Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN AKHIR

6KESIMPULAN

Bab ini merupakan bagian akhir dari keseluruhan pembahasan, yang


terdiri dari kesimpulan hasil analisa dan arahan pengembangan obyek dan daya
tarik wisata di Obyek wisata Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang. Dalam
penelitian ini ada beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dalam usaha
pengembangan lahan obyek Waduk Jatigede guna mendapatkan keseimbangan dan
pelestarian alamnya, antara lain :

1. Potensi dan Masalah pada obyek wisata Padusan


Obyek wisata Waduk Jatigede pada tahun 2007 memiliki beberapa potensi
dan masalah yang antara lain berkaitan dengan potensi obyek wisata
(daya tarik) . Berdasarkan analisis dapat dirumuskan Potensi dan Masalah
pada obyek wisata Waduk Jatigedesebagai berikut :
a. Kekuatan/potensi
Secara umum, potensi utama obyek wisata Waduk Jatigedeadalah :
 Kondisi obyek yang berupa alam pegunungan yang
alami dengan pemandangan alam yang menarik, iklim yang dingin
dan sejuk
 Jenis tapak yang mempunyai kualitas kelas lahan yang
baik
 Jenis obyek di dalam kawasan wisata Waduk Jatigede
cukup beragam
 Keberadaan kelembagaan antara pengelola dengan
masyarakat yang telah terkoordinasi dengan baik
 Partisipasi masyarakat dalam kegiatan wisata yang
cukup tinggi

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 6-1


LAPORAN AKHIR

b. Masalah
Secara umum, kelemahan utama obyek wisata Waduk Jatigede adalah :
 Belum adanya produk kebudayaan/kerajinan dari
masyarakat sekitar waduk.
 Ditinjau dari kawasan sekitar obyek adalah minimnya
sarana prasarana serta atraksi yang ada, topografi yang relatif
berlereng (> 30 %) dan tingkat erosi yang cukup tinggi, penataan
ruang dan fasilitas yang kurang baik dan kurang terencana.

2. Berdasarkan Analisis Penilaian Potensi Kawasan Sekitar Waduk,


menunjukkan bahwa tidak ada sub-kawasan yang berpotensi tinggi untuk
dikembangkan, maka Sub-Kawasan Prioritas Pengembangan ditetapkan
berdasarkan nilai potensi tertinggi yang ada yaitu sub-kawasan dengan
potensi sedang sebagai Sub-Kawasan Prioritas Pengembangan I, yaitu
SK 3 (Kecamatan Darmaraja) dan SK 4 (Kecamatan Cisitu); dan sub-
kawasan dengan potensi rendah sebagai Sub-Kawasan Prioritas
Pengembangan II, yaitu SK 1 (Kecamatan Jatigede dan Jatinunggal)
dan SK 2 (Kecamatan Wado). Dari penjumlahan nilai aspek di
keseluruhan sub-sub-kawasan diketahui yang memiliki nilai tertinggi
adalah aspek mata pencaharian, hidrologi, fasilitas dan yang memiliki nilai
terkecil adalah aspek kerajinan tangan dan fasilitas penunjang pariwisata.

3. Berdasarkan hasil analisis VAC di atas dapat disimpulkan bahwa tapak


pada kawasan studi dominan pada kelas lahan I dan III yaitu tapak yang
mempunyai potensi keindahan alam yang dapat ditawarkan namun sifat
pandangannya terbuka dan tertutup, namun memiliki permasalahan pada
topografinya yang relatif curam yaitu > 30 %. Dengan demikian sebagian
besar lahan pada kawasan studi layak untuk dikembangkan. Dengan
demikian, beberapa lahan memiliki pola penggunaan yang kurang sesuai
dengan karakteristik lahannya.

