Anda di halaman 1dari 58

TF-2103 MEKANIKA TEKNIK

BAB 2
Tegangan (Stress) dan Regangan (Strain) – Beban Aksial
Nugraha, Brian Yuliarto

1
Daftar Isi 2

⚫ Tegangan dan Regangan: Beban Ketidakpastian Statis


Aksial
Tegangan Termal
⚫ Regangan Normal

⚫ Pengujian Tegangan-Regangan
Rasio Poisson

⚫ Diagram Tegangan-Regangan: Hukum Umum Hooke


Material Liat/Ulet(Ductile) Regangan Geser
⚫ Diagram Tegangan- Regangan: Hubungan antara E, n, dan G
Material Rapuh (Brittle)
Konsentrasi Tegangan : Hole
⚫ Hukum Hooke: Modulus
Elastisitas Konsentrasi Tegangan: Fillet
⚫ Sifat Elastis vs Plastis

⚫ Sifat Lelah Material (Fatigue)

⚫ Perubahan Material Karena


Beban Aksial
Tegangan dan Regangan: Beban Aksial 3

⚫ Kesesuaian dari struktur atau mesin untuk suatu


aplikasi tergantung pada deformasi struktur dan
tegangan dari beban. Karenanya analisa statis semata
tidaklah cukup.
⚫ Dengan mempertimbangkan deformasi yang terjadi
pada struktur, memungkinkan kita untuk menentukan
gaya dan reaksi dengan lebih pasti, yang tidak dapat
ditentukan secara statika.
⚫ Penetapan distribusi tegangan pada suatu batang juga
membutuhkan pertimbangan mengenai perubahan
pada batang itu sendiri
⚫ Bab 2 ini akan menitik beratkan pada struktur batang
yang menerima beban aksial.
Regangan Normal 4

P 2P P
= = stress = =
A 2A A
 
= = normal strain =
L L P
=
A
2 
= =
2L L
Pengujian Tegangan-Regangan 5

2-5
Diagram Tegangan-Regangan: Ductile Material 6
Diagram Tegangan-Regangan: Brittle 7
Material

2-7
Hukum Hooke: Modulus Elastisitas 8

⚫ Kondisi Tegangan yang


dihasilkan
 = E
E = Youngs Modulus atau
Modulus of Elasticity

⚫ Kekuatan material
dipengaruhi oleh
komposisi materialnya,
perlakuan panas, dan
proses pembuatannya,
sedangkan kekakuannya
(modulus elastisitasnya)
tidak
Karakteristik Elastis vs Plastis 9

⚫ Elastis : jika tegangan


dihilangkan maka
regangan juga hilang (A-
B).
⚫ Tegangan maksimum
dimana sifat elastis
masih berlaku disebut
sebagai batas elastis
material (B)
⚫ Plastis : jika tegangan kita
hilangkan, tapi regangan
tidak kembali ke nol (C-D)
Sifat Pelemahan Material (Fatigue) 10

⚫ Sifat pelemahan material karena siklus beban yang berulang-


ulang ditunjukkan pada diagram dibawah ini :

Suatu batang dapat patah


meskipun bebannya < batas
bawah tegangan yg diijinkan
jika batang tersebut
mendapat beban bersiklus
terus menerus
Agar batang tidak mengalami
patah karena pelemahan,
maka beban harus < batas
daya tahannya (endurance
limit)
Deformasi material yang mendapat 11
beban aksial
⚫ Gunakanlah Hukum Hooke :
P
 = E = =
E AE
⚫ Berdasarkan definisi regangan :


=
L
⚫ Persamaan dan solusi untuk
perubahan (deformasi),
PL
=
AE
⚫ Dengan variasi beban yang
diberikan, penampang melintang
atau sifat materialnya persamaan
diatas menjadi,

PL
 = i i
i Ai Ei
Contoh 2.01 12

Solusi :
Bagilah batang menjadi
beberapa komponen pada
titik di posisi beban yang
E = 200GPa diberikan.

