Anda di halaman 1dari 8

Sakti Tanpa Aji

kanktono.blogspot.co.id | Saturday, July 17, 2010

Pada suatu ketika ada seorang lelaki setengah baya yg berprofesi


sebagai paranormal di kampung baru pulang dari hutan sehabis
bertapa, sebenarnya dia adalah seorang pria baik tapi karena dia ter-
lalu hobi berburu ilmu kesaktian maka terjerumuslah dia kedalam
kesombongan, ya lelaki itu bernama Karman. Karman tampak lelah
berjalan kaki dan ingin beristirahat di sebuah pos ronda, tapi di pos
ronda itu sudah seorang yg tertidur pulas, saking pulasnya sehingga
Karman menggoyang goyang tubuh orang itu tetap saja tidak bangun,
maka habis kesabaran Karman dan membentak dengan dilambari
ajian yg dimilikinya, kontan saja Noto si pemuda yg tertidur itu ter-
pental jatuh ditanah, maka Karman pun tertawa puas.

Noto : "aduuuuuh siapa anda kok ngagetin saya sedang tidur aja, apa
tidak ada cara yg lebih baik membangunkan orang lagi tidur selain
dibentak?"

Karman : "huahahahah......kamu ini dasar pemalas, ngapain siang2


tidur di pos ronda, aku sudah berusaha ngebangunin kamu tapi kamu
malah semakin pulas tidurnya, ya udah aku pake aji Gelap Ngampar
andalanku sedikit saja, sebab kalo kebanyakan bisa modar
kamu....huahahahah...siapa namamu?"

Noto : "nama saya Noto pak, kalo boleh tahu siapa bapak ini?
kelihatannya bukan orang sembarangan"

Karman : "nih kenalin namaku Karman paranormal kondang di kota


ini, aku baru saja bertapa di hutan utk menyempurnakan ilmu kesak-
tian yg aku miliki dan aku membangunkan kamu supaya tidak ber-
malas malasan di pos ronda, contohlah aku ini yg giat memburu ilmu
dari pesantren ke pesantren, dari paranormal ke paranormal, bertapa
dari gunung ke gunung pokoknya tidak ada kata malas utk mempela-
jari ilmu2 kesaktian"

Noto : "kalo boleh tahu untuk apa ilmu2 kesaktian yg panjenengan


miliki?"

Karman : "yaaaa untuk mencari nafkah sebagai paranormal, dari


mengobati orang sakit hingga pawang hujan semua aku bisa bahkan
menyantet orang kalo aku mau pun bisa"

Noto : "hhmmm apa untuk menjadi sakti harus bertapa ke gunung2


atau berguru ke kyai2 di pesantren?"

Karman : "tentu saja begitu guwoblok!, apa kamu pikir ilmu kesak-
tian itu datangnya instan tanpa diasah langsung tiba2 menjadi sakti,
kalo tidak mau bertapa dan berguru ya udah jadi pengangguran aja
kayak kamu yg siang2 gini malah tidur"

Noto : "saya tadi ketiduran disini, lagipula siapa yg melarang siang2


tidur?"

karman : "huahahahahah pinter ngeles kamu, begini ya cah bagus,


kalo kamu ingin sakti kayak aku maka aku tidak segan2 mengajari
kamu satu dua ilmu kesaktianku tapi syaratnya berat, kamu harus
kuat berpuasa"

Noto : "waduh makasih pak, tapi saya tidak berminat, saya hanya
ingin sakti tanpa aji, bisakah itu?"

Karman : "mana bisa begitu? kalo mau sakti ya harus tirakat ber-
puasa wirid amalan dengan jumlah tertentu"

Noto : "kalo menurut saya bisa saja itu terjadi, kalo kesadaran kita
sudah mencapai kesadaran kosmis bahkan kesadaran illahi maka
semua aji2 itu tidak ada artinya"

Karman : "dasar ngeyel!, dikasih ilmu malah nolak, perlu kamu


ketahui untuk menjadi sakti ya harus menggunakan aji2, hizib, asmak
dan lain lain, apa kamu pikir hanya dengan tidur bermalas malasan
lalu tiba2 sakti?"

