Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TRANSFORMATOR

Disusun oleh :

SALSA FAHISA 4231901021

Dosen pembimbing :

Ibu Hasnira,S.ST

POLITEKNIK NEGERI BATAM

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI REKAYASA PEMBANGKIT ENERGI 2020

Prodi Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi


LAPORAN MENONTON VIDEO TERKAIT TRANSFORMATOR

I. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini, para mahasiswa diharapkan:
1. Dapat mengetahui fungsi kerja trafo tegangan
2. Dapat mengetahui jenis-jenis trafo tegangan
3. Dapat mengetahui bagian-bagian trafo tegangan
4. Dapat mengetahui FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)
5. Dapat mengetahui prinsip kerja trafo listrik

II. ALAT DAN BAHAN


a. ALAT
Laptop

b. BAHAN
Video 1 berjdul “Materi Presentasi Trafo Tegangan”
Video 2 berjudul “Prinsip Kerja Trafo”

III. PEMBAHASAN
a. Pembahasan video 1

Trafo tegangan adalah peralatan yang mentransformasikan tegangan sistem yang lebih
tinggi ke tegangan sistem yang lebih rendah untuk kebutuhan peralatan indicator, alat ukur,
dan relai.

Prinsip kerja trafo tegangan ialah :


1. Kapasitasnya kecil (10-150 VA)
2. Tingkat ketelitian tinggi
3. Salah satu ujung terminal tegangan tinggi selalu ditanahkan

Fungsi trafo tegangan :


1. Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari yang tinggi ke besaran
tegangan sistem yang lebih rendah
2. Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan bagian
sekunder
3. Sebagai standarisasi besaran tegangan sekunder dan untuk keperluan peralatan
sisi sekunder.
4. Sebagai proteksi dan pengukuran

Jenis-jenis trafo tegangan :


1. Trafo tegangan magnetic (Magnetic Voltage Transformer)
2. Trafo tegangan kapasitif (Capacitive Voltage Transformer)

Bagian-bagian trafo berdasarkan jenisnya :


1. Trafo tegangan magnetic (Magnetic Voltage Transformer)
a. Kertas/isolator minyak
b. Rangkaian electromagnetic
c. Expansion chamber untuk mengompensasi level ketinggian minyak
d. Terminal primer
e. Struktur mekanikal untuk menopang trafo;

Prodi Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi


- Pondasi
- Struktur Penopang
- Isolator
f. Sistem pentanahan untuk mengalirkan arus lebih akibat tegangan surja
atau sambaran petir ke tanah;

2. Trafo tegangan kapasitif (Capacitive Voltage Transformer)


a. Dielectric terdiri dari minyak isolasi dan kertas-plastik film
b. Pembagi tegangan (Capacitive divider)
c. Capacitor element untuk membagi tegangan tinggi menjadi lebih
rendah
d. Expansion chamber untuk mengmpensasi ketinggian minyak
e. Terminal primer merupakan tegangan tinggi yang dihubungkan pada
tegangan transmisi seperti tegangan bus

Prinsip kerja CCVT :

CCVT (Coupling Capacitive Voltage Transformer) memiliki prinsip kerja untuk


menurunkan tegangan primer menjadi besaran tegangan sekunder melalui kapasitor
sebagai pembagi tegangan dan trafo sebagai penurun tegangan.

Kesalahan trafo tegangan

Kesalahan pengukuran PT (ε) berdasarkan IEC-186 adalah sebagai berikut :

Prodi Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi


Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)

Suatu metode untuk menganalisa penyebab kegagalan pada suatu peralatan.

1. FMEA dibuat dengan cara :


a. Mendefinisikan sisten dan fungsinya
b. Menentukan sub sistem dan fungsi tiap subsistem
c. Menentukan functional failure setiap subsistem
d. Menentukan failure mode tiap subsistem

2. Konsep Asesmen
Untuk memberikan indikasi penurunan kondisi CVT.

3. In Service Inspection
Kegiatan pengamatan visual pada bagian peralatan yang abnormal.

4. Dielectric

a. Memeriksa kebocoran minyak


b. Memeriksa level ketinggian minyak
c. Memeriksa isolator dari kelainan

5. Electromagnetic Circuit
a. Memeriksa level ketinggian minyak
b. Memeriksa kebocoran minyak trafo pada seal isolator
c. Memerksa kondisi spark gap

6. Mechanical Structure
a. Memeriksa pondasi dari keretakan
b. Memeriksa rumah VT/CVT dari keretakan dan korosi
c. Memeriksa steel structure VT/CVT dari bengkok, longgar, dan korosi

7. Pentanahan VT
Inspeksi pertanahan VT dilakukan dengan memeriksa kawat dan terminal
pentanahan agar terhubung ke mess grounding dengan sempurna

8. In Service Measurement
Kegiatan pengukuran yang dilakukan saat peralatan dalam kondisi beroperasi

9. Thermovision
Digunakan untuk melihat hot spot pada instalasi listrik untuk mendeteksi
losses yang terjadi pada jaringan

10. Shutdown Testing


Pengukuran yang dilakukan saat peralatan berhenti beroperasi

11. Tanahan Isolasi


Pengujian menggunakan alat ukur tahanan isolasi 5 kV pada sisi primer dan
0.5 kV pada sisi sekunder

12. Tan delta & Kapasitansi


Pengujian tangen delta untuk mengetahui besarnya nilau factor disipasi dan
kapasitansi dari VT

