Anda di halaman 1dari 31

Modul 4

Ikatan Kristal dan Konstanta Elastik


Iwan Sugihartono, M.Si., Dipl.Sc.

PEN D A HU L UA N

M odul ini difokuskan pada pertanyaan: apa yang mengikat kristal?


Interaksi elektrostatik antara muatan negatif dari elektron dan muatan
positif inti atom disebabkan adanya energi kohesi padatan. Pembahasan
Modul 4 ini meliputi klasifikasi ikatan kristal, konsep dasar dari elastisitas
dan kekakuan, persamaan elastisitas dan regangan, serta konstanta elastisitas
dari kristal. Oleh karena itu, pelajari dengan cermat modul ini sehingga
pembahasan mengenai ikatan kristal dan konstanta elastik akan mudah
dipahami. Setelah menyelesaikan modul ini, Anda diharapkan dapat:
1. mengklasifikasikan ikatan Kristal;
2. menjelaskan dan mengilustrasikan jenis-jenis ikatan kristal;
3. menjelaskan konsep dasar dari elastisitas regangan dan kekakuan;
4. mengilustrasikan kisi kristal menggunakan konsep pegas;
5. menuliskan persamaan elastisitas dan regangan; serta
6. menentukan konstanta elastisitas dari kristal.

Dengan menguasai tujuan tersebut, Anda akan dapat memahami secara


komprehensif konsep tentang ikatan kristal. Agar tujuan tersebut dapat Anda
kuasai, modul ini diorganisasikan menjadi dua kegiatan belajar sebagai
berikut:
1. Kegiatan Belajar 1: Ikatan kristal.
2. Kegiatan Belajar 2: Konstanta elastik.

Kegiatan Belajar 1 ditujukan untuk mencapai tujuan nomor 1, dan 2,


sedangkan Kegiatan Belajar 2 ditujukan untuk mencapai tujuan nomor 3, 4,
5, dan 6. Oleh karena itu, untuk keberhasilan Anda dalam mempelajari modul
ini, ikutilah semua petunjuk dengan cermat. Bacalah uraian berulang-ulang,
cari contoh lain yang serupa, kerjakan latihan secara disiplin, dan bacalah
rangkuman sebelum mengerjakan tes formatif. Jika Anda menunjukkan
disiplin yang tinggi dalam belajar, Anda pasti berhasil dan secara berangsur-
angsur Anda akan menjadi mahasiswa yang mampu mandiri.
Selamat belajar!
4.2 Pengantar Fisika Zat Padat 

Kegiatan Belajar 1

Ikatan Kristal

K egiatan Belajar 1 (KB 1) ini akan mengajak Anda untuk mengkaji


ikatan kristal. Oleh karena itu, setelah menyelesaikan KB 1 ini Anda
diharapkan mampu menjelaskan pengertian ikatan kristal, menjelaskan
macam-macam ikatan kristal, membedakan antara satu macam ikatan kristal
dengan ikatan kristal yang lainnya. Berkaitan dengan tujuan tersebut, bacalah
uraian berikut dengan cermat, kerjakan latihan setelah membaca rambu-
rambu pengerjaan latihan, dan kerjakan tes formatif setelah membaca
rangkuman.

A. IKATAN KRISTAL

Pada bagian ini kita akan membahas tentang bagaimana suatu kristal
dapat membentuk suatu kesatuan dengan kristal yang lainnya. Beberapa
istilah khusus yang digunakan dalam bahasan ini adalah: pertukaran energi,
gaya Van der Waals, dan ikatan kovalen. Sedangkan perbedaan antara bentuk
struktur kristal satu dengan yang lainnya disebabkan adanya perbedaan
distribusi dari elektron terluar dan inti-inti ion.
Adanya gaya tarik menarik antara muatan positif pada inti dengan
muatan negatif dari elektron dalam atom menyebabkan terjadinya interaksi
dari unit-unit atom pada struktur kristal tersebut. Sedangkan gaya lainnya
seperti gaya magnet hanya memberikan pengaruh kecil pada interaksi, dan
pengaruh gaya gravitasi dapat diabaikan.
Energi kohesif dari kristal digambarkan sebagai energi yang harus
diberikan kepada kristal untuk memisahkan komponen-komponennya
menjadi atom-atom bebas yang netral pada keadaan diam dan pada jarak
pisah yang tidak berhingga. Sedangkan energi kisi digunakan dalam bahasan
kristal ionik dan didefinisikan sebagai energi yang harus diberikan pada
kristal untuk memisahkan komponen-komponennya menjadi ion-ion bebas
pada keadaan diam dan pada jarak tak hingga.
Nilai energi kohesif dari elemen-elemen kristal dapat dilihat pada Tabel
4.1. Perhatikan variasi dalam energi kohesif antara unsur-unsur dalam tabel
periodik. Kristal gas mulia memiliki ikatan yang lemah, dengan energi
 PEFI4315/MODUL 4 4.3

kohesif yang hanya beberapa persen bila dibandingkan dengan energi kohesif
dari unsur-unsur pada kolom C, Si, Ge, dst. Sementara itu, kristal logam
alkali memiliki nilai energi kohesif menengah, sedangkan unsur-unsur logam
transisi memiliki ikatan yang cukup kuat. Titik leleh dan modulus bulk dari
kristal bervariasi dan bergantung pada energi kohesifnya.

