Anda di halaman 1dari 16

METODE PELAKSANAAN

Pek. Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank

 Untuk mempermudah pengukuran/pasang bouwplank dan saat pelaksanaan pekerjaan, maka terlebih
dahulu lokasi proyek segera di bersihkan dari rumput, semak, sampah-sampah dll, sehingga suasana
proyek terlihat lebih rapih dan tenaga kerja akan lebih bersemangat dalam melaksanakan
pekerjaannya
 Tumpukan kotoran/sampah yang telah dikumpul disingkirkan/dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
 Pekerjaan Pengukuran dan pemasanan Bouplank terhadap lokasi proyek yang akan dikerjakan.
- Pengukuran batas bangunan
- Pengukuran As Bangunan
- Penentuan Peil Bangunan berdasarkan titik ukur tetap yang telah ditentukan (BenchMark).
- Dan pemasangan Bouplank
 Pengukuran awal atau penentuan letak Pekerjaan pada Site harus dilakukan dan disaksikan oleh pihak
Direksi beserta perencana/pengawas.
 Mengukur dengan teliti mencari dan menentukan tinggi peil tanah dasar ,elevasi ,permukaan tanah,
atau elevasi lainnya, Untuk pengukuran dan pematokan berpedoman pada gambar kerja/gambar
rencana dan uraian/syarat-syarat pelaksanaan, Semua pengukuran kembali dikaitkan terhadap titik
tetap yang terdekat dan sesuai petunjuk Direksi dan disaksikan Konsultan Pengawas.
 Bahan papan dasar pelaksanaan (Bouwplank) digunakan dari bahan kayu kuat yang tidak berubah
oleh cuaca, dipasang dengan kuat dan permukaan atas rata dan sifatnya datar
 Pada Patok dasar di beri cat ketinggian +/- 0,00 dan ditempatkan pada daerah yang aman yang telah
disepakati bersama atau berdasarkan gambar kerja
 Semua kegiatan pekerjaan pengukuran dan pemasangan Bouwplank atas petunjuk dan persetujuan
Direksi.
 Setiap bahan material yang akan digunakan pada pekerjaan dikoordinasikan dan mendapat
persetujuan pihak direksi.
 Alat bantu yang diperlukan Teodolite, meter, watrpass dan alat bantu lainnya

Pekerjaan pembuatan Kosen, Pintu, Jendela dan jalusi

 Pada awal pelaksanaan pada tempat terpisah sekelompok pekerja (tukang kayu) dengan
menggunakan alat tukang kayu, memulai melakukan Pekerjaan/Pembuatan :
- Kusen Pintu, Jendela dan Jalusi kusen Kayu Kls II
- Daun Pintu Panil Papan Kayu Kls II
- Bingkai Jendela panil Kayu Kls II (kaca 5 mm)
- Roster Beton dan Glassblock
- Dll
 Pekerjaan tersebut dilakukan agar saat pekejaan fisik bangunan akan melakukan pasangan kusen,
bahan-bahan tersebut telah siap digunakan
 Bahan untuk pekerjaan tersebut menggunakan dan kayu Kls. II
 Semua jenis pekerjaan ini, bentuk dan ukurannya sesuai dalam gambar rencana
 Bahan-bahannya terlebih dahulu di serut (di ketam) dan di siku/tegak lurus setiap sisinya serta di
potong menggunakan gergaji, disambung/di simpul sesuai dengan teknik penyambungan yang
diperkenankan kemudian dipasak dengan pasak kayu yang dipasang dengan menggunakan Palu.
 Setiap sambungan dipahat menggunakan Pahat tiap masing masing sambungannya
 Pintu/jendela kaca yang menggunakan bingkai papan dibuat/dirangkai hingga terbentuk dan siap
digunakan bila dibutuhkan
 Setelah bahan bahan tersebut telah jadi sebaiknya terlebih dahulu dicat dengan menggunakan bahan
cat meni sebelum digunakan
 Setelah bahan kusen (pintu/jendela), Daun pintu panil, bingkai jendela kaca, jalusi/ventilasi telah
selesai dibuat, disimpan pada tempat yang aman hingga pada saat pemasangannya pada saat
pekerjaan pasangan dinding batu bata dilaksanakan atau sedang berjalan pada titik penempatan
sesuai gambar rencana.

PEKERJAAN PONDASI

Galian Tanah Pondasi

 Galian tanah untuk pasangan Pondasi, digali menggunakan skop, galian sesuai dengan ukuran dalam
gambar dengan kemiringan galian dibuat sedemikian rupa, dikerjakan dengan teliti dan dengan
petunjuk Direksi lapangan.
 Penggunaan alat gali khusus seperti pacul & linggis disesuaikan dengan struktur tanah yang dilalui
galian tanah
 Galian dilakukan mengikuti alur bowplank yang telah dibuat sebelumnya
 Bekas tanah galian disimpan disekitar galian, setelah dibersihkan dapat digunakan kembali untuk
menimbun (untuk urugan tanah kembali).
 Dasar dan sisi galian yang akan ditempati pasang dikerjakan dengan baik,rapih dan padat sesuai
dengan dimensi yang ditentukan dalam gambar profil memanjang/melintang dan potongan.
 Garis dan ketinggian galian dilaksanakan sesuai dengan centre line dan sesuai ketinggian dasar yang
direncanakan.

Urugan Pasir Bawah Pondasi

 Setelah pekerjaan galian pondasi sebaiknya dilanjut dilakukan pekerjaan urugan pasir bawah pondasi
 Urugan Pasir terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran
 Sekelompok pekerja dengan menggunakan lori, bahan urugan pasir diangkut kesisi galian Pondasi
 Kemudian urugan pasir dihampar dengan menggunakan skop lapis demi lapis kedasar galian tanah
 Kemudian disiram air hingga urugan pasir padat
 Penyiraman dilakukan berulang-ulah untuk mendapatkan kepadatan pasir yang sesuai.

Pek. Pas. Batu Kosong

 Dengan menggunakan Lori, bahan batu dilansir kesisi galian


 Permukaan batu terlebih dahulu dibersihkan dan dibasahi sampai jenuh sebelum ditempatkan
 Dipasang di atas urugan pasir, ketebalan batu kosong disesuaikan dalam gambar
 Dimulai dengan penempatan lapis pertama dari batu yang ukuraannya agak besar.
 Batu disusun tegak berdiri saling berkaitan agar tidak terlepas satu sama lain
 Batu kosong ditempatkan sesuai dengan panjang, tebal dan kedalaman yang diperlukan
 Batu dipasang secara kokoh pada galian pondasi
 Rongga batu diisi pasir (urugan pasir) dan disiram air hingga jenuh
 Kemudian dilakukan pemadatan manual dengan menngunakan Palu batu & terakhir perapihkan

Pek. Pas. Pondasi Batu Kali 1 Pc : 4 Psr

 Terlebih dahulu dilakukan penakaran, pencampuran dan pengadukan bahan al : semen, pasir dan air
 Komposisi campuran untuk pasangan 1 pc : 4 ps
 Permukaan batu yang hendak dipasang terlebih dahulu dibersihkan dan dibasuh dengan air untuk
menghindari penyerapan air spesi.
 Dengan menggunakan sendok campuran, tukang memasang campuran dan dipasang di atas
timbrisan batu kosong.
 Untuk pondasi garis batu disusun dengan saling berkaitan antara satu dengan lainnya agar tidak
terlepas harus datar dan rata.
 Setiap pasangan batu diberi alas adukan campuran spesi yang padat
 Mengisi campuran pada rongga-rongga batu yang satu dengan batu yang lain agar ikatan pasangan
kokoh dan sempurna.
 Setiap pondasi bila akan dilalui pipi-pipa dibuatkan lubang-lubang persiapan yang akan dilalui pipa
 Terutama yang akan dilalui pipa PVC air kotor dari arah KM/WC kea rah rencana Septictank.
 Permukaan batu harus rata setelah dipasang

