Anda di halaman 1dari 45

BAGIAN

GEOSFER:
Bumi yang dinamis
dan solid
Bagian 1 Geosfer: Bumi yang solid dan lainnya.
dinamis Karakteristik sistem bumi adalah
variasi skala spasial dari sistem yang
berukuran milimeter dampai dengan
1.1. BUMI SEBAGAI SUATU ribuan kilometer serta melibatkan skala
SISTEM waktu dari milidetik sampai jutaan tahun.
Selain itu sistem bumi terdiri dari
D. Hendra Amijaya berbagai siklus material yang tidak pernah
habis. Contoh siklus yang kita kenal
Ilmu kebumian adalah penyebutan dengan baik adalah siklus hidrologi (air)
komprehensif untuk semua ilmu yang dan siklus batuan. Kedua siklus tersebut
mempelajari bumi dan sekelilingnya. akan saling mempengaruhi pada saat
Ilmu‐ilmu tersebut adalah geologi, kedua sistem tersebut bertemu. Dapat
oseanografi, meteorologi dan astronomi. dibayangkan bagaimana interaksi semua
Dalam mempelajari ilmu kebumian, harus siklus material yang ada di bumi yang
disadari bahwa bumi merupakan suatu membentuk suatu sistem raksasa.
sistem multidimensional raksasa. Buku ini pada dasarnya akan
Perubahan pada suatu aspek di bumi berfokuskan pada pembahasan sistem
dapat mengakibatkan perubahan pada geosfer, hidrosfer dan atmosfer. Sistem
aspek yang lain. Secara umum bumi biosfer hanya akan dibahas secara
tersusun atas empat lingkungan (sphere), sederhana di dalam pembahasan sistem
yaitu geosfer, hidrosfer, atmosfer dan yang lain.
biosfer. Semua lingkungan tersebut saling
terkait secara erat satu dengan yang


Gambar.1.1. Siklus hidrologi (Sumber: climatescience.gov). Siklus hidrologi juga melibatkan batuan
ataupun sistem yang lain.

2 Bagian 1 | Geosfer

Gambar.1.2. Siklus batuan (Sumber: geolsoc.org.uk). Siklus batuan juga sangat tergantung pada siklus
hidrologi.

1.2. BUMI YANG DINAMIS karena gelombang tersebut hanya
menekan dan melepas kembali sehingga
D. Hendra Amijaya hanya terdapat perubahan volume sesaat
pada saat terjadi tekanan yang kemudian
Seismologi & Interior bumi akan kembali lagi setelah tekanan tersebut
lepas. Gelombang S merubah bentuk
Diketahuinya fakta bahwa material yang mentransmisikannya.
sesungguhnya bumi terdiri dari berbagai Karena fluida (cairan dan gas) tidak
lapisan dengan komposisi yang berbeda, merespon secara elastis pada perubahan
dimulai dari adanya studi seismologi. bentuk, maka material tersebut tidak
Seismologi adalah studi mengenai menjalarkan gelombang S.
gelombang yang menjalar di Gelombang permukaan berjalan
permukaan/dalam bumi yang terutama secara lebih kompleks. Gelombang ini
disebabkan oleh energi yang terlepas pada dapat bergerak dengan arah naik turun
saat terjadi gempa bumi. (Gelombang Love) ataupun menyamping
Gelombang seismik dapat menjalar (Gelombang Rayleigh). Pada kejadian
di lapisan bumi bagian luar (disebut gempabumi, gelombang permukaan inilah
gelombang permukaan/surface wave) dan yang merusak bangunan di permukaan.
menjalar melalui interior bumi (disebut Rekaman seismik pada alat
gelombang badan/body wave). Gelombang perekam (seismometer) memperlihatkan
badan dibagi lagi menjadi 2 jenis yaitu bahwa gelombang P datang terlebih
gelombang primer (P) dan sekunder (S) dahulu daripada gelombang S dan
berdasarkan model pergerakan kemudian diikuti gelombang permukaan.
gelombangnya melalui material. Secara umum pada material solid
Gelombang P bersifat kompresional gelombang P berjalan 1,7x lebih cepat dari
sehingga bisa melalui semua jenis material gelombang S. Kecepatan gelombang

Bagian 1 | Geosfer 3
permukaan sekitar 90% dari gelombang S. tempuh gelombang dari pusat gempa ke
Kecepatan gelombang ini sangat posisi alat seismometer.
dipengaruhi oleh jenis material yang Pada tahun 1909, ahli seismologi
dilalui. Yugoslavia, Andrija Mohorovičić
mengemukakan bukti mengenai adanya
pelapisan interior bumi. Dia menemukan
bukti bahwa gelombang seismik
peningkatan kecepatan yang sangat
signifikan pada posisi sekitar 50 km di
bawah permukaan. Batas ini dikenal
dengan Mohorovičić discontinuity
(disingkat Moho) yang merupakan batas
kerak dan mantel di bawahnya.
Beberapa tahun kemudian, ahli
seismologi Jerman, Beno Gutenberg
menemukan bahwa rekaman gelombang P
menghilang pada posisi 105⁰ dari pusat
gempa, tetapi muncul lagi pada posisi
140⁰ tetapi 2 menit lebih lambat dari
waktu yang seharusnya jika menurut
perhitungan.



Gambar.1.3. Gerakan gelombang badan dan
permukaan (Sumber: theconstructor.org)



Gambar.1.5. Kurva hubungan waktu rambat
gelombang S dan P dan jarak (Sumber:
Gambar.1.4. Contoh rekaman kemunculan Prenhall.com).
gelombang seismik pada seismograph. Selang 35⁰ dimana tidak terdapat
jejak gelombang P ini kemudian disebut
Dari seismogram para ahli seismik
dapat mengukur secara tepat waktu sebagai zona bayangan. Adanya zona

4 Bagian 1 | Geosfer
bayangan ini hanya mungkin terjadi jika dengan membagi kerak dan mantel bagian
bumi memiliki inti yang membelokkan atas menjadi litosfer dan astenosfer.
gelombang P atau gelombang P Lapisan paling luar yang bersifat
dibelokkan. Kemudian juga diketahui getas disebut litosfer (≈ lapisan batuan).
bahwa gelombang S juga tidak dapat Tebal litosfer tata‐rata adalah 100 km,
melalui inti ini sehingga disimpulkan akan tetapi pada kerak benua, tebalnya
bahwa inti bumi memiliki sifat sebagian bisa mencapai 250 km. Di kerak
seperti cairan. samudera, litosfer bisa memiliki ketebalan
Tahun 1936 ahli seismologi beberapa kilometer saja pada posisi
Denmark, Inge Lehmann juga menemukan penampang samudera (oceanic ridge).
adanya refleksi di dalam inti bumi Di bawah litosfer sampai dengan
sehingga dapat diketahui adanya inti di 660 km pada posisi mantel bagian atas
dalam inti bumi. terdapat lapisan yang lebih lunak yang
disebut astenosfer. Sekitar 150 km bagian
atas litosfer terdapat zona yang sangat
lunak yang memisahkan litosfer dan
astenosfer di bawahnya, dengan demikian
litosfer dapat bergerak secara bebas.
Karakteristik astenosfer ini yang
menjadi kontributor penting teori
Tektonik Lempeng (Plate Tectonic). Pada
teori ini dirumuskan bahwa lapisan bumi
paling atas yang getas terdiri dari
beberapa lempeng yang bergerak relatif
antara satu dengan yang lainnya.
Data seismik juga menunjukkan
bahwa kerak benua yang terutama
tersusun oleh batuan yang bersifat
granitik memiliki densitas yang lebih

Gambar.1.6. Perubahan komposisi interior bumi ringan daripada batuan pada kerak
menyebabkan adanya pembelokan gelombang. samudera yang tentu saja dengan
Sifat inilah yang dipakai untuk mengetahui demikian memiliki komposisi yang
pelapisan pada interior bumi. berbeda. Mulai akhir tahun 1960an

teknologi pemboran dalam di samudera
Dari adanya perubahan
mulai berkembang sehingga dapat
karakteristik batuan ini dapat
diketahui bahwa komposisinya bersifat
diperkirakan bahwa bumi terdiri dari 4
basaltik.
lapisan utama yaitu:
‐ Kerak (crust), lapisan terluar yang
tipis
‐ Mantel (mantle), lapisan batuan di
bawah kerak
‐ Inti luar (Outer core), yang bersifat
sebagian cair
‐ Inti dalam (Inner core), berupa
bulatan metalik yang solid.

Studi seismologi yang lebih lanjut
kemudian dapat mendetailkan pembagian
interior bumi dengan lebih baik, terutama
Bagian 1 | Geosfer 5

Gambar.1.7. Pembagian interior bumi.

Informasi mengenai komposisi hipotesisnya yang dikenal sebagai
mantel dan inti lebih bersifat spekulatif. continental drift.
Petunjuk didapatkan dari misalnya Wegener mengemukakan bahwa
komposisi lava yang diketahui berasal dari pada awalnya terdapat sebuah
astenosfer. Studi menunjukkan bahwa superkontinen, yang diberi nama Pangea
komposisi mantel bersifat basaltik. (berarti “semua daratan”), yang kemudian
Dengan demikian dapat mulai sejak 200 juta tahun yll pecah
diperkirakan bahwa mantel memiliki menjadi benua‐benua yang lebih kecil
komposisi Mg, Fe, Al, Si, O. Inti luar yang bergerak menuju posisinya pada saat
komposisinya kemungkinan Ni, Fe, S dan ini. Wegener mengambil kesimpulan ini
inti dalam berkomposisi Ni, Fe. berdasarkan kenyataan bahwa bentuk
benua Amerika Selatan dan Afrika seperti
Tektonik Lempeng tepat berpasangan, data‐data distribusi
fosil, batuan, struktur dan iklim purba.
Hipotesis awal: Continental Drift Walaupun awalnya Wegener hanya
memperkirakan secara kasar, para
Pada awalnya para ahli geologi peneliti kemudian mulai mengetahui
menganggap bahwa posisi samudera dan secara tepat bahwa paparan benua
benua adalah tetap. Dengan adanya Amerika Selatan dan Afrika memiliki
berbagai macam fakta geologi dan kecocokan bentuk pada tahun 1960an
geofisika yang lebih detail, diketahui pada saat mulai diterbitkannya peta
bahwa ternyata benua berpindah posisi. topografi bawah laut. Pada level
Teori mengenai pergerakan benua ini kedalaman sekitar 900m ternyata lereng
mulai dimunculkan oleh Alfred Wegener, benua Amerika Selatan dan Afrika
seorang ahli meteorologi dan geofisika memiliki kesamaan bentuk.
dari Jerman, pada tahun 1915 dengan

6 Bagian 1 | Geosfer
pegunungan yang tersusun oleh batuan
yang sama di Amerika sebelah timur,
kepulauan Inggris dan Skandinavia.
Data iklim purba juga mendukung
hipotesis ini. Wegener mengemukakan
adanya deposit glasial yang terjadi pada
akhir Paleozoik (220‐300 juta tahun yll)
yang terekam pada batuan di bagian
selatan Afrika, Amerika Selatan, India dan
Australia.

Gambar.1.8. Rekonstuksi Pangaea (Tarbuck &
Lutgens, 2000).
Wegener memperkuat
hipotesisnya dengan adanya bukti
kesamaan fosil yang ditemukan di
berbagai benua. Contoh klasik mengenai
hal ini adalah ditemukannya fosil reptil
Mesosaurus yang penyebarannya hanya
terdapat di Amerika Selatan bagian timur
dan Afrika bagian selatan. Hal ini bisa
diterangkan dengan baik dengan hipotesis
bahwa kedua benua tersebut dahulu
pernah merupakan satu daratan.
Tipe batuan dan stuktur di

beberapa benua yang terpisah ternyata Gambar.1.9. Penyebaran deposit glasial purba di
juga ada yang memiliki kesamaan yang beberapa benua.
menunjukkan benua tersebut pernah
bersatu. Sebagai contoh adalah gugusan

Gambar.1.10. Bukti kesamaan fosil di beberapa benua.

Bagian 1 | Geosfer 7
Pada tahun 1920‐1930an hipotesis tetapi posisinya tetap berdekatan dengan
Wegener mengenai continental drift ini kutub geografis bumi. Dengan demikian
mendapatkan kritik yang sangat keras. Hal ide mengenai polar wandering bisa
ini disebabkan Wegener tidak diterangkan bahwa pergerakan bukan
mengemukakan teori bagaimana terjadi pada kutub magnetik, melainkan
mekanisme pergerakan itu bisa terjadi. benua yang bergerak sehingga seakan‐
Bukti mekanisme pergerakan baru akan terjadi perubahan posisi kutub
kemudian muncul setelah tahun 1960‐ magnetik (apparent polar wandering).
1970an dengan berkembangnya studi Selain itu terdapat pola yang sama di
mengenai paleomagnetisme dan Amerika Utara dan Eropa yang kemudian
seismologi. terpisah. Hal ini dapat terjadi jika ada
pemisahan kedua benua tersebut.
Bukti Pergerakan Lempeng Bukti lainnya adalah adanya data
pembalikan rekaman magnetik pada
Mineral‐mineral yang kaya besi batuan yang mengikuti pola pembalikan
misalnya magnetit akan mengalami kutub magnetik bumi secara periodik.
magnetisasi pada saat terbentuk. Arah Salah satu studi mengenai hal ini
magnetisasi ini paralel sesuai dengan arah dilakukan pada penampang tengah
magnet bumi. Rekaman arah medan samudera (mid oceanic ridge) mulai tahun
magnet yang terdapat pada batuan dari 1960an.
berbagai umur yang notabene Batuan basalt yang terbentuk di
menunjukkan posisi kutub magnetik bumi sekitar penampang tengah samudera
inilah yang kemudian dipakai untuk tenyata memiliki pola pembalikan
mempelajari posisi kutub magnetik bumi magnetik (normal & reserve) yang teratur.
sepanjang sejarah bumi. Studi ini dikenal Hal ini menunjukkan bahwa pada saat
dengan studi paleomagnetisme. basalt membeku, mineral akan merekam
Studi paleomagnetisme pada aliran pola magnetik kutub magnet bumi saat itu
lava purba di Eropa tahun 1950an dan membuktikan bahwa terjadi
mengarah pada ide mengenai adanya pemekaran dasar samudera (seafloor
pergeseran kutub magnetik bumi yang spreading) oleh karena selalu terbentuk
dikenal dengan polar wandering. Studi basalt yang baru di penampang tengah
geofisika memperlihatkan bahwa kutub samudera yang kemudian bergeser


Gambar.1.11. Pola apparent polar wandering.
magnetik bumi memang berubah akan menjauhinya.
8 Bagian 1 | Geosfer



Gambar.1.13. Pola fokus gempa bumi pada daerah
subduksi (Sumber: earthquakeandplates).
Gambar.1.12. Pola magnetik pada batuan di
penampang tengah samudera yang membuktikan
adanya pemekaran kerak samudera (Sumber: Proses subduksi ini juga
cliffshade.com). mengakibatkan terbentuknya gunung api

akibat pelelehan kerak yang menunjam.
Seperti telah dikemukakan
Lokasi gunung api ini juga berasosiasi
sebelumnya studi seimologi juga sangat
dengan batas lempeng yang dikenal
berperan dalam memahami dinamika
dengan Ring of Fire.
bumi. Pada akhir tahun 1960 model
Informasi lainnya mengenai
tektonik lempeng mulai tersusun dengan
pergerakan lempeng datang dari studi
baik pada saat suksesnya suatu studi
mengenai gunung api bawah permukaan
mengenai lokasi episenter gempa bumi.
(seamount). Contohnya adalah di
Lokasi gempa bumi terkonsentrasi pada
rangkaian gunung api di kepulauan
posisi‐posisi tertentu yang diyakini
Hawaii, dimana dari hasil penentuan
merupakan batas‐batas lempeng. Hal ini
umur, umur batuan vulkanik semakin tua
disebabkan batas lempeng tersebut
pada gunung api yang semakin jauh dari
merupakan zona yang secara tektonik
Hawaii.
sangat aktif sehingga menghasilkan
Para ahli meyakini bahwa hal ini
banyak gempa bumi (lihat Gambar 1. 15).
terbentuk oleh karena adanya hot spot,
Posisi fokus gempa di daerah
yaitu adanya penaikan material mantel ke
pertemuan dua lempeng aktif ternyata
permukaan. Pola umur batuan tersebut di
juga menunjukkan bahwa lokasi fokus
atas dapat dijelaskan dengan mekanisme
akan semakin mendalam pada posisi
bahwa kerak samudera bergerak
semakin menjauhi batas pertemuan. Hal
sedangkan posisi hot spot tetap. Dengan
ini yang menjadi bukti adanya
demikian rangkaian gunung api yang
penunjaman lempeng di bawah lempeng
dihasilkan akan bergeser sesuai arah
yang lain, yang kemudian dikenal sebagai
gerakan lempeng.
zona subduksi.