Prodi Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi


13. Tanahan Pentanahan
Pengukuran besarnya tanahan pentanahan untuk menjaga keamanan personil
terhadap bahaya tegangan sentuh

14. Rasio
Untuk membandingkan nilai pengukuran dengan nilai pada nameplate

15. Kualitas Minyak


Pengujian kualitas isolasi silakukan setelah 10 tahun beroperasi

16. Pengujian kualitas minyak sesuai standard IEC 60422 meliputi :

a. Pengujian Down Voltage : Untuk mengetahui kemampuan minyak


isolasi dalam menahan stress tegangan
b. Pengujian Water Content : Pengujian kadar air yang terkandung di
minyak

17. Pengujian Acidity


Memindai minyak yang rusak akibat oksidasi yang menghasilkan senyawa
asam yang dapat merusak kualitas isolasi kertas pada trafo

18. Pengujian Dielectric Dissipation Factor


Untuk mengukur arus bocor melalui minyak isolasi

19. Pengujian Interfacial Tension


Untuk mengetahui keberadaan polar contaminant yang larut

20. Pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA)


Untuk mendeteksi dan mengevaluasi gangguan pada peralatan tenaga listrik
dengan mengukur beberapa kandungan gas di dalam minyak isolasi

21. Shutdown Treatment


Tindakan pemeliharaan yang dilakukan saat shutdown 2 tahun

Prodi Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi


22. Thermovisi Klem, Body, Isolator, Housing, dan Konduktor

b. Pembahasan video 2

Di Indonesia trafo listrik yang digunakan memiliki tegangan sekitar 220 volt.
Sedangkan listrik yang diproduksi PLN lebih dari itu sekitar 350.000-765.000 volt.
Laluditransmisikan ke seluruh wilayah kemudian voltasenya diturunkan beberapa kali hingga
mencapai 220 volt sesuai kebutuhan pelanggan di Indonesia. Untuk menurunkan tegangan dari
PLN yang sangat besar hingga menjadi 220 volt digunakan alat yang disebut transformator
atau dikenal juga dengan istilah trafo.
Pada trafo terdapat lilitan titanium yang terhubung ke sumber tegangan berupa lilitan
primer sedangkan lilitan yang berfungsi untuk tegangan keluaran adalah lilitan
sekunder.Listrik di PLN menggunakan arus bolak-balik (AC) sehingga arusnya terus menerus
berubah dengan frekuensi 50 Hz.

Karna arusnya bolak-balik maka listrik menghasilkan medan magnet yang juga bolak
balik yang mengalir pada tegangan primer diperkuat oleh inti besi hngga mengalir ke lilitan
sekunder dan menyebabkan perubahan fluks magnetic terus menerus pada bagian lilitan
sekunder. Ketika terjadi perubahan fluks magnetic terus menerus akan menimbulkan GGL
induksi.

Prodi Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi


Pada inti besi digunakan bahan besi untuk mengurangi efek histerisis. Inti besi juga
dibuat dalam bentuk kepingan untuk mengurangi arus pusar.

Bisa dilihat jika jumlah lilitan primer lebih banyak dibanding jumlah lilitan sekunder
maka trafo akan menurunkan tegangan atau disebut juga dengan trafo step down. Sebaliknya,
jika jumlah lilitan sekunder lebih banyak disbanding jumlah lilitan primer maka trafo akan
menaikkan nilai tegangan atau disebutdengan trafo step up.
Pada trafo yang ideal perubahan fluks magnetic di lilitan primer akan sama dengan
perubahan fluks magnetic di lilitan sekunder. Sehingga dapat dituliskan bahwa tegangan
primer dibagi dengan tegangan sekunder akan sama dengan jumlah lilitan pimer dibagi dengan
jumlah lilitan sekunder.

Prodi Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi


Tidak semua trafo ideal karna trafo memiliki efisiensi. Efisiensi adalah perbandingan
antara daya di lilitan sekunder dan lilitan primer.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan dari ke-2 video yang telah ditonton diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat 3 prinsip kerja pada trafo tegangan.
2. Fungsi trafo tegangan adalah untuk mentransformasikan tegangan yang tinggi ke
tegangan yang mebih rendah.
3. Terdapat 2 jenis trafo, yaitu :
Trafo tegangan magnetic (Magnetic Voltage Transformer)
Trafo tegangan kapasitif (Capacitive Voltage Transformer)
4. Bagian trafo sedikit berbeda berdasarkan jenisnya.
5. Terdapat rumus untuk menghitung error trafo :

6. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah Suatu metode untuk menganalisa
penyebab kegagalan pada suatu peralatan.
7. Prinsip kerja pada trafo untuk menurunkan tegangan yang sangat besra dari gardu
induk PLN.
8. Prinsip kerja trafo menggunakan arus listrik bolak-balik.
9. Pada inti besi digunakan bahan besi untuk mengurangi efek histerisis. Inti besi juga
dibuat dalam bentuk kepingan untuk mengurangi arus pusar.
10. Jika jumlah lilitan primer lebih banyak dibanding jumlah lilitan sekunder maka trafo
akan menurunkan tegangan atau disebut juga dengan trafo step down.
11. Jika jumlah lilitan sekunder lebih banyak disbanding jumlah lilitan primer maka trafo
akan menaikkan nilai tegangan atau disebutdengan trafo step up.
12. Tidak semua trafo ideal karna trafo memiliki efisiensi. Efisiensi adalah perbandingan
antara daya di lilitan sekunder dan lilitan primer.

Prodi Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi

Anda mungkin juga menyukai