2 INSTRUMENTASI ELEKTRONIK
Dalam hal ini, alat/instrumen listrik yang umum tersedia adalah Voltmeter (pengukur tegangan). Besaran listrik
lain seperti arus dan tahanan harus diturunkan dari hasil pengukuran tersebut, menggunakan hukum-hukum
listrik seperti hukum Ohm maupun Kirchhoff.
2.2 KOMPETENSI
• Mengenali fungsi instrument penghasil tegangan, multi-meter, generator sinyal, dan osiloskop.
• Menggunakan kit ESP32 sebagai instrument elektronik.
• Menyusun rangkaian pembatas arus dan pembagi tegangan pada breadboard
• Mengukur tegangan
• Mengukur arus
• Mengukur hambatan
TF2106/Modul-2/1
2.3 ALAT & BAHAN
4 Komponen Resistor 2
6 Breadboard 1
𝑛
Hukum Tegangan Kirchoff pada suatu loop
∑ 𝑉𝑘 = 0
𝑘=1
Pengukuran kondisi tunak dilakukan dengan memberi masukan konstan pada rangkaian, dan setelah beberapa
saat, diukur luarannya. Pengukuran diulang beberapa kali untuk berbagai nilai masukan. Dengan demikian, akan
diperoleh grafik luaran (berupa tegangan) terhadap masukan (tegangan).
Dalam simulasi EAGLE, pengukuran kondisi tunak ini disimulasikan dengan mode OP (Operating Point).
Sementara itu EAGLE juga menyediakan mode DC Sweep yang seolah-olah melakukan uji kondisi tunak tersebut
untuk rentang masukan tertentu. Dalam dunia nyata, DC Sweep ini dapat dilakukan dengan alat ukur canggih
yang sanggup menaikkan tegangan dan mengukurnya satu persatu secara otomatis.
TF2106/Modul-2/2
Output
(V)
Input (V)
Sementara itu, dalam pengukuran transien digunakan pembangkit sinyal sebagai masukan ke rangkaian, dan
osiloskop untuk mengamati luarannya. Generator sinyal adalah alat yang dapat menghasilkan gelombang
dengan:
Sebaliknya, osiloskop adalah alat ukur yang dapat mengukur gelombang sehingga dapat diketahui bentuk,
frekuensi, maupun amplitudonya.
Pada pengukuran transien, yang digunakan adalah gelombang kotak. Dengan demikian, pada osiloskop akan
dapat diamati besarnya luaran (tegangan) terhadap waktu (detik). Sementara itu dalam simulasi SPICE,
pengukuran transien ini dilakukan pada mode transient, dengan memilih bentuk sinyal pulse.
Output
(V )
Waktu (s)
TF2106/Modul-2/3
2.4.3 ESCOPE BERBASIS ESP32 UNTUK PENGUJIAN ELEKTRONIKA
ESP32 adalah suatu mikroprosesor yang saat ini sangat popular, karena menyediakan berbagai fitur untuk antarmuka
ke rangkaian elektronika, mudah diprogram, memiliki kemampuan komunikasi nirkabel (Wi-Fi dan Bluetooth), dan
relatif murah. Untuk keperluan praktikum ini, ESP32 tersebut dilengkapi dengan modul sensor arus INA219 sehingga
dapat melakukan pengukuran arus dan tegangan rangkaian dengan spesifikasi sebagai berikut:
Secara umum, pengujian rangkaian elektronika dengan EScope ESP32 ditunjukkan pada Gambar 2-3 di atas. Pada
umumnya, koneksi yang terjadi pada rangkaian instrumentasi elektronika menggunakan EScope adalah sebagai
berikut:
• EScope terhubung dengan suatu komputer/laptop yang telah diinstall Arduino IDE melalui kabel
micro-USB type B sebagai jalur komunikasi data dan daya (hingga 0,5-0,9 A).
• EScope melalui pin AO0 dihubungkan ke input rangkaian elektronika yang dirangkai pada breadboard
untuk memberikan sinyal masukan.
• Output rangkaian dihubungkan ke EScope melalui pin DI0 dan/atau DI1 agar dapat diukur.