Noto : "hhhmmm bukan begitu maksud saya, tapi aji2 itu tidak mut-
lak dibutuhkan apalagi itu hanya ilmu kanoman yg hanya dikulit dan
mudah luntur"

Karman : "sembrono kamu!, ilmu2 yg aku miliki itu sangat ampuh


dan sakti, dengan ilmu2 ku aku bisa menaklukkan ribuan jin, menem-
bus bumi lapis tujuh dan langit lapis tujuh dengan sukmaku, bahkan
aku bisa menghilang dari pandangan mata dan mendatangkan dan
menindahkan awan dalam waktu singkat karena ilmuku ilmu kasepu-
han yg sangat ampuh"

Noto : "tetap saja seampuh apapun ilmu panjenengan tetap saja itu
ilmu kanoman karena masih menggunakan rapalan2 walaupun
katanya panjenengan sudah bisa berkelana ke penjuru langit dan
bumi, sebab ilmu kasepuhan itu bukan ilmu kesaktian"

Karman : "huahahahaha dasar kamu cuman bisa omong kosong, kamu


belum pernah melihat dalamnya bumi dan tingginya langit, kamu
belum pernah berjumpa malaikat2 dilangit yg selalu berdzikir kepa-
daNya, ketika berdialog dengan mereka tidak pernah tuh mereka
membicarakan kesadaran kosmis, lalu menurut kamu ilmu kasepuhan
itu apa?"

Noto : "ilmu kasepuhan menurut saya adalah dasar dari semua ilmu
dan paripurna dari ilmu itu juga yaitu sangkan paraning dumadi, apa-
bila sebelum alam semesta ini diciptakan maka dimanakah kita dan
sesudah kita mati maka kemanakah kita? apabila sudah tercapai sim-
pul awal akhir maka ilmu kita sudah sepuh atau kasepuhan"

Karman : "huahahahah sok tahu kamu, kalo cuman pertanyaan itu


anak kecilpun bisa menjawab, sebelum alam semesta ini diciptakan
maka hanya ada Tuhan dan setelah kita mati ya di alam kubur
menanti kiamat tiba"

Noto : "jawaban panjenengan tidak salah kalo hanya sebatas mem-


baca atau katanya pak kyai atau katanya kitab suci, tapi apakah pan-
jenengan bisa membuktikan itu? bahkan dengan ilmu kesaktian yg
dipunyai sekalipun"

Karman : "heemmmm kalo asal usul alam semesta aku tidak bisa
membuktikan tapi kalo arwah orang mati di alam kubur aku sering
melihatnya"

Noto : 'yang panjenengan lihat di alam kubur itu adalah menurut


sudut pandang panjenengan sendiri dan bisa jadi sensasi tiap orang
beda2, yang aku tanya adalah kemanakah kita? bukan kemanakah
arwah kita"

Karman : "dasar goblok ya sama saja pertanyaannya, lalu menurut


kamu jawabannya apa?

Noto : "hhhmmm sebelumnya saya mohon maaf bukan bermaksud


sok tahu, yg panjenengan lihat itu adalah perwujudan amal manusia
sedangkan kita atau aku itu tidak kemana mana tapi ada dimana
mana, aku bisa saja ada disini, aku disana, aku di langit, aku dibumi
pada hakekatnya tetap sama yaitu Urip/hidup, pada hakekatnya juga
hidup itu abadi tanpa mati yg ada adalah berpindah alam saja dari
dunia ke kubur ke akhirat"

Karman : "huahahahaha aku tidak butuh paham tentang sangkan


paraning dumadi, yang penting sholat 5 waktu, tiap malam tahajjud
dilanjutkan dzikir asmaa'ul husna 11000 kali tidak kurang dan tidak
lebih sudah beres dijamin berpahala"

Noto : "wah lelaku panjnengan yg sholat tahajjud itu baik sekali pak,
juga dzikirnya yg 11000 kali itu tapi itu semua tidak menjamin berpa-
hala apabila masih ada kemauan lain selain kepadaNya misalnya
untuk mendapat kesaktian"

