Anda di halaman 1dari 13

MODUL 07

PENGUAT OPERASIONAL
Dinta, Shakila Athallah Putri Fadly, Mita Refalina, Ihda Huly Yusyiyah
10221024, 10221009, 10221027, 10221042
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung
dintaprl26@gmail.com

Tanggal Praktikum: (01-11-2022)


Asisten:
Avima Haamesha / 10219084
Alysha Putri Anggadinata / 10220008
Muhammad Reza Fahriyansyah / 10220054
Ermas Hidayati / 10220051
Berlian Oka Irvianto / 10220037
Kharisma Amisha Daniel Rahmany / 10220050
Novi Nabiila Kamilah / 10219042

1. TUJUAN (Font: 11 pt, bold, all caps)


a. Menentukan galat pada percobaan merangkai rangkaian pembagi tegangan.
b. Menentukan galat pada percoobaan merangkai rangkaian penjumlahan inverting.
c. Menentukan besar tegangan keluaran pada wheatstone bridge dengan variasi nilai
hambatan potensiometer 90 kΩ, 114 kΩ, 177,1 kΩ, 227 kΩ, dan 278 kΩ.
d. Menentukan besar tegangan keluaran pada signal conditioning dengan variasi nilai
hambatan potensiometer 90 kΩ, 114 kΩ, 177,1 kΩ, 227 kΩ, dan 278 kΩ.

2. DASAR TEORI
Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa
tingkat dan konfigurasi penguat diferensial. Operational Amplifier adalah salah satu dari bentuk
IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa
Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga
memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi
yang luas. Komponen ini memiliki kelebihan yaitu selain mampu menguatkan sinyal masukan
juga dapat melakukan operasi matematika. Sebuah rangkaian Op-Amp memiliki dua input
(masukan) yaitu satu Input Inverting dan satu Input Non-inverting serta memiliki satu Output
(keluaran). Sebuah Op-Amp juga memiliki dua koneksi catu daya yaitu satu untuk catu daya
positif dan satu lagi untuk catu daya negatif.
Karakteristik Faktor Penguat atau Gain pada Op-Amp pada umumnya ditentukan oleh
Resistor Eksternal yang terhubung diantara Output dan Input pembalik (Inverting Input).
Konfigurasi dengan umpan balik negatif (Negative Feedback) ini biasanya disebut
dengan Closed-Loop configuration atau Konfigurasi Lingkar Tertutup. Umpan balik negatif ini
akan menyebabkan penguatan atau gain menjadi berkurang dan menghasilkan penguatan yang
dapat diukur serta dapat dikendalikan. Tujuan pengurangan Gain dari Op-Amp ini adalah untuk
menghindari terjadinya Noise yang berlebihan dan juga untuk menghindari respon yang tidak
diinginkan. Sedangkan pada Konfigurasi Lingkar Terbuka atau Open-Loop Configuration, besar
penguatannya adalah tak terhingga (∞) sehingga besarnya tegangan output hampir atau mendekati
tegangan Vcc.
Operational Amplifier memiliki dua terminal suplai daya dengan nilai tegangan yang
diberikan bergantung terhadap jenis Op-Ampnya. Op-Amp jenis LM358, terminal suplai daya
yang diberikan adalah tegangan positif (+) dan ground (0) sedangkan untuk LM741, tegangan
postif (+) dan tegangan negatif (-). Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian
Op Amp berdasarkan karakteristik Op Amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan
golden rule, yaitu.
1. Perbedaan tegangan antar tegangan input adalah nol ketika rangkaian menggunakan
negatif feedback.
2. Tidak ada arus yang masuk ke dalam Op-Amp.

Berdasarkan aturan ini maka Op-Amp dapat digunakan sebagai penguat tegangan,
summing amplifier, signal conditioning dan komparator.
1. Penguat Inverting
Rangkaian penguat inverting adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk
memperkuat dan membalik polaritas sinyal masukan. Rangkaian penguat inverting
menggunakan IC yang sering dipakai dan mudah dicari yaitu IC OpAmp LM741.
Keluaran sensor dan tranduser pada umumnya mempunyai tegangan yang sangat kecil
hingga mikro volt, sehingga diperlukan penguat dengan impedansi masukan rendah.
Rangkaian penguat inverting merupakan rangkaian penguat pembalik dengan impedansi
masukan sangat rendah.[1]

Gambar 2.1. Rangkaian Dasar Penguat Inverting dan Sinyalnya[2]