Urugan Tanah Kembali

 Tanah bekas galian terlebih dahulu dibersihkan dari akar dan kotoran lainnya
 Urugan tanah dihampar menggunakan skop, pada sisi pondasi yang masih berlubang/bekas galian
dan selebihnya dihampar pada rencana bawah lantai
 Ditimbun secara bertahap dengan lapis demi lapis, setiap mencapai ketebalan tertentu dilakukan
pemadatan (manual) sambil sesekali menyiram dengan air
 Pemadat yang digunakan, pemadat manual yang memadai
 Hasil timbunan Kemudian diratakan dan dirapikan

PEKERJAAN BETON

Sloef Beton Bertulang 1:2:3 ( uk 15/20 )


Kolom Praktis Beton Bertulang 1:2:3 ( uk 11/11 )
Kolom Beton Bertulang 1:2:3 ( uk 25/25 )
Balok Latey Beton Bertulang 1:2:3 ( uk 11/11)
Ringbalk Beton Bertulang 1:2:3 ( uk 11/15 )
Balok Beton Bertulang 1:2:3 (uk. 15/25 cm)
Plat Atap Beton Bertulang 1:2:3 ( T. 10 cm)
Dinding Pas. 1/2 Bata camp. 1:4
Plesteran camp. 1:4
Acian Dinding,Kolom dan Pondasi

 Masing-masing penempatan/ukuran didesuaikan pada gambar rencana


Pasangan Bekisting sloof & kolom
 Selanjutnya pada titik-itik tertentu pada sloff secara vertikal dibuat bekisting kolom, kolom praktis
dan kolom Teras
 Terlebih dahulu tukang membuat acuan cetakan (bekisting) untuk membentuk beton susai gambar
rencana
 Kayu untuk bahan bekisting diukur dan dipotong menggunakan Gergaji kayu
 Bahan bekisting dari papan/balok dengan perkuatan paku biasa yang sesuai dengan menggunakan
Palu
 Bekisting untuk pekerjaan masing-masing pekerjaan tersebut dibuat seseuai ukurannya dan dari
bahan kayu yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran
 Khusus untuk balok penyangga bekisting Kolom sebaiknya dibuat dari kayu bermutu baik dan tak
mudah lapuk
 Dipasang diatas landasan yang kuat dan kokoh serta terhindar dari penurunan landasan
 Bekisting pada tiang – tiang harus dipasang secara utuh agar lebih muadah untuk dipindahkan,
 Tiang – tiang bekisting tidak boleh disambung lebih dari satu kali,tiang – tiang penyanggah dari
dolken 4 mtr,sedangkan antara tiang yang satu dengan yang lain diikat dengan palang papan/ balok
secara menyilang.
 Pekerjaan bekisting sloof dan kolom perlu dilevel ulang dengan waterpass (selang)
 Pemasangan rangka – rangka penunjang structural harus sesuai
 Setelah pembesian dan bekisting telah selesai selanjutnya dilakukan persiapan untuk pekerjaan
Beton

Pembesian sloof & kolom


 Pekerjaan ini berupa penyediaan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan batang-batang baja
untuk tulangan beton
 Untuk pekerjaan pemasangan pembesian/batang tulangan untuk kolom utama, praktis, dan Kolom
Teras dikejakan/dirangkai bersamaan saat pekerjaan pembesian sloof
 Dengan menggunakan gunting potong baja, besi dipotong sesuai masing masing ukurannya
 Batang dan beugel besi beton dibengkok sesuai dengan keperluan dengan menggunakan kunci
pembengkok tulangan
 Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran ,lumpur , oli,
cat,karat, percikan aduk atau lapisan lainyan yang dapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan
beton.
 Tulangan harus secara tepat ditempatkan sesuai dengan gambar dengan kebutuhan selimut penutup
minimun yang disyaratkan atau yang diperintahkan oleh Direksi
 Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser
sewaktu pengecoran
 Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan meninggalkan permukaan beton sehingga tidak akan
tampak dari luar.
 Pada ketinggian & posisi tertentu disiapkan pembesian untuk balok penyangga Bordes
 Rangkai Besi Beton menjadi Tulangan Beton Dengan Dimensi Yang Sesuai dengan gambar Kerja.
 Melakukan installing bekisting menggunakan besi tulangan yang telah dirangkai sebelumnya

Beton sloof & kolom, kolom praktis dan kolom teras (dimensi sesuai gambar rencana)
 Komposisi untuk beton Sloof, Kolom Praktis dan Kolom Teras disesuaikan analisa satuan pekerjaan
 Terlebih dahulu wadah/acuan untuk beton dibersihkan dan disiram air
 Dengan menggunakan Lori, bahan dilansir ke sisi Concrette mixer
 Selanjutnya dengan menggunakan alat takar yang sesuai semen, pasir, kerikil dan air ditakat,
dicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan alat pengaduk beton mekanis (Concrete
Mixer)
 Komposisi menggunakan perbandingan Campuran yang sesuai
 Beton pada molen diaduk merata sesuai Speck atas persetujuan Direksi
 Mempersiapkan Pengecoran apabila bekisting dan tulangan betul – betul siap
 Beton yang akan dilalui pipi-pipa dibuatkan lubang-lubang persiapan yang akan dilalui pipa
 Setelah pengadukan beton telah selesai maka beton dituang ke bak sementara dan dengan
menggunakan skop, campuran beton diisi ke ember cor untuk siap digunakan
 Dengan mengunakan Ember cor, pengecoran diulai dari pengecoran sloof dan terakhir pengecoran
kolom
 Sebelum pengecoran apabila terdapat pada posisi tertentu terlebih dahulu dipasang pipa pipa
Instalasi Air Bersih/Kotor
 Terakhir pengecoran dilakuaknan pada bekisting dan dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
posisi akhir dalam cetakan atau sampai selesai pekerjaan atau sampai dengan sambungan konstruksi
(contuction joint) yang telah disetujui sebelumnya.
 Selama pengecoran sebaiknya dilakukan pemadatan
 Setiap bagian pekerjaan beton (kolom) yang akan berhubungan bagian pasangan batu bata harus
diberi penguat stek – stek besi beton
 Tahapan pengecoran dimulai dari sloef hingga selesai dilanjut dengan pengecoran kolom
 Sisi beton yang nampak diratakan dan dirapikan menggunakan sendok campuran

Beton balok & Ringbalk (akan dilaksanakan saat pasangan dinding mencapai ketinggian sesuai
gambar rencana pada lokasi pemasangan)
 Selanjutnya dengan menggunakan Lori, bahan material beton dilansir ke sisi Concrette mixer untuk
pengukuran, pencampuran dan pengadukan
 Untuk jalur instalasi lisrtik pada beton harus disiapkan sebelum saat pengecoran
 Untuk pembuatan beton terlebih dahulu Portland Cement, pasir beton, kerikil saring dan air ditakar,
dicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan alat pengaduk beton (Concrete Mixer)
yang dijalankan
 Sebelum pengecoran sisi bekisting yang akan bersentuhan dengan beton terlebih dahulu dioles
minyak bekisting
 Komposisi menggunakan perbandingan Campuran sesuai analisa satuan pekerjaan
 Beton pada molen diaduk merata sesuai Speck atas persetujuan Direksi
 Mempersiapkan Pengecoran apabila bekisting dan tulangan betul – betul siap
 Setelah pengadukan beton telah selesai maka beton dituang ke bak sementara, selanjutnya dengan
menggunakan skop, campuran beton diisi ke ember cor untuk siap digunakan pada masing-masing
penempatannya
 Dengan mengunakan Ember cor, pengecoran dilakukan pada bekisting Ringbalk
 Terakhir pengecoran dilakuaknan dan dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan posisi akhir dalam
cetakan atau sampai selesai pekerjaan atau sampai dengan sambungan konstruksi (contuction joint)
yang telah disetujui sebelumnya.
 Selama pengecoran sebaiknya dilakukan pemadatan dengan penggetaran beton
 Sisi beton yang nampak diratakan dan dirapikan menggunakan sendok campuran
 Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, terhadap hujan dan panas
matahari, tempratur yang terlalu panas dan gangguan mekanis

