RLC
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
1. untuk menunjukan bentuk keluaran tegangan terhadap waktu pada rangkaian
RL seri dan rangkaian RC seri.
2. Menentukan tetapan waktu () pada sinyal keluaran rangkaian RL seri dan
rangkaian RC seri.
3. Menampilkan bentuk sinyal pada osiloskop
Tinjauan Pustaka
2.1 Gejala peralihan
Pada praktikum ini, akan membahas suatu gejala pada rangkaian elektronika
yang dinamakan gejala peralihan / gejala transient. Gejala transient merupakan
gejala yang timbul dalam selang waktu yang pendek pada saat rangkaian yang berisi
tahanan, kapasitor serta induktor diputus dan disambung dengan sumber tegangan.
Gejala peralihan terjadi bila rangkaian seperti terlukis pada gambar di bawah
ini, penutup arus ditutup pada saat t = 0.
+
E R
I(t)
_
Untuk t > 0, maka persamaan diferensial untuk rangkaian ini sebagai berikut:
E/R
E
Setelah dibiarkan rangkaian cukup lama, maka diperoleh i
R
Bila penutup arus tetap dipasang sedang sumber tegangan E dihubungkan
pendek, maka rangkaian seperti terlukis pada gambar di bawah ini:
Io
R
E/R
+
E R
I(t)
_
Gambar 1.5. Rangkaian CR seri
Untuk t > 0, maka persamaan diferensial untuk rangkaian ini sebagai berikut:
1
C
E Ri i dt
V(t)
d) Osiloskop
e) Kabel penghubung
f) Generator Function
g) Project Board/Bread Board
Rangkaian
a) rangkaian 1.
R1 R2
Vi Vo
C L
L C
Vi Vo
R1 R2
I. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui fungsi osiloskop.
2. Mengetahui prinsip kerja dari osiloskop.
3. Mampu menggunakan osiloskop untuk mengukur tegangan AC dan DC,
(frekuensi/periode, amplitude dan tegangan puncak ke puncak/Vpp).
4. Mampu menggunakan osiloskop untuk menganalisa lissajous.
II. DasarTeori
Osiloskop merupakan osilograf yang mencatat gelombang listrik secara visual pada
layar.Osiloskop ada dua macam, yakni osiloskop tipe analog (ART-analog real time
oscilloscope) dan osiloskop tipe digital (DSO-digital storage oscilloscope).Dalam
osiloskop terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atauCathode
Ray Tube (CRT). Bagian-bagian pokok CRT seperti tampak pada gambar 2.1.
8
1 2 3 4 5 6 7
9 10
Keterangan :
1. Pemanas / filamen
2. Katoda
3. Kisi pengatur
4. Anoda pemusat
5. Anoda pemercepat
𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 2 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑉𝑒𝑓𝑓 = √ =
2 √2
Untuk menghitung beda fase dari dua sinyal gelombang dapat dilakukan
dengan mensuperposisikan dua sinyal gelombang tersebut. Pada osiloskop dapat
dilakukan dengan membuat gelombang lissajous. Ada beberapa gelombang lissajous
yang dapat langsung diketahui yaitu ketika frekuensinya sama. Untuk menghitung
besarnya beda fase yang memiliki frekuensi berbeda yaitu :
𝐵 𝐷
𝑆𝑖𝑛 𝜃 = =
𝐴 𝐶
III. Alat dan Bahan
1. Osiloskop
2. Sinyal Generator
3. Multimeter
4. Baterai
5. Kabel – Kabel Penghubung
6. Trafo
1. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui karakteristik penyearah setengah
gelombang dan gelombang penuh dengan tapis (filter) dan tanpa tapis.