R2
Vout = - Vin (1)
R1

2. Penguat Non-Inverting
Penguat non-inverting amplier merupakan kebalikan dari penguat inverting,
dimana input dimasukkan pada input non-inverting sehingga polaritas output akan sama
dengan polaritas input tapi memiliki penguatan yang tergantung dari besarnya hambatan
feedback dan hambatan input. Penguat ini memiliki masukan yang dibuat melalui input
non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan
tegangan inputnya.[1]

Gambar 2.2. Penguat Non-Inverting[3]

Rg + Rf
Vout = Vin (2)
Rg
3. Penguat Diferensial
Rangkaian ini berfungsi untuk memperkuat sinyal selisih antara masukan satu
dan dua. Penguat differensial adalah penggunaan op amp untuk mencari selisih antara
dua buah titik tegangan yang berbeda.

Gambar 2.3. Rangkaian Penguat Diferensial[4]


R2 R2 R2
Vout = - V1 + (1 + )( )V2 (3)
R1 R1 R3 + R4
4. Rangkaian Penjumlah Inverting
Penguat penjumlah berfungsi menjumlahkan level masing masing sinyal input
yang masuk ke op amp. Penggunanan op amp sebagai penjumlah sering dijumpai pada
rangkaian mixer audio. Penguat penjumlah memiliki ciri khusus yaitu sinyal keluaran
merupakan hasil penguatan dari penjumlahan sinyal masukannya. Pada bagian ini
dicontohkan penguat penjumlah berdasarkan rangkaian penguat inverting. Sehingga
sinyal keluaran adalah berbeda fasa sebesar 180.[4]

Gambar 2.4. Rangkaian penjumlah inverting

V1 V2 V3
Vout = -Rf ( + + )
R1 R2 R3
5. Komparator
Comparator adalah penggunaan op amp sebagai pembanding antara tegangan
yang masuk pada input (+) dan input (-). Jika input (+) lebih tinggi dari input (-) maka op
amp akan mengeluarkan tegangan positif dan jika input (-) lebih tinggi dari input (+)
maka op amp akan mengeluarkan tegangan negatif. Dengan demikian op amp dapat
dipakai untuk membandingkan dua buah tegangan yang berbeda.[4]
Gambar 2.5. Rangkaian komparator

3. DATA PERCOBAAN
Percobaan 01: Rangkaian Pembagi Tegangan
Tabel 3.1.1. Nilai hambatan yang digunakan pada percobaan 1
Resistor Nilai (Ω)
R1 388
R2 323,4
R3 323,5
R4 326

Berdasarkan Tabel 3.1.1., diperoleh data nilai tegangan secara teori dan nilai tegangan hasil
eksperimen sebagai berikut.
Tabel 3.1.2. Nilai tegangan secara teori dan nilai tegangan hasil eksperimen pada percobaan 1
Voutput teori (V) Voutput eksperimen (V)
3,574 3,41
2,386 2,24
1,1977 1,112
Berdasarkan data pada Tabel 3.1.2., diperoleh galat sebagai berikut.
V output eksperimen 1 - V output teori 1 3,41 V - 3,574 V
Galat 1 = | V output teori 1
| x 100% = | 3,574 V | x 100% = 4,6%

V output eksperimen 2 - V output teori 2 2,24 V - 2,386 V


Galat 2 = | V output teori 2
| x 100% = | 2,386 V
| x 100% = 6,1%

V output eksperimen 3 - V output teori 3 1,112 V - 1,1977 V


Galat 3 = | V output teori 3
| x 100% = | 1,1977 V
| x 100% = 7,2%

Percobaan 02: Rangkaian Penjumlah Inverting

Gambar 3.2.1. Rangkaian Penjumlah Inverting

Pada Gambar 3.2.1., digunakan nilai hambatan sebagai berikut.


Tabel 3.2.1. Nilai hambatan yang digunakan pada percobaan 2
Resistor Nilai (Ω)
Rf 1.956,2
R1 9.786
R2 9.746
R3 9.650

Berdasarkan Tabel 3.2.1., diperoleh nilai tegangan secara teori dan nilai tegangan hasil
eksperimen sebagai berikut.
Tabel 3.2.2. Nilai tegangan secara teori dan nilai tegangan hasil eksperimen pada percobaan 2
Vinput (V) Voutput teori (V) Voutput eksperimen (V)
3,243
2,081 -1,27435 -1,294
1,028
Berdasarkan data pada Tabel 3.2.2.,diperoleh galat sebagai berikut.
V output eksperimen - V output teori -1,294 V - (-1,27435 V)
Galat = | V output teori
| x 100% = | - 1,27435 V
| x 100% = 1,5%