Tabel 4.1
Tabel Periodik Unsur

B. KRISTAL DARI GAS MULIA

Struktur kristal yang dibentuk oleh gas mulia merupakan struktur yang
paling sederhana. Distribusi elektron pada gas mulia sangat berdekatan bila
dibandingkan dengan atom-atom bebas. Sifat-sifat kristal pada gas mulia di
antaranya: bersifat isolator, memiliki ikatan yang lemah, dan temperatur leleh
yang cukup rendah. Atom-atomnya memiliki energi ionisasi yang sangat
tinggi. Kulit-kulit atom terluar dari gas mulia umumnya telah terisi penuh
oleh elektron, dan distribusi dari muatan elektron dalam atom-atom gas mulia
simetrik seperti bola.
Distribusi elektron di dalam kristal tidak dapat diganggu secara
signifikan oleh distribusi elektron di sekitar atom bebas. Hal ini dikarenakan
4.4 Pengantar Fisika Zat Padat 

energi kohesif dari atom pada kristal hanya sebesar 1 persen atau lebih kecil
dari energi ionisasi elektron pada atom, sehingga energi yang dibutuhkan
untuk mengubah distribusi muatan atom bebas tidak cukup. Perubahan
distribusi muatan atom bebas ini umumnya disebut sebagai distorsi. Salah
satu bagian dari distorsi ini menghasilkan interaksi yang disebut interaksi
Van der Waals.

1. Interaksi van der Waals-London


Anggaplah kita memiliki dua atom gas mulia yang sama dan terpisah
sejauh R yang sangat jauh bila dibandingkan dengan radius atom. Lantas,
interaksi apakah yang dapat terjadi di antara dua atom netral? Jika distribusi
muatan dari atom tidak berubah maka interaksi antar atomnya menjadi nol,
tetapi pada tiap atom akan muncul momen dipol yang menyebabkan
munculnya interaksi antar atom. Perhatikan gambar di bawah ini:

Gambar 4.1
Model Dua Atom Gas Mulia sebagai Osilator

Sebagai model dua atom tadi, kita menggunakan dua osilator harmonik
linier yang saling identik. Kedua osilator tersebut terpisah oleh jarak R
(berdasarkan posisi inti atau muatan positifnya). Setiap osilator memiliki
muatan ±e yang terpisah sejauh x1 dan x2 seperti yang terlihat pada gambar 1.
Partikel-partikelnya berosilasi di sepanjang sumbu x. Jika p1 dan p2
merupakan momentum dan konstanta gaya adalah C maka kita dapat
menuliskan hamiltonian dari sistem yang tidak terganggu sebagai:

(1)
 PEFI4315/MODUL 4 4.5

Hamiltonian ini merupakan operator energi total sebagai penjumlahan


komponen energi kinetik dan energi potensial. Dengan menganggap jarak x1
dan x2 sangat kecil bila dibandingkan dengan R maka

X1 dan X 2  R  X1  0 (2)

Didapatkan H1 sebagai energi interaksi Couloumb dari dua osilator:

(3)
Bentuk H1 dapat diselesaikan dengan transformasi normal:

1 1
X1   X1  X 2  X2   X1  X 2  (4)
2 2

1 1
X1   X3  X a  X2  X3  X a 
2 2

1 1
P1   P1  P2  Pa   P1  P2 
2 2

1 1
P1   P1  Pa  P2   P1  Pa  (5)
2 2

Indeks s dan a menunjukkan mode gerak simetrik dan antisimetrik.


Lebih lanjut diperoleh:

H  H0  H1
 P4 1  2e4    P 4 1  2e4  
H   s  C  3  x32    2  C  3  xa2  (6)
 2m 2  R    2m 2  R  

Konstanta pegas 1 dan 2 dianggap sama karena atomnya sama/identik.


Kemudian kita subtitusikan persamaan (2) dan (3) ke persamaan Hamiltonian
sehingga didapatkan:
4.6 Pengantar Fisika Zat Padat 

Ps4 1  e4  P4 1  e4 
H  C  2 3  X 32  a  C  2 3  X a2 (7)
2m 2  R  2m 2  R 

Berdasarkan mekanika kuantum kita ketahui frekuensi sudut simetrik dan


asimetrik adalah:

e2 e2
C 2 C 2
ω3  R3 , ω  R3 karena ωa 
C
a
m m m

Maka:

1
ω0  2 ω0
2
1
Diperoleh dari setiap osilasi Eo  ω0
2

sehingga didapatkan:

1  2e2  Λ
ΔU    Δωs  Δωa   ω0 .  3    6
1
(8)
2 8  CR  R

Persamaan di atas menyatakan energi interaksi dari dua buah osilator.


Interaksi tersebut biasa dikenal sebagai interaksi van der Waals atau interaksi
London (interaksi induksi dipol-dipol). Gaya Van der Waals merupakan gaya
tarik menarik listrik yang relatif lemah akibat kepolaran molekul yang
permanen atau terinduksi (tidak permanen). Kepolaran permanen terjadi
akibat kepolaran ikatan dalam molekulnya, sedangkan kepolaran tidak
permanen terjadi akibat molekulnya terinduksi oleh partikel lain yang
bermuatan sehingga molekul bersifat polar sesaat secara spontan.
Gaya van Der Waals dapat terjadi antara partikel yang sama atau
berbeda. Karena Ikatan Van der Waals muncul akibat adanya kepolaran maka
semakin kecil kepolaran molekulnya maka gaya Van der Waals-nya juga
akan semakin kecil. Oleh karena itu, gaya tarik menarik Van der Waals
merupakan prinsip dari interaksi di dalam kristal gas mulia atau dalam kristal
dari molekul-molekul organik.
 PEFI4315/MODUL 4 4.7

Interaksi di sini juga merupakan efek kuantum. Dalam hal ini kita bisa
amati ketika selisih energi interaksinya mendekati nol, dan nilai dari
konstanta Planck per 2 juga berharga nol. Hal itu dapat dikonfirmasi melalui
persamaan 8. Sedangkan adanya kopling dari dipol-dipol menyebabkan nilai
energi interaksinya berkurang. Sementara nilai dari A pada persamaan 8
mendekati, ketika nilai merupakan energi absorbsi optis maksimal sementara
nilai dari polarisabilitas elektronik.

