Anda di halaman 1dari 53

TSUNAMI DAN MITIGASI

SOSIALISAI MITIGASI BENCANA


HOTEL MANGKUBUMI KABUPATEN TASIKMALAYA
11 SEPTEMBER 2007

TSUNAMI RESEARCH GROUP – PPKPL ITB


DR. HAMZAH LATIEF
DODI JULKARNAEN S.SI, M.T
SADARKAH KITA ?

Bahwa di sekeliling kita


terdapat potensi bahaya
(hazards)
Upstream Development
Coastal Development
Deforestation
Generate
Agriculture Development
Domestic waste
KONFLIK Industrial waste
Soil erosion Landslide

Darat Deterioration of
Overuse of
pesticide & fertilizer
Loss of soil

GEMPA river water quality Sedimentation


Damage of structure on land Eutrophication of river water on river bed

KERUSAKAN HABITAT BANJIR


Deterioration of river ecosystem

ABRASIConstruction
aquafarm
of Deforestation of
Mangrove forest
Dredging/
Reclamation Pollution of PENCEMARAN
coastal water

Beach erosion Disappearance of


mangrove forest

Deterioration & Disappearance


Coral/Sand Mining of Coral Reef

Laut Deterioration of Coastal Ecosystem

Decreasing fishery resources SEA LEVEL RISE


Deterioration and destruction of coral reef TSUNAMI
Overfishing
Dynamite fishing Use chemicals Oil pollution GELOMBANG PASANG
Oil spill
Ilegal fishing Accident of vessel Oil spill from
Inappropriate fishing Oil spill from vessel chemicals plant

(Subandono, 2001)
ANCAMAN BAHAYA
TSUNAMI DAN KARAKTERISTIKNYA
APA ITU TSUNAMI…?
• Rangkaian gelombang panjang
• Akibat perubahan dasar laut
• Terjadi secara tiba-tiba

• Tsunami berasal dari bahasa Jepang, soo-


NAH-mee, yang berarti gelombang
pelabuhan
• Pada awalnya tsunami dikenal sebagai
gelombang seismik
• Semenjak tahun 1946, dunia internasional
mengenal gelombang panjang ini sebagai
TSUNAMI
• Tsunami dikenal juga sebagai Killer Wave
TSUNAMI DAN KARAKTERISTIKNYA
BAGAIMANA TERJADINYA
TSUNAMI…?
Secara umum tsunami terjadi dalam 3
tahapan: 1) Pembangkitan; 2) Penjalaran; 3)
Peredaman

– Tsunami dibangkitkan karena ada gangguan


badan air yang menimbulkan gelombang
– Gelombang ini dijalarkan menyebar kesegala
arah dari pusat pembangkitan dengan
kecepatan yang sangat tinggi
– Memasuki perairan yang lebih dangkal energi
dari gelombang panjang dengan kecepatan
tinggi ini berakumulasi dan dikompensasi
menjadi tumpukan masa air yang meninggi
disekitar pantai
TSUNAMI DAN KARAKTERISTIKNYA
Apa saja sumber pembangkit
tsunami…? (1)
1. Gempa Bumi
– Tidak semua gempa bumi menimbulkan
tsunami
– Syarat-syarat gempa bumi yang dapat
menimbulkan tsunami
• Sesar penyebab tsunami berada di laut
• Arah pergerakan sesarnya vertikal dan
terangkat beberapa meter
• Lebar sesar yang aktif menimbulkan
gempa lebih dari ratusan ribu kilometer
persegi.
– Gempa bumi yang dapat menimbulkan
tsunami minimal berkekuatan 6 SR dengan
kedalaman epicenter gempa <40 km (gempa
dangkal
TSUNAMI DAN KARAKTERISTIKNYA
Apa saja sumber pembangkit
tsunami…? (2)

2. Gunungapi
– Letusan gunungapi bawah laut juga dapat
mengganggu kesetimbangan badan air
– Menimbukan pergerakan vertikal dasar laut
– Jatuhan material gunung api juga dapat
mengganggu kesetimbangan masa air
disekitarnya

Simulasi Rekontruksi Tsunami Krakatau 1883


Sumber: Hamzah Latief, Aditnya, Pusat Penelitian Tsunami – ITB (2002)
TSUNAMI DAN KARAKTERISTIKNYA
Apa saja sumber pembangkit
tsunami…? (3)