Bagian 1 | Geosfer 9
Lempeng tersebut bergerak relatif
satu dengan yang lain. Batas lempeng
dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan
pergerakannya yaitu:
‐ Batas divergen, dimana lempeng
bergerak saling menjauh. Pada
batas, ini dihasikan dasar
(samudera) yang baru karena ada
penaikan material dari mantel
(seafloor spreading)
‐ Batas konvergen, dimana lempeng
bergerak saling mendekat
(bertubrukan). Tubrukan bisa
Gambar.1.14. Pembentukan kepulauan Hawaii terjadi antara kerak samudera dan
(Sumber: gomyclass.com).
benua, samudera dan samudera
yang mengakibatkan adanya zona
tunjaman (subduksi) atau benua
Batas Lempeng dan benua yang mengakibatkan
adanya bubungan yang
Dari berbagai macam data seperti membentuk pegunungan (misalnya
contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa Alpen, Himalaya).
litosfer bersifat mobil dan terdiri dari ‐ Batas transform, dimana lempeng
beberapa bagian yang dikenal sebagai bergeser menyamping satu sama
lempeng. Terdapat 7 lempeng besar yaitu lain.
Amerika Utara, Amerika Selatan, Pasifik,
Afrika, Eurasia, (Indo)Australia dan
Antartika. Selain itu terdapat pula
lempeng‐lempeng kecil seperti Karibia,
Nazca, Filipina, Arabia, Cocos dan Scotia.

Gambar.1.15. Tektonik lempeng (Sumber: USGS).

10 Bagian 1 | Geosfer
mengakibatkan pergerakan
lempeng.
Kecepatan pergerakan lempeng sangat
bervariasi, berkisar antara 1‐17
cm/tahun.

1.3. BUMI YANG SOLID: KRISTAL
& MINERAL

I Wayan Warmada

Definisi

Ilmu Mineral (Mineral Science). Ilmu ini
berkaitan dengan studi tentang
kemunculan secara alamiah padatan
anorganik yang disebut dengan mineral;
yang mungkin berasal dari terestrial atau
ekstraterestrial. Subyek dari ilmu mineral
meliputi lima subdisiplin ilmu, yaitu:
kristalografi, mineralogi deskriptif, kimia
kristal, klasifikasi dan proses
Gambar.1.16. Batas pertemuan lempeng (Tarbuck pembentukannya.
& Lutgens, 2000).
Mineralogi Deskriptif. Ilmu ini meliputi
Mekanisme Pergerakan Lempeng pengukuran dan pencatatan sifat‐sifat
fisik (parameter) yang membantu dalam
Terdapat beberapa teori yang mengidentifikasi dan menjelaskan mineral
menjelaskan pergerakan lempeng. Teori secara spesifik. Beberapa ciri‐ciri utama
tersebut adalah: dari mineral dapat dievaluasi dengan
‐ Teori arus konveksi dimana spesimen. Sedangkan yang lainnya,
pergerakan lempeng terjadi akibat kriteria objektif yang lebih seperti sifat‐
adanya arus konveksi di dalam sifat optis membutuhkan teknik khusus
mantel bumi. dan perlengkapannya seperti mikroskop
‐ Teori dorongan dan tarikan petrografis dan sistem difraksi sinar X.
lempeng, dimana pergerakan
lempeng terjadi akibat tarikan dan Kristalografi. Ilmu ini berkenaan dengan
dorongan oleh lempeng itu sendiri. bentuk geometri, simetri eksternal dan
Hal ini sebabkan karena lempeng sifat‐sifat optis dari kristal. Tujuan utama
yang sudah dingin akan memiliki dari teknik kristalografi modern adalah
densitas yang lebih tinggi sehingga penentuan struktur kristal. Hal ini
bisa menarik/mendorong lempeng menyediakan informasi lokasi dari semua
yang lebih ringan untuk masuk atom, posisi ikatan dan tipe ikatannya,
kembali ke dalam mantel. ikatan simetri dan isi kimiawi dari satuan
‐ Teori hotplumes yaitu adanya sel.
penaikan material batuan yang
masing cair yang panas yang Klasifikasi. Ada setidaknya 3800 spesies
kemudian menyebar di bawah mineral dan masing‐masing mempunyai
litosfer sehingga dapat nama yang berbeda. Hal ini berarti bahwa
Bagian 1 | Geosfer 11
pertama‐tama diklasifikasikan berdasar mempunyai satuan panjang yang disebut
kelompok anion mereka. Beberapa sebagai parameter.
pengklasi‐fikasiannya meliputi elemen,
sulfida, oksida, karbonat, silikat dan Sistem kristal
lainnya. Kedua, dalam kelompok dengan
banyaknya spesies dan struktur Hingga saat ini terdapat 7 macam
kompleksnya seperti contoh pada sistem kristal. Dasar penggolongan sistem
kelompok silikat, subklafikasi lainnya kristal tersebut ada tiga hal, yaitu:
utamanya dibuat pada dasar
pengelompokan struktural dari silikat  jumlah sumbu kristal,
tetrahedra.  letak sumbu kristal yang satu
dengan yang lain
Asalmula Geologi. Sering dikenal dengan  parameter yang digunakan untuk
istilah paragenesis. Asalmula geologis ini masing‐masing sumbu kristal
mengacu pada asosiasi karaketeristik atau
kemunculan dari mineral atau kumpulan Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut
suatu mineral pada lingkungan geologi. adalah:

Sistem isometrik
Kristalografi
Sistem ini juga disebut sistem
Kristalografi adalah suatu cabang reguler, bahkan sering dikenal sebagai
dari mineralogi yang mempelajari sistem‐ sistem kubus/kubik. Jumlah sumbu
sistem kristal. Suatu kristal dapat kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu
didefinisikan sebagai padatan yang secara dengan yang lainnya. Masing‐masing
esensial mempunyai pola difraksi tertentu sumbu sama panjangnya. Contoh mineral
(Senechal, 1995 dalam Hibbard, 2002). untuk sistem ini adalah fluorit dan
Jadi, suatu kristal adalah suatu padatan magnetit.
dengan susunan atom yang berulang
secara tiga dimensional yang dapat
mendifraksi sinar X. Kristal secara
sederhana dapat didefinisikan sebagai zat
padat yang mempunyai susunan atom
atau molekul yang teratur.

Keteraturannya tercermin dalam
permukaan kristal yang berupa bidang‐ Gambar.1 .17. Sistem kristal isometrik
bidang datar dan rata yang mengikuti
pola‐pola tertentu.
Bidang‐bidang datar ini disebut Sistem tetragonal
sebagai bidang muka kristal. Sudut antara
bidang‐bidang muka kristal yang saling Sama dengan sistem isometrik,
berpotongan besarnya selalu tetap pada sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal
suatu kristal. Bidang muka kristal itu baik yang masing‐masing saling tegak lurus.
letak maupun arahnya ditentukan oleh Sumbu a dan b mempunyai satuan
perpotongannya dengan sumbu‐sumbu panjang yang sama. Sedangkan sumbu c
kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu berlainan, dapat lebih panjang atau lebih
kristal berupa garis bayangan yang lurus pendek (umumnya lebih panjang). Contoh
yang menembus kristal melalui pusat mineralnya: scheelite.
kristal. Sumbu kristal tersebut

12 Bagian 1 | Geosfer

Beberapa ahli memasukkan sistem
ini ke dalam sistem heksagonal. Demikian
pula cara penggambarannya juga sama.
Perbedaannya bila pada trigonal setelah

Gambar.1.18. . Sistem kristal tetragonal.
terbentuk bidang dasar, yang berbentuk
segienam kemudian dibuat segitiga
degnan menghubungkan dua titik sudut
Sistem rombis yang melewati satu titik sudutnya. Contoh
mineralnya adalah kalsit.
Sistem ini disebut juga
orthorombis dan mempunyai 3 sumbu
kristal yang saling tegak lurus satu dengan
yang lain. Ketiga sumbu kristal tersebut
mempunyai panjang yang berbeda.
Contoh mineralnya: aeschynite.

Gambar.1.21. Sistem kristal trigonal.


Sistem monoklin

Monoklin artinya hanya
mempunyai satu sumbu yang miring dari
Gambar.1.19. Sistem kristal rombis. tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a
tegak lurus terhadap sumbu b; b tegak
Sistem heksagonal lurus terhadap c, tetapi sumbu c tidak
tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga
Sistem ini mempunyai empat sumbu tersebut mempunyai panjang yang
sumbu kristal, dimana sumbu c tegak tidak sama, umumnya sumbu c yang
lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. paling panjang dan sumbu b yang paling
Sumbu a, b, dan d masing‐masing saling pendek. Contoh mineralnya adalah
membentuk sudut 120° satu terhadap aegirine.
yang lain. Sumbu a, b, dan d mempunyai
panjang yang sama. Sedangkan panjang c
berbeda, dapat lebih panjang atau lebih
pendek (umumnya lebih panjang). Contoh
mineral yang memiliki sistem ini adalah
apatit dan vanadinit.


Gambar.1.22. Sistem kristal monoklin.

Sistem triklin

Sistem ini mempunyai tiga sumbu
yang satu dengan lainnya tidak saling
Gambar.1.20. Sistem kristal heksagonal. tegak lurus. Demikian juga panjang
masing‐masing sumbu tidak sama.
Sistem trigonal

Bagian 1 | Geosfer 13
kesan seperti logam jika terkena cahaya.
Kilap jenis ini dapat dibedakan menjadi:
 Kilap kaca (vitreous luster),
memberikan kesan seperti kaca bila
terkena cahaya, misalnya: kalsit,
kuarsa, halit.

Gambar.1.23. Sistem kristal triklin.  Kilap intan (adamantine luster),
memberikan kesan cemerlang seperti
intan, contohnya intan
Mineralogi  Kilap sutera (silky luster), memberikan
kesan seperti sutera, umumnya
terdapat pada mineral yang
Sifat‐sifat fisik mineral mempunyai struktur serat, seperti
asbes, aktinolit, gipsum
Penentuan nama mineral dapat  Kilap damar (resinous luster),
dilakukan dengan membandingkan sifat‐ memberikan kesan seperti damar,
sifat fisik mineral antara mineral yang contohnya: sfalerit dan resin
satu dengan mineral yang lainnya. Sifat‐  Kilap mutiara (pearly luster),
sifat fisik mineral tersebut meliputi: memberikan kesan seperti mutiara
warna, kilap (luster), kekerasan atau seperti bagian dalam dari kulit
(hardness), cerat (streak), belahan kerang, misalnya talk, dolomit,
(cleavage), pecahan (fracture), struktur/ muskovit, dan tremolit.
bentuk kristal, berat jenis, sifat dalam  Kilap lemak (greasy luster), menyerupai
(tenacity), dan kemagnetan. lemak atau sabun, contonya talk,
serpentin
Warna adalah kesan mineral jika  Kilap tanah, kenampakannya buram
terkena cahaya. Warna mineral dapat seperti tanah, misalnya: kaolin, limonit,
dibedakan menjadi dua, yaitu bentonit.
idiokromatik, bila warna mineral selalu
tetap, umumnya dijumpai pada mineral‐ Kekerasan adalah ketahanan mineral
mineral yang tidak tembus cahaya (opak), terhadap suatu goresan. Secara relatif sifat
seperti galena, magnetit, pirit; dan fisik ini ditentukan dengan menggunakan
alokromatik, bila warna mineral tidak skala Mohs, yang dimulai dari skala 1 yang
tetap, tergantung dari material paling lunak hingga skala 10 untuk
pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral yang paling keras. Skala Mohs
mineral‐mineral yang tembus cahaya, tersebut meliputi (1) talk, (2) gipsum, (3)
seperti kuarsa, kalsit. kalsit, (4) fluorit, (5) apatit, (6) feldspar,
(7) kuarsa, (8) topaz, (9) korundum, dan
Kilap adalah kesan mineral akibat (10) intan.
pantulan cahaya yang dikenakan padanya.
Kilap dibedakan menjadi dua, yaitu kilap
logam dan kilap bukan‐logam. Kilap logam
memberikan kesan seperti logam bila
terkena cahaya. Kilap ini biasanya
dijumpai pada mineral‐mineral yang
mengandung logam atau mineral bijih,
seperti emas, galena, pirit, kalkopirit.
Kilap bukan‐logam tidak memberikan

14 Bagian 1 | Geosfer
Cerat adalah warna mineral dalam konkoidal, bila memperlihatkan
bentuk bubuk. Cerat dapat sama atau gelombang yang melengkung di
berbeda dengan warna mineral. permukaan (b) pecahan berserat/fibrus,
Umumnya warna cerat tetap. Belahan bila menunjukkan kenampakan seperti
adalah kenampakan mineral berdasarkan serat, contohnya asbes, augit; (c) pecahan
kemampuannya membelah melalui tidak rata, bila memperlihatkan
bidang‐bidang belahan yang rata dan licin. permukaan yang tidak teratur dan kasar,
Bidang belahan umumnya sejajar dengan misalnya pada garnet; (d) pecahan rata,


