Anda di halaman 1dari 8

Syafiatun Nuriyah

03411740000019
Geologi Struktur A
RESUME

Diketahui bahwa sedimen yang ditemukan di beberapa tempat di permukaan


bumi masih menunjukkan struktur sedimen yang belum mengalami perubahan. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa lapisannya masih kurang lebih tetap datar berbentuk
horizontal. Di daerah lainnya terutama pada daerah gunung purbakala, ditemukan
struktur lapisan yang didominasi oleh lipatan sehingga lapisan pada setiap lereng
mengalami perbedaan variasi antara tempat satu dengan yang lainnya. Untuk lipatan
sendiri merupakan salah satu dari bagian lapisan kerak yang secara bersamaan juga
dengan keretakan pada permukaan bumi. Lapisan pada bumi yang mengalami
pergeseran ataupun patahan merupakan salah satu yang dikaji dalam geologi struktur.

Gb. 2.2 B: Kemiringan sekitar 50° pada


lapisan konglomerat dan batu pasir Gb. 2.3 Konsep arah dan sudut dip
tersier di provinsi Teruel Spanyol.

Dip merupakan kemiringan dari permukaan bidang. Dalam membahas dip ini
memiliki dua aspek yang meliputi arah dan sudut kemiringan. Arah dip dapat
ditunjukkan dengan arah kompas menuju kemiringan bidang dan arah ini dapat
digambarkan dengan arah aliran air apabila di tumpahkan, sedangkan sudut
kemiringannya merupakan sudut yang dibuat oleh suatu bidang datar dengan bidang
horizontalnya. Dalam sudut kemiringan ini batasnya adalah 0° untuk arah horizontal
hingga 90° arah vertikal. Biasanya dituliskan dengan 138/74 yang berarti
kemiringannya 74° dan dengan arah 138°N (merupakan arah SE, dengan 138° searah
jarum jam dari utara). Alat yang digunakan untuk mengukur kemiringan ini adalah
kompas magnetik yang didalamnya juga terdapat klinometer dengan prinsip tegak lurus.
Syafiatun Nuriyah
03411740000019
Geologi Struktur A

Gb. 2.4 Garis-garis geometris


terkandung dalam bidang kemiringan
Gb. 2.5 Konsep arah dan
sudut tunjaman

Gb. 2.6 Demonstrasi bagian


dari sebuah arah kemiringan

Gambar 2.4 dapat membantu kita dalam menggambarkan daerah kemiringan


dengan sejumlah garis yang digambarkan dengan arah yang berbeda. Garis memiliki
penggambaran yang sejajar pada daerah kemiringan. Tapi berbeda dengan nomor 5
bukan termasuk penunjaman. Penunjaman sendiri bertujuan untuk mendiskripsikan
kemiringan garis. Dalam penunjaman dapat menunjukkan 3 orientasi dimensional dari
garis dan mempunyai 2 bagian yaitu sudut dan arah penunjaman. Dengan
memperhatikan garis penunjaman pada daerah kemiringan dalam gambar 2.5 dan pada
bidang vertikal yang mengandung garis penunjaman.

Arah penunjaman merupakan arah dimana bidang vertikal dan merupakan arah
ke garis miring. Sedangkan sudut penunjaman adalah jumlah dari kemiringan sudut
yang diukur dalam bidang vertikal dan garis penunjaman dibuat dengan horizontal.
Sudut penunjaman memiliki nilai 0° di garis horizontal dan 90° di garis vertikal. Garis
penunjaman dituliskan dalam 1 bentuk seperti 23-220 yang memiliki arti bahwa garis
penumjaman 23° menuju arah 220° N. Konsep dari penggunaan garis penunjaman
Syafiatun Nuriyah
03411740000019
Geologi Struktur A
digambarkan di daerah kemiringan, tetapi sebenarnya masih banyak keberagaman
struktur linear pada batuan yang menerapkan konsep penunjuman.

Ketika menentukan arah dari garis strike kita dapat mengambil 2 arah yang
berbeda 180 derajat. Seperti arah strike 60° akan sama dengan 240°. Arah dari
kemiringan (dip) selalu pada sudut kanan strike dan dapat diperoleh dengan
menambahkan ataupun mengurangi 90° dari berbagai arah strike yang memberikan arah
penurunan kemiringan. Adapun simbol pada peta berfungsi untuk mempresentasikan
dip dari suatu lapisan.

