Anda di halaman 1dari 5

Analisis Penjalaran dan Ketinggian Gelombang Tsunami Akibat Gempa Bumi di Perairan

Barat Sumatera dengan Menggunakan Software Tsunami Travel Time (TTT)


Retno Juanita
M0208050
Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstrak
Telah dilakukan penelitian penjalaran dan ketinggian gelombang tsunami akibat gempa bumi
di perairan barat Sumatera dengan menggunakan software Tsunami Travel Time (TTT). Data gempa
yang digunakan adalah 24 Desember 2004, 28 Maret 2005, 10 April 2005 dan 16 Agustus 2009
dengan stasiun yang digunakan untuk pengamatan antara lain Stasiun Meulaboh, Stasiun Padang,
Stasiun Sibolga dan Stasiun Teluk Dalam. Selain stasiun pengamatan tersebut, digunakan titik di
daerah Belawan, Kagolagoh, Gunung Sitoli, Sabang dan Lhonga untuk mengetahui gelombang
tsunami tiba di daerah tersebut. Daerah tercepat yang diterjang gelombang tsunami saat gempa 24
Desember 2004 adalah Meulaboh dengan waktu 26 menit 33 sekon, daerah tercepat yang diterjang
gelombang tsunami saat gempa 28 Maret 2005 adalah Gunung Sitoli dengan waktu 44 menit 48 sekon
daerah tercepat yang diterjang gelombang tsunami saat gempa 10 April 2005 adalah Padang dengan
waktu 47 menit 12 sekon dan daerah tercepat yang diterjang gelombang tsunami saat gempa 16
Agustus 2009 adalah Padang dengan waktu 44 menit 42 sekon. Cara untuk mengetahui ketinggian
gelombang tsunami yaitu dengan melihat Sea Level Monitoring, alat unkur ketinggian tsunami
dipasang pada waktu akhir 2005 sehingga ketinggian air saat tsunami hanya dapat dilihat mulai awal
2006. Ketinggian air saat gempa 16 Agustus 2009 di Kep. Mentawai waktu kejadian gempa, pasang
surut berada pada posisi pasang naik dan di stasiun pengamatan pasang surut terjadi perubahan pola
harian dimana air surut 0 meter kemudian naik mencapai -1,5 meter