Membuat Dak Kanopi Teras, Kanopi Jendela dan Plat Meja Beton dapur (akan dilaksanakan saat
pasangan dinding mencapai ketinggian sesuai gambar rencana pada lokasi pemasangan)
 Pada teras dibuat Dak Kanopi, dan pada lokasi yang ditunjukkan gambar kerja akan dibuat plat beton
meja dapur.
 Sebelum melakukan pekerjaan lebih lanjut, terlebih dahulu sekelompok pekerja/tukang besi
melakukan pekerjaan perakitan Pembesian
 Batang dan beugel besi beton dibengkok sesuai dengan keperluan
 Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser
sewaktu pengecoran
 Rangkai Besi Beton menjadi Tulangan Beton Dengan Dimensi Yang Sesuai dengan gambar Kerja.
 Melakukan installing bekisting menggunakan besi tulangan yang telah dirangkai sebelumnya
 Tulangan harus secara tepat ditempatkan sesuai dengan gambar dengan kebutuhan selimut penutup
minimun yang disyaratkan atau yang diperintahkan oleh Direksi
 Selanjutnya tukang kayu membuat acuan cetakan (bekisting)untuk membentuk beton susai gambar
rencana
 Bahan Kayu untuk bekisting menggunakan kayu papan yang dipersyaratkan (disesuaikan pada AHSP)
 Papan untuk bekisting diukur dan dipotong menggunakan gergaji kayu sesuai kebutuhan
 Bekisting direncakan sedemikan rupa sehingga pada saat pembongkaran tidak menimbulkan
kerusakan pada beton
 Bekisting dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran – ukuran yang telah ditetapkan dalam gambar
dan diperkuat dengan paku yang sesuai
 Sisi bekisting yang akan bersentuhan beton terlebih dahulu diolesi Minyak Bekisting
 Steeling (perancah)/Dolken balok penyangga bekisting sebaiknya dibuat dari kayu bermutu baik dan
tak mudah lapuk atau dari bahan besi yang dapat dibongkar pasang (break-down)
 Setiap bekisting Balok yang akan terekspose/Nampak, diberi lapisan bahan gypsum, sesuai AHSP
 Pada titik yang ditunjukkan gambar kerja, dibuat lubang pada sisi penempatan bak cuci piring
(kitchenzink) untuk lubang selang kompor gas.
 Setelah pembesian dan bekisting telah selesai selanjutnya dilakukan persiapan untuk pekerjaan Beton
 Selanjutnya Portland Cement, pasir beton, kerikil saring dan air dicampur dan diaduk menjadi beton
dengan menggunakan alat pengaduk beton (Concrete Mixer)
 Campuran diaduk merata hingga mencapai kekentalan yang sesuai
 Komposisi beton yang digunakan disesuaikan pada analisa harga satuan pekerjaan
 Mempersiapkan Pengecoran apabila tulangan dan bekisting dak kanopi betu-betul siap
 Beton di-cor ke dalam bekisting yang telah disiapkan dan dilakukan pemadatan dengan alat pengetar
manual
 Pengecoran dimulai diatas kebekisting
 Terakhir pengecoran dilakuknan pada bekisting dan dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan posisi
akhir dalam cetakan
 Setelah beton telah berumur tertentu maka dilakukan curing
 Bila secara teknis beton telah mengering maka dilakukan pembongkaran bekisting
 Pembongkaran bekisting dilakukan hati hati untuk menghindari kerusakan struktur beton

Urugan sirtu bawah lantai


 Pekerjaan Timbunan sirtu sebaiknya dilakukan setelah pekerjaan Sloef telah selesai (ketebalan
susuai gambar)
 Hal tersebut dilakukan agar timbunan sirtu lebih tinggi dari level top pondasi dan hampir setengah
dengan lefel sloof
 Bahan sirtu dilansir dan ditimbung menggunakan lori
 Urugan sirtu ditimbun secara bertahap dengan lapis demi lapis dan diratakan, setiap lapis
dipadatkan (manual) sambil sesekali menyiram dengan air secukupnya
 Ketebalan urugan sirtu disuaikan dengan gambar rencana/kerja
 Bila urugan sirtu telah mencapai top level yang sesuai maka dilakukan perataan dengan
menggunakan Skop & cangkul
 Hasil Urugan sirtu Kemudian diratakan dan dirapikan

PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN

Dinding Batu Bata, 1 PC : 4 PP,& Memasang Kusen, Roster, Glassblock

 Terlebih dahulu pada sisi atas rencana penempatan pemasangan batu bata dipasang secara vertical &
horisontal seutas tali/benang yang diikat pada paku yang ditancap kebalok (pekerjaan
pendukung/sementara)
 Tali/benang tersebut sebagai dasar kelurusan pada saat pemasangan batu bata
 Lakukan penumpukan material batu bata dekat area dinding yang dipasangkan.
 Penumpukan material tidak boleh terlalu jauh dan tidak terlalu dekat sehingga menyulitkan
pemasangan.
 Batu bata ditumpuk harus beraturan, supaya memudahkan pengambilan oleh tukang pasang.
 Untuk pemotongan, harus disediakan satu orang khusus yang melakukan pemotongan
 Sebelum digunakan batu bata merah harus direndam dalam bak air atau drum hingga basah merata
 Dengan Sendok campuran, campuran dipasang dengan alas spesi dan sisi antara batu bata
 Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain mulai memasang bata pada
kedua ujung bagian dinding yang akan dipasangkan , kemudian dilanjutkan mulai satu demi satu
hingga tercapai sambungan dari ujung keujung. dilakukan pengecekan leveling diatas batu bata yang
sudah terpasang dan dipastikan semua pasangan bata semuanya dalam keadan rata. Jika sudah rata
maka ini adalah menjadi panduan untuk memasang ketingakt berikutnya.
 Harus dipasikan ketebal mortar harus tetap sama dan demikian juga pengisian mortar antar bata harus
sama
 Untuk pasangan batu bata untuk dinding 1/2, pasangan batu bata dinding biasa dengan perbandingan
campuran (1 pc: 4 pp)
 Pembuatan adukan harus diperhatikan secar benar, jangan membuat aduakn dalam volume yang
terlalu banyak, maksudnya harus diseimbangkan antara volume adukan dengan volume pemasangan .
Jika volume adukan terlalu banyak, dikhawatirkan adukan/ mortar sempat mengering.
 Bersamaan pemasangan batu bata pada tempat tertentu dilakukan pemasangan kusen Pintu/jendela
 Rencana pemasangan kusen disesuaikan penempatannya pada gambar rencana
 Untuk pemasangan kosen pada sisi/bagian yang bersentuhan dengan pasangan batu atau beton harus
dibuatkan alur kapur dan dipasangi angker dari besi beton
 Pemasangannya harus tegaklurus dan sejajar dengan bidang dinding
 Agar pemasangan kusen tidak goyah/bergeser saat pemasangan batu bata, pada sisi depan dan
belakang dipasang balok penyannga sementara yang dipaku ke kusen
 Balok penyamgga kusen dipasang/berdiri diatas tanah yang padat
 Susunan pasangan batu bata dan kusen harus lurus kearah vertikal dan horizontal, pada sisi bangunan
dipasang
 Khusus diatas/selebar kusen, pemasangan satu baris batu bata diupayakan agak berdiri dan sedikit
miring
 Pelaksanaan pemasangan harus cermat, rapi dan benar – benar tegak lurus.
 Setelah batu bata mengering, pada dinding dibuat/pasang penempatan pipa pipa instalasi listrik dan
pipa PVC instalasi Air
 Instalasi listrik yang melalui dinding , harus ditanam di dinding dan terbungkus oleh pipa, dikerjakan
pada saat sebelum plesteran dinding.
 Demikian pula penempatan boks untuk MCB, saklar, stop kontak dll, terlebih dahulu dibuatkan masing
masing penempatannya
 Jika pemasangan dinding sudah selesai sampai level yang diinginkan, pasangan harus dipelihara dari
benturan atau pembebanan sampai kondisi ikatan sudah benar benar kering.
 Jika ada bekas adukan/ mortar dibawah pasangan yang menumpuk harus segera dibersihkan, jangan
sampai mengering karena bisa menajdi pekerjaan tambahan saat pelaksanaan pemasangan lantai.
 Jika pemasangan baru selesai dilakukan, anda perlu juga membuat pengaman atau tanda supaya
pasangan tersebut tidak disentuh atau di bentur oleh orang yang lewat
 Dikerjakan atas petunjuk dan persetujuan direksi

