Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 11

ELEKTRONIKA DASAR 2
“Rangkaian Integrator dan DiferensiatorAktif dan
Rangkaian Filter Aktif Orde 1 dan Orde 2”

Nama : Fera Desnawati


Nim : 17033013
Prodi : Pendidikan Fisika
Dosen : Drs. Hufri, M.Si

Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang
2019
A. Rangkaian Integrator Aktif
Pada rangkaian integrator antara teganngan sumber dengan terminal membalik dari op-
amp dihubungkan dengan tahanan, antara terminal membalik dengan keluaran dipasang
kapasitor sedangkan terminal tak membalik dihubungkan ke ground seperti pada Gambar
berikut ini :

Gambar 1. Rangkaian Integrator RC Aktif (Hughes : 1993)

Isyarat masukan & keluaran pada integrator aktif :

Gambar 1 menunjukkan dua model rangkaian integrator aktif. Penambahan tahanan R 2


= 1 M paralel dengan kapasitor dimaksudkan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang
lebih bagus lagi, sedangkan penambahan tahanan R3 agar rangkaian lebih stabil karena
semakin meniadakan arus yang mengalir kedalam op-amp.
Pada bagian loop masukan arus mengalir dari tegangan sumber ke tahanan R 1.
Besarnya arus yang mengalir pada tahanan R1 dapat ditentukan melalui persamaan :

Vi
I1 
R
Melalui persamaan tegangan dapat pula ditentukan arus yang mengalir pada kapasitor
yang diberikan dalam bentuk persamaan :
dVO
I2   C
dt
Secara umum arus dari sumber mengalir ketahanan R dan terpecah menjadi dua yaitu
kekapasitor dan keterminal membalik dari op-amp. Karena impedansi masukan dari op-amp
sangat besar sehingga dapat dianggap tidak ada arus yang mengalir pada op-amp.
Berdasarkan hukum Kirchoff I dengan mengabaikan arus yang mengalir pada op-amp didapat
persamaan arus I1 = I2. Persamaan yang menghubungkan antara bagian keluaran dengan
bagian masukan diberikan seperti :

Vi dV
C O
R dt
Tegangan keluaran dari rangkaian integrator secara umum dapat diekspresikan dalam
bentuk persamaan :

1 t
VO    Vi dt
RC0

Pada persamaan terlihat tegangan keluaran merupakan integral dari tegangan masukan.
Karena rangkaian berfungsi mengintegralkan tegangan masukan sehingga dikenal dengan
rangkaian integrator. Tanda negatif pada persamaan menunjukkan bahwa tegangan keluaran
berlawanan fase 180o dengan tegangan masukan. Pada rangkaian integarator tegangan
masukan berupa gelombang persegi dan pada keluaran dihasilkan gelombang segi tiga
sehingga rangkaian ini dapat digunakan untuk mengkonversi gelombang persegi ke segi tiga.
Dengan melakukan analisis terhadap tegangan lereng yang dihasilkan didapatkan tegangan
keluaran puncak ke puncak dari gelombang segitiga dalam bentuk :

Vipp
Vopp 
4f RC

Ternyata tegangan keluaran puncak ke puncak dari gelombang segitiga ditentukan oleh
beberapa faktor yaitu : tegangan puncak ke puncak dari gelombang persegi, frekuensi dari
sumber dan nilai tahanan dan kapasitansi dari kapasitor yang digunakan.

B. Rangkaian Differensiator Aktif


Berbeda dengan rangkaian integrator pada rangkaian diferensiator antara sumber
dengan terminal membalik dipasang kapasitor dan antara terminal membalik dengan keluaran
dipasang tahanan seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 2 Rangkaian Diferensiator RC Aktif (Sutrisno, 1987 : 137)

berikut ini isyarat masukan keluaran pada diferensial aktif :

Dari persamaan tegangan pada loop masukan dapat ditentukan arus yang mengalir pada
kapasitor. Sementara itu arus yang mengalir pada tahanan ditentukan dari persamaan
tegangan pada loop keluaran. Besarnya arus yang mengalir melewati kapasitor dan tahanan
masing-masing dapat dituliskan seperti :

dVi
I1  C
dt
VO
I2  
R
Berhubung impedansi masukan dari op-amp sangat besar sehingga semua arus mengalir
pada kapasitor. Tegangan keluaran dalam waktu t detik dari rangkaian differensiator dapat
ditentukan dari persamaan berikut :

dVi
VO   R C
dt
Pada persamaan diatas dapat diperhatikan bahwa tegangan keluaran merupakan
diferensial dari tegangan masukan, sehingga rangkaiannya dikenal dengan rangkaian
differensiator. Penambahan tahanan R1 pada rangkaian dimaksudkan untuk membuat
impedansi masukan lebih besar sehingga tidak terjadi cacat pada keluaran.

