Anda di halaman 1dari 47

1

INDTRODUKSI MEKANIKA MATERIAL

BAHAN DIKTAT KULIAH


TAHUN 2008

OLEH
Dr.Ir. DEDI PRIADI, DEA

DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA

I. TEORI TEGANGAN
I.1. Jenis Tegangan

Tegangan Normal

F
A

A
F

Tegangan Geser

I.2. Tensor Tegangan


X3
33
32
23
22
X2
iz :

31
12

13
11

21
dx1

X1
dx2

11= Komponen tegangan normal arah x1


22= Komponen tegangan normal arah x2
33= Komponen tegangan normal arah x3
ij= 12, 13, 21, 23, 31, 32 adalah komponen tegangan-tegangan geser.
Tegangan tensor dinotasikan ij atau []
11 12 13

21 22 23
31 32 33
12 = 21 ; 13 = 31 ; 23 = 32
Sifat simetris tensor tegangan ij = ji

F
A

I.3. Tegangan Utama


Adalah tegangan arah normal terhadap bidang dimana tegangan tersebut
bekerja; akibatnya tidak bekerja tegangan-tegangan geser pada permukaan/bidang.
X 3
Gambar disamping mengilustrasikan sebuah

bidang miring dengan


arah cosinus
1 (1,2, 3). pada titik P adalah
tegangan pertama.

2
X1

X2

didapat bahwa:
1 = 1 = 111 + 212 + 313 = i1I
2 = 2 = 121 + 222 + 323 = i2I
3 = 3 = 131 + 232 + 333 = i3i
Kita kembangkan:


11

21 2 31 3 0

121 22 2 32 2 0
131 23 2 33 3 0

Ini adalah 3 persamaan linier 1, 2, 3


Agar pemecahannya =0 maka determinant ketiga persamaan ini adalah 0
11
21
31

22
32 0
Deteminant D 12

23
33
13

3 I 1 2 I 2 I 3 0
Dimana:
I 1 11 22 33 ii

I 2 11 22 22 33 33 11 12 2 23 2 312

I 3 11 22 33 2 12 23 31 11 23 2 22 13 2 33 12 2
dengan I : invarian tegangan. Ini adalah persamaan pangkat tiga dimana anggota
dari adalah I, II, dan III. I, II, III = tegangan utama. Secara fisik bisa
diambil contoh sebagai berikut:
Misal pada sumbu X3. III = 33

13 = 23 = 0, 11, 22, 33, dan 12 0

Maka tegangan utamanya:


11 22
22
11

2
2

11 22
22
11

2
2

12

12

III 33
I.4. TEORI REGANGAN
Kecepatan pada setiap jarak X1 dari O :

U 11

U 1U o
Uo
x1
l

Kecepatan regangan
1 U i U j
ij

2 x j
xi

X1

Ui
ii
x i

U 11 U 1 U o
jadi 11

x 1
l

Diketahui bahwa :
Total elongasi: dl

11 11 dt

U U
o
1

dt

dl U 1 U o dt

Berarti : 11

dl
l
ln
l
lo
l lo

Dimana

= panjang akhir

lo = panjang awal

11 regangan sesungguhnya uniaxial


Pada problems engineering:
e = regangan engineering =

l l o l

lo
lo

Hubungan antara regangan sesungguhnya dengan regangan engineering e :


ln

l
ln 1 e
lo

ln

Ao
l
ln
dari volume tetap, dimana Ao= luas permukaan awal
lo
A

Perlu diingat bahwa pengertian regangan yang dijelaskan ini adalah untuk
regangan rata-rata (finite strain). Ada regangan yang disebut infinitesimal strain
adalah analog untuk strain rate = kecepatan regangan = laju regangan.
Infinitesimal strain didapat dari penurunan fungsi pergerakan (perpindahan).

ii

U i
i
xi

ij

1 U i U j

2 x j
U i

a
h

Regangangeser=

Contoh soal.
Tentukan besarnya tegangan-tegangan utama:
1.

11 = 50.000 Psi

2.

11 = 750 N/mm2

22 = 5.000 Psi

22 = 150 N/mm2

12 = -8.000 Psi

12 = 150 N/mm2

a
tan
h

3.

11 = 450 N/mm2
22 = 450 N/mm2
33 = 0
12 = 150 N/mm2

I.5. ALIRAN TEGANGAN (FLOW STRESS)


Kenapa kita memerlukannya?
Kriteria plastisitas menjelaskan bahwa perubahan plastis terjadi pada
kondisi-kondisi tegangan yang berbeda-beda.
Kita temukan bahwa sewaktu pembentukan logam secara mekanis
(menggunakan energi mekanis), logam akan mengalir sesuai dengan
geometri yang diinginkan dan juga sifat-sifat bentuk akhir (produk akhir).
Apabila aliran tegangan/regangan tidak diketahui sulit kita mendapatkan
hal-hal seperti geometri akhir dan sifat-sifat
F

1
P

lP

P
P

C
?

Sebuah tabung tipis mengalami tarikan + puntiran digambarkan oleh grafis


F,C. Plastisitas terjadi di P, dan pembebanan diteruskan hingga P.
Pertanyaan 1 : Geometri tabung ? (panjang?, sudut ?).
Bila dilakukan kebalikan, pertanyaan yang sama : F & C?
Pertanyaan 2 : Evolusi dari F & C?
?
D

C
?

Deformasi local (setempat)

Keadaan tegangan pada kondisi beberapa regangan.


Pada saat tegangan 1 dititik C, regangannya adalah 1 dititik C adalah 1.
2 adalah besarnya sama dengan p.

B3

A3
B1B2
1

A1
d

dP
2

A2
0

Gambar Incremental Regangan dan Kenaikan Tegangan

Rumus aliran regangan plastik yang tidak diketahui:


[dp] = [d] - [de],

e = elastis
p = plastis.

Untuk kondisi rigid plastik :


[dp] = [d]
Dari sini kita mencari aliran tegangannya (Hk. Aliran material).
Untuk yang mempunyai perilaku penguatan regangan (strain hardening) kita
rumuskan dengan/antara kenaikan regangan plastik [dp]

pada keadaan

tegangannya dan kenaikan tegangan [d].