Kuda Kuda Batu/Beton

 Pekerjaan ini pada RAB telah Include pada Pasangan Dinding Batu Bata
 Bila secara tehnis Beton ring balk telah mongering maka dilanjut pemasangan Kuda kuda batu (kuda
Kuda Beton)
 Pekerjaan untuk kuda-kuda batu peletekannya diatas ringbalk
 Dengan menggunakan sendok campuran , spesi campuran Kuda kuda batu dipasang dari sususan dari
batu bata dengan alas spesi campuran dan ujung atas pasangan akhir batu bata diperkuat dengan
balok/ringbalk kuda kuda hingga membentuk segitiga kuda kuda batu/tembok
 Sedang pada tengah kuda kuda batu dilakukan penyambungan beton dari arah kolom tengah pada
dinding kiri & kanan bangunan
 Batu bata dipasang diatas ringbalk (kiri & kanan bangunan) dengan alas campuran spesi dan petunjuk
pekerjaan seperti yang sudah kami jelaskan sebelumnya.
 Sisi daun Ventilasi yang bersentuhan pasangan diberi angker dan memasang glassblock pada posisi
sesuai gambar kerja
 Susunan pasangan batu bata untuk kuda kuda beton yang dibuat harus membentuk kuda kuda beton
sesuai dimensi pada gambar rencana
 Terakhir setelah pemasangan batu bata kuda kuda maka sisi paling atas dipasang ringbalk kuda kuda
 Tukang membuat bekisting dari bahan kayu yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang
diperlukan selama pengecoran
 Bahan kayu dipotong menggunakan gergaji dan dipotong sesuai ukurannya
 Bekisting dibuat dengan perkuatan paku yang ditancap dengan palu
 Pekerjaan Pembesian diletakkan dan dipasang/didalam Bekisting yang telah dibuat sebelumnya
 Terlebih dahulu dilakukan pemotongan tulangan dengan menggunakan gunting Potong baja,
kemudian tulangan dibengkokkan sesuai gambar, tulangan dibengkok menggunakan alat kunci
pembengkok tulangan
 Rangkai Besi Beton menjadi Tulangan Beton Dengan Dimensi Yang Sesuai dengan gambar Kerja.
 Baja Tulangan harus dipasang teliti sehingga sesuai dengan Gambar Rencana
 Tulangan harus secara tepat ditempatkan sesuai dengan gambar dengan kebutuhan selimut penutup
minimun yang disyaratkan atau yang diperintahkan oleh Direksi
 Melakukan installing bekisting menggunakan besi tulangan yang telah dirangkai sebelumnya
 Dengan menggunakan Lori bahan dilansir ke sisi concrete mixer
 Selanjutnya alat pencampur diisi agregat pasir, kerikil, air dan semen yang telah ditakar, dicampur dan
selanjutnya alat pencampur (molen) dijalankan untuk diaduk
 Segera sebelum pengecoran dimulai, terlebih dahulu acuan dibasahi dengan air atau diolesi minyak
bekisting
 Dengan menggunakan skop, ember cor diisi campuran beton , yang digunakan pekerja melakukan
pengecoran pada bekisting dan dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan posisi akhir dalam cetakan
 Baton yang terexpose diratakan menggunakan sendok campuran
 Selama pengecoran ringbalk kuda kuda batu maka dilakukan pemadatan dengan cara penggetaran
manual

PEKERJAAN ATAP

Pek. Kuda- Kuda Baja Ringan + Rangka Atap


 Semua jenis pasangan Kons. Kuda-Kuda Baja Ringan dan Rangka Atap, dimensi bahan , bentuk dan
penempatannya harus sesuai dengan gambar rencana
 Bahan Baja ya ng dipa kai adala h baja mutu tinggi atau disebut high tenskx i steel
 Seluruh Pasangan struktur mengikuti petunjuk pabrik dan model disesuaikan gambar kerja.
 Dengan mengacu gambar detail, bahan kuda-kuda diukur sesuai dengan lebar bangunan atau lebar
kuda kuda dan dipotong sesuai ukurannya kemudian setiap sisi rencana sambungan diberi tanda untuk
memudahkan penyambungan kemudian
 Pembentukan Kuda kuda dengan menggunakan alat bor dengan perkuatan baut screw (langsung
tertancap)
 Untuk setiap sambungan profil Hat Section harus kokoh dengan mengunakan Self Driling Screw
 Setiap pertemuan sambungan rangka Kuda-Kuda menggunakan bahan besi palat dengan perkuatan
baut skrew
 Setelah proses pembentukan kuda kuda selanjutnya adalah erection yaitu pemasangan/penyetelan
kuda kuda diatas bangunan
 Tumpuan (Bearing Plate) sebagai tumpuan kuda-kuda dipasang menumpu pada ring balok
beton, sehingga lebih kuat da n lebih a man
 Plat Pengaku (Diaphraqm Plate), sebagai pengaku profil yang ditempatkan pada kedua sisi
Hat Section akan menja dikan kuda -kuda kuat dan kokoh.
 Setiap sambungan profil Hat Section harus kokoh dengan menggunakan Self Drilling Screw.
 Untuk menjaga kestabilan, maka Rangka Atap harus memakai kloos Baja sink alume pada bagian
bawah dan diperkuat dengan baut atau dilas terhadap kuda-kuda. (sesuai persyaratan standar
dari pabrikan)
 Pada sisi atas kuda-kuda ada dua macam bahan dan pembuatannya
 Peletakan/pemasangan reng (Roof Batten) dipasang menyilang dan tegak berdiri diatas kuda kuda
 Pasangan pelapis yang dijepit reng baja sink alume harus rata sesuai dengan rencana
 Perkuatan masing-masing rangka tesebut disesuaikan dengan bahan dan penggunaannya
 Pemasangan reng dilakukan dengan jarak sesuai dengan atap metal yang akan digunakan
 Proses pemasangan reng yang lurus dibuat agar pemasangan atap tertata rapi
 Penempatan pemasangan rangka baja disesuaikan gambar rencana dan petunjuk direksi.

