Anda di halaman 1dari 18

Penguat Daya


P enguat daya juga merupakan rangkaian penguat
sinyal kecil. Penguat sinyal kecil mempunyai batas
kemampuan daya yang kurang dari setengah watt
sedangkan transistor daya mempunyai
kemampuan daya lebih dari setengah watt.
batas

Oleh karena itu, transistor sinyal kecil biasanya digunakan di dekat ujung
depan dari sistem karena daya sinyalnya rendah, sedangkan transistor daya
digunakan di dekat ujung belakang sistem karena daya sinyal yang besar.
Tegangan Titik Bias pada Penguat
1. Kelas A
Arus 2. Kelas B
3. Kelas AB

Daya 4. Kelas C

Rentang Frekuensi Metode Pemasangan 05. Closing


Operasi Rangkaian
Lorem ipsum dolor sit amet,
1. Gelombang Lebar 1. Pemasangan AC
consectetuer adipiscing elit,
Contoh : Penguat audio semua komponen frekuensi rendah ( termasuk dc ) tidak diteruskan ke rangkaian penguat
sed diam nonummy nibh.
2. Gelombang Sempit 2. Pemasangan DC
Contoh : Tuned amplifier salah satu tipenya adalah penguat chopper, sinyal input terbelah menjadi seri pulsa
kemudian diperkuat oleh penguat ac sebelum dikembalikan lagi ke level dc
1. Kelas A
Titik kerja (Q) diatur pada tengah-tengah garis beban DC sehingga

Penguat Daya transistor selalu beroperasi di daerah aktif dan arus kolektor
akan mengalir sepanjang 360o. Penguat ini beroperasi pada
daerah linear.

2. Kelas B
Penguat daya merupakan gabungan antara Titik kerja diletakkan di daerah cut off sehingga arus kolektor

penguat tegangan dan penguat arus. Penguat hanya mengalir 180o dari siklus ac. Untuk sinyal input sinusoida,
penguatan hanya terjadi pada setengah perioda sinyal input saja.
daya dapat diklasifikasikan berdasarkan titik
3. Kelas AB
kerja (Q) yang menunjukkan kondisi transistor.
Titik kerja diletakkan diantara titik operasi kelas A dan kelas B.
Jadi sinyal output sama dengan nol pada satu bagian namun
dengan selang kurang dari setengah siklus sinyal sinus.

4. Kelas C
Titik kerja diatur beroperasi untuk arus ( tegangan ) output sama
dengan nol dengan selang lebih besar dari setengah siklus sinus
sehingga penguat bekerja kurang dari setengah perioda sinyal
input.
Penguat daya kelas A dirancang dengan
menempatkan titik kerja (Q) di tengah-tengah garis
beban DC. Penguat ini menghasilkan sinyal
keluaran yang paling baik dibandingkan penguat
jenis lainnya. Namun, efisiensi nya yang paling
rendah dibandingkan penguat jenis lain. Hal ini
disebabkan banyaknya rugi daya pada transistor.
Kepatuhan Keluaran AC
Kepatuhan keluaran AC adalah maksimum puncak ke puncak tegangan AC
tak terpotong yang dapat dihasilkan oleh penguat, dilambangkan dengan
PP. Jika kepatuhan keluaran AC diketahui maka batas penggunaan besar
sinyal dapat diketahui. Selama setengah siklus positif, tegangan kolektor
berayun dari titik Q ke arah jenuh. Pada setengah siklus negatif, tegangan
kolektor berayun dari titik Q ke arah putus. Untuk sinyal AC yang cukup
besar, pemotongan dapat terjadi pada kedua puncak sinyal.

Tegangan putus AC = VCEQ + ICQrc maka maksimum ayunan positif dari titik Q :

Tegangan jenuh AC idealnya nol maka maksimum ayunan negatif dari titik Q :

Kepatuhan keluaran AC penguat CE lebih kecil di antara nilai pendekatan :

dan
Hitunglah kepatuhan keluaran AC.
15
RC V
10K R1 4K

RL
RE 6K
AC
10mV
3K R2 1K
Penguatan
Penguatan Tegangan Tanpa Penguatan Arus
Ai tergantung dari impedansi keluar Vcc

Beban sumber arus kolektor dan resistansi R1 RC


R
A C beban Rs
r 'e i
Ai  c
ib Vout

Ai  
RL
Penguatan Tegangan Dengan Beban
RE
AC
Vs R2

rC
Av  
r 'e Penguatan Daya
pin  vini b dan pout  vout i c
rC  RC RL pout v i
Ap    out c
pin vinib
Ap   Av Ai
Daya Beban
PP 2
PL ( maks ) 
8RL
Tegangan Beban AC dengan Voltmeter
𝑉𝐿2
𝑃𝐿 = 𝑅
𝐿
Tegangan Beban AC dengan Osiloskop
Kepatuhan keluaran AC ( PP ) sama dengan maksimum tegangan keluar
VPP
dan VP  tak terpotong. Daya beban berubah sesuai dengan berubahnya
VL  0,707 VP 2
tegangan beban puncak-ke-puncak. Lengkungan berbentuk parabola
0,707 VPP
VL  0,707 VP  karena daya sebanding langsung dengan kuadrat tegangan. Daya
2
VPP 2 beban maksimum terjadi bila tegangan beban puncak-ke-puncak sama
PL  dengan kepatuhan keluaran AC.
8RL