2. Teori Singkat
Sebagian besar peralatan elektronik memerlukan arus searah untuk dapat
bekerja. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah alat yang dapat berfungsi sebagai
penyearah tegangan bolak-balik (AC) dari perusahaan listrik (PLN) menjadi arus
searah (DC). Alat ini sering disebut dengan catu daya (power supply). Salah satu
rangkaian yang paling penting dalam catu daya adalah rangkaian penyearah. Ada
dua jenis penyearah yang biasa digunakan, yaitu penyearah setengah gelombang
dan gelombang penuh. Selain itu, di dalam catu daya biasanya diberi tambahan filter
agar tegangan keluarannya lebih rata.
penyearah
penyearah
2.3 Filter
Agar tegangan DC yang dihasilkan dari penyearahan arus bolak-balik menjadi
lebih rata, perlu adanya sebuah filter, salah satunya adalah filter lolos rendah
(low-pass filter) menggunakan kapasitor seperti rangkaian dibawah ini.
filter
filter
A C
4. Tugas
a) Tinjauan pustaka laporan/jurnal berisi (minimal):
- Diodasebagai penyearah arus
- Half-wafe rectifier
- Full-wafe rectifier
- Kapasitor sebagai filter
5. Daftar Pustaka
Owen, George E. dan Keaton P.W. (1966). Foundamentals of Electronics. New
York: Harper &Row.
Schuler, Charles A. Electronics, Principles and Applications. California: Mc.Graw-
Hill.
Sutrisno. (1985). Elektronika 1, Teori dan Penerapannya. Bandung: Penerbit ITB.
1. Tujuan
a. Mengetahui besar konstanta penguatan arus, hFE pada transistor
b. Mengetahui karakteristik transistor melalui perbandingan antara (IC) dan
tegangan antara colector dan emitor (VCE).
2. Teori Singkat
Transistor dwikutub dibuat dengan bahan penyusun yaitu semikonduktor
jenis n dan jenis p, dengan variasi penyusunan npn dan pnp seperti gambar 2.1
Gambar 4.1. Susunan transistor dwikutub (a) transistor pnp (b) transistor npn
Ketiga bagian transistor ini disebut emitor, basis, dan kolektor. Masing-masing
bagian transistor ini dihubungkan ke luar transistor dengan menggunakan konduktor
sebagai kaki transistor. Beberapa transistor ditunjukkan pada gambar 2.2
Dengan mengetahui kaki-kaki dari transistor, maka dapat diketahui juga fungsi
setiap kaki tersebut. Sehingga hal itu sangat berguna bagi kita untuk mengetahui
sebuah nilai yaitu perbesaran arus (hfe).
Ic
hfe
.............................................................(2.1)
Ib
Untuk memperkenalkan karakteristik dari transistor bipolar dipergunakan rangkaian
emitter bersama (common-emitter), yang mana kaki emitter dimiliki oleh gerbang
input dan gerbang output. Gerbang BE (basis-emitter) adalah gerbang masukan
(input port) dan gerbang CE (collector-emitter) adalah gerbang keluaran (output
port).
yang mengalir sebagai fungsi dari tegangan Vbe dikatakan sebagai karakteristik
masukan dari transistor.
Ic Ib Wilayah
(mA) (A) kerja
Ib Penguat
sinyal
Wilayah kerja lemah
Vce
3. Metodologi Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
1. Transistor BD140
2. VR1(potensiometer atau variable resistor) 50k ohm
3. VR2(potensiometer atau variable resistor) 10k ohm
A2 VR (+)
2
Suply DC
V
V A1
R1
(-)
I. Tujuan
Menentukan karakteristik dioda
II. Dasar Teori
Peralatan elektronik pertama yang dikenalkan sebagai dioda merupakan bentuk
dari salah satu sambungan bahan semi konduktor tipe-p dan tipe-n. Dioda ini
merupakan bentuk yang terlihat simpel tetapi memiliki peran yang sangat
penting dalam sistem elektronik. Selain itu juga memiliki karakteristik yang unik
ketika disambungkan dengan sebuah tegangan sumber. Hal tersebut dapat
digunakan dalam beberapa aplikasi, mulai dari yang sederhana sampai pada
aplikasi yang rumit.
10k
A
50k
Power supply V
Cara kerja:
1. Rangkai alat seperti pada gambar 1
2. Nyalakan power supply
3. Atur tegangan keluaran power supply pada 3V
4. Atur tegangan yang masuk pada dioda sebesar 0V dengan mengubah ubah
resistor variabel
5. Amati arus yang masuk pada dioda
6. Naikkan tegangan pada dioda secara perlahan dengan mengubah
hambatan pada resistor variabel
7. Setiap perubahan tegangan, amati arus yang masuk pada dioda
8. Buatlah grafik dari data tersebut
9. Rubah posisi dioda secara terbalik
10. Lakukan hal yang sama dengan langkah nomor 2 sampai nomor 8
V. Tugas pendahuluan
1. Apa yang dimaksud faktor fudge?
2. Apa perbedaan antara faktor fudge dari germanium dan silikon?
3. Sebutkan 3 aplikasi dari rangkaian yang menggunakan dioda!
1. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Gerbang logika ini adalah
Untuk memahami dan mengerti gerbang-gerbang logika (lambang, bentuk,
tabel kebenaran, sifat/karakteristik).