Gambar.1.24. Beberapa kebiasaan mineral dan asal mulanya (Klein & Hurlbut, 1993)
bidang tertentu dari mineral tersebut. bila permukaannya rata dan cukup halus,
Pecahan adalah kemampuan mineral contohnya: mineral lempung; (e) pecahan
untuk pecah melalui bidang yang tidak runcing, bila permukaannya tidak teratur,
rata dan tidak teratur. Pecahan dapat kasar, dan ujungnya runcing‐runcing,
dibedakan menjadi: (a) pecahan contohnya mineral kelompok logam

Bagian 1 | Geosfer 15
murni; (f) tanah, bila kenampakannya Kebanyakan spesimen mineral akan
seperti tanah, contohnya mineral cenderung teragregasi dari kebanyakan
lempung. butiran‐butiran terkecil. Beberapa agregasi
Bentuk mineral dapat dikatakan kristalin secara tradisional didefinisikan
dengan istilah deskriptif, seperti:
kristalin, bila mineral tersebut
mempunyai bidang kristal yang jelas dan  Masif. Diaplikasikan terhadap suatu
disebut amorf, bila tidak mempunyai specimen mineral yang secara umum
batas‐batas kristal yang jelas. Mineral‐ tanpa sisi‐sisi kristalnya.
 Dapat membelah. Diaplikasikan
mineral di alam jarang dijumpai dalam
terhadap suatu specimen yang
bentuk kristalin atau amorf yang ideal,
memperlihatkan satu atau beberapa arah
karena kondisi pertumbuhannya yang pembelahan yang berkembang bagus.
biasanya terganggu oleh proses‐proses  Granular. Terbuat dari butiran‐butiran
yang lain. Srtruktur mineral dapat dibagi mineral yang kira‐kira mempunyai
menjadi beberapa, yaitu: ukuran yang sama. Istilah ini
 Granular atau butiran: terdiri atas diaplikasikan pada beberapa mineral
butiran‐butiran mineral yang yang butiran‐butirannya tersusun dengan
mempunyai dimensi sama, isometrik. ukuran 2–10 mm. Jika butiran‐butiran
 Struktur kolom, biasanya terdiri dari tersendiri sangat besar, maka
prisma yang panjang dan bentuknya agregasinya dideskripsikan sebagai
granular–kasar dan sebaliknya jika kecil
ramping. Bila prisma tersebut
maka disebut granular–tetap.
memanjang dan halus, dikatakan
 Kompak. Diaplikasikan pada specimen
mempunyai struktur fibrus atau sehingga granular–tetap yang sifat
berserat. aggregasinya tidak jelas tampak oleh
 Struktur lembaran atau lamelar, mata.
mempunyai kenampakan seperti  Lamelar. Terbuat dari lapisan‐lapisan
lembaran. Struktur ini dibedakan seperti kumpulan lembaran di dalam
menjadi: tabular, konsentris, dan buku.
foliasi.  Berfoliasi. Terbuat dari lembaran‐
 Struktur imitasi, bila mineral lembaran kecil atau lempengan yang
menyerupai bentuk benda lain, dapat dipisah satu sama lainnya, seperti
mika.
seperti asikular, filiformis, membilah,
 Micaceous (mika). Diaplikasikan pada
dll.
mineral yang pemisahannya ke
lempengan yang kecil muncul sangat
mudahnya, seperti pada mika.
Sifat Dalam  Membilah (bladed). Dengan kristal
tersendiri (butiran) yang dipipihkan
Sifat dalam merupakan reaksi mineral seperti mata pisau atau meratakan kristal
terhadap gaya yang mengenainya, seperti yang panjang.
penekanan, pemotongan, pembengkokan,  Fibrous (fiber). Mempunyai tendensi
pematahan, pemukulan atau mengkristalisasi dalam bentuk jarum
penghancuran. Sifat dalam dapat dibagi butiran atau fiber.
menjadi: rapuh (brittle), dapat diiris  Asikular. Dari kata Latin acicula, yang
(sectile), dapat dipintal (ductile), dapat berarti jarum dimana mendeskribsikan
ditempa (malleable), kenyal/lentur suatu mineral dengan perilaku seperti
jarum.
(elastic), dan fleksibel (flexible).
 Meradiasi (teradiasi). Mendeskripsikan

suatu mineral dimana kristal acicularnya

meradiasi titik utamanya.
Sifat agregasi (gugusan)
 Dendritik. Dari kata Yunani, dendron,
yang berati pohon dimana diaplikasikan

16 Bagian 1 | Geosfer
pada mineral yang memperlihatkan suatu oval, tubuh yang bertambah dan
pola pencabangan. menyerupai telur ikan.
 Berlapis (banded). Mendeskripsikan  Pisolitic. Dari bahasa Yunani pisos, yang
suatu mineral aggregasi dimana suatu artinya kacang polong dimana bentuknya
spesies tunggal mungkin menunjukkan seperti kacang polong, mempunyai
pembentukan kelompok paralel yang tekstur sama dengan agregasi oolitic
kecil dan sangat kasar atau dalam dua tetapi agak kasar pada ukuran
atau lebih mineral membentuk kumpulan butirannya.
yang berkembang baik satu sama lainnya.
 Kosentrik. Dengan kumpulan atau Sistematika mineral
lapisan tersusun pada posisi paralel pada
satu atau lebih titik pusatnya. Sistematika atau klasifikasi mineral
 Mammillary. Dari kata Latin mamma, yang biasa digunakan adalah klasifikasi
yang artinya buah dada; dengan bentuk
dari Dana, yang mendasarkan pada
eksternal yang terbuat dari prominensen
kemiripan komposisi kimia dan struktur
bulat dan besar. Biasanya ditunjukkan
oleh hematit atau goetit yang masif. kristalnya. Dana membagi mineral
 Botryoidal. Dari bahasa Yunani botrys menjadi delapan golongan (Klein &
yang artinya ikat atau segerombol anggur Hurlbut, 1993), yaitu:
dimana mempunyai bentuk menyerupai 1. Unsur murni (native element), yang
seikat anggur. Bentuk botryoidal dicirikan oleh hanya memiliki satu
umumnya pada smithsonite, chalcedony unsur kimia, sifat dalam umumnya
dan prehnit. mudah ditempa dan/atau dapat
 Globular (bundar). Mempunyai dipintal, seperti emas, perak, tembaga,
permukaan terbuat dari bidang bundar arsenik, bismuth, belerang, intan, dan
kecil atau globe. grafit.
 Reniform. Dari kata Latin renis yang 2. Mineral sulfida atau sulfosalt,
artinya ginjal dimana dengan bentuk
merupakan kombinasi antara logam
bulat seperti bentuk ginjal pada
permukaan luarnya seperti pada
atau semi‐logam dengan belerang [S],
spesimen hematit yang masif. misalnya galena [PbS], pirit [FeS2],
 Colloform. Dari bahasa Yunani collo yang proustit [Ag3AsS3], dll
artinya menyemen atau mematri 3. Oksida dan hidroksida, merupakan
dikarenakan seringklali tidak ada kombinasi antara oksigen atau
perbedaan yang jelas antara empat hidroksil/air dengan satu atau lebih
penjelasan sebelumnya (mammillary, macam logam, misalnya magnetit
botryoidal, globular dan reniform) dan [Fe3O4], goethit [FeOOH].
istilah colloform ini menyangkut semua 4. Haloid, dicirikan oleh adanya
istilah di atas tersebut. dominasi dari ion halogenida yang
 Stalactitic. Dari bahsa Yunani stalaktos elektronegatif, seperti Cl, Br, F, dan I.
berarti menetes dimana ini terbuat dari
Contoh mineralnya: halit [NaCl], silvit
stalaktit kecil yang bentuknya konikal
atau silinder dan umumnya terdapat pada
[KCl], dan fluorit [CaF2].
atap gua. 5. Nitrat, karbonat dan borat,
 Concretionary. Bergerombol pada merupakan kombinasi antara
pusatnya seperti pada konsentrasi logam/semi‐logam dengan anion
kalsium karbonat pada tembikar. komplek, CO3 atau nitrat, NO3 atau
 Geode. Rongga pada batuan sejajar borat [BO3]. Contohnya: kalsit
dengan mineral tetapi tidak semuanya [CaCO3], niter [NaNO3], dan borak
terisi penuh. [Na2B4O5(OH)4·8H2O].
 Oolitic. Dari bahasa Yunani oon yang 6. Sulfat, kromat, molibdat, dan tungstat,
artinya telur dimana ini terbuat dari dicirikan oleh kombinasi logam
oolite yang bentuknya kecil, bulat atau dengan anion sulfat, kromat, molibdat,
Bagian 1 | Geosfer 17
dan tungstat. Contohnya: barit
(BaSO4), wolframit [(Fe,Mn)WO4]
7. Fosfat, arsenat, dan vanadat,
contohnya apatit [CaF(PO4)3],
vanadinit [Pb5Cl(PO4)3].
8. Silikat, merupakan mineral yang
jumlah meliputi 25% dari (a) (b)
keseluruhan mineral yang dikenal
atau 40% dari mineral yang umum Gambar.1.25. Contoh batuan kristalin. (a) marmer
dijumpai. Kelompok mineral ini yang monomineral, dan (b) monzonit kuarsa yang
mengandung ikatan antara Si dan O. polimineral.
Contohnya: kuarsa [SiO2], zeolit‐Na
[Na6[(AlO2)6(SiO2)30·24H2O]. Atas dasar cara terbentuknya, batuan
dapat dibedakan menjadi 3 kelom‐pok,
yaitu:
1. Batuan beku, sebagai hasil proses
1.4. BATUAN
pembekuan atau kristalisasi

magma
I Wayan Warmada, D. Hendra Amijaya
2. Batuan sedimen, sebagai hasil

proses sedimentasi
Definisi
3. Batuan metamorf, sebagai hasil

proses metamorfisme.
Batuan adalah material alam yang

tersusun atas kumpulan (agregat) mineral
Untuk membedakan ketiga jenis batuan di
baik yang terkonsolidasi maupun yang
atas secara sederhana dapat dilakukan
tidak terkonsolidasi yang merupakan
algoritma pengamatan sebagai berikut:
penyusun utama kerak bumi serta
 Bedakan apakah batuan itu terdiri
terbentuk sebagai hasil proses alam.
atas klastika/detritus atau kristal?
Batuan terbentuk dalam suatu siklus
 Jika batuan terdiri atas
proses secara alamiah (lihat kembali
klastika/detritus, dapat dipastikan
Gambar 1.2.).
sebagai batuan sedimen. Arahkan
Batuan bisa mengandung satu atau
pikiran anda ke deskripsi batuan
beberapa mineral. Sebagai contoh ada
sedimen klastik.
yang disebut sebagai monomineral rocks
(batuan yang hanya mengandung satu  Jika batuan terdiri atas kristal, amati
jenis mineral), misalnya marmer, yang apakah terdiri atas satu macam
hanya mengandung kalsit dalam bentuk mineral (mono‐mineralic) atau
granular, kuarsit, yang hanya mengandung bermacam‐macam kristal (poly‐
mineral kuarsa. Di samping itu di alam ini mineralic).
paling banyak dijumpai batuan yang  Jika batuan merupakan batuan
disebut polymineral rocks (batuan yang kristalin yang monomineralik, amati
mengandung lebih dari satu jenis lebih detail bagaimana kontak antar
mineral), seperti granit atau monzonit kristal. Apakah merupakan kontak
kuarsa yang mengandung mineral kuarsa, belahan atau kontak suture. Jika
feldspar, dan biotit. batuan yang monomineralik ini
mempunyai kontak belahan maka
dapat dipastikan sebagai batuan
sedimen non‐klastik. Kontak suture
disebabkan oleh tekanan dan reaksi
antar kristal ketika terkena proses

18 Bagian 1 | Geosfer
metamorfisme. berukuran kasar diperlukan waktu
 Jika batuan merupakan batuan pendinginan relatif lebih lama
kristalin yang polimineralik, amati dibandingkan gula yang berukuran halus.
apakah kontaknya interlocking (saling Berdasarkan kecepatan
mengunci) ataukah suture. pendinginan ini, maka batuan beku dapat
 Batugamping yang tersusun oleh dibagi menjadi 3 macam, yaitu batuan
material karbonat dimasukkan ke beku plutonik, hipabisal dan batuan beku
dalam kelompok batuan sedimen. volkanik yang berturut‐turut mempunyai
ukuran kristal dari yang paling kasar ke
Batuan Beku halus.
Urutan mineral yang terbentuk dari
Proses pembentukan kristalisasi magma seiring dengan
penurunan suhu dapat dilihat pada
Batuan beku adalah batuan yang Bowen's reaction series. Pada seri reaksi
terbentuk langsung dari pembekuan atau Bowen terdapat 2 kelompok, yaitu:
kristalisasi magma. Proses ini merupakan 1. Seri terputus (discontinuous series),
proses perubahan fase dari fase cair dimana mineral yang terbentuk
(lelehan, melt) menjadi fase padat, yang mempunyai struktur kristal dan
akan menghasilkan kristal‐kristal mineral komposisi yang berbeda‐beda
primer atau gelas. Proses pembekuan 2. Seri berkesinambungan (continuous
magma (temperatur dan tekanan) akan series), dimana mineral yang
sangat berpengaruh terhadap tekstur dan terbentuk mempunyai struktur kristal
struktur primer batuan, sedangkan yang sama, namun komposisi kimia
komposisi batuan sangat dipengaruhi oleh penyusunnya yang berbeda.
sifat magma asal.
Karakteristik tekstur dan struktur Akhirnya pada cairan magma akan
pada batuan beku sangat dipengaruhi oleh tersisa silika, potasium dan sodium yang
waktu dan energi kristalisasi. Apabila akan kemudian akan membentuk mineral‐
terdapat cukup energi dan waktu mineral K‐feldspar, muskovit dan kuarsa.
pembentukan kristal maka akan terbentuk Batuan beku berdasarkan atas genesa
kristal berukuran besar, sedangkan bila dapat dibedakan menjadi batuan beku
energi pembentukan rendah akan intrusif, yang terbentuk di bawah
terbentuk kristal yang berukuran halus. permukaan bumi, dan batuan beku
Bila pendinginan berlangsung sangat ekstrusif, yang membeku di atas
cepat, maka kristal tidak sempat permukaan bumi. Batuan beku ekstrusif
terbentuk dan cairan magma akan masih dapat dibagi menjadi dua macam,
membeku menjadi gelas. Proses ini sangat yaitu batuan aliran (efusif) dan ledakan
identik dengan pembuatan gula pasir, di (eksplosif).
mana untuk membuat gula yang

Bagian 1 | Geosfer 19
Gambar.1.26. Seri reaksi Bowen

 Equigranular, mempunyai ukuran
Deskripsi batuan kristal yang relatif seragam. Sering
dipisahkan menjadi idiomorfik
Pengamatan fisik. Pengamatan fisik yang granular (kristal berbentuk
perlu diamati adalah warnanya saja. euhedral), hypidiomorfik granular
Warna dapat mencerminkan proporsi (kristal berbentuk subhedral) dan
kehadiran mineral terang (felsik) allotriomorfik granular (kristal
terhadap mineral berwarna gelap (mafik). berbentuk anhedral).
Dari pengamatan warna ini, dapat  Inequigranular (porfiritik),
memberikan penafsiran kepada tipe mempunyai ukuran kristal yang
batuan asam, menengah, basa dan tidak seragam. Kristal yang relatif
ultrabasa. Batuan beku asam memiliki lebih besar disebut sebagai
warna relatif lebih terang dibandingkan fenokris (kristal sulung), yang
dengan batuan beku menengah atau basa. terbentuk lebih awal. Sedangkan
kristal yang lebih halus disebut
Pengamatan tekstur. Pengamatan sebagai massa dasar.
tekstur meliputi, tingkat kristalisasi,  Afanitik, jika batuan kristalin
keseragaman kristal dan ukuran kristal mempunyai ukuran kristal yang
yang masing‐masing dapat dibedakan sangat halus dan jenis mineralnya
menjadi beberapa macam. tidak dapat dibedakan dengan kaca
pembesar.
A. Tingkat kristalisasi
 Holokristalin, seluruhnya terdiri C. Ukuran kristal
atas kristalin  <1 mm halus
 Holohyalin, seluruhnya terdiri atas  1 ‐‐ 5 mm sedang
gelas  >5 mm kasar
 Hypohyalin, sebagian kristal dan
sebagian gelas.

