Anda di halaman 1dari 5

7.

Statis tak Tentu (Statically indeterminate structures)


7.1. Pengertian
Jumlah reaksi yang belum diketahui lebih banyak dari pada persamaan
kesetimbangan yang ada, baik pada pembebanan aksial, torsi maupun
lengkungan.
Contoh: F
MA 1 F2
TA T TC
A BC 1
B
A B C RAh D A
RCh C
RA F RC RAv
RCv
Pembebanan aksial Balok T2
Puntiran

Untuk dapat menyelesaikannya perlu dilibatkan persamaan lain, misalnya


tentang perubahan panjang, perpindahan, atau persamaan lainnya.
Metode penyelesaiannya antara lain: metoda umum berdasar prinsip
superposisi (metode gaya atau metode flesibelitas atau metode konsistensi
deformasi ), metode lereng-defleksi, dan metode momen bidang momen.

1
Sudarisman - Mechanical Eng, UM Yogya Mechanics of Materials
7. Statis tak Tentu (Statically indeterminate structures)
7.2. Pendekatan Umum
Prinsip superposisi: memecah suatu persoalan yang komplek menjadi
dua atau lebih persoalan yang sederhana, menyele-saikan
persoalan-persoalan sederhana, dan menjumlahkan hasil
penyelesaiannya tersebut untuk mendapatkan penyele-saian total
atas persoalan awal yang komplek.
Contoh 1: Balok bertingkat seperti gambar terbuat dari baja dengan
modulus Young 200 GPa; luas penampang A1 = 8 mm2, A2 = 16 mm2;
panjang l1 = 1 m, l2 = 0,8 m. Pada tingkatnya dipasang gelang yang
sangat kaku untuk aplikasi beban F = 4 kN. Hitunglah: (1) Reaksi
titik tumpuan A dan C, (2) tegangan-tegangan pada penampang A1
dan A2 , (c) pergeseran titik B.
Penyelesaian:
Superposisi
A1 A2 A1 A2
C C
A F B R1 A B B’ R1 R2 B R2
+
l1 l 1 l 2
l1 l2 l2
2
Pembebanan Sudarisman - Mechanical Eng, UM Yogya Mechanics of Materials
7. Statis tak Tentu (Statically indeterminate structures)
(a) Pada superposisi terlihat jelas bahwa bagian balok AB mengalami beban ta-
rik dengan perpanjangan l1 dan balok BC mengalami beban tekan dengan
perpendekan l2. Sedangkan l1 + l2 tetap karena panjang AC tetap, sehingga
l1= l2.
Akan diperoleh
1 l1 = 2 l2
Dengan substitusi hukum Hooke akan diperoleh
1 2 R1 R2
 l1   l2 atau  l1   l2
E E A1 A2
A1 l2 8 0,8
atau R1  R2    R2    0,4  R2
A2 l1 16 1
Dengan Fh = 0, maka: -R1 + F – R2 = 0
-0,4 R2 + 4000 – R2 = 0 atau R2 = 4000 / 1,4 = 2 857,14 N
R1 = 0,4 R2 = 0,4  2 857,14 = 1 142,86 N
(b) Tegangan yang terjadi pada AB dan BC masing-masing:
R 1142,86 R 2857,14
1  1   142,86 MPa tarik;  2  2   178,57 MPa tekan
A1 8 A2 16
3
Sudarisman - Mechanical Eng, UM Yogya Mechanics of Materials
7. Statis tak Tentu (Statically indeterminate structures)
(c) Perpindahan titik B:
 142,86
l1  1  l1  1  l1  1000  0,7143 mm ke kanan.
E 200 000
Contoh 2: Baut baja dengan E = 200 GPa dengan tiang pipa kuningan (E = 101
GPa) digunakan untuk menjaga jarak dua plat kaku.
Ukuran awal sebelum dikencangkan seperti pada
gambar di samping. Sekerup kemudian dikencangkan
sehingga tegangan tarik pada batang baut 50 MPa.
Dalam pemakaiannya terjadi perubahan suhu sebesar
+80°C. Garis tengah luar pipa 20 mm, garis tengah
dalam 15 mm, sedangkan diameter batang baut 10 mm.
Koefisien muai linier baja 1,18.10-5 mm/mm/C dan
kuningan 2. 10-5 mm/mm/C . Jika perubahan-
perubahan tebal plat, diameter batang baut, diameter
luar dan dalam pipa akibat perubahan suhu dapat
diabaikan, hitunglah besar tegangan yang terjadi pada
baut dan pipa dalam pemakaiannya !
Penyelesaian:

4
Sudarisman - Mechanical Eng, UM Yogya Mechanics of Materials
7. Statis tak Tentu (Statically indeterminate structures)
7.3. Metode Lereng-Defleksi
Merupakan penerapan khusus prinsip superposisi.
Struktur statis tak tentu yang komplek dipecah menjadi dua (atau lebih)
struktur statis tertentu yang lebih sederhana.
Besar lereng dan defleksi di suatu titik tertentu berjarak x sembarang :
Pembebanan Besar lereng ( rad), besar defleksi ( mm)

x F (N)
x Fx
y
 2l - x 
2 EI

F  x2
l (mm)  3l - x 
6 EI

x q (N/mm)
y

qx 2
6 EI

3l - 3lx  x 2 
x
l 
q  x2 2
24 EI

6l - 4lx  x 2 
5
Sudarisman - Mechanical Eng, UM Yogya Mechanics of Materials

Anda mungkin juga menyukai