• Pin VI- pada EScope digunakan untuk mengukur tegangan, arus, atau hambatan layaknya mengukur
menggunakan multimeter.
• Jack power supply dihubungkan dengan catu daya (adapter/charger HP dengan spesifikasi 5V dan 1-2
A) melalui kabel daya 2,1mmx5,5mm untuk pengujian rangkaian aktif.
Gambar 2-4 di bawah ini menunjukkan contoh tampilan data pada Serial Monitor dan Serial Plotter ketika
menjalankan program instrumentasi elektronika menggunakan EScope ESP32.
TF2106/Modul-2/4
1.4 Gambar 2-4 Tampilan Serial Monitor (kiri) dan Serial Plotter (kanan) dalam pengukuran dengan EScope
Agar board ESP32 dapat terdeteksi pada perangkat lunak Arduino IDE dan Anda dapat mengupload program
EScope ke ESP32 melalui Arduino IDE, lakukan langkah-langkah berikut ini:
2. Setelah file instalasi diunduh, install perangkat lunak tersebut di komputer atau laptop Anda.
Board ESP32 dan beberapa library yang diperlukan agar perangkat lunak EScope dapat diprogram pada
EScope Anda, belum tersedia pada setting default. Oleh karenanya, Anda perlu menginstall board
tambahan dan library tersebut.
3. Untuk menambahkan board ESP32, buka menu File dan pilih submenu Preferences.
TF2106/Modul-2/5
4. Pastikan jendela Preferences muncul. Kemudian ketikkan/copy-paste alamat URL berikut ini pada
kolom Additional Boards Manager URLs:
https://dl.espressif.com/dl/package_esp32_index.json
TF2106/Modul-2/6
5. Buka menu Tools, kemudian pilih submenu Boards>Boards Manager.
Setelah jendela Boards Manager muncul, ketikkan ‘esp’ pada kolom pencarian di jendela Boards
Manager.
Setelah muncul pilihan ‘esp32’, klik Install. Proses instalasi board ESP32 ini membutuhkan koneksi
internet. Apabila instalasi selesai, tutup jendela Boards Manager.
6. Buka kembali menu Tools > Board. Jika instalasi berhasil, maka akan muncul pilihan board ESP32
Arduino.
TF2106/Modul-2/7
Scroll pilihan board ke bawah hingga menemukan board DOIT ESP32 DEVKIT V1, kemudian pilih board
tersebut. Jika berhasil, maka tampilan di bawah Tools akan menjadi seperti ini:
Anda tidak perlu mengubah-ubah ‘Upload Speed’, ‘Flash Frequency’, atau ‘Core Debug Level’.
7. Langkah berikutnya adalah memilih port sesuai dengan port USB di mana Anda menghubungkan EScope
ke komputer/laptop Anda menggunakan kabel micro-USB type B. Pada menu Tools, pilih submenu Port.
TF2106/Modul-2/8
Jika Anda menemukan lebih dari satu pilihan COM atau Anda tidak yakin apakah COM tersebut yang
terhubung dengan EScope, maka kita perlu mencaritahunya dari Device Manager sistem operasi Anda.
Pada sistem operasi Windows, buka Device Manager dengan mengetik ‘device manager’ ketika
menekan tombol Win/Start. Alternatif lain bisa membukanya dari Control Panel.
TF2106/Modul-2/9
Pada jendela Device Manager, expand Ports (COM & LPT). Temukan Port yang terasosiasi dengan
‘Silicon Labs CP210x USB to UART Bridge’. Sebagai contoh, pada gambar di bawah ini, Port yang
terhubung dengan EScope adalah COM3.
Kembali ke Arduino IDE, pilihlah port COM sesuai dengan petunjuk yang diperoleh dari Device Manager.
PERHATIAN: Jika komputer/laptop Anda memiliki lebih dari 1 port USB, kemudian Anda memindahkan
koneksi EScope dari satu port USB ke port USB lainnya, maka Port COM-nya juga akan berubah. Silakan
cek kembali di Device Manager untuk mengetahui port COM berapa ketika Anda memindah-mindahkan
koneksi EScope pada port USB yang berbeda.
8. Jika keseluruhan langkah 1-7 di atas telah selesai, maka Anda bisa mengecek pada bagian bawah jendela
Arduino IDE utama terkait jenis board dan port COM yang Anda pilih.