Sering ditemui dan susah dibedakan antara sudut yang sebenarnya dan sudut
semu. Seperti tebing, dan potongan dari lapisan mungkin menentukan banyak atau
kurangnya permukaan outcrop vertikal yang membuat sudut tidak berdasarkan pada
hukum pada lapisan strike. Ketika bagian vertikal dari lapisan tidak tegak lurus terhadap
strike maka lapisan tersebut akan tampak sudut yang lebih lembut daripada kemiringan
sebenarnya dan ini merupakan apparent dip. Sudut kemiringan merupakan sudut antara
bagian vertikal dan arah kemiringan lapisan. Tapi terkadang juga diperlukan
menghitung sudut kemiringan yang jelas untuk menggambar penampang melintang
melalui tempat yang arah dipnya tidak sejajar dengan garis bagian. Pada gambar 2.8 di
gambarkan arah sudut miring merupakan sudut diantara arah penunjaman (trend) dari
bagian vertikal dan arah bidang kemiringan.

Gb. 2.8 Hubungan antara sudut


Gb. 2.7 Hubungan antara sudut semu dan sudut sebenarnya
semu dan sudut sebenarnya

Dari gambar 2.8 didapatkan bahwa :


Syafiatun Nuriyah
03411740000019
Geologi Struktur A
𝑝
Tangen (garis singgung) dari sudut kemiringan (dip) nyata adalah ⁄𝑞

Tangen (garis singgung) dari true dip adalah 𝑃⁄𝑟

Dan cosin dari sudut arah kemiringan adalah 𝑟⁄𝑞

𝑝
Sehingga, 𝑃⁄𝑟 x 𝑟⁄𝑞 = ⁄𝑞 , yang mengikuti

Tan (apparent dip) = tan (true dip)

[ cos (arah sudut kemiringan)]

Terkadang melakukan ini sangat diperlukan untuk memperkirakan sudut dari


apparent dip, contohnya adalah ketika kita hendak menginginkan untuk
menggambar keseluruhan lapisan cross-section hingga arah dip yang tidak parallel
pada garis section.

Gb. 2.9 A
Gb. 2.9 B

Pada peta geologi seperti pada gambar 2.9 A menunjukkan bahwa adanya area
distribusi dari 2 formasi batuan. Garis pada peta memisahkan bentukan formasi
yang tidak beraturan walaupun kontak antara formasi adalah permukaan planar 2.9
B. Untuk memahami bentuk yang dijelaskan oleh batas-batas formasi pada peta
geologi, perlu dipahami bahwa bentuk-bentuk yang ada mewakili garis (horizontal,
penunjaman, lengkungan). Pada peta memiliki 2 jenis permukaan yang biasanya
terlihat, yaitu permukaan geologis (struktural) dan permukaan tanah (topografi).
Permukaan topografi tidak planar tetapi memiliki bagian seperti perbukitan,
lembah, dan pegunungan. Seperti diagram blok pada gambar 2.9 B menunjukkan
adanya ketidakteraturan pada bagian topografi yang menghasilkan jejak geologi
Syafiatun Nuriyah
03411740000019
Geologi Struktur A
yang berliku diamati pada peta. Peta topografi menggambarkan bentuk permukaan
biasanya dengan kontur topografi. Struktur kontur mencatat ketinggian permukaan
geologi. Jangkauan topografi untuk mempengaruhi bentuk kontur bergantung juga
pada sudut kemiringan suatu daerah. Ketika kontur vertikal arahnya pada peta akan
menjadi garis lurus mengikkuti arah strike dari kontur.

Gb. 2.12 Pola kontur dan bentuk permukaan

Pola kontur topografi dan pola struktur kontur di interpretasikan dengan cara
yang sama. Pola kontur mudah dipahami jika kita mempertimbangkan perubahan
posisi garis pantai, jika permukaan laut harus naik, Struktur kontur biasanya
mencatat ketinggian permukaan geologi. Garis kontur yang digambarkan biasanya
untuk ketinggian pada interval tetap. Suatu kontur akan memiliki garis yang rapat
apabila kemiringan atau tinggi dari suatu struktur semakin curam dan akan semakin
renggang jika ketinggian antara satu dengan yang lainnya semakin landai. Bukit
yang terisolasi (struktur berbentuk kubah) akan menghasilkan rangkaian kontur
konsentris tertutup dan lembah serta pegunungan yang memberikan bentuk V pada
pola kontur. Perbandingan ini bisa terlihat pada gambar 2.12 A dengan B. Biasanya
untuk mengetahui daerah pada kontur yang sama-sama memiliki kerapatan harus
memahami struktur geologi daerah yang ada pada peta kontur tersebut.

Penampang vertikal dipresentasikan dalam bentuk topografi dan struktur


geologi seperti yang dilihat pada potongan melalui bumi. Potongan vertikal ini
merupakan gambaran dari nyatanya, sehingga kontruksi dari penampang tersebut
biasanya melibatkan interpretasi tertentu. Bagian yang ditunjukkan pada
Syafiatun Nuriyah
03411740000019
Geologi Struktur A
penampang adalah garis perpotongan di bagian permukaan dengan permukaan
topografi dan geologi.