Gambar 4.2
Distribusi Elektron
4.8 Pengantar Fisika Zat Padat 

2. Gaya Repulsif

Gambar 4.3
Kurva Interaksi antara Dua Atom

Distribusi elektron sebuah atom akan berkurang seiring bertambahnya


jarak dari inti atom (Gambar 4.2). Ketika dua buah atom didekatkan,
distribusi muatannya akan mengalami tumpang tindih, hingga akhirnya
mengubah energi elektrostatik sistem. Pada jarak yang sangat dekat, energi
yang tumpang tindih tersebut bersifat repulsif (tolak-menolak).
Gambar 4.3 menunjukkan interaksi antara dua buah atom sebagai fungsi
jaraknya. Dari kurva tersebut tampak bahwa energi potensial minimum
terjadi pada jarak Ro yang disebut jarak interatomik setimbang. Energi
potensial minimum (Uo) tersebut adalah energi kohesif. Gaya interaksi antara
atom ditentukan dari gradient energi potensial yang ditunjukkan dalam
persamaan:

U
F  R   , (9)
R

Untuk R < Ro maka F(R) > 0 disebut dengan gaya bersifat repulsif,
sedangkan untuk R > Ro maka F(R) < 0 yang disebut dengan gaya bersifat
atraktif. Gaya repulsif dan atraktif ini yang akan saling menghilangkan pada
kedudukan Ro yang merupakan keadaan setimbang. Gaya repulsif terjadi
karena adanya prinsip larangan pauli yang menyatakan “tidak dibenarkan
 PEFI4315/MODUL 4 4.9

adanya dua elektron berada pada satu orbital yang memiliki bilangan
kuantum yang sama”.
Pernyataan yang mendasari prinsip ini adalah dua buah elektron tidak
boleh mempunyai seperangkat bilangan kuantum yang sama. Ketika
distribusi muatan dari dua buah atom saling tumpang tindih, terjadi
kecenderungan elektron pada atom B untuk menempati bagian daerah dari
atom A yang telah di tempati sebelumnya oleh elektron dari atom A dan
begitu pula sebaliknya.

Gambar 4.4
Efek Larangan Pauli pada Energi Repulsif

Dari persamaan (9), energi dari interaksi tolak menolak (tolak menolak
hanya akan terjadi pada atom-atom yang berdekatan) sehingga secara empiris
ditulis dalam bentuk B/R12, ketika B merupakan konstanta positif yaitu
parameter empiris. Konstanta A dan B merupakan parameter empiris yang
ditentukan dari pengukuran independen pada fase gas; data yang digunakan
4.10 Pengantar Fisika Zat Padat 

termasuk variasi koefisien dan viskositas. Ini biasanya ditulis untuk energi
total potensial dari dua buah atom dengan pemisah R:

(10)

Di mana  dan σ merupakan parameter-parameter baru, dengan 4  σ 6  A


dan 4  σ12  B . Energi potensial pada persamaan (10) dikenal dengan
potensial Lennard-Jones.

3. Konstanta Kesetimbangan Kisi


Jika kita mengabaikan energi kinetik dari atom gas mulia maka energi
kohesif dari kristal gas mulia diberikan dengan menjumlahkan potensial
Lennard-Jones pada seluruh pasangan atom dalam kristal. Jika terdapat N
buah atom dalam Kristal maka besar energi totalnya menjadi:

  σ 12  σ 6 
1   
     
i i
U total  N   N 4   (11)
 j pij R  j 
2  pij R  
 

di mana pijR merupakan jarak antara atom i dengan atom j berdasarkan


kelipatan nilai R (jarak atom tetangga terdekat). Faktor 1/2 muncul sebagai
kompensasi atas perhitungan ganda dari tiap pasangan atom. Sehingga untuk
struktur FCC:

 j Pij12  12.13188;  j Pij6  14.45392


i i
(12)

Jika kita mengambil nilai U tot dari persamaan (11) sebagai energi total
kristal, nilai kesetimbangan R0 ditunjukkan dengan mensyaratkan nilai U tot
minimum dengan memperhatikan variasi tetangga terdekat berjarak R:

dU tot  σ12 σ6 
 0  2 N  1212.13 13 614.45 7  (13)
dR  R R 
 PEFI4315/MODUL 4 4.11

untuk keadaan equilibrium sama dengan semua unsur dengan


R0
struktur FCC. Nilai-nilai yang diamati dari , menggunakan nilai
σ
independen ditentukan dari σ yang ditunjukkan dalam:
Ne Ar Kr Xe
Ro/σ 1.14 1.11 1.10 1.09

4. Energi Kohesif
Energi kohesif pada kristal gas mulia di titik nol mutlak dan saat tekanan
nol diperoleh dari substitusi persamaan (12) dan (13) ke persamaan (11),
sehingga:

  σ 12  σ 6 
U tot  R  2 N  12.13  14.45   (14)
  R   R  

Untuk maka:

Utot  R  2 N  12.131.09 14.450.19 


12 6
 

Utot  R  2.154 N  (15)

C. KRISTAL IONIK

Kristal ionik terbentuk dari ion positif dan ion negatif. Ikatan ion
dihasilkan dari interaksi elektrostatik antara dua ion yang memiliki muatan
yang berlawanan. Salah satu struktur kristal ionik yang sering ditemukan
ialah sodium klorida atau garam.
Pada ikatan ionik, terjadi transfer elektron dari satu atom ke atom
lainnya. Oleh karena berpindahnya elektron maka atom yang mendapatkan
elektron menjadi bermuatan negatif, sedangkan atom yang kehilangan
elektron akan bermuatan positif. Jika atom mendapatkan elektron maka atom
tersebut memiliki ion negatif atau dikenal dengan istilah anion. Sedangkan
jika atom kehilangan elektron maka atom tersebut menjadi ion positif
atau kation. Karena adanya perbedaan muatan antar ion (ion positif dan ion
4.12 Pengantar Fisika Zat Padat 