Daya Beban Maksimum


Disipasi Daya Transistor
Bila tidak ada sinyal yang menggerakkan penguat ( tenang ), disipasi daya
transistor sama dengan perkalian tegangan dan arus DC.
PDQ  VCEQ ICQ
Disipasi daya ini tidak boleh melebihi batas kemampuan daya transistor. Jika
terjadi, transistor berpotensi menjadi rusak. PD berharga maksimum bila tak
ada sinyal masuk. Harganya turun bila tegangan beban pucak-ke-puncak
naik. Dalam kasus terburuk, transistor harus mempunyai batas kemampuan
daya lebih besar daripada PDQ, yaitu disipasi tenang.
PD( maks )  PDQ
Penguras Arus
Penguras arus adalah total arus yang ditarik
rangkaian dari catu daya. sumber tegangan
Efisiensi Tahapan
harus memberikan arus ke pembagi tegangan
dan rangkaian kolektor. Jika pembagi tegangan
kaku, maka akan menyajikan penguras arus DC. Efisiensi tahapan adalah perbandingan antara daya beban
VCC dengan daya yang dihasilkan oleh sumber.
I1  dan I 2  ICQ
R1  R2
PL ( maks )
Perubahan sinusoidal arus kolektor rata-rata   100%
PS
sebesar nol, sehingga sumber harus
memberikan arus rata-rata ( penguras DC total ) :

I S  I1  I 2 dan PS  VCC I S
10V
3,6K
10K

1K +

vout
AC
1mV 1,5K
1K
2,2K

Hitunglah Av, Ai, Ap, PL(maks), IS, PS, dan β.


Pada transistor yang bekerja sebagai penguat daya
kelas B arus kolektor hanya mengalir 180° dari
siklus ac. Ini berarti bahwa titik Q ditempatkan di
dekat titik putus dari kedua garis beban dc dan ac.
Keuntungan operasi kelas B adalah rendahnya
disipasi daya transistor dan berkurangnya penguras
arus sehingga efisiensi tahapan menjadi lebih besar
Rangkaian Dorong-Tarik (
Push-Pull Circuit ) R1

T1
VCC

R2
vin

Transistor yang dioperasikan pada kelas B akan menggunting setengah siklus.


R2 RL

T2

Untuk menghindari distorsi, maka digunakan 2 transistor dalam susunan dorong-


R1
tarik sehingga transistor bekerja bergantian dengan masing-masing transistor
bekerja selama setengah siklus. Rangkaian dorong-tarik menghasilkan penguat
VCC
kelas B yang mempunyai distorsi rendah, daya beban besar, dan efisiensi tinggi. R1

T1
Pengikut emiter NPN dan pengikut emiter PNP disusun secara komplementer
ICQ  0 R2

atau dorong-tarik. Tahanan pemberi prategangan ditentukan untuk menetapkan


titik Q pada titik putus (cutoff), dimana tegangan yang dibutuhkan untuk R2

T2
mematikan dioda emiter pada setiap transistor adalah antara 0,6 V dan 0,7 V.
Karena tahanan pemberi prategangan bernilai sama, maka setiap dioda emiter
R1

diberi prategangan dengan tegangan yang sama.


Garis Beban DC Garis Beban AC
Karena tak ada resistansi DC pada rangkaian kolektor atau VCEQ
I C ( jen )  I CQ  dan VCE (cut )  VCEQ  ICQ rE
emiter, maka arus jenuh DC berharga tak terhingga dan rE
garis beban DC vertikal. Yang paling sulit dalam merancang Dengan ICQ = 0, VCEQ = VCC / 2, dan rE = RL maka :
penguat kelas B adalah menentukan titik Q yang mantap VCC VCC
I C ( jen )  dan VCE ( cut ) 
pada titik putus. Penurunan VBE yang besar karena 2 RL 2
turunnya suhu dapat menggeser titik Q jauh ke atas pada Ketika transistor bekerja, titik operasi transistor akan berayun ke
garis beban DC sampai pada tingkat arus yang berbahaya. atas sepanjang garis beban AC, sementara titik operasi
transistor yang lain tetap pada titik putusnya. Tegangan dari

Ic transistor yang bekerja dapat berayun dari keadaan putus


VCC / (2RL) Garis Beban DC
Garis Beban AC sampai keadaan jenuh. Hal ini terjadi bergantian sesuai
siklusantar kedua transistor, sehingga kepatuhan AC penguat
dorong-tarik kelas B lebih tinggi dari kelas A.

VCE PP  VCC
VCC/2
re Analisis AC

RL
Vout Av 
Zin(basis) RL  r 'e
Vin
AC RL Ap  Av Ai
rB
zout  r 'e 

zin (basis )    RL  r 'e 
Kepatuhan AC

Anda mungkin juga menyukai