Anda di halaman 1dari 37

KOMP0NEN-KOMPENEN ELEKTRONIKA

A. Komponen aktif
1. Transistor
Transistor adalah sebuah komponen elektronika aktif yang
memiliki 3 kaki yakni basis,emotor dan colector.
Gambar transistor
 Transistor NPN

Arah aliran arus listrik transistor jenis NPN


 Transistor PNP

Arah aliran arus listrik transistor jenis PNP

Symbol transistor
 Symbol transistor NPN
 Simbol transistor PNP

 Fungsi transistor
1. Fungsi transistor sebagai saklar
Fungsi transistor yang pertama adalah sebagai saklar
elektronik. Berbeda dengan prinsip kerja saklar sederhana dan
saklar elektromekanik pada relay, saklar elektronik pada transistor
dikontrol secara elektrik yang dapat dikondisikan tanpa adanya
komponen mekanik yang bekerja. Oleh karena itulah saklar dengan
komponen transistor disebut dengan saklar elektronik.
Saklar elektronik yang menggunakan transistor memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan dengan saklar mekanik biasa
atau elektromekanik. Yakni kemampuan kecepatan tinggi dalam
proses kondisi ON ataupun OFF. Selain itu saklar dengan
komponen transistor tidak memiliki “aus” seperti halnya terjadi
pada saklar mekanik yang seiring berjalannya waktu, sehingga
saklar dengan transistor memiliki umur yang jauh lebih panjang.
Kegunaan transistor lainnya sebagai saklar adalah terdapat pada
rangkaian driver motor stepper atau semua rangkaian driver yang
menggunakan sistem pulsa sebagai kontrolnya. sistem driver motor
dengan sistem pulsa dapat diibaratkan sebuat saklar yang di on dan di
off secara terus menerus, hanya dengan kecepatan tinggi. Semakin
tinggi kecepatan pulsa tersebut maka motor yang digerakan akan
semakin cepat pula.
2. Fungsi transistor sebagai Penguat (amplifier)
Fungsi lain dari transistor yang paling umum adalah
sebagai penguat atau amplifier. Apakah itu penguat audio, penguat
radio frekuensi (RF), penguat arus, dan lain sebagainya dapat
dilakukan dengan komponen transistor.
Pada pengaplikasian fungsi transistor sebagai penguat, ada
beberapa konfigurasi rangkaian yang digunakan, antara lain
pengikut basis (common basis), pengikut kolektor (common
collector), dan pengikut emitor (common emitor). Yang mana
secara detailnya akan dijelaskan pada artikel tersendiri.
Sebuah penguat transistor pada dasarnya terdiri dari dua
parameter yang dikuatkan, yakni penguatan arus dan penguatan
sinyal. Pada rangkaian amplifier audio, jenis sinyal yang dikuatkan
adalah sinyal AC dengan frekuensi 20-20kHz. Sedangkan contoh
kegunaan transistor pada penguatan arus adalah terjadi pada
rangkaian power supply atau catu daya.
3. Fungsi transistor sebagai gerbang logika
Gerbang logika merupakan rangkaian paling dasae dari
sebuah rangkaian digital. Sebuah IC yang terdapat pada beberapa
komponen komputer seperti pada RAM, CPU, dan peripheral yang
terdapat didalamnya sebagian besar adalah terdiri dari jutaan
gerbang logika. Rangkaian gerbang logika ini pada dasarnya dibuat
dengan menggunakan transistor. Sehingga peran transistor pada
rangkaian gerbang logika tidak dapat dipisahkan.
Ada beberapa konfigurasi gerbang logika yang ada para
teknik digital, antara lain gerbang AND, gerbang NAND, gerbang
NOR, gerbang, OR, gerbang NOT dan lain sebagaiya. Berikut ini
adalah contoh fungsi transistor pada rangkaian gerbang logika
NAND.

Contoh rangkaian gerbang logika NAND dengan transistor.


Rangkaian diatas merupakan contoh penerapan fungsi
transistor sebagai gerbang logika NAND. Gerbang logika NAND
akan menghasilkan kondisi output bernilai 1 ketika kedua inputnya
memiliki kondisi satu. Jika gerbang NAND diuraikan dengan
menggunakan transistor, maka rangkaiannya akan tampak seperti
gambar rangkaian diatas.
Cara kerja transistor sebagai gerbang NAND cukup
sederhana, dioda led merupakan indikator yang akan menunjukan
kondisi dari rangkaian ini. Ketika dioda LED menyala, makan
kondisi output dari rangkaian transistor adalah sama dengan 1, dan
sebaliknya.
Misalnya pada saat salah satu IN 1 atau IN2 berkondisi 1,
katakanlah IN1 berkondisi 1 dan IN2 berkondisi 0. Dalam hal ini
kondisi 1 yang dimaksud adalah tegangan yang mendekati nilai
5V, maka transistor akan bersaturasi sehingga arus dari kaki
kolektor transistor T1 akan mengalir melalui emitor, sehingga
dioda LED akan menyala. Secara umum fungsi transistor sebagai
gerbang logika pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan fungsinya
sebagai saklar, hanya saja lebih kompleks.
4. Fungsi transistor sebagai pembangkit sinyal (osilator)
Osilator merupakan rangkaian elektronika yang dapat
menghasilkan sinyal dengan amplitudo dan frekuensi tertentu. Pada
dasarnya prinsip pembangkitan getaran frekuensi digunakan
komponen L-R-C, yakni perpaduan antara induktor, resistor dan
kapasitor sehingga menghasilkan resonansi tertentu. Namun agar
frekuensi dapat dibangkitkan, LRC saja tidaklah cukup, diperlukan
sebuah komponen aktif transistor.
Kegunaan osilator pada rangkaian elektronika sangatlah
beragam tergantung frekuensi peruntukannya, antara lain untuk
keperluan radio, audio, bahkan power supply switching digunakan
osilator. Karena perkembangan teknologi semakin pesat, saat ini
osilator banyak dibangkitkan dengan menggunakan komponen
yang sudah terintegrasi didalamnya yang disebut dengan Integrated
Circuit (IC). Didalam sebuah IC bisa terdapat banyak sekali
transistor dan komponen lainnya sehingga dapat dikemas menjadi
jauh lebih ringkas.

