Anda di halaman 1dari 4

BAB 13

ISU-ISU WILAYAH PESISIR


Pengembangan suatu wilayah ditentukan oleh banyak faktor baik yang sifatnya alamiah maupun hasil  Potensi pencemaran yang berkaitan dengan konservasi alam merupakan potensi berlebihannya
rekayasa manusia, seperti potensi sumberdaya alam, sumberdaya alam, sumberdaya manusia, ketersediaan sisa-sisa limbah padat, cair dan gas akibat aktivitas manusia relatif terhadap baku mutu yang telah
infrastruktur, kendala fisik seperti kesuburan tanah, tingkat kerawanan akan bencana, dan yang lainnya. ditetapkan oleh instansi berwenang. Pencemaran dan aktivitas manusia ini dapat menimbulkan
Hal-hal tersebut menyebabkan perbedaan kemampuan suatu daerah untuk berkembang sehingga ada konflik kepentingan dengan upaya konservasi alam. Potensi konservasi alam ini merupakan potensi
suatu daerah yang lebih maju atau pesat perkembangannya dibandingkan daerah lainnya. yang dapat menstabilkan daya dukung ekosistem alam baik di daratan, pesisir, dan laut. Konservasi
Disparitas seperti diatas, terjadi di Wilayah Propinsi Jawa Barat, dimana antara Wilayah bagian Utara, alam di laut bisa berupa kawasan mangrove (bakau), terumbu karang, dan padang lamun,
Tengah dan Selatan memeliki kemampuan berkembang yang berbeda-beda. Secara fisik perkembangan sedangkan konservasi wilayah pesisir dapat berupa kependudukan, perekonomian, sosial dan
Wilayah Jawa Barat bagian Selatan tertinggal jauh dibandingkan dengan Wilayah Jawa Barat bagian Tengah budaya. hutan lindung dan suaka margasatwa.
maupun Wilayah Jawa bagian Utara yang sudah terlayani prasarana dan sarana yang relative lebih baik.
Sebagai contoh, jaringan jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan di Jawa Barat bagian Selatan
maupun antara jawa Barat bagian Tengah dan Utara masih kurang memadai. Demikian pula pelayanan
prasarana dasar seperti air bersih yang juga dirasakan masih kurang memadai.
Sedangkan dari aspek lingkungan, Wilayah Jawa Barat bagian Selatan masih memeiliki kondisi lingkungan
yang lebih baik daripada bagian Tengah dan Utara, antara lain terlihat dari kondisi DAS di wilayah Selatan
yang hampir semua tergolong dalam kategori relative agak baik/tidak kritis.
Jawa Barat bagian Selatan sangat potensial untuk dikembangkan dalam sector kelautan, perikanan,
pertanian, perkebunan dan home industry. Kendala dalam pembangunan Jawa Barat bagian Selatan antara
lain sulitnya meraih investor, karena kurang tersediannya prasarana yang dapat menunjang perekonomian
serta faktor geografis yang rentan bencana dan keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM). Selain itu
kondisi fisik Jawa Barat Selatan yang rentan terhadap bahaya lingkungan dari aspek geologi menjadikan
hampir sebagian besar wilayah Jawa Barat Selatan ditetapkan sebagai kawasan lindung berdasarkan RTRW
Propinsi Jawa Barat.

