Anda di halaman 1dari 10

MODUL 07

OSILASI LC
Dinta, Mita Refalina, Maulidina Suci Paramitha
10221024, 10221027, 10221071
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email: dintaprl26@gmail.com

Asisten: Shalsabilla Varin Ramadhanti/ 10219062


Tanggal Praktikum: 28-02-2023

Abstrak
Percobaan menentukan tegangan dan arus puncak dan lembah, besar frekuensi osilasi, rasio peredaman teori,
dengan variasi tegangan dan catu daya. Rangkaian LC adalah rangkaian yang terdiri dari induktor dan kapasitor.
Metode percobaan yang digunakan adalah menggunakan seperangkat alat yang sudah sesuai. Pada saat
pengambilan data, alat tidak dapat digunakan dengan baik sehingga kami mendapatkan data percobaan dari asisten
praktikum. Hipotesisnya yaitu fd teoritis dengan eksperimen berbeda dan 𝜁 teoritis dengan eksperimen berbeda.
frekuensi osilasi dan teredam sertarasio peredam dari pengukuran tegangan dan arus yang dimana error pada pengukuran
rasio peredam lebihkecil dibandingkan error pada pengukuran. Grafik yang terbentuk berupa sinusoidal.
Kata kunci : frekuensi, inductor, kapasitor, osilasi, resistor

I. Pendahuluan
Tujuan dari eksperimen pada modul 7 Keterangan:
yaitu menentukan besar frekuensi teredam q : Muatan listrik (C)
osilasi LC, menentukan besar frekuensi normal C : Kapasistansi kapasitor (F)
osilasi LC, dan menentukan rasio peredaman vc : Tegangan pada kapasitor (V)
pada hasil eksperimen. 𝑑𝑖
Ketika terdapat perubahan kuat arus ,
Osilasi LC adalah osilator yang digunakan 𝑑𝑡
inductor memperoleh tegangan sebesar
untuk menghasilkan sinyal frekuensi tinggi atau 𝑑𝑖
dikenal juga sebagai osilator RF. Osilator LC 𝑣𝐿 = 𝐿 𝑑𝑡 (2)
digunakan untuk pemanasan dengan frekuensi Keterangan:
tinggi, generator RF, radio, penerima TV, dan vL : Tegangan pada inductor (V)
lain-lain. Osilator LC menggunakan sirkuit L : Induktansi induktor (H)
tangka termasuk komponen seperti kapasitor 𝑑𝑖
𝑑𝑡
: Laju perubahan kuat arus (A/s)
(C) dan inductor (L). Tujuan utama dari
rangkaian LC adalah untuk berfluktuasi dengan
Karena kapasitor dan induktor dirangkai
redaman minimum sehingga resistensi dapat
secara seri, maka berdasarkan hukum Kirchoff
dibuat lebih kecil.
diperoleh persamaan
Osilasi terjadi jika sebuah system 𝑑2 𝑞 1
diganggu dari posisi kesetimbangannya. Untu 𝑑𝑡 2
+ 𝐿𝐶 𝑞 = 0 (3)
osilasi LC, ini terjadi karena pemasangan
kapasitor dengan induktor dirangkai secara seri. Dengan solusi
Rangkaian akan menghasilkan osilasi listrik 𝑡
𝑞(𝑡) = 𝐴𝑐𝑜𝑠 ( + 𝜑) (4)
√𝐿𝐶
untuk frekuensi yang diinginkan. Komponen
yang digunakan pada rangkaian ini dapat
Keterangan:
menyimpan energi. Kapasitor dapat
L : Induktansi induktor (H)
menyimpan muatan listrik Ketika diberi
C : Kapasitansi kapasitor (F)
tegangan vc dengan besar
q : Muatan listrik (C)
𝑞 = 𝐶𝑣𝑐 (1)
t : Waktu (s)
A : Amplitudo (m) Jadi, persamaan (10) dapat dituliskan sebagai
𝜑 : Beda fasa (radian) berikut
𝜔𝑑 = 𝜔0 √1 − 𝜁 2 (12)
Dari persamaan (4), diperoleh frekuensi
sudut alamiah osilasi LC, yaitu frekuensi sudut Dengan menggunakan persamaan (9), (10), dan
tanpa adanya redaman, sebesar (12), dari dua puncak 𝑥(𝑡) berdekatan atau dua
1
𝜔0 = 2𝜋𝑓0 = (5) dasar lembah berdekatan, missal P1 dan P2,
√𝐿𝐶
Keterangan: dapat diperoleh
1
𝜔0 : Frekuensi sudut alamiah osilasi LC 𝜁= 2𝜋
(13)
√1+ 𝑙𝑛(𝑃 ) − 𝑙𝑛(𝑃 )
(radian per detik) 1 2