Secara simbolik :
dp = F (, ).
Contoh
Torsi/puntiran tabung tipis baja
Diketahui : -Modul elastis geser =8.1010Pa(8000 kg/mm2)

t
D
A

Tegangan luluh o = 4.108 Pa (40 kg/mm2)

1e

1
11

Sebelum

Sesudah

d2

d2p

Sebelum

Sesudah

Kita tahu keadaan tegangan pada kondisi geseran murni


000

[]= [ s ] = 0 0
0 0

C
2 R2

Tegangan geser kritis dari kriteria von Misses


o

o
2,3. 108 Pa (23 kg/mm2)
3

Jika 1 o maka regangannya elastis

[ ] = [e ] =
e
1

e
1

0 0 0

0 0 1
2

0 1 0
2

maka 1 1

misal; jika 1 = 2. 108 Pa (20 kg/mm2)


8
maka 1 2.10 2,5.10 3 rad
10
8.10

Jika 2 o maka regangan plastis


Dari gambar dapat dilihat :
Geseran murni : 2 e2 d p2
Setelah pelepasan beban terjadi d p2
Catat !!! :

e2 untuk bagian elastis


d p2 untuk bagian plastis

d p2 merupakan incremental regangan plastis yang merupakan bagian dari


regangan plastis keseluruhan. Kita tidak tahu regang total plastis.
Yang perlu diketahui adalah besarnya nilai d

p
2

ini

Selama deformasi plastis d p2 , baja mengalami penguatan (oo) hingga :


'o
2
3
'
Misal 2 = 4. 108 Pa (40 kg/mm2) maka o = 7. 108 Pa (70 kg/mm2). Dengan

diketahuinya kurva aliran tegangan baja seperti pada gambar kita dapat d p = 0,1
108Pa
7
4

0.1

Secara umum dapat ditulis (von Misses)


2
2 d p2 = 1 d p ,
2
d
.2
3
3
4

p
2

d p2 = 0,17 e2

Teori tegangan/regangan:
[d p ] [s]d dimana [s] = Tensor deviator/simpang tegangan
Artinya:

d pxy Sxy .d d

d pxx Sxx .d 0

Untuk mendapatkan d , kita gunakan hypotesa penguatan regangan isotrope


d o g' ( p )d p g' ( p )

2
2
s ijd 2 g' ( p ) o d

3 i, j
3

Jadi :
Incremental regangan plastis berbanding lurus dengan tensor simpangan tegangan
dikalikan

dengan

faktor

proportional

d.

menyatakan

besarnya

deformasi/regangan plastis yang dikaitkan dengan perbandingan kenaikan


tegangan dengan nilai penguatan regangan plastis initial.

I.6. PERILAKU LOGAM KETIKA TERDEFORMASI


Hubungan tegangan-regangan :
1. Perilaku elastis : Perolehan kembali ukuran asli benda yang dirubah
bentuknya bilamana beban ditiadakan.
2. Perilaku plastis : Benda mengalami deformasi atau regangan permanen,

Tegangan

Tegangan

bilamana beban ditiadakan.

Regangan

Regangan

I.6.1 Hubungan Tegangan-Regangan Elastis


Hubungan tegangan-regangan = persamaan konstitutif
Perilaku elastik : (e) atau ().
Persamaan Hooke : 1 = E 1 pada uji tarik
Dimana E = Modulus elastisitas dalam pembebanan tarik.
Subscript 1 = menyatakan arah perpanjangan.
Hubungan antara regangan arah perpanjangan dengan arah lainnya yang saling
tegak lurus adalah :
2 = 3 = - 1 = -1/E
= koefisien poisson
Hubungan antara regangan dengan ketiga tegangan-tegangan utamanya :
1
1 [1 ( 2 3 )]
E
2

1
[ 2 (1 3 )]
E

1
[ 3 ( 2 1 )]
E

Untuk puntiran
xy G xy
Dimana : = Tegangan geser
G = Modulus geser
= Regangan geser
Untuk puntiran ideal : max 1 3 dan 2 = 0
max = 2 1
Menurut Hooke :
G

1
[1 ( 2 3 )]
E

2 = 0, maka 1

1
[1 3 ] = 1 (1 )
E
E

max

G 1
max
21
Didapat :

E
2(1 )

1.6.2 KERJA ELASTIK (ELASTIC WORK)


Fx

Sebuah batang silinder, panjangnya x dan

dx

luasnya A mengalami penarikan satu arah


sebesar Fx sehingga terjadi pertambahan

panjang dx.
x

Fx

Pertambahan kerja dW:


dW = Fx dx
Kerja persatuan volume (dw) :
dw

dW Fx dx
( ) x de x
xA A x

Untuk deformasi elastik


Hook menyatakan bahwa : x Ee x
w = x

ex
e
Ee x x
2
2

w= E

e 2x
2

II. TEORI PLASTISITAS


II.1. DASAR TEORI DEFORMASI PLASTIS
Membahas perilaku bahan yang mengalami pembebanan sehingga terjadi
deformasi plastis
Hukum Hooke tidak berlaku
Regangan yang terjadi tergantung pada:
Keadaan awal dan akhir tegangan regangan
Jalannya proses pembebanan dari awal sampai akhir proses.
Hubungan tegangan dan regangannya tidak linier (lurus) tetapi berupa parabolik.
Adanya Pengerasan Regangan (Strain Hardening).
Sasaran Teori ini
Menghitung Tegangan, Gaya-gaya, dan Deformasi.
SASARAN:
MENGGAMBARKAN SKALA MAKRO PERILAKU PLASTIS DARI PADA
LOGAM
1. Metal Flow (Aliran logam, Regangan, Laju regangan)
2. Flow Stress (Aliran tegangan: Penguatan)
3. Temperatur dan Perpindahan Panas.
4. Tegangan, Beban pembentukan, dan Energi
1 s/d 4 Deformasi Plastis
RESUME:
Deformasi Plastis/Mekanis bertujuan :
Menentukan bagaimana logam mengalir, bagaimana geometri yang diinginkan
bisa dibuat secara deformasi plastis, dan sifat-sifat mekanik apa yang
diperlukan.
ASUMSI:
1. Deformasi elastis diabaikan. Pada kasus bending dan adanya pegas lain
(Springback) tidak diabaikan.
2. Aspek-aspek metalurgi: butir kristal, batas butir, dislokasi, tidak
diperhitungkan. Dengan kata lain: bahan/logam yang terdeformasi dianggap
segai sebuah continuum
3. Data-data uji tarik, tekan, puntir satu arah, dianggap berhubungan dengan flow
stress pada kondisi deformasi multiaxial.
4. Pengaruh Anisotropi dan Bauschinger diabaikan.
5. Volume tetap konstan
6. Gesekan antara benda kerja + tool mengikuti hukum Coulombs atau rumusan
tegangan gesek tetap.