B. Keseragaman kristal

20 Bagian 1 | Geosfer
Gambar.1.27. Komposisi mineral pada batuan beku.

Pengamatan komposisi. Mineral pada Pengamatan struktur. Struktur pada
batuan beku dapat dikelompokkan batuan beku adalah kenampakan
menjadi mineral utama dan mineral hubungan antara bagian‐bagian batuan
asesori. Mineral utama merupakan yang berbeda. Struktur ini sangat penting
mineral yang dipakai untuk menentukan di dalam menduga karakteristik
nama batuan berdasarkan komposisi keteknikan, misalnya pada batuan beku
mineralogi, karena kehadirannya pada yang berstruktur kekar tiang (columnar
batuan melimpah. Contoh: ortoklas, joint) akan mempunyai karakteristik
plagioklas, kuarsa, piroksen dan olivin. keteknikan yang berbeda dengan batuan
Mineral asesori adalah mineral yang beku yang berstruktur kekar lembaran
keberadaannya pada batuan tidak (sheeting joint). Kedua struktur ini hanya
melimpah, namun sangat penting dalam dapat diamati di lapangan. Macam‐macam
penamaan batuan, misalnya biotit atau struktur yang sering dijumpai pada
hornblende pada granit biotit atau granit batuan beku adalah:
hornblende.  Masif, bila batuan pejal tanpa
retakan aau lubang gas
Mineral yang sangat halus,  Teretakkan, bila batuan
misalnya pada batuan yang bertekstur mempunyai retakan (kekar tiang
afanitik, cukup disebutkan kelompok atau kekar lembaran)
mineralnya saja, misalnya mineral felsik,  Vesikuler, bila terdapat lubang gas
intermediat atau mineral mafik. Contoh:  Skoriaan, jika lubang gas tidak
Riolit tersusun oleh mineral felsik. saling berhubungan
 Pumisan, jika lubang gas saling
berhubungan
 Aliran, bila ada kenampakan aliran

Bagian 1 | Geosfer 21
pada orientasi lubang gas Batuan Sedimen
 Amigdaloidal, bila lubang gas terisi
oleh mineral sekunder. Proses pembentukan
Penamaan. Penamaan batuan beku
secara sederhana dapat didasarkan pada Batuan sedimen adalah batuan
tekstur dan komposisi mineralnya (lihat yang terbentuk karena proses
Gambar 1.28). Selain itu terdapat pula sedimentasi, yang meliputi pelapukan,
penamaan secara lebih detail dengan erosi, transportasi dan deposisi
menambahkan nama mineral yang (pengendapan). Proses pelapukan yang
mendominasi. terjadi dapat berupa pelapukan fisik


Gambar.1.28. Penamaan batuan beku.


22 Bagian 1 | Geosfer
Gambar.1.29 . Contoh batuan beku (Sumber: Petrography.net)

maupun pelapukan kimia. Proses erosi dimasukkan dalam klasifikasi
dan transportasi terutama dilakukan oleh batugamping.
media air dan angin. Proses pengendapan
terjadi jika energi transport sudah tidak Deskripsi batuan
mampu mengangkut detritus tersebut.
Material yang lepas ini akan diubah Pengamatan fisik. Pengamatan fisik
menjadi batuan dengan proses diagenesis meliputi pengamatan warna dan derajat
dan litifikasi, yang termasuk di dalamnya kompaksi. Warna batuan sedimen dapat
kompaksi dan sementasi. mencerminkan komposisi dominan atau
Secara umum batuan sedimen jenis semen penyusunnya, misalnya
dapat dibedakan menjadi dua golongan batuan sedimen yang berukuran pasir
besar berdasarkan cara pengendapannya, berwarna kuning atau kemerahan dapat
yaitu batuan sedimen klastik dan non‐ diduga bahwa batuan tersebut disemen
klastik. Batuan sedimen klastik tersusun oleh material yang tersusun oleh oksida
atas butiran‐butiran (klastika) yang besi.
terbentuk karena proses pelapukan secara
mekanis dan banyak dijumpai mineral‐ Pengamatan tekstur. Tekstur batuan
mineral alogenik. sedimen adalah segala kenampakan yang
Mineral‐mineral alogenik adalah berhubungan dengan butiran
mineral yang tidak terbentuk pada penyusunnya, seperti ukuran butir,
lingkungan sedimentasi atau pada saat bentuk butir, hubungan antar butir
sedimentasi terjadi. Mineral ini berasal (kemas). Secara umum tekstur batuan
dari batuan asal yang telah mengalami sedimen dapat dibedakan menjadi 2
transportasi dan kemudian terendapkan macam, yaitu klastik dan non‐klastik. Pada
pada lingkungan sedimentasi. Pada tekstur klastik, yang diamati meliputi:
umumnya berupa mineral yang  Ukuran butir yang dapat dipisahkan
mempunyai resistensi tinggi, seperti berdasarkan skala Wentworth, seperti
kuarsa, plagioklas, hornblende, garnet dan bongkah (>256 mm), berangkal (64‐‐
biotit. Batuan sedimen yang komposisinya 256 mm), kerakal (4‐‐64 mm), kerikil
terutama dari mineral‐mineral tersebut (2‐‐4 mm), pasir (0,063‐‐2 mm), lanau
bisa disebut juga batuan sedimen (0,004‐‐0,063 mm) dan lempung (<
silisiklastik. 0,004 mm). Campuran dari lanau dan
Batuan sedimen non‐klastik, lempung disebut sebagai lumpur
terbentuk karena proses pengendapan (mud).
secara kimiawi dari larutan maupun hasil  Sortasi (pemilahan) dapat berupa
aktivitas organik dan umumnya tersusun sortasi baik, jika besar butiran
oleh mineral‐mineral autigenik. Mineral‐ penyusunnya relatif sama dan sortasi
mineral autigenik adalah mineral yang buruk, jika besar butiran
terbentuk pada lingkungan sedimentasi, penyusunnya tidak sama.
seperti gipsum, anhidrit, kalsit dan halit.  Bentuk butir dibedakan atas bentuk
Batugamping juga termasuk dalam menyudut (angular) dan membundar
batuan sedimen. Batugamping bersifat (rounded) serta menyudut/membulat
khusus, karena dapat berupa sedimen tanggung (sub‐angular atau
klastik ataupun nonklastik. Batugamping subrounded).
dapat terbentuk oleh hasil rombakan dari  Kemas dibedakan menjadi 2 macam,
terumbu (reef) ataupun hasil presipitasi yaitu kemas terbuka (matrix
kimia larutan yang mengandung karbonat. supported), jika butiran yang
Pada dasarnya batuan sedimen yang berukuran besar (fragmen) tidak
komposisi utamanya adalah CaCO3 saling bersentuhan atau mengambang

Bagian 1 | Geosfer 23
dalam matrik. Kemas tertutup (class bedding), yang dicirikan oleh
supported) jika butiran penyusunnya perubahan ukuran butiran pada satu
saling bersentuhan satu sama lain. bidang perlapisan. Masif, apabila tidak
dijumpai lapisan atau laminasi.
Pada batuan sedimen yang berukuran
>2 mm, masih dapat dideskripsi lebih
detail mengenai fragmen (butiran yang
lebih besar dari ukuran pasir), matrik
(butiran yang berukuran lebih kecil dari
fragmen dan diendapkan bersama‐sama
fragmen), dan semen (material halus yang
menjadi pengikat antara matrik dan
fragmen.
Semen dapat berupa silika, karbonat,
sulfat, atau oksida besi. Pada batuan yang
Gambar.1.30. Contoh batuan sedimen berlapis
bertekstur non‐klastik umumnya
berupa perselingan batupasir dan batulanau
memperlihatkan kenampakan mozaik dari (Sumber: S.S. Surjono).
kristal penyusunnya. Kristal penyusun
biasanya terdiri dari satu macam mineral
(monomineralik), seperti gipsum, kalsit, Pengamatan komposisi. Pengamatan
dan anhidrit. Macam‐macam tekstur non‐ komposisi pada batuan sedimen lebih
klastik adalah: kompleks daripada pada batuan beku,
 Amorf : berukuran lempung/koloid karena batuan sedimen dapat tersusun
 Oolitik : kristal berbentuk bulat yang oleh fragmen batuan maupun mineral.
berkumpul, ukurannya 0,25‐‐2 mm Namun pada pengamatan komposisi yang
 Pisolitik : sama seperti oolitik, ukuran ditekankan cukup pada pengamatan
butir kristalnya > 2 mm. komposisi fragmen dan semen. Fragmen
dapat berupa butiran mineral yang
Pengamatan struktur. Struktur pada berukuran lebih dari 2 mm maupun
batuan sedimen sangat penting baik untuk batuan lain (beku, sedimen, dan
geologi maupun geologi teknik. Pada metamorf).
analisis geologi struktur ini dapat Semen biasanya tersusun oleh
digunakan untuk menganalisis kondisi mineral‐mineral berukuran halus, seperti
tektonik dari daerah dimana batuan lempung, gipsum, karbonat, oksida besi
sedimen tersebut dijumpai. Di samping itu dan/atau silika. Jenis semen ini akan
pada bidang batas struktur sedimen berpengaruh terhadap karakteristik
secara keteknikan merupakan bidang keteknikan dari batuan sedimen. Batuan
lemah. Macam struktur sedimen yang yang tersemen silika akan mempunyai
dapat dijumpai, misalnya: karakteristik keteknikan yang lebih baik
 Perlapisan atau laminasi sejajar, daripada batuan yang tersemen karbonat.
bentuk lapisan yang pada awalnya Jenis semen ini bisa diperkirakan dengan
terbentuk secara horizontal. Posisi menggunakan alat bantu, misalnya HCl
lapisan ini dapat berubah jika terkena untuk menentukan hadirnya material
proses tektonik, misalnya perlapisan karbonat. Semen gipsum biasanya
miring atau terkena patahan. mempunyai warna hampir sama dengan
 Perlapisan silang‐siur, perlapisan karbonat, hanya tidak bereaksi dengan
batuan saling potong‐memotong pada HCl. Semen oksida besi biasanya berwarna
skala kecil, biasanya melengkung. kuning atau merah, sedangkan semen
 Perlapisan bergradasi (graded silika biasanya sangat keras.
24 Bagian 1 | Geosfer
Batugamping dapat tersusun oleh mineral kuarsa maka batuan sedimen
apa yang disebut Skeletal grains (partikel tersebut bisa dinamakan batupasir kuarsa.
dari organisme tertentu), carbonate grains Untuk batuan sedimen yang
(butir‐butir mineral karbonat), other fragmennya berukuran bongkah,
minerals (fosfat, glaukonit, dll) dan penamaan juga dilihat dari bentuk
carbonate cement (semen karbonat). butirnya. Jika bentuk butirnya membulat

Tabel. 1.1. Jenis partikel rombakan (detrital) dalam sedimen silisiklastik (Tucker, 1991 dengan
modifikasi)

Jenis Partikel Keterangan
Fragmen batuan bisa berupa:
- butir batuan sedimen & meta sedimen
(batulempung, batulanau, sekis mika, pelite, dll)
- butir batuan sedimen silikaan (misal: chert)
- butir batuan beku / batuan metamorf
Kuarsa paling umum ditemukan oleh karena merupakan mineral
yang paling stabil dalam kondisi sedimentasi
Feldspar - memiliki stabilitas mekanis & kimiawi yang
lebih rendah dari kuarsa
- potasium feldspar, ortoklas dan mikroklin lebih
umum ditemukan daripada plagioklas
Mika dan lempung - merupakan komponen utama dalam mudrocks
- biotit dan muskovit bisa ditemukan dalam
sedimen halus berupa lembaran-lembaran
- kelompok mineral lempung yang umum
ditemukan berupa kaolinit, illite, klorit, smektit
Mineral berat - merupakan mineral asesoris (umumnya <1%
fraksi) dengan BJ > 2,9 (BJ kuarsa dan feldspar
= 2,6)
- dapat berupa mineral non opak (apatit, epidot,
garnet, rutil, staurolit, turmalin, zircon,dll) dan
mineral opak (ilmenit, magnetit, dll)
Partikel lainnya dapat berupa partikel karbonat, fosil, fosfat, dll

maka disebut konglomerat, jika
Penamaan. Penamaan batuan sedimen meruncing disebut breksi.
silisiklastik secara sederhana adalah Penamaan batugamping secara
dengan berdasarkan ukuran butirnya. sederhana dapat berdasarkan ukuran
Sebagai contoh jika berukuran butir pasir butirnya. Jika berukuran butir pasir maka
maka dinamakan batupasir. Penamaan ini dinamakan kalkarenit, jika ukuran
bisa dikombinasi dengan berbagai macam butirnya lebih halus dari pasir disebut
parameter, misalnya komposisi. Sebagai kalsilutit dan jika lebih kasar dari pasir
contoh, apabila batuan tersebut disebut kalsirudit.
berukuran butir pasir dan didominasi oleh

Bagian 1 | Geosfer 25

Gambar.1.31. Klasifikasi batugamping berdasarkan tekstur.

Selain itu penamaan dapat pula patahan. Proses yang terjadi adalah
berdasarkan teksturnya, yaitu dengan perubahan mekanis pada batuan, tidak
melihat perbandingan jumlah butiran dan terjadi rekristalisasi kecuali pada tingkat
matriks yang ada. filonitik. Mineral yang umum dijumpai
pada batuan metamorf adalah kuarsa,
Batuan metamorf garnet, kalsit, feldspar, mika, dan amfibol.

