Noto : "aduuuuuh siapa anda kok ngagetin saya sedang tidur aja, apa
tidak ada cara yg lebih baik membangunkan orang lagi tidur selain
dibentak?"
Noto : "nama saya Noto pak, kalo boleh tahu siapa bapak ini?
kelihatannya bukan orang sembarangan"
Karman : "tentu saja begitu guwoblok!, apa kamu pikir ilmu kesak-
tian itu datangnya instan tanpa diasah langsung tiba2 menjadi sakti,
kalo tidak mau bertapa dan berguru ya udah jadi pengangguran aja
kayak kamu yg siang2 gini malah tidur"
Noto : "waduh makasih pak, tapi saya tidak berminat, saya hanya
ingin sakti tanpa aji, bisakah itu?"
Karman : "mana bisa begitu? kalo mau sakti ya harus tirakat ber-
puasa wirid amalan dengan jumlah tertentu"
Noto : "kalo menurut saya bisa saja itu terjadi, kalo kesadaran kita
sudah mencapai kesadaran kosmis bahkan kesadaran illahi maka
semua aji2 itu tidak ada artinya"
Noto : "hhhmmm bukan begitu maksud saya, tapi aji2 itu tidak mut-
lak dibutuhkan apalagi itu hanya ilmu kanoman yg hanya dikulit dan
mudah luntur"
Noto : "tetap saja seampuh apapun ilmu panjenengan tetap saja itu
ilmu kanoman karena masih menggunakan rapalan2 walaupun
katanya panjenengan sudah bisa berkelana ke penjuru langit dan
bumi, sebab ilmu kasepuhan itu bukan ilmu kesaktian"
Noto : "ilmu kasepuhan menurut saya adalah dasar dari semua ilmu
dan paripurna dari ilmu itu juga yaitu sangkan paraning dumadi, apa-
bila sebelum alam semesta ini diciptakan maka dimanakah kita dan
sesudah kita mati maka kemanakah kita? apabila sudah tercapai sim-
pul awal akhir maka ilmu kita sudah sepuh atau kasepuhan"
Karman : "heemmmm kalo asal usul alam semesta aku tidak bisa
membuktikan tapi kalo arwah orang mati di alam kubur aku sering
melihatnya"
Noto : "wah lelaku panjnengan yg sholat tahajjud itu baik sekali pak,
juga dzikirnya yg 11000 kali itu tapi itu semua tidak menjamin berpa-
hala apabila masih ada kemauan lain selain kepadaNya misalnya
untuk mendapat kesaktian"
Karman : "huss tentu saja berpahala wong aku aja dapat amalan itu
dari kyai sepuh supaya kesaktianku bisa lestari dan bertambah juga
akan menghadirkan ribuan khodam dari golongan malaikat untuk kita
perintah apa saja selain berbuat dosa"
Noto : "amalannya tidak salah tapi yg salah adalah niatnya, buat apa
dzikir ribuan kali tahajjud puluhan rokaat tapi hanya untuk kesak-
tian, lalu apakah masih berfaedah apabila dzikirnya tidak pas 11000
kali tapi hanya 10000 kali atau 12000 kali? buat apa kita menghitung
hitung amal dan dzikir kita? sebelum belajar ilmu kesaktian maka
belajarlah dulu berniat yg lurus terhadap semua amal ibadah kita"
Karman : "kamu bisa saja omong begitu tapi aku sudah membuk-
tikannya dengan didatangi ribuan malaikat berbaju dan bersurban
putih ketika berdzikir dan mereka siap membantu apa saja keperlu-
anku ketika aku butuhkan, sekarang kamu mau menyangkal apa?"