II.1.A. ALIRAN TEGANGAN LOGAM

E
B
A
C

Dari hasil uji tarik didapat F vs dL dihitung selanjutnya diperoleh vs

Pada garis OA deformasinya elastis e


E

Mulai dari titik A terjadi pertambahan tegangan (incremental stress) fungsi


dari pertambahan regangan , garis AB deformasinya plastis. Dari titik B
beban dilepas maka akan membuat garis sejajar OA dan apabila diberi beban
kembali maka proses pertambahan tegangan akan berlanjut DBE.
II.2. STRAIN HARDENING (PENGERASAN REGANG)
Peningkatan tegangan (aliran tegangan) bertambah dengan adanya
pertambahan regangan (deformasi).
Pengerasan Regangan Isotrope dan Pengaruh Bauschinger

B
A

D
0

B
B

B
B

Apabila logam ditarik sampai terjadi plastisitas yaitu pada titik B


(misalkan) lalu dilepaskan sehingga garis BD // OA, selanjutnya logam ditekan
dari titik D maka:
Jika tegangan alir hasil tekan B ' B kita sebut pengerasan regangannya
isotrope.
Jika

B B"

ada efek Bauschinger. Pada kasus teori plastisitas kita

telah mengasumsikan bahwa efek Bauschinger ini diabaikan.


Teori plastisitas : logam mulai terdeformasi plastis apabila tegangan yang
digunakan

mencapai tegangan luluh (yield stress).

Tegangan luluh = 0

Kurva aliran tegangan mempunyai arti penting dalam teori plastisitas.


Aliran tegangan logam dipengaruhi :
1. Faktor explisit yang berhubungan langsung dengan proses deformasi :
temperatur deformasi, derajat deformasi, laju regangan.
2. Faktor implisit : tidak berhubungan dengan proses deformasi : komposisi
kimia, struktur logam, besar butir, fasa, segregasi dan kondisi regangan
sebelumnya.
Resume :

f (T , , , S )

II.2.A. IDEALISASI PERILAKU PLASTIS


Untuk menyederhanakan formulasi matematis dari aliran tegangan. Ahli
matematik membuat 4 skema/gambar.
ELASTIC PLASTIC STRAIN HARDENING

= E

ELASTIC-PLASTIC IDEAL
Tanpa pengerasan regangan. Model ini dimanfaatkan
pada civil engineering.

=E

RIGID PLASTIC
Tanpa daerah elastis model ini dimanfaatkan pada Metal
Forming

RIGID PLASTIC IDEAL


Model ini dipakai umumnya pada proses metal forming
kondisi panas.

II.3. KRITERIA LULUH / PLASTIS


F
C

3
D

2
A

e
R
F

P2
L

P1

Titik P berada pada sistem (lingkaran).


Jika P1 berada pada bagian dalam L terjadi deformasi elastis.
OP1 mengalami gaya puntir C.
Sekarang titik P1 mengalami gaya tarik F sampai memotong L di P2,
maka deformasi yang terjadi adalah deformasi plastis.
Kurva L merupakan batas luluh dari suatu sistem (proses tarik puntir)
Jadi kurva L merupakan batas luluh dari satu sistem (proses tarikan-puntiran)
Dari penarikan F (tensile stress)
Dari penarikan C (shear stress)
Untuk tabung

F
2 Re

C
2 Re R

Untuk tabung, keadaan tegangan pada proses tarikan puntiran adalah:


Arah melingkar = 2
2

Arah radial = 1

1 0

Arah memanjang = 3
3

0
0 0
0 0 0

0 0 2 0 0
0
0 2 3
C
2eRR
F

2eR

F
C

3
A

P
D

e
R

II.4. TEGANGAN DAN REGANGAN GESER OCTAHEDRAL


II.4.A. Tegangan Geser Oktahedral

oct
oct

oct

oct
oct
oct

oct

oct

1 2 3
m
3

Tegangan normal oktahedral besarnya sama dengan komponen hydrostatis


tegangan total.
Tegangan geser normal oktahedral:
1
1
2
2
2
oct 1 3 1 3 2 2
3
Tegangan-tagangan hydrostatis tidak dapat menghasilkan yielding. Untuk itu
tegangan geser oktahedral yang merupakan komponen-komponen untuk proses
deformasi.
sehingga untuk uniaksial = 2 3 0

oct

2
1
3

oct ( critical )

2
0
3

II.4.B. Regangan Geser Oktahedral:

oct
oct

Secara Analisa Matematis

1 2 3
3

2
1 2 2 2 3 2 3 1 2
3

1
3

Peluluhan adalah fungsi dari tegangan-tegangan:


f ( , ) 0

Misalkan
Dalam uji tarik/tekan monoaksial Peluluhan (yielding) terjadi ketika nilai
tegangan

F
mencapai nilai y
A
F
y
A

Untuk keadaan-keadaan tegangan multiaksial, nilai tegangan luluh tidak bisa


didapat hanya dari sebuah tegangan (monoaksial stress), tetapi harus dari sebuah
kombinasi semua tegangan.
Ada dua kriteria luluh yang umum digunakan:
1. Kriteria Von Mises isotrop
2. Kriteria Tresca