 Cara mengecek baik buruknya transistor digunakan dalam


rangkaian
Mengetes transistor yang masih baik atau rusak sebenarnya sangat
mudah, karena pada dasarnya transistor merupakan salah satu
komponen elektronika semikonduktor yang mempunyai tiga kaki
(terminal) yaitu Basis (B), Colector (C) dan Emitor (E), dan mempuyai
prinsip kerja sama seperti diode yaitu hanya bisa melewatkan arus
listrik dalam satu arah yaitu dari bahan type P (+) ke bahan type N (-).
 Menentukan Transistor NPN
Arahkan selector multimeter pada Ohm meter, posisi probe
masih tetap dibalik seperti pada langkah nomor satu pengetesan
diode, kemudian tempelkan ujung pencolok merah multimeter
ke kaki basis transistor, kemudian tempelkan pencolok hitam
pada kaki emitor, maka jarum harus bergerak, jika tidak
bergerak berarti bukan TR NPN.
Kemudian kita balik pencolok hitam ditempelkan ke kaki
basis transistor kemudian pencolok merah ke kaki emitor atau
kolektor, maka jarum harus tidak bergerak.
 Menentukan Transistor PNP
Sama seperti diatas selector multimeter diarahkan ke ohm
meter, selanjutnya tempelkan pencolok hitam ke kaki basis,
kemudian pencolok merah kekaki emitor atau colector, maka
jarum harus bergerak.
Selanjutnya tempelkan ujung pencolok merah kekaki basis
transistor, dan pencolok hitam kekaki colector atau emitor,
maka jarum harus tidak bergerak.
Jika kita sudah mengetahui jenis transistor PNP atau NPN,
selanjutnya kita coba cara mengetes transistor masih baik atau
rusak, masih hidup atau sudah mati. caranya cukup mudah,
minimal anda sudah mempunyai multimeter atau ohmmeter saja
sudah cukup untuk mengeceknya.

1. Cara mengecek Transistor PNP


a. Kabel merah dan kabel hitam tetap ditukar
posisinya (merah di (-) dan hitam di (+) multitester),
ini bertujuan untuk menyesuaikan polaritas batere
pada multitester.
b. Pada langkah ini sama seperti cara menentukan
transistor PNP di atas, jika pergerakan jarum
multitester tidak seharusnya berarti rusak.
c. Jika kaki basis ditempel pencolok merah dan kaki
emitor ditempel pencolok hitam maka wajib tidak
bergerak, jika bergerak berarti transistor sudah mati
atau russak.
d. Begitu juga dengan kaki Colector. Kemudian
tempelkan pencolok merah ke kaki colector dan
pencolok hitam ke kaki emitor. maka jarum harus
tidak bergerak, jika bergerak berarti transistor sudah
pasti rusak.
e. Selanjutnya kita balik yaitu pencolok hitam kita
tempel ke kaki basis, sedang yang lainnya ke
pencolok merah, maka jarum harus bergerak, jika
tidak berarti sudah rusak atau mati.

2. Cara Mengecek Transistor NPN


a. Kabel merah dan kabel hitam tetap ditukar
posisinya merah di (-) dan hitam di (+) multitester),
ini bertujuan untuk menyesuaikan polaritas batere
pada multitester.
b. Pada langkah ini sama seperti cara menentukan
transistor NPN di atas, jika pergerakan jarum
multitester tidak seharusnya berarti rusak.
c. Jika kaki basis ditempel pencolok hitam kemudian
kaki colektor ditempel pencolok merah jarum
multimeter harus diam, jika bergerak berarti rusak,
d. Selanjutnya tempelkan kaki colector ke pencolok
merah dan pencolok hitam ke kaki emitor, maka
jarum juga tidak boleh bergerak, kalau bergerak
rusak.
e. Kemudian kita tempel pencolok merah ke kaki
Basis dan pencolok hitam ke kaki colector, Maka
jarum wajib bergerak, jika tidak tandanya transistor
sudah putus. begitu juga dengan kaki emitor.

Jadi kesimpulannya jika ingin mengetahui rusak


tidaknya transistor yang penting kita tahu terlebih dahulu
jenis NPN atau PNP, jika sudah mengetahui jenisnya,
selanjutnya tinggal kita cek, kalau tidak sesuai dengan
keadaan seharusnya seperti pada poin mengukur Transistor,
berarti bisa dibilang rusak.

2. Dioda
Gambar dan symbol diode
 Fungsi dioda
a. Untuk alat sensor panas, misalnya dalam amplifier.
b. Sebagai sekering(saklar) atau pengaman.
c. Untuk rangkaian clamper dapat memberikan tambahan partikel
DC untuk sinyal AC.
d. Untuk menstabilkan tegangan pada voltage regulator
e. Untuk penyearah
f. Untuk indikator
g. Untuk alat menggandakan tegangan.
h. Untuk alat sensor cahaya, biasanya menggunakan dioda photo.

