Agama secara tegas menjelaskan bahwa jin berada pada suatu alam yang tidak
dapat dilihat manusia, tetapi jin itu dapat melihat manusia. Lantas bagaimana
dengan orang-orang yang sering kita lihat di televisi, para pemburu hantu yang
mengaku mampu melihat sosok makhluk halus?
Perlu diketahui, tayangan di layar televisi itu lebih banyak unsur entertainmentnya,
sehingga mengelabuhi pemirsa dianggap sah-sah saja. Adapun orang yang
menjalankan tirakat hingga mengaku mampu melihat jin, sesungguhnya ia tidak
melihat sosok jin dalam bentuk aslinya, melainkan sosok penjelmaan karena, jin
tidak dapat dilihat dengan mata fisik, melainkan dengan mata hati.
Dan apa yang dilihat Itu tidak dapat dijamin sebagai kebenaran. Karena batas
antara pandangan mata hati dengan halusinasi (angan-angan) atau gangguan
penglihatan akibat kelelahan fisik maupun psikis (dejavu) hampir-hampir tidak
dapat dibedakan.
Saya punya pengalaman unik berkaitan dengan apa yang disebut dejavu itu.
Ketika seorang teman mengatakan dapat melihat alam gaib melalui bacaan ayat-
ayat tertentu sambil menahan matanya tidak berkedip, saya justru menyimpulkan
apa yang nampak dimata dan dianggap sebagai pengalaman mistis itu adalah efek
dari kelelahan mata.
Terbukti, ketika teman yang lain saya sarankan untuk menahan matanya tidak
berkedip sambil membaca “mantra-mantra palsu” ciptaan saya, ternyata ia juga
mengalami hal yang sama.
Kesimpulannya, manusia sulit memutuskan suatu perkara itu apalah salah atau
benar. Karena itu, bagi orang yang berteman dengan jin, tidak terlalu
mementingkan perjumpaan secara fisik. Karena yang lebih penting adalah
sejauhmana aktivitas jin itu dalam membantu manusia.
Suatu tanda dari seseorang yang berteman dengan jin adalah ia mampu
melakukan hal-hal yang ajaib, mulai dari melenyapkan dan menghadirkan benda
secara magis, terkadang memiliki tingkat ketajaman mata hati (waskita) dalam
melihat hal-hal yang tersembunyi dan keajaiban lain.
Penulisan diktat ini diilhami oleh banyaknya pengaduan orang yang kecewa
lantaran terpikat iklan di mass media. Trik atau penipuan yang dilakukan adalah,
peminat itu harus transfer uang ke nomor rekening paranormal terlebih dahulu,
dan setelah uang masuk, tak ada apa-apanya. Artinya, jin tidak didapatkannya,
bahkan paranormal pun memberi alasan yang dicari-cari.
Beberapa orang yang kecewa itu sempat mendatangi kediaman saya untuk
berkonsultasi tentang ilmu jin yang sebenarnya. Maka, dengan jujur saya katakan
bahwa ilmu jin itu tidak dapat dibeli dengan uang. Dan seseorang yang ingin
menguasai ilmu itu, harus “membeli” dengan laku tirakat (riyadhah) sendiri.
Sebelum mempelajari ilmu tentang jin, perlu diketahui bahwa jarak antara angan-
angan (halusinasi) dengan pandangan mata batin itu sangat tipis. Karena itu,
menguasai ilmu khodam jin tidak dapat dilakukan dengan hati yang terlalu
bernafsu, (buru-buru).
Selain itu, kita harus sabar. Karena keberhasilan antara satu orang dengan yang
lain berbeda-beda. Artinya, ada yang tirakatnya saja belum selesai namun sudah
berhasil. Tetapi ada juga yang tirakatnya sudah selesai, keberhasilan itu masih
menunggu setelah ia tetap istikomah dengan amalan wiridnya berbulan-bulan atau
bahkan bertahun-tahun.
