Anda di halaman 1dari 29

Institut Teknologi Bandung

Program Studi Teknik Fisika


Praktikum TF2106 Dosen Eko Mursito Budi, Dr., Ir., M.T., IPM
Laboratorium TF I Damar Rastri Adhika, Dr., ST., M.Sc.
2 SKS Muhammad Iqbal, Dr.Eng., ST., MT.

2 INSTRUMENTASI ELEKTRONIK

2.1 LATAR BELAKANG


Instrumentasi adalah suatu kegiatan pengukuran besaran fisis, kemudian memproses dan mengolah data/sinyal
pengukuran, mentransmisikan, serta menampilkan data pada display. Adapun instrumentasi elektronika
merupakan kegiatan pengukuran besaran-besaran listrik. Pada praktikum Laboratorium TF 1 ini, besaran listrik
yang akan diukur adalah tegangan dan arus, serta hambatan (resistantsi). Sebelum instrumentasi elektronika
dilakukan, perlu dibuat terlebih dahulu rangkaian listriknya. Pada praktikum kali ini, akan dibuat rangkaian listrik
sederhana yang terdiri dari sumber dan komponen elektronika pasif (resistor). Setelah suatu rangkaian
elektronika dibuat, maka langkah selanjutnya adalah mengujinya. Langkah-langkah umum pengujian adalah:

1. Rangkaian diberi catu daya (jika perlu)


2. Rangkaian diberi sinyal input standar
3. Gunakan instrumen untuk mengukur besaran listrik pada node / loop tertentu
4. Konfirmasi harga pengukuran itu sesuai yang diharapkan (dari simulasi / kalkulasi sesuai teori)

Dalam hal ini, alat/instrumen listrik yang umum tersedia adalah Voltmeter (pengukur tegangan). Besaran listrik
lain seperti arus dan tahanan harus diturunkan dari hasil pengukuran tersebut, menggunakan hukum-hukum
listrik seperti hukum Ohm maupun Kirchhoff.

2.2 KOMPETENSI

Kompetensi yang akan diperoleh selama praktikum ini adalah:

• Mengenali fungsi instrument penghasil tegangan, multi-meter, generator sinyal, dan osiloskop.
• Menggunakan kit ESP32 sebagai instrument elektronik.
• Menyusun rangkaian pembatas arus dan pembagi tegangan pada breadboard
• Mengukur tegangan
• Mengukur arus
• Mengukur hambatan

TF2106/Modul-2/1
2.3 ALAT & BAHAN

No Item Banyak Keterangan

1 Komputer / laptop dengan 1 Disediakan peserta


Arduino IDE
2 Multimeter 1 Disediakan peserta (jika perlu)
3 Kit EScope 1

4 Komponen Resistor 2

5 LED 1 Dari paket

6 Breadboard 1

7 Kabel tunggal dan jumper Secukupnya

2.4 PANDUAN TEKNIS

2.4.1 HUKUM RANGKAIAN LISTRIK


Pada praktikum ini, hukum-hukum dasar yang akan dipakai dalam menganalisis rangkaian listrik adalah :
Hukum Ohm V=IR
Hukum Daya Listrik P=VI
𝑛
Hukum Arus Kirchhoff pada suatu Node
∑ 𝐼𝑘 = 0
𝑘=1

𝑛
Hukum Tegangan Kirchoff pada suatu loop
∑ 𝑉𝑘 = 0
𝑘=1

2.4.2 SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


Untuk menguji suatu sistem elektronika, secara umum ada dua metode yang digunakan yaitu:

a. Pengukuran kondisi tunak / statik


b. Pengukuran transien / dinamik

Pengukuran kondisi tunak dilakukan dengan memberi masukan konstan pada rangkaian, dan setelah beberapa
saat, diukur luarannya. Pengukuran diulang beberapa kali untuk berbagai nilai masukan. Dengan demikian, akan
diperoleh grafik luaran (berupa tegangan) terhadap masukan (tegangan).

Dalam simulasi EAGLE, pengukuran kondisi tunak ini disimulasikan dengan mode OP (Operating Point).
Sementara itu EAGLE juga menyediakan mode DC Sweep yang seolah-olah melakukan uji kondisi tunak tersebut
untuk rentang masukan tertentu. Dalam dunia nyata, DC Sweep ini dapat dilakukan dengan alat ukur canggih
yang sanggup menaikkan tegangan dan mengukurnya satu persatu secara otomatis.

TF2106/Modul-2/2
Output
(V)

Input (V)

1.1 Gambar 2-1 Skema pengukuran kondisi tunak

Sementara itu, dalam pengukuran transien digunakan pembangkit sinyal sebagai masukan ke rangkaian, dan
osiloskop untuk mengamati luarannya. Generator sinyal adalah alat yang dapat menghasilkan gelombang
dengan:

• Bentuk tertentu, antara lain kotak, sinus, atau segitiga.