 Cara mengecek baik buruknya dioda digunakan untuk rangkaian


Untuk mengetahuinya kita bisa menggunakan alat ukur
multimeter dengan skala ohmmeter. Lihat pada gambar dibawah
ini. Pada polaritas pengukuran dimana probe alat ukur yang
berwarna merah dihubungkan ke anoda dan probe berwarna
hitam dihubungkan ke katoda, dan jika dioda dalam keadaan
baik maka hasil pengukuran resistansi dioda harus bernilai kecil
atau 0 ohm (gambar a). Sedangkan pengukuran dengan polaritas
lain atau probe merah dengan katoda dan probe hitam dengan
anoda maka resistansi dioda harus bernilai besar atau tak
terhingga. Pada beberapa model multimeter digital akan muncul
indikator “OL” (gambar b).
2 polaritas dioda. gambar(a) bias maju, gambar(b) bias
mundur

pengukuran atau pengecekan hanya memiliki nilai kualitatif dan


bukan kuantitatif. Dengan kata lain pengecekan dioda dengan ohmmeter,
hanya memberi tahu anda bagaimana kondisi dioda dalam bias maju atau
bias mundur. Misalnya saja dalam bias maju resistansi dioda menunjukkan
1,73 ohm, maka angka 1,73 Ω ini tidak mewakili kuantitas tegangan
maju(tegangan yang jatuh pada dioda). Melainkan hanya angka resistansi
yang tidak mewakili kuantitas nyata yang berguna dalam perancangan
rangkaian elektronika.

Oleh karena itu, beberapa produsen multimeter digital melengkapi


alat ukur mereka dengan fungsi pengukuran khusus dioda (Diode check).
Fungsi dari dioda meter ini adalah menampilkan tegangan maju dioda
sebenarnya dalam volt, dan bukan angka resistan dalam ohm. Dioda meter
ini bekerja dengan cara memaksa arus kecil melalui dioda dan mengukur
tegangan jatuh antara 2 uji lead. Lihat pada gambar dibawah ini.

Multimeter dengan skala khusus dioda

Pembacaan tegangan maju yang diperoleh dari skala meter khusus


dioda tersebut biasanya kurang dari tegangan maju yang “normal” (0,7
volt untuk silikon dan 0,3 volt untuk germanium). Hal ini terjadi karena
arus yang disediakan multimeter hanya dalam proporsi yang kecil. Jika
multimeter dengan pengukuran khusus dioda tidak tersedia, dan anda ingin
mengukur tegangan maju dioda maka rangkaian dibawah ini dengan
menggunakan baterai, resistor dan voltmeter bisa di rangkai.

Mengukur tegangan maju dioda tanpa dioda check

Jika rangkaian ini dirancang untuk menghasilkan arus yang


konstan atau hampir konstan meskipun ada perubahan tegangan karena
drop tegangan maju dioda. Ini bisa digunakan sebagai dasar dari suatu
instrumen pengukuran suhu. Tegangan yang diukur melewati dioda
berbanding terbalik dengan suhu persimpangan dioda. Tentu, arus dioda
perlu dijaga agar tetap minimum untuk menghindari pemanasan sendiri,
yang akan mengganggu pengukuran suhu.(dioda menghamburkan
sebagian energi panas)

Hati-hati bahwa beberapa multimeter digital dilengkapi dengan


skala meter khusus dioda(diode check), yang memiliki tegangan test yang
sangat rendah (kurang dari 0,3 volt). Ketika digunakan untuk mengukur
resistansi (Ω), tegangan test tersebut terlalu rendah untuk tegangan maju
dioda yang berguna untuk meruntuhkan daerah penipisan yang terbentuk
dari persimpangan PN. Dengan menggunakan tegangan test yang sangat
rendah untuk resistansi, akan lebih mudah bagi seorang teknisi untuk
mengukur resistansi dari komponen non-semikonduktor yang terhubung
dengan komponen semikonduktor ketika komponen semikonduktor tidak
menjadi bias maju dengan tegangan yang sangat rendah.
Perhatikan contoh resistor dan dioda yang terhubung secara pararel
yang disolder pada PCB berikut ini. Biasanya untuk mengukur resistansi,
resistor dilepas terlebih dulu dari rangkaian, karena jika ada komponen
yang terhubung pararel akan mempengaruhi pembacaan yang diperoleh.
Pada multimeter dengan tegangan output test yang sangat rendah,jika
digunakan untuk mengukur resistansi, maka persimpangan PN tidak
memiliki cukup tegangan untuk menjadi bias maju. Dan hanya akan
melewati arus yang diabaikan. Sehingga multimeter hanya melihat dioda
sebagai terbuka, dan hanya mencatat resistansi dari resistor saja.

Ohmmeter dilengkapi dengan tegangan test yang rendah

Jika digunakan untuk mengukur resistansi dioda, maka akan


menunjukkan resistansi yang sangat tinggi (mega ohm), meskipun probe
terhubung dengan dioda secara benar atau bias maju (forward bias).
Seperti gambar dibawah ini.
Tegangan test ohmmeter yang rendah. tidak bisa membuat dioda
menjadi bias maju

3. IC (integrated circuit)
Gambar dan symbol IC

 Fungsi IC
IC dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yakni IC linier dan IC
digital. Berikut adalah beberapa fungsi dari IC linier dan IC digital.
a. Fungsi IC Linier
 Penguat Daya (Amplifier)
 Penguat Operasional (Op Amp)
 Penguat Sinyal (Signal Amplifier)
 Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)
 Penguat RF dan IF
 Multiplier
 Voltage Comparator
 Regulator Tegangan (Voltage Regulator)
 Penerima Frekuensi Radio
b. Fungsi IC Digital
 Gerbang Logika
 Flip Flop
 Timer
 Counter
 Clock
 Multiplexer
 Memory
 Calculator
 Mikrokontrol
 Mikroprosesor
 Cara mengecek baik buruknya IC digunakan