Isu-isu yang berkembang di wilayah Jawa Barat bagian Selatan yang telah diuraikan pada tabel 13.1 pada
dasarnya meliputi tiga hal yaitu mengenai potensi sumberdaya wilayah, potensi bencana alam, dan potensi
pencemaran yang berkaitan dengan konservasi alam dimana masing-masing terdapat baik di kawasan
pesisir maupun laut.
 Potensi sumberdaya wilayah merupakan suatu potensi wilayah yang dapat dieksploitasi khususnya
dalam rangka pengembangan perekonomian masyarakat. Potensi sumberdaya kelautan dapat
berupa potensi perikanan (baik tangkap maupun budidaya), biota dan tumbuhan (udang, teripang,
lamun, rumput laut), potensi pariwisata, potensi transportasi laut dan potensi geologi dasar laut.
Sedangkan potensi sumberdaya di pesisir bisa berupa potensi geologi (mineral, energi, air), potensi
lahan, potensi pariwisata, serta potensi kependudukan, perekonomian, sosial dan budaya.
 Potensi bencana alam merupakan suatu potensi dari alam (geologis, oseanografis, atau
meteorologis) yang dapat menimbulkan kerugian sehingga memerlukan upaya mitigasi
(penanggulangan). Potensi bencana kelautan dapat berupa abrasi dan akrasi di pantai, gelombang
tsunami, gelombang badai dan pencemaran laut. Sedangkan potensi bencana di pesisir bisa
berupa gempa, erosi, gerakan tanah, banjir, intrusi air laut (melalui air tanah dan air sungai), dan
pencemaran (air tanah dan air sungai)

PT.Spektra Adhya Prasarana : Penyusunan ATLAS Wilayah Pesisir dan Laut Selatan 13-1
Tabel 13.1. Isu-Isu Permasalahan Wilayah Pesisir

Wilayah Sukabumi Cianjur Garut Tasikmalaya Ciamis


Kondisi
Kelembagaan, administrasi, tata Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya,Ciamis :
ruang Perencanaan tata ruang daerah belum terintegrasi dengan wilayah pesisir. Pemanfaatan potensi alam belum secara maksimal ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai, khususnya transportasi keluar
masuk Jawa Barat bagian Selatan :
 Rencana tata ruang daerah belum terintegrasi dengan kawasan pesisir
 Penegakan hukum yang masih lemah dalam mengatasi penyimpangan RTRW
 Kurangnya kuantitas dan kualitas prasarana jalan penghubung ke dan dari jalur Tengah dan Utara
 Pelabuhan nusantara di Pelabuhanratu sedang masa transisi menuju ke pelabuhan samudra
 Belum terdapat pelabuhan udara yang siap secara operasional untuk komersial
Geologi tata lingkungan dan  Kandungan kekayaan sumber daya Potensi pasir besi terdapat di desa Potensi Pasir Besi terdapat di Potensi pasir besi dan fosfat, kalsit, Potensi pasir besi dan fosfat, kalsit,
potensi bahan pertambangan banyak yang tidak Sukapura, Kec. Cidaun. Memiliki potensi Pameungpeuk. Memiliki potensi batu zeolit, dan bentonit yang cukup besar di zeolit, dan bentonit yang cukup besar di
terukur (baik lokasi, besaran batu gamping dan batu belah. gamping dan batu belah. daerah pantai . Memiliki potensi batu daerah pantai. Potensi batu gamping
galian industri maupun kandungan yang ada) gamping dan batu belah. dan batu beku.
 Banyak bersinggungan dengan
kepentingan yang bertolak belakang
(potensi bahan galian di sekitar
kawasan lindung dsb.)
 kegiatan pada umumnya dilakukan
dengan kegiatan penggalian yang
cenderung berakibat pada
terjadinya degradasi lingkungan
Sumber: RTRW Sukabumi 2007
Kondisi fisik tanah yang berbukit-bukit dan kurang stabil mengurangi kelancaran pembangunan dan pemeliharaan prasarana jalan. Merupakan zona lemah, rawan gerakan tanah dan rawan gempa bumi akibat
terdapat pada zona aktif yang diakibatkan oleh zona subduksi pertemuan
Lempeng Eurosia dan Lempeng Australia yang merupakan zona aktif gempa memiliki potensi bencana tsunami, akrasi dan abrasi.
Sedimentasi yang besar di muara-muara sungai menyebabkan pendangkalan, penyumbatan aliran sungai, rawan banjir bandang dan erosi sungai serta terbentuknya delta baru .