Kata kunci : Tsunami, Tsunami Travel Time (TTT), waktu tiba, Tide Gauge

1. Pendahuluan barat pulau ini adalah pertemuan dua lempeng yaitu


Indo-Australia dan lempeng Eurasia yang cukup aktif
Negara Indonesia merupakan negara oleh karena itu di pantai barat pulau sumatera sering
kepulauan yang terdiri dari 13.466 pulau dengan terjadi gempa dan tidak sedikit pula yang
dibatasi oleh lautan dan berada dipertemuan tiga menyebabkan tsunami dan merupakan daerah rawan
lempeng tektonik besar (triple junction plate) yaitu tsunami. Riwayat gempa dan tsunami terdahsyad pada
lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan lempeng abad ini yang terjadi di sumatera yaitu pada 26
pasifik. Dengan melihat kondisi tersebut tidak heran Desember 2004 dengan kekuatan gempa sebesar 9,0
jika di Indonesia sering terjadi gempa didarat maupun SR dengan kedalaman 30m pdengan korban meninggal
dilaut. Salah satu akibat dari gempa yang berada dilaut sebanyak 283.100 orang bahkan gempa dan tsunami
adalah tsunami. Tsunami adalah gelombang laut yang ini dirasakan oleh beberapa negara yaitu Myanmar,
terjadi karena adanya gangguan implusif pada volume Singapura, Sri Langka dan Thailand. Untuk
air laut. Gangguan implusif tersebut terjadi akibat mengetahui waktu yang diperlukan gelombang
adanya deformasi laut secara tiba-tiba, terutama dalam tsunami dari pusat gempa ke pantai digunakan aplikasi
arah vertikal. Deformasi tersebut apat disebabkan oleh TTT(Tsunami Travel Time).
tiga sumber utama, yaitu gempa bumi, letusan gunung Rumusan masalah dari penelitian ini adalah
berapi, dan longsoran di dasar laut (Iida and Bagaimana Bagaimana membuat dan menentukan
Iwasaki,1983). permodelan waktu tiba penjalaran gelombang tsunami
Di Indonesia sendiri banyak terdapat daerah akibat gempa bumi di barat pulau tsumatera serta
yang rawan terkena tsunami yaitu pulau sumatera, menentukan ketinggian dari gelombang tsunami.
pulau jawa, sulawesi, papua dan kepulauan halmahera. Sedangka tujuannya adalah membuat dan
Berdasarkan peta bencana 2010-2014 yang disusun menentukan model waktu tiba penjalaran gelombang
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan tsunami dari pusat gempa hingga ke pantai akibat
instansi terkait, terdapat 150 kota dan kabupaten di gempa bumi di perairan barat tsumatera dengan
seluruh Indonesia yang berpotensi diterjang tsunami. menggunakan Tsunami Travel Time serta menentukan
Salah satu pulau yang sering dilanda gempa dan ketinggian gelombang tsunami.
tsunami adalah pulau sumatera, Pulau sumatera yang Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk
terletak pada 0o 00’ LU 102o 00’’ BT dengan sebelah membuat dan menentukan model waktu tiba
1
penjalaran gelombang tsunami dari pusat gempa ketinggian permukaan air secara mendadak. Air yang
hingga ke pantai akibat gempa bumi di perairan barat berubah ketinggiannya itu kemudian menggunakan
tsumatera dengan menggunakan Tsunami Travel Time energidar longsoran untuk kemudian membuat
serta menentukan ketinggian gelombang tsunami. gelombang besar yang menerjang ke arah pantai.
Tsunami berasal dari bahasa Jepang tsu yang Proses ini mengakibatkan palung laut dan
artinya pelabuhan dan nami yang berarti gelombang. pegunungan. Tsunami karena longsoran bawah laut
Tsunami adalah gelombang laut yang terjadi karena dikenali dengan tsunamic submarine landslide.
adanya gangguan impulsif pada volume air laut.
Kejadian impulsif tersebut terjadi akibat adanya Aktivitas Vulkanik (Gunung Berapi)
deformasi dasar laut secara tiba-tiba, terutama dalam Aktivitas vulkanik berupa gunung meletus
arah vertikal. Deformasi dasar laut secara tiba- yang sangat besar dapat menimbulkan tsunami.
tiba,terutama dalam arah gempa bumi, letusan gunung Gunung itu dapat berupa gunung di dalam laut maupun
api, dan longsoran yang terjadi di dasar laut (Iida and gunung yang berada di permukaan laut dan hanya
Iwasaki,1983). berupa pulau kecil yang beada dilautan. Syarat utama
Tsunami tergolong sebagai jenis gelombang yang harus dipenuhi agar terjadi tsunami yaitu,
panjang. Di laut dalam panjang gelombangnya dapat aktivitas vulkanis yang terjadi berskala besar.