3. Longsoran
– Luncuran sedimen/lapisan tanah disekitar
pantai dalam jumlah besar yang
menimbulkan kesetimbangan air
– Penambahan volume sedimen kedalam
badan air menimbulkan pergerakan vertikal
– Biasanya menimbulkan tsunami dalam skala
lokal
– Contoh kasus, tsunami di papua,
sebelumnya terjadi gempa yang
menimbulkan longsor pada lapisan tanah
yang labih dan meluncur ke arah pantai
TSUNAMI DAN KARAKTERISTIKNYA
Apa saja sumber pembangkit
tsunami…? (4)

4. Tumbukan benda Langit (meteor)


– Pernah terjadi 56 juta tahun yang lalu di
sekitar lautan Caribia, Meksiko, dengan
diameter meteor kurang lebih 10 km
– Dapat diilustrasikan apabila kita melempar
batu ke tengah kolam, atau kerikil ke dalam
ember yang kemudian menimbulkan riakan
gelombang menyebar kesegala arah.
TSUNAMI DAN KARAKTERISTIKNYA
Bagaimana tsunami
menjalar…?

– Tsunami dapat menjalar menyebrangi lautan


dari satu sisi ke sisi yang lain
– Berbeda dengan gelombang biasa, tsunami
menjalar yang diikuti oleh seluruh massa air
dari dasar sampai ke permukaan  energi
gelombang yang besar
– Kecepatan rambat tsunami sangat bergantung
pada kedalaman laut
– Dalam proses penjalarannya, tsunami
mengalami kehilangan energi yang sangat
kecil
TSUNAMI DAN KARAKTERISTIKNYA
Bagaimana tinggi tsunami di pantai
(runup) …?
– Tinggi tsunami di pantai (runup) bervariasi
bergantung variasi topografi (keinggian daratan)
disekitar pantai
– Tinggi tsunami bervariasi untuk tiap titik disekitar
pantai

Apa perbedaan tsunami dengan


gelombang biasa?
– Gelombang biasa yang dibangkitkan oleh angin,
yang bergerak hanya lapisan permukaan;
menimbulkan gelombang pendek denngan energi
gelombang yang relatif kecil
– Gelombang tsunami, lapisan air yang bergerak dari
dasar samapi permukaan dan menimbulkan
gelombang panjang dengan energi gelombang yang
besar
TSUNAMI DAN KARAKTERISTIKNYA
Bagaimana efek tsunami di
pantai … ?

– Dampak tsunami di pantai bervarisi bergantung


morfologi pantai
– Pantai yang landai dan terbuka akan mengalami
kerusakan yang besar (mass damage) dibandingkan
dengan pantai yang lebih terjal

MOVIE

Wilayah Lhok Nga, Aceh, yang hancur akibat Tsunami


TSUNAMI DI INDONESIA
KONDISI ALAMIAH POTENSI
BENCANA TSUNAMI DI INDONESIA
– Indonesia terletak pada konvergensi beberapa
lempeng bumi  salah satu kawasan paling aktif di
dunia
– Setiap tahun tidak kurang dari 460 gempa dengan
magnitudo > 4 (Ibrahim, 1989)
– Diantaranya banyak yang merupakan gempa
dangkal  berpotensi menimbulkan tsunami
– 90% tsunami di Indonesia ditimbulkan oleh gempa,
sisanya, 9% akibat letusan gunungapi dan 1%
akibat longsoran (Hamzah Latief, 2005)
– Kurang lebih Indonesia telah mengalami 110
kejadian tsunami, beberapa diantaranya
menimbulkan korban dan kerugian yang besar
(Latief, 2005)
TSUNAMI DI INDONESIA
SEJARAH KEJADIAN TSUNAMI DI
INDONESIA
Aktivitas tsunami di Indonesia
TSUNAMI DI INDONESIA
TSUNAMI DISEKITAR SELAT MAKASAR DAN
SEKITARNYA
– Tsunami Bali (1818), sumber di utara Bali
– Tsunami Bima (1820), sumber diperairan utara Bima
– Tsunami Mandar (1969), sumber diperairan Mandar, Sulawesi Tengah
– Tsunami Toli-Toli (1996), sumber di perairan Toli-Toli
The 1818 Bali Tsunami The 1820 Bima Tsunami The 1969 Mandar Tsunami The 1996 Toli-ToliTsunami

