Anda di halaman 1dari 36

MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL

Tegangan – Regangan
Pembebanan aksial

FAUZAN, ST, MT, PHD


Departemen Mesin
Universitas Hasanuddin
Tegangan dan Regangan : Pembebanan Aksial
q Kesesuaian struktur atau mesin bergantung pada deformasi
pada struktur dan tegangan yang disebabkan oleh pembebanan
aksial. Dalam hal ini analisis statik saja tidak cukup.

q Mempertimbangkan struktur sebagai mampu deformasi


memungkinkan penentuan gaya dan reaksi anggota yang statis
tidak tentu.

q Penentuan distribusi tegangan membutuhkan pertimbangan


deformasi dalam struktur.

q Deformasi dari anggota struktural di bawah beban aksial


dijelaskan dalam bab ini.

2-2
Regangan Normal Dibawah Pembebanan Aksial

Batang dengan panjang L dan luas


penampang A. Beban P terletak pada
titik C. Plot nilai antara beban
deformasi dikenal dengan istilah
diagram beban-deformasi.

P
s = = tegangan
A
d
e= = regangan normal
2-3 L
Regangan Normal Dibawah Pembebanan Aksial

2P P P
s = = s =
2A A A
d 2d d
e = e = =
L 2L L
Regangan normal dalam batang di bawah beban aksial merupakan
2-4
deformasi per satuan panjang batang itu
Pengujian Tegangan Regangan

Elongasi = δ = L - Lo

2-5
PENGUJIAN TARIK
• Tensile Test.mp4
Diagram Tegangan-Regangan
Material Ulet (ductile)

Setelah nilai maksimum dari beban telah tercapai, diameter dari sebagian
spesimen mulai berkurang, karena ketidakstabilan dikenal sebagai necking.
Setelah necking, beban agak lebih rendah untuk menjaga spesimen memanjang
lebih lanjut, sampai akhirnya patah
2-7
Diagram Tegangan-Regangan
Material Rapuh (Brittle)

2-8
Hukum Hooke’s : Modulus Elastisitas

• Persamaan tegangan
s = Ee
E = Youngs Modulus or
Modulus of Elasticity

• Kekuatan dipengaruhi oleh paduan,


perlakuan panas, dan proses
manufaktur tetapi kekakuan
(Modulus Elastisitas) tidak.

2-9
Sifat Elastik vs. Plastik

• Apabila regangan hilang pada


saat tegangan ditiadakan maka
material dalam kondisi elastik.

• Tegangan maksimum terjadi


dinamakan batas elastik.

• Apabila regangan tidak


kembali ke posisi nol pada saat
tegangan ditiadakan maka
material dikatakan dalam
kondisi plastik.

2 - 10
Fatigue
• Sifat Fatigue diperlihatkan pada
diagram S-N.

• Komponen mengalami kegagalan


disebabkan fatigue pada level
signifikan dibawah kekuatan
maksimum jika mengalami
banyak pembebanan.
• Apabila tegangan berkurang
sampai dibawah endurance limit,
kegagalan fatigue tidak terjadi
pada beberapa jumlah siklus.

2 - 11
Deformasi dibawah pembebanan aksial
• Hukum Hooke’s :
s P
s = Ee e= =
E AE
• Persamaan regangan:
d
e=
L
• Persamaan deformasi,
PL
d=
AE
• Variasi pembebanan, penampang atau sifat
material,
PL
d =å i i
i Ai Ei

2 - 12
Contoh 1

SOLUSI:
• Bagi batang dalam komponen
setiap titik beban.

• Gunakan analisis diagram derajat


E = 200 GPa kebebasan pada setiap komponen
D = 27. 64 mm. d = 15. 96 mm. untuk menentukan gaya dalam.

• Tentukan total defleksi atau


Tentukan deformasi pada deformasi komponen
batang baja sesuai dengan
beban yang diberikan

2 - 13
SOLUSI:
• Analisis diagram kebebasan tiap komponen
• Bagi batang dalam tiga untuk menentukan gaya dalam,
bagian :
P1 = 260´103 N
P2 = -70´103 N
P3 = 130´103 N
• Evaluate total deflection,

Pi Li 1 æ P1L1 P2 L2 P3L3 ö
d =å = çç + + ÷÷
i A E
i i E A
è 1 A2 A3 ø

=
( ) ( +
) +
( )
1 é 260´103 300 - 70´103 300 130´103 400ù
ê ú
2 ´105 ë 600 600 200 û
= 1. 775 mm.
L1 = L2 = 0. 3m. L3 = 0. 4 m.
d = 1. 775 mm.
A1 = A2 = 600 mm2 A3 = 200 mm2
2 - 14
Contoh 2
SOLUSI:
• Analisis diagram derajat kebebasan
batang BDE untuk menentukan gaya
pada penghubung AB dan DC.
• Tentukan deformasi pada
Batang BDE di dukung oleh 2 penghubung penghubung AB dan DC atau
AB dan CD. perpindahan B dan D.

Penghubung AB terbuat dari aluminum (E • Tentukan defleksi di E, B dan D.