Untuk menganalisis rangkaian logika.
A B Y
0 0 0 A Y
0 1 0 0 1
1 0 0 1 0
1 1 1
A B Y
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
A B Y A B Y
0 0 1 0 0 1
0 1 1 0 1 0
1 0 1 1 0 0
1 1 0 1 1 0
4. CARA KERJA
Dari beberapa komponen IC yang tertera diatas bahwa untuk mendapatkan suatu
gerbang logika maka setiap kode IC tersebut memiliki karakter gerbang yang
berbeda. Untuk merangkai desain gerbang logika maka ditentukan terlebih dahulu
karakter input dan out putnya. Penyederhanaan rangkaian terintegrasi dapat
menggunakan teorema aljabar boole atau peta karnough
Half adder adalah untai logika yang keluarannya merupakan jumlah dari dua bit
bilangan biner
Full adder adalah untai logika yang keluaranya merupakan jumlah dari tiga bit
bilangan biner.
Rangkaian Full adder dapat pula dibangun dari 2 rangkaian half adder
Salah satu fungsi rangkaian digital ialah mengkodekan dari bahasa mesin ke
bilangan decimal. Peralatan yang biasa digunakan untuk memperagakan bilangan
decimal adalah peraga tujuh segmen (seven segment display). Seven segment
tersebut mempunyai tujuh dimana setiap segment berupa filament tipis yang
berpijar atau LED yang berpijar. Pengontrolan cahaya segment dapat diatur dari
desain keluaran digital yang kita rancang, sehingga membentuk angka-angka
decimal. Berikut adalah karakter decimal yang dapat ditampilkan melalui Kontrol
setiap segmentnya
4. CARA KERJA
1. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan telah memiliki kemampuan
sebagai
berikut :
Memahami prinsip kerja Pencacah atau Counter dengan menggunakan prinsip
Flip-Flop
3. TEORI SINGKAT
Counter atau rangkaian penghitung adalah rangkaian logika sequensial yang dapat
dipergunakan untuk menghitung jumlah pulsa yang masuk dan dinyatakan dengan
suatu bilangan biner. Hal ini dikarenakan counter membutuhkan karakteristik
memori. Pewaktu (timer) memegang peranan penting dalam pengoperasian counter.
Counter digital memiliki karakteristik penting :
Ada beberapa jenis counter dalam pembahasan sistem digital, diantaranya yaitu
Binary Counter, Up Counter, Down Counter, Johnson Counter, Decade Counter, dan
masih banyak lagi. Namun, dalam makalah ini akan dibahas tentang Decade Counter
atau dikenal juga Ripple Counter Modulo-10.
Pencacahan sekuensial/berurutan dari counter modulo-10 atau decade counter
adalah dari 0000 sampai 1001 (0 hingga 9 desimal). Counter mod-10 memiliki 4 bit
dengan harga: 8-an, 4-an, 2-an dan 1-an. Untuk itu dibutuhkan empat flip-flop yang
dihubungkan seperti ripple counter. Kita harus menambahkan gerbang NAND untuk
menghapus (clear) semua flip-flop kembali ke keadaan nol segera sesudah hitungan
ke- 10. Karena modulus-10 menghitung hingga 9 (1001), maka hitungan berikut (10
- 1010) digunakan untuk menghasilkan pulsa reset. Counter ini dapat dibangun dari
berberapa flip-flop individual, namun juga diproduksi keempat flip-flop dalam satu
paket IC, yang bahkan sudah menyertakan gerbang reset NAND sepert IC 7414
yang kita pakai dalam percobaan ini.
Pencacah atau Counter adalah piranti untuk mencacah atau menghitung jumlah
pulsa yang masuk melalui inputnya. Peranti ini terdiri dari satu atau lebih flip-flop
yang dirangkai sedemikian rupa sehingga setiap pulsa masukan akan menambah
cacahan.