TF2106/Modul-2/10
9. Langkah berikutnya adalah memastikan Library yang diperlukan agar program EScope ini dapat bekerja
dengan baik, telah ada di folder Libraries instalasi Arduino di komputer/laptop Anda. Unduh Library
pada tautan berikut ini:
https://teams.microsoft.com/_#/school/files/General?threadId=19%3Ad3FCmrLPGmLzaPeNPpJtqBw
n79eM8wdZ7Cbvagqov5I1%40thread.tacv2&ctx=channel&context=Library&rootfolder=%252Fsites%2
52FSection_KTF2106190120211%252FShared%2520Documents%252FGeneral%252FLibrary
Setelah diunduh, ekstrak file Zip tersebut. Kemudian folder yang terekstrak, copy/cut-paste ke folder
Libraries Arduino di tempat dokumen Arduino IDE tersimpan. Sebagai contoh:
C:\Users\PC_NAME\Documents\Arduino\libraries
Alternatif lainnya, Anda dapat membuka menu Tools > Manage Libraries.
Pada jendela Manage Libraries, ketikkan keyword library yang ingin diinstall pada kolom pencarian.
Sebagai contoh Anda ingin menginstall library INA219, maka ketikkan keywords ‘ina219’ untuk
memfilter pilihan library yang ada.
Jika sudah menemukan library yang diinginkan, maka klik ‘Install’. Proses instalasi memerlukan koneksi
internet.
TF2106/Modul-2/11
10. Langkah berikutnya adalah memprogram ESP32 dengan program EScope. Source code program EScope
ini telah dibuat, sehingga praktikan tinggal menguploadnya ke ESP32 melalui Arduino IDE. Setelah
memastikan board, port COM, dan library lengkap, buka file .ino pada Arduino IDE. Untuk memprogram
ESP32 dengan program EScope ini, pilih ikon Upload pada Arduino IDE.
TF2106/Modul-2/12
Proses upload program secara otomatis dimulai dengan meng-compile source code terlebih dahulu
(Compiling sketch…).
Kemudian dilanjutkan dengan meng-upload source code. Jika berhasil, akan muncul message Done
uploading.
Selanjutnya apabila program EScope telah berhasil diupload ke ESP32, langkah-langkah umum mengoperasikan
EScope adalah sebagai berikut:
Periode Sampel .TS [us] us : waktu (500-5000) Periode per sampel dalam micro-seconds
Periode Data .TD [us] us : waktu (1-30000) Periode per data dalam mili-seconds
Periode Aksi .TA [us] us : waktu (3000-30000) Periode per aksi dalam mili-seconds
Signal Noise .SN [mV] mv : amplitude (1-1000) Noise akan ditambahkan ke AO
Melihat setting . Setting akan ditampilkan
TF2106/Modul-2/13
Tabel 2- 2 Perintah yang dapat dikirimkan pada EScope pada Modul 2.
Tabel 2-3 Jenis pin, kegunaan dan koneksinya yang digunakan pada Modul 2.
AO0 Analog Ouput Untuk mengirim sinyal ke rangkaian Ke kaki input rangkaian
TF2106/Modul-2/14
1.5 Gambar 2-5 Bentuk fisik EScope ESP32.
TF2106/Modul-2/15
2.4.5 KOMPONEN RESISTOR
Resistor adalah komponen untuk memberi hambatan
pada suatu jalur listrik. Nilai suatu resistor dinyatakan
dicantumkan pada komponen tersebut dengan kode
cincin (Gambar 2-7). Kode ini menyatakan nilai resistor
dalam Ohm, dan toleransi kesalahannya dalam %. Dalam
hal ini, perhatikan juga bahwa nilai resistor di pasaran
adalah kelipatan 10 dari harga tertentu (Lihat tabel).
TF2106/Modul-2/16
2.4.6 RANGKAIAN PEMBATAS ARUS DAN PEMBAGI TEGANGAN
Misalkan ESP32 akan dipakai untuk menyalakan suatu LED (Light Emitting Diode). Jika LED langsung dipasang ke
pin AO0, dimana pin tersebut mengeluarkan 3,3 Volt, maka pin AO0 atau LED akan rusak karena hambatan
dalam LED sangat kecil, sehingga arus yang melaluinya akan sangat besar. Gambar 2-8 menunjukkan skematik
rangkaian LED tanpa dan dengan resistor.