Noto : "malaikat itu adalah derivate dari kekuasaan Tuhan dan istilah
itu hanya ada di agama2 dari timur tengah sedangkan dari india tidak
mengenal malaikat yang ada adalah dewa2, ketika didatangi mereka
bukan berarti itu benar2 malaikat bisa jadi makhluk lain, tidak ada
jaminan kita bisa memastikan itu malaikat atau bukan, apabila kita
suka berhitung hitung terhadap amal kita maka yg datang juga
makhluk dengan hitungan juga dan terbatas kemampuannya, ibarat
bersedekah maka seikhlasnya tidak dihitung dengan jumlah tertentu
apalagi mengharap balik modal, begitu juga dengan berdzikir"
noto : "ilmu hikmah itu adalah ilmu mengambil hakekat dari sebuah
peristiwa, tidak harus dzikir dengan jumlah tertentu, bahkan apabila
dipaksakan harus begitu maka bisa jadi tidak ada hikmah apapun yg
kita dapatkan, dulu asalnya ilmu2 itu dipelajari oleh para ahli
tasawuf sekaligus ilmuwan yg sudah benar2 zuhud, bedanya ilmu
hikmah dan sains adalah yg mempraktekkan ilmu hikmah tidak
memeperoleh hasil yg sama alias tidak ada ukuran keberhasilannya,
sedangkan ilmu sains itu ada ukurannya, jadi buat apa menghitung
hitung kalo tidak ada ukuran keberhasilannya, satu kalimat takbir
dari nabi bisa jauh lebih dahsyat dibanding jutaan kalimat takbir
orang biasa, karena nabi itu ikhlas sedangkan orang biasa
kebanyakan kurang ikhlas"
karman : "sudah gini aja, sekarang giliran aku tanya, ketika malam
aku bertahajjud dan berdzikir maka kamu sedang apa?"
Noto : "tidur"
Karman : "ikhlas??? emang kamu tahu apa itu ikhlas? kalau kita ber-
ibadah jelas ada maunya paling tidak berharap pahala dan masuk
surga juga ridhoNya, bohong kalau kamu berkata tidak berharap apa-
pun, apa kamu tidak mau masuk surga? dasar edan!"
Karman : "maksudnya??"
Karman : "jadi maksud kamu semua ilmu dan aji2 yg aku peroleh
dengan susah payah tidak berarti sama sekali begitukah?"
Noto : "bukan begitu, semua itu ada hikmahnya, semua ilmu yg pan-
jenengan dapatkan pasti ada manfaatnya dan syukurilah itu, yg salah
adalah nafsu kita yg selalu merasa kurang dan haus tanpa pernah
puas utk mendapatkan yg kita inginkan apalagi ditambah tidak mau
kalah dengan teman2 kita yg dirasa lebih sakti, apabila kita begitu
maka kita menjadi miskin kesaktian walaupun punya puluhan ajian,
hizib dan asmak sekalipun"
Karman : "yaaa aku ngaku khilaf sebab kalo tidak begitu aku merasa
malu dengan teman2 sesama paranormal lagi pula untuk menjaga diri
apabila diserang musuh, lalu apa yg harus aku lakukan supaya aku
bisa kaya akan kesaktian"
Noto : "kalo menurut saya satu ajian saja sudah cukup, bahkan tanpa
ajian pun tidak masalah sebab apabila kita sepuh dengan ilmu
kasepuhan dan ikhlas maka hasilnya menjadi tak terhingga"
Noto : "salah satu pengertian ikhlas adalah merasa tidak punya apa2
bahkan tidak punya rasa milik, tidak berdaya apa2, tidak berilmu
apa2, tidak berhikmah apa2 bahkan tidak berwujud apa2, maka
kesadaran kita telah menyambung ke Urip sejati yg sejatining ora ana
apa2 dan masuk ke semesta tan kena kinaya ngapa atau tidak
terdefinisi, sejatining ora ana apa2 itu adalah teleng/pusat rahsa
dilanjutkan dengan kesaksian "kejaba sing kandha/kecuali yg ber-
kata/bersaksi" yang merupakan jumeneng kalawan pribadi,
sedangkan jumeneng kalawan pribadi itu istilah arabnya adalah qiya-
muhu binafsihi atau berdiri dengan sendirinya tanpa bergantung
dengan aji2, harta, tahta dan pihak2 lain"