IC sulit untuk menentukan rusak tidaknya dengan hanya


menggunakan multi-meter. Biasanya ada peralatan khusus memeriksa ic
untuk tiap tipenya. Namun, Anda dapat menentukan chip ic rusak dari
pengalaman ketika menghadapi masalah di lapangan. Salah Satu tekniknya
adalah dengan membandingkan dua komponen yang sama satu sama lain
seperti misalnya, jika satu chip diduga menjadi rusak kemudian anda
menggantinya dengan ic yang baik dan bekerja, Anda sekarang dapat
menentukan apakah chip ic nya yang bermasalah atau tidak.
4. LED (light emitting diode)
Gambar dan symbol LED

Symbol

 Fungsi LED
a. Fungsi Lampu LED
LED (Light Emitting Diode) merupakan sejenis lampu
yang akhir-akhir ini muncul dalam kehidupan kita. LED dulu
umumnya digunakan pada gadget seperti ponsel atau PDA serta
komputer. Sebagai pesaing lampu bohlam dan neon, saat ini
aplikasinya mulai meluas dan bahkan bisa kita temukan pada korek
api yang kita gunakan, lampu emergency dan sebagainya. Led
sebagai model lampu masa depan dianggap dapat menekan
pemanasan global karena efisiensinya.
Lampu LED sekarang sudah digunakan untuk:
 penerangan untuk rumah
 penerangan untuk jalan
 lalu lintas
 advertising
 interior/eksterior gedung
b. LED sebagai Sumber Cahaya Masa Depan
Sumber cahaya dari waktu ke waktu semakin berkembang,
mulai dari penemuan lampu pijar oleh Edison dan dalam waktu
yang hampir bersamaan ditemukan juga lampu fluorescence (TL)
dan merkuri. Saat ini ada beberapa jenis lampu yang digunakan
manusia untuk berbagai keperluan, yaitu lampu pijar, TL, LED,
Merkuri, Halogen, Sodium dan sebagainya. Namun masih ada
kekurangan pada lampu generasi pertama sehingga lampu terus
dikembangkan agar bisa menghasilkan cahaya yang terang,
memberikan warna yang bagus, hemat energi, portable (mudah
dibawa) dan lain sebagainya. Yang paling menarik dari beberapa
jenis lampu adalah LED.
c. LED Sebagai Dioda Semikonduktor
Light Emitting Diode (LED) merupakan jenis dioda
semikonduktor yang dapat mengeluarkan energi cahaya ketika
diberikan tegangan.
Semikonduktor merupakan material yang dapat
menghantarkan arus listrik, meskipun tidak sebaik konduktor
listrik. Semikonduktor umumnya dibuat dari konduktor lemah yang
diberi ‘pengotor’ berupa material lain. Dalam LED digunakan
konduktor dengan gabungan unsur logam aluminium-gallium-
arsenit (AlGaAs). Konduktor AlGaAs murni tidak memiliki
pasangan elektron bebas sehingga tidak dapat mengalirkan arus
listrik. Oleh karena itu dilakukan proses doping dengan
menambahkan elektron bebas untuk mengganggu keseimbangan
konduktor tersebut, sehingga material yang ada menjadi semakin
konduktif.
d. LED sebagai sumber cahaya
Lampu pijar lebih murah tapi juga kurang efisien dibanding
LED. Lampu TL lebih efisien daripada lampu pijar, tapi butuh
tempat besar, mudah pecah dan membutuhkan starter atau
rangkaian ballast yang terkadang terdengar suara dengungnya.
LED mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan
dengan lampu pijar konvensional. LED tidak memiliki filamen
yang terbakar, sehingga usia pakai LED jauh lebih panjang
daripada lampu pijar, LED tidak memerlukan gas untuk
menghasilkan cahaya. Selain itu bentuk dari LED yang sederhana,
kecil dan kompak memudahkan penempatannya. Dalam hal
efisiensi, LED juga memiliki keunggulan. Pada lampu pijar
konvensional, proses produksi cahaya menghasilkan panas yang
tinggi karena filamen lampu harus dipanaskan. LED hanya sedikit
menghasilkan panas, sehingga porsi terbesar dari energi listrik
yang ada digunakan untuk menghasilkan cahaya dan membuatnya
jauh lebih efisien.
RGB (Red Green Blue) LED atau LED yang bisa
mengeluarkan warna yang dipancarkan lebih dari satu warna
sehingga memungkinkan aplikasi LED yang semakin luas,
khususnya menambah keindahan dalam dunia desain interior dan
eksterior.
Dalam terminologi teknik pencahayaan, LED dapat
dikatakan memiliki tingkat efisiensi luminus (cahaya) atau efikasi
yang tinggi, karena perbandingan banyaknya energi cahaya yang
dikeluarkan LED dengan besarnya daya listrik yang
dikonsumsinya cukup tinggi jika dibandingkan dengan lampu pijar
konvensional.
Salah satu contoh produk dari LED adalah LedVision yang
dikeluarkan oleh Philips sebagai traffic light (lampu lalu lintas)
yang tersusun dari ribuan LED yang dipasangkan pada lampu lalu
lintas dengan umur (life time) mencapai 100.000 jam atau sekitar
10 tahun lebih sehingga efektif dalam mengurangi biaya
perawatan.LedVision beroperasi pada tegangan rendah dan arus
yang lebih kecil sehingga bisa menghemat sampai 90% energi
listrik yang dikonsumsi oleh lampu pijar (yang sekarang banyak
digunakan) dan umurnya 10 kali lebih panjang.
LED dengan cahaya monokromatiknya memiliki
keunggulan kekuatan yang besar lebih dari cahaya putih ketika
warna yang spesifik diperlukan. tidak seperti cahaya putih
tradisional, LED tidak membutuhkan lapisan atau diffuser yang
banyak mengabsorpsi cahaya yang dikeluarkan. cahaya LED
mempunyai sifat warna tertentu, dan tersedia pada range warna
yang lebar. salah satunya yang baru-baru ini warnanya
diperkenalkan adalah emerald green (bluish green, panjang
gelombangnya kira-kira 500nm) yang cocok dengan persyaratan
sebagai sinyal lalu lintas dan cahaya navigasi. Cahaya LED kuning
adalah pilihan bagus karena mata manusia sensitif pada cahaya
kuning (kira-kira yang dipancarkan 500lm/watt).
Kelebihan LED dari lampu yang ada sekarang (lampu pijar,
TL,dll) yaitu dalam hal efisiensi energi dan umur yang panjang
menjadikan LED sangat berpotensi untuk dijadikan sumber
pencahayaan pengganti lampu di masa depan. Kemajuan teknologi
mungkin akan mengurangi biaya sehingga LED bisa menjadi idola
sebagai lampu dimasa depan.