II.5. KRITERIA PLASTISITAS


II.5.A. PENDAHULUAN
Untuk menyebabkan Deformasi Plastis, suatu tingkat tertentu dari
tegangan harus dicapai, tegangan ini disebut dengan Tegangan Luluh.
Ekspresi matematiknya disebut Kriteria Luluh, dan terutama digunakan
untuk memprediksi kapan luluh akan terjadi di bawah, kombinasi keadaan
tegangan-tegangan dalam terminologi sifat-sifat partikular dari logam yang
dikenai tegangan.
II.5.B. KRITERIA LULUH
Bentuk yang paling umum adalah: f ( x , y , z , xy , yz , zx ) = a (konstan)
atau dalam terminologi dari tegangan-tegangan utama: f ( 1 , 2 , 3 ) = C
Untuk kebanyakan logam ulet isotropis, asumsi-asumsi di bawah ini
diambil:
1. Tidak ada efek Bauschinger, berarti bahwa tegangan-tegangan luluh dalam
tarik dan tekan adalah ekuivalen.
2. Volume tetap, sehingga ekuivalensi dari Rasio Poisson adalah 0,5.
3
3. Besar dari Tegangan Normal rata-rata, m 1 2
, tidak menyebabkan
3
peluluhan (luluh).
Dalam sudut pandang asumsi 1 dan 2 di atas, suatu postulat dari kriteria
luluh jika diplot dalam ruang tegangan utama tiga dimensi, harus menghasilkan
suatu permukaan prismatik yang daerah melintangnya tidak bervariasi.
Permukaan prismatik ini disebut dengan Permukaan Luluh (Yield Surface). Jika
satu dari tiga tegangan utama diambil konstan, yang ekuivalen dengan suatu
bidang yang melewati permukaan luluh, hasil dari plot dua dimensi disebut suatu
Lokus Luluh (Yield Locus).
Asumsi bahwa peluluhan tidak tergantung pada tegangan rata-rata atau
biasa disebut komponen hidrostatis dari keadaan total dari tegangan, beralasan
jika aliran plastis dipengaruhi oleh mekanisme geser seperti luncur atau
kembaran.
Dalam konteks ini, persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai:
f ( 1 2 ), ( 2 3 ), ( 3 1 ) = C
yang mengimplikasikan bahwa peluluhan tergantung dari ukuran Lingkaran
Mohr.
TEORI-TEORI KRITERIA LULUH
1. MAXIMUM NORMAL STRESS THEORY
Plastic Yielding terjadi ketika tegangan yang diberikan melebihi tegangan
luluh tarik (tensile yield stress).
Akurat hanya untuk material brittle.
Paling sederhana.
2. MAXIMUM SHEAR STRESS THEORY (Coulomb 1732-1806)
1864 ditulis kembali oleh Tresca Tresca Theory

Plastic Yielding akan terjadi ketika Tegangan Geser Luluh (Yield Shear
Stress = Critical Shear Stress) dari suatu material.

Critical Shear Stress = k = 0


2

+k

-k
-
MOHR THEORY AND INTERNAL FRICTION THEORY
Identik dengan Tresca (Modifikasi Teori Maksimum Shear Stress)
Pengaruh internal friction diperhatikan
Penggelinciran (sliding) sepanjang bidang geser (slip planes) dihambat
oleh gesekan akibat tegangan tekan yang bekerja pada bidang geser.
4. MAXIMUM NORMAL STRAIN THEORY
Disebut juga Saint Venants Theory (1797-1886).
Yielding terjadi ketika regangan utama (principal strain) mencapai nilai
batas tertentuk yang ditentukan melalui uji tarik standar.
Aplikasinya hanya untuk beton, dan tidak berlaku untuk deformasi logam.
5. MAXIMUM DISTORTION ENERGY THEORY (VON MISES)
Teori yang memprediksikan ductile yielding pada kondisi tegangan
kombinasi.
Lebih akurat.
Plastic Yielding akan terjadi ketika tegangan yang bekerja pada bidang
octahedral melebihi tegangan geser kritis, k.
3.

II.6. KRITERIA LULUH TRESCA


Luluh terjadi apabila tegangan geser maksimal mencapai harga tegangan geser
dalam uji tarik uniaksial.

max 1 3
2
1= tegangan utama maksimum
3= tegangan utama minimum
untuk uji tarik uniaksial
1 y
2 3 0
,

Tegangan luluh geser


max

2
y
3
1
y
2
2

Maka kriteria tegangan geser maksimum:

1 3 y
untuk keadaan geser murni: 1 3 y , 2 0

maka luluh terjadi apabila

1 3 2 y y

atau y

y
2

LOCUS LULUH berupa segi enam (lihat gambar)

Luluh terjadi pada:


msx min C atau 1 3 C , di mana 1 2 3

nilai C

Pada penarikan uniaksial,

max 1 , 2 3 0 , 1 3 Y C

Pada kondisi geser murni:

max 1 , 2 0 , min 3 1 ,

Luluh terjadi pada:


geser maks
max

geser murni
murni

jika geser 1 k maka: 1 3 y 2k


0 persamaan garis

+Y

3
I

VI

II

-Y

-1

+Y

-Y
1

III
V

3
1

-3
3

IV

Keterangan:
I.
3>1>0 3 = +Y
II.
1>3>0 1 = +Y
III.
1>0>3 1-3 = +Y
IV.
0>1>3 3 = -Y
V.
0>3>1 1 = -Y
VI.
3>0>1 3-1 = +Y

II.7. KRITERIA LULUH VON MISES


Luluh terjadi pada:

1 2 2 2 3 2 3 1 2
3

C1

2
2
2
atau: 1 2 2 3 3 1 C 2

nilai C 2

Pada penarikan uniaksial:

1 Y 2 3 0 , C 2 2Y 2

Pada kondisi geser murni:

1 k 3 , 2 0 hasil
substitusi
C 6k ,

Persamaan Von Mises menjadi:


( 1 2 ) 2 ( 2 3 ) 2 ( 3 1 ) 2 2Y 2 6k 2

adalah persamaan ellips.

12 3 2 1 . 3 Y 2 isotropic

3=21

2 0

3
1

1
=23=1.155Y
3=0.577Y

+Y

1
2

15%

-Y

2 y

y
3

+Y

y
3
3
15%

1=-3
1=0.577Y

-Y

Kriteria Tresca

Kriteria von Mises

3=-0.577

KRITERIA LULUH TRESCA DAN VON MISES


TRESCA

VON MISES

Menyatakan bahwa luluh mulai terjadi


saat tegangan geser maksimum
mencapai tegangan geser kritis pada
uji tarik uniaksial.
1 3 C , di mana 1 2 3
Pada uji tarik diperoleh:
max 1 , 2 3 0 ,
ketika yield terjadi 1 0 ,
sehingga didapat: 1 3 0
Pada uji puntir diperoleh:
min 3 1 , 2 0

1 3
2

Menyatakan bahwa luluh akan terjadi


jika akar tegangan geser maksimum
mencapai suatu nilai kritis.