negatif) maka ion positif dan negatif akan saling tarik menarik oleh gaya
elektrostatik. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari ikatan ionik.
Proses terbentuknya ikatan ionik dicontohkan dengan pembentukan
NaCl. Natirum/sodium (Na) dengan konfigurasi elektron (2,8,1) akan lebih
stabil jika melepaskan 1 elektron sehingga konfugurasi elektron berubah
menjadi (2,8). Sedangkan Klorin (Cl), yang mempunyai konfigurasi (2,8,7),
akan lebih stabil jika mendapatkan 1 elektron sehingga konfigurasinya
menjadi (2,8,8). Jadi agar keduanya menjadi lebih stabil, maka natrium
menyumbang satu elektron dan klorin akan kedapatan satu elektron dari
natrium.
Ketika natrium kehilangan satu elektron maka natrium menjadi lebih
kecil, sedangkan klorin akan menjadi lebih besar karena ketambahan satu
elektron. Oleh karena itu, ukuran ion positif selalu lebih kecil daripada
ukuran sebelumnya, namun ion negatif akan cenderung lebih besar daripada
ukuran sebelumnya. Ketika pertukaran elektron terjadi maka Na akan
menjadi bermuatan positif (Na+) dan Cl akan menjadi bermuatan negatif (Cl).
Kemudian, terjadi gaya elektrostatik antara Na+ dan Cl- sehingga membentuk
ikatan ionik.

1. Elektrostatik atau Energi Madelung


Energi elektrostatik merupakan penyumbang utama kepada energi ikat
untuk Kristal ionik. Interaksi antar atom i (atom acuan) dengan atom-atom j
yang lain (ij) biasa dinyatakan dengan energi interaksi .

Ui   Uij Uij : interaksi atom i dengan atom j (16)


j

U i  jumlah antara interaksi Coulomb dengan interaksi tolak menolak

Rij
q2
U ij  λ  σ  : Rij : jarak antar atom i dan j (17)
Rij

Jika terdapat N buah molekul, maka seharusnya kita memperhitungkan


jumlah ionnya sebagai 2N. Tetapi kita hanya akan memperhitungkan
interaksinya secara berpasangan untuk tiap ikatan yang terbentuk. Energi
tolak menolak hanya terjadi antar ion acuan dengan ion tetangga terdekat
 PEFI4315/MODUL 4 4.13

saja; dan Rij  ρij R merupakan jarak antara dua ion yang berdekatan. Jika
kita memasukkan gaya repulsif hanya di antara tetangga terdekat, maka:

(tetangga terdekat) (18)

(lainnya) (19)

Jadi,

 aq 2 
U tot  NU i  N  zλeR / q   (20)
 R 

di mana z merupakan jumlah dari tetangga terdekat ion-ion, dan


α
i
 konstanta Madelung (21)
j Pij

2. Konstanta Madelung
Definisi konstanta Madelung untuk 1 Dimensi ditunjukkan pada
persamaan (21) yaitu


 j Pij
i
α

Pada persamaan (20) untuk memberikan hasil yang menunjukkan


kestabilan kristal maka nilai  haruslah bernilai positif. Jika kita mengambil
referensi tanda positif-negatif sebagai muatan ion maka tanda positif
berlaku pada ion positif dan tanda negatif untuk ion negatif. Definisi tersebut
sama dengan,

α i 
 (22)
R j r
j

di mana  merupakan jarak ion ke-j dari ion acuan dan R merupakan jarak
tetangga terdekat.
4.14 Pengantar Fisika Zat Padat 

Sebagai contoh, kita menghitung konstanta Madelung untuk garis tak


terbatas dari ion. Pilih ion negatif sebagai ion acuan, dan R menyatakan jarak
antar ion yang berdekatan. Kemudian,

α 1 1 1 1 
 2     
R 
 R 2R 2R 4R 

atau

 1 1 1 
α  2 1    
 2 3 4 

faktor 2 terjadi karena terdapat dua buah ion, satu di sisi sebelah kanan dan
satu di sisi sebelah kiri, dengan jarak  Kita jumlahkan deret tersebut
sehingga

x 2 x3 x 4
In 1  x  x    
2 3 4

1 1 1
untuk  X 1  In 2  1   
2 3 4
maka α  21n 2

Sehingga nilai energi ikat ionik sebesar:

Nq 2  α
U tot  21n 2 1 
Ro  Ro 

D. KRISTAL KOVALEN

Ikatan kovalen adalah sejenis ikatan kimia yang dikarakterisasikan oleh


pasangan elektron yang saling terbagi (kongsi elektron) di antara atom-atom
yang berikatan. Singkatnya, stabilitas tarikan dan tolakan yang terbentuk di
antara atom-atom ketika mereka berbagi elektron dikenal sebagai ikatan
kovalen.
 PEFI4315/MODUL 4 4.15

Ikatan kovalen adalah ikatan yang atom-atomnya saling berbagi


"valensi", seperti yang dibahas oleh teori ikatan valensi. Pada molekul H2,
atom hidrogen berbagi dua elektron via ikatan kovalen. Kovalensi yang
sangat kuat terjadi di antara atom-atom yang memiliki elektronegativitas
yang mirip. Oleh karena itu, ikatan kovalen tidak bergantung pada unsur
yang sama, melainkan hanya pada elektronegatif mereka. Oleh karena ikatan
kovalen adalah saling berbagi elektron maka elektron-elektron tersebut perlu
ter-delokalisasi. Lebih jauh lagi, berbeda dengan interaksi elektrostatik
("ikatan ion"), kekuatan ikatan kovalen bergantung pada relasi sudut antara
atom-atom pada molekul poliatomik.
Pada prinsipnya, semua ikatan kimia berasal dari gaya tarik menarik inti
(nukleus) yang bermuatan + terhadap e yang bermuatan negatif, gaya tarik
menarik ini ditentukan oleh Hukum Coulomb.