𝑓0 : Frekuensi natural (Hz)


L : Induktansi induktor (H) Keterangan:
C : Kapasitansi kapasitor (F) R : Resistansi resistor (Ω)
L : Induktansi inductor (H)
Pada keadaan nyata, osilasi LC tidak C : Kapasitansi kapasitor (F)
bersifat harmonik sederhana. Karena, pada 𝜔0 : Frekuensi sudut alamiah osilasi
komponen rangkaian terdapat resistensi, (radian per waktu)
contohnya induktor dan kawat. Jika resistensi 𝜔𝑑 : Frekuensi sudut osilasi teredam
total dari rangkaian bernilai R dan dapat (radian per waktu)
dianggap sebagai “resistor” yang dipasang serti 𝑓𝑑 : Frekuensi teredam (Hz)
terhadap inductor dan kapasitor. Berdasarkan 𝛾 : Koefisien peredaman
hukum tegangan Kirchoff, diperoleh q : Muatan listrik (C)
𝑑2 𝑞 𝑅 𝑑𝑞 1
𝑑𝑡 2
+ 𝐿 𝑑𝑡
+ 𝐿𝐶 𝑞 = 0 (6) t : Waktu (s)
x : Posisi (m)
Persamaan tersebut memiliki bentuk 𝜑 : Beda fasa (radian)
menyerupai persamaan osilasi harmonik 𝜁 : rasio peredaman
teredam, yaitu P1 : Puncak 1 atau lembah 1
𝑑2 𝑥 𝑑𝑥 P2 : Puncak 2 atau lembah 2
+ 2𝛾 + 𝜔02 𝑥 = 0 (7)
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡

II. Alat dan Bahan


Dari persamaan (6) dan (7), diperoleh Spesifikasi alat dan bahan pada praktikum
𝑅
𝛾 = (8) modul 07 adalah sebagai berikut.
2𝐿
1. 1 Catu Daya
Solusi dari persamaan (7) yaitu 2. 1 Multimeter
𝑥(𝑡) = 𝐴𝑒 −𝛾𝑡 𝑐𝑜𝑠 (𝑡√𝜔02 − 𝛾 2 + 𝜑) (9) 3. 1 set perangkat kapasitor Leybold
4. 1 set perangkat induktor Leybold
5. 2 penghubung port
Berdasarkan persamaan (9) diperoleh frekuensi
6. 3 pasang kabel
sudut osilasi teredam, yaitu
𝜔𝑑 = 2𝜋𝑓𝑑 = √𝜔02 − 𝛾 2 (10) III. Metode Percobaan
Pada praktikum modul 7, Langkah pertama
Sebagai salah satu parameter peredaman dari yang harus dilakukan yaitu memperhatikan,
osilasi teredam, diperoleh definisi rasio memahami, dan menerapkan prosedur
peredaman sebagai berikut keselamatan. Prosedur keselamatan pada modul
𝛾
𝜁 = (11) 7 yaitu ketika catu daya akan dimatikan dan
𝜔0
ketika konfigurasi rangkaian akan diubah, maka
tegangan catu daya disetel ke nol. Kemudian, hingga jarum tersebut berhenti bergerak.
tegangan catu daya tidak boleh melebihi 12 V. Dilakukan Kembali Langkah kedua untuk
Kemudian, dilanjutkan tahap persiapan tegangan catu daya bernilai 5 V dan 7 V.
awal. Langkah pertama yaitu multimeter diatur Kemudian, dilakukan pengukuran untuk
pada mode zero-center (switch berada di bagian pengaruh besar induktansi. Langkah pertama
kiri-bawah layer multimeter). Langkah kedua yaitu kutub positif multimeter dihubungkan
yaitu kutub positif DC catu daya dihubungkan dengan post M+, sedangkan kutub negative
dengan port C+ set kapasitor Leybold, dihubungkan dengan port K’. Port K’
sedangkan kutub negatif DC catu daya dengan dihubungkan dengan port K melalui kabel.
post C- set kapasitor. Langkah ketiga yaitu, set Langkah kedua yaitu yaitu catu daya
inductor dihubungkan dengan kapasitor dinyalakan pada 3 V, sakelar diputar ke kiri
Leybold. agar catu daya terhubung dengan kapasitor.
Tahap selanjutnya yaitu tahap pengambilan Langkah ketiga yaitu proses ditunggu selama
data. Dimulai dengan pengukuran tegangan, 30 detik menggunakan stopwatch dan perekam
pengukuran arus, dan pengaruh besar video disiapkan pada ponsel, FPS diatur pada
induktansi. Pada saat pengukuran tegangan, mode tertinggi. Langkah keempat yaitu setelah
Langkah pertama yaitu kutub positif multimeter 30 detik, multimeter mulai direkam, sakelar
dihubungkan dengan port M+, kutub negative diputar ke kanan. Layar multimeter direkam
dengan port M-. Multimeter diatur untuk hingga jarum tersebut berhenti bergerak.
pengukuran tegangan DC pada nilai yang sesuai Dilakukan Kembali Langkah kedua untuk
dengan tegangan yang akan diukur. Langkah tegangan catu daya bernilai 5 V dan 7 V.
kedua yaitu catu daya dinyalakan pada 3 V, Hipotesis pada praktikum modul 7 yaitu 𝑓𝑑
sakelar diputar ke kiri agar catu daya terhubung teoretis dengan eksperimen berbeda dan 𝜁
dengan kapasitor. Langkah ketiga yaitu proses teoretis dengan eksperimen juga berbeda.
ditunggu selama 30 detik menggunakan
stopwatch dan perekam video disiapkan pada IV. Data dan Pengolahan data
ponsel, FPS diatur pada mode tertinggi. Data percobaan pada modul 7 ditabulasikan
Langkah keempat yaitu setelah 30 detik, pada tabel dan grafik berikut.
multimeter mulai direkam, sakelar diputar ke (Terdapat pada halaman lampiran)
kanan. Layar multimeter direkam hingga jarum
tersebut berhenti bergerak. Dilakukan Kembali V. Pembahasan
Langkah kedua untuk tegangan catu daya Peristiwa osilasi LC yang terjadi dalam
bernilai 5 V dan 7 V. eksperimen ini yaitu saat saklar ditutup, maka
Selanjutnya, pengukuran kuat arus. akan terjadi pengisian pada kapasitor. Ketika
Langkah pertama yaitu kutub positif multimeter saklar dilepas, maka muatan pada kapasitor
dihubunkan dengan port N+, sedangkan kutub akan dimanfaatkan oleh inductor sebagai
negative dihubungkan dengan port N-. sumber tegangan. Arus akan cepat mengalir
Multimeter diatur untuk pengukur kuat arus DC melalui inductor dan muatan pada kapasitor
pada nilai yang sesuai dengan tegangan yang akan berkurang hingga habis. Arus yang tadi
akan diukur. Langkah kedua yaitu catu daya mengalir melalui inductor dan mengosongkan
dinyalakan pada 3 V, sakelar diputar ke kiri kapasitor akan mengisi kapasitor melalui
agar catu daya terhubung dengan kapasitor. terminal negative. Proses terus terjadi hingga
Langkah ketiga yaitu proses ditunggu selama muatan listrik habis terpakai oleh kedua
30 detik menggunakan stopwatch dan perekam komponen.
video disiapkan pada ponsel, FPS diatur pada Pengaruh tegangan catu daya terhadap
mode tertinggi. Langkah keempat yaitu setelah data yang diukur dalam eksperimen yaitu tidak
30 detik, multimeter mulai direkam, sakelar mempengaruhi perubahan puncak atau lembah
diputar ke kanan. Layar multimeter direkam pada tegangan maupun arus. Karena, Ketika
peristiwa osilasi terjadi, yang berperan sebagai
sumber tegangan yaitu kapasitor yang telah
terisi penuh oleh catu daya.
Berdasarkan grafik pengukuran arus
(Gambar 6.), waktu meredamnya grafik kuat
arus dan tegangan yaitu pada waktu 8000 ms.
Pada grafik tersebut menunjukkan sumbu x
sebagai waktu (mS), sedangkan sumbu y
sebagai arus inductor (µA).
Berdasarkan tabel 4. Dan tabel 5.,
terdapat perbedaan antara 𝑓𝑑 teoretis dengan
eksperimen. Frekuensi osilasi teredam
mendapatkan galatsebesar 99,8%. Hal ini dapat
disebabkan oleh keadaan lingkungan berupa
suhu, kelembapan. Selain itu, alat yang kurang
mendukung dan praktikan yang kurang cermat
dalam pengambilan data.
Berdasarkan tabel 4. Dan tabel 5.,
terdapat perbedaan antara 𝜁 teoretis dengan
eksperimen. Rasio peredaman mendapatkan
galat sebesar 259 % – 672 %. Hal ini dapat
disebabkan oleh proses pengambilan data yang
kurang tepat, alat yang kurang mendukung, dan
keadaan lingkungan yang dapat mengganggu
proses pengambilan data.
Pengaruh induktansi induktor terhadap
data eksperimen yaitu semakin kecil induktansi
maka akan semakin kecil juga nilai output
tegangannya.