( 1 2 ) 2 ( 2 3 ) 2 ( 3 1 ) 2
3

1 0 , 2 3 0

( 1 2 ) 2 ( 2 3 ) 2 ( 3 1 ) 2 2 0

0
2

( 1 2 ) 2 ( 2 3 ) 2 ( 3 1 ) 2 2 0 6 2
1 2 ( 1 2 ) 2 2 0
atau
2

Sumbu semi minor:

3=21

3=1
1=23

1=-3geser murni
Von misses=
-3

Pada uji puntir diperoleh:


1 3 , 2 0 , sehingga didapat:
( 1 2 ) 2 ( 2 3 ) 2 ( 3 1 ) 2 6 2
Jika digabung diperoleh:
2

Sumbu semi mayor: 2 0 ,

Tresca=0/2

Pada uji tarik diperoleh:

1 2 2. 1 . 2 0

C
1

( 1 2 ) ( 2 3 ) ( 3 1 ) C 2
2

max 1 yield terjadi pada:


1 , sehingga didapat:
1 3 2

2
3 o

2
0,
3

PERBEDAAN

TRESCA hanya memperhitungkan tegangan maksimum dan minimum.

VON MISES memperhitungkan semua tegangan.


Perbedaan terbesar terjadia pada tegangan geser murni 1 3
PERSAMAAN
KRITERIA LULUH SAMA PADA:
Kriteria luluhnya menghasilkan o yang sama pada pengujian uniaksial.
Tegangan equibiaksial 1 3 yang sama.
Soal

z 50 MPa
y 100 MPa
xy 30MPa

x 200 MPa
Berdasarkan analisa tegangan ,bagian konstruksi pesawat ruang angkasa
mengalami tegangan seperti diatas. Bagian pesawat tersebut terbuat dari paduan
alumunium 7075 ~T6 dengan nilai tegangan luluh y = 500 Mpa. Apakah akan
terjadi gejala luluh ? jika tidak berapa faktor keamanannya
Jawab :
Dengan menggunakan kriteria luluh Von Misses

1
y
x y
2

x 6
2

2
xy

2
yz

2
xy

1
2

1
2
200 100 2 100 ( 50) 50 200 2 6 30 2
y
2

1
2

1
1
100400 2 316 ,856 224 MPa
2
2
224<500 (tidak akan terjadi luluh)

Faktor keamanan =

500
2,2
224

Kriteria Von Misses


Von Misses: Peluluhan terjadi bila akar-akar tegangan geser mencapai satui nilai
kritis

2 2 3 3 1
2

=C1

atau kita dapat ekivalennya


1 2 2 2 3 2 3 1 2 2 y 2 6k 2
Locus luluh berupa ellips (lihat gambar )

Untuk mendapatkan nilai C2 , kita gunakan yield stress dari uji tarik
1 y

Kita dapat : 2 C2
Untuk geseran murni 1 k 3 dan 2 0
Didapat C2 6k 2
2
y

Kriteria Von Misses ditulis


Tegangan utama:

Bentuk umum :

2 2 3 3 1 2 y2 6k 2
2

x 6 xy2 yz2 zx2 2 y2 6k 2


2

Tabung tipis tertutup diberi tekana P, tebal tabung e dan jari-jari r. Tegangan1
3
tegangan yang terjadi :
P

1 0 arah radial = r
Pr
arah melingkar (circumferential) = c
e
Pr
3
arah memanjang = l
2e

Soal :
Sebuah tabung tertutup diameter 60 cm diberi tekanan P = 5 Mpa. Bila bahan
tabung mempunyai tegangan luluh o = 50 Mpa.
Hitunglah:
a. berapa besar harga tebal (e) menurut kriteria Tresca
b. menurut kriteria Von Misses
c. jika harga o = 20 Mpa, hitung harga e (tebal) menurut kriteria Tresca

III. PREDIKSI GAYA PEMBENTUKAN LOGAM MEKANIK


Objectives :
memprediksi deformasi logam
menghitung gaya yang dibutuhkan untuk proses
menentukan tegangan lokal dan regangan untuk memprediksi kegagalan
proses
Faktor yang mempengaruhi beban (load) dan energi :
pemilihan parameter-parameter proses
- pass scheclules
- pelumasan (lubrication)
- temperatur
- kecepatan
- tool profile
III.1. Teori Kerja Ideal
Kita telah mempelajari perhitungan kerja persatuan volume dari
penarikan/penekanan sederhana dengan menggunakan pendekatan kerja ideal
atau deformasi merata.
W W
l
W o A l

o
V

Al

l1

W
dl
o o d
V l
l
0

(1)

Apabila tidak terjadi peguatan dengan bertambahnya regangan


o
l1

W
dl
l1

ln
V
l
lo
lo

keterangan :

(2)

= Tegangan efektif/ekivalent

o = yield stress
Rumusan 2 dapat dimanfaatkan untuk menghitung kerja/volume pada logam yang
telah diworked hardenned. Untuk logam lunak yang mana ter penguatan dengan
bertambahnya regangan ,maka rumusan 1 lebih sesuai.
III.1.A. Menentukan Drawing Stress pada proses Wire drawing
Kerja pada proses drawing adalah perkalian antara gaya penarikan
(drawing force) F pada posisi awal logam dimana logam masuk ke die sepanjang
kawat yang masuk l1
W1 = F l1
dari persamaan

l1
W
ln
V
lo

dan anggap tidak terjadi gesekan maka : F

V
l1
ln
l1
lo

diketahui bahwa V = l0A0 = l1A1 didapat


l1
lo

F = A1 ln

sering digunakan perubahan luas permukaan pada proses penarikan kawat


dibanding perubahan panjang ,maka persamaan diatas dapat ditulis :
F = A1 ln

Ao
A1

kita masukan parameter r yaitu perameter reduksi permukaan


r=

Ao A1
A1
1
Ao
Ao

F= A1 ln

F
1
A1

Drawing stress =
1 ln

1
1 r

1
1 r

..(3)

III.1.B. Menentukan Reduksi Permukaan Maksimum rm 1 pass pada Proses


Wire Drawing
dengan memanfaatkan metode kerja ideal
diketahui bahwa proses wire drawing dibatasi oleh tensile failure (batas
putus).
Untuk setiap pass, tegangan tarik maksimum
o karena strain
hardening kecil

Dari keadaan diatas maka kondisi reduksi maksimum rm terjadi pada saat :
1
1
o
Dari rumusan 3
1 ln

1
1
o ln
1 rm
1 rm

Berarti :
1
e1.0 2,7
1 rm
rm 1

1
0,63
2,7

Didapat bahwa reduksi maksimum yang dapat dilakukan dengan kondisi


pelumasan yang terbaik dapat dicapai
63% atau bisa lebih jiak logam
mempunyai nilai n yang besar. Adanya distorsi internal dan gesekan (friction)
dapat menurunkan nilai tersebut. Pengalaman menunjukkan bahwa reduksi bisa
mencapai 50% pada kondisi normal.
III.2. KERJA ELASTIS
E=

E = modulus Young.