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 6-2


LAPORAN AKHIR

4. Berdasarkan analisis linkage system dapat disimpulkan, dengan melihat


potensi Kawasan Studi yang terletak pada rute perjalanan wisata Bandung
– Sumedang – Kadipaten - Cirebon, dapat diambil peluang untuk
menangkap potensi wisatawan dalam jumlah besar. Terlebih lagi, kondisi
obyek yang memiliki karakteristik pegunungan yang sebagian besar
diminati wisatawan dari kota-kota besar. Dengan adanya aksesibilitas
yang menghubungkan Bandung dengan Cirebon maka kawasan studi
mempunyai peluang untuk menarik wisatawan, karena Kota Bandung dan
Kabupaten Cirebon merupakan Kawasan Wisata Unggulan di Jawa Barat
yang menjadi salah satu Daerah Tujuan Wisata Utama di Jawa Barat.

5. Berdasarkan analisis Competitive Object dapat disimpulkan pada kondisi


eksisting, kawasan studi memiliki karakteristik yang khas sehingga
memiliki potensi untuk diminati oleh wisatawan. Dari sistem hubungan di
atas dapat diketahui bahwa Kawasan Studi termasuk salah satu obyek
wisata alam yang memiliki keragaman obyek (waduk, tempat bersejarah,
perkemahan dan pegunungan), dibandingkan dengan obyek wisata lain
yang hanya mempunyai satu jenis obyek saja. Selain itu, dilihat dari jalur
perjalanan wisata baik dari Kota Bandung, Kabupaten Majalengka,
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kawasan
Studi adalah obyek wisata yang paling mudah untuk dijangkau dan murah,
dibandingkan dengan jarak jangkauan kota-kota tersebut dengan
Purwakarta (waduk Jatiluhur).

6. Berdasarkan RIPDA Jawa Barat, persentase jumlah pertumbuhan


wisatawan yang menuju ke objek wisata di Jawa Barat adalah sebesar
30% sejak tahun 2012. Kemudian, pertumbuhan jumlah wisatawan yang
menuju ke Kabupaten Sumedang berdasarkan Data BPS Tahun 2006
adalah sebesar 1,02% pertahun dan asumsi yang digunakan untuk
mengetahui jumlah wisatawan yang menuju ke kawasan wisata Waduk
Jatigede adalah sebesar 60% terhadap jumlah wisatawan Kabupaten
Sumedang.
Proyeksi Jumlah Wisatawan Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Sumedang
dan Objek Wisata Jatigede Tahun 2012-2017

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 6-3


LAPORAN AKHIR

Tahu Jumlah Wisatawan Jumlah Wisatawan Jumlah Wisatawan ke


n Provinsi Jabar Kab.Sumedang Jatigede
2012 21500342 219303 131582
2013 27950445 285095 171057
2014 36335579 370623 222374
2015 47236252 481810 289086
2016 61407128 626353 375812
2017 79829266 814259 488555

7. Berdasarkan analisis Kelayakan investasi, selama periode 5 tahun (2012-


2017) menggunakan asumsi sebagai berikut :
 Besarnya tingkat inflasi tetap selama kurun waktu 5 tahun periode
perencanaan, yaitu sebesar 14% per tahun dengan menggunakan
acuan suku bunga bank komersial ( Bank Indonesia)
 Besarnya biaya administrasi dan umum, pemeliharaan dan
operasional adalah tetap dengan acuan kenaikan setiap 5 tahun
sekali
 Kenaikan jumlah pengunjung berdasarkan data tingkat
pertumbuhan pengunjung kawasan wisata Kabupaten Sumedang
dalam RIPDA Kabupaten Sumedang.
Berdasarkan asumsi di atas diperoleh nilai NPV sebagai kriteria kelayakan
investasi sebagai berikut:

Nilai NPV Investasi Waduk Jatigede 2012-2017


Tahun Ke NPV
0 (1.824.217.002,00)
1 1.119.550.870,00
2 1.258.469.614,45
3 1.419.122.189,97
4 1.604.284.305,42
5 1.817.154.972,18

Berdasarkan kriteria kelayakan, nilai NPV yang diperoleh pada periode 1


hingga tahun ke 5 investasi adalah positif (NPV >0), hal ini berarti bahwa
investasi pembangunan kawasan wisata waduk Jatigede layak dilanjutkan
secara finansial.

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 6-4


LAPORAN AKHIR

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 6-5

Anda mungkin juga menyukai