VI. Kesimpulan
Kesimpulan dari eksperimen pada modul 7
adalah sebagai berikut.
1. Frekuensi teredam hasil eksperimen
yaitu 0,0012 untuk inductor 500 H dan
0,0025 untuk inductor 250 H.
2. Frekuensi normal hasil eksperimen
yaitu 0,0013 untuk inductor 500 H dan
0,0026 untuk inductor 250 H.
3. Rasio peredaman hasil eksperimen
yaitu 0,2 untuk inductor 500 H dan 0,24
untuk inductor 250 H.

VII. Daftar Pustaka


[1] Halliday dan Resnick, Fisika Jilid 1
(Terjemahan). Jakarta: Penerbit
Erlangga
Lampiran
Percobaan 1: Pengukuran tegangan
Tabel 1. Data tegangan puncak untuk induktor 500H
𝜀=3V 𝜀=5V 𝜀=7V
𝑡 (ms) 𝑉𝑚 (mV) 𝑡 (ms) 𝑉𝑚 (mV) 𝑡 (ms) 𝑉𝑚 (mV)
0 168 0 168 0 168
382,5 -204 437,5 -216 472,5 -228
842,5 180 880 180 902,5 192
1247,5 -168 1272,5 -180 1297,5 -180
1652,5 180 1750 192 1740 180
2095 -168 2147,5 -180 2130 -180
2510 168 2595 168 2597,5 168
2917,5 -144 2987,5 -180 2997,5 -180
3310 132 3422,5 156 3425 168
3757,5 -96 3792,5 -156 3875 -156
4132,5 84 4255 120 4272,5 168
4525 -60 4650 -108 4672,5 -156
4925 48 5050 72 5100 156
5250 -36 5467,5 -60 5507,5 -120
5722,5 30 5800 48 5912,5 108
6002,5 -12 6215 -36 6360 -72
6305 0 6597,5 24 6790 60
102 7073,25 -12 7197,5 -48
7557,5 0 7555 24
8115 -12
8230 0

Data Tegangan Induktor (L=500 H)


250
200
Tegangan Induktor (mV)

150
100
50 𝜀=3 V
0
𝜀=5 V
-50 0 2000 4000 6000 8000 10000
-100 𝜀=7 V
-150
-200
-250
Waktu (ms)

Gambar 1. Grafik tegangan untuk inductor 500 H


Tabel 2. Data tegangan puncak untuk inductor 250H
𝜀=3V 𝜀=5V 𝜀=7V
𝑡 (ms) 𝑉𝑚 (mV) 𝑡 (ms) 𝑉𝑚 (mV) 𝑡 (ms) 𝑉𝑚 (mV)
0 20 0 20 0 54
205 -20 202,5 -20 180 -66
460 12 455 16 445 52
667,5 -18 632,5 -20 650 -54
872,5 16 872,5 16 855 48
1082,5 -16 1062,5 -20 1080 -52
1297,5 16 1282,5 16 1287,5 48
1495 -16 1487,5 -16 1512,5 -48
1702,5 16 1697,5 16 1717,5 48
1900 -16 1907,5 -16 1930 -48
2100 14 2105 16 2135 48
2315 -14 2330 -16 2315 -42
2520 12 2547,5 16 2517,5 42
2720 -8 2770 -12 2720 -36
2920 8 2975 12 2957,5 30
3115 -4 3172,5 -8 3172,5 -24
3257,5 4 3352,5 8 3365 12
3420 6 3560 -4 3557,5 -12
3575 2 3717,5 4 3765 3
3742,5 -2 3910 -2 3940 -6
4057,5 2 4135 2
4220 -1 4317,5 -3