Suatu aplikasi yang popular dari op-amp adalah untuk membangun suatu filter aktif.
Filter sering juga disebut sebagai saringan atau tapis merupakan rangkaian yang dirancang
untuk meneruskan atau meredam isyarat sinusoidal dalam daerah frekuensi tertentu .
Berdasarkan sifatnya filter dapat dibagi dua yaitu filter pasif dan filter aktif. Filter RC pasif
terdiri dari tahanan dan kapasitor, sedangkan filter aktif RC terdiri dari komponen pasif
tahanan, kapasitor dan op-amp sebagai komponen aktif. Filter diguna kan dalam berbagai
aplikasi listrik dan elektronik dimana isyarat dengan frekuensi tertentu diredam atau
diloloskan.
Berdasarkan kegunaanya filter dapat dikelompokkan atas empat jenis yaitu : filter lolos
rendah, filter lolos tinggi, filter lolos pita, filter penolak pita. Bentuk penurunan tanggapan
amplitudo pada frekuensi tinggi terlihat pada rangkaian filter lolos rendah (low pass),
kenaikan tanggapan amplitudo pada frekuensi rendah terlihat pada rangkaian filter lolos
tinggi (high pass), pada rangkaian penolak pita dapat dilihat bentuk penurunan pada semua
frekuensi dan untuk filter lolos pita dapat dilihat bentuk penurunan tanggapan amplitudo
antara frekuensi batas bawah dan batas atas.

C. Filter Aktif Lolos Rendah dengan Gain Orde Pertama

Beberapa model dari rangkaian filter lolos rendah dengan gain dapat dikemukakan.
Salah-satu diantaranya dapat dikembangkan melalui rangkaian RC yang dihubungkan
dengan penguat tak membalik. Tegangan keluaran dari dari rangkaian RC dihubungkan
kebagian masukan penguat tak membalik seperti pada gambar berikut ini :
Ri Rf

_ V+
R
+
V-
Vi C V O1 VO 2

Gambar 8.3. Filter Aktif Lolos Rendah dengan Penguat tak Membalik
(R. Boylestad : 1989)

Pada gambar (8.3) terlihat antara kaki masukan membalik dari op-amp dengan ground
dipasang tahanan Ri sedangkan tahanan Rf dipasang antara terminal masukan membalik
dengan terminal keluaran. Tegangan keluaran dan penguatan dari penguat tak membalik
dapat ditentukan melalui teknik rangkaian pembagi tegangan. Untuk keseluruhan dari
rangkaian fungsi transfer kompleks didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan
keluaran kompleks dari penguat tak membalik terhadap tegangan masukan pada rangkaian
RC. Fungsi transfer kompleks diberikan dalam bentuk persamaan :

V O2  R P
G ( )   1 f  (8.8)
Vi  Ri  j   P

Amplitudo dari fungsi transfer dapat ditentukan dengan memisahkan fungsi transfer
kompleks kedalam bentuk real dan imaginer sehingga :
 R P
G ( )   1  f  (8.9)
 Ri     2P
2

Dalam satuan dB amplitudo dari fungsi transfer kompleks diberikan :

 R

G ( ) dB  20 log  1  f   20 log P  10 log  2   2P
 Ri 
 (8.10)

Besar dari fungsi transfer tergantung kepada frekuensi sumber yang diberikan. Apabila diplot
hubungan antara besar fungsi transfer dengan frekuensi sumber akan diperoleh tanggapan
amplitudo dari filter. Dengan adanya penambahan penguat tak membalik pada rangkaian RC
menyebabkan tegangan keluaran dari rangkaian RC akan diperkuat. Besarnya penguatan
tergantung kepada nilai tahanan Ri dan Rf yang diberikan.
Model lain dari rangkaian filter aktif lolos rendah menggunakan op-amp dengan
masukan pada terminal membalik. Pada bagian masukan membalik dari op-amp dihubungkan
dengan sumber isyarat melalui tahanan Ri, sedangkan masukan tak membalik langsung
dihubungkan ke ground. Antara kaki masukan membalik dengan keluaran dipasang tahanan
yang tersusun secara paralel dengan kapasitor seperti pada gambar berikut ini :
C