 Cara menguji LED


 Cara menguji diode ini dengan menyiapkan alat dan bahan
yang dibutuhkan dalam pengujian terlebih dahulu
 Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm, contohnya pada
posisi x1k
 Menancapkan pangkal kabel kabel colok merah,pada terminal
kabel,colok negative yang tersedia pada multitester
 Melakukan kalibrasi dengan cara menghubungkan ujung-ujung
colok hitam dan merah, kemudian memperhatikan papan skala,
apabila jarum tidak menunjuk tepat pada nilai 0 ohm, maka
pengatur nol ohm atau knop adjust diatur dengan cara
memutarnya hingga tepat pada nilai 0 ohm
 Menghubungkan colok hitam pada kaki anoda dan colok merah
pada kaki katoda
Apabila jarum bergerak, maka diode dinyatakan baik, tetapi
jika jarum meter tidak bergerak sama sekali,maka diode
dinyatakan rusak atau putus. Apabila lampu LED menyala
berarti keadaannya baik dan apabila rusak berarti lampu LED
tidak menyala.

B. Komponen pasif
1. Resistor gelang

 Fungsi
Fungsi resistor gelang adalah sebagai penghambat arus listrik.

 Cara menguji resistor gelang


 Mengarahkan saklar jangkah ukur pada posisi ohm.
Dalam kondisi ini dapat dilakukan pemilihan skala
dengan saklar jangkah sesuai kebutuhan seperti x1,x10
atau xkΩ. Posisi ohm x1, biasanya untuk mengukur
resistor dengan nilai 1Ω (ohm) hingga 1000 ohm(1kΩ).
posisi ohm hingga x10, biasanya untuk mengukur
resistor dengan nilai 100 hingga 10.000 ohm. Sedangkan
posisi ohm ×kΩ biasanya untuk mengukur resistor
dengan nilai 1000 hingga 10.000.000 ohm.
 Menangcapkan pangkal kabel colok mersah pada
terminal hitam pada terminal kabel colok hitam dan
merah, kemudian memperhatikan papan skala pada
multimeter.
 Melakukan kalibrasi dengan cara menghitung ujung-
ujung kabel colok hitam dan merah, kemudian
memperhatikan papan skala apabila jarum tidak
menunjuk tepat pada nilai 0 ohm, maka pengatur nol
ohm atau adjust diatur dengan cara memutar hingga
tepat pada nilai 0 ohm.
 Melepaskan hubungan kedua colok sehingga jarum
kembali kekiri dan alat siap digunakan
 Menempelkan masing-masing ujung colok pada kaki
resistor.
Bila resistor baik, maka jarum akan bergerak
menunjukkan nilai tertentu. Jika alat ukur tidak
menunjuk pada nilai tertentu, maka resistor tersebut
rusak atau alat ukur tidak mampu di baca sehingga perlu
di ubah posisi ohmnya.

2. Potensiometer
Gambar dan symbol

 Fungsi
Fungsi dari potensiometer adalah untuk mengukur besar
kecilnya suatu hambatan.
 Cara menguji potensiometer
 Mengarahkan saklar jangkah ukur pada posisi ohm
Dalam kondisi ini dapat dilakukan pemilihan skala
dengan saklarjangkah sesuai kebutuhan seperti x1 ,x10
atau xkΩ. Posisi ohm x1, biasanya untuk mengukur
resistor dengan nilai 1Ω (ohm) hingga 1000 ohm(1kΩ).
posisi ohm hingga x10, biasanya untuk mengukur
resistor dengan nilai 100 hingga 10.000 ohm. Sedangkan
posisi ohm ×kΩ biasanya untuk mengukur resistor
dengan nilai 1000 hingga 10.000.000 ohm.
 Menancapkan pangkal kabel colok merah pada terminal
hitam pada terminal kabel colok negative yang tersedia
pada multitester.
 Melakukan kalibrasi dengan cara menghubungkan
ujung-ujung kabel colok hitam dan merah. Kemudian
memperhatikan papan skala, apabila jarum tidak
menunjuk tepat pada nilai 0 ohm, maka pengatur nol
ohm diatur dengan cara memutar hingga tepat pada nilai
0 ohm.