mencapai 100 km dengan periode gelombang sekitar Sehingga gelombang kejut dan material yang keluat
60 menit. Karena panjang gelombangnya jauh lebih dari dalam gunung (baik material dari semburan
besar dibandingkan dengan kedalaman laut, muka gunung berupa batuan piroclastic ataupun material dari
tsunami dapat dianggap sebagai gelombang perairan tubuh gunung itu sendiri yang hancur karena ledakan
dangkal atau shallow-water wave (Imamura,1996). yang yang sangat besar) dapat menimbulkan gangguan
Gelombang semacam ini menjalar dengan kecepatan pada perairan di sekelilingnya dan berakhir dengan
( ) bergantung pada kedalaman laut ( ) dengan munculnya gelombang tsunami.
rumusan :
(1) Meteor
Tsunami dapat terjadi apabila terdapat sebuah Meteor merupakan faktor yang jarang terjadi
gangguan yang menyebabkan sejumlah besar air (laut) Kejadian ini pernah terjadi pada saat masa prasejarah.
mengalami perpindahan. Berpindahnya sejumlah besar Pada saat itu di bumi dipenuhi dinosaurus. Pada
air itu bisa disebabkan gempa yang diakibatkan oleh dasarnya meteor yang jatuh di bumi terutama jatuh di
tabrakan lempeng didasar laut, tanah longsor yang lautan akan akan menimbulkan gelombang kejut yang
terjadi di dalam laut, aktivitas gunung api di bawah sangat besar, bahkan air pun dapat terbawa olehnya.
laut yang memuntahkan material di dalam laut dan Bekas dari tabrakan bahkan yang menyebabkan kubah
jatuhnya meteor di dalam laut. besar di asar laut yang kemudian terisi air dan air
kembali membalik ke daratan (Sutowijoyo,2005).
Gempa Bumi
Gempa bumi terjadi dibawah laut merupakan Tide Gauge
faktor yang paling sering mengakibatkan tsunami. Tide gauge merupakan perangkat untuk
Gempa yang disebut gempa tektonik ini kebanyakan mengukur perubahan muka laut secara mekanik
diakibatkan oleh bergeraknya lempeng bumi itu dan otomatis. Alat ini memiliki sensor yang dapat
menabrak lempeng yang lain didasar laut. Lempeng mengukur ketinggian permukaan air laut yang
tersebut mengalami pematahan atau penyusupan kemudian direkam ke dalam komputerpaling
lempeng yang satu kebawah lempeng yang lain menakutkan karena dapat menyebabkan kehancuran
(daerah subduksi). Gerakan vertikal ini menyebabkan yang menyeluruh.
dasar laut naik dan turun secara tiba-tiba, sehingga
kesetimbangan air diatasnya menjadi terganggu. 2. Metodologi Penenlitian
Apabila kesetimbangan air diatasnya terganggu karena Dalam penelitian ini, daerah yang dijadikan area
dataran dasar laut yang bergerak di bawahnya, penelitian adalah perairan barat sumatera. Untuk
menyebabkan air itu memperoleh energi dari melakukan penelitian ini, peralatan yang digunakan
pergerakan lempeng yang kemudian digunakan untuk sebagai sarana untuk menunjang dalam pengolahan
membentuk sebuah gelombang besar yang disebut data adalah seperangkat komputer, software Tsunami
tsunami. Travel Time dan microsoft exel.
Data gempa yang digunakan dalam penelitian
Longsor Bawah Laut ini diambil dari data base Badan Meteorologi
Longsor bawah laut yaitu peristiwa yang Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta dengan
berada di dalam laut atau dataran dasar laut yang spesifikasi sebagai berikut:
mengalami peruntuhan dan longsor. Longsor bawah  Gempa tanggal 26 Desember 2004 pada origin
laut ini terjadi akibat adanya tumbukan antara lempeng time 00 58 53; latitude 3,295 longitude 95,982;
samudera dan lempeng benua. Sehingga sejumlah air kedalaman gempa 30km; magnitude 9SR; Aceh.
yang berada disekitar longsoran mengalami perubahan
2
 Gempa 28 Maret 2005 pada origin time 2,085; infra struktur. Gempa yang dirasakan bukan hanya
latitude 2,085 longitude 97,108; kedalaman dirasakan di Indonesia (khususnya Aceh) namun juga
30km;magnitude 8,6 SR; Nias dirasakan sampai Bangladesh, India, Myanmar, Thailand,
 Gempa 10 April 2005; pada origin time 10 29 11; Singapura dan Maladewa.
latitude -1,644 longitude 99,607; kedalaman
19km; magnitude 6,7SR; Kep. Mentawai
 Gempa 16 Agustus 2009; pada origin time 07 38
21; latitude -1,47 longitude 99,49; kedalaman 32
km; magnitude 6,9SR; Kep. Mentawai.