Sumber: Hamzah Latief dan Haris, Pusat Penelitian Tsunami - ITB (2002)
TSUNAMI DI INDONESIA
TSUNAMI FLORES
– Terjadi pada tahun 1992
– Bersumber disekitar perairan Flores
– Merupakan Tsunami yang menimbulkan korban dan kerugian yang besar

Sumber: Hamzah Latief, Aditya, Pusat Penelitian Tsunami – ITB (2002)


TSUNAMI DI INDONESIA
TSUNAMI PANCER, JAWA TIMUR (1994)

Model source: Hamzah Latief & Haris


TSUNAMI DI INDONESIA
TSUNAMI BIAK, PAPUA (1996)

Pada tahun 1996 terjadi


tsunami di kawasan
Indonesia paling timur,
tepatnya terjadi disekitar
perairan Biak, selain
menimbulkan kerugian
dan kerusakan lokal
dikawasan Biak, 2 jam
setelahnya tsunami ini
juga menimbulkan
kerusakan di perairan
Jepang akibat penjalaran
tsunami

Sumber: Hamzah Latief, Haris, Pusat Penelitian Tsunami – ITB (2002)


TSUNAMI DI INDONESIA
TSUNAMI BANGGAI, SULAWESI TENGAH (2000)

kekuatannya tidak terlalu


besar dan kerugian
materil, fisik dan korban
jiwa tidak terlalu besar.
Tinggi Tsunami Banggai
ini mencapai kurang
lebih sekitar 1,5 meter.

Sumber: Hamzah Latief, Aditya, Pusat Penelitian Tsunami – ITB (2002)


TSUNAMI DI INDONESIA
TSUNAMI ACEH (2004)

Sumber tsunami ini relatif besar


memanjang dari sekitar perairan
Aceh sampai ke arah utara di
sekitar perairan Thailand dengan
skala gempa yang terjadi sekitar
6,8 skala richeter dengan
kedalaman pusat gempa
(epicentre) kurang dari 40 km.
Tsunami Aceh menyisakan cerita
bencana alam yang sangat
dramatis, dimana hampir sekitar
230.000 orang meninggal yang
disertai kerugian materil dan fisik
yang tidak terhingga, kerusakan
utama yang paling memberikan
dampak adalah rusaknya tatanan
kehidupan masyarakat aceh

Sumber: Hamzah Latief, Aditya, Haris, Pusat Penelitian Tsunami – ITB (2005)
TSUNAMI DI INDONESIA
TSUNAMI PANGANDARAN (2006)

tanggal 17 Juli 2006, terjadi


tsunami di bagian selatan
Jawa Barat yang kemudian
dikenal sebagai Tsunami
Pangandaran, dimana
tsunami ini digenerate oleh
gempa bumi yang disebabkan
oleh proses subduksi lempeng
Indo-australian yang
menunjam lempeng Eurasia
di sebelah utara. Menurut
informasi BMG (Badan
Meteorologi dan Geofisika)
pusat gempabumi terletak
pada koordinat 9, 460 LS,
107,190 BT, kedalaman 33 km
di bawah dasar laut, dan
magnitudo gempa 6,8 SR.

Sumber: Hamzah Latief, Aditya, Haris, Pusat Penelitian Tsunami – ITB (2006)
TSUNAMI DI INDONESIA
TSUNAMI PANGANDARAN (2006)

Tsunami Pangandaran juga


menimbulkan kerugian fisik dan
materil serta kerusakan tatanan
kehidupan masyarakat, kondisi ini
terutama dialami oleh kawasan
wisata Pangandaran. Selain
kawasan wisata Pangandaran
berdasarkan korban jiwa yang
jatuh, dampak dari Tsunami
Pangandaran ini dapat dirasakan
sampai ke kawasan pesisir
Tasikmalaya, Garut, Cilacap dan
Yogyakarta.