(a) LED tanpa pembatas arus (b) Resistor sebagai pembatas arus
Dari spesifikasi LED 5mm standar diketahui bahwa arus maksimum yang diperbolehkan adalah 20 mA. Oleh
karenanya, untuk mengamankan rangkaian ini, maka ditambahkan suatu resistor dimana harga resistor
dihitung dari:
• Tentukan arus yang masih aman melalui rangkaian, namun cukup untuk menyalakan LED. Dalam hal
ini, karena rating arus LED hanya 20mA, maka untuk kemanan diambil arus hanya 10 mA.
• Dengan asumsi bahwa hambatan dalam LED maupun sumber tegangan sangat kecil, maka arus yang
mengalir pada rangkaian adalah:
𝑉1
𝐼=
𝑅1
• Dari persamaan itu, harga R bisa dihitung sekitar 330 Ohm. Harga resistor di pasaran yang terdekat
adalah 330 ohm, 470 ohm, atau 560 ohm. Dalam hal ini dapat dipilih 330 atau 470 ohm karena masih
aman, dan akan membuat nyala LED lebih terang.
TF2106/Modul-2/17
Kemudian misalkan ESP32 akan digunakan untuk memberikan masukan ke Rangkaian X yang memiliki rentang
tegangan 0-3,3V (Gambar 2-9). Untuk memberi masukan yang tepat ke Rangkaian X, maka bisa dipasang 2
resistor sebagai pembagi tegangan.
Asumsikan bahwa tahanan dalam Rangkaian X adalah sangat besar. Dengan demikian berlaku hubungan:
𝑅2
𝑉2 = 𝑉
𝑅1 + 𝑅2 1
Terlihat bahwa fungsi R1 dan R2 di sini adalah membagi tegangan V1 menjadi tegangan V2 yang lebih kecil
secara proposional.
• Siapkan multimeter di mode mengukur tegangan. JANGAN sampai masih di mode mengukur tahanan,
karena dapat merusak multimeter.
• Koneksikan probe hitam dan merah antara dua titik yang ingin diukur beda tegangannya (Gambar 2-11).
Probe hitam harus di titik yang lebih negatif (tingkat tegangan yang lebih rendah).
TF2106/Modul-2/18
1.9 Gambar 2-11 Mengukur tegangan
TF2106/Modul-2/19
2.5 TUGAS AWAL
1. Sayangi EScope ESP32 Anda. Dalam praktikum ini, pin yang perlu Anda koneksikan hanya 6 (GND,
3,3V, AO0, DI0, DI1, dan VI-).
Jelaskan, apakah hal-hal ini berbahaya dan dapat merusak ESP32:
a. Menghubungkan pin 3,3V ke GND
b. Menghubungkan luaran AO0 langsung ke ground
c. Menghubungkan luaran AO0 langsung ke input DI0 atau DI1
d. Mengkoneksikan pin 3,3V langsung ke input DI0 atau DI1
2. Pada saat praktikum, Anda akan menguji rangkaian pembagi tegangan sebagai berikut. Sebelum
dirangkai, tahanan R1 sudah diukur dengan ohmmeter sehingga harganya diketahui dengan pasti.
Sementara itu harga R2 tak diketahui. Tegangan V1 dan V2 diketahui juga dari pengukuran.
2.6 PRAKTIKUM
Sebagai tahap awal, lakukan pemrograman EScope sesuai panduan teknis sampai berhasil. Setelah lakukan
praktikum sesuai tahap-tahap berikut. Pada setiap tahap, ambil data dan olah untuk membuat laporan.