Sebelum membahas lebih jauh tentang kaidah ilmu jin, anda harus mengetahui
bahwa secara kodrati, manusia itu berbeda bentuk dengan makhluk jin. Dan itu
berarti, persahabatan antar kedua makhluk ini tidak dapat seperti kalau kita
bersahabat dengan sesama manusia, saling melihat, bercakap dan meraba.
Manusia hanya dapat melihat jin dengan mata hatinya, kecuali jika jin itu
menjelmakan diri dalam bentuk manusia atau hewan. Dan bahasa yang digunakan
pun adalah bahasa rasa, yaitu, saat manusia berbicara (dengan hatinya) jin atau
khodam itu mengerti, sebaliknya, jika jin itu hendak menyampaikan suatu, manusia
dapat memahaminya.
Persahabatan yang terjadi secara total antara jin dengan manusia hanya ada
dalam film (sinetron) atau dalam “iklan” yang dibuat oleh penipu yang mengaku
sebagai paranormal ahli jin. Dan anda tak perlu mempercayainya.
Berikut ini akan saya paparkan beberapa kaidah yang berhasil saya rangkum dari
beberapa guru ilmu hikmah yang pernah mengijazahkan ilmu tentang jin, kepada
saya.
Anjan-Anjan Kumanyan
Bagi kalangan orang awam, cara masuk alam jin yang paling mudah adalah
dengan menggunakan menggunakan Aji Anjan-Anjan Kumayan. Caranya lebih
sederhana, cukup puasa hanya disaat masuk kamar gelap sambil membaca
mantra-mantranya.
Ajian ini bertujuan untuk berkomunikasi dengan Jin Anjani Putih dimana seluruh
alam, tanah, pohon, masjid, rumah dan penghuninya, seluruhnya sera berwarna
putih. Jin Anjani Putih tidak pernah mau menampakkan wajagnya dihadapan
manusia. Ia selalu menunduk atau menutupi wajahnya dengan rambutnya yang
juga berwarna putih. Di alam sana tidak ada bayang-bayang sinar mata hari. Yang
ada adalah alam antara gelap dan terang, atau suasananya seperti waktu subuh
menjelang matahari terbit.
Cara tirakatnya, puasa mutih 7 hari. Yaitu, siang puasa biasa dan malam hari
makan/minum yang tidak mengandung garam dan nyawa, dan selama tirakat,
tengah malam membaca ayat ke 11 (sebelas) dan 14 (empat belas) sebanyak
1000 (seribu) kali ulangan.
Cara membacanya, ayat ke 11 diselesaikan terlebih dahulu. Setelah itu baru ayat
yang ke 14. Saat membaca wirid dengan menggelar mori putih, 7 kelopak bunga
mawar merah dan putih, membakar wewangian, (kayu gaharu, menyan arab, dupa
arab) dan jenis wewangian yang tidak mengandung alkohol.
Jika ingin praktis, dapat menggunakan hio yang biasa digunakan untuk
sembahyang orang Cina, karena dalam hio itu sudah terdapat bahan dari kayu
gaharu. Dan setelah tirakat selesai, untuk seterusnya ayat 11 dan 14 itu dibaca 33
kali setiap usai shalat atau minimalnya mahrib dan subuh.
Qul innii laa amliku lakum dharraw walaa rasyadaa ( Al-Jin : 21).
Wirid dibaca sejak tirakat hari pertama, yaitu 33 kali ulangan setiap usai shalat
fardhu. Seterusnya, ayat ke 21 itu dibaca dalam jumlah yang sama setiap usai
shalat fardhu, minimal mahrib dan subuh.
Setelah ditirakati, amalan tetap dibaca. Wirid inti dan asmaul husnanya dibaca
pada malam hari dengan jumlah yang sama. Namun bagi yang tidak sanggup
menyelesaikan hitungan tersebut, dapat dilakukan dengan jumlah yang lebih kecil
dari itu. Intinya, makin banyak wiridnya, makin tajam pula ilmunya.
Apapun jenis ilmu tentang jin, semuanya memiliki proses pematangan yang hampir
sama. Yaitu, semakin tekun diamalkan, makin matang ilmunya. Dan setiap orang
memiliki pengalaman pribadi yang tidak sama.