Tentukanlah Lakukan analisa benda


perubahan batang baja bebas untuk masing-masing
diatas yang menerima komponen untuk
beban seperti tertulis menentukan gaya internal.
diatas Evaluasi jumlah komponen
yang mengalami perubahan.
Contoh 2.01 13

⚫ SOLUSI:
L1 = L2 = 300mm L3 = 400mm
⚫ Bagilah batang menjadi tiga
A1 = A2 = 580mm 2 A3 = 190mm2
bagian:
Lakukan analisa benda bebas
untuk masing-masing
komponen untuk
menentukan gaya internal,

P1 = 240 103 N
P2 = −60 103 N
P3 = 120 103 N
Contoh 2.01 14

⚫ SOLUSI:
L1 = L2 = 300mm L3 = 400mm
⚫ Bagilah batang menjadi tiga
A1 = A2 = 580mm 2 A3 = 190mm2
bagian:
Evaluasi total perubahannya,
PL 1  PL P L P L 
 = i i
=  1 1+ 2 2 + 3 3
i Ai Ei E  A1 A2 A3 

1  ( 240 103 ) (0,3) ( −60 103 ) (0,3) (120 103 ) (0, 4) 


=  + + 
200 109  580 10−6 580 10−6 190 10−6 
= 1,73 10−3 m = 1,73mm

 = 1,73mm
Contoh soal 2.2 15

SOLUSI:
Gunakan analisa benda bebas
pada batang BDE untuk
menentukan gaya yang
menekan pada batang AB dan
⚫ Batang kaku BDE ditopang oleh dua DC.
batang AB dan CD.
Evaluasi perubahan pada
⚫ Batang AB terbuat dari alumunium
(E = 70 GPa) dan memiliki luas batang AB dan DC atau
penampang melintang 500 mm2. perubahan pada B dan D.
Batang CD terbuat dari baja (E = 200
GPa) dengan luas penampang 600 Lakukan analisa geometri untuk
mm2. menentukan perubahan pada
E dengan perubahan yang
⚫ Untuk gaya 30-kN seperti
ditunjukkan pada gambar, tentukan terjadi pada B dan D.
perubahan pada a) di B, b) di D, dan
c) di E.
Contoh soal 2.2 16

⚫ SOLUSI: Perubahan di B:
PL
⚫ Benda bebas: Batang BDE B =
AE
(− 60 103 N )(0.3 m )
=
(50010-6 m2 )(70 109 Pa )
= −514 10− 6 m
 B = 0.514 mm 
MB = 0
Perubahan di D:
0 = −(30 kN  0.6 m ) + FCD  0.2 m PL
D =
FCD = +90 kN tension AE

 MD = 0 (90 103 N )(0.4 m )


0 = −(30 kN  0.4 m ) − FAB  0.2 m
=
(60010-6 m2 )(200109 Pa )
FAB = −60 kN compression = 300 10− 6 m

 D = 0.300 mm 
Contoh soal 2.2 17

⚫ Perubahan di D
BB BH
=
DD HD
0.514 mm (200 mm ) − x
=
0.300 mm x
x = 73.7 mm

EE  HE
=
DD HD
E
=
(400 + 73.7 )mm
0.300 mm 73.7 mm
 E = 1.928 mm

 E = 1.928 mm 
Ketidakpastian Statis 18

⚫ Struktur dimana gaya internal dan reaksi yang


terjadi tidak dapat ditentukan hanya dari
analisa statis saja disebut dengan ketidak
pastian statik (statically indeterminate)

⚫ Ketidakpastian statik : jml penahan > gaya


untuk mempertahankan kesetimbangannya

⚫ Gaya berlebihan digantikan oleh beban yang


harus dicari besarnya dimana beban tersebut
bersama beban yang lainnya harus
menghasilkan perubahan yang sesuai

⚫ Perubahan karena beban aktual dan reaksi


berlebihan ditentukan secara terpisah,
selanjutnya dijumlahkan atau di
superpossisikan

 = L +R = 0
Ketidakpastian Statis 19

⚫ Tentukan reaksi pada A dan B untuk batang


baja dan beban seperti pd gambar,
assumsikan sebelum ada beban keadaan
batang tepat dikedua ujung penyangga.
⚫ SOLUSI:

⚫ Misalkan reaksi di B sbg berlebihan,


lepaskan batang dari penyangga, dan
selesaikan untuk pergeseran pada B karena
beban yang diberikan
⚫ Selesaikan pergeseran pd B karena reaksi
berlebihan pada B.
⚫ Pergeseran krn beban dan reaksi berlebihan
harus kompatible, atau jumlahnya harus =0
⚫ Selesaikan untuk reaksi pada A akibat beban
dan reaksi pada B.
CONTOH 2-04 20

