“
P enguat daya juga merupakan rangkaian penguat
sinyal kecil. Penguat sinyal kecil mempunyai batas
kemampuan daya yang kurang dari setengah watt
sedangkan transistor daya mempunyai
kemampuan daya lebih dari setengah watt.
batas
Oleh karena itu, transistor sinyal kecil biasanya digunakan di dekat ujung
depan dari sistem karena daya sinyalnya rendah, sedangkan transistor daya
digunakan di dekat ujung belakang sistem karena daya sinyal yang besar.
Tegangan Titik Bias pada Penguat
1. Kelas A
Arus 2. Kelas B
3. Kelas AB
Daya 4. Kelas C
Penguat Daya transistor selalu beroperasi di daerah aktif dan arus kolektor
akan mengalir sepanjang 360o. Penguat ini beroperasi pada
daerah linear.
2. Kelas B
Penguat daya merupakan gabungan antara Titik kerja diletakkan di daerah cut off sehingga arus kolektor
penguat tegangan dan penguat arus. Penguat hanya mengalir 180o dari siklus ac. Untuk sinyal input sinusoida,
penguatan hanya terjadi pada setengah perioda sinyal input saja.
daya dapat diklasifikasikan berdasarkan titik
3. Kelas AB
kerja (Q) yang menunjukkan kondisi transistor.
Titik kerja diletakkan diantara titik operasi kelas A dan kelas B.
Jadi sinyal output sama dengan nol pada satu bagian namun
dengan selang kurang dari setengah siklus sinyal sinus.
4. Kelas C
Titik kerja diatur beroperasi untuk arus ( tegangan ) output sama
dengan nol dengan selang lebih besar dari setengah siklus sinus
sehingga penguat bekerja kurang dari setengah perioda sinyal
input.
Penguat daya kelas A dirancang dengan
menempatkan titik kerja (Q) di tengah-tengah garis
beban DC. Penguat ini menghasilkan sinyal
keluaran yang paling baik dibandingkan penguat
jenis lainnya. Namun, efisiensi nya yang paling
rendah dibandingkan penguat jenis lain. Hal ini
disebabkan banyaknya rugi daya pada transistor.
Kepatuhan Keluaran AC
Kepatuhan keluaran AC adalah maksimum puncak ke puncak tegangan AC
tak terpotong yang dapat dihasilkan oleh penguat, dilambangkan dengan
PP. Jika kepatuhan keluaran AC diketahui maka batas penggunaan besar
sinyal dapat diketahui. Selama setengah siklus positif, tegangan kolektor
berayun dari titik Q ke arah jenuh. Pada setengah siklus negatif, tegangan
kolektor berayun dari titik Q ke arah putus. Untuk sinyal AC yang cukup
besar, pemotongan dapat terjadi pada kedua puncak sinyal.
Tegangan putus AC = VCEQ + ICQrc maka maksimum ayunan positif dari titik Q :
Tegangan jenuh AC idealnya nol maka maksimum ayunan negatif dari titik Q :
dan
Hitunglah kepatuhan keluaran AC.
15
RC V
10K R1 4K
RL
RE 6K
AC
10mV
3K R2 1K
Penguatan
Penguatan Tegangan Tanpa Penguatan Arus
Ai tergantung dari impedansi keluar Vcc
Ai
RL
Penguatan Tegangan Dengan Beban
RE
AC
Vs R2
rC
Av
r 'e Penguatan Daya
pin vini b dan pout vout i c
rC RC RL pout v i
Ap out c
pin vinib
Ap Av Ai
Daya Beban
PP 2
PL ( maks )
8RL
Tegangan Beban AC dengan Voltmeter
𝑉𝐿2
𝑃𝐿 = 𝑅
𝐿
Tegangan Beban AC dengan Osiloskop
Kepatuhan keluaran AC ( PP ) sama dengan maksimum tegangan keluar
VPP
dan VP tak terpotong. Daya beban berubah sesuai dengan berubahnya
VL 0,707 VP 2
tegangan beban puncak-ke-puncak. Lengkungan berbentuk parabola
0,707 VPP
VL 0,707 VP karena daya sebanding langsung dengan kuadrat tegangan. Daya
2
VPP 2 beban maksimum terjadi bila tegangan beban puncak-ke-puncak sama
PL dengan kepatuhan keluaran AC.
8RL
I S I1 I 2 dan PS VCC I S
10V
3,6K
10K
1K +
vout
AC
1mV 1,5K
1K
2,2K
T1
VCC
R2
vin
T2
T1
Pengikut emiter NPN dan pengikut emiter PNP disusun secara komplementer
ICQ 0 R2
T2
mematikan dioda emiter pada setiap transistor adalah antara 0,6 V dan 0,7 V.
Karena tahanan pemberi prategangan bernilai sama, maka setiap dioda emiter
R1
VCE PP VCC
VCC/2
re Analisis AC
RL
Vout Av
Zin(basis) RL r 'e
Vin
AC RL Ap Av Ai
rB
zout r 'e
zin (basis ) RL r 'e
Kepatuhan AC