kQ1Q2
F (23)
r2

Bila Q1 dan Q2 bermuatan sama maka keduanya akan tolak-menolak,


sebaliknya bila Q1 dan Q2 bermuatan berlawanan akan terjadi tarik menarik.
Ikatan kovalen terbentuk karena hampir semua unsur memiliki ruang kosong
dan orbit dalam berenergi rendah. Makin rendah energi suatu orbit, makin
tinggi stabilitas elektron yang ada di dalamnya. Semua unsur non-logam
memiliki paling tidak 4 dari 8 elektron yang mungkin berada pada orbit
dalam, kecuali: H, He, dan B.
Perbedaan unsur non-logam dengan logam adalah tidak memiliki
kelebihan ruang kosong yang berenergi rendah untuk penyebaran elektron
yang akan dipakai bersama. Elektron yang dapat dipakai bersama dalam
unsur non-logam tidak mengalami “delocalised” seperti pada ikatan metalik
(ikatan logam). Jadi elektron ini terlokalisir dalam jarak yang berdekatan
(ikatan kovalen).
Dalam bahasan lainnya, ikatan kovalen diartikan sebagai ikatan antara
dua atom dengan pemakaian bersama sepasang elektron atau lebih. Ikatan
kovalen terjadi karena kecenderungan atom-atom untuk mencapai
konfigurasi elektron atom gas mulia (bilangan oktet).
4.16 Pengantar Fisika Zat Padat 

Contoh Soal:
Pembentukan H2 dari 2 atom H. Pada molekul H2 ada 3 gaya yang bekerja
seperti berikut.
a. Gaya tolak-menolak antara 2 inti.
b. Gaya tolak-menolak antara 2 elektron.
c. Gaya tarik-menarik antara inti dari satu atom dengan elektron dari atom
yang lainnya. Besarnya gaya c ini lebih besar dari jumlah gaya a dan b.

Keterangan: Gaya c > a dan b

Gambar 4.5
Ikatan Kovalen pada H2

Ikatan kovalen pada H2, 2 elektron dibagi oleh 2 atom dan orbit dari
2 elektron itu juga dibagi oleh 2 atom. Ikatan kovalen merupakan gaya tarik-
menarik yang terjadi ketika setiap atom memasok 1 elektron yang tidak
berpasangan untuk dipasangkan dengan yang lain, dan ada satu ruang kosong
untuk menerima elektron dari atom yang lain sehingga 2 elektron ditarik oleh
kedua inti atom tersebut.
Valensi suatu atom adalah jumlah ikatan kovalen yang dapat terbentuk,
sedangkan elektron valensi merupakan istilah yang digunakan untuk elektron
yang berada pada orbit terluar dari atom yang akan berikatan kovalen.

E. LOGAM

Logam digolongkan dalam konduktivitas listrik yang tinggi, dan


sejumlah elektron dalam metal bebas untuk berpindah, biasanya satu atau dua
per atomnya. Pergerakan elektron disebut dengan konduksi elektron. Pada
 PEFI4315/MODUL 4 4.17

metal, elektron valensi atom akan menjadi elektron konduksi karena


tingginya mobilitas elektron terluar.
Dalam interaksi antar atom logam, ikatan kimia dibentuk oleh gaya tarik
menarik-menarik elektron oleh inti (nukleus) yang berbeda. Asalnya, elektron
milik satu atom yang ditarik oleh inti atom tetangganya yang bermuatan +,
dan elektron ini di-sharing dengan gaya tarik yang sama oleh inti lain yang
mengitarinya. Akibat jumlah elektron valensi yang rendah dan terdapat
jumlah ruang kosong yang besar maka e- memiliki banyak tempat untuk
berpindah. Keadaan demikian menyebabkan e- dapat berpindah secara bebas
antar kation-kation tersebut. Elektron ini disebut “delocalized elektron” dan
ikatannya juga disebut “delocalized bonding”. Elektron bebas dalam orbit ini
bertindak sebagai perekat atau lem. Kation yang tinggal berdekatan satu sama
lain saling tarik menarik dengan elektron sebagai semennya.
Pada umumnya, unsur dalam sistem periodik adalah logam, atom logam
dapat berikatan sambung menyambung ke segala arah sehingga dapat
menjadi molekul yang besar, akibatnya ikatannya kuat dan menjadikan logam
berbentuk padatan.

F. IKATAN HIDROGEN

Karena hidrogen hanya mempunyai satu elektron maka hidrogen akan


membentuk sebuah ikatan kovalen hanya dengan satu atom. Akibat ikatan
kovalen tersebut, inti hidrogen menjadi lebih “terbuka”. Inti hidrogen yang
terbuka ini akan mengalami interaksi dengan atom lain yang lebih bersifat
elektronegatif dan membentuk ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen ini umumnya
memiliki energi ikat 0,1 eV. Berdasarkan hal tersebut dipastikan bahwa
ikatan hidrogen memiliki karakteristik ikatan ion yang besar. Beberapa
contoh unsur yang dapat berikatan hidrogen adalah F, O, dan N.

Gambar 4.6
Ion Hidrogen Difluorida H2F-
4.24 Pengantar Fisika Zat Padat 

Kegiatan Belajar 2

Konstanta Elastik

K egiatan Belajar 2 (KB 2) ini akan mengajak Anda untuk mengkaji


konstanta elastik. Oleh karena itu, setelah menyelesaikan KB 2 ini
Anda diharapkan mampu menjelaskan mengenai elastisitas regangan,
elastisitas dan kekakuan, serta elastisitas di dalam kristal. Berkaitan dengan
tujuan tersebut, bacalah uraian berikut dengan cermat, kerjakan latihan
setelah membaca rambu-rambu pengerjaan latihan, dan kerjakan tes formatif
setelah membaca rangkuman.