Kawasan Wisata Pangandaran sebelum (kiri) dan sesudah (kanan)


Sumber: IKONOS, www. Crispt.com
UPAYA PERLINDUNGAN DIRI DARI ANCAMAN
TSUNAMI
• Mengetahui perihal Tsunami. Hal ini dapat membantu dalam menghadapi
Tsunami
• Saling berbagi pengetahuan dengan lingkungan disekitar
• Mengenal area dimana kita berada, bekerja, bermain atau berwisata khususnya
untuk area penyelamatan, rute penyelamatan, infrastruktut penting, dll
• Apabila tinggal di wilayah rawan Tsunami dan ketika terjadi bencana maka yang
harus dilakukan adalah:
– Menyelamatkan keluarga untuk segera meninggalkan rumah
– Berlari dengan tertib, tetap tenang ke area evakuasi atau ketempat yang
dapat dipergunakan untuk evakuasi (gedung tinggi, tower, dll)
– Ikuti anjuran dan arahan dari petugas tanggap darurat lokal yang ada atau
pihak berwenang yang bertugas
• Apabila kita sedang berada di wilayah pantai dan merasakan gempa bumi,
maka:
– secepatnya lari ke tempat yang lebih tinggi, jangan menunggu sampai ada
peringatan.
– Jauhi area sekitar sungai.
• Apabila sedang berada di sekolah dan terjadi Tsunami maka segera
menyelamatkan diri dan mengikuti arahan dari guru atau kepala sekolah
• Gedung-gedung tinggi yang berkontruksi kuat (beton) dapat dipergunakan
sebagai tempat evakuasi (lantai 3 keatas) apabila tidak sempat melarikan diri
ke Area Penyelamatan
UPAYA PERLINDUNGAN DIRI DARI ANCAMAN
TSUNAMI

MENGENAL TANDA-TANDA TERJADINYA TSUNAMI


– Gerakan tanah
– Riakan air laut (Tsunami forerunners)
– Penarikan / surutnya muka air laut (initial withdrawal of water)
– Pembentukan dinding muka air di tengah laut (Tsunami bore)
– Timbulnya suara abnormal
– Pengamatan visual ke arah lepas pantai saat tsunami datang
– Pengamatan melalui indera penciuman dan indera perasa
UPAYA PERLINDUNGAN DIRI DARI ANCAMAN
TSUNAMI
BAGAIMANA TINDAKAN PENYELAMATAN DIRI DARI TSUNAMI

1. Apabila sedang berada di sekolah (untuk murid)


• Tetap tenang
• Mendengarkan apa yang diperintahkan guru atau kepala sekolah
• Segera menyelamatkan diri ke daerah yang aman (evacuation zone)
2. Apabila sedang berada di rumah
• Perhatikan peringatan adanya tsunami dari pihak yang berwenang
• Apabila tidak ada peringatan, tetapi mengetahui tanda-tanda adanya
tsunami, segera peringati anggota keluarga lainnya
• Ajak dan bimbing keluarga lainnya menuju area penyelamatan
• Tenang dan jangan panik
• Perhatikan peringatan dan arahan dari petugas berwenang dalam proses
evakuasi
3. Apabila sedang berada di pantai
• Segera menuju tempat yang lebih tinggi dan aman
• Apabila mengetahui tanda-tanda tsunami, segera menyelamatkan diri
jangan tunggu peringatan
• Jauhi ruas sungai yang berhubungan langsung dengan laut
• Selain bukit yang berada disekitar pantai, tempat penyelamatan lainnya
adalah bangunan beton yang tinggi
UPAYA PERLINDUNGAN DIRI DARI ANCAMAN
TSUNAMI
BAGAIMANA TINDAKAN PENYELAMATAN DIRI DARI TSUNAMI (2)

4. Apabila sedang berada diatas perahu


• Jangan kembali ke daratan apabila mengetahui ada isu Tsunami di
tengah lautan
• Tsunami dapat menyebabkan perubahan muka air laut yang sangat
cepat dan arus yang berbahaya yang semakin besar di daratan.
Nelayan (orang-orang yang berada di atas kapal) termasuk
kelompok yang mempunyai resiko bahaya tinggi.
• Kapal akan lebih aman apabila berada pada area perairan dengan
kedalaman lebih dari 400 m dibandingkan di dekat daratan. Pantai
terus radio komunikasi dengan daratan sampai keadaan aman.
• Jangan mengambil resiko memaksakan kapal berlayar ke perairan
dalam apabila terlalu dekat dengan gelombang datang Tsunami.
• Tetap berkomunikasi dengan daratan (pelabuhan) untuk
meyakinkan kondisi aktual di daratan
UPAYA PERLINDUNGAN DIRI DARI ANCAMAN
TSUNAMI
APA YANG HARUS DILAKUKAN SETELAH TERJADI TSUNAMI…?
– Tetap memantau informasi terbaru dari sumber berita resmi baik dari mass
media ataupun dari pihak berwenang
– Segera membantu korban yang terluka atau masih terjebak dalam puing
– Jangan memindahkan korban dengan luka serius (patah tulang,
pendarahan dan lainnya) tanpa bantuan
– Membantu orang yang memerlukan bantuan khusus (bayi, lansia, lumpuh,
dll)
– Menggunakan telepon atau handphone hanya pada kondisi mendesak
– Apabila air telah kering tetap berada diluar ruangan atau bangunan
– Pergunakan sepatu apabila berjalan di wilayah bencana
– Apabila masuk kedalam ruangan atau bangunan pergunakan senter sebagai
alat penerangan
– Mengamati sekitar untuk menghindari bencana ikutan (listrik, gas, dll)
– Periksa saluran air bersih dan pembuangan, hubungi relawan dengan
keterampilan khusus untuk memperbaikinya
– Pergunakan keran air bersih apabila telah diijinkan oleh petugas kesehatan
– Hati-hati dengan binatang buas, pergunakan tongkat untuk alat bantu
memasuki kawasan bencana
UPAYA PENYIAPAN MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI

APAKAH MITIGASI ITU …?


Tindakan yang dapat dilakukan dalam upaya mengurangi resiko kerugian
materil, jiwa dan kerusakan tatanan sosial akibat bencana.

Tindakan yang dapat dilakukan secara umum meliputi


• Pengkajian Hazard (identifikasi serta peta potensi rendaman tsunami)
• Pengkajian resiko bencana melalui citra satelit dan pemodelan
matematik.
• Monitoring secara real time terhadap tsunami serta sistem peringatan
dini (pendistribusian informasi kepada penduduk)
• Pendidikan masayarakat (respons komunitas dan awareness penduduk)
RISK = HAZARD X VULNERABILITY
•Catatan sejarah tsunami •Lingkungan bangunan
•Surat kabar (berita) •Infrastruktur
•Tide gauge •Peta topografi
•Tinggi Gelombang •Peta hidrografi
•Level Run-up •Potensi kerusakan
•Statistik •Kerusakan ikutan (collatteral damage)
•Sosial, ekonomi
•Tsunami Katalog
•Perencanaan bencana (Disaster Management)
•Sumber pembangkit tsunami •Emeregency Management
•Peta waktu tiba tsunami •Local response

RISK ASSEMENT – TSUNAMI ZONATION MAP

MITIGATION

POLICY FOR TSUNAMI WARNING


METODA MITIGASI

A. Structural Measures
 Hard Protection : Artificial protection (seawall and breakwater) 
Expensive
 Soft Protection : Vegetation or Greenbelt

SEAWALL in Japan

Hutan Pantai di Jepang Hutan Pantai di Pancer


B. non-Structural Measures (1)

Tsunami Risk Map (ie, the 1992 Flores Tsunami


above)
Tsunami Database & GIS
Real Time Observation
Early Warning System  concept
Land-use plan, building code, etc
Education (community respond, awareness,
evacuation, etc.)
B. non-Structural Measures (2)

Vulnerability map

Hazard map

Tsunami Risk Map


B. non-Structural Measures (3)
VEGETASI Vs. TSUNAMI
• Mangrove

Tipe pola zonasi mangrobe di Sumatera (after Whitten


et al. 2000)

Coastal Forest / Hutan Pantai


Mostly the people are living on
the sandy beach where the
coastal forest growth, however
the forest have been replaced
with coconut plantations
EFEKTIVITAS VEGATASI DALAM MEREDAM
RESIKO TSUNAMI
• Terdapat dua pendapat yang memperdebatkan
efektivitas dari vegatasi dalam meredam resiko
tsunami  Shuto (1987):
• Pendapat yang beranggapan bahwa hutan pantai
cukup efektip dalam mengurangi resiko tsunami,
karena::
– Menahan pohon. Kayu, ranting dan material
lainnya yang terbawa tsunami
– Meredam kecepatan arus tsunami serta
mengurangi kedalaman rendaman tsunami
– Menjadi bahan pegangan/penahan
penyelamatan orang yang berada di pantai
pada waktu kejadian
– Menahan pasir yang terbang terbawa angin
laut sehingga dapat mempertahankan
gundukan pasir pantai
• Adapun pendapat yang bersebrangan,
berpendapat:
– Hutan pantai tidak cukup efektif menahan
tsunami yang besar, disisi lait akan
meningkatkan resiko tsunami karena pohon
yang terbawa arus
Tsunami and earthquake impact to coastal vegetation
Mangrove knocked out
from around 15-20 meter
tsunami heights in
Jantang coast (courtesy of
Higman)