Percobaan 03: Rangkaian Komparator

Gambar 3.3.1. Rangkaian komparator

Pada percobaan 3, digunakan nilai tegangan masukan dan frekuensi sebagai berikut.
V referensi LM358 = 2,56 V
V eksperimen LM358 = 2,375 V
2,375 V - 2,56 V
Galat V LM358 = | | x 100% = 7,2%
2,56 V
f = 1kHz

Berdasarkan rangkaian pada Gambar 3.3.1., diperoleh sinyal input dan output pada LM741 dan
LM358 sebagai berikut.
Tabel 3.3.1. Gambar sinyal input dan output pada LM741 dan LM358
Sinyal Input dan Output LM741 Sinyal Input dan Output LM358

Percobaan 04: Rangkaian Signal Conditioning


a. Rangkaian Bridge

Tabel 3.4.1. Nilai hambatan yang digunakan pada percobaan 4a.


Resistor Nilai (Ω)
R potensiometer 250 Ω
R1 500 Ω
R2 1k Ω
R3 333 Ω
b. Rangkaian Signal Conditioning

Gambar 3.4.1. Rangkaian penguat diferensial

Gambar 3.4.1. dapat digunakan sebagai signal conditioning. Nilai hambatan yang
digunakan pada rangkaian Gambar 3.4.1. sebagai berikut.
Tabel 3.4.2. Nilai hambatan yang digunakan pada percobaan 4b.
Resistor Nilai (Ω)
Rf 2k Ω
R1 1k Ω
R2 1k Ω
R3 2k Ω

Dengan memvariasikan nilai hambatan pada potensiometer, diperoleh nilai tegangan


keluaran pada wheatstone bridge dan signal conditioning sebagai berikut.
Tabel 3.4.3. Nilai hambatan pada potensiometer dan nilai tegangan keluaran pada wheatstone
bridge dan signal conditioning
Voutput bridge Voutput signal
Rpotensiometer (kΩ) wheatstone (V) conditioning (V)
90 1,45 -2,83
114 1,42 -2,57
177,1 1,33 -2,63
227 1,26 -2,42
278 1,18 -2,11

Berdasarkan data pada Tabel 3.4.3., diperoleh grafik tegangan keluaran pada wheatstone
bridge dan signal conditioning.
Tabel 3.4.4. Grafik tegangan keluaran pada wheatstone bridge dan signal conditioning
Grafik output tegangan wheatstone Grafik output signal conditioning

Wheatstone bridge vs Signal Conditioning vs


Rpotensiometer Rpotensiometer
400 400
200 200

0 0
0 0,5 1 1,5 2 -3 -2 -1 0
300

250

200

150

100

50

0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6
Gambar 3.4.2. Grafik hasil regresi antara tegangan output pada wheatstone bridge dan perubahan
nilai potensiometer.