A. ELASTISITAS REGANGAN

Kita mempertimbangkan sifat elastisitas dari kristal dengan


mengasumsikan bahwa susunan kristal tersebut merupakan medium homogen
kontinyu dengan susunan atom yang teratur dan berulang. Pendekatan ini
biasanya berlaku untuk panjang gelombang elastik λ yang lebih panjang dari
10-6 cm, yang berarti memiliki frekuensi di bawah 1011 atau 1012 Hz.
Beberapa perhitungan untuk material tertentu terlihat rumit karena banyaknya
subskrip yang digunakan pada simbol. Meski demikian, ide dasar fisikanya
mudah; kita menggunakan hukum Hooke dan hukum II Newton. Hukum
Hooke menyatakan bahwa elastisitas regangan pada zat padat berbanding
lurus dengan tegangannya. Hukum ini hanya berlaku untuk regangan yang
kecil sehingga apabila kita berada pada wilayah nonlinear ketika tegangan
bernilai sangat besar, hukum ini tidak berlaku.
Kita spesifikasikan regangan ke dalam istilah komponen-komponen exx,
eyy, ezz, exy, eyz, ezx yang didefinisikan di bawah ini. Kita menganggap
regangan bernilai sangat kecil. Kita tidak membedakan antara kondisi
isotermal (temperatur konstan) dan adiabatik (entropi konstan). Perbedaan
yang kecil antara konstanta elastisitas pada adiabatik dan isothermal tidak
terlalu berpengaruh pada suhu kamar dan di bawahnya.
Kita menganggap tiga vektor orthogonal x, y, z dari satuan panjang
yang tertanam dalam zat padat. Ketika zat padat mengalami perubahan
bentuk (deformasi) seragam yang kecil, tiap sumbu akan mengalami
deformasi pada orientasi ataupun pada panjangnya. Dalam kondisi yang
 PEFI4315/MODUL 4 4.25

seragam setiap sel sederhana dari kristal mengalami deformasi dengan cara
yang sama. Sumbu-sumbu baru x’, y’, z’ dapat dituliskan ke dalam bentuk
sumbu yang lama:


x   1 xx  xˆ xy yˆ  xz z


y  yx xˆ  1 yy  yˆ  yz z (1)


z   zx xˆ  zy yˆ  1 zz  z

Koefisien-koefisien aS menjelaskan perubahan bentuknya; terdapat tiga


dimensi dan memiliki nilai << 1 jika regangan bernilai kecil. Sumbu asal dari
satuan panjang, namun sumbu baru belum tentu dari unit panjang. Sebagai
contoh,

x , x  1  2 xx  2xx 2xy  2xz (2)


di mana x   1 xx , perubahan kecil dari panjang sumbu xˆ, y , zˆ
masing-masing adalah xx , yy , zz , untuk susunan pertama.
Jika perubahan bentuknya seragam, dan kemudian setelah deformasi
letaknya menjadi pada posisi r   xx   yy   zz  . Perpindahan R dari
deformasi didefinisikan oleh

R  r   r  x  x   xˆ  y  y   yˆ   z  z   zˆ (3)


4.26 Pengantar Fisika Zat Padat 

Gambar 4.8
Sumbu Koordinat dari Deskripsi Keadaan Regangan

atau dari persamaan (1),

P r    x xx  y  yx  z zx  xˆ   x xy  y  yy  z zy  yˆ


(4)
  x xz  y yz  z zz  zˆ

Ini dapat ditulis dengan bentuk yang lebih umum dengan


memperkenalkan u, v, w sehingga perpindahan ditunjukkan oleh

R r   u r  xˆ  v r  yˆ  wr  zˆ (5)

Jika perubahan bentuk tidak seragam maka kita harus relasikan u, v, w


ke dalam daerah regangan. Kita ambil r asal ke daerah yang diinginkan;
kemudian memberikan perbandingan dari persamaan (3) dan (4), dengan
deret Taylor ekspansi R menggunakan R(0) = 0,

u u
x xx  x ; y xy  y ; (6)
x y
 PEFI4315/MODUL 4 4.27

Ini biasanya digunakan dengan koefisien aβ daripada aβ . Kita


definisikan komponen regangan xx , yy ,  zz dengan hubungan
u v w
exx xx  ; eyy yy  ; ezz zz  ; (7)
x y z

menggunakan persamaan (6). Komponen-komponen regangan lain


exy , eyx , ezx didefinisikan dalam perubahan sudut antara sumbu;
menggunakan persamaan (1) kita dapat identifikasikan

u v
exy  x . y  yx  xy   ;
y x

u w
eyz  y .x  zy  yz   ; (8)
z y

u w
ezx  z .x  zx  xz   ;
z x

3. Dilasi
Pecahan peningkatan volume paralelopid yang memiliki sisi x’, y’, z’.
dari persamaan (1) dapat dituliskan:

1 xz xy xz


x. y   z    yx 1  yy  yz  1 xx   yy  zz (9)
zx zy 1 zz

Menghasilkan dua komponen regangan yang dapat diabaikan. Dilasi δ


kemudian ditunjukkan dengan

v  v
δ  exx  eyy  ezz (10)
v
4.28 Pengantar Fisika Zat Padat 

4. Komponen Tegangan
Gaya yang bekerja tiap satuan luas pada zat padat didefinisikan sebagai
tegangan. Terdapat sembilan komponen tegangan: Xx, Xy, Xz, Yx, Yy, Yz, Zx,
Zy, Zz. huruf kapital mengindikasi arah gaya, dan huruf kecil
mengidentifikasi daerah ketika gaya itu diterapkan. Jumlah komponen
tegangan sendiri di hasilkan dari sembilan menjadi enam dengan menerapkan
kondisi dasar kubus ketika tidak ada percepatan angular. Sebagai berikut,

Yz  Z y ; Zx  X z ; X y  Yz ; (11)