Pas. Atap Sakura Roof (sejenis)

 Meliputi Pekerjaan penyiapan bagian- bagian ya ng aka n dipasang dan pemasangan atap
genteng meta l s esuai denga n ga mbar rencana termasuk penyediaan bahan dan peralatan pembatu.
 Talang genteng metal yang terpasang pada pertemuah atap, masing-masing dipasang dengan
menggunakan baut screw pada rangka.
 Talang penempatannya sebelah bawah sudut pertemuan atap dan dipasang sebelum pemasangan atap
genteng metal
 Susunan pemasangan atap genteng metal dimuali dari bawah keatas arah horisontal searah dengan
Lesplank pada bagian bawah dan bersentuhan dengan nok genteng metal pada sisi atas
 Pemasangan atap langsung pada reng metal dengan menggunakan baut screw (langsung tancap)
dengan menggunakan bor
 Overlap arah horizontal dan arah vertikal disesuaikan gambar detail
 Tiap sambungan Alur harus dipasang merata , sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.
 Tiap lembar dipasang mengikuti kemiringan reng metal dan membentuk garis lurus baik arah vertical
maupun horizontal
 Pemasangan harus rapi dan rapat sehingga terhindar dari kebocoran yang diakibatkan kesalahan
pemasangan dan memenuhi syarat – syarat tehnis
 Atap genteng metal dipasang pada profil reng dengan mengunakan baut screw kualitas baik. Jumlah
baut screw yang digunakan adalah minimal 3 buah per lembar atap metal roof setiap profil reng.
 Bagian ujung terbawah atap menonjol keluar diatas lesplank minimal 15 cm dengan ujung - ujung
yang lurus.
 Pemasanga n harus rapi dan rapat sehingga t erhindar dari keb ocoran ya ng diakibatka n kesa laha n p
emasanga n.
 Pelaksanaan p eker jaan p emasanga n penutup atap ini harus sesuai denga n ga mbar rencana
 Agar pemasangan tida k b er es iko b ocor pada over lap sa mping t erha dap terja ngan angin
kencang ma ka arah p emasangan sa mp ing adala h harus dimula i dan arah ber lawa nan denga n
arah angin. Sehingga uju ng atap yan g men empati p os is i atas adalah tida k b erla wana n denga n
arah datangnya angin.
 Pengikat atap dengan rangka gording mengg unaka n baut ulir atau Self Drilling Screvi, denga n
cara menggu naka n mes in dina mo tangan da ri arah sisi atas atap
 Pekerjaan u ntu k p enya mbu ngan atap perlu dip er hatika n ket inggian dan kemir ingan atap agar
penya mbu ngan atap terlihat bagus, rapi dan tidak t erjadi keb ocoran antara atap seng dan atap mu
lti
 Pelaksa naannya harus mengikuti persyaratan dan pabrik bahan yang digunakan berikut
kelengkapannya dan p etunju k-p etu nju k Konsu lta n Penga was

Pas. Nok Genteng Multi Roof

 Nok genteng metal dipasang pada bubungan, masing-masing dipasang dengan menggunakan baut
screw pada rangka.
 Bubungan harus menutup keseluruhan ujung atap
 Bahan nok yang digunakan sama dengan ketebalan atap metal roof
 Sambungan antara nok bubungan yang menutupi atap metal roof diupayakan agak tertutup rapat
untuk menghindari rembesan air melewati sela-lela sambungan
 Hasil pemasa ngan harus rata dan mempu nyai kemiringan yang cukup sehingga tidak mudah t
erjadi kebocoran
 Terakhir dilakukan perapihan

Pas. List Plank woodplank

 Menggunakan bahan woodplank


 Dimensi papan dan bahan listplank disesuaikan gambar rencana
 Terlebih dahulu bahan listplank diukur, dipotong sesuai ukuran dan kemudian diserut hingga
rata/halus dan setiap sisi rencana sambungan dipahat untuk jepitan sambungan
 Untuk listplank horizontal di pasang pada ujung kaki kuda-kuda, tegak lurus terhadap kemiringan
kuda-kuda.
 Untuk listplank diagonal dipasang sebagai penutup ujung gording
 Pemasangannya diperkuat dengan menggunakan paku
 Semua papan listplank di pasang rangkap/bersusun dengan ukuran susuai gambar.
 Pemasangan listplank sebaiknya dipasang sebelum pemasangan atap seng metal
 Alat yang digunakan alat banu tukang kayu

Pek. Plesteran Dinding ( 1 : 4 )

 Sebelum pekerjaan plesteran dimulai dilakukan pemasangan pipa Instalasi listrik dan junction box
pada tempat yang telah siapkan sebelumnya.
 Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang diapaki adalah pipa PVC klas AW atau GIP kecuali ditentukan
lain Direksi
 Pipa fleksibel harus dipasang untuk melindungi kabel antara kontak sambung ( junction box ) armature
lampu.
 Demikian pula pipa instalasi air bersih yang mengarah ke titik-titik kran ditanam kedinding sebelum
diplester
 Selanjutnya semua sisi pasangan bata/tembok yang hendak diplester terlebih dahulu dibersihkan
 Terutama spesi yang menonjol dan telah mengeras pada pasangan batu merah juga terlebih dahulu
dikerok hingga rata
 Kemudian bidang dinding yang hendak diplester disiram air terlebih dhulu untuk mempermudah
perekatan spesi.
 Untuk plesteran transram dinding menggunakan komposisi spesi 1 pc : ps 4 yang kedap air, dengan
menggunakan sendok campuran plesteran dipasangan pada dinding transram bagian bawah keliling
dan harga dan gambar rencana. Demikian pula untuk pondasi dan sloef adukan plesteran memakai
spesi 1 : 4
 Demikian pula diatas plesteran trastram hingga mencapai ketinggian yang ditentukan, spesi campuran
untuk plesteran dinding biasa dengan perbendingan komposisi campuran spesi 1 pc: 4 ps
 Pekerjaan plesteran dilakukan dengan tebal rata-rata sesuai gambar rencana, harus lurus, rata dan
datar ke arah horzontal dan vertikal
 Demikian juga plesteran setiap susut yang tajam kecuali pada posisi tertentu yang akan ditentukan
kemudian
 Penempatan Plesteran Tembok dinding dan bidang lain disesuaikan detail gambar rencana
 Dikerjakan dengan teliti, hati-hati dan rapih

Pek. Acian

 Untuk membuat bahan Acian , terlebih dahulu bahan (semen & air) ditakar pada suatu wadah (ember)
 Komposisi takaran disesuaikan speck, Kemudian diaduk merata untuk mencapai kekentalan yang
dinginkan
 Setelah bahan acian telah siap, selanjutnya bidang yang hendak di aci terlebidahulu dibersihkan dan
disiram air secukupnya
 Dengan menggunakan alat bantu tukang (sendok campuran), Kemudian dipoles pada semua bidang
yang hendak diaci seuai gambar kerja
 Pekerjaan acian dilakukan dengan tebal rata-rata sesuai gambar rencana, harus lurus, rata dan datar
baik arah vertikal maupun horisontal
 Penempatan bidang yang diaci disesuaikan gambar rencana
 Apabila acian lapis pertama mongering dilanjut dengan acian lapis kedua

Plafond

Pek. Rangka Plafond Metal Furring Besi Hollow


 Terlebih dahulu dengan menggunakan Gergaji dipotong sesuai ukuran terutama sisi yang akan
bersentuhan langsung dengan bahan plafond.
 Sebelum pemasangan rangka terlebih dahulu memasang alat bantu berupa stand/steling injakan untuk
memudahkan pemasangan
 Pada jarak atau luasan rangka plafond tertentu terlebih dahulu dipasangi penggantung.
 Dengan perkuatan baut skrew yang ditancap menggunakan bor (langsung tancap) balok penggantung
dihubungkan/digantung pada rangka kuda kuda baja ringan
 Sambungan yang menempel langsung pada dinding/tembok digunakan paku beton yang ditancap
menggunakan palu , sedangkan untuk sambungan antara kayu menggunakan perkuatan paku dengan
ukuran variasi.
 Jarak pemasangan Ukuran dasar rangka plafon disesuaikan dengan gabar Pelaksanaan
 Ketinggian, bentuk/pola pemasangan sesuai dengan gambar atau petunjuk direksi,