Mulai

Pengumpulan data pembangkit tsunami

Menentukan stasiun-stasiun yang akan digunakan Gambar 2. Peta penjalaran gelombang tsunami saat
gempa 26 Desember 2004
Tabel 1. Travel time model bathimetri 2 menit gempa
Pembuatan pemodelan penjalaran tsunami 26 Desember 2004
Lokasi Lat Long Arrival Jarak
Pembuatan Laporan (km)
Belawan 3.7910 98.7100 4h 00m 27s 714,81
Sibolga 1.7920 98.7850 2h 21m 03s 371,53
Analisis Kagolagoh 1.1460 98.5850 1h 34m 07s 405,14
Gunung Sitoli 1.2980 97.6630 1h 03m 28s 197,10
Gambar 1. Bagan Pengolaha Data Teluk Dalem 0.5230 97.7820 1h 02m 24s 390,45
Meulaboh 4.1060 96.0840 0h 26m 33s 54,05
Stasiun yang digunakan untuk pengamatan Padang 0.9660 100.293 2h 03m 05s 698,17
antara lain Stasiun Meulaboh, Stasiun Padang, Stasiun Sabang 5.8840 95.2900 0h 56m 37s 259,31
Sibolga dan Stasiun Teluk Dalam. Selain stasiun Lhonga 5.4620 95.1800 0h 53m 24s 197,92
pengamatan tersebut, digunakan titik di daerah
Belawan, Kagolagoh, Gunung Sitoli, Sabang dan Dari Tabel travel time diatas dapat dilihat daerah
Lhonga untuk mengetahui gelombang tsunami tiba di yang tercepat diterjang oleh gelombang tsunami adalah
daerah tersebut. Meulaboh yaitu dengan waktu 26 menit 33 sekon
dengan jarak dari pusat gempa 54,25 km. Daerah yang
3. Hasil dan Pembahasan paling akhir terkena gelombang tsunami adalah
Travel time merupakan waktu yang Belawan dengan waktu tempuh 4 jam 27 sekon, jarak
dengan pusat gempa sejauh 714,81 km.
dibutuhkan oleh gelomang tsunami menjalar dari
pusat/ sumber tsunami ke suatu titik tertentu yang
3.2 Gempa 28 Maret 2005
terletak di laut atau di pantai. Proses simulasi dari Pada tanggal 28 Maret 2005 terjadi gempa di Nias
Tsunami Travel Time (TTT) terdiri dari tiga tahap pukul 16:09:37 dengan magnitude gempa sebesar 8,6
yaitu proses pembuatan model grid, proses SR pada kedalaman 30km, latitude 2,085 longitude
pembuatan peta penjalaran gelombang tsunami dan 97,108. Lokasi episentrum gempa berada di pantai
proses pembuatan estimasi waktu tiba gelombang barat sumatera, tepatnya di pulau Nias. Gempa dengan
tsunami. Data yang digunakan untuk masukan magnitude 8,6 SR termasuk dalam kategori gempa
adalah data bathimetri. Interval bathimetri yang bumi sangat besar dengan dampak di sekitarnya dapat
digunakan adalah 2 menit, hasil dari Tsunami Travel merusak infrastruktur.
Time adalah sebagai berikut:

3.1 Gempa 26 Desember 2004


Pada tanggal 26 Desember 2004 terjadi gempa di
Aceh pukul 00 58 53 dengan magnitude gempa sebesar
9SR pada kedalaman 30km, latitude 3,295 longitude
95,982. Lokasi episentrum gempa berada di pantai barat
sumatera, tepatnya di pulau Simeule. Gempa dengan
magnitude 9SR termasuk dalam kategori gempa bumi
sangat besar dengan dampak di sekitarnya dapat merusak
3
Gambar 3. Peta penjalaran gelombang tsunami saat Lhonga 5.4620 95.1800 2h 13m 23s 918,53
gempa 28 Maret 2005
Dari Tabel travel time diatas dapat dilihat daerah
Tabel 1. Travel time model bathimetri 2 menit gempa yang tercepat diterjang oleh gelombang tsunami adalah
28 Maret 2005 Padang yaitu dengan waktu tempuh 47 menit 12
sekon dengan jarak dari pusat gempa 98,51 km dan
Lokasi Latitude Longitude Arrival Jarak (km) waktu terlambat adalah Belawan dengan waktu
Belawan 3.7910 98.7100 4h 32m 13s 905,16 tempuh 5jam 18menit 5 sekon serta jaraknya 905,16
Sibolga 1.7920 98.7850 1h 26m 12s 203,55
km.
Kagolagoh 1.1460 98.5850 1h 10m 13s 205,41
Gunung Sitoli 1.2980 97.6630 0h 44m 48s 114,08
Teluk Dalem 0.5230 97.7820 0h 57m 55s 185,99 3.4 Gempa 16 Agustus 2009
Meulaboh 4.1060 96.0840 1h 05m 55s 237,22 Pada tanggal 16 Agustus 2009 terjadi gempa di
Padang 0.9660 100.2930 1h 53m 10s 499,70 Aceh pukul 07:38:21 dengan magnitude gempa
Sabang 5.8840 95.2900 1h 40m 04s 449,31 sebesar 6,9 SR pada kedalaman 6,9 km, latitude -1,47
Lhonga 5.4620 95.1800 1h 34m 14s 397,92
longitude 99,49. Lokasi episentrum gempa berada di
pantai barat sumatera, tepatnya di pulau Mentawai.
Dari Tabel travel time diatas dapat dilihat daerah
Gempa dengan magnitude 6,9 SR termasuk dalam
yang tercepat diterjang oleh gelombang tsunami adalah
kategori gempa bumi cukup besar dengan dampak
Gunung Sitoli yaitu dengan waktu 44 menit 48 sekon
dapat merusak suatu wilayah.
dengan jarak dari pusat gempa 114,08 km. Daerah
yang paling akhir terkena gelombang tsunami adalah
Belawan dengan waktu tempuh 4 jam 32 menit 12
sekon, jarak dengan pusat gempa sejauh 905,16 km.