Gb. 2.13 Konstruksi penampang melintang yang menunjukkan


topografi permukaaan

Jika potongan vertikal membangun antara poin X dan Y pada gambar 2.13,
garis dasar dengan Panjang XY. Garis dasar pada X dan Y kemudian ditarik oleh
garis ketinggian (gambar 2.13 B). Asalkan skala vertikal yang digunakan sama
dengan skala hporizontal, sudut dari lereng akan menjadi kemiringan yang sesuai
dengan garis bagi yang telah dipilih.

Penggunaan skala vertikal yang berlebihan pada penampang melintang harus


dihindari. Untuk mencari sudut lereng kita harus mengkalkulasikan inklinasi dari
suatu garis pada permukaan dengan sudut yang benar ke strike, potongan bagian
vertikal sepanjang garis XY pada gambar 2.14B akan menjelaskan kepada kita true
dip dari dasar batu pasir.
Syafiatun Nuriyah
03411740000019
Geologi Struktur A

Gb. 2.14 B: Gambar Gb. 2.14 C: Gambar


potongan potongan

Potongan ini gambar 2.14 C mengungkapkan bahwa sudut kemiringan terkait


dengan jarak kontur,

Apparent dip di arah XZ mengamati kemiringan pada daerah batu pasir dengan
skala yang benar (skala vertikal = skala horizontal) potongan vertikal sepanjang
garis XZ. Pada formula yang sama dapat digunakan sebagai sudut kemiringan
diatas kecuali ‘jarak antar kontur’ sekarang jarak yang jelas diamati sepanjang garis
XZ

Gb. 2. 15 C Gb. 2. 15 B

Jumlah tempat ketinggian diperlukan untuk membuat perkiraan yang masuk


akal dengan bentuk dari garis kontur berdasarkan pada kompleksitas suatu
permukaan, Untuk permukaan planar, diperlukan minimal 3 tempat ketinggian.
Mempertimbangkan bagian vertikal imajiner sepanjang garis AB pada peta.
Dibagian tersebut kontak dapat muncul sebagai garis lurus karena garis tersebut
adalah persimpangan antara 2 tempat: kontak geologi planar dan daerah
perpotogan. Selanjutnya dibagian garis vertikal mewakili kontak akan melewati
poin A dan B pada perspekif ketinggian mereka (gb. 2.15C). ketinggian kontak
menurun secara konstan sesuai dengan perpindahan kita dari A ke B, Ini mengikuti
Syafiatun Nuriyah
03411740000019
Geologi Struktur A
kita untuk memprediksikan tempat sepanjang garis AB dimana permukaan akan
memiliki ketinggian yang spesifik (gb 2.15B).

Gb. 2.20 B Gambar struktur kontur Gb. 2.21 Ketebalan Lapisan dan lebar
singkapan

Permukaan dan lapisan geologi dianggapnya terdiri satu permukaan tunggal


seperti kontak antara 2 batuan. Namun, formasi batuan sebenarnya tersusun dari
kumpulan lapisan batuan yang sebelumnya sudah ada dan memiliki ketebalan
pasti. Ketebalan stratigrafi dari suatu unit adalah jarak antara permukaan
lintasannya yang diukur dalam arah yang tegak lurus terhadap suatu permukaan
(TT pada gambar 2.21). Ketebalan vertikal (VT) lebih mudah dihitung dari peta
kontur. Perbedaan ketinggian antara bagian atas dan pangkal dari suatu lapisan
diperoleh dengan mengurangi tinggi pangkal dari ketinggian bagian atas.
Bergantung pada sudut kemiringan, ketebalan vertikal (VT) berbeda dari ketebalan
sebenarnya (gambar 2.20 B)

Garis kontur dan isobath adalah contoh garis yang ditarik atau sebuah peta
yang menghubungkan titik dimana beberapa titik memiliki nilai sama. Sedangkan
isokhor merupakan garis dengan ketebalan vertikal yang sama dan isopach adalah
garis dengan ketebalan (sebenarnya) yang sama. Efek topografi dan skala peta jika
permukaan bumi horizontal akan dapat memudahkan dalam pembacaan peta
geologi. Untuk permukaan geologi keberadaan lereng akan dapat menyebabkan
perbedaan antara jalur padaa peta dan arah kemenerusan. Efek medan ini paling
ditandai pada skala yang lebih kecil karena lereng alami biasanya terlihat curam
dengan skala ini.

Anda mungkin juga menyukai