliding T handle.
o Perentang ujung ukuran dlm metrik.
o Peralatan pengelasan gas portable
Penjelasan Jaringan Distribusi :

Jaringan distribusi yang telah dijelaskan diatas adalah jaringan tenaga listrik distribusi
tegangan menengah yang mempergunakan kabel tanah atau mempergunakan kawat udara dan
jaringan tenaga listrik tegangan rendah yang mem pergunakan kabel lilit (twisted). Pada
prinsipnya jaringan tenaga listrik distribusi sebagai penyalur tenaga listrik ke pelanggan
mempergunakan tegangan menengah 20 kV atau tegangan rendah (220 - 380 V atau 231 -
400 V). Untuk pemakaian tenaga listrik y ang dibutuhkan pemakai tenaga listrik adalah mutu
listrik yang baik al: tegangan (+ 5% dan 10%) dan frekwensi (+- 0,1 Hz), untuk itulah
pemgelaaran jaringan distribusi harus melihat mutu listrik tersebut, disesuaikan dengan
panjang jaringan dan pembebanannya y ang akan dipikul oleh jaringan distribusi.

Untuk keandalan daripada jaringan distribusi tegangan menengah yang mempergunakan


kabel tanah, perlu diperhatikan konektor pada sambungan kabel dimana KHA nya harus sama
dengan kHA kabel (sesuai dengan luas penampang). Hal ini perlu supaya distribusi arus ke
beban sama anțara kabel dan sambungan kabel. Kalau KHA sambungan < dari KHA kabel
dapat menyebabkan pemanasan pada sambungan kabel yang akhirnya gangguan.

Untuk jaringan udara tegangan menengah yang perlu diperhatikan adalah sambungan
(jepitan), sebaiknya sambungannya arah beban (dekat tiang lanjutan) kalau jepitan nya
kendor karena adanya gaya berat kawat, dapat melepas kawat tersebut dari sambungannya
sehingga jatuh ketanah tetapi GFR di GI trip . Karena jaringan udara TM tergelar di udara
bebas perlu dilihat ROW (road of wide) supaya pepohonan tidak menyentuh kawat, bila
tersentuh dapat menyebabkan gangguan hubung singkat. Untuk kabel tegangan rendah yang
mempergunakan kawat berisolasi tidak ada masalah pada lingkungan terutama pohon yang
menyentuhnya.
BAB V

ALAT PEMBATAS DAN PENGUKUR

1. PENDAHULUAN

Energi (kWh) adalah sebagai bentuk pemakaian listrik, yang dikeluarkan oleh Pusat
Listrik dan dipergunakan oleh beban.

Persamaan energi:

Beban1 fasa= Easa . I. Cos p .t (kWh)

Beban 3 fasa= V3 Efr. I.Cosp .t (kWh)

Dimana :

E fasa = tegangan fasa-netral (volt), E f −f = tegangan fasa –fasa (volt), I = arus (amp).
Cosφ = power factor dan t = waktu pemakaian listrik (jam).

Jadi kWh adalah sebagai patokan energi, bila ditinjau dari Pusat Listrik sebagai
patokan energi yang dikeluarkan oleh Pusat Listrik, yang berhubungan dengan pemakian
bahan bakar. Bila ditinjau dari beban (pelanggan) adalah sebagai patokan untuk mengetahui
pemakaian energi (kWh) yang dipergunakannya.

Untuk mengetahui besaran energi yang dipergunakan baik oleh Pusat Listrik atau
pelanggan dipasang alat pengukur yang disebut kWh meter.

Pemasok tenaga listrik (PLN), memasok listrik ke pelanggan dalam bentuk tegangan
(E) dan arus (l), oleh karena permintaan listrik oleh pelanggan bermacam- macam
kebutuhannya, untuk itu dipasang pembatas arus yang sesuai dengan permintaan daya
pelanggan alat tersebut disebut alat pembatas.