Oseanografi, kualitas perairan, Abrasi yang terjadi di Teluk Di Desa Cidaun Kec. Cidaun kondisi
iklim Palabuhanratu dapat dijumpai pada gelombang di di teluk dekat Cagar Alam
bagian Barat Teluk Palabuhanratu, Jayanti cocok untuk lokasi budidaya
tepatnya di Desa Cipatuguran. Kawasan rumput laut.
Pantai ini disamping sebagai obyek
wisata juga merupakan kawasan
pemukiman atau kampung Nelayan.
Menurut informasi yang diperoleh dari
penduduk setempat abrasi yang terjadi
di kawasan pantai tersebut sudah terjadi
sejak 15 tahun yang lalu.
Sumber : RENSTRA Pengelolaan Pesisir
Terpadu Teluk Pelabuhan Ratu Sukabumi
(2004)
Garis pantai sepanjang sekitar 355 km belum dikelola secara terpadu untuk lintas wilayah dan lintas sektoral.
Batimetri pantai umumnya curam dan berhadapan langsung dengan Samudra Hindia sehingga timbul gelombang laut yang besar, kadang dapat timbul
gelombang badai (2-5 m), serta arus laut yang relatif kuat. Pemanfaatannya untuk pelayaran dan sebagainya memerlukan tingkat keamanan (safety) yang
cukup tinggi.
Tunggang pasang surut laut saat purnama cukup besar (antara 1-2 meter) perlu dipertimbangkan dalam upaya budidaya laut.

PT.Spektra Adhya Prasarana : Penyusunan ATLAS Wilayah Pesisir dan Laut Selatan 13-2
Ekosistem perairan Kuantitas limbah yang masuk ke dalam Terdapat sebaran mangrove dengan Terdapat kawasan konservasi cagar alam Sindangkerta, Cipatujah merupakan Sebaran mangrove sangat terbatas di
ekosistem pesisir dan lautan di Teluk sebaran yang sangat terbatas di di Leuweung Sancang dengan luas area tempat bertelurnya penyu hijau yang sekitar muara sungai Citanduy.
Palabuhanratu setiap saat terus Kecamatan Cibintaro, Bojong Salawe dan Hutan Sancang sekitar 2.157 ha di merupakan satwa yang dilindungi. Pantai Keusik Luhur (Cimerak)
meningkat, sungai-sungai yang Desa Majingklak Tanjunggede. merupakan tempat bertelurnya penyu
bermuara ke Teluk Palabuhanratu Terdapat kawasan konservasi cagar alam hijau yang merupakan satwa yang
semuanya berfungsi juga sebagai Jayanti (Cidaun). dilindungi. Akibat adanya pencemaran
tempat pembuangan limbah industri domestik, pariwisata dan pelabuhan
dan domestik, sungai-sungai tersebut menyebabkan domestik, pariwisata dan
melewati banyak wilayah dan bermuara pelabuhan menyebabkan turunnya
di 4 Kecamatan (Cisolok, Cikakak, kualitas perairan dan keindahan alam
Pelabuhanratu, Simpenan) pantai terutama di saat surut.
Terdapat sebaran terumbu di sekitar
yaitu di Kecamatan Ciemas, Ujung Terdapat sebaran terumbu di kecamatan
Genteng, Cibungur Kalipucang sebelah barat Majingklak.
Sumber : RENSTRA Pengelolaan Pesisir
Terpadu Teluk Pelabuhan Ratu Sukabumi
(2004)

Sumberdaya air Rendahnya daya dukung sumber Rawan kerusakan sungai akibat aktifitas Rawan kerusakan sungai akibat aktifitas Rawan kerusakan sungai akibat aktifitas Rawan kerusakan sungai akibat aktifitas
daya air bagi kegiatan pertanian di pertambangan dan pembukaan wilayah. pertambangan dan pembukaan wilayah. pertambangan dan pembukaan wilayah. pertambangan dan pembukaan wilayah.
wilayah selatan Pencemaran logam berat Merkuri (Hg) di Rencana penyodetan Sungai
Sungai Ciwulan dan Cimedang akibat Ctanduy,dapat menimbulkan dampak
Dengan tumbuh dan penambangan emas rakyat. negatif pada perairan Pangandaran.
berkembangnya kegiatan-kegiatan
baru (datangnya investor)
menyebabkan kualitas dan
kuantitas sumberdaya air menjadi
berkurang.