SOLUSI:
Selesaikan untuk pergeseran pada B akibat
beban dengan tanpa penyangga di B,
P1 = 0 P2 = P3 = 600 103 N P4 = 900 103 N
A1 = A2 = 400 10−6 m 2 A3 = A4 = 250 10−6 m 2
L1 = L2 = L3 = L4 = 0.150 m
PL 1.125  10 9
L =  i i =
i Ai Ei E
⚫ Selesaikan pergeseseran di B karena ada
reaksi dari penyangga,
P1 = P2 = − RB

A1 = 400 10− 6 m 2 A2 = 250 10− 6 m 2


L1 = L2 = 0.300 m

δR = 
Pi Li
=−
(
1.95 103 RB)
i Ai Ei E
CONTOH 2-04 21

Pergeseran karena beban dan reaksi dari


penyangga harus berjumlah = 0
 = L +R = 0

= −
(
1.125109 1.95 103 RB )
=0
E E
RB = 577 103 N = 577 kN
⚫ Cari reaksi pada A akibat beban dan
reaksi pada B
 Fy = 0 = RA − 300 kN − 600 kN + 577 kN
RA = 323kN
R A = 323kN
RB = 577 kN
22

⚫ Perubahan temperatur menghasilkan perubahan


panjang atau regangan termal. Tidak ada
tegangan yang berhubungan dgn regangan
termal kecuali regangan di tahan oleh
penyangga.
⚫ Perlakukan tambahan penyangga sebagai beban
berlebih dan terapkan prinsip superposisi.
PL
 T =  (T )L P =
AE
 = thermal expansion coef.
⚫ Deformasi termal dan deformasi dari penyangga
beban berlebih harus kompatible.
PL
 (T )L + =0
 = T +  P = 0 AE
P = − AE (T )
P
 = = − E (T )
A
Poisson’s Ratio 23

⚫ Untuk batang tipis yang mengalami


beban aksial
x
x =  y =z = 0
E
⚫ Perpanjangan pada arah x
berhubungan dengan kontraksi
pada arah lainnya. Asusmsikan
material adalah isotropik (tidak
tergantung arah),
y = z  0
⚫ Poisson’s ratio didefinisikan sbg
lateral strain y z
= =− =−
axial strain x x
Generalized Hooke’s Law 24

⚫ Untuk elemen yang dikenai beban multi-


aksial, komponen regangan yang
dihasilkan oleh tegangan normal
ditentukan oleh prinsip superposisi. Hal
ini memerlukan:
1. hubungan regangan dan tegangan
adalah linier
2. deformasi cukup kecil
⚫ Dengan batasan tersebut :
 x  y  z
x = + − −
E E E
 x  y  z
y = − + −
E E E
 x  y z
z = − − +
E E E
Regangan Geser 25

⚫ Elemen kubik yg mengalami tegangan


geser akan mengalami deformasi
menjadi rhombohedral. Regangan geser
dikuantifikasi sebagai perubahan sudut
di kedua sisi
( )
 xy = f  xy
⚫ plot tegangan geser vs. regangan geser
sama dengan plot antara tegangan
normal vs. regangan normal kecuali
kekuatannya sekitar ½-nya. Untuk
regangan yg kecil
 xy = G  xy  yz = G  yz  zx = G  zx
⚫ Dimana G adalah modulus kekakuan
atau modulus geser
Contoh 2.10 26

Blok persegi panjang dari


material yg memiliki G = 630
MPa direkatkan pd dua plat
horizontal yg kaku. Plat
terbawah di dibiarkan tetap,
sedangkan plat atas
SOLUTION:
mengalami gaya horizontal
P. Jika diketahui plat atas Tentukan rata-rata deformasi
bergerak 1 mm, tentukan a) angular atau regangan geser
dari blok
rata-rata regangan geser
material, dan b) Gaya P yg Gunakan hkm Hooke pada
bekerja pada plat tegangan dan regangan geser
untuk mencari regangan
geser
Gunakan definisi regangan geser
untuk mencari gaya P
Contoh 2.10 27

⚫ Tentukan rata-rata deformasi angular atau regangan geser


dari blok 1mm
 xy  tan  xy =  xy = 0,020 rad
50mm
⚫ Gunakan hkm Hooke pada tegangan dan regangan geser
untuk mencari regangan geser.
 xy = G xy = ( 630MPa )( 0,020rad ) = 12,6MPa
⚫ Gunakan definisi regangan geser untuk mencari gaya P.
P =  xy A = (12,6MPa )( 200mm )( 62mm ) = 156, 2kN
Relasi antara E, ν, dan G 28