Karman : "huss tentu saja berpahala wong aku aja dapat amalan itu
dari kyai sepuh supaya kesaktianku bisa lestari dan bertambah juga
akan menghadirkan ribuan khodam dari golongan malaikat untuk kita
perintah apa saja selain berbuat dosa"
Noto : "amalannya tidak salah tapi yg salah adalah niatnya, buat apa
dzikir ribuan kali tahajjud puluhan rokaat tapi hanya untuk kesak-
tian, lalu apakah masih berfaedah apabila dzikirnya tidak pas 11000
kali tapi hanya 10000 kali atau 12000 kali? buat apa kita menghitung
hitung amal dan dzikir kita? sebelum belajar ilmu kesaktian maka
belajarlah dulu berniat yg lurus terhadap semua amal ibadah kita"

Karman : "kamu bisa saja omong begitu tapi aku sudah membuk-
tikannya dengan didatangi ribuan malaikat berbaju dan bersurban
putih ketika berdzikir dan mereka siap membantu apa saja keperlu-
anku ketika aku butuhkan, sekarang kamu mau menyangkal apa?"

Noto : "malaikat itu adalah derivate dari kekuasaan Tuhan dan istilah
itu hanya ada di agama2 dari timur tengah sedangkan dari india tidak
mengenal malaikat yang ada adalah dewa2, ketika didatangi mereka
bukan berarti itu benar2 malaikat bisa jadi makhluk lain, tidak ada
jaminan kita bisa memastikan itu malaikat atau bukan, apabila kita
suka berhitung hitung terhadap amal kita maka yg datang juga
makhluk dengan hitungan juga dan terbatas kemampuannya, ibarat
bersedekah maka seikhlasnya tidak dihitung dengan jumlah tertentu
apalagi mengharap balik modal, begitu juga dengan berdzikir"

karman : "huahahahah itu namanya ilmu hikmah, jangan sok men-


asehati aku, aku ini lebih tua dari kamu tentu saja aku lebih berpen-
galaman, lalu kamu pikir dengan berdzikir tanpa jumlah bisa
mendatangkan kesaktian? coba pikirkan itu"

noto : "ilmu hikmah itu adalah ilmu mengambil hakekat dari sebuah
peristiwa, tidak harus dzikir dengan jumlah tertentu, bahkan apabila
dipaksakan harus begitu maka bisa jadi tidak ada hikmah apapun yg
kita dapatkan, dulu asalnya ilmu2 itu dipelajari oleh para ahli
tasawuf sekaligus ilmuwan yg sudah benar2 zuhud, bedanya ilmu
hikmah dan sains adalah yg mempraktekkan ilmu hikmah tidak
memeperoleh hasil yg sama alias tidak ada ukuran keberhasilannya,
sedangkan ilmu sains itu ada ukurannya, jadi buat apa menghitung
hitung kalo tidak ada ukuran keberhasilannya, satu kalimat takbir
dari nabi bisa jauh lebih dahsyat dibanding jutaan kalimat takbir
orang biasa, karena nabi itu ikhlas sedangkan orang biasa
kebanyakan kurang ikhlas"

karman : "sudah gini aja, sekarang giliran aku tanya, ketika malam
aku bertahajjud dan berdzikir maka kamu sedang apa?"

Noto : "tidur"

karman : "huahahaha masih mendingan aku yg tahajjud sedangkan


kamu tidur, wong bisanya cuman tidur kok mau adu kepandaian
dengan aku yg sudah nyantrik ke kyai2 kondang"

Noto : "ketika panjenengan tahajjud dan dzikir mengharapkan


khodam maka aku menidurkan badan menyadarkan akan sejatining
urip atau turu eling atau berlatih urip sakjroning mati, maka itulah
lelakuku, aku berdzikir tidak memakai hitungan dan tidak berharap
apapun, yg ada adalah ikhlas seikhlas ikhlasnya bahkan ketika kata2
tidak lagi bisa menjangkau"

Karman : "ikhlas??? emang kamu tahu apa itu ikhlas? kalau kita ber-
ibadah jelas ada maunya paling tidak berharap pahala dan masuk
surga juga ridhoNya, bohong kalau kamu berkata tidak berharap apa-
pun, apa kamu tidak mau masuk surga? dasar edan!"

