PENGUKURAN CAHAYA
Kelompok 1:
(06121011021)
Derin (06121011026)
Dwi Agustina (06121011029)
DebyPermata Sari (06121011030)
Dwi Susenowati
(06121011039)
Fitri Wulandari
(06121011043)
KATA PENGANTAR
Indralaya, 12 januari
2014
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. iii
BAB I ...................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................................. 1
BAB II......................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 2
A. Pengertian Cahaya .............................................................................................................. 2
B. Sumber dan Sifat Cahaya ................................................................................................... 2
C. Pengukuran Kwantita Cahaya ............................................................................................ 4
D. Pengukuran Kecepatan Cahaya .......................................................................................... 6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam ilmu fisika dikenal adanya pengukuran.Untuk melakukan pengukuran
dibutuhkan beberapa alat ukur. Pengamatan dalam melakukan pengukuran tidak lengkap
apabila tidak disertai data kuantitatif yang didapat dari hasil pengukuran. Pada kesempatan
kali ini akan dibahas mengenai pengukuran yang berhubungan dengan pencahayaan, serta
melakukan pengukuran tingkat iluminasi dengan menggunakan alat yang digunakan untuk
megukur cahaya.
Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang bisa
dilihat dengan mata.Cahaya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.Matahari adalah sumber
cahaya utama di bumi.Tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk membuat makanan.Sinar
dari matahari yang datang dapat disebut sebagai sinar alami.Sifat-sifat cahaya ialah, cahaya
bergerak lurus ke semua arah.
B.
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Cahaya
Cahaya dapat kita temui dimana-mana.cahaya bersifat gelombang dan partikel,
B.
a)
b)
Sifat Cahaya :
Cahaya Merambat Lurus
Cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber cahaya merambat ke segala arah.Bila
medium yang dilaluinya homogen, maka cahaya lurus.Bukti cahaya merambat lurus
tampak pada berkas cahaya matahari yang menembus masuk ke dalam ruangan yang
gelap.Demikian pula dengan berkas lampu sorot pada malam hari.Berkas-berkas itu
tampak sebagai batang putih yang lurus. Ketika menyentuh permukaan suatu benda
maka rambatan cahaya akan mengalami dua hal, yaitu pemantulan atau pembiasan.
Pemantulan biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan
terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya.
C.
a)
cahaya adalah
oleh
besaran
suatu
intensitas
cahaya
arah
per
Dalam
bidang optika dan fotometri (fotografi), kemampuan mata manusia hanya sensitif dan
dapat melihat cahaya dengan panjang gelombang tertentu (spektrum cahaya nampak)
4
yang diukur dalam besaran pokok ini. Intensitas cahaya monokromatik pada panjang
gelombang
adalah:
di mana
= intensitas cahaya dalam satuan Candela,
= intensitas radian dalam unit W/sr,
= fungsi intesitas standar.
Intensitas cahaya total untuk semua panjang gelombang menjadi :
b)
c)
Kuat Penerangan ( E )
Jumlah arus cahaya tiap satuan luas.satuan penarangan adalah Luks, satu Luks
didefinisikan sebagai kuat penerangan bidang yang tiap 1m2 bidang tersebut menerima
arus cahaya 1 Lumen. Jika arus cahaya (F) menerangi merata suatu bidang seluas A
Terang Cahaya ( e )
Besar kuat cahaya tiap cm2 dari luas permukaan sumber cahaya yang dilihat ( kalau
sumber cahaya berupa bola maka luas permukaanya dapat dilihat berupa luas
lingkaran).
Persamaan :
e=
5
D.
a)
Dari
ke
empat
persamaan
inilah
dapat
diturunkan
persamaan
gelombang
karena
Hal yang sama juga terjadi untuk medan magnetnya. Dari persamaan (4) diperoleh
persamaan
Karena
Jadi diudara medan listrik dan medan magnetnya bergerak dengan kecepatan sama
yaitu 300.000 km/ s
Metode Kedua :
Dari persamaan 14, 15, 16.a , 17.a disimpulkan bahwa gelombang cahaya tidak
tergantung sumbu y dan z hanya bergantung pada arah x saja dan tentu saja gayut
waktu. Jika kita turunkan persamaan 16.b terhadap x didapat :
Dengan cara sama turunan dari persamaan 17. b terhadap waktu t diperoleh :
Jika kita gabungkan maka diperoleh persamaan gelombang umum untuk medan
magnetik :
DAFTAR PUSTAKA
http://image.slidesharecdn.com/instrumentasidanpengukuranoptik-140514075229
phpapp02/95/instrumentasi-dan-pengukuran-optikizzatin-nuril-lathifah-18638.jpg?cb=1400072161( diakses tanggal 20 Januari 2015 )
http://id.wikipedia.org/wiki/Intensitas_cahaya( diakses tanggal 20 Januari 2015 )
http://rezaikhtiar.files.wordpress.com/2012/04/optik-materi-1.pdf( diakses tanggal 20 Januari
2015 )
https://fhaysal.files.wordpress.com/2010/06/cahaya.pdf( diakses tanggal 20 Januari 2015 )
10