Proses pembentukan Deskripsi

Batuan metamorf adalah batuan Pengamatan fisik. Pengamatan fisik pada
yang terbentuk oleh proses metamorfosa batuan metamorf meliputi pengamatan
pada batuan yang telah ada sebelumnya warna batuan. Warna batuan dapat
sehingga mengalami perubahan komposisi mencerminkan ukuran butiran. Warna
mineral, struktur, dan tekstur tanpa yang gelap cenderung mempunyai ukuran
mengubah komposisi kimia dan tanpa butiran yang halus yang tersusun oleh
melalui fase cair. Proses ini merupakan mineral‐mineral mika yang berukuran
proses isokimia (tidak terjadi halus. Warna yang terang biasanya
penambahan unsur‐unsur kimia pada tersusun oleh kuarsa atau karbonat.
batuan), yang disebabkan oleh perubahan
suhu, tekanan dan fluida, atau variasi dari Pengamatan tekstur. Pengamatan
ketiga faktor tersebut. Secara umum tekstur pada batuan metamorf relatif
terdapat tiga macam tipe metamorfosa, hampir sama dengan pada batuan beku,
yaitu: Metamorfosa termal, yang karena sama‐sama terdiri atas kristal.
disebabkan oleh adanya kenaikan suhu Macam‐macam pengamatan tekstur pada
akibat terobosan magma atau lava. Proses batuan metamorf adalah sebagai berikut:
yang terjadi adalah rekristalisasi dan Tektstur berdasarkan bentuk individu
reaksi antara mineral dan larutan kristal: idioblast (jika mineral
magmatik serta penggantian dan penyusunnya dominan berbentuk
penambahan mineral. Metamorfosa euhedra), hypidioblast (jika mineral
regional, terjadi pada daerah yang luas penyusunnya berbentuk anhedra).
akibat pembentukan pegunungan.
Perubahan terutama disebabkan dominan Berdasarkan bentuk mineral, tekstur
oleh tekanan. Metamorfosa dinamik, yang batuan metamorf dapat dibagi menjadi:
terjadi pada daerah yang mengalami  lepidoblastik, terdiri dari mineral
dislokasi atau deformasi intensif akibat berbentuk tabular seperti mika

26 Bagian 1 | Geosfer
 nematoblastik, terdiri dari mineral termal, dimana butiran mineralnya
berbentuk prismatik, seperti berukuran relatif seragam; batuannya
hornblende/amfibol disebut hornfels tersusun oleh
 granoblastik, terdiri dari mineral yang polimineralik], kuarsit [tersusun dominan
berbentuk granular, anhedra, dengan oleh kuarsa], dan marmer [tersusun oleh
batas‐batas suture, dan kalsit]), cataclastic (terbentuk karena
 porfiroblastik, terdiri dari mineral‐ metamorfosa kataklastik, misalnya akibat
mineral yang berukuran tidak patahan; nama batuannya adalah
seragam, beberapa mineral kataklasit), mylonitic (mirip dengan
ditemukan berukuran lebih besar kataklastik, tetapi mineral penyusunnya
daripada yang lain berukuran halus dan dapat dibelah seperti
skis; nama batuannya disebut milonit),
Pengamatan struktur. Struktur pada dan pyllonitic (struktur ini mirip dengan
batuan metamorf lebih penting daripada milonitik, tetapi sudah mengalami
tekstur, karena merupakan dasar dari rekristalisasi sehingga menunjukkan kilap
penamaan batuan metamorf. Struktur ini sutera; nama batuannya disebut filonit)
dapat dibagi mennjadi dua, yaitu struktur
foliasi dan struktur non‐foliasi. Struktur Pengamatan komposisi. Komposisi
foliasi adalah struktur paralel yang mineral pada batuan metamorf hampir
disebabkan oleh adanya penjajaran sama dengan pada batuan beku atau
mineral‐mineral penyusunnya. Umumnya sedimen non‐klastik. Perbedaannya jenis
tersusun oleh mineral‐mineral pipih mineralnya lebih kompleks karena
dan/atau prismatik, seperti mika, merupakan hasil rekristalisasi dari
horblende atau piroksen. Struktur foliasi mineral‐mineral pada batuan asalnya.
dapat dibedakan menjadi: Komposisi mineral pada batuan metamorf
 slaty cleavage, yaitu adanya bidang‐ berfoliasi biasanya polimineralik,
bidang belah yang sangat rapat, sedangkan pada non‐foliasi biasanya
teratur dan sejajar; batuannya disebut monomineralik, kecuali hornfels.
slate/batusabak
 phyllitic, hampir sama dengan slaty Penamaan. Penamaan batuan metamorf
cleavage, tetapi tingkatannya lebih secara sederhana dapat
tinggi daripada batu sabak, sudah
terlihat adanya pemisahan mineral
pipih dan dan mineral granular;
batuannya disebut filit
 schistosic, adanya penjajaran mineral‐
mineral pipih yang menerus dan tidak
terputus oleh mineral granular;
batuannya disebut sekis
 gneissic, adanya penjajaran mineral‐
mineral granular yang berselingan
dengan mineral‐mineral prismatik,
mineral pipih memiliki orientasi tidak
menerus; batuannya disebut gneis.

Struktur non‐foliasi dicirikan oleh
tidak adanya penjajaran mineral pipih
atau prismatik. Struktur ini terdiri atas
hornfelsic (dibentuk oleh metamorfosa
Bagian 1 | Geosfer 27
Gambar.1.31. Penamaan batuan metamorf (Sumber: msnucleus.org)

didasarkan pada struktur dan tekstur 1.5. STRATIGRAFI
(lihat Gambar 1.31.).
M. Indra Novian

Definisi

Stratigrafi menurut Grabau (1913
dalam Krumbein & Sloss, 1963) adalah
bagian inorganic dari sejarah geologi atau
perkembangan sepanjang umur geologi
dari batuan penyusun bumi atau litosfer.
(a) (b) Hal ini merefleksikan definisi dari
stratigrafi sebagai cabang ilmu geologi
Gambar.1.32. Contoh batuan metamof. (a) yang mempelajari tentang deskripsi,
slate/batusabak dan (b) gneis. pengelompokan dan pengklasifikasian
dari batuan‐batuan yang tersrata.
Secara garis besar subjek dari
stratigrafi terbagi atas dua bagian yaitu

28 Bagian 1 | Geosfer
stratigrafi fisik dan biostratigrafi. Dalam (Inggris) pada akhir abad tujuh belas
bab ini hanya akan dibahas stratigrafi fisik Anggapan mengenai fosil sebagai ciptaan
dan komponen‐komponen pendukungnya. atau gambaran setan dibantah dan
Aspek biologi dan paleontologi akan diterangkan bahwa fosil merupakan sisa
sedikit disinggung pada bab ini sebagai organisme yang terawetkan dan berguna
aspek pendukung untuk memahami dalam kronologi urutan batuan.
stratigrafi.
- Johann Gottlob Lehmann (Jerman)
Kolom Stratigrafi 1719 ‐ 1767
Lehmann (1956) membagi batuan yang
Perkembangan batuan penyusun ada pada kerak bumi ke dalam 3
bumi dari waktu ke waktu dapat diketahui kategori yaitu :
dengan mengurutkan batuan‐batuan yang 1. Batuan kristalin yang tidak
ada di seluruh bumi.. Agar informasi mengandung fosil dan berasal dari
tentang batuan yang terkumpul tersebut proses kimiawi karena tidak
dapat maksimal maka batuan tersebut adanya bukti kehidupan dan
diurutkan dalam suatu kolom stratigrafi disebut sebagai batuan primitif.
tiap daerah. Masing‐masing kolom 2. Batuan sekunder, berlapis,
stratigrafi terbagi lagi menjadi beberapa mengandung fosil dan material
unit yang mempunyai ciri tersendiri dan batuan lebih tua yang tererosi.
jelas posisinya dalam sejarah geologi 3. Alluvial, material lepas
daerah tersebut. Berikutnya kolom berukuran pasir dan gravel.
stratigrafi tiap daerah dikorelasikan
(dihubungkan) dengan kolom stratigrafi - Giovanni Arduino (Itali) 1714 ‐ 1767
daerah lain sehingga didapatkan kolom Arduino membagi batuan menjadi tiga
stratigrafi regional – seluruh bumi. batuan (jaman) yaitu batuan primitif,
Unit‐unit dalam kolom stratigrafi batuan sekunder dan batuan tersier.
tidak serta merta menjadi bentuk seperti
sekarang. Perkembangan unit‐unit dalam - Georg Christian Fuchsel (Jerman)
kolom stratigrafi tidak lepas dengan Fuchsel telah membagi batuan di atas
perkembangan pemikiran dari masa ke batuan kristalin pada pegunungan Harz
masa. Pada abad pertengahan, dari masa dan hutan Thuringian menjadi delapan
kegelapan (dark ages) – pertengahan abad formasi. Tiap formasi mempunyai ciri
delapan belas, semua sedimen yang ada di litologi dan paleontologi serta umur
muka bumi dianggap sebagai hasil dari yang berbeda.
banjir pada masa Nabi Nuh. Fosil yang ada
dalam batuan sedimen adalah hasil ‐ Abraham Gottlob Werner
ciptaan atau gambaran setan (makhluk Pada tahun 1790 Werner memodifikasi
terkutuk). klasifikasi Lehmann menjadi :
Pada masa‐masa berikutnya 1. Urgebirge (seri primitif) tersusun
anggapan‐anggapan dan takhayul oleh batuan‐batuan beku intrusif
mengenai batuan sedimen dan fosil dan metasedimen tingkat tinggi
tersebut di bantah oleh beberapa ilmuwan yang dianggap sebagai batuan yang
seiring berkembangnya pemikiran dan pertama kali terbentuk dari hasil
ilmu pengetahuan, yaitu : presipitasi kimia asal dari
samudera.
A. Periode Abad Pertengahan 2. Ubergangsgebirge (seri transisi)
tersusun oleh batugamping
‐ Nicolaus Steno (Itali) dan Hooke bergelombang, dike dan sill,

Bagian 1 | Geosfer 29
greywacke yang tebal. Batuan‐ menghasilkan konsep uniformitarianism
batuan ini dianggap sebagai batuan dan menurunkan ungkapan terkenal
yang pertama kali terendapkan yaitu ”the present is the key to the past”.
dalam samudera. Batuan seri ini Hutton juga menjumpai bahwa lapisan
dan seri primitif dijumpai di sedimen yang terbentuk pertama kali
seluruh dunia. akan tertutup oleh lapisan‐lapisan
3. Flotzbirge (seri berlapis/ berikutnya. Konsep ini dikenal sebagai
sekunder) sebagian besar tersusun konsep superposisi.
oleh batuan berlapis‐berfosil dan
beberapa batuan yang terjebak - William Smith (Inggris)
diantaranya. Berasal dari Pada saat melakukan penggalian untuk
pegunungan diluar samudera yang pembuatan kanal dan jalan, Smith
merupakan hasil erosi yang menghasilkan kolom stratigrafi yang
diendapkan pada bagian sayap/ terbagi ke dalam beberapa unit batuan.
tepian dari pegunungan. Unit batuan tersebut dapat dikenali dari
4. Aufgeschwemmte (alluvial/ tersier ciri litologi dan kelimpahan fosil.
seri) tersusun oleh material lepas
berukuran pasir, grael, dan - Charles Lyell
lempung yang terbentuk di Dalam bukunya Principle of Geology
permukaan yang terbit pada 1833 Lyell
5. Seri Volcanik tersusun oleh lava memperkenalkan kolom stratigrafi.
muda yang berasosiasi dengan Kolom stratigrafi tersebut mengadopsi
kawah gunungapi. unit batuannya Smith yang
Karena semua batuan dan mineral yang dikelompokkan menjadi grup. Beberapa
terbentuk dihubungkan dengan grup bergabung menjadi satu periode.
samudera atau terbentuk di laut maka Penamaan periode masih menggunakan
konsep dari Werner dikenal sebagai terminologi dari Werner yaitu primer,
Konsep Neptunian. sekunder dan tersier.

B. Periode Pramodern C. Periode Modern

- James Hutton (Skotlandia) Pada periode modern kolom
Hutton merubah konsep Neptunian stratigrafi disusun berdasarkan berbagai
menjadi Plutonian. Batuan beku yang aspek batuan, baik fisik, biologi dan
menurut Werner merupakan hasil kimiawi. Sebagai contoh aspek kimiawi
presipitasi kimia di lautan ternyata batuan berupa pendeteksian umur batuan
menurut Hutton merupakan hasil berdasarkan waktu peluruhan material
pembekuan dari material yang radioaktif yang terkandung dalam batuan.
terpanaskan di dalam bumi. Teknik ini disebut sebagai pertanggalan
Hutton juga mendapati kenyataan absolut. Teknik ini sangat berguna dalam
bahwa sedimen yang terendapkan pada korelasi kolom stratigrafi dan skala waktu
masa lalu mempunyai kemiripan dengan geologi yang lebih universal (Gambar 1.
sedimen‐sedimen yang terendapkan 33).
pada masa kini. Hal ini yang

30 Bagian 1 | Geosfer

Gambar 1.33. Skala waktu geologi.

