PERCOBAAN IX

PENGUAT TRANSISTOR KASKADE

9.1

Tujuan
- untuk mengetahui bentuk sinyal pada berbagai titik pengukuran
- untuk mengetahui besar penguatan pada masing-masing tahap

9.2

Alat dan Bahan

9.3

Resistor : 22k, 6k8, 3k9, 1k, 15k, 6k8, 680, 470

Potensiometer
Capasitor : 22F dan 100F
Transistor 2SC828
Generator Fungsi
Osiloskop
Power Supply
Kabel Penghubung

Teori Dasar
Ada 3 Cascade Amplifier
1. RC coupling

Gambar di atas menunjukkan kopling resistansi kapasitansi (RC), metode yang

paling banyak dan umum digunakan untuk mengkopling sinyal dari suatu tingkat
ketingkat berikutnya. Tingkat-tingkat yang dihubungkan secara cascade akan
memperkuat masing-masing tingkat.
Total gain= A.B
Kapasitor kopling akan melewatkan AC tetapi menahan DC. Hal ini untuk mencegah
pengaruh DC dan besarnya titil Q. Kekurangan dari pendekatan ini, batas frekuensi
rendah ditentukan oleh besarnya kopling-kopling kapasitor.
Kapasiror-kapasitor bypass dibutuhkan karena mereka memintas emiter di
tanahkan. Tanpa kapasitor ini, penguatan tegangan pada tiap tingkat akan hilang
kapasitor-kapasitor pintas ini juga menentukan batas bahwa dari frekuensi response.
Dengan perkataan lain, jika frekuensi berkurang terus, pada suatu saat kita mencapai
suatu titik dimana kapasitor bypass tidak lagi melewatkan AC. Pada frekuensi ini,
penguatan tegangan mulai berkuang karena adanya umpan bali setempat (local
feedback) dan penguatan keseluruhan dari penguat akan turun dalam besaran yang
cukup berarti.
Pada penguatan sinyal-sinyal AC dengan frekuensi yang lebih besar dari 10Hz
penguat engan kopel RC biasanya cocok untuk rangkaian-rangkaian diskrit (yaitu
dimana tahanan, kapasitor dan transistor yang terpisah disolder bersama), suatu cara
yang paling menyenangkan dan muatan adalah membuat penguat bertingkat banyak.
2. Transformer Coupling

Gambar 9.2 di atas menunjukkan kopling transformator. R1 dan R2 memberikan bias

pembagi tegangan. Sebuah kapasitor bypass di pasang pada dasar setiap gulungan
primer untuk menghasilan kawat penguhubunginduktansi yang terhubung dengan
sumber, kembali mendapat tegangan DC. Hal yang sama, sebuah kapasitor bypass
dipasang pada dasar setiap gulungan sekunder untuk maupun secara fisik. Sebagai
contoh, untuk memintas suatu tahanan emiter 100 ohm dapa 10 Hz. Kita membutuhkan
kapasitor sebesar kira-kira 1590mikro Farad. Makin rendah tahanan dan frekuensi yang
kita inginkan, makin sulit persoalan yang kita hadapi.
Untuk menyelesaikan persoalan frekuensi rendah, kita dapat menggunakan
kopling langsung. Hal ini berarti dalam merancang tingkat-tingkat dari penguat kita
tidak menggunakan kapasitor kopling dan bypass, agar supaya AC di kopel sebaik DC.
Akibatnya tidak ada batas frekuensi rendah. Penguat akan memperbesar sinyal-sinyal,
tidak peduli berapa rendahnya frekuensi sinyal tersebut, termasuk DC/ frekuensi nol.
Rangkaian-rangkaian yang bisa digunakan untuk mendesain kopling langsung:
1. Rangkaian Sumber Daya Tunggal
Tegangan input stasioner terdapat pada basis transistor pertama
2. Rangkaian dengan 2 catu daya
Terdapat 2 sumber yang terpisah (tegangan positif dan negatif), sehingga baik
terkumpul input maupun output dapat diambil refrensi terhadap tanah.
9.4

Langkah Percobaan
1. menyusun rangkaian seperti berikut pada gambar 9.4

2. set GF Vpp
3. atur Vr sehingga diperoleh keluaran pada TP5 undistorted max.
4. gambar bentuk sinyal pada masing-masing TP5

5. hitung besar penguatan untuk masing-masing tahap

6. lepas kapasitor C1 pada rangkaian tahap 1 emudian gambar bentuk sinyal sesauai
dengan point 4
7. untuk point 4 dan 6 hitung besar amplitdo keluarannya

9.5

Hasil Percobaan
Analisa:
Tahap 1
Av1=
Tahap 2

Vot
2
=
=1.3
Vin 1.5

Av2=

Vout 2 1,9
=
=1.2
Vin2 1.6

Penguatan total: Avtot = Av1.Av2

= 1.3 x 1.2
= 1.56
Hasil tegangan:
Vout 2 4
=
=6
Vin1 1.5

9.6

Kesimpulan
Kekurangan dari kapasitor kopling adalah batas frekuensi rendah ditentukan kapasitor2
koplingnya.
Tingkat-tingkat yang dihubungkan secara kaskade akan memperkuat sinyal dan
penguatannya merupakan hasil kali dari penguatan masing-masing.