Pas. Plafond Gypsum

 Plafon menggunakan Gypsum dengan ketebalan 3.5 mm


 Dengan menggunakan Gergaji bahan dasar gypsum dipotong sesuai ukuran pada detail gambar
rencana
 Sebelum bahan gypsum dipasang, terlebih dahulu pada rangka dipasang paku yang diikat seutas
benang timbang dan dibentang liris dari satu tiik ke titik yang lain untuk dasar kelurusan sisi
sambungan pemasangan gypsum
 Kemudian gypsum dipasang pada rangka dan diperkuat dengan paku/screw gypsum dengan jarak
paku yang sesuai
 Paku yang ditancap menggunakan Palu ke gypsum hingga tembus ke balok rangka plapon
 Nat dan Ukuran Setiap sambungan antar gypsum harus sama lurus (antero) dan rata, baik yang
memanjang maupun yang melintang, dikerjakan dengan hati-hati dan teliti agar hasil pasangan lebih
baik.
Urugan Sirtu Bawah Lantai

 Sebelum pengecoran lantai terlebih dahulu dilakukan penimbunan/urugan sirtu bawah lantai
 Bahan sirtu terlebih dahulu dibersih dari akar-akar dan kotoran lainnya,
 Kemudian dengan menggunakan lori, sirtu dilansir tempat penimbunan
 Dengan menggunakan Skop, Timbunan sirtu dihampar/ditimbun secara bertahap dengan lapis demi
lapis, setiap lapis dipadatkan sambil sesekali menyiram dengan air secukupnya hingga tidak lagi
terjadi penyusutan.
 Ketebalan timbunan pasir disesuaikan dengan gambar rencana/kerja, Perataan dilakukan dengan jidar
kayu dengan acuan benang ukur.
 Hasil Timbunan Sirtu kemudian diratakan dan dirapikan

Lantai Kerja Rabat Beton Tbl. 5 cm

 Pekerjaan Rabat Beton penempatan pekerjaannya khusus pada lantai ruangan dan sebagian untuk
lantai Stage/tangga dengan ketebalan sesuai gambar detail
 Dengan menggunakan Lori Material dilansir kesisi conc. mixer
 Selanjutnya Semen, pasir, krikil dan air, ditakar, dicampur dan diaduk dengan menggunakan Concrete
Mixer (molen)
 Lama adukan sampai menunjukkan homogenitas adukan sesuai petunjuk Direksi.
 Komposisi menggunakan beton sesuai analisa harga satuan
 Bila campuran beton telah siap maka bidang terlebih dahulu dibersihkan, memasang benang ukur
untuk acuan ketebalan.
 Dengan menggunakan srkop, ember cor & Lori diisi campuran beton
 Pengecoran rabat dilakukan pada lantai bangunan, dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan posisi
akhir sesuai ketebalan pada gambar rencana. Untuk rencana tangga dipasang bekiting untuk acuan
sebelum pengecoran.
 Permukaan rabat lantai bangunan diratakan dan dihaluskan menggunakan sendok campuran
 Selama pengecoran diupayakan sistimatis hinggan menutupi keseluruhan bidang lantai sesuai gambar
rencana
 Hasil pengecoran harus datar dan rata setelah jadi
 Pekerjaan Rabat beton atas petunjuk dan persetujuan Direksi.
 Lalu dilanjutkan pekerjaan saluran air hujan kelliling bangunan dengan bentuk, dimensi sesuai gambar
dan spek teknis

Pemasangan Pipa PVC 3/4" (Air Bersih) Pekerjaan ini dilakukan sebelum
pemasangan keramik.

Pemasangan Keramik

Lantai Keramik 40x40 cm


Plint Keramik 15 x40 cm
Lantai Km/Wc Keramik 20x20 cm
Dinding Km/Wc Keramik 20x20 cm

Keseluruhan ukuran keramik disesuaikan Gambar rencana


 Keseluruhan bidang yang hendak menggunakan tegel keramik penempatannya disesuaikan gambar
rencana
 Sebelum pemasangan terlebih dahulu keramik direndam hingga jenuh
 Dengan spesi dipasang diatas lantai rabat beton, lembar per lembar
 Dipasang kemudian diketuk-ketuk perlahan hingga rata dengan keramik yang disisinya
 Campuran spesi sebagai pengikat antara keramik dan beto rabat harus padat sehingga tidak terdapat
rongga udara yang dapat mengakibatkan keramik mudah pecah atau terlepas.
 Pasangan harus lurus dan sebaiknya menggunakan benang untuk dasar menentukan garis lurusnya
 Keramik yang dipotong harus lurus dan menggunakan alat pemotong keramik
 Pemasangan kuku keramik harus rata dan datar, penempatannya disesuaikan gambar rencana
 Setelah pemasangan keramik mengering nat/rongga antar keramik diolesi dan diratakan dengan
menggunakan bahan khusus untuk nat, warna bahan tersebut disesuaikan warna keramik
 Bahan yang digunakan untuk pengolesan nat terbuat dari bahan spon atau karet
 Pemasangan pada dinding KM/WC harus lurus scara vertikal dan horisontal
 Dan dipasang dengan ketinggian sesua gambar rencana
 Pemasangannya lurus secara vertical dan horisontal, Kuku keramik ukuran dan penempatannya
diseuaikan pada gambar rencana.
 Pemasagan plint pada sisi sudut pertemuan lantai dan dinding sepanjang bangunan atau volume RAB
 Setelah pemasangan rampung dilanjut dengan pembersihan dengan menggunakan larutan pembersih
keramik.

PEKERJAAN PEMASANGAN PINTU, JENDELA DAN PENGGANTUNG

 Pembuatan Kusen, pintu, jendela, jalusi & pembuatan bahan kayu lainnya, telah dijelaskan pada awal
metode ini, dimana pekerjaan tersebut telah dibuat pada awal kegiatan
 Pemasangan daun pintu panil, jendela bingkai kaca, yang telah dibuat pada awal pekerjaan dan telah
siap dipasang/digunakan.
 Jumlah bahan penggantung, engsel, kait angin, grendel sesuai kuantitas dalam RAB.
 Khusus pintu PVC dipasang pada pintu KM/WC dengan menggunakan 3 psg engsel dan masing masing
pintu dilengkapi dengan 1 psg grendel pintudengan daun pintu aluminium
 Semua daun pintu panil di gantung pada kosen dengan menggunakan 3 pasang engsel Pintu
 Pintu dilengkapi kunci tanam 2 slaag bentuk dan ukuran sesuai dalam gambar.
 Ukuran kaca jendela mati dengan ketebalan kaca bening 5 mm
 Pemasangan Kaca dipasang pada kusen jendela dan dijepit dengan les papan yang dipaku dari arah sisi
samping dan ditancap dengan menggunakan palu yang sesuai
 Pemasangan Les kaca dengan perkuatan paku yang sesuai
 Pemasangan dan penempatan kaca mati disesuaikan gambar rencana
 Jendela kaca yang menggunakan bingkai kayu papan adalah jungkit panil kaca bening 5 mm, di
gantung dengan 2 pasang engsel Jendela , menggunakan 2 pasang Kait Angin tiap lembar jendela dan
memakai 1 grendel jendela.
 Pada kusen jendela yang berhubungan dengan Grendel Jendela dibuat lubang dengan menggunakan
mesin Bor
 Pemasangan Kaca jendela mati dengan ketebalan 5 mm dipasang pada kusen jendela dan dijepit
dengan les papan dengan ukuran sesuai gambar
 Pemasangan daun Pintu, jendela bingkai, kunci dan alat penggantung masing masing diperkuat dengan
baut screw dan pemasaangan grendel pintu.
 Pada pintu dipasang doorcloser dan door stopper
 Semua alat penggantung dan kunci di atas di pasang dengan teknik sesuai ketentuan dan posisinya
disesuaikan dalam gambar rencana.