• Frekuensi tertentu (banyak gelombang / detik), kebalikan dari periode
• Amplitudo tertentu (simpangan tegangan maksimum)

Sebaliknya, osiloskop adalah alat ukur yang dapat mengukur gelombang sehingga dapat diketahui bentuk,
frekuensi, maupun amplitudonya.

Pada pengukuran transien, yang digunakan adalah gelombang kotak. Dengan demikian, pada osiloskop akan
dapat diamati besarnya luaran (tegangan) terhadap waktu (detik). Sementara itu dalam simulasi SPICE,
pengukuran transien ini dilakukan pada mode transient, dengan memilih bentuk sinyal pulse.

Output
(V )

Waktu (s)

1.2 Gambar 2-2 Skema pengukuran transien

TF2106/Modul-2/3
2.4.3 ESCOPE BERBASIS ESP32 UNTUK PENGUJIAN ELEKTRONIKA
ESP32 adalah suatu mikroprosesor yang saat ini sangat popular, karena menyediakan berbagai fitur untuk antarmuka
ke rangkaian elektronika, mudah diprogram, memiliki kemampuan komunikasi nirkabel (Wi-Fi dan Bluetooth), dan
relatif murah. Untuk keperluan praktikum ini, ESP32 tersebut dilengkapi dengan modul sensor arus INA219 sehingga
dapat melakukan pengukuran arus dan tegangan rangkaian dengan spesifikasi sebagai berikut:

• Tegangan masukan: 0 - 26 VDC


• Tegangan catu daya/suplai: 3 – 5,5 VDC
• Arus maksimum: ±3,2 A
• Resolusi arus: ±0,8 mA

1.3 Gambar 2-3 Skema pengukuran dengan EScope

Secara umum, pengujian rangkaian elektronika dengan EScope ESP32 ditunjukkan pada Gambar 2-3 di atas. Pada
umumnya, koneksi yang terjadi pada rangkaian instrumentasi elektronika menggunakan EScope adalah sebagai
berikut:

• EScope terhubung dengan suatu komputer/laptop yang telah diinstall Arduino IDE melalui kabel
micro-USB type B sebagai jalur komunikasi data dan daya (hingga 0,5-0,9 A).
• EScope melalui pin AO0 dihubungkan ke input rangkaian elektronika yang dirangkai pada breadboard
untuk memberikan sinyal masukan.
• Output rangkaian dihubungkan ke EScope melalui pin DI0 dan/atau DI1 agar dapat diukur.
• Pin VI- pada EScope digunakan untuk mengukur tegangan, arus, atau hambatan layaknya mengukur
menggunakan multimeter.
• Jack power supply dihubungkan dengan catu daya (adapter/charger HP dengan spesifikasi 5V dan 1-2
A) melalui kabel daya 2,1mmx5,5mm untuk pengujian rangkaian aktif.

Gambar 2-4 di bawah ini menunjukkan contoh tampilan data pada Serial Monitor dan Serial Plotter ketika
menjalankan program instrumentasi elektronika menggunakan EScope ESP32.

TF2106/Modul-2/4
1.4 Gambar 2-4 Tampilan Serial Monitor (kiri) dan Serial Plotter (kanan) dalam pengukuran dengan EScope

Agar board ESP32 dapat terdeteksi pada perangkat lunak Arduino IDE dan Anda dapat mengupload program
EScope ke ESP32 melalui Arduino IDE, lakukan langkah-langkah berikut ini:

1. Unduh perangkat lunak Arduino Integrated Development Environment (IDE) dari


https://www.arduino.cc/en/software. Unduh file instalasi sesuai dengan sistem operasi komputer
atau laptop Anda.

2. Setelah file instalasi diunduh, install perangkat lunak tersebut di komputer atau laptop Anda.

Board ESP32 dan beberapa library yang diperlukan agar perangkat lunak EScope dapat diprogram pada
EScope Anda, belum tersedia pada setting default. Oleh karenanya, Anda perlu menginstall board
tambahan dan library tersebut.

3. Untuk menambahkan board ESP32, buka menu File dan pilih submenu Preferences.

TF2106/Modul-2/5
4. Pastikan jendela Preferences muncul. Kemudian ketikkan/copy-paste alamat URL berikut ini pada
kolom Additional Boards Manager URLs:

https://dl.espressif.com/dl/package_esp32_index.json

Kemudian klik OK untuk menutup jendela Preferences.

TF2106/Modul-2/6
5. Buka menu Tools, kemudian pilih submenu Boards>Boards Manager.

Setelah jendela Boards Manager muncul, ketikkan ‘esp’ pada kolom pencarian di jendela Boards
Manager.

Setelah muncul pilihan ‘esp32’, klik Install. Proses instalasi board ESP32 ini membutuhkan koneksi
internet. Apabila instalasi selesai, tutup jendela Boards Manager.

6. Buka kembali menu Tools > Board. Jika instalasi berhasil, maka akan muncul pilihan board ESP32
Arduino.

TF2106/Modul-2/7
Scroll pilihan board ke bawah hingga menemukan board DOIT ESP32 DEVKIT V1, kemudian pilih board
tersebut. Jika berhasil, maka tampilan di bawah Tools akan menjadi seperti ini:

Anda tidak perlu mengubah-ubah ‘Upload Speed’, ‘Flash Frequency’, atau ‘Core Debug Level’.