3. LDR (light dependent resistor)


Gambar dan symbol

 Fungsi LDR
Fungsi LDR adalah sebagai sensor cahaya
 Cara menguji LDR
 Mengarahkan saklar jangkah ukur pada posisi ohm
 Dalam kondisi ini dapat dilakukan pemilihan skala
dengan saklarjangkah sesuai kebutuhan seperti x1 ,x10
atau xkΩ. Posisi ohm x1, biasanya untuk mengukur
resistor dengan nilai 1Ω (ohm) hingga 1000 ohm(1kΩ).
posisi ohm hingga x1 ohm hingga 1.000 ohm (1kΩ).
posisi ohm x10 biasanya untuk mengukur resistor
dengan nilai 100 hingga 10.000 ohm(10kΩ). sedangkan
posisi ohm xkΩ biasanya unyuk mengukur resistor
dengan nilai 1.000 hingga 1.000.000.
 Menerapkan kolaborasi dengan cara menghubungkan
colok merah, pada terminal kabel colok positif dan
bangkal kabel colok hitam pada terminal kabel colok
negatif yang tersedia pada multitester.
 Melakukan kolaborasi dengan cara menghubungkan
ujung-ujung kabel colok hitam dan merah. Kemudian
memperhatikan papan skala, apabila jarum tidak
menunjuk tepat pada nilai 0 Ohm, maka pengatur nol
Ohm atau knop adjust diatur dengan cara memutarnya
hingga tepat pada nilai 0 Ohm.
 Melepaskan hubungan kedua colok sehingga jarum
kembali kekiri dan alat siap digunakan untuk melakukan
pengujian atau pengukuran.
 Menempelkan masing-masing ujung colok pada kaki
resistor bila resistor baik, maka jarum akan mengapa
menunjukkan nilai tertentu. Jika alat ukur tidak
mengarah pada nilai tertentu, maka resistor tersebut
rusak atau alat ukur tidak mampu baca, Sehingga perlu
diubah posisi Ohmnya. Nilai yang ditunjukkan oleh
jarum penunjuk merupakan nilai tahanan resistor yang
sedang diuji atau diukur. Bila LDR terkena cahaya maka
nilai konsistansinya akan mengecil.
4. Kapasitor elektrolit
Gambar dan symbol

 Fungsi
Kapasitor elektrolit berfungsi untuk meratakan arus sehingga
sering dipakai pada rangkaian penyearah arus.
 Cara menguji kapasitor elektrolit
 Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm
 Menangcapkan pangkal kabel colok merah pada terminal
kabel colok positif dan pangkal kabel colok hitam pada
terminal kabel colok negative yang tersedia pada
multitester.
 Melakukan kalibrasi dengan cara menghubungkan
ujung-ujung colok hitam dan merah. Kemudian
memperhatikan papan skala, apabila jarum tidak
menunjuk tepat pada nilai 0 ohm, maka pengatur nol
ohm di atur dengan cara memutarnya hingga tepat pada
nilai 0 ohm.
 Menghubungkan kedua kaki kapasitor, agar muatan
listrik yang sudah ada bisa terbuang terlebih dahulu.
 Menghubungkan colok hitam pada kaki positif kapasitor
dan colok merah pada kaki negatif kapasitor,apabila
jarum meter bergerak dan kembali lagi, maka kapasitor
dinyatakan baik. Jika jarum meter bergerak dan tidak
kembali, maka kapasitor dinyatakan bocor. Bila jarum
bergerak dan kembali tapi tidak penuh, maka kapasitor
aus, sedang jika jarum tidak bergerak sama sekali berarti
kapasitor tersebut sudah putus.
5. Kapasitor trimmer
Gambar dan symbol

 Fungsi
Kapasitor trimmer berfungsi sebagai pemilih gelombang agar
tepat sesuai dengan pilhan.
 Cara menguji kapasitor trimmer
 Mengarahkan saklar jangka pada posisi ohm
Dalam kondisi ini dapat dilakukan pemilihan skala
dengan saklar jangkah sesuai kebutuhan seperti x1, x10,
atau xkΩ.
 Menancapkan pangkal kabel colok merah pada terminal
kabel colok positif dan pangkal kabel colok hitam pada
terminal kabel colok negatif yang tersedia pada
multitester.
 Melakukan kalibrasi dengan cara menghubungkan
ujung-ujung colok hitam dan merah. Kemudian
memperhatikan papan skala, apabila jarum tidak
menunjuk tepat pada nilai 0 ohm, pengatur nol ohm atau
knop adjust diatur dengan cara memutarnya hingga tepat
pada nilai 0 ohm agar pengukuran valid.
 Menghubungkan colok hitam dan colok merah pada
masing-masing terminal atau tep kapasitor variabel.

6. Kapasitor solid tantalum


Gambar dan symbol

 Fungsi
Kapasitor solid tantanium berfungsi untuk meratakan arus.
 Cara menguji kapasitor solid tantanium
 Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm.
Dalam kondisi ini dapat dilakukan pemilihan skala
dengan saklar jangkah sesuai kebutuhan seperti x1,x10,
atau kΩ.
 Penancapkan pangkal kabel colok merah pada terminal
kabel colok positif dan pangkal kabel colok hitam pada
terminal kabel colok negatif yang tersedia pada
multitester.
 Melakukan kalibrasi dengan cara menghubungkan
ujung-ujung colok hitam dan merah. Kemudian
memperhatikan papan skala, apabila jarum tidak
menunjuk tepat pada nilai 0 ohm, maka pengatur 0 ohm
atau knop adjust diatur dengan cara memutarnya hingga
tepat pada nilai 0 ohm.
 Menghubungkan kedua kaki kapasitor agar muatan
listrik yang sudah ada bisa terbuang terlebih dahulu.
 Menghubungkan colok hitam pada kaki positif kapasitor
dan colok merah pada kaki negatif kapasitor
Apabila jarum meter bergerak dan kembali lagi, maka
kapasitor dinyatakan baik. Jika jarum meter bergerak
dan tidak kembali maka kapasitor dinyatakan bocor.
7. PTC (Positive temperature coeficient)
Gambar dan symbol
 Fungsi
Fungsi sari PTC ( positive temperature coeficient) thermistor
adalah sebagai pengaman pelay
 cara menguji PTC
 Mengarahkan seklar jangkah ukur pada posisi Ohm
 Dalam kondisi ini dapat dilakukan pemilihan skala
dengan saklar jangkah sesuai kebutuhan seperti X1. X10
atau X vs Ω. Posisi Ohm X1, biasanya untuk mengukur
resistor dengan nilai 2 Ohm hingga 1000 Ohm ( 1kΩ).
Posisi ohm hingga X10, biasanya untuk mengukur
resistor dengan nilai 100 hingga 10.000 ohm (10kΩ).
Sedangkan posisi ohm XKΩ biasanya untuk mengukur
resistor dengan nilai 100 hingga 1000.000 ohm (1MΩ).
 Menancapkan pangkal kabel colok merah pada terminal
hitam pada terminal kabel colok negatif yang tersedia
pada multitester.
 Melakukan kalibrasi dengan cara menghubungkan
ujung-ujung kabel colok hitam dan merah, kemudian
memperhatikan papan skala, apabila jarum tidak
menunjuk tepat pada nilai 0 ohm, maka pengatur nol
ohm atau kros adjust diatur dengan cara memutar hingga
tepat pada nilai 0 ohm
 Melepaskan hubungan kedua colok sehingga jarum
kembali kekiri dan alat siap digunakan untuk melakukan
pengujian dan pengukuran.
 Menempelkan masing-masing ujung colok pada kaki
resistor bila resistor baik, maka jarum akan bergerak
menunjukkan nilai tertentu. Jika alat ukur tidak
menunjukkan pada nilai tertentu, maka resistor tersebut
rusak atau alat ukur tidak mampu, sehingga perlu di
ubah posisi ohmnya. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum
penunjuk merupakan nilai tahanan yang sedang diuji dan
diukur nilai resistansi thermistor PTC akan naik
sebanding dengan suhu tinggi disekitarnya.