Data Tegangan Induktor (L=250 H)


60

40
Tegangan Induktor (mV)

20

0 𝜀=3 V
0 1000 2000 3000 4000 5000
-20 𝜀=5 V
𝜀=7 V
-40

-60

-80
Waktu (ms)

Gambar 2. Grafik tegangan untuk inductor 250 H


Data Tegangan Induktor Pada 𝜀 = 3 V
200
150
100
Tegangan Induktor (mV)

50
0
L=500 H
0 2000 4000 6000 8000
-50
L=250 H
-100
-150
-200
-250
Waktu (ms)

Gambar 3. Grafik tegangan pada ε = 3 V untuk induktor 500 H dan 250 H

Data Tegangan Induktor Pada 𝜀 = 5 V


250
200
150
Tegangan Induktor (mV)

100
50
0 L= 500 H
-50 0 2000 4000 6000 8000 L= 250 H
-100
-150
-200
-250
Waktu (ms)

Gambar 4. Grafik tegangan pada ε = 5 V untuk inductor 500 H dan 250 H


Data Tegangan Induktor Pada 𝜀 = 7 V
250
200
Tegangan Induktor (mV)
150
100
50
0 L=500 H
-50 0 2000 4000 6000 8000 10000 L=250 H
-100
-150
-200
-250
Waktu (ms)

Gambar 5. Grafik tegangan pada ε = 7 V untuk inductor 500 H dan 250 H

Percobaan 2: Pengukuran arus


Tabel 3. Data pengukuran arus untuk inductor 500H
𝜀=3V 𝜀=5V 𝜀=7V
𝑡 (ms) 𝐼𝑚 (μA) 𝑡 (ms) 𝐼𝑚 (μA) 𝑡 (ms) 𝐼𝑚 (μA)
220 280 285 410 387,5 720
755 -120 812,5 -200 860 -280
1165 100 1227,5 180 1272,5 280
1597,5 -120 1605 -180 1677,5 -240
1975 40 2017,5 120 2120 160
2360 -80 2450 -120 2525 -160
2780 40 2882,5 80 2940 100
3160 -60 3292,5 -80 3357,5 -120
3557,5 20 3682,5 40 3815 60
3945 -20 4030 -60 4257,5 -80
4365 0 4520 20 4670 40
4890 -40 5040 -80
5325 0 5457,7 0
5777,7 -40 5757,5 -40
6157,5 0 6245 0
6542,5 -20 6665 -40
6987,5 0
7477,5 -20
7777,5 0
8102,5 -40
Data Arus Induktor (L=500 H)
800

Arus Induktor (μA) 600

400
𝜀=3 v
200
𝜀=5 V
0 𝜀=7 V
0 2000 4000 6000 8000 10000
-200

-400
Waktu (ms)

Gambar 6. Grafik arus untuk inductor 500 H

Tabel 4. Data karakteristik osilasi LC


fd (Hz) ζ f0 (Hz)
L (H) Data 𝜀 (V)
Teori Eksperimen Teori Eksperimen Teori Eksperimen
3 1,125 0,001269 0,042 0,222 1,126 0,001301
Tegangan 5 1,125 0,001191 0,042 0,233 1,126 0,001225
7 1,125 0,001215 0,042 0,253 1,126 0,001256
500
3 1,125 0,001206 0,042 0,324 1,126 0,001275
Kuat arus 5 1,125 0,001205 0,042 0,270 1,126 0,001252
7 1,125 0,001218 0,042 0,253 1,126 0,001259
3 1,589 0,002517 0,061 0,219 1,592 0,002580
250 Tegangan 5 1,589 0,002479 0,061 0,266 1,592 0,002572
7 1,589 0,002418 0,061 0,247 1,592 0,002496

Tabel 5. Data galat pada fd, 𝜁, dan f0


%Galat
fd (Hz) ζ f0 (Hz)
99,887 428,148 99,884
99,894 455,847 99,891
99,892 502,075 99,888
99,893 672,098 99,887
99,893 542,971 99,889
99,892 501,418 99,888
99,842 259,016 99,838
99,844 336,835 99,838
99,848 304,438 99,843

Anda mungkin juga menyukai