7. Langkah berikutnya adalah memilih port sesuai dengan port USB di mana Anda menghubungkan EScope
ke komputer/laptop Anda menggunakan kabel micro-USB type B. Pada menu Tools, pilih submenu Port.

TF2106/Modul-2/8
Jika Anda menemukan lebih dari satu pilihan COM atau Anda tidak yakin apakah COM tersebut yang
terhubung dengan EScope, maka kita perlu mencaritahunya dari Device Manager sistem operasi Anda.

Pada sistem operasi Windows, buka Device Manager dengan mengetik ‘device manager’ ketika
menekan tombol Win/Start. Alternatif lain bisa membukanya dari Control Panel.

TF2106/Modul-2/9
Pada jendela Device Manager, expand Ports (COM & LPT). Temukan Port yang terasosiasi dengan
‘Silicon Labs CP210x USB to UART Bridge’. Sebagai contoh, pada gambar di bawah ini, Port yang
terhubung dengan EScope adalah COM3.

Kembali ke Arduino IDE, pilihlah port COM sesuai dengan petunjuk yang diperoleh dari Device Manager.
PERHATIAN: Jika komputer/laptop Anda memiliki lebih dari 1 port USB, kemudian Anda memindahkan
koneksi EScope dari satu port USB ke port USB lainnya, maka Port COM-nya juga akan berubah. Silakan
cek kembali di Device Manager untuk mengetahui port COM berapa ketika Anda memindah-mindahkan
koneksi EScope pada port USB yang berbeda.

8. Jika keseluruhan langkah 1-7 di atas telah selesai, maka Anda bisa mengecek pada bagian bawah jendela
Arduino IDE utama terkait jenis board dan port COM yang Anda pilih.

TF2106/Modul-2/10
9. Langkah berikutnya adalah memastikan Library yang diperlukan agar program EScope ini dapat bekerja
dengan baik, telah ada di folder Libraries instalasi Arduino di komputer/laptop Anda. Unduh Library
pada tautan berikut ini:

https://teams.microsoft.com/_#/school/files/General?threadId=19%3Ad3FCmrLPGmLzaPeNPpJtqBw
n79eM8wdZ7Cbvagqov5I1%40thread.tacv2&ctx=channel&context=Library&rootfolder=%252Fsites%2
52FSection_KTF2106190120211%252FShared%2520Documents%252FGeneral%252FLibrary

Setelah diunduh, ekstrak file Zip tersebut. Kemudian folder yang terekstrak, copy/cut-paste ke folder
Libraries Arduino di tempat dokumen Arduino IDE tersimpan. Sebagai contoh:
C:\Users\PC_NAME\Documents\Arduino\libraries

Alternatif lainnya, Anda dapat membuka menu Tools > Manage Libraries.

Pada jendela Manage Libraries, ketikkan keyword library yang ingin diinstall pada kolom pencarian.
Sebagai contoh Anda ingin menginstall library INA219, maka ketikkan keywords ‘ina219’ untuk
memfilter pilihan library yang ada.

Jika sudah menemukan library yang diinginkan, maka klik ‘Install’. Proses instalasi memerlukan koneksi
internet.

TF2106/Modul-2/11
10. Langkah berikutnya adalah memprogram ESP32 dengan program EScope. Source code program EScope
ini telah dibuat, sehingga praktikan tinggal menguploadnya ke ESP32 melalui Arduino IDE. Setelah
memastikan board, port COM, dan library lengkap, buka file .ino pada Arduino IDE. Untuk memprogram
ESP32 dengan program EScope ini, pilih ikon Upload pada Arduino IDE.

TF2106/Modul-2/12
Proses upload program secara otomatis dimulai dengan meng-compile source code terlebih dahulu
(Compiling sketch…).

Kemudian dilanjutkan dengan meng-upload source code. Jika berhasil, akan muncul message Done
uploading.

Selanjutnya apabila program EScope telah berhasil diupload ke ESP32, langkah-langkah umum mengoperasikan
EScope adalah sebagai berikut:

• Pada komputer/laptop, jalankan perangkat lunak Arduino IDE.


• Program EScope akan berjalan pada ESP32, dan membuatnya menjadi suatu alat ukur canggih.
• Pada Arduino IDE, buka Serial Monitor (atau Serial Plotter). Dari keduanya, dapat dikirim perintah untuk
melakukan pengukuran mode tertentu. Jenis perintah dan syntax-nya yang digunakan pada Modul 2 ini
ditunjukkan pada Tabel 2-1 dan Tabel 2-2. Tekan Enter pada keyboard setelah mengetikkan syntax
perintah pada Serial Monitor atau Serial Plotter.
• Setelah dikirimi perintah, ESP32 akan mengeluarkan tegangan melalui AO0 dan sekaligus mengukur
tegangan dari DI0 dan DI1.
• Hasil pengukuran dikirim kembali ke komputer/laptop, dan diterima Serial Monitor (atau Serial Plotter).
• Data dari Serial Monitor dapat disalin tempel ke aplikasi Spreadsheet (MS Excel), untuk analisis lebih
jauh. Grafik dari Serial Plotter pun dapat disalin untuk analisis pengujian rangkaian.