⚫ Batang ramping yg mengalami beban


aksial akan memanjang pd arah
aksial dan berkontraksi pd arah
tranversal
⚫ Elemen kubik awal yg ada pada
gambar akan terdeformasi menjadi
jajaran genjang. Beban aksial
menghasilkan regangan normal
⚫ Jika elemen kubik digambarkan pd
gb disamping ini, maka akan
terdeformasi menjadi rhombohedral.
Beban aksial menghasilkan regangan
E geser.
= (1 +  ) ⚫ Komponen regangan normal dan
2G
geser dihubungkan oleh,
29

⚫ Lingkaran memiliki diameter d =225mm digambarkan pada plat


aluminum yg tidak mengalami tegangan. Tebal plat t = 18mm.
Gaya bekerja pada bidang plat yang menyebabkan tegangan
normal sx = 84 Mpa dan sz = 140 MPa.
⚫ Untuk E = 70 GPa dan n = 1/3, tentukan perubahan pada:
⚫ Panjang diameter AB,
⚫ Panjang diameter CD,
⚫ Tebal plat, dan
⚫ Volume plat.
Contoh Soal 2.5 30

⚫ SOLUSI:
⚫ Terapkan hkm Hooke untuk Evaluasi komponen deformasi
mencari 3 komponen dari  B A =  x d = ( +0.533 10−3 mm/mm ) ( 225mm )
regangan normal.
 B A = +0,12mm
 x  y  z
x = + − −  C D =  z d = ( +1.600 10−3 mm/mm ) ( 225mm )
E E E
1  1  C D = +0,36mm
= ( 84 MPa ) − 0 − (140 MPa )
70GPa  
 t =  y t = ( −1.067 10−3 mm/mm ) (18mm )
3
= +0,533 10−3 mm/mm
 x  y  z  t = −0,0192mm
y = − + −
E E E Cari perubahan volume
= −1,067 10−3 mm/mm
e =  x +  y +  z = 1.067 10−3 mm/mm
 x  y z
z = − − +
E E E V = eV = 1.067 10−3 ( 380  380 18) mm3
= +1,6 10−3 mm/mm V = +2733mm 3
Stress Concentration: Hole 31

 max
K=
 ave
⚫ Ketidak sinambungan luas penampang dapat menghasilkan
lokalisasi tegangan yg tinggi atau tegangan terkonsentrasi
Stress Concentration: Fillet 32
Contoh2.12 33

SOLUTION:
Tentukan rasio geometri dan
cari faktor tegangan
konsentrasi dari Gambar di
slide halaman 32.
Cari rata-rata tegangan
Tentukan beban aksial P terbesar normal yg diijinkan
yang masih aman menahan plat menggunakan tegangan
baja yang terdiri dari dua bagian normal yg diijinkan dan
dgn tebal 10 mm, lebar plat baja faktor konsentrasi
adalah 40 dan 60 mm, yang tegangan.
dihubungkan oleh fillets yang Terapkan definisi tegangan
memiliki radius r = 8 mm. normal untuk mencari
Assumsikan tegangan normal yg
beban yang diijinkan.
diijinkan = 165 MPa.
Contoh2.12 34

Tentukan rasio geometri dan


cari faktor tegangan
konsentrasi
D 60 mm r 8 mm
= = 1.50 = = 0.20
d 40 mm d 40 mm
K = 1.82

Cari rata-rata tegangan normal


yg diijinkan menggunkan
tegangan normal yg diijinkan
dan faktor konsentrasi
tegangan.
⚫ Terapkan definisi tegangan
normal untuk mencari  max 165 MPa
 ave = = = 90.7 MPa
beban yang diijinkan. K 1.82
P = A ave = ( 40 mm )(10 mm )( 90.7 MPa ) = 36.3 103 N
P = 36.3 kN
LATIHAN SOAL

35
STRESS – STRAIN PD BATANG

Batang kaku ABC ditahan oleh dua


link, AD dan BE, yang memiliki bentuk
penampang persegi panjang dengan
p = 36 mm dan t = 6 mm dan terbuat
dari baja dengan E = 200 GPa. Gaya P
= 250 kN dikenakan pada titik B. Jika
diketahui a= 1,5 m, b = 2 m, c = 1,5 m
dan d = 1, 8 m, serta diameter pin = 10
mm tentukan (a) tegangan normal
pada link AD dan BE. (b) defleksi
maksimum pada titik B