Kondisi ini terjadi cenderung akibat


terjadinya penjarahan/ kerusakan
hutan.

Sumber: RTRW Sukabumi 2007

Tataguna lahan Kegiatan penggunaan lahan cenderung


terjadi pergeseran/ pengurangan secara
signifikan pada kawasan hutan (primer
dan sekunder serta lahan pertanian).
Di lain pihak, padang rumput,
perkebunan, dan permukiman juga
bertambah secara signifikan.
Hal ini mengindikasikan tertjadinya
perubahan kegiatan guna lahan ke arah
yang lebih produktif.
Namun demikian, terdapat
kecenderungan terjadinya perusakan/
penurunan kualitas lingkugan.
Sumber: RTRW Sukabumi 2007

Pemakaian lahan sekitar DAS untuk pertanian, perkebunan, dan permukiman menimbulkan potensi konflik kepentingan dan bahkan pencemaran bahan organik
dan sedimentasi.
Sumberdaya dan jasa lingkungan
kelautan Mempunyai potensi untuk Penanganan budidaya rumput laut di Potensi tambak seluas 600 ha baru
 Nelayan sangat tergantung kepada Terdapat potensi tambak seluas 6 ha
dikembangkan budidaya tambak udang Pamengpeuk masih sederhana dan dimanfaatkan sekitar 60 ha, khususnya
 Perikanan hasil tangkapan dan cuaca sehingga karena dilalui beberapa sungai besar dapat merusak habitat. Di Sayang
namun tidak diketahui persis tipe
di Cibenda (Parigi) untuk budidaya benur
bila hasilnya tidak mencukupi pengelolaannya.
(cisadea, Cikapala, Ciujung, Cidamar) Heulang terdapat penelitian budidaya

PT.Spektra Adhya Prasarana : Penyusunan ATLAS Wilayah Pesisir dan Laut Selatan 13-3
kebutuhan rumah tangga Hasil tangkapan ikan di dominan ikan rumput laut Cappaphycus alvarezii yang udang (hatchery).
 Tidak beragam jenis ikan hasil layur (75%) cukup berhasil.
tangkapan nelayan
 Produktivitas nelayan rendah
 Kerusakan hutan mangrove
 Rusaknya ekosistem biota laut
sehingga hilangnya keberadaan ikan
 Lemahnya pemberi izin terhadap
ekploitasi sumber daya alam
kelautan
 Terjadinya penambangan pasir besi
(Terindikasi terdapat unsur
titanium).

 Pariwisata Perkembangan pariwisata kelautan kurang berkembang Sulitnya aksesibilitas (kondisi jaringan jalan yang rusak) menyebabkan sulitnya wisatawan untuk datang.

Perekonomian  Rendahnya investasi.


 Rendahnya kemampuan keuangan lokal.
 Sempitnya lapangan kerja akibat tidak optimalnya pengelolaan sumberdaya ekonomi local.
 Perekonomian masyarakat tidak berkembang secara optimal.
 Infrastruktur pendukung pengembangan wilayah kurang mendukung.
 Rendahnya aksesibilitas.
 Aspek keterbatasan teknologi pada sarana produksi,
 Kelembagaan dan kemitraan usaha yang kurang,
 Kemampuan sumberdaya manusia yang terbatas,
 Pemasaran yang terbatas akibat kurangnya prasarana transportasi keluar masuk Jawa Barat bagian Selatan.
Sosial, budaya, kesehatan Rendahnya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat pesisir sebagaimana kawasan pesisir lain di Indonesia.
masyarakat Kurangnya sarana dan prasarana kesehatan dan perhubungan.
Masih terdapatnya desa-desa pesisir yang tergolong miskin.
Budaya nelayan yang bersifat boros pada saat panen ikan sehingga menimbulkan sistem ijon.

PT.Spektra Adhya Prasarana : Penyusunan ATLAS Wilayah Pesisir dan Laut Selatan 13-4

Anda mungkin juga menyukai