Tabel 2- 1 Perintah setting EScope.

Pengaturan Perintah Parameter Pengukuran


Banyak Sampel .NS [N] N : angka 1-100 Mengatur banyaknya sampel/data
1 data = rata-rata dari NS pengukuran
Banyak Data .ND [N] N : angka 1-128 Mengatur banyaknya data/aksi.
Banyak Aksi .NA [N] N : angka 1-100 Mengatur banyaknya pengulangan

Periode Sampel .TS [us] us : waktu (500-5000) Periode per sampel dalam micro-seconds
Periode Data .TD [us] us : waktu (1-30000) Periode per data dalam mili-seconds

Periode Aksi .TA [us] us : waktu (3000-30000) Periode per aksi dalam mili-seconds
Signal Noise .SN [mV] mv : amplitude (1-1000) Noise akan ditambahkan ke AO
Melihat setting . Setting akan ditampilkan

Melihat calibrasi .. Kalibrasi akan ditampilkan

TF2106/Modul-2/13
Tabel 2- 2 Perintah yang dapat dikirimkan pada EScope pada Modul 2.

Mode Uji Perintah Parameter Pengukuran


Operating OP [VA] V : Tegangan luaran EScope akan mengeluarkan tegangan
Point DAC tetap sebesar VA melalui DAC, dan
mengukur tegangan dari pin input.
DC-Sweep DC [VA] [VB] VA : tegangan awal EScope akan mengeluarkan tegangan
VB : tegangan akhir tetap mulai dari VA, secara bertahap
naik ke VB sebanyak .ND kali. Pada
setiap tahap dilakukan pengukuran
input sebanyak .NS kali.
Transient TP [VA] [VB] [FA] VA : tegangan bawah EScope akan mengeluarkan
TS [VA] [VB] [FA] VB : tegangan atas gelombang bentuk tertentu dengan
TS [VA] [VB] [FA] FA : Frekuensi gelombang tegangan bawah VA dan tegangan atas
TF [VA] [VB] [FA] VB, dan frekuensi FA; dan mengukur
input secara periodik.
AC Sweep AC [VA][VB] VA : tegangan bawah Escope melakukan AC analysis dgn
VB : tegangan atas frekuensi 1-100 Hz (logaritmik).
Kalibrasi CA Kalibrasi otomatis memakai INA219
CT sebagai referensi

2.4.4 PIN ESCOPE BERBASIS ESP32


EScope memiliki banyak pin, di mana yang akan dipakai pada praktikum ini hanya 6, yaitu: GND, 3.3V, AO0, DI0,
DI1, VI-. Jenis, kegunaan, dan koneksi pin yang digunakan pada Modul 2 ini ditampilkan pada Tabel 2-2. Kaki lain
jangan dikoneksikan kemana-mana. Gambar 2-5 menampilkan bentuk fisik dari EScope sedangkan Gambar 2-
6 menunjukkan pin output analog, I/O digital, VI-, dan VI+ pada EScope.

Tabel 2-3 Jenis pin, kegunaan dan koneksinya yang digunakan pada Modul 2.

Pin Jenis Kegunaan Koneksi

GND Daya Sebagai GROUND rangkaian Ke Ground breadboard


Luaran daya dengan tegangan
3,3V Daya Ke VCC breadboard
3,3V

AO0 Analog Ouput Untuk mengirim sinyal ke rangkaian Ke kaki input rangkaian

Digital Input/ Menerima masukan tegangan 0-


DI0, DI1 Tegangan dari output rangkaian
Analog Input 3,3 Volt (analog-to-digital converter)
Mengukur tegangan, arus dan Node atau branch yang ingin
VI- Analog
hambatan layaknya sebuah multimeter diukur

TF2106/Modul-2/14
1.5 Gambar 2-5 Bentuk fisik EScope ESP32.

Gambar 2-6. Posisi pin EScope yang digunakan pada praktikum.

TF2106/Modul-2/15
2.4.5 KOMPONEN RESISTOR
Resistor adalah komponen untuk memberi hambatan
pada suatu jalur listrik. Nilai suatu resistor dinyatakan
dicantumkan pada komponen tersebut dengan kode
cincin (Gambar 2-7). Kode ini menyatakan nilai resistor
dalam Ohm, dan toleransi kesalahannya dalam %. Dalam
hal ini, perhatikan juga bahwa nilai resistor di pasaran
adalah kelipatan 10 dari harga tertentu (Lihat tabel).

Selain itu, resistor juga memiliki rating daya (watt), yaitu


maksimum daya yang dapat melaluinya. Rating ini tidak
nampak pada kode cincin, namun Nampak pada ukuran
fisiknya.