300

250

200

150

100

50

0
-3 -2,5 -2 -1,5 -1 -0,5 0
Gambar 3.4.3. Grafik hasil regresi antara tegangan output pada signal conditioning dan
perubahan nilai potensiometer.
4. PEMBAHASAN
Pada percobaan 2, yaitu rangkaian penjumlah inverting. Terdapat tiga tegangan input
dengan nilai yang berbeda, yaitu 3,243 V, 2,081 V, dan 1,028 V. Ketiga tegangan input ini
menghasilkan tegangan output dengan nilai yang sama dengan penjumlahan nilai tegangan input
yang diberikan. Nilai tegangan output secara teori yaitu -1,27435 V. Sedangkan, nilai tegangan
output hasil eksperimen yaitu -1,294 V. Diperoleh galat sebesar 1,5%. Maka, tegangan output
hasil eksperimen kurang sesuai dengan tegangan output secara teori. Hal ini disebabkan karena
kesalahan praktikan dalam mengambil data dan mengolah data. Selain itu, alat yang digunakan
praktikan kurang memadai. Nilai tegangan ditentukan oleh nilai resistensi. Resistor memiliki
standar deviasi sehingga nilai hambatan yang diukur tidak tepat sebagaimana nilai hambatan yang
sebenarnya sehingga mempengaruhi nilai tegangan keluaran hasil eksperimen. Alat ukur pula
memiliki batas maksimal penggunaan, sehingga alat ukur harus dikalibrasi ulang agar gangguan
yang ditimbulkan dapat diminimalisir. Jika nilai tegangan output melebihi nilai tegangan supply
Op-Amp, maka secara signifikan akan mengurangi MPP, output puncak-ke-puncak maksimum
yang tidak dipotong. Jika tidak ada error tegangan keluaran, penguat non-inverting dapat berayun
sekitar satu atau dua volt dari salah satu tegangan suplai. Jadi, semakin besar error tegangan
keluaran, semakin kecil nilai MPP.[5]
Pada percobaan 3, yaitu rangkaian komparator. Terdapat perbedaan antara penggunaan
Op-Amp LM741 dengan Op-Amp LM358. Berdasarkan Tabel 3.3.1., perbedaan tersebut terletak
pada bentuk sinyal input dan outputnya. Hal ini disebabkan karena LM741 dan LM358 memiliki
spesifikasi yang berbeda, sehingga output yang diberikan pun akan berbeda. IC LM741 dan
LM358 digunakan sebagai sensor yang dapat memberikan tegangan output linear sesuai dengan
perubahan suhu yang terjadi. Sehingga memperngaruhi bentukan sinyal keluarannya. Prinsip
kerja dari komparator yaitu membandingkan amplitude dua buah sinyal, jika +Vin dan -Vin
masing-masing menyatakan amplitude sinyal input tak membalik dan input membalik, V0 dan
Vsat masing-masing menyatakan tegangan output dan tegangan saturasi, maka prinsip dasar dari
komparator yaitu, jika V+ lebih besar dari V-, maka tegangan keluaran sama dengan +V saturasi
sama dengan + Vcc. Jika V+ lebih kecil dari V-, maka tegangan keluaran sama dengan -V
saturasi sama dengan -VEE. Namun jika V+ sama dengan V-, maka menyesuaikan dengan tipe
Op-Amp yang digunakan, karena secara ideal, jika V+ sama dengan V-, maka Vout sebsar 0 V.
Pada percobaan 4a., yaitu rangkaian wheatstone bridge menggunakan potensiometer.
Berdasarkan Gambar 3.4.2., trend data yang diperoleh yaitu menurun. Artinya, tegangan keluaran
pada wheatstone bridge memiliki hubungan berbanding terbalik dengan hambatan potensiometer.
Semakin besar nilai hambatan potensiometer, maka semakin kecil tegangan keluaran pada
wheatstone bridge.
Pada percobaan 4b., yaitu rangkaian signal conditioning menggunakan potensiometer.
Berdasarkan Gambar 3.4.3., trend data yang diperoleh yaitu menaik. Artinya, tegangan keluaran
pada signal conditioning memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan hambatan
potensiometer. Semakin besar nilai hambatan potensiometer, maka semakin besar pula ategangan
keluaran pada signal conditioning. Grafik yang diperoleh pada percobaan 4a. dengan percobaan
4b. berbeda, pada percobaan 4a. grafik menurun, sedangkan pada percobaan 4b. grafik menaik.

5. SIMPULAN
a. Besar galat pada percobaan merangkai rangkaian pembagi tegangan yaitu 4,6%, 6,1%,
dan 7,2%.
b. Besar galat pada percoobaan merangkai rangkaian penjumlahan inverting yaitu 1,5%.
c. Besar tegangan keluaran pada wheatstone bridge dengan variasi nilai hambatan
potensiometer 90 kΩ, 114 kΩ, 177,1 kΩ, 227 kΩ, dan 278 kΩ yaitu 1,45 V, 1,42 V, 1,33
V, 1,26V, dan 1,18 V.
d. Besar tegangan keluaran pada signal conditioning dengan variasi nilai hambatan
potensiometer 90 kΩ, 114 kΩ, 177,1 kΩ, 227 kΩ, dan 278 kΩ yaitu -2,83 V, -2,57 V, -
2,63 V, -2,42 V, dan -2,11 V.

6. REFERENSI
[1] https://www.academia.edu/11728911/Operational_Amplifier
[2] http://elektro.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/04/Instrumentasi-Industri-Jobsheet-2-Penguat-
Inverting.pdf
[3] http://elektro.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/04/LAB-STL-02-Jobsheet-1-Penguat-Non-
Inverting.pdf
[4] https://repository.unikom.ac.id/35752/1/3-
SUMMING%20DAN%20DIFFERENSIAL%20AMPLIFIER.pdf
[5] Malvino, Albert. 2016. Elctronics Principles 8th Edition. McGraw-Hill. USA
Lampiran

Lampiran 1 Log aktivitas


Tabel 1. Borang pengecekan log aktivitas kelompok
No Nama Percobaan Keterangan Kendala
1 Rangkaian pembagi tegangan v
2 Rangkaian penjumlah v
inverting
3 Rangkaian komparator v
4 Rangkaian signal x Tidak cukup waktu
conditioning

Lampirkan foto halaman depan log aktivitas tertandatangani asisten.

Anda mungkin juga menyukai