Noto : "saya memang tidak tahu persis ikhlas itu yg seperti


bagaimana, tapi akan saya coba ibaratkan ikhlas itu seperti bilangan
nol"

Karman : "maksudnya??"

Noto : "ketika kita beramal maka diumpamakan seperti bilangan,


bilangan itu kita pangkat nol yaitu ikhlas maka ketemunya adalah 1
yaitu tujuan kita, ketika bilangan itu dibagi nol ya ikhlas juga maka
ketemunya adalah tak terhingga, nah tak terhingga itulah hasilnya
yang jauh lebih besar dibanding satu trilyun pangkat satu trilyun,
tidak masalah walau hanya satu kalimat tapi ikhlas maka hasilnya tak
terhingga juga, maka itulah rahasia dari karomah wali dan mukzizat
nabi bukan dari jumlah khodam yg mendampingi ataupun jumlah
amalannya"

Karman : "jadi maksud kamu semua ilmu dan aji2 yg aku peroleh
dengan susah payah tidak berarti sama sekali begitukah?"

Noto : "bukan begitu, semua itu ada hikmahnya, semua ilmu yg pan-
jenengan dapatkan pasti ada manfaatnya dan syukurilah itu, yg salah
adalah nafsu kita yg selalu merasa kurang dan haus tanpa pernah
puas utk mendapatkan yg kita inginkan apalagi ditambah tidak mau
kalah dengan teman2 kita yg dirasa lebih sakti, apabila kita begitu
maka kita menjadi miskin kesaktian walaupun punya puluhan ajian,
hizib dan asmak sekalipun"

Karman : "yaaa aku ngaku khilaf sebab kalo tidak begitu aku merasa
malu dengan teman2 sesama paranormal lagi pula untuk menjaga diri
apabila diserang musuh, lalu apa yg harus aku lakukan supaya aku
bisa kaya akan kesaktian"

Noto : "kalo menurut saya satu ajian saja sudah cukup, bahkan tanpa
ajian pun tidak masalah sebab apabila kita sepuh dengan ilmu
kasepuhan dan ikhlas maka hasilnya menjadi tak terhingga"

Karman : "jadi begitu yah, lalu ikhlas itu prakteknya seperti


bagaimana supaya aku bisa sakti tanpa aji"

Noto : "salah satu pengertian ikhlas adalah merasa tidak punya apa2
bahkan tidak punya rasa milik, tidak berdaya apa2, tidak berilmu
apa2, tidak berhikmah apa2 bahkan tidak berwujud apa2, maka
kesadaran kita telah menyambung ke Urip sejati yg sejatining ora ana
apa2 dan masuk ke semesta tan kena kinaya ngapa atau tidak
terdefinisi, sejatining ora ana apa2 itu adalah teleng/pusat rahsa
dilanjutkan dengan kesaksian "kejaba sing kandha/kecuali yg ber-
kata/bersaksi" yang merupakan jumeneng kalawan pribadi,
sedangkan jumeneng kalawan pribadi itu istilah arabnya adalah qiya-
muhu binafsihi atau berdiri dengan sendirinya tanpa bergantung
dengan aji2, harta, tahta dan pihak2 lain"

Karman : "waduh kok jadi bingung aku"


Noto : "pak Karman, semua itu memang tidak mudah dicapai, tapi
bisa dimulai dengan belajar urip sakjroning mati, caranya adalah
dengan turu eling, ketika kita tidur maka yg tidur adalah badan kita
sedangkan ruh kita tetap Urip dan sadar, apabila sedang tidur saja
tetap sadar apalagi ketika terjaga maka tentu lebih sadar dan Urip,
lalu belajarlah mengambil hikmah yg paling kecil hingga yg paling
besar, hikmah sekecil apapun ketika disyukuri maka akan menjadi
besar, lalu belajarlah utk mati sakjroning urip atau menafikan segala
hak milik serta ego kita, ego itu ibarat dinding penghalang kita utk
mencapai semesta tan kena kinaya ngapa, lalu yg terakhir adalah
bersabarlah, tanpa kesabaran maka akan buyar semuanya, itulah
rahasia dari menang tanpa ngasorake, sugih tanpa bandha, sekti
tanpa aji dan nglurug tanpa bala"

Anda mungkin juga menyukai