1. Hukum uniformitarianism (James
Sebelum mengenal pertanggalan Hutton, 1927 – 1979)
absolut, untuk menghasilkan kolom 2. Hukum original horizontality
stratigrafi yang baik maka terlebih dahulu (Nicolaus Steno, 1669)
batuan yang tersingkap diurutkan 3. Hukum superposisi (Nicolaus
pembentukannya satu terhadap yang lain Steno, 1669)
berdasarkan hukum‐hukum dasar 4. Hukum lateral continuity (Nicolaus
stratigrafi (Rahardjo, 2003). Hukum‐ Steno, 1669)
hukum tersebut adalah : 5. Hukum lateral acretion (Johannes
Walther 1894)

Bagian 1 | Geosfer 31
6. Hukum cross‐cutting relationship gaya tektonik aktif yang
(Nicolaus Steno, 1669) menyebabkan batuan tidak lagi
7. Hukum inklusi horisontal. Pada kenyataannya
8. Hukum strata identified by fosssil banyak lapisan batuan yang sejak
(William Smith) awal pembentukannya sudah
9. Hukum biotic succession (Abbe mempunyai kemiringan, contohnya
Giroud‐de Soulavie) endapan‐endapan atau batuan
yang terbentuk di sekitar tubuh
1. Hukum uniformitarianism gunungapi strato dan pada suatu
Hukum ini berbunyi proses geologi lereng bawah laut.
yang berlangsung pada masa ini juga
bekerja pada masa lalu. Intensitas 3. Hukum superposisi
masing‐masing proses geologi tersebut Hukum superposisi menyatakan
bisa sama, lebih kecil atau lebih besar. bahwa dalam kondisi normal (tidak
Contoh proses geologi dan hasilnya mengalami gangguan) batuan yang
adalah ; lebih dulu terbentuk akan ditutup
- Jika pada masa kini dijumpai oleh batuan‐batuan yang terbentuk
letusan gunungapi yang sebelumnya. Dalam suatu kolom
menghasilkan endapan piroklastik litologi atau stratigrafi batuan yang
maka pada masa lalu juga dapat berada di bawah adalah batuan
dijumpai letusan gunungapi yang yang tertua sedangkan batuan yang
menghasilkan batuan piroklastik. teratas merupakan batuan
- Jika pada masa kini dijumpai koral termuda.
penyusun reef (terumbu karang) Apabila urutan batuan tersebut
hidup di laut dangkal. Apabila telah mengalami gangguan
dijumpai batuan yang tersusun tektonik sehingga mengalami
oleh batugamping koral di puncak pemiringan dan perlipatan maka
bukit maka dapat kita belum tentu batuan yang terbawah
interpretasikan bahwa pada saat merupakan yang tertua atau yang
pembentukan batuan tersebut teratas merupakan batuan
lingkungan pengendapannya termuda. Perlu metode facing
berupa laut dangkal. untuk menentukan batuan mana
yang tua dan mana yang muda.
2. Hukum original horizontality Facing dapat dilakukan dengan
Sedimen yang membentuk batuan melihat gradasi tekstur batuan dan
menurut hukum ini akan struktur sedimen batuan seperti
terakumulasi dalam lingkungan sole‐top mark, cross bedding, serta
pengendapan (cekungan) fosil jejak. Lihat sub bab struktur
mengikuti gaya gravitasi, dengan sedimen.
bentuk bawah lapisan mengikuti
morfologi dasar cekungan dan 4. Hukum lateral continuity
bagian permukaan datar/ Pada suatu urutan batuan dalam
horisontal. Ke arah tepian kondisi normal, lapisan batuan
cekungan lapisan akan berbentuk akan melampar ke semua arah
baji. secara lateral. Makin jauh dari
Sebagai implikasinya apabila sumber material sedimen
lapisan telah mempunyai pembentuk batuan maka makin
kemiringan maka dapat dikatakan tipis lapisan batuan yang dijumpai
lapisan tersebut sudah mengalami atau bahkan lapisan batuan

32 Bagian 1 | Geosfer
tersebut tidak dijumpai lagi. Sebagai contoh suatu tubuh batuan
Pembajian dapat dijumpai pada sedimen yang terpotong oleh
tepian cekungan. batuan beku intrusi. Batuan
sedimen akan mempunyai umur
5. Hukum lateral accretion relatif lebih tua dibandingkan
Johannes Walther (1894 dalam dengan batuan beku intrusi yang
Selley, 1985) menyatakan memotongnya.
hubungan antara fasies dengan Contoh lain adanya lipatan batuan
lingkungan pengendapan yang sedimen yang terpatahkan. Jika
berbunyi “dalam keadaan tidak diurutkan proses terjadinya maka
terganggu suatu urutan vertikal batuan sedimen akan terbentuk
fasies batuan akan mencerminkan paling awal kemudian batuan
pelamparan lateral dari lingkungan tersebut terlipatkan baru
yang membentuk fasies tersebut”. kemudian terpatahkan.
Dari pernyataan di atas yang
kemudian dikenal sebagai Hukum 7. Hukum inklusi
Walther diturunkan hukum lateral Batuan yang meng‐inklusi selalu
accretion. Selain merupakan lebih tua dari batuan yang di‐
turunan dari Hukum Walther, inklusi. Sebagai contoh apabila ada
hukum lateral accretion ini juga fragmen batupasir pada tubuh
merupakan koreksi dan batuan beku granit maka batupasir
penyempurnaan dari hukum bertindak sebagai inklusi, artinya
original horizontality. batupasir berumur lebih tua dari
Dalam hukum ini dinyatakan granit. Sebaliknya apabila pada
bahwa dalam pengendapan normal tubuh batupasir dijumpai fragmen‐
maka perlapisan batuan akan fragmen granit maka granit
mengalami pertumbuhan ke arah berumur lebih tua dari batupasir.
lateral daripada ke arah vertikal.
Pembajian lapisan batuan tidak 8. Hukum strata identified by fossil
hanya dijumpai pada tepian Seperti telah disebutkan
cekungan pengendapan tetapi juga sebelumnya bahwa pada saat
dijumpai pada dasar cekungan. melakukan penggalian untuk
Dampak dari hukum ini adalah proyek pembuatan kanal dan jalan,
lapisan batuan yang lebih tua Smith menghasilkan kolom
tidaka selalu dijumpai di bawah stratigrafi daerah tersebut yang
lapisan yang lebih muda. Batuan terbagi ke dalam beberapa unit
yang lebih tua dapat dijumpai lebih batuan. Tiap unit batuan satu
bawah, sejajar bahkan berada di dengan yang lain dapat dikenali
posisi yang lebih atas dari batuan dan dipisahkan berdasarkan ciri
yang lebih muda. litologi dan kelimpahan fosil.
Berdasarkan hal tersebut Smith
6. Hukum cross‐cutting relationship mengambil kesimpulan bahwa tiap
“Sesuatu” yang dipotong akan perlapisan batuan tertentu dapat
mempunyai umur lebih tua dipisahkan dari lapisan batuan
dibanding dengan yang memotong. lainnya berdasarkan kandungan
Sesuatu disini dapat berupa batuan fosilnya.
atau struktur geologi seperti sesar
(patahan) dan lipatan.

Bagian 1 | Geosfer 33
9. Hukum biotic succession untuk dapat memecahkan suatu tanda
Hukum ini didasarkan pada hasil tanya yang sangat besar, bagaimana bumi
penelitian seorang ilmuwan yang kita tempati sekarang terbentuk.
Prancis yaitu Abbe Giraud‐de Beberapa hipotesa muncul di awal
Soulavie. Di dalam penelitiannya ia beberapa abad yang lalu, yang
menemukan bahwa pada batuan mengasumsikan bahwa matahari menjadi
yang berurutan akan dijumpai bintang yang berdiri sendiri hingga
kandungan fosil yang secara adanya proses bersinggungan dengan
vertikal mengalami pergantian bintang‐bintang yang lain. Selama proses
yang bersifat sistematis dan tidak ini, tekanan gelombang pasang terbentuk
dapat berulang kembali. oleh tarikan bintang yang berpapasan
dengan matahari sehingga beberapa
1.6. SEJARAH BUMI partikel tercabik dan terpisah dari
matahari membentuk seperti percikan
Pentatok Kuncoro yang berasal dari roda putar raksasa.
Proses selanjutnya partikel‐partikel
Definisi tersebut lambat laun bersatu membentuk
planet‐planet dan satelitnya dan sisanya
Sejarah bumi dalam cakupan geologi, yang tertinggal membentuk gugusan
adalah rekaman peristiwa geologi suatu bintang dan meteor. Dalam proses ini,
daerah yang pernah terjadi atau sistem tata surya terbentuk sebagai
berlangsung di masa lalu dalam kurun bencana tatanan bintang beberapa miliar
waktu tertentu. Catatan peristiwa tersebut tahun yang lalu (Dunbar, 1960).
terekam secara alamiah di dalam batuan Pada awalnya, teori tersebut
atau dalam suatu seri stratigrafi daerah dikembangkan oleh Chamberlin dan
tersebut, sehingga dari sejarah geologi Moulton, seorang ahli geologi dan
suatu daerah, kita dapat mempelajari astronomi dan dikenal dengan Teori
peristiwa/proses geologi yang pernah Planetisimal. Teori tersebut
berlangsung di daerah tersebut. mengasumsikan adanya tenaga eksplosif
Dalam geologi sejarah, pembahasan yang berasal dari matahari yang
tentang bumi sebagai badan angkasa mengakibatkan terlontarnya material‐
sepanjang waktu geologi meliputi material dan membentuk letupan‐letupan
perkembangan kondisi fisik berupa benua, gas pijar. Sepanjang pendinginannya,
samudera, pegunungan serta berkondensasi menjadi partikel kecil yang
pergerakannya dan perkembangan solid yang kemudian membentuk
kehidupan berupa binatang yang sudah sekumpulan meteor yang mengorbit
punah maupun yang masih ada hingga secara eliptikal terhadap matahari.
saat ini. Perkembangan tersebut terekam Partikel‐partikel solid tersebut dimana
dalam batuan yang kita jumpai saat ini planet‐planet akan terbentuk disebut
dalam bentuk batuan itu sendiri, pola atau sebagai Planetisimal. Sejumlah besar
struktur geologi yang bekerja serta planetisimal beragregasi membentuk
kandungan fosil yang ada. planet.
Modifikasi teori planetisimal
Asal Mula Bumi dikemukakan oleh Wezacker dan Kuiper.
Matahari pada awal mulanya dikelilingi
Asal mula bumi selalu menjadi oleh gas‐gas dan abu partikel‐partikel
bahan pemikiran manusia dan menjadi yang solid sampai pada batas orbit Pluto.
suatu hal yang menarik untuk Pada saat itu, matahari lebih dingin
didiskusikan. Beberapa teori dimunculkan daripada saat ini dan gugusan bintang juga

34 Bagian 1 | Geosfer
relatif lebih dingin. Kemudian gugusan pertama mendasarkan pada asumsi bahwa
bintang yang terbentuk sebagai abu gas bumi pada awalnya merupakan massa gas
yang mengelilingi dan berevolusi terhadap dan liquid yang cair yang berasal dari
matahari mengalami turbulensi, matahari yang mendingin pertama kali
membentuk solar nebula, mengalami dalam bentuk liquid dan kemudian
kondensasi jadi planetisimal, beragregasi perlahan berkembang menjadi kerak yang
jadi proto planet. kompak. Atmosfer dan hidrosfer yang
terbentuk menurut teori ini adalah
Pembentukan Atmosfer material sisa dari etmosfer primitif yang
menyelubungi bumi. Hal tersebut
Atmosfer bumi mempunyai menunjukkan bahwa bumi telah memiliki
hubungan dengan samudera, dengan atmosfer sejak awal dengan penambahan
endapan dan kerak batuan di bumi serta dan pengurangan gas sepanjang waktu.
dengan hewan dan tumbuhan di Teori yang kedua adalah berasal
Permukaan yang dibatasi oleh angkasa. dari pendapat bahwa bumi terbentuk oleh
Atmosfer sangatlah tidak berdiri sendiri kumpulan benda‐benda kecil yang disebut
dan menjadi satu kesatuan dengan bagian sebagai planetisimal dalam bentuk cair
bumi yang lain. Reaksi kimia bekerja maupun padat pada saat terakumulasi.
diantara komponen diatas serta adanya Berdasarkan teori tersebut, atmosfer
pertukaran reaksi diantaranya. Rekaman berasal dari proses “degassing” dari
perubahan atau reaksi tersebut terekam Permukaan bumi maupun reaksi kimia
pada endapan‐endapan yang terbentuk yang terjadi pada saat planetisimal yang
sepanjang waktu selama umur bumi. solid terkumpul. Atmosfer purba
Yang menjadi permasalahan adalah mendapat gas dari proses magmatis, lewat
bagaimana perubahan tersebut dapat emanasi pada gunungapi dan sumber air
terekam dan menggabungkan beberapa panas. Gas yang dikeluarkan berupa N,
data menjadi satu kesatuan. Dalam rangka CO2, He, Ar, Uap air (H2O). Jumlah dan
melengkapi data‐data tersebut, harus macam gas yang ada di atmosfer
dapat mengenali beberapa karakteristik primordial tergantung dari variasi gas
tertentu dalam batuan yang ada yang dikeluarkan bumi pada fase
hubungannya dengan kehadiran unsur‐ diferensiasi (outgassing). Nitrogen
unsur tertentu dalam atmosfer. Sebagai cenderung tinggal di atmosfer, uap air
contoh, dalam suatu perlapisan menjadi hujan membentuk laut,
sedimenkehadiran fosil hewan yang Karbondioksida bersenyawa dengan Ca
memerlukan oksigen untuk bertahan membentuk batugamping. Hidrogen dan
hidup menunjukkan bahwa atmosfer pada Helium karena ringan cenderung hilang ke
saat hewan tersebut hidup banyak ruang angkasa.
mengandung unsur oksigen. Jika
ditemukan mineral‐mineral yang Pembentukan Samudera
teroksidasi pada Jaman PreKambrium,
maka pada Jaman tersebut atmosfer Asal mula air secara umum serta
banyak mengandung oksigen pada saat pembentukan samudera sangat erat
mineral‐mineral tersebut teroksidasi. hubungannya dengan pembentukan
Bermacam‐macam hipotesa telah atmosfer bumi. Air sangat besar
dikembangkan untuk menjelaskan asal kemungkinannya muncul di bumi segera
usul atmosfer dan hidrosfer bumi. setelah adanya penurunan suhu
Hipotesa tersebut terbagi menjadi 2 Permukaan sampai pada rata‐rata suhu
bagian utama tergantung pada asusmsi air. Kita tidak dapat menentukan secara
terhadap pembentukan bumi. Bagian pasti kapan hal tersebut terjadi akan

Bagian 1 | Geosfer 35
tetapi telah ditemukan beberapa batuan tidak terlalu jauh. Akan tetapi susah untuk
sedimen yang terbentuk pada Masa Pre dilakukan korelasi bila menghubungkan
Cambrian, dengan umur yang tertua sejarah dari dua lokasi yang jaraknya
adalah 3,3 miliar tahun yang lalu. Sedimen berjauhan. Hal yang paling mungkin
tersebut mirip dengan sedimen yang dilakukan bila akan dilakukan korelasi
diendapkan oleh air pada saat ini, terhadap unit‐unit stratigrafi adalah
sehingga bisa diasumsikan bahwa pada menggunakan penanggalan radioaktif.
saat itu telah terbentuk air dalam jumlah
tertentu.
Paleozoikum