Bila pelanggan TR sebagai pembatas mempergunakan Miniature circuit breaker


(MCB). Bila pelanggan berlangganan TM atau TT sebagai pembatas mempergunakan over
load Relay.

Pada bab ini, secara ringkas membahas tentang alat pembatas dan pengukur dan
bermacam – macam alat ukur yang dipergunakan sebagai alat untuk mengukur daya, arus,
dan tegangan.
Penyambungan tenaga listrik ke pelanggan, diatur dalam Tarif Dasar Listrik yang
dikeluarkan oleh PT PLN (Persero), dengan ketentuan sebagai berikut:

Daya 450 VA - 197 kVA berlangganan TR.

Daya 201 kVA- 30,5 MVA berlangganan TM.

Daya > 30,5 MVA berlangganan TT.

Penjelasan tarif diatas:

a. Langganan TR pengukurannya dibagi, sebagai berikut:


o Daya 450 VA - 41.500 VA pengukuran langsung (tanpa mempergunakan
peralatan bantu CT).
o Daya > 41,500 VA - 197.000 VA pengukuran tak langsung dengan
mempergunakan alat bantu CT.

b. Langganan TM pengukurannya dibagi, sebagai berikut:


o TM/TM/TM pelanggan TM, diukur TM pasokan tegangan TM
o TM/TM/TR pelanggan TM, diukur TM, pasokan tegangan TR
o TM/TR/TR pelanggan TM, diukur TR, pasokan tegangan TR

c. Langganan TT pengukurannya dibagi, sebagai berikut:


o TT/TT/TT pelanggan TT, diukur TT pasokan tegangan TT
o TT/TT/TM pelanggan TT, diukur TT, pasokan tegangan TM
o TT/TM/TM pelanggan TT, diukur TM, pasokan tegangan TM

Pada pelanggan TR, pengukuran dan pengaman/pembatas proteksi (APP)


mempergunakan alat bantu Miniature Circuit breaker (MCB) dan kWh meter, bila pelanggan
> 41,5 kVA dipergunakan tambahan alat bantu current transformer.

Pada pelanggan TT atau TM, sebagai Alat Pengukur dan pembatas/proteksi disebut
APP mempergunakan kWh meter, kVArh, Current transformer, Potensial transformer dan
over - load Relay dengan circuit breaker.
2. DIAGRAM PENGAWATAN APP
a. Diagram Pengawatan Langsung
Diagram Pengawatan APP 1 fasa

Diagram Pengawatan APP 3 fasa

Gambar V.1 : Wiring APP 1 fasa dan 3 fasa pengukuran langsung


b. diagram pengawatan APP tak langsung pelanggan
TR (daya > 41,5 kVA s/d 197,5 KVA)

Gambar V.2: Wiring APP pengukuran Tak langsung

c. wiring pelanggan TM dengan CT dan PT seperti terlihat pada halaman 57


d. Setiap peralatan APP yang terpasang pada pelanggan harus disegel, hal ini untuk
menghindari pencurian tenaga listrik, berikut ini dijelaskan lokasi segel pada APP.
yang perlu diketahui Petugas Yantek

Contoh: Pemasangan segel pada APP 1 fasa atau 3 fasa pengukuran langsung

Segel adalah pelindung untuk mencegah agar alat atau komponen yang dilindungi
dimaksud tidak dibuka oleh orang yang tidak berwenang

o = Segel yanggu
ʘ = Segel meterologi

Gambar V.3: Segel terpasang pada APP


e. BAGAIMANA MEMERIKSA PUTARAN PIRINGAN kWh METER DAN kVArh
METER.

Pendapatan Pengelola Listrik diperoleh dari pengukuran energi melalui kWh meter yang
terpasang di Pelanggan, untuk ke akuratan dari kWh meter sebelum dipasang atau setelah
dipasang harus diuji terlebih dahulu. Apakah putaran kWh meter yang terpasang sudah sesuai
dengan pemakaian beban/energi yang diukur.