PEKERJAAN PENGECATAN

Pengecetan Tembok dan Plafond (dalam & luar)

 Untuk bahan dasar cat tembok dalam (interior) juga digunakan untuk pengecetan plafond
 Sedang bahan cat untuk Luar bangunan mengunakan Cat anti Lumut
 Komposisi campuran cat dan Air disesuaikan dengan keterangan penggunaan campuran pada produk
cat yang akan digunakan
 Bahan komposisi cat diaduk hingga tercampur merata dan mencapai kekentalan yang sesuai untuk
siap digunakan
 Permukaan plafon dan dinding tembok terlebih dahulu digosok permukaan dinding hingga rata dan
rapi,dibersihkan dan kemudian diplamur dengan baik dan rapi.
 Celupkan kuas roller ke dalam bak cat, lalu gulingkan roller pada permukaan plafond hingga cat
merata dan tidak menetes.
 Lalu gunakanlah kuas biasa untuk mengecat pinggiran plafond
 Untuk pengecetan berulang/berlapis pada plafon disesuaikan analisa satuan pekerjaan dan sesuai
petunjuk dan persetejuan direksi
 Selanjutnya pengecetan Dinding
 Sebaiknya sebelum memberikan cat dasar, tembok harus benar-benar kering dan bersih.
 Penggunaan bahan cet untuk dinding tembok disesuaikan bidang yang akan dicet (bahan Cet
Interrior/Exterior) untuk menjamin ketahanan dan kwalitas pengecetan
 Permukaan yang akan di cat terlebih dahulu dibersihkan dan dihaluskan
 Alat Bantu pengecetan yang digunakan dapat dilakukan dengan kuas biasa, kuas roll dengan catatan
mendapatkan hasil yang baik sesuai yang dipersyaratkan dalam analisa satuan pekerjaan.
 Sebelum pengecetan Tembok, Bahan cat terlebih dahulu diaduk hingga merata dan ditambahkan air
secukupnya untuk mendapatkan kekentalan yang diinginkan
 Celupkan kuas roller ke dalam bak cat, lalu gulingkan roller pada permukaan dinding hingga cat
merata dan tidak menetes.
 Lalu gunakanlah kuas biasa untuk mengecat pinggiran dinding
 Setelah lapisan pertama mengering, lanjutkan dengan pengecatan pengecatan pada lapisan kedua di
atas lapisan pertama. Lapisan pengecatan sesuai dengan analisa harga satuan pekerjaan.
 Terakhir dilakukan pengecetan finishing

Pengecetan Kayu dan Listplank Gypsum

 Khusus bidang kayu yang hendak dicet seperti Kosen, Daun Pintu, daun/les Jendela, jalusi, les plapond,
lesplank gypsum dan bahan kayu lainnya, setelah pendempulan/plamir kayu yang
berongga/berlubang kemudian dilakukan pengamplasan pertama, selanjutnya dilapisi dengan cat
dasar (cat meni) yang kemudian dilanjut kembali dengan pengamplasan kedua dengan menggunakan
kertas gosok halus (amplas ukuran halus)
 Dilanjutkan dengan pengecetan menggunakan kuas biasa , bahan dasar cat dari cat minyak yang
sebelumnya telah diaduk merata dan dicampuri secukupnya menggunakan thenner
 Dalam hal Pengecetan, dilakukan berulang/berlapis dan terakhir finishing untuk mendapatkan hasil
sesuai yang diinginkan dan diterima direksi
 Alat bantu yang digunakan adalah kuas biasa yang berserat halus dan ukurannya disesuaikan
kebutuhan
 Untuk pengecetan berulang/berlapis pada dinding disesuaikan analisa satuan pekerjaan dan sesuai
petunjuk dan persetejuan direksi

Pengecetan Plafond

 Untuk bahan dasar cat plafond dapat juga digunakan dari bahan cet tembok
 Permukaan plafon terlebih dahulu dibersihkan
 Dilanjut dengan pengecatan dengan menggunakan kuas atau roll.
 Untuk pengecetan berulang/berlapis disesuaikan analisa satuan pekerjaan dan sesuai petunjuk dan
persetejuan direksi

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

 Pemasangan Titik Instalasi Listrik sebagian telah terpasang didalam dinding pada saat sebelum
plesteran dengan memghubungkan beberapa titik insalasi
 Masing masing titik instalasi dilakukan pengetesan dengan menggunakan Avometer sebelum
dilakukan penyambungan lebih lanjut
 Semua kabel harus baru dan harus jelas tanda, ukuran, jenis kabel, nomor dan jenis pintalnya.
 Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil dari 2,5 mm. Kecuali
dipersyaratkan lain
 Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus
mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselin atau bakelit
ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.
 Tiap Lilitan sambungan kabel, dililit menggunakan Tang hingga masing masing sambungan harus erat
dan kuat
 Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak – kotak penyambungan yang sudah
ditentukan ( misalnya junction box)
 Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC/protolen yang khusus
untuk listrik.
 Pasang MCB Cast Lokasl 2 Group dipasang pada dinding yang telah ditentukan dengan perkuatan
baut skrup dengan menggunakan Obeng
 Pengetesan kabel yang terpasang terlebih dahulu dilakukan dengan menggunakan Avometer
 Yang digunakan Sekring Box / MCB yang sesuai ,Box tempat ballast,kapasitor, dudukan stater dan
terminak box harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak
menggangu kelangsungan kerja dan unsur teknis komponen lampu itu sendiri.
 Pemasangan Stop Kontak, saklar tunggal & Saklar Ganda terpasang pada junction box dengan
menggunakan skrup ditanamkan dalam dinding yang terlebih dahulu disiapkan dan dilakukan
penyambungan kekabel yang terdapat dalam pipa instalasi.
 Perkuatan masing masing skrup Stop Kontak, saklar tunggal & Saklar Ganda tersebut pemasangannya
menggunakan Obeng yang sesuai dan setiap penyambungan ke instalasi masing masing tersebut
dicocokkang dengan pengetesan menggunakan Avometer
 Setiap penyambungan kabel dilakukan pembalutan isolasi
 Jarak ketinggian pemasangannya disesuaikan untuk memudahkan jangkauan penggunaannya dan
disesuaikan gambar kerja
 Jumlah dan penempatannya disesuaikan gambar rencana
 Pemasangan fitting untuk penempatan Lampu, diperkuat dengan baut skrup yang ditancap ke plapon,
pemasangan skrup menggunakan Obeng yang sesuai
 Pemasangan dan penempatan Lampu SL Sumpit 18 Watt masing masing dipasang pada fitting yang
sebelumnya telah dipasang dan ditempatkan dengan jumlah masing masing sesuai gambar kerja
 Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam
gambar – gambar elektrikal.
 Semua armature lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal pentanahan (grounding ).
 Pengujian ( testing ) dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan lapangan dan direksi yang
dinyatakan oleh lembaga yang berwenang, pengujian tersebut meliputi :
 Test ketahanan isolasi (megger test )
 Test kenaikan temperatur ( test Nyala/fungsi selama 3 x 24 jam )
 Test kontinuitas

PEKERJAAN SANITAIR DAN SEPTIC TANK

 Lokasi penempatan disesuaikan dengan gambar kerja dan/atau petunjuk direksi.