Dalam ilmu jin, ada orang yang tidak pernah ditemui (secara fisik) jin yang menjadi
khodamnya. Ada yang hanya menemui dalam mimpi, dalam wisik (ilham) namun
ada juga yang sesekali ditemui, walau pertemuan itu tidak mungkin dapat terjadi
sebagaimana adegan-adegan dalam sinetron.
Amalan membuka hijab gaib, disebut juga amalan untuk untuk ketajaman mata
hati. Dan dalam diktat ini ada dua cara yang sederhana. Yaitu :
Setelah riyadhah ini selesai, dilanjutkan dengan membaca kalimah toyyibah “la
ilaha illallah” x 3000. Juga dalam 40 hari rutin. Membaca kedua amalan ini
sebaiknya pada malam hari. Dan dilakukan dalam 1 majlis duduk.
Dengan dorongan amalan ini, ilmu yang terkait dengan alam gaib, insya Allah
terkabul (berhasil).
Saat tidur, posisi pusar harus tepat berada di garis pintu. Yaitu, bagian kepada ada
di dalam rumah dan bagian kaki ada di bagian luar/teras Biasanya, dengan
melakukan dua cara tradisional ini, seseorang dapat melihat alam dan makhluk
halus, walau ia tidak melakukan tirakat.
Jin juga hidup berdampingan bersama-sama kehidupan kita. Dari sisi kewajiban
sebagai makhluk Tuhan, jin juga berkewajiban sebagaimana yang diwajibkan
kepada manusia. Bedanya, jin diciptakan dari unsur api sebagaimana tersurat
dalam Ar-Rahman 14-15 dijelaskan:
Artinya : Dia Ciptakan manusia dari unsur tanah liat semacam tembtkar. Dan bangsa
jin diciptakan dan unsur api tidak berasap.
Perbedaan yang lain, yang paling mendasar adalah : jin bisa melihat manusia
tetapi manusia tidak bisa melihat jin. Manusia hidup hanya mencapai umur
kurang dari seratus tahun, sementara jin bisa mencapai ratusan tahun.
Dalam banyak hal, budaya jin dan manusia memiliki hampir kesamaan. Seperti
dalam menuntut ilmu, jin dan manusia sama-sama memiliki keinginan
untuk belajar. Begitu halnya dengan kebutuhan biologis.
Wujud
Disiplin ilmu metafisika memberikan informasi yang berbeda mengenai bentuk jin
Perbedaan ini amat wajar, karena jin memiliki keanekaragaman dalam bentuk etnis
atau golonganya, di samping keahliannya.
Sebagian ahli liikmah mengatakan wujud jin tidak jauh beda dengan manusia,
tetapi suhu jin jauh lebih dingin dibandingkan manusia, karena jin tercipta dari
satu unsur api saja, sedangkan manusia terdiri dari banyak unsur, tanah, api,
air dan angin.
Jin yang nampak dalam penglihatan manusia bukanlah bentuk hakiki dari jin
itu, karena yang mengetahuinya hanyalah Allah semata. Manusia hanya
mampu melihat jin dengan “mata hatinya” atau jin yang sedang menjelmakan
diri dalam bentuk makhluk fisik.
PERJUANGAN MENUJU ALAM JIN
Awal ketertarikan saya dengan dunia jin diawali dari pertemuan saya dengan
tetangga yang sering mengadakan ceramah agama secara unik. Yaitu
berceramah melalui cara “kesurupan” jin. Jika pas yang masuk itu jin ahli
pertanian, maka ia pun dapat berceramah seperti insinyur pertanian. Dan jika
yang masuk itu jin yang ahli alquran, maka ia pun dapat mengupas alquran
berikut tafsirnya. Padahal, secara fisik tetangga saya itu tergolong orang awam.
Pengalaman kedua saya yang berkaitan dengan jin, saya pernah silaturahmi
ke kediaman SA mahasiswi semester pertama yang secara fisik adalah
manusia, tetapi segala aktivitasnya adalah jin.