Walaupun sederhana, manfaat resistor sangat penting,


antara lain:

• Untuk membatasi arus yang mengalir pada jalur


tersebut.
• Untuk membagi tegangan.

Gambar 2-7 Kode cincin resistor

TF2106/Modul-2/16
2.4.6 RANGKAIAN PEMBATAS ARUS DAN PEMBAGI TEGANGAN
Misalkan ESP32 akan dipakai untuk menyalakan suatu LED (Light Emitting Diode). Jika LED langsung dipasang ke
pin AO0, dimana pin tersebut mengeluarkan 3,3 Volt, maka pin AO0 atau LED akan rusak karena hambatan
dalam LED sangat kecil, sehingga arus yang melaluinya akan sangat besar. Gambar 2-8 menunjukkan skematik
rangkaian LED tanpa dan dengan resistor.

(a) LED tanpa pembatas arus (b) Resistor sebagai pembatas arus

1.6 Gambar 2-8 Rangkaian Pembatas Arus

Dari spesifikasi LED 5mm standar diketahui bahwa arus maksimum yang diperbolehkan adalah 20 mA. Oleh
karenanya, untuk mengamankan rangkaian ini, maka ditambahkan suatu resistor dimana harga resistor
dihitung dari:

• Tentukan arus yang masih aman melalui rangkaian, namun cukup untuk menyalakan LED. Dalam hal
ini, karena rating arus LED hanya 20mA, maka untuk kemanan diambil arus hanya 10 mA.
• Dengan asumsi bahwa hambatan dalam LED maupun sumber tegangan sangat kecil, maka arus yang
mengalir pada rangkaian adalah:
𝑉1
𝐼=
𝑅1
• Dari persamaan itu, harga R bisa dihitung sekitar 330 Ohm. Harga resistor di pasaran yang terdekat
adalah 330 ohm, 470 ohm, atau 560 ohm. Dalam hal ini dapat dipilih 330 atau 470 ohm karena masih
aman, dan akan membuat nyala LED lebih terang.

(a) Tanpa pembagi tegangan (b) Dengan pembagi tegangan

1.7 Gambar 2-9 Rangkaian Pembagi Tegangan

TF2106/Modul-2/17
Kemudian misalkan ESP32 akan digunakan untuk memberikan masukan ke Rangkaian X yang memiliki rentang
tegangan 0-3,3V (Gambar 2-9). Untuk memberi masukan yang tepat ke Rangkaian X, maka bisa dipasang 2
resistor sebagai pembagi tegangan.

Asumsikan bahwa tahanan dalam Rangkaian X adalah sangat besar. Dengan demikian berlaku hubungan:

𝑅2
𝑉2 = 𝑉
𝑅1 + 𝑅2 1
Terlihat bahwa fungsi R1 dan R2 di sini adalah membagi tegangan V1 menjadi tegangan V2 yang lebih kecil
secara proposional.

2.4.9 PENGGUNAAN MULTIMETER


Multimeter adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur berbagai besaran listrik, seperti tegangan, arus,
dan tahanan. Jika tersedia, lebih baik gunakan alat ini daripada AVO pada kit EScope.

Untuk mengukur tahanan, caranya adalah:

• Resistor/tahanan harus terlepas dari rangkaian.


• Pindah saklar mode ke mode pengukuran tahanan.
• Hubungkan kaki resistor ke kedua probe multimeter (Gambar 2-10). Perhatikan, JANGAN memegang
kedua probe dengan tangan sehingga badan anda parallel dengan resistor, sebab akan mempengaruhi
bacaan.

1.8 Gambar 2-10 Mengukur tahanan

Untuk mengukur tegangan, caranya adalah:

• Siapkan multimeter di mode mengukur tegangan. JANGAN sampai masih di mode mengukur tahanan,
karena dapat merusak multimeter.
• Koneksikan probe hitam dan merah antara dua titik yang ingin diukur beda tegangannya (Gambar 2-11).
Probe hitam harus di titik yang lebih negatif (tingkat tegangan yang lebih rendah).

TF2106/Modul-2/18
1.9 Gambar 2-11 Mengukur tegangan

Untuk mengukur arus, caranya adalah:

• Siapkan multimeter di mode mengukur arus.


• Putus jalur yang akan diukur arusnya, karena multimeter akan dipasang secara seri di situ (Gambar 2-
12).
• Koneksikan probe hitam dan merah antara dua titik yang ingin diukur beda tegangannya. Probe hitam
harus di titik yang lebih negatif (tingkat tegangan yang lebih rendah).