Waktu Geologi 1. Kambrium
Nama kambirum berasal dari kata
Prakambirum Cambria yang merupakan nama latin
Nama PraKambrium digunakan untuk Wales. Nama ini diusulkan pertama
sebagai bagian dari sejarah bumi yang kali oleh Adam Sedgwick, seorang ahli
menunjukkan kemunculan awal dari geologi Inggris, pada tahun 1935.
kelimpahan hewan yang terawetkan Kambrium merupakan sistem tertua yang
dalam batuan sedimen. Sedimen tersebut mengandung banyak fosil dan berumur
terbentuk pada bagian awal yang disebut 600‐500 juta tahun yang lalu dan letaknya
sebagai Periode Kambrium. tidak selaras (unconformity) di atas
PraKambrium adalah nama informal batuan Pra‐Kambrium yang tersusun atas
untuk eon‐eon pada skala waktu geologi batuan metamorf yang sudah mengalami
yang terjadi sebelum eon Fanerozoikum perlipatan sangat intensif. Sesuatu yang
saat ini. Periodenya dimulai dari khas dari batuan Kambrium adalah
pembentukan Bumi sekitar 4500 juta kelimpahan fosil yang tidak dijumpai pada
tahun yang lalu hingga evolusi hewan batuan Pra Kambrium.
makroskopik bercangkang keras, yang Kehidupan yang terjadi pada Jaman
menandai dimulainya Kambrium, periode Kambrium terbatas dan didominasi oleh
pertama dari era pertama (Paleozoikum) kehidupan air terutama laut. Sebagai
eon Fanerozoikum, sekitar 542 juta tahun contoh antara lain ditandai oleh
yang lalu. Umumnya PraKambrium munculnya Trilobit, termasuk dalam
dianggap terdiri dari eon Hadean, Arkean, Pilum Arthropoda yang menjadi penunjuk
dan Proterozoikum. penting untuk Jaman Kambrium. Selain
Batuan/endapan masa Trilobit, juga munculnya Archeocyatha,
PraKambrium tidak mengandung fosil. golongan Porifera yang membentuk
Endapan carbon yang berasal dari bahan endapan gamping yang cukup tebal dan
organik melimpah dan diindikasikan menjadi penciri endapan Jaman
sebagai fosil, akan tetapi masih menjadi Kambrium.
pertanyaan mengenai asal mula jadinnya Di Indonesia sampai saat ini belum
dan tidak layak untuk digunakan dalam pernah dijumpai endapan yang berumur
korelasi. Kambrium. Endapan Kambrium sebagian
Ketiga jenis batuan ditemukan besar berupa batuan sedimen, karena
dalam masa ini. Batuan yang paling banyak berkembang di daerah cekungan
banyak dijumpai adalah batuan metamorf, dan epikontinen.
selain itu juga dijumpai batuan sedimen
dan beku. Korelasi yang dilakukan
terhadap batuan sedimen dan metamorf
masih mungkin dilakukan bila jaraknya
36 Bagian 1 | Geosfer
dikarenakan sangat rapuh dan susah
ditemukan dan terawetkan pada endapan
berupa pasir serta sebagian merupakan
plankton laut yang terendapkan ke dalam
dasar samudera yang berlumpur.
Bersama dengan Brachiopoda
sebagai hewan yang penting pada
endapan sedimen di lantai dasar
samudera pada Jaman Ordovisium adalah
rugose coral, yang kadang dikenal sebagai
horn coral karena bentuknya, serta
crinoid, atau sering disebut sebagai sea

lilies.
Gambar. 1.34. Fosil Trilobit (encina.pntic.mec.es)

3. Silur
2. Ordovisium Jaman Silur berbatasan dengan
Pertama kali dikemukakan oleh Kambrium pada bagian bawah yang
Charles Lapworth tahun 1879. Kepunahan dicirikan oleh adanya rumpang.
masal pada Kambrium akhir, pada batas Selanjutnya, endapan‐endapan Silur
akhir dari Masa Kambrium, mengeliminasi dicirikan oleh adanya fosil fauna. Antara
sejumlah besar Nautiloid dan Trilobit. Silur bawah dan atas dipisahkan oleh
Trilobit ditemukan pada lapisan‐lapisan adanya susut laut di beberapa tempat
Ordovisium, tetapi tidak melimpah dan serta proses orogenesa di tempat lain.
tidak dapat dibandingkan dengan spesies Sehingga keduanyas dibatasi oleh adanya
yang terdapat pada batugamping Jaman ketidakselarasan bersudut (angular
Kambrium. unconformity).
Jaman Ordovisium dicirikan oleh Endapan Silur berkembang baik
beberapa kelompok hewan yang dapat dilingkungan darat maupun laut. Endapan
beradaptasi terhadap radiasi. Beberapa darat terbentuk sebagai endapan fluviatil
diantaranya muncul pada Jaman (endapan sungai) atau endapan lakustrin
Kambrium tetapi tidak dapat berkembang (endapan danau) sebagai endapan
pada Jaman Ordovisium, bahkan beberapa evaporit. Untuk endapan laut, dapat
baru muncul saat Jaman Ordovisium. Hal‐ dijumpai sebagai endapan serpih yang
hal mengenai fauna pada akhir terusun atas serpih, lempung hitam serta
Ordovisium yang cukup menarik adalah batusabak dengan kandungan fosil
sebagian besar dari makhluk yang Graptolit serta sebagai endapan batupasir
bercangkang hidup di Permukaan gampingan. Endapan Silur diperkirakan
endapan sedimen dibandingkan yang berumur 500 – 400 juta tahun yang lalu.
hidup di dalamnya. Sangat sulit untuk Kelompok Trilobit yang
bergerak dan memperoleh oksigen apabila berkembang baik pada Jaman Kambrium
di dalam endapan, dan pada Jaman punah pada Jaman ini. Sedangkan
Ordovisium beberapa jenis hewan kelompok Graptolit yang juga muncul
mengembangkan cara/beradaptasi untuk pada Jaman Kambrium, mencapai puncak
mengatasi masalah tersebut (Stanley, perkembangan dan kemudian punah pada
1986). Jaman Silur.
Graptolit umum ditemukan pada Fosil tertua yang dijumpai di
Jaman Ordovisium dan Silur. Umumnya Indonesia ditemukan dalam endapan Silur
dijumpai pada lempung hitam, di Papua.

Bagian 1 | Geosfer 37
4. Devon 5. Karbon
Nama Devon dikemukakan oleh Hangat, rawa yang lembab meliputi
Adam Sedgwick dan Murchison tahun sebagian besar benua pada Jaman ini.
1839. Nama tersebut diambil dari nama Penamaan periode ini berasal dari proses
daerah Devonshire di Inggris dimana Karbon, endapan‐endapan Karbon
merupakan daerah tipe. Jaman ini terbentuk selama periode ini.
dicirikan oleh munculnya tumbuh‐ Jaman Karbon dicirikan oleh sejumlah
tumbuhan darat serta hewan vertebrata. besar Karbon bebas dimana pada saat itu
Sedangkan di daerah laut, berkembang terjadi perkembangan yang pesat dari
golongan Amonit dan Brachiopoda selain jenis tumbuh‐tumbuhan. Sedangkan
ada yang khas yaitu golongan Tetracoral. golongan vertebrata, yaitu reptilia dan
Endapan Devon diperkirakan berumur amfibi yang telah muncul pada Jaman
400 – 350 juta tahun yang lalu. Devon berkembang dengan pesat.
Jaman Devon berkembang sebagai Diperkirakan, Jaman ini berumur 270‐350
fasies batupasir merah tua (old red juta tahun yang lalu.
sandstone). Batupasir tersebut tersusun Jaman Karbon juga sering disebut
atas arkose, konglomerat, batupasir, sebgai Age of Crinoids. Hal tersebut
serpih yang berwarna merah. Juga dikarenakan pada Jaman ini Crinoids
dijumpai beberapa struktur sedimen cross berkembang dengan baik. Fragmen‐
bedding, current riple yang menunjukkan fragmen Crinoids ditemukan tersebar luas
adanya aktifitas air serta dijumpainya fosil di Mississipian Limestone dan di beberapa
ikan dan fosil golongan amfibi yang cukup batugamping tersusun hampir seluruhnya
melimpah. oleh Crinoids dan Brachiopoda.
Golongan vertebrata mulai
berkembang dengan baik, serta beberapa
diantaranya mengindikasikan adanya
perubahan/adaptasi dari kehidupan air ke
kehidupan darat. Golongan tumbuhan
yang dikenal adalah Rhynea yang
merupakan tumbuhan sederhana tingkat
rendah dan didapatkan dalam old red
sandstone di Scotlandia.
Di Indonesia, endapan Devon dapat
dijumpai di Kalimantan Timur sebagai
Formasi Danau.


Gambar 1. 36. Contoh Fosil crinoids dalam
Batuan (rockandwater.com)


6. Perm
Nama Perm berasal dari daerah
yang bernama Perm di Rusia dimana
merupakan daerah tipe. Endapan Perm
dicirikan oleh kumpulan kehidupan Masa
Paleozoikum antara lain kelompok

Gambar 1.35. Gambaran lingkungan laut pada Trilobit, Tetracoral, Fusulina, Tabulata
Jaman Devon dan Chepalopoda. Akan tetapi kelompok‐

38 Bagian 1 | Geosfer
kelompok tersebut punah pada akhir zoon yang berarti hewan atau berarti
Jaman. Endapan Perm berdasarkan hewan pertengahan adalah salah satu dari
tiga
penelitian berumur 270 – 225 juta tahun era geologi pada kurun
yang lalu. Endapan Perm yang Fanerozoikum. Pembagian waktu menjadi
berkembang sebagai endapan laut jarang masa ini diawali oleh Giovanni Arduino
dijumpai sedangkan sebagai endapan pada abad ke‐18, walaupun nama asli
darat dijumpai sebagai endapan dengan yang diberikannya untuk Mesozoikum
pelamparan yang cukup luas. adalah Sekunder (menjadikan masa
Selain kelompok‐kelompok modern menjadi Tersier). Sering pula
tersebut diatas, mulai berkembang disebut Zaman Kehidupan Pertengahan
atau Zaman Dinosaurus, mengikuti nama
golongan vertebrata, amfibi dan insekta.
Golongan vertebrata yang muncul antara fauna yang dominan pada masa itu.
lain Dimetrodon, Sphenacodon. Untuk Mesozoikum ditandai dengan
aktivitas tektonik, iklim, dan evolusi.
golongan amfibi yaitu varanops sebangsa
kadal), Limnoscelis (sebangsa buaya), Benua‐benua secara perlahan mengalami
Endothiodon, dan Theriodon. Sedangkan pergeseran dari saling menyatu satu sama
untuk golongan insekta, muncul Dunbaria lain menjadi seperti keadaannya saat ini.
dengan bentangan sayap 1,5 inci serta Pergeseran ini menimbulkan spesiasi dan
Megatypus dengan bentangan sayap 15 berbagai perkembangan evolusi penting
inci. Untuk golongan tumbuhan, jenis‐jenis lainnya. Iklim hangat yang terjadi
yang berkembang adalah Lepidodendron sepanjang periode juga memegang
serta Sigillaria. peranan penting bagi evolusi dan
Di benua Gondwana, Perm diversifikasi spesies hewan baru. Pada
berkembang sebagai endapan darat yang akhir zaman ini, dasar‐dasar kehidupan
modern terbentuk.
meliputi Amerika Selatan, Afrika, India
dan Australia. Endapan yang terbentuk
merupakan seri sedimentasi yang 1. Trias
menerus yang menjadi satu kesatuan Nama Trias diambil dari
dengan Jaman Karbon. perkembangan endapan Mesozoikum
yang didapatkan di cekungan Jerman,
yang dianggap sebagai wilayah tipe untuk
endapan Trias. Jaman Trias dipisahkan
dengan Jaman Perm yang merupakan
akhir dari Masa Paleozoikum dengan
adanya ketidakselarasan serta perbedaan
kandungan fosil.
Endapan Trias dicirikan dengan
adanya perkembangan Philum Molusca,
utamanya kelas Cephalopoda dan
Gastropoda. Untuk golongan vertebrata
mengalami perkembangan lebih baik
dibandingkan dengan masa Paleozoikum.
Gambar 3.17. Lingkungan Jaman Perm Endapan Trias diperkirakan terbentuk
pada 180‐225 juta tahun yang lalu.
Untuk golongan reptilia, mulai
Mesozoikum dikenal Rutiodon yang mulai hidup
semula pada lingkungan laut dan
Mesozoikum berasal dari bahasa kemudian beradaptasi pada lingkungan
Yunani yaitu meso yang berarti antara dan darat dan akhirnya punah pada Jaman ini.

Bagian 1 | Geosfer 39
Selain itu, golongan Dinosaurus seperti banyak mengandung fosil yang khas pada
Thrinacodon, Placerias gigas, dan Jaman tersebut. Diantara jenis
Ichtyosaurus berkembang dan kemudian invertebrata, Amonit mempunyai peranan
punah pada Jaman ini. Untuk golongan yang sangat penting sebagai fosil
invertebrata, Philum Brachiopoda, Kelas penunjuk Jaman Yura. Untuk jenis reptilia,
Cephalopoda serta Pelecypoda beberapa diwakili oleh Rhamphorhynchus (reptil
dapat di gunakan sebagai fosil indeks. terbang) yang khas pada Jaman tersebut.
Jenis flora diwakili oleh Sigillaria dan Yang cukup menarik adalah munculnya
Lepidodendron yang mulai berkembang. golongan aves (burung) yang pertama
yang diwakili oleh Archeopteryx yang
dijumpai dalam bentuk fosil pada
batugamping yang berumur Yura Akhir di
daerah Bavaria. Brontosaurus merupakan
salah satu anggota dari dinosaurus
terbesar yang hidup dan dijumpai dalam
bentuk fosil dan berkembang baik pada
Jaman ini. Untuk golongan flora,
kelompok paku‐pakuan mendominasi dan
yang khas pada Jaman Yura adalah
Nelubium, castalia, dan Magnolia.
Golongan Cycadeoidea merupakan
golongan flora yang juga berkembang
Gambar 1.38. Hewan Jaman Trias baik. Terbukti dengan adanya
pembentukan batubara yang cukup
2. Yura penting selama Jaman Kapur.
Jaman Yura pertama kali Di Indonesia, endapan Yura dapat
digunakan pada tahun 1799 oleh A. von ditemukan di Indonesia barat maupun
Humbolt, ahli geologi berkebangsaan timur. Di bagian barat, ditemukan
Jerman. Nama Yura diambil dari endapan Yura di Jambi berupa batupasir,
Pegunungan Yura yang membentang dari batulempung, dan batugamping yang
Perancis sampai Swiss yang kemudian mengandung fosil Astarte dan Cypricardia
digunakan sebagai daerah tipe untuk yang menunjukkan umur Yura tengah
endapan Yura yang dapat dipishakan (Sukandarrumidi, 2005). Di Indonesia
dengan endapan Trias oleh timur perkembangan endapan Yura relatif
ketidakselarasan. lebih baik. Sebagai contoh, di Kepulauan
Endapan Yura berkembang baik Tanimbar, endapan Yura berkembang
dalam lingkungan darat dan laut. Sebagian sebagai gampingan dengan fosil Belemnit.
besar endapan Yura terjadi dalam Sedangkan di Pulau Roti endapan Yura
lingkungan pengendapan laut, kecuali di berkembang sebagai napal dan
beberapa tempat, bagian teratas batugamping yang mengandung fosil
merupakan endapan darat. Dari hal Ammonit.
tersebut maka dapat dikatakan bahwa
pada Jaman Yura terjadi genang laut yang
cukup besar terutama pada cekungan 3. Kapur
Eropa dan tepi Benua Thetys. Endapan Jaman Yura yang diakhiri dengan
Jaman Yura diperkirakan berumur 135‐ susut laut hingga Jaman Kapur bawah
180 juta tahun yang lalu. yang mengakibatkan banyak dijumpai
Endapan Yura, baik yang fosil reptilia pada endapan darat. Pada
diendapkan di darat maupun di laut Jaman Kapur tengah, terjadi genang laut