3.3 Gempa 10 April 2005


Pada tanggal 10 April 2005 terjadi gempa di
Mentawai pukul 10:29:11dengan magnitude gempa
sebesar 6,7 SR pada kedalaman 19 km, latitude -1,644
longitude 99,607. Lokasi episentrum gempa berada di
pantai barat sumatera, tepatnya di pulau Nias. Gempa
dengan magnitude 6,7 SR termasuk dalam kategori
gempa bumi cukup besar dengan dampak dapat
merusak suatu wilayah. Gambar 5. Peta penjalaran gelombang tsunami saat
gempa 16 Agustus 2009
Lokasi Latitude Long Arrival Jarak
(km)
Belawan 3.7910 98.7100 5h 21m 35s 1.127,56
Sibolga 1.7920 98.7850 2h 38m 41s 406,70
Kagolagoh 1.1460 98.5850 1h 36m 26s 362,15
Gunung Sitoli 1.2980 97.6630 1h 30m 59s 406,37
Teluk Dalem 0.5230 97.7820 1h 06m 42s 334,51
Meulaboh 4.1060 96.0840 2h 01m 35s 764,03
Padang 0.9660 100.293 0h 44m 42s 127,22
Sabang 5.8840 95.2900 2h 17m 46s 982,08
Lhonga 5.4620 95.1800 2h 16m 00s 924,67
Tabel 4. Travel time model bathimetri 2 menit gempa
Gambar 4. Peta penjalaran gelombang tsunami saat 16 Agustus 2009
gempa 10 April 2005
Dari Tabel travel time diatas dapat dilihat daerah
Tabel 3. Travel time model bathimetri 2 menit gempa yang tercepat diterjang oleh gelombang tsunami adalah
10 April 2005 Padang yaitu dengan waktu tempuh 44 menit 42
sekon dengan jarak dari pusat gempa 1.127,56 km dan
Lokasi Latitude Longitude Arrival Jarak terlambat adalah Belawan dengan waktu tempuh 5 jam
(km) 21 menit 35 sekon yang berjarak 267,40 km.
Belawan 3.7910 98.7100 5h 18m 57s 905,16
Sibolga 1.7920 98.7850 2h 40m 10s 867,33
Kagolagoh 1.1460 98.5850 1h 37m 57s 355,50
Gunung Sitoli 1.2980 97.6630 1h 28m 23s 399,76
Teluk Dalem 0.5230 97.7820 1h 04m 23s 331,81
Meulaboh 4.1060 96.0840 1h 58m 58s 758,57
Padang 0.9660 100.2930 0h 47m 12s 98,51
Sabang 5.8840 95.2900 2h 15m 08s 980,02 Gambar. 6. Grafik pasang surut air Sibolga
4
laut, Morfologi dan kemiringan muka pantai d
Sea level monitoring pada stasiun Sibolga Penghalang
menunjukkan peningkatan ketinggian air saat gempa.
Gempa terjadi saat 07:38:21 dan gelombang tiba di 4. Kesimpulan
Sibolga 2 jam 38 menit 41 sekon jadi gelombang Dari penelitian “Analisis Penjalaran dan
datang di perairan Sibolga pukul 10:17:02. Dari Ketinggian Gelombang Tsunami Akibat Gempa Bumi
pengamatan pasang surut air laut di Sibolga diperoleh di Perairan Barat Sumatera dengan Menggunakan
informasi adanya perubahan pola pasang surut harian. Software Tsunami Travel Time (TTT)” dapat
Dapat digambarkan pada waktu kejadian gempa, disimpulkan :
pasang surut berada pada posisi pasang naik dan di 1. Proses simulasi terdiri dari tiga tahap yaitu proses
stasiun pengamatan pasang surut terjadi perubahan pembuatan model grid, proses pembuatan peta
pola harian dimana air surut 0 meter kemudian naik penjalaran gelombang tsunami dan proses
mencapai -1,5 dengan ketinggian 2,4 meter. Hal ini pembuatan estimasi waktu tiba gelombang
memberikan kesimpulan bahwa di perairan sibolga tsunami. Dari Tsunami Travel Time (TTT) dapat
tidak terpengaruh oleh gempa tersebut, jika dilihat ditentukan daerah tercepat yang diterjang oleh
perairan barat sibolga terhalang oleh sebuah pulau jadi gelombang tsunami yaitu :
tidak begitu terpengaruh oleh gelombang tsunami  Daerah tercepat yang diterjang gelombang