1.10 Gambar 2-12 Mengukur arus

TF2106/Modul-2/19
2.5 TUGAS AWAL

1. Sayangi EScope ESP32 Anda. Dalam praktikum ini, pin yang perlu Anda koneksikan hanya 6 (GND,
3,3V, AO0, DI0, DI1, dan VI-).
Jelaskan, apakah hal-hal ini berbahaya dan dapat merusak ESP32:
a. Menghubungkan pin 3,3V ke GND
b. Menghubungkan luaran AO0 langsung ke ground
c. Menghubungkan luaran AO0 langsung ke input DI0 atau DI1
d. Mengkoneksikan pin 3,3V langsung ke input DI0 atau DI1

2. Pada saat praktikum, Anda akan menguji rangkaian pembagi tegangan sebagai berikut. Sebelum
dirangkai, tahanan R1 sudah diukur dengan ohmmeter sehingga harganya diketahui dengan pasti.
Sementara itu harga R2 tak diketahui. Tegangan V1 dan V2 diketahui juga dari pengukuran.

a. Turunkan rumus menghitung arus yang melalui R1 dan R2.


b. Turunkan rumus untuk menghitung harga R2.

2.6 PRAKTIKUM
Sebagai tahap awal, lakukan pemrograman EScope sesuai panduan teknis sampai berhasil. Setelah lakukan
praktikum sesuai tahap-tahap berikut. Pada setiap tahap, ambil data dan olah untuk membuat laporan.

2.6.2 Pengukuran Tegangan


Setelah diprogram. EScope siap untuk mengukur tegangan. Siapkan tabel pengukuran berikut untuk mencatat
percobaan

No Perlakuan GND +5V (Vss) +3.3V (Vcc)


A Supply USB
B Supply Eksternal

TF2106/Modul-2/20
Kabel VI-
Ukur Tegangan

Daya
Mode 45
USB

Langkah percobaan A:
1. Pastikan penggunaan EScope di mode 45 (jumper di posisi 1-2)
2. Siapkan kabel probe (male-male) pada VI-.
3. Berikan ESP32 daya dari USB (ke komputer).
4. Koneksikan VI- ke GND (breadboard kiri/kanan). Baca tegangan yang terukur
5. Pindah koneksikan VI- ke +5V (breadboard kanan). Baca tegangan yang terukur
6. Pindah koneksikan VI- ke +3.3V (breadboard kiri). Baca tegangan yang terukur

Selanjutnya untuk perlakuan B:


7. Lepas kabel USB dari ESP32 (akan mati)
8. Pakailah charger external dan kabel USB-DC yang disediakan untuk mencatu daya kit.
9. Lakukan pengukuran seperti langkah 3-5

2.6.3 Pengukuran Arus, Daya, dan Tahanan


Pada percobaan ini akan dilakukan pengukuran arus, daya, dan tahanan; dengan menggunakan resistor sebagai
beban. Selain itu, ingin dibuktikan hipotesa bahwa :

• Jika pengukuran baik, maka untuk semua nilai beban (resistor) akan berlaku hubungan P=VI maupun
R=V/I.

TF2106/Modul-2/21
Skema pengukuran umum adalah sebagai berikut:

V
P = VI
I

VI- R = V/I
(21) Beban A GND

Beban B
RA, RB, RC : 3 resistor dgn nilai beda;
Beban C

Kabel VI-
Ukur V,I,P,R

Kutub
Ke GND

Mode 12

Sebagai persiapan, siapkan tabel berikut:

No Resistor R teori V (mV) I (mA) P (mW) R (Ohm)


1 A
2 B
3 C
5 A|B
6 A|B|C
7 A+B
8 A+B+C

Lakukan langkah-langkah percobaan sbb:

1. Ambil 3 buah resistor dengan harga berbeda. Bacalah cincin mereka untuk mengetahui nilainya, lalu
urutkan dari nilai terendah ke terbesar. Masukkan nilai tersebut ke Tabel. Hitung juga nilai resistor
dalam konfigurasi parallel (A|B; A|B|C) maupun serial (A+B; A+B+C).
2. Cabut daya dari kit EScope; ubah jumper penggunaan ke mode 12.
3. Pasang semua resistor pada breadboard, satu kutub ke ground, kutub lain tak terkoneksi.

TF2106/Modul-2/22
4. Koneksikan kabel VI- ke salah satu resistor (A). Baca hasil pengukuran V, I, P, maupun R pada EScope
dan catat ke tabel (Gunakan tombol 1/3 untuk menggeser tampilan bacaan). Lakukan juga untuk
resistor lainnya (B; C).
5. Modifikasi koneksi resistor hingga membentuk rangkaian paralel (A|B), lalu lakukan pengukuran V,I,P
maupun R. Ulangi untuk konfigurasi parallel (A|B|C).
6. Ubah koneksi resistor sehingga dapat menjadi seri (A+B), lalu ukur V.I.P dan R. Ulangi untuk konfigurasi
parallel (A+B+C).

Akan didapat data-data yang dapat anda gunakan untuk membuktikan hipotesa. Sementara itu, simpan ketiga
resistor baik-baik karena akan dipakai pada percobaan selanjutnya.