TF2106/Modul-2/20
Kabel VI-
Ukur Tegangan
Daya
Mode 45
USB
Langkah percobaan A:
1. Pastikan penggunaan EScope di mode 45 (jumper di posisi 1-2)
2. Siapkan kabel probe (male-male) pada VI-.
3. Berikan ESP32 daya dari USB (ke komputer).
4. Koneksikan VI- ke GND (breadboard kiri/kanan). Baca tegangan yang terukur
5. Pindah koneksikan VI- ke +5V (breadboard kanan). Baca tegangan yang terukur
6. Pindah koneksikan VI- ke +3.3V (breadboard kiri). Baca tegangan yang terukur
• Jika pengukuran baik, maka untuk semua nilai beban (resistor) akan berlaku hubungan P=VI maupun
R=V/I.
TF2106/Modul-2/21
Skema pengukuran umum adalah sebagai berikut:
V
P = VI
I
VI- R = V/I
(21) Beban A GND
Beban B
RA, RB, RC : 3 resistor dgn nilai beda;
Beban C
Kabel VI-
Ukur V,I,P,R
Kutub
Ke GND
Mode 12
1. Ambil 3 buah resistor dengan harga berbeda. Bacalah cincin mereka untuk mengetahui nilainya, lalu
urutkan dari nilai terendah ke terbesar. Masukkan nilai tersebut ke Tabel. Hitung juga nilai resistor
dalam konfigurasi parallel (A|B; A|B|C) maupun serial (A+B; A+B+C).
2. Cabut daya dari kit EScope; ubah jumper penggunaan ke mode 12.
3. Pasang semua resistor pada breadboard, satu kutub ke ground, kutub lain tak terkoneksi.
TF2106/Modul-2/22
4. Koneksikan kabel VI- ke salah satu resistor (A). Baca hasil pengukuran V, I, P, maupun R pada EScope
dan catat ke tabel (Gunakan tombol 1/3 untuk menggeser tampilan bacaan). Lakukan juga untuk
resistor lainnya (B; C).
5. Modifikasi koneksi resistor hingga membentuk rangkaian paralel (A|B), lalu lakukan pengukuran V,I,P
maupun R. Ulangi untuk konfigurasi parallel (A|B|C).
6. Ubah koneksi resistor sehingga dapat menjadi seri (A+B), lalu ukur V.I.P dan R. Ulangi untuk konfigurasi
parallel (A+B+C).
Akan didapat data-data yang dapat anda gunakan untuk membuktikan hipotesa. Sementara itu, simpan ketiga
resistor baik-baik karena akan dipakai pada percobaan selanjutnya.
DI0 DI1
(V1) (V2)
VI-
AO0
(45)
Mode 45
TF2106/Modul-2/23
Contoh hasil kalibrasi :
Dari hasil kalibrasi itu amati adanya daerah deadzone di awal maupun akhir (dimana harga output tidak berubah
/ aneh terhadap input). Catat harga tersebut dan JANGAN operasikan sistem pada harga input tersebut.
Misalkan nanti untuk percobaan DC-Sweep dengan perintah:
DC [VA] [VB]
Maka VA harus lebih dari deadzone bawah, dan VB kurang dari deadzone atas.
Hasil kalibrasi ini akan tersimpan secara tetap di EEPROM ESP32 (tidak akan hilang walau dimatikan). Untuk
nantinya melihat kembali hasil kalibrasi, berikan perintah:
..
TF2106/Modul-2/24
2.6.5 Pengukuran Operating Point
EScope dengan mode Operating Point (OP) memungkinkan kita mengukur kondisi yang sama berkali-kali. Dalam
hal ini EScope memungkinkan kita mengatur :
• Banyaknya sampel per data (yang akan dirata-rata sebelum dilaporkan jadi data)
• Banyaknya data (yang dilaporkan)
Pada percobaan ini, pengukuran OP tersebut akan dipakai untuk membuktikan hipotesa:
DI0 DI1
(V1) (V2)
TF2106/Modul-2/25
Untuk mencatat data percobaan, siapkan spreadsheet (7 tab) dengan tabel berikut:
Resistor A
NS 1
No OP V1 V2
1
2
…
20
Rata-Rata =AVERAGE(…) =AVERAGE(…)
Deviasi = STDEV(…) = STDEV(…)
Untuk perlakuan A, kita akan melakukan pengukuran OP dengan berbagai nilai sampel (1, 5, 10, 20, 40).