 Kemudian tukang las merangkai dan menyambungkan besi siku 50/50/5 dan 40/40/4. Bentuk,
ketinggian dan dimensi disesuaikan dengan gambar kerja. Pengelasan tiap sambungan harus kuat dan
dikerjakan dengan rapi. Pada ujung bawah dudukan tower dibuatkan besi plat untuk sepatu tower.
Pekerjaan harus presisi agar tower berdiri dengan baik dan tidak mudah oleng.
 Pekerja lalu membuat galian tanah untuk beton dudukan tower. Luas dan kedalaman galian sesuai
dimensi ukuran kaki-kaki tower.
 Pekerja merangkai pembesian, dimensi besi disesuaikan gambar detail
 Batang besi beton dipotong sesuai ukuran yang diperlukan
 Batang dan beugel besi beton dibengkok sesuai dengan keperluan
 Tulangan harus secara tepat ditempatkan sesuai dengan gambar
 Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser
sewaktu pengecoran. Tulangan lalu distel pada mall bekisting.
 Material kemudian diaduk Dengan menggunakan Concrete Mixer atau secara manual dengan mutu
beton K-100 sesuai spesifikasi dan gambar kerja.
 Dicor dengan menyisakan sedikit jarak untuk penempatan kaki-kaki tower . Untuk mencegah
pengeringan dini, beton disiram air hingga jenuh. Jika dirasa sudah cukup mongering, tower kemudian
didudukkan pada landasan beton tadi, lalu kembali membuat campuran beton hingga mencapai
dimensi landasan beton sesuai gambar kerja.
 Tower kemudian diamplas dengan halus pada setiap sambungannya dan/atau permukaan yang kasar,
lalu kemudian dilakukan pengecatan 1 lapis dasar dan 2 kali lapisan cat penutup pada seluruh bidang
permukaan tower.
 Bak reservoir lalu diletakkan pada tower, pekerja lalu merangkai instalasi sambungan air bersih
dengan pipa PVC .

 Pembuatan sumur bor dilakukan oleh tukang ahli. Lokasi pembuatan sumur bor disesuaikan petunjuk
direksi dengan memperhatikan jarak dari septicktank.
 Pemasangan (Pompa Air)
 Kemudian lobang bagian bawah dipasang Instalasi Pipa Air Bersih PVC 3/4" yang mengarah ke titik-
titik posisi kran air yang telah ditentukan. Penggalian untuk pipa dilakukan dengan kedalaman dan
dimensi serta jalur sesuai gambar rencana atau petunjuk direksi, setelah pipa dibenamkan kemudian
bekas galian diurug kembali dan dirapikan.
 Instalasi sambungan air bersih berasal dari reservoir dengan pipa PVC ¾’. Kran Air yang digunakan
dengan ukuran ¾’
 Khusus penggunaan Pipa Air Bersih menggunakan pipa ¾’
 Setiap penyambungan pipa, baik yang menggunakan sambungan lurus, elbow dan Tee, setiap sisi yang
akan disambung terlebih dahulu dikeruk/dibuat kasar kemudian dilem dan disambung
 Sebelum dipasang terlebih dahulu ulir kran dan ulir pipa sambungan kran dilapisi sejenis pita khusus
dan diolesi lem pipa kemudian dipasang dengan memutar hingga kuat dan posisi banar-banar sesuai
 Pipa pembuangan dari kamar mandi pipa 3”.
 Juga instalasi dan kran ditempatkan diatas Washtafel dan Kitchenzink (bak cuci piring).
 Penempatan Washtafel dan bak cuci piring stainless, disesuaikan gambar rencana dan petunjuk
direksi.
 Pipa pada saringan pembuangan Washtafel dihubungkan/disambung dengan pipa yang mengarah
kesaluran pembuangan air.
 Floor drain ditempatkan pada posisi sesuai gambar kerja.
 Disambung dengan pipa secara ulir dan membentuk sudut dengan pipa utama
 Demikian pula dengan trap grate dan brass strainer yang dapat dibuka sewaktu- waktu untuk
pembersihan.
 Sambungan ke pipa pembuangan dipasang dengan erat untuk menghindari rembesan
 Pada KM/WC dipasang Kloset Jongkok yang sebelumnya telah dibuatkan dudukan dan pemasangan
Pipa air kotor yang mengarah ke bak septictank
 Sedang untuk Pipa pembuangan air kotor menggunakan Pipa PVC 3"
 Pemasangan pipa dilaksanakan sebelum finishing dinding/plesteran
 Pemasangan sparing untuk pipa – pipa yang mungkin akan menembus struktur bangunan harus
dilaksanakan bersama – sama pada waktu pelaksanaan struktur yang bersangkutan.
 Persilangan antara pipa air bersih dan air limbah harus dihindarkan
 Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang tepat.
 Instalasi Pipa yang terletak diluar bangunan dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah
 Kondisi permukaan tanah yang digali harus dikembalikan seperti semula sebelum ditanam.
 Pada setiap sambungan valve/ stop kran (katub – katub), yang ada pada instalasi pipa harus dibuatkan
bak kontrol untuk pemeliharaan lengkap dengan tutup beton yang bisa dibuka/ditutup.
 Pengadaan ember penampung untuk kamar mandi/WC.

Pembuatan Septictank

 Terlebih dahulu penampang septictank diukur kemudian digali sampai lebar dan kedalaman sesuai
gambar rencana. Jarak septicktank minimal 10 meter dan/atau sesuai petunjuk direksi dari lokasi
sumur.
 Galian untuk bak penampung , rembesan dan galian untuk pipa dari kloset dikerjakan bersamaan
 Pada ketinggian tertentu pemasangan pipa pembuangan Air Kotor dengan diameter 3" dari arah closet
dan pipa ke arah bak peresapan dikerjakan bersamaan pemasangan didinding bak
 Setelah pipa yang menghubungkan closet dan bak terpasang kemudian pipa ditimbun tanah
 Selanjutnya dilakukan pasangan batu lantai septicktank seperti pada gambar rencana.
 Lantai septictank dibuat agak miring/menurun ke arah bak peresapan. Antara septictank dan bak
peresapan dihubungkan dengan pipa pvc 4’. Sebelumnya, lubang bak peresapan diurug pasir, lalu
sirtu, pasir dan terakhir diurug tanah hingga mencapai level sesuai permukaan tanah sekitar,
kemudian dirapikan.
 Untuk dinding septic tank menggunakan pasangan batu bata 1 : 4 hingga mencapai dimensi sesuai
gambar lalu diplester dengan adukan semen dan pasir 1 : 4. Pada dinding antara septicktank dipasang
pipa PVC dan elbow.
 Kemudian Tukang membuat acuan cetakan (bekisting) untuk membentuk beton penutup septictank
 Membuat Bekisting Atau cetakan Beton Untuk meletakkan Besi yang akan dipabrikasi
 Mempersiapkan bekisting pada posisi yang akan dilakukan pembesian
 Dimensi besi disesuaikan gambar detail
 Batang besi beton dipotong sesuai ukuran yang diperlukan
 Batang dan beugel besi beton dibengkok sesuai dengan keperluan
 Tulangan harus secara tepat ditempatkan sesuai dengan gambar
 Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser
sewaktu pengecoran
 Material kemudian diaduk Dengan menggunakan Concrete Mixer atau secara manual dengan mutu
beton K-175 sesuai spesifikasi dan gambar kerja.
 Dicor dengan ketebalan sesuai gambar rencana dan sesekali digetar
 Ketinggian beton penutup septictank diupayakan lebih rendah dari tanah disekitarnya
 Pipa pelepasan udara bersamaan dipasang pada saat pengecoran dengan dimensi pipa ¾’
 Juga dibuatkan lubang dan penutup kontrol septictank untuk pemeliharaan, lengkap dengan tutup
beton yang bisa dibuka/ditutup
 Setelah Plat Beton bagian atas septitactank mengering kemudian ditimbun tanah hasil galian, sehingga
yang tampak adalah penutup kontrol dan pipa pelepasan udara.

Anda mungkin juga menyukai