40 Bagian 1 | Geosfer
yang cukup besar dan pada akhir Jaman
terjadi susut laut kembali. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada Jaman tersebut
terjadi daur susut laut‐genang laut‐susut
laut.
Endapan Jaman Kapur yang
diendapkan di lingkungan darat maupun
laut banyak mengandung fosil. Fosil dari
golongan vertebrata khusunya reptil
banyak ditemukan dalam endapan‐
endapan darat, sedangkan dalam endapan

laut banyak dijumpai fosil‐fosil Amonit, Gambar 1.39. Jaman Kapur
Belemnit, Foraminifera serat jenis yang
lain. Dari beberapa fosil tersebut dapat Kenozoikum
digunakan sebagai fosil indeks (penunjuk)
Jaman Kapur dan diperkirakan berumur Kenozoikum berasal dari bahasa
65 – 135 juta tahun yang lalu. Yunani yaitu kainosberarti baru, dan zoe
Selama Jaman Kapur berkembang yang berarti kehidupan, atau berarti
bermacam‐macam kehidupan. Beberapa kehidupan baru, adalah Masa terakhir dari
diantaranya merupakan kelanjutan dari tiga Masa klasik geologi. Masa ini
Jaman Yura. Jenis‐jenis yang mencirikan berlangsung selama 65,5 juta tahun
Jaman Kapur antara lain Philum Protozoa, sampai sekarang, setelah peristiwa
Coelenterata, Mollusca, dan Arthropoda. kepunahan massal Kapur‐Tersier pada
Selain jenis invertebrata, juga berkembang akhir periode Kapur yang menandai
vertebrata dan flora. Orbitolina, termasuk punahnya dinosaurus tanpa bulu dan
dalam Ordo Foraminifera, merupakan fosil berakhirnya era Mesozoikum.
penunjuk penting bagi batuan yang Kenozoikum dibagi menjadi dua
terbentuk pada Jaman Kapur. kala yaitu Paleogen dan Neogen, yang
Endapan yang berasal dari Jaman dibagi lagi menjadi beberapa Kala (epoch).
Kapur dapat kita jumpai di beberapa Paleogen terdiri dari Paleosen, Eosen, dan
tempat di Indonesia. Di Indonesia bagian Oligosen, sedangkan Neogen terdiri dari
barat, dicirikan oleh endapan‐endapan Miosen, Pliosen, Pleistosen, dan Holosen,
klastika yang banyak mengandung fosil yang berlangsung hingga saat ini.
Orbitolina. Sebagai contoh, di Jawa dapat Kenozoikum dapat pula dibagi menjadi
dijumpai endapan Jaman Kapur di Luk Tersier (Paleosen dan Pliosen) dan
Ulo, Karangsambung berupa lensa‐lensa Kuarter (Pleistosen dan Holosen),
batugamping yang mengandung fosil walaupun kebanyakan ahli geologi saat ini
Orbitolina yang terapit diantara lempung tidak lagi menggunakan pembagian
dan serpih. Di daerah Sulawesi, endapan tersebut.
Kapur mempunyai fasies yang beragam
berumur Kapur Tengah hingga Kapur Atas 1. Paleogen
yang terdiri dari batugamping, Adalah kala dalam skala waktu
batugamping napalan, serpih dengan fosil geologi yang merupakan bagian pertama
Globotruncana serta batupasir. dari Masa Kenozoikum dan berlangsung
selama 42 juta tahun antara 65,5 ± 0,3
hingga 23,03 ± 0,05 juta tahun yang lalu.
Kala ini terdiri dari Kala Paleosen, Eosen,
dan Oligosen, dan dilanjutkan oleh Kala
Miosen pada periode Neogen.

Bagian 1 | Geosfer 41
yang dibawah lebih tua dibanding yang di
Tabel 1.2. tabel Kala pada Jaman Paleogen atas.

Juta tahun yang Tabel 1.3. Peristiwa geologi yang terjadi pada Kala
Masa Jaman Kala Neogen
lalu

11.000 tahun yll
Holosen
‐sekarang
KALA EVENT
1,8 juta tahun yll
Pleistosen ‐ 11.000 tahun  AUSTRALIA TERPISAH
K DARI ANTARTIKA
E Neogen yll OLIGOSEN
 INDIA MENUMBUK
N 5 to 1.8 juta BENUA ASIA
O Pliosen
tahun yll MEMBENTUK
Z PEGUNUNGAN
O 24 to 5 juta
Miosen HIMALAYA
I tahun yll
 BENUA ANTARTIKA
K 38 to 24 juta TERTUTUP OLEH ES
U Oligosen
tahun yll  TERJADI PENURUNAN
M
54 to 38 juta MUKA AIR LAUT
Paleogen Eosen
tahun yll
 AMERIKA UTARA DAN
65 to 54 juta EROPA TERPISAH
Paleosen EOSEN
tahun yll
 EROPA DAN AMERIKA
UTARA BERSATU
PALEOSEN
Paleogen merupakan saat pertama  AUSTRALIA
BERGABUNG DENGAN
berkembangnya mamalia dari jumlah ANTARTIKA
yang sedikit dan bentuk yang sederhana,  INDIA BELUM
hingga membengkak menjadi beragam BERSATU DENGAN
jenis pada akhir kepunahan massal yang ASIA
mengakhiri periode Kapur (Kala  SAMUDERA ATLANTIK
Mesozoikum) sebelumnya. MENGECIL KARENA
AMERIKA SELATAN
Beberapa mamalia ini akan DAN AFRIKA
berevolusi menjadi bentuk yang lebih BERPISAH.
besar yang mendominasi daratan, dan ada
pula yang berevolusi menjadi mampu
hidup di lingkungan lautan, daratan
khusus, dan bahkan di udara. Burung juga 2. Neogen
berkembang pesat pada periode ini Adalah suatu periode bagian dari
menjadi kurang lebih bentuk modern yang era Kenozoikum pada sKala waktu geologi
dikenal saat ini. yang dimulai sejak 23.03 ± 0.05 juta tahun
Pada awal Paleogen iklim pada saat yang lalu, melanjutkan periode Paleogen.
itu sangat hangat dan lembab dibanding Berdasarkan proposal terakhir dari
kondisi saat ini. Hampir seluruh kondisi International Commission on Stratigraphy,
dibumi beriklim tropis atau sub tropis. Neogen terdiri dari Kala Miosen, Pliosen,
Pada akhir Paleogen, iklim mulai berubah Pleistosen, dan Holosen dan berlangsung
menjadi dingin. Pada tabel berikut, hingga saat ini. Sistem Neogen (formal)
ditunjukkan beberapa peristiwa geologi dan Sistem Tersier (nonformal)
pada Kala Paleogen. Perlu diingat, bahwa merupakan istilah untuk batuan yang
seperti pada tabel geologi yang lain umur terbentuk pada periode ini.

42 Bagian 1 | Geosfer
Gambar 1.40. Pergerakan benua sepanjang sejarah bumi.

Periode Kala Neogen adalah masa Iklim yang berlangsung adalah
dimana benua‐benua saling bertumbukan sejuk/dingin. Beberapa daerah yang
satu dengan yang lain. Pegunungan dulunya tertutup oleh pepohonan berubah
terbentuk dimana‐mana. India terus menjadi daerah berumput, karena rumput
menerus menumbuk ke benua Asia yang dapat beradaptasi pada cuaca yang dingin
kemudian membentuk deretan dan kering. Akan tetapi, rumuput tersebut
pegunungan Himalaya. Italia bergerak ke kurang mendapat makanan seperti
arah utara menyatu ke benua Eropa pepohonan di Kala Paleogen.
membentuk pegunungan Alpen. Spanyol
bersatu dengan Perancis membentuk Iklim yang dingin pada periode
Pyrenees. Pegunungan Rocky dan Paleogen berlangsung hingga periode
Pegunungan Andes terbentuk di Amerika Neogen. Pada akhir Kala Pliosen, Bumi
Utara dan Selatan selama periode ini. memasuki Jaman Es. Banyak alasan
Muka air laut menyusut mengapa hal tersebut dapat terjadi.
diakibatkan oleh adanya tumbukan dari Penurunan muka air laut, pembentukan
kontinen‐kontinen. Di Kutub Utara dan pegunungan serta perubahan arus laut
Kutub Selatan mulai terbentuk lapisan es. memberikan ddampak yang besar. Seperti
Selama periode Kala Neogen, kutub es disebutkan diatas bahwa, tutupan es
menebal dan semakin luas kearah berkembang sepanjang daerah kutub. Es
samudera. Pegunungan‐pegunungan yang berkembang sangat jauh hingga kondisi
baru terbentuk menyimpan air dalam saat ini. Glasiasi, berkembang dari daerah
bentuk salju maupun es. Seluruh formasi kutub hingga mencapai daerah Ohio di
es tersebut mengakibatkan penurunan Amerika Serikat. Sejak saat itu, Kala
muka air laut berlanjut. Penurunan ini Pleistosen dimulai.
mengakibatkan pembukaan daratan yang
menghubungkan antar kontinen. Hal 3. Jaman Es
tersebut mengakibatkan adanya migrasi Kala Pleistosen masuk dalam Kala
hewan antar kontinen yang bersatu. Pada Kuarter. Selama periode Kuarter tersebut,
Kala ini, Amerika Selatan bergerak ke posisi benua/kontinen hampir sama
utara. Pada Kala Pliosen, bersatu dengan dengan posisinya saat ini. Yang berubah
Amerika Utara membentuk Isthmus pada periode ini adalah iklim. Kala
Panama. Pleistosen diawali dengan kutub es yang

Bagian 1 | Geosfer 43
meluas dan besar dibanding kondisi saat Meskipun beberapa tumbuhan dan
ini. hewan pada Jaman Kuarter sama dengan
Secara umum, suhu lebih sejuk dan apa yang dijumpai saat ini, terdapat
dingin dimanapun di muka bumi selama beberapa perbedaan yang cukup penting.
Kala itu. Akan tetapi, iklim Pleistosen tidak Yang pertama, terdapat beberapa hewan
selalu sama sepanjang Pleistosen. Es tertentu yang dapat beradaptasi dengan
kutub berkembang dan menyusut. Bumi iklim yang dingin pada awal Kala
menjadi hangat dan dingin. Ilmuwan Pleistosen. Mammoth yang berbulu,
mencatat lebih dari 60 kali siklus mastodon, badak berbulu, rusa, dan
perubahan perkembangan glasiasi dan banteng berbulu lebat untuk dapat
kontraksi selama Pleistosen. beradaptasi pada temperatur yang
Selama Jaman kuarter, posisi benua rendah.
hampir mirip dengan kondisi saat ini.
Yang berubah pada periode ini adalah Hampir semua hewan tersebut
iklim. Kala Pleistosen diawali dengan menjadi punah ketika iklim menjadi lebih
hamparan es kutub yang lebih besar hangat pada Kala Holosen. Tidak ada yang
daripada saat ini. Pada saat itu, glasiasi es tahu mengapa terjadi demikian. Beberapa
mencapai daratan Amerika Utara, Eropa teori telah diungkapkan antara lain bahwa
dan Asia. Hal tersebut umum disebut manusia telah memburu hewan‐hewan
sebagai Jaman Es. tersebut hingga punah. Teori lain
Umumnya suhu pada waktu menyebutkan bahwa hewan‐hewan
tersebut lebih dingin dimanapun. Akan tersebut tidak dapat beradaptasi dengan
tetapi iklim Kala Pleistosen tidak iklim yang lebih hangat.
selamanya sama sepanjang waktu. Es Kala Pleistosen dikenal dengan
Kutub berkembang dan berkurang. Bumi megafauna atau mamalia yang besar.
mendingin dan menghangat. Para ahli Selain dikenal mammoth dan badak
memperkirakan terjadi lebih dari 60 kali berbulu, juga terdapat beberapa hewan
siklus glasiasi dan kontraksi perubahan yang cukup besar yaitu Bison, Rusa, dan
iklim sepanjang Pleistosen. Perubahan juga beberapa hewan karnifora seperti
tersebut terjadi karena adanya perubahan singa bertaring pedang atau dikenal
orbit bumi. Hal ini sering disebuit sebagai dengan sabertooth tiger, beruang, serta
Siklus Milankovich. Glasiasi terakhir serigala yang lebih besar daripada yang
terjadi kurang lebih 18 ribu tahun yang dijumpai saat ini.
lalu. Para ahli berpendapat bahwa saat ini Hewan‐hewan besar tersebut
masih termasuk dalam Jaman es dan punah pada akhir Pleistosen. Yang tersisa
kecenderungan pemanasan pada saat ini hanyalah yang berukuran kecil meskipun
hanya merupakan periode interglasial dengan bentuk yang mirip seperti gajah,
atau keadaan kemunduran sementara dari banteng afrika, dan badak.
es kutub.
Pada saat es di daerah kutub
berkembang, sejumlah besar air 1.7. DAFTAR PUSTAKA
terkurung dan terjebak dibawah maupun
berubah oleh es. Hal tersebut
menyebabkan adanya penurunan muka Best, M.G., 2003. Igneous and Metamorphic
laut. Sepanjang masa glasiasi ini, daratan Petrology. Blackwell Publishing,
Bering menampakkan diri antara Alaska Melden, 729 h.
dan Siberia. Hal tersebut terjadi selama Boggs, S., Jr., 2009. Petrology of
Periode Kuarter. Sedimentary Rocks. 2nd Edition,
Cambridge University Press,

44 Bagian 1 | Geosfer
Cambridge, 600 h.
Caron, J.M, Gauthier, A., Schaaf, A., Ulysse,
J., Wozniak, J., 1989.
Comprendre et enseigner la
planete terre. Ophrys, Paris. Hal.
47‐116.
Dunbar; C. O., 1949, Historical Geology,
John Wiley & Sons Inc, New
York.
Klein, C., Hurlbut, C.S., Jr., 1993. Manual of
mineralogy, 21st Ed. John Wiley &
Sons, New York. Hal. 558‐592.
Spencer; E.W., 1966, Basic Concept of
Historical Geology, Thomas Y.
Crowell Company, New York.
Stanley; S.M, 1986, Earth And Life Through
Time, W.H Freeman and
Company, New York
Sukandarrumidi; 2005, Geologi sejarah,
Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Tarbuck, E.J., Lutgens, F.K., 2000. Earth
Science. 9th Edition, Prentice‐
Hall, Inc., Upper Saddle River,
New Jersey.
Tucker, M.E., 2003. Sedimentary Rocks in
the Field. John Wiley & Sons Ltd.,
Chichester, England, 234 h.

Bagian 1 | Geosfer 45

Anda mungkin juga menyukai