E
jika persamaan I dipakai
dWel VEd
Wel VE d VE
Wel V

2
2

2
2E

III.3. KERJA PLASTIS


Penjelasan kriteria peluluhan sebelumnya, komponen hidrostatik disetiap
keadaan tegangan, bekerjanya pada garis permukaan luluh. Menurut prinsip
normalitas (akan dijelaskan lebih lanjut), tidak ada komponen regangan dari total
vektor regangan yang bekerja dalam arah m (mean stress), akibatnya komponen
hidristatik tidak mengembang ke permukaan luluh, untuk itu tidak ada kerja tanpa
mempedulikan nilainya. Bila komponen deviatorik inibekerja pada arah yang
sama dengan total vektor regangan, perkalian kwantitas ini menghasilkan kerja
maksimum akibatnya perlukaan luluh akan mengembang.
Pendekatan langsung kerja plastik dapat dijelaskan sebagai berikut. Bila
sebuah balok panjang lo diberi gaya F pada permukan balok berukuran wo lo dan
perpanjangannya dl maka kerja nya adalah F dl, dan kerja persatuan volumenya :
dw

Fdl
.
wo.to.lo

Pada kasus umum, dimana tiga gaya normal dan 3 gaya geser bekerja simultan,
kerja total per satuan volume adalah :
dw = x dx + y dy + z dz + xy dxy + yz dyz + zx dzx
dalam bentuk komponen2 utama :
dw = 1 d1 + 2 d2 + 3 d3
III.3.A. TEGANGAN EFEKTIF
Umum dipakai tegangan effectiv (y) sebagai fungsi dari tegangan2 yang
diberikan. Bila nilai tegangan effectiv mencapai harga kritis, maka keadaan
tegangan yang diberikan akan menyebabkan peluluhan; artinya telah mencapai
batas effectivnya.

Berdasarkan kriteria Von Mises :


( 1 2 ) 2 ( 2 3 ) 2 ( 3 1 ) 2 2y 2 6k 2

Sementara untuk kriteria Tresca :


1 3 y , di mana 1 2 3
III.3.B. REGANGAN EFEKTIF
Regangan effective didefinisikan seperti dalam kerja inkremental persatuan
volume :
dw = 1 d1 + 2 d2 + 3 d3
Berdasarkan kriteria Von Mises, regangan effectiv :
d

2
[(d 1 d 1 ) 2 (d 2 d 3 ) 2 (d 3 d 1 ) 2 ]1 / 2
3

Bentuk sederhananya : d = 2/3 (d12 + d22 + d32)]1/2


Total regangan plastik : = 2/3 (12 + 22 + 32)]1/2
dWpl V pl d

jika pl K n

Persamaan Hollomon

dWpl VK d

Wpl dWpl VK n d

Wpl

VK n 1
n 1

Wpl

V
VK n 1
atau
n 1
n 1

III.3.C. KERJA PADA UJI TARIK


Kerja per satuan volume = Tegangan sebenarnya X regangan sebenarnya
mJ
N
mm

x
3
2
mm
mm mm

Penurunan:
Kerja = Gaya x Jarak yang Ditempuh
dW = F x dL
Kita ketahui bahwa:
d

dl
dl l.d
l

F A
dW A.l.d Vd (1)

Kerja Elastis

Jika persamaan (1) dipakai


dWel VEd

Wel VE Ed VE
Wel V

2
2

2
2E

Kerja Plastis
dW pl V

Jika pl

pl d

k n

dW pl VK n d
W pl

dW

W pl

W pl

pl

VK

VK n 1
n 1

VK n 1
n 1

atau

V n 1
n1

Kurva Tegangan Regangan Kurva Alir


k n
k = tegangan pada 1,0
n = koefisien pengerasan regangan
Idealisasi Kurva Tegangan Regangan

Contoh soal :
Dari hasil uji tarik baja lunak didapat
1) modulus elastisitas 219,5 KN/mm2
2) yield stress ( o ) = 301,2 N/mm2
3) UTS (max) = 562 N/mm2
4) Pada UTS = 42,9. 10-3
5) Nilai koefisien pengerasan regangan = 0,212
Hitunglah :

A. Kerja elastis
B. Kerja plastis
Bila volume benda uji tarik 13300 mm3
2
(301,2) 2
Wel V o 13300
2,75MJ
2E
2 x 219,5x103
Wpl

V 13300 x 562 x 42,9 x10 3

264,6MJ
n 1
0,212 1

Latihan soal
Hitung kerja elastis dan plastis untuk merubah bentuk kawat alumunium hingga
patah. Dimensi awal awal = 10 mm, panjang 250 mm. Diketahui bahwa
modulus youngs = 670 KN/mm2, yield stress 75 N/mm2 , koefisien pengerasan
regangan n = 0,25 , UTS = 135 N/mm2 , dimensi akhir = akhir = 8,3 mm.
Berapa persen kerja elastis dari 9 kerja totalnya ?

x10 2 x 250(75) 2
V

Kerja elastis =
4
82MJ
2E
2x 670KN / mm 2
V f f
n 1
A
f ln(1 e) ln o
Ai

Kerja Plastis=

78,54
ln 4
ln
0,372
2
o

Wpl =

2
4 i

54,14

135x 0,372
V f f
.10 2.250.
=
4
1,25
n 1

Wpl 788,9Joule.

% kerja deformasi elastis =

1,1
100
x
0,0001%
788,9 1000

Kita lihat bahwa % kerja elastis dibandingkan dengan energi plastis sangat kecil.
Jadi kerja untuk deformasi elastis dapat diabaikan.
Soal Latihan
1. Keadaan tegangan bidang seperti ditunjukkan gambar 4 merupakan titik kritis
dari sebuah komponen mesin yang terbuat dari baja. Dari hasil pengujian
tarik uniaksial diketahui bahwa Tensile Yield Strength y untuk grade baja
yang digunakan adalah 250 MPa. Tentukan faktor keamanan berkaitan
dengan peluluhan (yield) menggunakan: (a) Kriteria Tresca, (b) Kriteria von
Mises.
40 MPa
25MPa