Rf
Ri V+

+
Vi V- VO

Gambar 8.4. Filter Lolos Rendah dengan Masukan Membalik


(R.J. Smith: 1992)

Pada bagian masukan membalik dari op-amp dihubungkan dengan sumber isyarat
melalui tahanan Ri, sedangkan masukan tak membalik langsung dihubungkan ke ground.
Antara kaki masukan membalik dengan keluaran dipasang tahanan yang tersusun secara
paralel dengan kapasitor. Secara teoritis arus yang berasal dari sumber mengalir melalui
tahanan Ri terpecah menjadi dua yaitu tahanan Rf , kapasitor dan op-amp sesuai dengan
hukum kirchoff tentang arus. Berhubung impedansi pada masukan op-amp sangat besar
sehingga tidak ada arus yang mengalir melalui op-amp. Dengan menggunakan hukum
Kirchoff tentang arus dan persamaan tegangan pada loop masukan dan keluaran didapat
tegangan keluaran kompleks dari filter dalam bentuk :
Z2
VO   Vi (8.11)
Z1

Impedansi masukan Z1 dalam rangkaian adalah tahanan Ri sedangkan Z2 merupakan


penggabungan antara tahanan Rf dengan kapasitansi kapasitor yang tersusun secara paralel.
Dengan mengganti impedansi Z1 dan Z2 dalam bentuk tahanan dan kapasitansi akan diperoleh
fungsi transfer kompleks sebagai perbandingan antara tegangan keluaran dalam bentuk
kompleks terhadap tegangan masukan :
Rf P
G ( )   (8.12)
Ri j   P

Dengan memisahkan bilangan kompleks kedalam bagian real dan imaginer pada persamaan
(8.12) akan didapatkan amplitudo dari fungsi transfer kompleks seperti :
Rf P
G ( )  (8.13)
Ri    2P
2
Dalam satuan dB amplitudo fungsi transfer kompleks dapat ditulis seperti :

G ( ) dB  20 log
Rf
Ri

 20 log P  10 log  2   2P  (8.14)

Melalui persamaan (8.14) dapat dikemukakan bahwa amplitudo fungsi transfer yang
dihasilkan merupakan fungsi dari frekuensi sudut dan diperkuat dengan suatu faktor
penguatan yang tergantung kepada nilai tahanan Rf dan Ri.

D. Filter Aktif Lolos Tinggi Dengan Gain Orde Pertama

Filter aktif lolos tinggi terdiri dari rangkaian RC dan penguat tak membalik.

Tegangan keluaran dari rangkaian RC diambil pada tahanan. Tegangan keluaran dari

rangkaian RC merupakan tegangan masukan bagi penguat tak membalik seperti pada gambar

berikut ini :

Ri Rf

V+

+
C V-

Vi R V O1 VO 2

Gambar 8.5. Filter Aktif Lolos Tinggi Menggunakan Penguat Tak Membalik
( R. Boylestad: 1989)
Tegangan keluaran dari rangkaian RC diperkuat dengan suatu penguatan yang tergantung
kepada nilai tahanan Ri dan Rf. Fungsi transfer kompleks untuk rangkaian filter aktif ini
diberikan dalam bentuk :

 R j
G ( )   1  f  (8.15)
 Ri  j    P

Amplitudo dari fungsi transfer kompleks dapat ditulis seperti :


 R 
G ( )   1  f  (8.16)
 Ri   2   2P

Sedangkan dalam satuan dB amplitudo fungsi transfer diberikan dalam bentuk :


 R

G ( ) dB  20 log  1  f   20 log   10 log  2   2P
 Ri 
 (8.17)

Dengan adanya penguatan dari penguat tak membalik dapat menyebabkan tegangan keluaran
lebih besar dari tegangan masukan, sehingga amplitudo dalam satuan dB dapat lebih besar
dari nol. Dengan kata lain dengan menggunakan rangkaian ini isyarat yang masuk
disamping difilter juga diperkuat.