dengan intensitas kecil. tsunami saat gempa 24 Desember 2004 adalah
Meulaboh dengan waktu 26 menit 33 sekon.
Analisis Keseluruhan  Daerah tercepat yang diterjang gelombang
Waktu tempuh yang dibutuhkan gelombang tsunami saat gempa 28 Maret 2005 adalah
tsunami memang berbanding lurus dengan jarak, Gunung Sitoli dengan waktu 44 menit 48
semakin pendek jarak dengan pusat gempa maka sekon.
semakin cepat pula gelombang tsunami datang begitu  Daerah tercepat yang diterjang gelombang
pula sebaliknya semakin jauh jaraknya maka semakin tsunami saat gempa 10 April 2005 adalah
lama gelombang tsunami tiba. Selain tentang jarak, Padang dengan waktu 47 menit 12 sekon.
kedalaman laut juga menjadi faktor penentu kecepatan  Daerah tercepat yang diterjang gelombang
air. Sesuai dengan persamaan (2.1) semakin dalam tsunami saat gempa 16 Agustus 2009 adalah
perairan atau semakin besar nilai kedalaman dari laut Padang dengan waktu 44 menit 42 sekon.
maka kecepatan gelombang tsunami semakin cepat. 2. Salah satu cara untuk mengetahui ketinggian
Bila dilihat pada data-data pada Tabel 4.1 hingga gelombang tsunami yaitu dengan melihat Sea Level
Tabel 4.4 daerah Belawan merupakan daerah terakhir Monitoring, alat unkur ketinggian tsunami dipasang
yang terakhir diterjang oleh gelombang tsunami, ini pada waktu akhir 2005 sehingga ketinggian air saat
dikarenakan lokasi belawan yang berada di bagian tsunami hanya dapat dilihat mulai awal 2006.
timur dari pulau sumatera yang membuat distribusi Ketinggian air saat gempa 16 Agustus 2009 di Kep.
air/gelombang tsunami membutuhkan waktu lama Mentawai waktu kejadian gempa, pasang surut
untuk menuju daerah Belawan. berada pada posisi pasang naik dan di stasiun
Sibolga merupakan stasiun yang berada di pengamatan pasang surut terjadi perubahan pola
Sumatera bagian barat, akan tetapi stasiun sibolga harian dimana air surut 0 meter kemudian naik pada
mencatat waktu yang cukup lama jika dibandingkan titik -1,5 dengan ketinggian 2,4 meter.
dengan stasiun-stasiun lain yang berada di 5. Saran
sekelilingnya seperti Kagolagoh, Gunung Sitoli dan Dalam penelitian berikutnya sebaiknya letak
Teluk Dalam. Jika dilihat lebih detail, ternyata stasiun stasiun-stasiun yang digunakan lebih diperhatikan
Sibolga terhalang oleh sebuah pulau sehingga mengenai jarak dan posisi longitude dan latitude
membuat gelombang tsunami lebih lambat tercatat harus berada di laut agar tidak mempengaruhi hasil
pada stasiun. dari waktu tiba tsunami karena akan disesuaikan
engan bathimetri dasar laut

6. Daftar Pustaka
Iida, K. And T. Iwasaki, 1983. “Tsunami : Their
Science and Engineering “, Terra Sciencetific Publishing
Company, Tokyo
Imamura, F., E. 1996. “Utilization of Numerical
Simulation to Mitigate Tsunami Disaster” preccending of
Gambar. 4.17 posisi stasiun Sibolga the International Workshop on Tsunami Modeling and its
Faktor yang mempengaruhi kecepatan gelombang Aplication for Coastal Zone Development, Jakarta,
November 27, 1995.
tsunami adalah kedalaman laut, Topografi dari dasar
Sutowijoyo.2005.”Tsunami, Karakteristik dan
pencegahannya”http://i0.ppi-jepang.org vol.3/XVII/Maret.
5

Anda mungkin juga menyukai