80 MPa

2. Suatu pressure vessel silinder berdinding tipis memiliki diameter dalam D dan
ketebalan dinding t. Tunjukan bahwa tegangan pada keliling (hoop stress)
berkaitan dengan tekanan dalam p dinyatakan dengan persamaan: h

pD
.
2t

Jika ujung vessel ditutup dengan las, berapa tekanan longitudinal (longitudinal
stress) rata-rata pada dindingnya?. Tentukan rasio dari tegangan keliling
terhadap tegangan memanjang. Mengapa persamaan ini tidak berlaku untuk
pressure vessel berdinding tebal?
3. Sebuah tabung berdinding tipis dengan kedua ujung tertutup terbuat dari
logam dengan tegangan luluh tarik 40.000 Psi. Tabung tersebut memiliki
diameter luar 3 inch dan tebal dinding 0,025 inch. Setelah diberi suatu gaya
tekan aksial 500 pounds pada ujung-ujungnya tabung diberi tekanan dalam.
Berapa besarnya tekanan dalam P yang akan menyebabkan luluh menurut: (a)
Tresca, (b) von Mises.
4. Beban tekan uniaksial sebesar 4x105 kg. Menyebabkan peluluhan dari sebuah
kubus bersisi 80 mm. Berapa besarnya gaya yang diperlukan untuk terjadinya
luluh jika sisi-sisi lain ditahan oleh gaya-gaya tekan sebesar 105 kg dan 2x105
kg. Abaikan faktor gesekan. Jelaskan kaitan perhitungan tersebut di atas
dengan penggunaan tegangan luluh uniaksial dalam memperkirakan daya yang
diperlukan untuk proses canai dingin.
5. Sebuah tabung tertutup berdiameter 100 cm diberi tekanan p = 10 MPa.
Tabung terbuat dari baja dengan tegangan luluh adalah 0 = 120 MPa.
Hitunglah:
Berapa tebal minimal t yang dibutuhkan agar luluh terjadi menurut kriteria
TRESCA dan VON MISES.
Apabila harga tegangan luluh geser 0 adalah 60 MPa., berapa tebal
minimal t yang dibutuhkan agar luluh terjadi menurut kriteria TRESCA.

6. Sebuah tabung tipis dengan kedua ujung tertutup mengalami tekanan dalam
maksimum sebesar 10.000 Psi. Radius rata-rata tabung 20 inch dan tidak ada
luluh pada tabung tersebut. Jika tebal tabung 0,5 inch, dan nilai Y dan k bahan
tabung tidak diketahui, dengan menggunakan kriteria Tresca dan Von Mises,
tentukanlah:
Nilai Y (kekuatan luluh tarik) untuk mencegah luluh.
Nilai k (kekuatan luluh geser) untuk mencegah luulh
Catatan: tegangan yang bekerja pada permukaan tabung.
pr
,
t
pr
Arah memanjang: l
,
2t
Arah radial: r 0

Arah melingkar:

di mana:

p = tekanan dalam
r = radius rata-rata tabung
t = tebal tabung
7. Suatu ketel uap berbentuk tabung dengan ujung setengah bola (hemispherical)
memiliki radius rata-rata 0,5 m dan dibuat dari logam dengan nilai k = 400
Mpa. Tekanan dalam maksimum selama penggunaan adalah 20 Mpa. Jika
tidak terjadi luluh pada ketel uap tersebut, tentukan tebal minimum.
Menurut kriteria luluh Tresca
Menurut kriteria luluh Von Mises
Tegangan yang bekerja: l

8.

pr
, dan r 0 .
2t

8kN.m

3.5 kN.m

The steel pipe shown in Fig. Has an inner diameter of 60 mm and an outer
diameter of 80mm. If it is subjected to a torsional moment of 8 kN.m and a
bending moment of 3.5 kN.m determine if these loading cause failure as defined
by maximum distorsion energy theory (Von Mises). The yield stress for the steel
found from a tension test y 250 MPa

III.4. MENENTUKAN PERUBAHAN TEMPERATUR

Energi deformasi plastis sebagian kecil ( 5%) terabsorbsi di logam untuk


meningkatkan energi dalam. Sisanya yang 95% berupa energi panas sehingga
temperatur logam bertambah panas. Deformasi terjadi (dalam logam) akibat
adanya sliding sepanjang garis slip (bidang slip), dan adanya gesekan dapat
menimbulkan panas.
Untuk menghitung energi panas yang diserap ke dalam logam:
Kerja yang diberikan =
energi panas yang diserap
=
massa logam x specific heat x kenaikan
temperatur
=
volume logam x density x Sh x T
=
V..Cp.T
Rumusan diatas mengambil asumsi bahwa 100% energi terserap menjadi panas.
Contoh soal:
1. Jika dari pengujian tarik dianggap bahwa deformasinya adiabatic (adanya
kenaikan temperatur), hitunglah kenaikan temperaturnya (T) bila density
aluminium tersebut adalah 2700 Kg/m3, specific heat = 1 Kj/Kg oC.
Jawab:
Kerja plastis = 788,9 J

=
=

V..Cp.T

x 102 x 250 x 2700 x 1 x T

V..Cp.T

mm3. Kg/m3 x KJ/Kg oC x oC


3

mm

mm3 x

788,9 =

x10 2
4

Kg
mm 3 .1000

J .1000
Kg o C

xo

J
Kg
x oC x (1000)-2
3 x
Kg o C
mm

x 250 x 2700 x 1 x 1000-2 x T

788,9 x 4 x1000 2
x10 2 x 250 x 2700

14,9 oC

2. Logam berbentuk kubus dimana tidak terjadi pengerasan regangan

(n=0)

mempunyai tegangan alir = 400 MN/m2. Hitunglah kerja yang diberikan bila
sisi kubus =25 mm, sedangkan nilai elongasinya (e) = 20 %.
Diketahui pula E = 15 x 104 MN/m2.
Jawab:
1 o2
V
2 E

Elastic work =

Plastic work

W palstic
Total Kerja

1 400 2
x 253 x 10-3 J
2 15x10 4

8,3 J

V.o.

ln (1+e)

ln(1+0,2)

0,18

253 x 10-3 x 400 x 0,18 J

1,12 KJ

1,12 + 0,0083

1,1283 KJ
Diketahui sisi kubus = 80 cm
Comphrehensive load (L) = 4x105

L 4 x105 kg

kg (yielding)
Bila pada sisi lain diberi beban masingmasing
2
2x105 kg

105 kg dan 2x105 kg


berapa beban yang diperlukan agar
terjadi
yielding?

Jawab: 3

105 kg

= Kg/mm2

N/mm2 =

dikalikan 9,8 x 103 (kec. gravitasi).