Dibawah ini dijelaskan bagaimana cara menguji kWh meter berdasarkan beban terukur.

KESALAHAN PADA kWh METER

Keterangan :

Dimana:

N = Jumlah putaran kWh meter yang ditentukan (diukur)

c = Konstanta kWh meter ( putaran / kWh).

t = Waktu n putaran piringan kWh meter ( detik).

Cara pengukuran:

o Beban diukur/dilihat didasarkan putaran kWh meter


o Berapa lama putaran yang diukur dengan menggunakan stop watch (untuk melihat
waktu/detik) dari putaran kWh yang berputar misal: 5 putaran kWh, 42 detik.
o Dari hasil pengujian dimasukan ke formula/persamaan diatas
Bila beban 3 fasa, maka P (daya) diambil penjumlahan daya semua beban yang terukur:

P = Beban dari hasil pengukuran disisi TR.


= Pr+ Ps + Pt

Pr = Beban fasaR = Ur. Ir. CoSpr

Ps = Beban fasaS = Us. Is .Cosos

Pt = Beban fasaT = Ut . It . Coset

Bila beban 1 fasa, P diambil dari beban yang terukur

P =U.I.Coso

Dari pemeriksaan tersebut diatas bila hasilnya ( - ) minus, maka perlu diadakan penelitian
lebih lanjut karena kemungkinan yang terjadi adalah :
o Adanya pelanggaran mempengaruhi kWH meter.
o Rusaknya CT/PT.
o Mutu/kualitas CT/PT tidak baik.
o Adanya salah pengawatan.

Contoh perhitungan Error (e)


a) Beban 1 fasa :
Kwh merek : Fuji, Tipe: FF, Vn : 231/400 V, c: 1250 put/kWh
Hasil pengukuran: V = 206 V, I = 1,62 A, Cos o = l dan N = 5 putaran t = 42,24 detik
b) Beban 3 fasa:

Kwh merek: Fuji, Tipe: FF, Vn : 3x 231/400 V, c: 60 puve

Hasil pengukuran:

fasa 1: V = 206 V, I= 19,6 A, Cos o = 0,81

fasa 2:V= 231 V, I= 5,6 A, Cos o = 0,98

fasa 3: V = 206 V, I = 15,9 A. Cos p = 0,97

N = 5 putaran dan t = 34 detik

Dan : P=P1+P2+ P3

P1 = 206 x 19,6 x 0,81 = 3270,5 watt

P2 = 231x 5,6x 0,98 = 1267,7 watt

P 3 = 206 x 15,9 x 0,97 = 3177,1 watt

P = 7715,3 watt

BATAS KESALAHAN kWh METER

1) Ditinjau dari tegangan (%) SPLN 96 : 1993

Kelas
0,5 1 2
Meter

Faktor 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5


daya 1 1 1
Lag Lead Lag Lead Lag Lead

Emaks +/-
0,1 0,15 0,2 0,2 0,3 0,4 0,3 0,45 0,6
(%)

2) Ditinjau dari putaran kWh meter ± 1,5 % SPLN 57 – 1 : 1991


3. TIPE ALAT PEMBATAS DAN PENGUKUR (APP)

Penjelasan tabel diatas dan cara membawa kWh meter:

o Kegunaan tabel diatas adalah bila kWh meter pelanggan ada yang rusak, dengan
bantuan tabel diatas, Petugas Yanggu dengan mudah mengetahui arus nominal kWh
meter yang sesuai dengan Daya Pelanggan.
o Membawa kWh meter mekaanik tidak boleh horizontal atau terbalik, hal ini akan
menggeser tumpuan tiang piringan selanjutnya putaran kWh meter akan terhambat.
o Juga untuk kWh elektronika cara membawanya tidak boleh kasar (lepas tangan)
karena akan merusak komponen elektronikanya.
DEFINISI TENTANG APP (ALAT PEMBATAS DAN PENGUKUR)

- Pengukuran

adalah pengukuran untuk menentukan pemakaian daya dan energi listrik.