Dia dimasuki tiga jin dengan keahlian yang berbeda-beda. Jin yang pertama
dari golongan lelaki bernama Engku, berasal dari Pulau Karimun, Riau, ahli
dibidang politik (strategi perang), dan jin kedua bernama Ibu Nur Seko, ahli
dibidang pengobatan dan jin dari golongan anak-anak bernama Ummu
Salamah Azizah.
Ketika datang ke Pati, saya melihat ada sesuatu yang unik. Saat saya
bincang-bincang di ruang tamu dengan Ustad Wachid, ada dua sosok
makhluk yang dalam pandangan saya nampak seperti asap hitam mengintip
dari pintu rumah.
perlu diketahui bahwa Ummu Salamah Azizah ini usianya sudah 180 tahun. Dalam
duani jin, ia masih tergolong anak-anak. Ia melalui wadag SA pernah memenangkan
lomba menulis artikel yang diselelnggarakan oleh sebuah harian di Lampung.
Hasil diskusi saya dengan Ummu Salamah Azizah cukup unik. Ia berkisah tentang
perkampungannya yang belum ada televisi. Rumah-rumah terbuat dari ijuk dan ada
di dasar lautan.
Dari sisi peradaban, Ummu tergolong jin yang tidak tertalu tinggi kastanya. Ayahnya
berprofesi sebagai kepala angkatan perang dan Ibunya berprofesi sebagai
penyembuh yang banyak mengobati dengan madu dan tumbuh-tumbuhan.
Tirakat
Proses seseorang mengenal alam jin apabila ditempuh melalui jalan ilmu sungguh
sangat berat. Oleh sebab itu saya dan beberapa guru saya masih meragukan
informasi adanya kelompok yang bisa menjual jin. Jangankan memiliki jin
sebagai chadam (pembantu). Untuk sekedar bisa melihat alamnya saja
seseorang melalui proses yang amat berat.
Sebagaimana pernah saya alami sendiri, menerobos alam jin harus diawali dengan
tirakat yang cukup berat. seperti puasa mutih dan menjalankan wirid malam
selama beberapa malam secara rutin.
Seperti pengalaman saya, begitu memulai meditasi, tafakur dengan membaca wirid-
wirid menuju alam halus, sosok kucing hitam raksasa menjilati tubuh saya. Saya
merasakan betul licin lidahnya dan juga bau anyir kulitnya yang nampak kudisan.
Bayangan ini hampir membuat saya lepas konsentrasi karena bawaan saya
memang tidak suka dengan kucing.
Tragisnya, walau rumus itu sudah dihafalkan, karena perasaan grogi, seseorang
sering lupa. Akibatnya ia tetap diganggu bayangan-bayangan menyeramkan.
Akibatnya hilang konsentrasi dan ia memilih berlari.
Resiko yang lain, terkadang ada bayangan yang lain diluar yang secara umum
berlaku sebagaimana tersebut diatas. Seorang kerabat saya mencoba masuk
alam jin, tetapi tiba-tiba yang mengganggunya adalah kecoa sebesar kerbau. Ia
bingung karena gangguan berupa kecoa tidak ada dalam rumus.
Hikmah
Bagi saya ada hikmah tersendiri dari pengalaman-pengalaman menerobos
alam gaib itu bahwa kebenaran dari doa itu benar-benar terbukti. Misalnya,
ketika godaan-godaan itu muncul lalu dengan tenang kita membaca ayat-ayat
suci, maka godaan itu menjadi sirna.
Menurut para ahli hikmah, hakikat dari godaan itu sesungguhnya adalah
pantulan dari nafsu manusia itu sendiri. Orang yang nafsu amarahnya
dominan akan diganggu api. Yang nafsu lisannya tidak terkenadali akan
berhadapan dengan macan dan sebagainya.
e-book ini dirangkum oleh Masruri, ds. Sirahan, Cluwak, Pati. Hal-hal
yang kurang jelas dapat dikonsultasikan melalui telepon : 0291 – 578123
atau HP. 081325260123 (Harap tidak melalui SMS).