4 x10 5 x9 ,8 x10 3
80 x 80

= 612,5 KN/mm2

menurut Tresca:
1 - 3 = o
VM
Jadi 1 =

(1 - 2)2 + (2 - 3)2 + (3 - 1)2

= 2o

153,13 KN/mm2

???

10 5 x 9,8 x10 3
80 x80

2 x105 x 9,8 x10 3


80 x80

=
=

306,25 KN/mm2

Tresca:
1 153,13

765,63 KN/mm2

612,5

load agar terjadi yielding:


765,63x80 x80
9,8

5x105 kg

Von mises:
(1 306,25)2 + (306,25 153,13)2 + (153,13 - 1)2

(612,5)2
12 612,51 + 93789,06 + 23445,73 + 23445,73 306,261 - 12 =
750312,5
212 918,761 609631,98 = 0
1

1289,85 KN/mm2

Load diperlukan agar terjadi yielding;


1289 ,85x80 x80
= 8,4 x 105 kg
9,8

relevansi terhadap estimasi power yang dibutuhkan untuk cold rolling adalah
sebelum power dihitung maka beban roll (rolling load) harus terlebih dahulu
dihitung/diukur dari tekanan radial volume terhadap logam. Akibat tegangan
uniaxial yang digunakan terjadi satu sistem tegangan triaxial.
Contoh Soal :

Sebuah kawat berdiameter awal 2,5 mm akan direduksi diameternya sebesar


20% dengan cara drawing. Tegangan yang diberikan adalah 240 N/mm 2. Panjang
kawat 1m.
Hitung:
a. Kerja yang diberikan juka meterialnya non work hardening
b. Daya motor (Horse power) mesin drawing bila kecepatan mesin drawingnya =
5,6 m/det. ( 746 watt = 1 Hp).
Jawab:
% reduksi

20%

0,2

ln (1 + 0,2)

Ao x 1000 mm=

x 2236 x 240 x 0,223 Nmm

0,223
2,236 x 1000 =2236 mm3
=59,837 J

Waktu untuk menarik kawat 1 m = 1/56 = 0,1786 detik


Power

work
=
time

59,837
0,1786

335
746

0,45 HP

335 Watt

Anggaplah proses kerjanya ideal dimana tidak terjadi heat loss.


W

M . Cp . T

Hitunglah T pada proses wire drawing dari billet Al berdiameter 200 mm


berubah menjadi rod = = 25 mm pada temperatur 670 oC.
Diketahui:
yield stress Al = 60 N/mm2
SH (Cp)

= 1,04 KJ/kg oC

= 2700 kg/m3

=0

Work done
W

V . o .

V . o . ln

Ao
A1

=
=

M . Cp . T

V . . T . Cp

2
Ao
200
2
60 N / mm ln

A1 =
25
Cp
1,04 x10 3 J / kg o Cx 2700 x10 9 kg / m 3

o ln

88,9 oC

Chapter 1
Chapter 2 III.5.LAJU REGANGAN (STRAIN RATE)

Strain Rate (

)=

( sec-1)

Test

-1
(sec )

10-3
10
20

Tensile Test
Impact test
Rolling
Contoh Soal:

Slab metal diturunkan ketebalannya sebesar 20% dengan menggunakan kecepatan


roll 100 rpm pada sudut kontak 6o. Hitung kecepatan regangan !
Jawab:
Untuk 1 putaran

1
x 60
100

0,6 sec

Waktu yang dibutuhkan untuk lewat pada sudut kontak 6o

jadi =

6
x 0,6
360

0,3
=
0,01

30 sec

0,01 sec

pengaruh laju regangan terhadap kurva tegangan regangan:


1.
2.
3.

meningkat, kurva tegangan regangan juga meningkat

meningkat, koefisien pengerasan regangan menurun

meningkat, keuletan menurun.

III.6. INTERAKSI ANTARA VARIABEL-VARIABEL PROSES DAN


PERALATAN
Variabel Proses
Equipment

Variabel

Flow stress
Of material (

Strain rate

Kecepatan
Proses
(Vp)

Temperatur
cetakan/die

Temperatur
benda kerja

Waktu
kontak

Stiffnes
(kekakuan)

Friction
Lubrication

Clearence
Flatness, dsb

Geometri
Produk

Machine load
Required
load
energi

Toleransi
Proses

(ML)
Machine Energy
(EM)

Strokes per minute


At Idle, no

Strokes per minute


Under load (Mp)

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER


1. Tabung berdinding tipis dimana ujungnya tertutup terbuat dari logam yang
mempunyai yield strength y = 40 ksi. Panjang tabung 8 feet, diameter rata 3
inch, tebal dinding 0,050 inchi. Dalam pemakaian, tabung mengalami
beban/gaya tarik aksial maksimum sebesar 2000 lbf, momen maksimum 2000
lb-in dan tekanan dalam.

Berapa besar tekanan minimal yang harus diberikan agar terjadi peluluhan
menurut:
a) kriteria Von Mises
b) kriteria Tresca
2. Sebuah logam mempunyai tegangan luluh 5000 psi diameter awal 4 inchi didrawing jadi 2 inchi. Die bersudut 30. Hitung drawing stress untuk kondisi:
a) frictionless
b) sticking
c) = 0,2

UJI TARIK
HUBUNGAN TEGANGAN-REGANGAN
DARI UJI TARIK UNIAKSIAL
F

L0

F dan L didapat dari uji tarik:


S

F
l
, e
A0
l0

l1
F
, ln
A1
l0

SOAL LATIHAN
Dari volume konstan:

A0.l0 = Ai.lI
1. Buktikan bahwa:

ln 1 e
s 1 e

2. Hasil pengujian tarik baja dengan dimensi spesimen: = 13 mm dan


panjang ukur l0 = 50 mm. Gambarkan diagram .
Load (kN)
Length (mm)

0
50

10
50.019

20
50.0381

30
50.057

40
50.07

Load (kN)
Length (mm)

50
50.236

60
50.495

65
50.699

67.5
50.889

70
51.270

Load (kN)
Length (mm)

70
51.270

72.5
51.515

70.4
52.181

68.0
52.134

62.3
52.181

TEGANGAN SEBENARNYA (TRUE STRESS) DAN


REGANGAN SEBENARNYA (TRUE STRAIN)
L
L
1
e

dL
Lo
L0 L
0

L0

ln

ln

A
L
ln 0
L0
A

dL
L
ln
L
L0
L

L
ln( e 1)
L0

Anda mungkin juga menyukai