2.6.4 Kalibrasi EScope


Pada EScope, digunakan DAC 12 bit yang menurus spesifikasi dari pabriknya, output (digital) tidak linier terhadap
input (tegangan). Oleh karena itu perlu dilakukan suatu kalibrasi, sehingga nantinya bisa dilakukan kompensasi
untuk memperoleh hasil pengukuran yang benar. Kalibrasi pada EScope bisa dilakukan secara otomatis dengan
memanfaatkan INA219 sebagai alat ukur standarnya. Skema koneksi adalah sebagai berikut:

DI0 DI1
(V1) (V2)

VI-
AO0
(45)

A0 mengeluarkan tegangan 0-3.3 V sebanyak 256 tahap


DI0 dan DI1 mengukur tegangan, luaran digital (0-4095)
VI- mengukur tegangan dalam mV, dijadikan acuan

AO0 – DI0, DI1, VI-

Mode 45

Langkah kalibrasi adalah:

1. Atur penggunaan pada mode 45 (jumper ke pin 4-5). PENTING !


2. Pasang kabel dari AO0, DI0, DI1 maupun VI-, sambungkan ke salah satu kolom di breadboard.
3. Dari Arduino IDE, luncurkan Serial Monitor.
4. Lakukan kalibrasi, beri perintah : CA
5. Akan muncul tabel hasil kalibrasi. Salinlah ke spreadsheet dan buat grafiknya.
6. Selanjutnya lakukan pengujian hasil kalibrasi, beri perintah : CT
7. Akan muncul tabel hasil pengukuran yang sudah terkalibrasi. Salinlah ke spreadsheet dan buat grafiknya.

TF2106/Modul-2/23
Contoh hasil kalibrasi :

Contoh hasil uji kalibrasi

Dari hasil kalibrasi itu amati adanya daerah deadzone di awal maupun akhir (dimana harga output tidak berubah
/ aneh terhadap input). Catat harga tersebut dan JANGAN operasikan sistem pada harga input tersebut.
Misalkan nanti untuk percobaan DC-Sweep dengan perintah:

DC [VA] [VB]

Maka VA harus lebih dari deadzone bawah, dan VB kurang dari deadzone atas.

Hasil kalibrasi ini akan tersimpan secara tetap di EEPROM ESP32 (tidak akan hilang walau dimatikan). Untuk
nantinya melihat kembali hasil kalibrasi, berikan perintah:

..

TF2106/Modul-2/24
2.6.5 Pengukuran Operating Point
EScope dengan mode Operating Point (OP) memungkinkan kita mengukur kondisi yang sama berkali-kali. Dalam
hal ini EScope memungkinkan kita mengatur :

• Banyaknya sampel per data (yang akan dirata-rata sebelum dilaporkan jadi data)
• Banyaknya data (yang dilaporkan)

Pada percobaan ini, pengukuran OP tersebut akan dipakai untuk membuktikan hipotesa:

• Makin banyak sampel maka makin tinggi ketelitian


• Nilai resistor sesungguhnya tidak selalu sama dengan nilai yang ditunjukkan cincinnya, bervariasi dalam
batas toleransinya.

Untuk itu dipakai skema percobaan sebagai berikut:

DI0 DI1
(V1) (V2)

AO0 Resistor 1 Resistor A GND

RA, RB, RC : 3 resistor dgn nilai sama; Resistor B


perhatikan toleransinya
R1 : resistor yang nilainya sedikit lebih kecil Resistor C
dari percobaan sebelumnya

Pengukuran OP : V1 dan V2 diukur 20 kali untuk masing-masing Resistor

TF2106/Modul-2/25
Untuk mencatat data percobaan, siapkan spreadsheet (7 tab) dengan tabel berikut:

Resistor A
NS 1
No OP V1 V2
1
2

20
Rata-Rata =AVERAGE(…) =AVERAGE(…)
Deviasi = STDEV(…) = STDEV(…)

Langkah-langkah percobaan adalah sebagai berikut:

1. Ambil 3 resistor A,B,C dengan nilai yang sama.


2. Dari percobaan 3 sebelumnya, ambil resistor 1 dengan nilai yang sedikit lebih kecil daripada resistor
A,B,C. Catat nilai sebenarnya dari hasil pengukuran.
3. Rangkailah konfigurasi pembagi tegangan antara AO0 - R1 – RA - GND
4. Koneksikan DI0 dan DI1 ke titik pengukuran sesuai skema
5. Pada Arduino IDE, luncurkan serial monitor

Untuk perlakuan A, kita akan melakukan pengukuran OP dengan berbagai nilai sampel (1, 5, 10, 20, 40).

6. Atur setting:
.TS 500
.TD 500
.ND 20
.NS 1
7. Perintahkan : OP 3000
8. Akan muncul .ND data pengukuran , salin ke speadsheet ke tab sendiri.
9. Pada spreadsheet, kalkulasi rata-rata dan standard deviasi seluruh data.
10. Ulangi langkah 7-9, dengan .NS naikkan jadi 5, 10, 15, 20, 40

Dengan demikian akan didapat 6 data pengukuran yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesa pertama.
Cobalah menentukan harga NS minimal dimana ketelitian sudah cukup baik.

TF2106/Modul-2/26
Untuk perlakuan B, kita akan melakukan pengukuran OP pada ketiga resistor. Dalam hal ini kita sudah mengukur
resistor A, sehingga lanjutkan saja dengan resistor B dan C.