6. Atur setting:
.TS 500
.TD 500
.ND 20
.NS 1
7. Perintahkan : OP 3000
8. Akan muncul .ND data pengukuran , salin ke speadsheet ke tab sendiri.
9. Pada spreadsheet, kalkulasi rata-rata dan standard deviasi seluruh data.
10. Ulangi langkah 7-9, dengan .NS naikkan jadi 5, 10, 15, 20, 40
Dengan demikian akan didapat 6 data pengukuran yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesa pertama.
Cobalah menentukan harga NS minimal dimana ketelitian sudah cukup baik.
TF2106/Modul-2/26
Untuk perlakuan B, kita akan melakukan pengukuran OP pada ketiga resistor. Dalam hal ini kita sudah mengukur
resistor A, sehingga lanjutkan saja dengan resistor B dan C.
Akan didapat tiga data pengukuran OP untuk RA,RB,RC. Menggunakan informasi V2, V1 dan R1, hitunglah nilai
masing-masing resistor. Apakah ketiganya masih dalam rentang toleransi ?
DI0 DI1
(V1) (V2)
Untuk mencatat data percobaan, siapkan spreadsheet (7 tab) dengan tabel berikut:
1. Ambil 3 resistor R1, R2A dan R2B dengan nilai berbeda (dari percobaan pengukuran tahanan)
2. Rangkailah konfigurasi pembagi tegangan antara AO0 - R1 – R2A - GND
3. Koneksikan DI0 dan DI1 ke titik pengukuran sesuai skema
4. Pada Arduino IDE, luncurkan serial monitor
5. Atur setting (gunakan NS sesuai kesimpulan anda di percobaan sebelumnya):
.TS 500
.TD 50
.ND 100
.NS ??
TF2106/Modul-2/27
6. Lihat kembali data deadzone hasil kalibrasi anda, tentukan rentang VA dan VB, lalu perintahkan :
DC [VA] [VB]
7. Akan muncul .ND data pengukuran , salin ke speadsheet ke tab sendiri.
8. Ulangi langkah 2-7 untuk rangkaian AO0 – R1 – R2B – GND
Pada spreadsheet, untuk masing-masing konfigurasi buatlah grafik output (V2) terhadap input (V1). Kemudian
buatlah keluarkan trendline sehingga didapat persamaan liniernya. Dalam hal ini trend merupakan gain.
Berikut ini contoh tampilan pengerjaan analisis data di excel. Perhatikan bahwa hasil percobaan A dan B
disatukan pada satu grafik, sehingga langsung terlihat beda gainnya. Nampak juga bahwa pada grafik masih ada
data deadzone yang ikut terbawa, padahal seharusnya itu dikeluarkan.
Kerjakan tugas dan laporan sesuai petunjuk asisten. Dalam melakukan analisis, coba arahkan untuk dapat
menyimpulkan:
1. Dari data percobaan pengukuran tegangan, ulas dan bandingkan kondisi antara memakai catu daya
USB dari komputer, dan catu daya eksternal.
Amati apakah kualitas pengukuran tak tergantung nilai beban. Berikan alasan jika ada yang meleset.
3. Dari data kalibrasi dan pengujian kalibrasi, buatlah grafik input / outputnya (VI- terhadap D1/D2 dan
V1/V2).
a. Amati dimana rentang linear pengukuran ADC (D1/D2).
b. Amati apakah luaran terkalibrasi (V1/V2) linier dan sesuai dengan hasil pengukuran VI- ?
c. Simpulkan apakah dengan kalibrasi ini EScope cukup baik untuk pengukuran ?
TF2106/Modul-2/28
4. Dari percobaan pengukuran OP, buktikan apakah kedua hipotesa memang berlaku. Simpulkan berapa
NS yang sudah cukup baik untuk suatu pengukuran.
5. Dari percobaan DC, buktikan apakah hipotesa berlaku. Berikan saran-saran agar proses uji DC ini akan
mendapat hasil yang baik.
2.8 PUSTAKA
Hukum-Hukum Dasar Elektronika:
• https://www.electronics-tutorials.ws/dccircuits/dcp_1.html
• https://www.electronics-tutorials.ws/dccircuits/dcp_2.html
• https://www.electronics-tutorials.ws/dccircuits/dcp_3.html
TF2106/Modul-2/29