= 70 GPa) dan mempunyai luas
penampang 500 mm2. Batang CD terbuat
dari baja (E = 200 GPa) dan luas
penampang (600 mm2).
Dengan gaya 30-kN tentukan defleksi a)
B, b) D, dan c) E.

2 - 15
SOLUSI: Perpindahan B:
PL
Free body: Batang BDE dB =
AE
(- 60´ 103 N )(0. 3 m)
=
(500´10-6 m2 )(70´109 Pa)
= -514´ 10- 6 m
d B = 0. 514 mm ­
åMB = 0
Perpindahan D:
0 = -(30kN ´ 0. 6 m) + FCD ´ 0. 2 m
PL
dD =
FCD = +90kN tension AE
åMD = 0 (90´103 N )(0. 4 m)
0 = -(30kN ´ 0. 4 m) - FAB ´ 0. 2 m
=
(600´10-6 m2 )(200´109 Pa)
FAB = -60kN compression = 300´10- 6 m

d D = 0. 300 mm ¯
2 - 16
Perpindahan D:

BB¢ BH
=
DD¢ HD
0. 514 mm (200 mm) - x
=
0.300 mm x
x = 73. 7 mm

EE ¢ HE
=
DD¢ HD
dE
=
(400+ 73. 7)mm
0. 300 mm 73. 7 mm
d E = 1. 928 mm

d E = 1. 928 mm ¯

2 - 17
Statika Tidak Tentu
• Struktur yang gaya dan reaksi dalam tidak dapat
ditentukan hanya dengan statika saja dinamakan
statika tidak tentu.

• Reaksi redundan digantikan dengan beban


yang tidak diketahui untuk menentukan
deformasi

• Deformasi disebabkan oleh beban aktual aktual


dan beban redundan yang ditentukan terpisah
kemudian dijumlahkan
d = dL +dR = 0

2 - 18
Contoh 4
Tentukan reaksi di A dan B untuk batang baja
dan beban pada gambar disamping

SOLUSI:
• Tentukan reaksi di B sebagai redundan,
pisahkan batang dari tumpuan dan tentukan
perpindahan di B disebabkan beban.

• Tentukan perpindahan di B disebabkan reaksi


redundan di B.

• Perpindahan disebabkan reaksi redundan


dengan jumlah adalah nol

• Tentukan reaksi di A dan B terhadap beban.

2 - 19
SOLUSI:
• Tentukan perpindahan di B,

P1 = 0 P2 = P3 = 600´103 N P4 = 900´103 N

A1 = A2 = 400´10- 6 m2 A3 = A4 = 250´10- 6 m2
L1 = L2 = L3 = L4 = 0. 150 m

Pi Li 1. 125´109
dL = å =
A
i i iE E

P1 = P2 = - RB

A1 = 400´10- 6 m2 A2 = 250´10- 6 m2
L1 = L2 = 0. 300 m

δR = å
Pi Li
=-
( )
1. 95´103 RB
A
i i iE E
2 - 20
d = dL +dR = 0

d = -
( )
1. 125´ 109 1. 95´103 RB
=0
E E
RB = 577´ 103 N = 577 kN

å Fy = 0 = RA - 300 kN - 600kN + 577kN


RA = 323kN

RA = 323kN
RB = 577kN

2 - 21
Regangan Thermal
• Perubahan temperatur dapat mengubah panjang atau
istilah regangan thermal.

PL
d T = a (DT )L dP =
AE
a = thermal expansion coef.

• Persamaan deformasi

d = dT + d P = 0 PL
a (DT )L + =0
AE
P = - AEa (DT )
P
s = = - E a (D T )
A
2 - 22
Soal 1

Batang ABC terbuat dari aluminium dengan


modulus elastis 70 GPa. Diketahui bahwa
besarnya P adalah 4 kN, tentukan,
(a) nilai Q yang mana defleksi pada A adalah nol
(b) Defleksi di B
Soal 2

Diketahui bahwa P = 6 kN dan Q = 42 kN,


tentukan defleksi (a) titik A dan (b) titik B.
Contoh 3

Batang ABC dan DEF


dihubungkan dengan sambungan
baja (E = 200 GPa). Masing-
masing sambungan berupa
lempengan 25 x 35 mm. Tentukan
defleksi (a) BE dan (b) CF
Contoh 4

Batang AB dan CD terbuat dari


aluminium (E= 75 GPa) dan luas
penampang 125 mm².

Tentukan defleksi di titik E


Contoh 5
Dua batang silinder, dari baja (E =
200 GPa) dan kuningan (E = 105
Gpa), Tentukan,
(a) reaksi pada A dan E,
(b) defleksi titik C.
Contoh 6

Sebuah batang yang terdiri dari dua bagian


silinder AB dan BC. Bagian AB terbuat dari
baja (E = 200 GPa, α = 11.7 x 10 E-6/ °C) dan
bagian BC terbuat dari kuningan (E = 105 GPa,
α = 20.9 x 10 E-6/ °C).
Tentukan gaya tekan pada ABC pada saat
kenaikan suhu 50 C.

Anda mungkin juga menyukai