Abstrak
Telah dilakukan penelitian penjalaran dan ketinggian gelombang tsunami akibat gempa bumi
di perairan barat Sumatera dengan menggunakan software Tsunami Travel Time (TTT). Data gempa
yang digunakan adalah 24 Desember 2004, 28 Maret 2005, 10 April 2005 dan 16 Agustus 2009
dengan stasiun yang digunakan untuk pengamatan antara lain Stasiun Meulaboh, Stasiun Padang,
Stasiun Sibolga dan Stasiun Teluk Dalam. Selain stasiun pengamatan tersebut, digunakan titik di
daerah Belawan, Kagolagoh, Gunung Sitoli, Sabang dan Lhonga untuk mengetahui gelombang
tsunami tiba di daerah tersebut. Daerah tercepat yang diterjang gelombang tsunami saat gempa 24
Desember 2004 adalah Meulaboh dengan waktu 26 menit 33 sekon, daerah tercepat yang diterjang
gelombang tsunami saat gempa 28 Maret 2005 adalah Gunung Sitoli dengan waktu 44 menit 48 sekon
daerah tercepat yang diterjang gelombang tsunami saat gempa 10 April 2005 adalah Padang dengan
waktu 47 menit 12 sekon dan daerah tercepat yang diterjang gelombang tsunami saat gempa 16
Agustus 2009 adalah Padang dengan waktu 44 menit 42 sekon. Cara untuk mengetahui ketinggian
gelombang tsunami yaitu dengan melihat Sea Level Monitoring, alat unkur ketinggian tsunami
dipasang pada waktu akhir 2005 sehingga ketinggian air saat tsunami hanya dapat dilihat mulai awal
2006. Ketinggian air saat gempa 16 Agustus 2009 di Kep. Mentawai waktu kejadian gempa, pasang
surut berada pada posisi pasang naik dan di stasiun pengamatan pasang surut terjadi perubahan pola
harian dimana air surut 0 meter kemudian naik mencapai -1,5 meter
Kata kunci : Tsunami, Tsunami Travel Time (TTT), waktu tiba, Tide Gauge
Mulai
Menentukan stasiun-stasiun yang akan digunakan Gambar 2. Peta penjalaran gelombang tsunami saat
gempa 26 Desember 2004
Tabel 1. Travel time model bathimetri 2 menit gempa
Pembuatan pemodelan penjalaran tsunami 26 Desember 2004
Lokasi Lat Long Arrival Jarak
Pembuatan Laporan (km)
Belawan 3.7910 98.7100 4h 00m 27s 714,81
Sibolga 1.7920 98.7850 2h 21m 03s 371,53
Analisis Kagolagoh 1.1460 98.5850 1h 34m 07s 405,14
Gunung Sitoli 1.2980 97.6630 1h 03m 28s 197,10
Gambar 1. Bagan Pengolaha Data Teluk Dalem 0.5230 97.7820 1h 02m 24s 390,45
Meulaboh 4.1060 96.0840 0h 26m 33s 54,05
Stasiun yang digunakan untuk pengamatan Padang 0.9660 100.293 2h 03m 05s 698,17
antara lain Stasiun Meulaboh, Stasiun Padang, Stasiun Sabang 5.8840 95.2900 0h 56m 37s 259,31
Sibolga dan Stasiun Teluk Dalam. Selain stasiun Lhonga 5.4620 95.1800 0h 53m 24s 197,92
pengamatan tersebut, digunakan titik di daerah
Belawan, Kagolagoh, Gunung Sitoli, Sabang dan Dari Tabel travel time diatas dapat dilihat daerah
Lhonga untuk mengetahui gelombang tsunami tiba di yang tercepat diterjang oleh gelombang tsunami adalah
daerah tersebut. Meulaboh yaitu dengan waktu 26 menit 33 sekon
dengan jarak dari pusat gempa 54,25 km. Daerah yang
3. Hasil dan Pembahasan paling akhir terkena gelombang tsunami adalah
Travel time merupakan waktu yang Belawan dengan waktu tempuh 4 jam 27 sekon, jarak
dengan pusat gempa sejauh 714,81 km.
dibutuhkan oleh gelomang tsunami menjalar dari
pusat/ sumber tsunami ke suatu titik tertentu yang
3.2 Gempa 28 Maret 2005
terletak di laut atau di pantai. Proses simulasi dari Pada tanggal 28 Maret 2005 terjadi gempa di Nias
Tsunami Travel Time (TTT) terdiri dari tiga tahap pukul 16:09:37 dengan magnitude gempa sebesar 8,6
yaitu proses pembuatan model grid, proses SR pada kedalaman 30km, latitude 2,085 longitude
pembuatan peta penjalaran gelombang tsunami dan 97,108. Lokasi episentrum gempa berada di pantai
proses pembuatan estimasi waktu tiba gelombang barat sumatera, tepatnya di pulau Nias. Gempa dengan
tsunami. Data yang digunakan untuk masukan magnitude 8,6 SR termasuk dalam kategori gempa
adalah data bathimetri. Interval bathimetri yang bumi sangat besar dengan dampak di sekitarnya dapat
digunakan adalah 2 menit, hasil dari Tsunami Travel merusak infrastruktur.
Time adalah sebagai berikut:
6. Daftar Pustaka
Iida, K. And T. Iwasaki, 1983. “Tsunami : Their
Science and Engineering “, Terra Sciencetific Publishing
Company, Tokyo
Imamura, F., E. 1996. “Utilization of Numerical
Simulation to Mitigate Tsunami Disaster” preccending of
Gambar. 4.17 posisi stasiun Sibolga the International Workshop on Tsunami Modeling and its
Faktor yang mempengaruhi kecepatan gelombang Aplication for Coastal Zone Development, Jakarta,
November 27, 1995.
tsunami adalah kedalaman laut, Topografi dari dasar
Sutowijoyo.2005.”Tsunami, Karakteristik dan
pencegahannya”http://i0.ppi-jepang.org vol.3/XVII/Maret.
5