E. Filter Aktif Lolos Rendah Orde Kedua

Filter aktif lolos rendah orde kedua merupakan kombinasi dari dua filter lolos

rendah orde pertama yang dikenal dengan filter kaskade dua tahap. Pada keluaran dari filter

tahap pertama dihubungkan dengan bagian masukan dari filter tahap kedua. Suatu rangkaian

filter kaskade dua tahap menggunakan filter lolos rendah dengan masukan membalik

merupakan gabungan dari dua filter lolos rendah seperti terlihat pada Gambar 8.6 berikut ini:

Ri1 Rf1 Ri2 Rf2

V+ V+
 
R1 R2
+ +
-
V V-
Vi C1 V O1 VO 2 C2 V O3 VO 4

Gambar 8.6. Filter Aktif Lolos Rendah Orde Dua Dengan Penguat Tak Membalik

Tegangan keluaran dari filter filter lolos rendah tahap pertama merupakan masukan bagi filter
lolos rendah tahap kedua. Fungsi transfer kompleks dari masing-masing tahap diberikan
dalam bentuk :

 R  P1
G1 ( )   1  f1  (8.18)
 Ri1  j   P1

 R  P 2
G2 ( )   1  f2  (8.19)
 Ri2  j   P 2
Secara umum fungsi transfer kompleks dari gabungan kedua filter lolos rendah menggunakan
penguat tak membalik merupakan perkalian dari fungsi transfer kompleks tahap pertama dan
kedua sehingga dapat dituliskan seperti :
P1 P 2
G ( )  A v1 Av2
  P1 P 2 
  2  j  P1  P 2   (8.20)

Dengan adanya dua frekuensi kutup memungkinkan terjadinya penurunan tanggapan


amplitudo semakin tajam.

F. Filter Aktif Lolos Pita

Filter aktif lolos pita atau band pass filter adalah sebuah rangkaian yang dirancang untuk
hanya melewatkan isyarat dalam suatu pita frekuensi tertentu seraya menolak semua isyarat
diluar pita ini . Salah satu model rangkaian filter lolos pita dapat dirancang dengan
menghubungkan rangkaian filter aktif lolos tinggi dengan lolos rendah dengan gain maupun
tanpa gain seperti pada Gambar 8.7 di bawah ini :
Ri1 Rf1 Ri2 Rf2

V+ V+
 
C1 C2
+ +
V- V-

Vi R1 V O1 VO 2 R2 VO3 VO 4

Gambar 8.7. Filter Aktif Lolos Pita Menggunakan Penguat Tak Membalik

Suatu filter lolos pita merupakan filter dua tahap dimana tahap pertama adalah filter
lolos tinggi dan tahap kedua filter lolos rendah, kombinasi operasi dari gabungan kedua filter
menimbulkan respon lolos pita.
Fungsi transfer kompleks dari filter aktif lolos tinggi dan lolos rendah masing-masing
dapat ditulis seperti :

 R  j
G1 ( )   1  f1  (8.21)
 R i1  j   P1
 R  P 2
G2 ( )   1  f2  (8.22)
 R i2  j   P 2

Fungsi transfer kompleks total dari gabungan kedua filter ini merupakan perkalian dari
fungsi transfer kompleks filter lolos tinggi dengan filter lolos rendah.
j  P 2
G ( )  A v1 A v2
  P1  P 2 
  2  j  P1  P 2   (8.23)

Amplitudo dari fungsi transfer kompleks total dari gabungan kedua filter ini merupakan
perkalian dari fungsi transfer
 P 2
G ( )  A vT 1
(8.24a)

    2
 22
2
   P1   P 2 
 P1 P 2 

dengan penguatan dari kedua tahap rangkaian

 R   R  (8.24b)
A vT   1  f1   1  f2 
 R i1   R i2 

Melalui persamaan (8.24) amplitudo fungsi transfer tergantung kepada frekuensi potong
bawah dan atas serta frekuensi sumber isyarat. Tanggapan amplitudo dari rangkaian ini
diperkuat dengan faktor penguatan tegangan total AvT.

REFERENSI
Asrizal. 2013. Elektronika Dasar 2 Komponen, Rangkaian dan Aplikasi. Padang : UNP.

Anda mungkin juga menyukai