Gambar 4.9
Komponen Tegangan Xx Merupakan Gaya yang Bekerja pada Daerah x
dalam Unit Area pada Bidang

keenam komponen tegangan dapat ditunjukkan dalam Xx, Yy, Zz, Yz, Zx, Xy.
 PEFI4315/MODUL 4 4.29

Gambar 4.10
Menunjukkan bahwa Daerah Yx dan Xy Ekuilibrium

B. ELASTISITAS DAN KEKAKUAN

Hukum Hooke menyatakan bahwa untuk deformasi regangan yang


cukup kecil berbanding lurus dengan tegangan sehingga komponen regangan
merupakan fungsi linear dari komponen tegangan:

exx  S11 X x  S12Yy  S13 Z z  S14Yz  S15 Z x  S16 X y


e yy  S21 X x  S22Yy  S23 Z z  S24Yz  S25 Z x  S26 X y
ezz  S31 X x  S32Yy  S33 Z z  S34Yz  S35 Z x  S36 X y
eyz  S41 X x  S42Yy  S43 Z z  S44Yz  S45 Z x  S46 X y (12)
ezx  S51 X x  S52Yy  S53 Z z  S54Yz  S55 Z x  S56 X y
exy  S61 X x  S62Yy  S63 Z z  S64Yz  S65 Z x  S66 X y
4.30 Pengantar Fisika Zat Padat 

Sebaliknya, komponen tegangan merupakan fungsi linear dari komponen


regangan:

X x  C11exx  C12 e yy  C13ezz  C14 e yz  C15ezx  C16 ezy


Yy  C21exx  C22 e yy  C23 Z zz  C24 e yz  C25ezx  C26 X xy
Z z  C31exx  C32 e yy  C33ezz  C34 e yz  C35ezx  C36 exy
Yz  C41exx  C42eyy  C43ezz  C44eyz  C45ezx  C46exy (13)
Yz  C51exx  C52 eyy  C53ezz  C54 e yz  C55ezx  C56 exy
X y  C61exx  C62 e yy  C63ezz  C64 e yz  C65ezx  C66 exy

Jumlah S11, S12, … disebut dengan konstanta pemenuhan elastisitas atau


konstanta elastisitas; jumlah C11, C12,… disebut dengan konstanta kekakuan
elastisitas atau modulus elastisitas. S memiliki dimensi [luas]/[gaya] atau
[volum]/[energi]. C memiliki dimensi [gaya]/[luas] atau [energi]/[volum].

1. Densitas Energi Elastisitas


36 konstanta pada persamaan (12) atau (13) akan berkurang dengan
beberapa pertimbangan. Densitas energi elastisitas U merupakan fungsi
kuadrat dari regangan, berdasarkan perkiraan dari hukum Hooke. Jadi, kita
dapat menuliskan
1  
U
2
 
λ1
C e e
μ λμ λ μ
(14)

di mana indeks 1 hingga 6 didefinisikan sebagai:

1  xx ; 2  yy ; 3  zz ; 4  yz ; 5  zx ; 6  xy (15)

Komponen regangan ditemukan dari turunan U sehubungan dengan


komponen regangan yang terkait. Hasil ini mengikuti definisi energi
potensial. Mempertimbangkan komponen tegangan Xx yang digunakan dalam
satu sisi kubus, sisi berlawanannya berlaku:

u u 1 
Xx  
 xx  1
  
 C11
2
C   Cβ 1 eβ
β 2 1 β
(16)
 PEFI4315/MODUL 4 4.31

Konstanta kekakuan elastisitas simetris:

1
Cαβ 
2
C1β  Cβ 1   Cβα (17)

2. Konstanta Kekakuan dalam Kubus Kristal


Kita menyatakan bahwa densitas energi elastisitas dari kubus kristal
adalah
1
U  C11 exx
2
 2
 e2yy  ezz
2
 1

 C44 e2yz  ezx
2
2
 exy
2
 (18)
 C12 e yy ezz  ezz exx  exx e yy 

dan tidak ada istilah kuadrat lainnya yang terjadi sehingga

exx exy ; eyz ezx ; exx eyz ; (19)

tidak terjadi.
Persyaratan simetri minimum untuk struktur kubik adalah adanya empat
buah sumbu rotasi tiga kali lipat. Sumbu tersebut berada pada [111] dan
sejajar. Efek dari rotasi sebesar 2π / 3 tentang empat sumbu adalah sebagai
pertukaran sumbu x, y, dan z yang terlihat sebagai berikut.

x yzx ;  x  z   y  x ;
(20)
x  z  y  x ;  x  y  z  x

sesuai dengan sumbu yang dipilih. Berdasarkan prinsip pertama skema ini,
sebagai contoh,

2
exx  e2yy  ezz
2
 e2yy  ezz
2
 exx
2
(21)
4.32 Pengantar Fisika Zat Padat 

Gambar 4.11
Rotasi 2π/3

Dan juga untuk istilah lainnya dalam persamaan (18). Jadi, persamaan
(18) bervariasi dalam operasinya. Namun, setiap istilah pada persamaan (19)
terasa ganjil dalam satuan atau beberapa nilai. Ini tetap untuk memverifikasi
bahwa faktor numerik persamaan (18) adalah benar.
Sehingga persamaan menjadi:

u
 X x  C11exx  C12 eyy  ezz  (22)
 xx

pada perbandingan lebih lanjut, kita lihat bahwa

C12  C13 ; C14  C15  C16  0 (23)


dalam perbandingan dengan persamaan (13) kita memiliki

C61  C62  C63  C64  C65  0 ; C66  C44 (24)

Jadi, dari persamaan (18) kita temukan bahwa nilai konstanta kekakuan
elastisitas dikurangi untuk Kristal kubus ke dalam matriks.
 PEFI4315/MODUL 4 4.33

exx e yy ezz e yz ezx exy


X x C11 C12 C12 0 0 0
Yy C12 C11 C12 0 0 0
Zz C12 C12 C11 0 0 0 (25)
Yz 0 0 0 C44 0 0
Zz 0 0 0 0 C44 0
Xy 0 0 0 0 0 C44