Nugraha - 2017 36
SOLUSI
Free body diagram - Gaya

∑ M C = F AD × b+ F BE × a− P× a= 0
F AD × 2 m+ F BE × 1 ,5 m− 250 kN × 1 , 5 m= 0
F BE = 250 kN − 1 , 33 F AD (1)

Free body diagram - deformasi


δAD 2m FL
= = 1 , 33 δ=
δBE 1 , 5 m AE
F AD d
δAD A AD E AD F AD 1 ,8 m
δBE
= = = 1 , 33 → F AD = 1 ,11 F BE (2)
F BE c F BE 1 , 5 m
A BE E BE
37
SOLUSI
Free body diagram – Gaya: F BE = 250 kN − 1 , 33 F AD (1)
Free body diagram – Deformasi: F AD = 1 ,11 F BE (2)
Substitus (2) ke (1) F BE = 250 kN − 1 , 33× 1 , 11 F BE = 250 kN − 1 , 48 F BE
250 kN
F BE = = 100 , 75 kN sehingga F AD = 1 ,11× 100 ,75 kN = 111 , 94 kN
2 , 48
Maka Gaya pada link AD dan BE adalah gaya tarik
F
(a) tegangan normal pada link AD σ=
2 2
A
dan BE
A= ( 36− 10) mm× 6 mm= 156 mm = 0 , 000156 m
F AD 111 ,94 kN
σ AD= = 2
= 717 , 57 MPa
A AD 0 ,000156 m
F BE 100 ,75 kN
σ BE = = = 645 ,81 MPa
A BE 0 ,000156 m 2
(b) defleksi maksimum pada titik B
F BE L BE 100 ,75 kN × 1 ,5 m
δB = = 2
= 0 , 004835 m= 4 , 835 mm
A BE E BE 0 ,000156 m × 200GPa

38
STATICALLY UNDETERMISTIC
Batang silinder padat A dihubungkan dengan batang silinder
padat B dan diletakan diantara dua penyangga kokoh.
Terdapat gap 0,5 mm antara ujung batang A dengan dinding
penyangga kokoh sebesar mm. Jika batang A adalah perunggu
yang memiliki panjang 35 cm, luas penampang A = 1200 mm2,
modulus elastisitas E = 105 GPa dan konsanta muai panjang α
= 21,6 x 10-6 /oC, sedangkan batang B adalah aluminum yang
memiliki panjang 40 cm, A= 1600 mm2, E = 73 Gpa, dan α = 23,2
x 10-6 /oC. Tentukanlah (a) Gaya tekan pada batang ketika
temperatur dinaikan sebesar 100°C, (b) perubahan panjang
batang perunggu

Nugraha - 2017 39
SOLUSI
Karena kenaikan temperatur maka
kedua batang akan bertambah panjang
δT = α ΔT L

δTbr = α ΔT L= 2 ,16× 10− 5 / oC× 100o C× 35cm


δTbr = 0 ,0756 cm
δTAl = α ΔT L= 2 ,32× 10− 5 / oC× 100o C× 40cm
δTAl = 0 ,0928cm

Sehingga total penambahan panjang karena kenaikan temperatur :


δT = δTbr + δTAl = 0 ,0928cm+0 ,0756 cm= 0 ,168 cm= 1 ,68mm
Namun gap yang tersedia hanya 0,5 mm.
sehingga akan ada pemendekan sebesar (1,68 - 0,5 = 1,18
mm), atau menghasilkan δP = -1,18 mm
δP ini menyebabkan timbulnya gaya P pada benda kerja

40
SOLUSI
Free body diagram

F A= F br = P F B= F Al = P
F i Li F br L br F Al L Al L br L Al
δP = ∑
i Ai Ei
= +
Abr Ebr AAl E Al ( =P +
)
Abr Ebr AAl E Al
0 ,35m 0 , 4m
δP = P
( −3 2 6
+ −3 2
1,2× 10 m × 105× 10 kPa 1 ,6× 10 m × 73× 10 kPa
6 )
−6 m −3
δP = 6 ,2× 10 P= − 1 ,18× 10 m → P= − 190 ,9kN (gaya tekan)
kPa
(b) perubahan panjang batang perunggu δbr = δTbr +δPbr
P L br − 190 ,9kN 0 ,35m −4
δPbr = = −3 2 6
= − 5 ,3× 10 m= − 0 ,053cm
Abr Ebr 1,2× 10 m × 105× 10 kPa
δTbr = 0 ,0756 cm
δbr = δTbr +δPbr = 0 ,0756 cm− 0 ,053cm= 0 ,0226cm