Dried mangrove forest at Muewa


(North Nias) due to the tectonic uplift,
a picture was taken after 10 months of
the event (Courtesy of Widjo Konko)

The Casuarinas trees fell down from First line of the trees were knocked
around 30 meter tsunami heights in down by 6-7 meter in heights of the
Lhoknga coast 2006 West Java Tsunami at Cimanuk,
Cikalong, West Java
Is it role of vegetation?
Tsunami Heights =3-4m

Courtesy of Danny Hilman Natawijaya West NIAS - SIRAMBU


FIELD OBSERVATIONS
Of Dec.26 2004 Earthquake & Tsunami

KERRY
SHIEH©2005
Coastal Forest Protected Houses in West Coast of Aceh
This figure show how well coastal forest protected houses .
Houses fringed by coastal forest less damaged than those where coastal forest were absent.
Coastal forest was also prevented people being washed into the sea .
Before tsunami After tsunami

No vegetation
No vegetation Houses completely
destroyed

With vegetation
with vegetation Houses slightly
damaged

Ikonos imagery before and after the 2006 West Java tsunami shows the role of vegetation
reduced tsunami at the Pangandaran Beach (source: CRIPS, www.crips.nus.edu.sg)
Tsunami broken at the first line of forest, and flowing trough vegetation

6-7 m MSL
98 m

1.6 m above ground


Scenario 2 : Banda Aceh landuse with
forest about 500 m in width
Scenario 1 : Banda Aceh landuse

rivergate
embankment

Scenario 4 : Banda Aceh landuse with


Scenario 3 : Banda Aceh landuse with
forest about 500 m in width, rivergate
forest about 500 m in width and rivergate
and embankment=5m from MSL
Inundation area: 57.2 km2 Inundation area: 39.9 km2
Distance from coastline:± 5.5 km Distance from coastline:± 4.0 km

Inundation area: 26.8 km2


Inundation area: 32.7 km2
Distance from coastline:± 2.0 km
Distance from coastline:± 2.5 km

Latief,2006
Graphic of Inundation areas and inundation distances
of Banda Aceh City
Penanaman Vegetasi Pantai oleh DKP di Pangandaran

•Cemara Laut.
•Waru Laut
•Ketapang
•3 x3 m2
Ketahanan Masyarakat Pesisir
(Coastal Community Resilience)

Ketahanan ~ Resilience

Absorb shock Bounce back Learning/adaptation


Definisi ketahanan dalam konteks masyarakat
dan bencana alam

“Kemampuan untuk mempertahankan,


menyesuaikan dan memulihkan diri setelah
mengalami bencana alam”
(IFRC, 2004)

“the potential of a particular configuration of a system to:


maintain its structure/function in the face of disturbance,
and the ability of the system to re-organize following
disturbance-driven change . . .

(Louis Lebel, 2001)


Model lama

HFA

Disaster Technological Ecological and


Management Warning Environmental
Groups Groups Groups
(e.g., Palang Merah) (e.g. IOTWS) (e.g. WWF)

Fokus pada
Coastal
kelompok Disaster Warning
Resources
masyarakat Management System
Management
terisolasi
Kondisi ideal (terpadu)

HFA

Disaster Technological Ecological and


Management Warning Environmental
Groups Groups Groups
Governance

Socio-economy &
Disaster Recovery
Livelihoods

CCR Framework
Emergency Response
Coastal Resource
Management

Land Use Management &


Warning & Evacuation
Structures

Risk Knowledge

Community Resilience
Sistem Ketahanan Komunitas Pesisir
Pengukuran & Pengkajian Ketahanan

• Kekuatan
• Kelemahan
• Dan lain -lain

Implementasi &
Monitoring

Skor Ketahanan
Governance
4

Tahapan Rencana Aksi Recovery 3 Socio-economy

Evaluasi Masalah & 1

Response 0 CRM

Sumber Penyusunan
Daya & Prioritas
Peluang Lain Warning & Evacuation Land Use

Risk Knowledge
SEKIAN

hamzah@ppk.itb.ac.id
d_julkarnaen@ppk.itb.ac.id
Tsunami Reasearch Group - ITB

Anda mungkin juga menyukai