8. NTC (Negative Temperature coefficient) thermistor


Gambar dan fungsi

 Fungsi
Fungsi dari NTC (Negative temperature coefficient) adalah
sebagai pengaman relay
 Cara menguji NTC (Negative temperature coefficient)
thermistor
 Mengarahkan seklar jangka ukur pada posisi ohm
 Menancapkan pangkal kabel colok merah pada terminal
kabel colok hitam pada terminal colok negatif yang
tersedia pada multitester.
 Melakukan kalibrasi dengan cara menghubungkan
ujung- ujung kabel colo hitam dan merah, kemudian
memperhatikan papan skala, apabila jarum tidak
menunjuk tepat pada nilai 0 ohm, maka pengatur nol
ohm atau knop adjust diukur dengan cara memutarnya
hingga tepat pada nilai 0 ohm.
 Melepaskan hubungan kedua colok sehingga jarum
kembali ke kiri atau alat siap digunakan untuk
melakukan pengujian dam pengukuran.
 Menempelkan masing- masing ujung colok pada kaki
thermisto PTC. Bila thermistor PTC baik, maka jarum
akan menunjukkan nilai tertentu. Jika alat ukur tidak
menunjuk pada nilai tertentu, maka thermistor PTC
tersebut rusak atau alat ukur tidak mampu baca,
sehingga perlu diubah posisi ohmnya. Nilai yang
ditunjukkan oleh jarum penunjuk merupakan nilai
tahanan thermistor PTC yang sedang diuji atau diukur.
Nilai resistansinya thermistor PTC akan naik sebanding
dengan suhu tinggi disekitarnya.

9. Transpormator output
Gambar dan symbol

 Fungsi
Transpormator output berfungsi menyesuaikan impedansi
masukan dan keluaran pada rangkaian penguat frekuensi.
 Cara menguji transpormator output
 Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm, misalnya
pada posisi x1.
 Menempelkan colok hitam dan merah pada masing-
masing tep atau terminal transformator imput dan output.
Apabila sewaktu menghubungkan bagian primer dan
bagian sekunder jarum penunjuk bergerak, maka
transformator tersebut baik. Namun bila sewaktu di uji
salah satu tep transformator, baik primer maupun
sekunder tidak bergerak, maka transformator tersebut
dinyatakan rusak.

10. Transformator frekuensi antara (trafo IF)


Gambar dan symbol
 Fungsi
Transformator frekuensi antara (trafo IF) berfungsi untuk
memperkuat sinyal-sinyal frekuensi.
 Cara menguji transformator antara
 Mengarahkan saklar jangkah ukur pada posisi ohm,
misalnya pada posisi x1.
 Menempelkan colok hitam dan colok merah pada
masing-masing tep dibagian primer transformator,
apabila jarum meter bergerak,maka transformator
tersebut bagian primernya dinyatakan baik.
 Selanjutnya mencolokkan colok hitam dan colok meerah
pada masing-masing tap dibagian sekunder. Apabila
jarum penunjuk bergerak maka transformator tersebut
bagian sekundernya dalam keadaan baik. Sedangkan bila
dalam pengujian di bagian primer maupun sekunder ada
yang tidak bergerak, maka transformator tersebut rusak
dan tidak bisa digunakan lagi.

11. VDR (voltage dependent resistor)


 Gambar dan symbol VDR

 Fungsi
Fungsi VDR adalah pada rangkaian digunakan sebagai
penstabil tegangan (stabilizer), baik pada rangkaian penstabil
tegangan rendah maupun tegangan tinggi.
 Cara menguji VDR
 Mengarahkan saklar jangkah ukur pada posisi ohm.
Dalam kondisi ini dapat dilakukan pemilihan skala
dengan saklar jangkah sesuai kebutuhan seperti x1,x10
atau xk Ω.posisi ohm x1, biasanya untuk mengukur
resistor dengan nilai 1 ohm hingga 1000 ohm (1kΩ).
posisi ohm hingga x10, biasanya untuk mengukur
resistor dengan nilai 100 hingga 10.00 ohm( 10kΩ).
sedangkan posisi ohm xkΩ biasanya untuk mengukur
resistor dengan nilai 1000 hingga 1.000.000 ohm.
 Menangcapkan pangkal kabel kabel colok merah pada
terminal hitam pada terminal kabel colok negative yang
tersedia pada multitester.
 Melakukan kalibrasi dengan cara menghubungkan
ujung-ujung kabelcolok hitam dan merah. Kemudian
memperhatikan papan skala, apabila jarum tidak
menunjuk tepat pada nilai 0 ohm, maka pengatur nol
ohm atau knop adjustdiatur dengan cara memutarnya
hingga tepat pada nilai 0 ohm.
 Melepaskan hubungan kedua colok sehingga jarum
kembali kekiri dan alat siap digunakan untuk melakukan
pengujian atau pengukuran.
 Menempelkan masing-masing ujung colok pada kaki
resistor.
Bila resistor baik, maka jarum akan bergerak
menunjukkan nilai tertentu,jika alat ukur resistor tersebut
tidak menunjuk pada angka atau nilai tertentu, maka
resistor tersebut rusak atau alat ukur tidak mampu
membaca, sehingga perlu di ubah posisi ohmnya. Nilai
yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk,merupakan nilai
tahanan resistor yang sedang di uji atau di uku
12. Trimmer potensio
Gambar dan simbol