41
STATICALLY UNDETERMISTIC
Baut kuningan (E= 120 GPa) dengan diameter 1 cm
diletakan di dalam tabung baja (E= 200 GPa) yang memiliki
diameter luar 2 cm dan tebal 0,3 cm. Setelah mur diputar
dengan pas, lalu dikeraskan dengan memutarnya ¼
putaran. Jika arak antar alur baut 0,25 cm, tentukan
tegangan normal (a) pada baut, (b) di dalam tabung

Nugraha - 2017 42
SOLUSI
ANALISA GAYA CARA 1 :
Memperhitungkan arah gaya dan
pemanjangan
δ = ¼ x 0,25cm = 0,0625 cm = 6,25 x 10-4 m
¼ putaran Nut menyebaban
deformasi δ

δ− δb = δs δ= δb +δs

dimana
δb adalah perpanjangan pada baut kuningan, sedang
δs adalah pemendekan pada selubung baja.
Ps gaya tekan pada selubung baja
Pb gaya tarik pada baut

∑ F = 0= P br − P st →P br = P st = P
P b Lb P s L s Lb Ls
δ= δb +δs δ= +
Ab E b As E s
=
( +
Ab E b As E s
P
) 43
SOLUSI
Luas penampang :
Abr = πr2 = π(0,5x10-2)2 = 7,85x10-5 m2,
Ast = π(rout2- rin2) = π((10-2)2-(0,7x10-2)2) = 1,6x10-4 m2
Lb Ls
δ=
( +
Ab E b As E s
P
)
0 , 03 m 0 ,03 m
δ=
( −5 2 6
+ −4 2 6
7 , 85× 10 m 120× 10 kPa 1 ,6× 10 m 200× 10 kPa
P
)
−4 m −5
6 , 25× 10 m= 4 ,12× 10 P →P = 15 , 2 kN
kN
Sesuai dengan gambar, P untuk selubung = gaya tekan,
dan P untuk baut = gaya tarik
P 15 , 2 kN 5
σbr = = −5 2 = 1 , 93× 10 kPa= 193 MPa
Abr 7 , 85× 10 m
P 15 , 2 kN 4
σ st = = −4 2 = 9 , 47× 10 kPa= 94 , 7 MPa
A Al 1 , 6× 10 m
44
SOLUSI ANALISA GAYA CARA 2 :
Tanpa memperhitungkan arah gaya dan
pemanjangan
¼ putaran = ¼ x 0,25cm = 0,0625 cm
δ = -0,0625 cm = -6,25 x 10-4 m (pemendekan)
¼ putaran Nut menyebaban deformasi
δ karena keberadaan selubung baja

δ+δb = δs δ= δs − δb
Dimana
δ adalah perpanjangan pada baut karena ¼ putran mur
δb adalah perpanjangan pada baut kuningan karena stress yg timbul
δs adalah perpanjangan pada selubung baja karena stress yg timbul
Ps gaya pada selubung baja
Pb gaya pada baut kuningan ∑ F = 0= P b + P s →P b= − P s
P s L s P b Lb P s Ls − P s Lb Lb Ls
δ= δs − δb δ= − =
A s E s Ab E b As E s

Ab E b
=
( +
Ab E b As E s
Ps
) 45
SOLUSI
Luas penampang :
Abr = πr2 = π(0,5x10-2)2 = 7,85x10-5 m2,
Ast = π(rout2- rin2) = π((10-2)2-(0,7x10-2)2) = 1,6x10-4 m2

Lb Ls
δ=
( +
Ab E b As E s
Ps
)
0 , 03 m 0 ,03 m
δ=
( −5 2 6
+ −4 2 6
7 , 85× 10 m 120× 10 kPa 1 ,6× 10 m 200× 10 kPa
Ps
)
−4 −5 m
− 6 , 25× 10 m= 4 ,12× 10 P s →P s = − 15 , 2 kN (gaya tekan)
kN
P b − (− 15 , 2 kN )
σb = = −5 2
= 1 , 93× 10 5
kPa= 193 MPa (TENSION )
Abr 7 ,85× 10 m
Ps − 15 , 2 kN
σ s= = −4 2
= − 9 , 47× 10 4
kPa= 94 , 7 MPa ( COMPRESSION )
A Al 1 ,6× 10 m