4. CARA KERJA
Cara paling sederhana untuk mencacah pulsa adalah dengan menggunakan flip-flop
T(Toggle). Flip flop ini dapat dibuat dengan menggunakan flip-flop JK atau flip-flop
D.
Keluaran pada gambar diatas adalah pencacah biner 1 bit, sedangkan untuk 4 bit
diperlukan 4 buah flipflop yang dapat mencacah dengan 16 kondisi.
Gambar diatas adalah rangkaian desain counter yang dapat dibuat dari gerbang
gerbang Flip-Flop
1. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan telah memiliki kemampuan
sebagai
berikut :
Mengerti dan memahami Konversi besaran tegangan Analog menjadi besaran
digital
Osiloskop
Logic Probe
Satu set catu daya
Kabel-kabel penghubung (jumper)
IC ADC 0804 dan Komponen pendukungnya
IC DAC 0802 dan Komponen pendukungnya
3. TEORI SINGKAT
Sistem mikroprosesor hanya dapat mengolah data dalam bentuk digital. Oleh karena
itu segala sesuatu yang akan diolah oleh mikroprosesor harus diubah dulu ke dalam
bentuk digital. Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang
dirancang untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal - sinyal digital. IC
ADC 0804 dianggap dapat memenuhi kebutuhan dari rangkaian yang akan dibuat. IC
jenis ini bekerja secara cermat dengan menambahkan sedikit komponen sesuai
dengan spesifikasi yang harus diberikan dan dapat mengkonversikan secara cepat
suatu masukan tegangan. Hal-hal yang juga perlu diperhatikan dalam penggunaan
ADC ini adalah tegangan maksimum yang dapat dikonversikan oleh ADC dari
1. Waktu konversi
2. Resolusi
3. Ketidaklinieran
4. Akurasi
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk mengubah sinyal analog menjadi
sinyal digital yang nilainya proposional. Jenis ADC yang biasa digunakan dalam
perancangan adalah jenis successive approximation convertion atau pendekatan
bertingkat yang memiliki waktu konversi jauh lebih singkat dan tidak tergantung
pada nilai masukan analognya atau sinyal yang akan diubah. Dalam Gambar 1.
memperlihatkan diagram blok ADC tersebut.
IC ADC 0804 mempunyai dua masukan analog, Vin (+) dan Vin (-), sehingga dapat
menerima masukan diferensial. Masukan analog sebenarnya (Vin) sama dengan
selisih antara tegangan-tegangan yang dihubungkan dengan ke dua pin masukan
yaitu Vin= Vin (+) – Vin (-). Kalau masukan analog berupa tegangan tunggal,
tegangan ini harus dihubungkan dengan Vin (+), sedangkan Vin (-) digroundkan.
Untuk operasi normal, ADC 0804 menggunakan Vcc = +5 Volt sebagai tegangan
referensi. Dalam hal ini jangkauan masukan analog mulai dari 0 Volt sampai 5 Volt
(skala penuh), karena IC ini adalah SAC 8-bit, resolusinya akan sama dengan
4. CARA KERJA
Rangkailah ADC 0804 dengan konfigurasi seperti yang tertera gambar diatas. Lalu
kemudian analisa nilai input tegangan analog terkecil untuk dapat merubah satuan
digital.
3. TEORI SINGKAT
Flip-flop adalah rangkaian utama dalam logika sekuensial. Counter, register serta
rangkaian sekuensial lain disusun dengan menggunakan flip-flop sebagai komponen
utama. Flip-flop adalah rangkaian yang mempunyai fungsi pengingat (memory).
Artinya rangkaian ini mampu melakukan proses penyimpanan data sesuai dengan
kombinasi masukan yang diberikan kepadanya. Data yang tersimpan itu dapat
dikeluarkan sesuai dengan kombinasi masukan yang diberikan.
Ada beberapa macam flip-flop yang akan dibahas, yaitu flip-flop R-S, flip-flop J-K,
dan flip-flop D. Sebagai tambahan akan dibahas pula masalah pemicuan yang akan
mengaktifkan kerja flip-flop.
3. CARA KERJA
FLIP-FLOP JK
Implementasi gate/rangkaian gerbang FF-JK dan symbol logikanya
adalah seperti gambar berikut :