 Fungsi
Fungsi dari trimmer potensio adalah sebagai penstabilisasi arus
dan tegangan.
 Cara menguji trimmer potensio
 Melakukan kalibrasi dengan cara menghubungkan
ujung-ujung kabel colok hitam dan merah, kemudian
memperhatikan papan skala, apabila jarum tidak
menunjuk tepat pada nilai 0 ohm, maka pengatur nol
ohm atau knop adjust skala dengan cara memutar hingga
tepat pada nilai 0 ohm.
 Melepaskan hubungan kedua colok sehingga jarum
kembali kekiri dan alat siap digunakan untuk melakukan
pengujian dan pengukuran
 Menempelkan masing-masing ujung colok pada kaki
resistor.Bila resistor baik, maka jarum akan bergerak
menunjukkan nilai tertentu. Jika alat ukur tidak
menunjuk pada nilai tertentu, maka resistor tersebut
rusak atau alat ukur tidak mampu baca, sehingga perlu
ubah posisi ohmnya. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum
penunjuk merupakan nilai tahanan resistor yang sedang
diuji dan diukur
C. Komponen penunjang
1. Saklar
Gambar dan symbol saklar
 Fungsi saklar
berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik.
 Cara mengecek saklar
Untuk saklar tiga kaki tanpa lampu indikator berarti jika
saklar diarahkan kekiri, maka yang terhubung adalah bagian
kiri, begitu juga sebaliknya. Untuk mengeceknya,pertama
tempelkan salah satu probe (boleh merah/ hitam) ke kaki yang
tengah.Kemudian probe satunya ke kaki kiri
Selanjutnya arahkan ke kiri, maka jarum harus bergerak ke 0.
Jika tidak berarti saklar putus (rusak).Selanjutnya arahkan saklar
kekanan, maka jarum tidak boleh bergerak, jika gerak berarti
saklar sudah short (rusak).Selenjutnya adalah untuk saklar
DPDT doubel pin. Artinya ada 3 kaki atas dan bawah, seperti
gambar diatas. Untuk mengeceknya juga sama sebenarnya
seperti diatas. Ibaratnya kita mengukur 2 saklar sekaligus.
2. Relay
Gambar dan symbol relay

 Fungsi
berfungsi sebagai saklar elektromagnetik yang akan bekerja
ketika kumparan dialiri listrik. Relay juga berfungsi sebagai
pengaman agar saklar dimobil(saklar klakson, lampu, dan
lainnya) bisa awet dan terhindar dari kondisi terbakar akibat
kelebihan arus listrik

 Cara mengecek
a. relay 3 kaki
adalah relay yg mempunyai 3 terminal yaitu 30,86, dan 87
30 sebagai sumber arus dan kemagnetan
86 sebagai kemagnetan
87 sebagai beban
 cara mengecek
30 dengan 86 dihubungkan seharusnya ada suara tek atau di
cek dengan mutitester 30dengan 87 ada hubungn

b. relay 4 kaki
adalah relay yg mempunyai 4 terminal yaitu 30,85,86, dan
87
30 untuk sumber arus
85 dan 86 sebagai pembuat magnet
87 sebagai beban
 cara mengeceknya
85 dan 86 dialiri arus
seharusnya ada bunyi tek atau terminal 30 dan 87 jika di cek
dngn multitester ada hubungan

c. relay 5 kaki
adalah relay yg mempunyai 5 terminal yaitu 30,85,86,87, dan
87a
30 untuk sumber arus
85 dan 86 sebagai pembuat magnet
87 dan 87a sebagai beban
 cara mengecek
cek dengan multitester seharusnya terminal 30 dan 87a ada
hubungan dan 30 dengan 87 tidak ada
dan jika 85 dan 86 dialiri arus seharusnya ada suara tek atau
terminal 30 dan 87 ada hubungan dan 30 dengan 87atidak ada
hubungan.

3. Baterai
Gambar dan symbol

 Fungsi baterai
Mengubah energi kimia menjadi energy listrik.
 Cara menguji baterai
 Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
 Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm
 Menempelkan ujung colok merah pada kutub dan ujung
colok hitam pada kutub negative
 Penunjukan angka oleh jarum multimeter menunjukka
tegangan baterai
4. Sekring
Gambar dan symbol
 Fungsi
melindungi perangkat dan manusia dari bahaya yang
ditimbulkan arus kerusakan listrik
 Cara mengisi sekring:
 Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
pengukuran
 Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm
 Menempelkan masing-masing ujung colok pada terminal
sekring. Bila sekring baik maka nilai yang ditunjukkan
pada display multimeter adalah 0 ohm sedangkan jika
nilai yang ditunjukkan pada display multimeter yaitu tak
hingga, maka sekring dinyatakan telah putus atau
terbakar.

Anda mungkin juga menyukai