Dalam pengukuran ini alat meliputi meter kWh, rneter kVArh, meter kVA
maksimum, meter arus dan meter tegangan.

- Pembatasan

adalah batas pemakaian daya, sesuai daya tersambung yang mempergunakan


alat penbatas yang meliputi untuk sambungan TR mempergunakan MCB, sambungan
TM dan TT mempergunakan OLR (Over Load Relay) Persamaan untuk menentukan
pembatas:

untuk daya 1 fasa = I = S/E (Amp)

untuk daya 3 fasa = I = S(V3.Ef-f)Amp

Dimana : S = daya pelanggan (VA)

E = Tegangan fasa-netral (V)

Ef-f = Tegangan antar fasa (V)

- Meter kWh

Pemilihannya didasarkan pada cara pengukuran:

o Sambungan tegangan rendah

Meter kWh mempergunakan meter 1 fasa 2 kawat atau 3 fasa 4 kawat, dengan
meter kWh kelas 1 dan kelas 2. Untuk meter kWh kelas 1 dipergunakan untuk pelang-
gan > 41,5 kVA dengan mempergunakan trafo arus. Untuk meter kWh kelas 2
dipergunakan untuk pelanggan < 41 kVA tanpa mempergunakan trafo arus

o Sambungan tegangan menengah

Meter kWh mempergunakan meter kWh kelas 1 atau lebih teliti, dengan
pengukuran (WBP dan LWBP), mempergunakan trafo arus (kelas 0,2S) dengan trafo
tegangan (kelas 0,2 atau 0,5) pada sambungan tegangan menengah dipasang juga
kVarh sebagai pengukur pemakaian daya reaktif, bila power faktro beban ≤.

o Sambungan tegangan Tinggi


Meter kWh memepergunakan meter kWh kelas 1 atau lebih teliti dengan pengukuran
(WBP dan LWBP), mempergunakan trafo arus (kls 0,2S) dan trafo tegangan (kls 0,2
atau 0,5) pada sambungan tegangan Tinggi dipasang juga kVarh sebagai pengukur
pemakaian daya reaktif, bila power factor beban ≤ 0,85 juga pada pengukur meter
KVA maksimum, sebagai pengukur pemakaian dalam interval waktu 15 menit, yang
dimaksud KVA maksimum adalah pemakaian daya pelanggan sebesar.

KVA maks = 1/3 x jumlah Imaks masing-masing fasa x V3 x E

untuk sistem 3 fasa 3 kawat atau 4 kawat

KVA maks = 1/2 x jumlah Imaks masing-masing fasa x V3 xE

untuk sistem 3 fasa 3 kawat beban fasa seimbang.

Bila daya sudah melebihi daya kontrak, maka disarankan pelanggan tersebut
disarankan menambah daya.

BEBERAPA TIPE APP

- APP Tipe IA adalah APP dengan tutup pelindung dan kWh meter 5/20 A
- APP Tipe khusus II A adalah pengukuran dengan meter kWh tarif tunggal 3 kawat
tanpa meter kVArh
- APP Tipe khusus II B adalah pengukuran dengan meter kWh tarif tunggal 4 kawat
tanpa meter kVArh
- APP Tipe khusus II C adalah pengukuran dengan meter kWh tarif tunggal 3 kawat dan
meter kVArh
- APP Tipe khusus II D adalah pengukuran dengan meter kWh tarif tunggal 4 kawat dan
meter kVArh
- APP Tipe khusus II E adalah pengukuran dengan meter kWh tarif ganda 3 kawat dan
meter kVArh
- APP Tipe khusus II A adalah pengukuran dengan meter kWh tarif ganda 4 kawat dan
meter kVArh

Anda mungkin juga menyukai