46
STATICALLY UNDETERMISTIC
⚫ CARA YANG SAMA BERLAKU UNTUK PERSOALAN BERIKUT

Nugraha - 2017 47
SOLUSI
ANALISA GAYA CARA 1 :
MEMPERHITUNGKAN ARAH GAYA
dan PERUBAHAN PANJANG

δ1 total= δ2 total
δ1 total= pemanjang krn ΔT + pemendekan krn F 1
δ2 total= pemanjang krn ΔT + pemanjang krn F 2
δ1 T − δ1 F 1 = δ2 T +δ2 F 2
F 1 L1 F 2 L2
δ1 T − = δ2 T +
A1 E 1 A2 E 2
Berdasarkan gambar , analisa statik diperoleh:

∑ F x = F 2 − 2 F 1= 0 →F 2 = 2 F 1
F 1 L1 2 F 1 L2
δ1 T − = δ2 T +
A1 E 1 A2 E 2
2 F 1 L 2 F 1 L1
+ = δ1 T − δ2 T
A2 E 2 A1 E 1
48
SOLUSI ANALISA GAYA CARA 1 :
MEMPERHITUNGKAN ARAH GAYA
dan PERUBAHAN PANJANG
Berdasarkan gambar , analisa statik diperoleh:
2 F 1 L 2 F 1 L1
+ = δ1 T − δ2 T
A2 E 2 A1 E 1
2 L2 L1
F1
( +
A2 E 2 A1 E 1 )
= α 1 L 1 ΔT − α 2 L 2 ΔT

α 1 L1 ΔT − α 2 L 2 ΔT
F 1=
2 L2 L1
( +
A2 E 2 A1 E 1 )
krn α 1 > α 2 maka akan diperoleh F 1 berharga (+)
→F 2 = 2 F 1 F 2 juga berharga (+)
Artinya hanya diambil besarnya saja arah sesuai dgn gb
F 1 L1 F 2 L2
δtotal = δ1 T − δtotal = δ2 T +
A1 E 1 A2 E 2

49
ANALISA GAYA CARA 2 :
TANPA MEMPERHITUNGKAN ARAH GAYA dan
PERUBAHAN PANJANG
Berdasarkan gambar , analisa statik diperoleh:
δ1 total= δ2 total δtotal = δΔT +δF
F 1 L1 F 2 L2
δ1 T + = δ2 T +
A1 E 1 A2 E 2

∑ F x= F 2 + 2 F 1= 0 →F 2 = − 2 F 1

F 1 L1 2 F 1 L2 2 F 1 L 2 F 1 L1
δ1 T + = δ2 T − + = δ2 T − δ1 T
A1 E 1 A2 E 2 A2 E 2 A1 E 1
2 L2 L1 α 2 L 2 ΔT − α 1 L1 ΔT
F1
( +
A2 E 2 A1 E 1 )
= α 2 L 2 ΔT − α 1 L1 ΔT F 1= 2 L2
( +
L1
A2 E 2 A1 E 1 )
krn α 1 > α 2 maka akan diperoleh F 1 berharga ( - ) (tekan)
→F 2 = − 2 F 1 F 2 berharga (+) (tarik)
F 1 L1 F 2 L2
δtotal = δ1 T + δtotal = δ2 T +
A1 E 1 A2 E 2
50
STATICALLY UNDETERMISTIC
⚫ Benda terdiri dari aluminum (1) (E = 70 GPa) dan kuningan
(2) (E = 105 GPa) disusun seperti pada gambar. Benda
tersebut mendapat gaya P sebesar 450 kN. Jika a = 10 mm, b
= 60 mm, c = 40 mm dan t = 300 mm hitunglah
⚫ (a) tegangan pada aluminum dan kuningan tersebut.
⚫ (b) deformasi pada kuningan

(1) aluminum
(2) kuningan

Nugraha - 2017 51
SOLUSI

Free body diagram – gaya:


∑ F y = P − 2 F 1− F 2 = 0 → P = 2 F 1 + F 2 = 2 F Al + F br

P= 2 σ Al∗ A Al +σbr∗ Abr (1)

Free body diagram – deformasi:


δbr = δAl = δ
P br L br P Al L Al
=
Abr E br A Al E Al

P σbr σ Al E Al 70 GPa
L Al = L br σ= → = → σ Al = σbr = σbr = 0,67 σbr ( 2)
A E br E Al E br 105GPa
Substitusi (2) ke (1): P= 1,34 σbr∗ A Al +σbr∗ A br = ( 1,34 A Al + Abr ) σbr

52
SOLUSI

Luas penampang aluminum, AAl = 0,0006 m2


Luas penampang kuningan, Abr = 0,0024 m2
P= (1,34 A Al + Abr ) σbr = (1,34× 0,0006 m +0,0024 m ) σbr = 0,0032 m × σbr
2 2 2

450 kN = 0,0032 m2 × σbr →σ br = 450 kN 2 = 140,625 MPa


0,0032 m
→σ Al = 0,67 σbr →σ Al = 0,67× 140,625 MPa= 93,75 MPa
σ Al L Al 93,75 MPa× 0,3 m
δAl = = 3
= 0,4 mm
E Al 70× 10 MPa

53
SHEAR STRESS – SHEAR STRAIN
⚫ Bantalan elastomerik (G = 0,9 MPa) digunakan untuk
mendukung jembatan, seperti yang ditunjukkan pada
gambar, dimaksudkan untuk memberikan fleksibilitas
selama gempa bumi. Jembatan tidak boleh bergeser lebih
dari 15 mm bila diasumsikan terkena beban lateral 25 kN
ketika mengalami gempa seperti yang ditunjukkan pada
gambar. Tentukan (a) ukuran b terkecil yang diijinkan, (b)
ketebalan terkecil jika tegangan geser maksimum yang
diijinkan adalah 400 kPa

Nugraha - 2017 54
SOLUSI

Free body diagram:

 P
a  τmax = 400 kPa, P = 25 kN

τ=
P P = 25 kN = 0,0625 m 2
b A →A= τ 400 kPa
A= 0,2× b m2= 0,0625 m2 b= 0,3125 m= 31,25 cm

γ= τ = δ γ= τ =
400 kPa
= 0,44
G a G 900 kPa

γ= δ →a= δ
15 mm
γ = = 33,75 mm= 3,375 cm
a 0,44
55
SHEAR STRESS – SHEAR STRAIN
Mesin mobil disangga oleh karet (E = 21 GPa, ν(poisson
ratio) = 0,5) untuk mengisolasi getaran yang terjadi pada
mesin mobil. Ukuran karet adalah tebal 1 cm, lebar 4 cm
dan panjang 5 cm (lihat Gb). Berat mesin mobil = 600 N dan
gaya P = 1kN ketika mesin beroperasi. (a). Berapa modulus
kekakuan G dari karet? (b). Karena berat mobil berapa
tebal, lebar dan panjang karet sekarang? (c). Berapa shear
strain pada karet?
W

P
E
G= tebal
2(1+ ν)
panjang

Nugraha - 2017 56
SOLUSI W

P
E 21GPa
G= = = 7GPa tebal(t)
2(1+ ν) 2(1+0,5)
Free body diagram – Normal strain
panjang (p)
W
Berat mobil W = 600N
Luas penampang, A = lebar x panjang = 0,002 m2
σW = W/A = 300 kPa (tekan)
σx σy σz
ε x= −ν −ν
E E E
Krn hanya ada stress arah tebal.
Strain arah gaya W (arah tebal) :
σt − 300kPa
εt = = = − 0,0000143
E 21GPa
Strain arah panjang dan lebar adalah :
σt − 300kPa
ε p ,l = − ν = − 0,5 = 0,00000715
E 21GPa
57
SOLUSI W

E 21GPa P
G= = = 7GPa
2(1+ ν) 2(1+0,5) tebal(t)
εt = − 0,0000143 ε p ,l = 0,00000715
panjang (p)
Perubahan ukuran karet karena berat mobil.
Tebal karet sekarang t':
t '= (1+εt ) t = (1− 0,0000143) 1cm= 0,9999cm≈ 1cm
Lebar karet sekarang l':
l ' = (1+ε t ) l = (1+0,00000715) 4cm≈ 4 cm
Panjang karet sekarang p':
p'= (1+εt ) p = (1+0,00000715) 5cm≈ 5cm
Shear stress τ: F 1kN
τ= = 2
= 500 MPa
A 0,002m
Shear strain γ: 500 MPa
γ= τ = = 0,07143
G 7GPa
58

Anda mungkin juga menyukai