Pada struktur kristal kubik kontanta kekakuan dan elastisitas memiliki


hubungan

1
C44  1 S44 ; C11  C12   S11  2S12  ;
(26)
1
C11  2C12   S11  2S12 

3. Modulus Bulk
Asumsikan bahwa keseragaman dilasi dapat direpresentasikan dengan
1
hubungan exx  eyy  ezz  δ . maka kita dapat menyatakan perubahan
2
bentuk densitas energi dari Kristal kubus sebagai berikut

1
U  C11  2C12  δ 2 (27)
6

Kita dapat mendefinisikan modulus Bulk B dengan hubungan

1 2
U βδ (28)
2
yang setara dengan definisi V dp dV . Untuk Kristal kubus

1
B  C11  2C12  (29)
2

Kompresibilitas K didefinisikan sebagai K  1 B .


4.34 Pengantar Fisika Zat Padat 

C. ELASTISITAS DI DALAM KRISTAL

Bila kita nyatakan persamaan gerak gelombang dalam arah x sebesar

 zU X x X y X z
ρ    (30)
t 2 x x x

ini menunjukkan densitas ρ dan perpindahan u dalam arah x terdapat


persamaan yang setara untuk arah y dan z. Dari persamaan (13) dan (25)
untuk kristal kubik

zu exx  eyy e   exy e 


ρ  C11  C12   zz   C44   zx  (31)
t 2 x  x x   y z 

terlihat arah z, y, dan z parallel terhadap arah kubus. Menggunakan definisi


persamaan (6) dan (7) kita memiliki komponen regangan:

zu zu   z u  z u   zv  z w 


ρ  C11  C     C  C   
44   12 44   (32a)
t 2 x 2  y 2 z 2  xy xz 

Di mana u, v, dan w merupakan komponen perpindahan R yang didefinisikan


dalam persamaan (4).
Persamaan gerak yang sesuai untuk dan ditemukan
langsung dari persamaan (32a)

zv zv   z v  z v   z z 
ρ  C11  C     C12  C44   u   w  (32b)
 2 xz yz 
z 2 
44
t 2 y 2  x  
z w z w   z w  z w   z z 
ρ  C11  C     C12  C44   u   v  (32c)
t 2 z 2
44
 x 2 y 2  
xz yz 
 PEFI4315/MODUL 4 4.35

Contoh: Gelombang untuk arah [100]


Satu solusi dari persamaan (32a) diberikan oleh gelombang longitudinal

u  u0 exp i  Kx  ωt  (33)

di mana u adalah komponen x dari perpindahan partikel. Kedua vektor


gelombang dan partikel bergerak sepanjang arah kubus x. Nilai gelombang
vektor ditunjukkan dalam K  2π λ dan ω  2πυ yang merupakan frekuensi
angular. Jika kita substitusi persamaan (33) ke (32a) maka kita dapatkan

ω2 ρ  C11K 2 (34)

Jadi, kecepatan dari gelombang longitudinal dalam arah [100] adalah

υz  vλ  ω / K  C11 ρ
12
(35)

Mempertimbangkan gelombang transversal atau gelombang geser dengan


vektor gelombang sepanjang arah kubus x dan dengan perpindahan partikel
dalam arah y maka:

u  u0 exp i  Kx  ωt  (36)

Substitusi pada persamaan (32b) akan memberikan hubungan dispersi

ω2 ρ  C44 K 2 (37)

Jadi, kecepatan ω K dari gelombang transversal pada arah [100] adalah

υx  C44 ρ
12
(38)
4.36 Pengantar Fisika Zat Padat 

Contoh: Gelombang pada arah [110]


Asumsikan bahwa gelombang bergerak pada bidang xy dengan perpindahan
partikel w di arah z maka

w  w0 exp i  K x x  K y  ωt  (39)


 

dengan memberikan persamaan (7c)

 
ω2 ρ  C44 K x2  K y2  C44 K 2 (40)

terlepas dari arah perambatan pada bidang.


Mengikuti gelombang lain yang merambat pada bidang xy dengan gerak
partikel pada bidang xy:

u  u0 exp i  K x x  K y y  ωt  ; u  u0 exp i  K x x  K y y  ωt  (41)


   

Dari persamaan (32a) dan (32b),

 
ω2 pu  C11K x2  C44 K y2 u  C12  C44  K x K y v
(42)
ω2 pu  C11K x2  C44 K y2  u C12  C44  K x K y u

kedua persamaan ini memiliki solusi khusus untuk gelombang pada arah
[110], di mana . Kondisi untuk solusi yang menentukan
koefisien dari pada persamaan (42) bernilai 0;

1 1
ω3  C11  C44  K 2 C12  C44  K 2
2 2
0 (43)
1 1
 12
C  C44  K 2
ω3
  11 44 
C  C K 2
2 2

persamaan ini memiliki akar-akar


1 1
ω2 p  C11  C12  2C44  K 2 ; ω2 p  C11  C12  K 2 (44)
2 2
 PEFI4315/MODUL 4 4.37

Akar pertama mendeskripsikan gelombang longitudinal dan akar kedua


mendeskripsikan gelombang geser. Akar pertama akan disubstitusikan ke
dalam persamaan (42) yang pertama sehingga

1 1 1
C11  C12  2C44  K 2u  C11  C44  K 2u  C12  C44  K 2υ (45)
2 2 2

di mana komponen-komponen perpindahan memenuhi . Sedangkan


untuk akar kedua disubstitusi ke persamaan (42) yang atas menghasilkan

1 1 1
C11  C12  K 2u  C11  C44  K 2u  C12  C44  K 2υ (46)
2 2 2

Gambar 4.12
Kontanta Elastik Tiga Daerah Bidang

Anda mungkin juga menyukai