11. Putus koneksi R1-RA, pindahkan ke R1-RB


12. Perintahkan : OP 3000
13. Muncul data, salin ke spreadsheet
14. Pada spreadsheet, kalkulasi rata-rata dan standard deviasi seluruh data.
15. Ulangi Langkah 12-15 untuk resistor RC.

Akan didapat tiga data pengukuran OP untuk RA,RB,RC. Menggunakan informasi V2, V1 dan R1, hitunglah nilai
masing-masing resistor. Apakah ketiganya masih dalam rentang toleransi ?

2.6.6 Pengukuran DC-Sweep


Pengukuran DC-Sweep sangat berguna untuk mendapatkan hubungan masukan-keluaran pada rentang tertentu.
Kali ini kita akan membuktikan hipotesa:

• Pada pembagi tegangan berlaku V2 = R2 / (R1+R2) V1

Rangkaian adalah sebagai berikut:

DI0 DI1
(V1) (V2)

AO0 Resistor 1 Resistor 2A GND

R1, R2A, R2B : 3 resistor dgn nilai beda Resistor 2B


(dari percobaan sebelumnya)

Pengukuran DC : AO0 berubah pada rentang tertentu


V1 dan V2 diukur 100 kali untuk masing-masing Resistor

Untuk mencatat data percobaan, siapkan spreadsheet (7 tab) dengan tabel berikut:

R1 … Gain teori = R2/(R1+R2)


R2 …
No OP V1 V2
1
2

100

Langkah-langkah percobaan adalah sebagai berikut:

1. Ambil 3 resistor R1, R2A dan R2B dengan nilai berbeda (dari percobaan pengukuran tahanan)
2. Rangkailah konfigurasi pembagi tegangan antara AO0 - R1 – R2A - GND
3. Koneksikan DI0 dan DI1 ke titik pengukuran sesuai skema
4. Pada Arduino IDE, luncurkan serial monitor
5. Atur setting (gunakan NS sesuai kesimpulan anda di percobaan sebelumnya):
.TS 500
.TD 50
.ND 100
.NS ??

TF2106/Modul-2/27
6. Lihat kembali data deadzone hasil kalibrasi anda, tentukan rentang VA dan VB, lalu perintahkan :
DC [VA] [VB]
7. Akan muncul .ND data pengukuran , salin ke speadsheet ke tab sendiri.
8. Ulangi langkah 2-7 untuk rangkaian AO0 – R1 – R2B – GND

Pada spreadsheet, untuk masing-masing konfigurasi buatlah grafik output (V2) terhadap input (V1). Kemudian
buatlah keluarkan trendline sehingga didapat persamaan liniernya. Dalam hal ini trend merupakan gain.

Berikut ini contoh tampilan pengerjaan analisis data di excel. Perhatikan bahwa hasil percobaan A dan B
disatukan pada satu grafik, sehingga langsung terlihat beda gainnya. Nampak juga bahwa pada grafik masih ada
data deadzone yang ikut terbawa, padahal seharusnya itu dikeluarkan.

2.7 TUGAS & LAPORAN

Kerjakan tugas dan laporan sesuai petunjuk asisten. Dalam melakukan analisis, coba arahkan untuk dapat
menyimpulkan:

1. Dari data percobaan pengukuran tegangan, ulas dan bandingkan kondisi antara memakai catu daya
USB dari komputer, dan catu daya eksternal.

2. Dari percobaan pengukuran arus, daya, dan tahanan lakukan analisis:


a. Apakah memang terlihat hubungan P=VI untuk semua beban ?
b. Apakah memang terlihat hubungan R=V/I untuk semua beban ?

Amati apakah kualitas pengukuran tak tergantung nilai beban. Berikan alasan jika ada yang meleset.

3. Dari data kalibrasi dan pengujian kalibrasi, buatlah grafik input / outputnya (VI- terhadap D1/D2 dan
V1/V2).
a. Amati dimana rentang linear pengukuran ADC (D1/D2).
b. Amati apakah luaran terkalibrasi (V1/V2) linier dan sesuai dengan hasil pengukuran VI- ?
c. Simpulkan apakah dengan kalibrasi ini EScope cukup baik untuk pengukuran ?

TF2106/Modul-2/28
4. Dari percobaan pengukuran OP, buktikan apakah kedua hipotesa memang berlaku. Simpulkan berapa
NS yang sudah cukup baik untuk suatu pengukuran.

5. Dari percobaan DC, buktikan apakah hipotesa berlaku. Berikan saran-saran agar proses uji DC ini akan
mendapat hasil yang baik.

2.8 PUSTAKA
Hukum-Hukum Dasar Elektronika:

• https://www.electronics-tutorials.ws/dccircuits/dcp_1.html
• https://www.electronics-tutorials.ws/dccircuits/dcp_2.html
• https://www.electronics-tutorials.ws/dccircuits/dcp_3.html

Petunjuk Excel membuat trendline


• https://www.excel-easy.com/examples/trendline.html

TF2106/Modul-2/29

Anda mungkin juga menyukai